• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. 2 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. 2 Latar Belakang Masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Informasi di era modern ini merupakan hal yang mudah diperoleh dimana saja dan dalam berbagai bentuk media. Salah satu media yang tetap eksis hingga sekarang adalah majalah. Kita mengenal majalah sebagai suatu sumber informasi yang disajikan berkala berisi artikel menegenai topik yang sedang popular yang dicetak menggunakan media kertas. Namun di era digital ini, majalah telah mengalami perubahan yang sangat pesat.

Tren majalah digital kini mulai dapat dijadikan alternatif masyarakat dalam mencari informasi. Dari hasil kuesioner AIO (Activities, Interest, Opinion) kepada target audiens, mereka menilai bahwa majalah digital lebih efektif dan efisian pada era sekarang ini dibandingkan majalah pada media kertas. Kini, mulai banyak majalah yang biasa diterbitkan menggunakan sistem cetak, kini berkembang membuat majalah digital. Tidak menutup kemungkinan bahwa posisi majalah konvensional lambat laun akan digantikan oleh teknologi digital tersebut. Hal tersebut tak lepas dari kemudahan dan fleksibilitas tinggi yang ditawarkannya. Pembaca bisa mengakses majalah digital kapan saja dan dimana saja, serta kesempatan majalah untuk dikenal masyarakat luas lebih terbuka, karena dapat dibaca oleh siapapun dari belahan dunia manapun. Terlebih majalah versi digital kini tidak hanya sekedar menkorversi informasi yang ada pada majalah konvensional menjadi digital. Majalah digital mulai merapatkan diri dengan teknologi multimedia interaktif yang menawarkan pengalaman yang tidak dapat ditawarkan oleh media lainnya dalam menampilkan berbagai informasi. Seperti yang mulai diterapkan oleh Vogue Magazine, Asos Magazine, Elle Magazine, National Geographic, hingga Media Indonesia. Dengan adanya interaktifitas tersebut, pembaca seolah diajak ikut terjun langsung ke dalam suasana berita yang sesungguhnya.

1. 2 Latar Belakang Masalah

Fashion merupakan suatu hal yang tidak pernah berhenti untuk berkembang. Sifatnya yang dinamis dan cepat sekali berubah mengikuti perkembangan zaman membuat masyarakat, khususnya anak muda menganggap bahwa mengikuti fashion adalah

(2)

sebuah keharusan. Bagi mereka fashion telah menjadi sebuah manifestasi gaya hidup, merupakan cara pengekspresian diri, menciptakan citra dan harga diri, hingga membedakan cirri kelas social. Menurut Gusti Aditya Medika, Senior Reporter, AMICA Magazine dalam wawancaranya dengan penulis, “saat inilah manusia mulai mengenal prestige dalam berpakaian dan berusaha menyesuaikan pakaian yang mereka kenakan dengan tren fashion yang ada.”

Fashion dimulai pada tahun 1920, dimana pada tahun tersebut merupakan awal kebangkitan kaum perempuan hingga akhirnya mencapai kemerdekaannya, dan pakaian terlahir dengan pandangan yang berbeda. Desainer-desainer pakaian mulai muncul dan menyuguhkan pakaian tidak hanya berupa selembar kain yang ditempelkan ke badan, melainkan dengan potongan, warna, serta gaya yang mementingkan karakter seorang perempuan. Sebutlah Coco Chanel yang menjadi desainer awal papan atas, ia merupakan seorang visioner yang memperkenalkan konsep rok pendek dan berbusana kasual sekaligus chic, membuat tas kulit, dan menghasilkan parfum desainer yang pertama (Utomo, 2011: 105).

Kemudian mulailah muncul desainer-desainer lain setelah Chanel yang mengembangkan dunia fashion. Salah satunya adalah Elsa Schiaparelli, ia mempernalkan motif cetak pada pakaian, dan menjadi pioneer dalam penggunaan zipper dan kancing (Utomo, 2011: 105). Kemudian disusul oleh Madeleine Vionnet, Mary Quant, Vivienne Westwood, Diane von Fürstenberg, Comme des Garçons, Donna Karan, dan masih banyak nama lainnya yang mengeluarkan karya-karya legendarisnya yang hingga kini masih terus digunakan sebagai acuan fashion oleh desainer-desainer yang ada saat ini.

Seiring dengan perkembangan fashion dunia, informasi mengenai fashion sudah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan, terutama bagi anak muda. Di Indonesia sendiri, khususnya di kota besar, industri fashion merupakan hal yang sangat pesat perkembangannya. Fashion di Indonesia semakin marak dibicarakan banyak orang bersamaan dengan munculnya para fashion designer lokal yang mulai meramaikan industri fashion tanah air. Mereka berlomba-lomba memperkenalkan label yang diciptakannya, bahkan tidak sedikit yang telah berhasil mengibarkan bendera hingga ke pasar multinasional. Sebut saja brand-brand seperti Danjyo Hiyoji, Monday to Sunday, Hunting Fields, 16DS, Tosavica, Nikicio, Klè, Pard, dan

(3)

sebagainya, mereka merupakan brand-brand dengan kualitas yang tidak kalah bermutu dengan hasil rancangan desainer asing. Bahkan berdasarkan catatan Kementrian Perdagangan Indonesia, bahwa industri fashion merupakan subsektor dengan nilai ekspor terbesar di industri kreatif Indonesia, yakni sekitar 55% dari total nilai industri kreatif pada tahun 2010, dan terus mengalami peningkatan hingga sekarang ini (tn. 2011. jakartafashionweek.co.id). Hal tersebut membuktikan bahwa industri fashion di Indonesia sudah siap menembus pasar global.

Terlebih kini mulai banyak wadah yang difungsikan untuk memajukan perkembangan industri fashion di Indonesia, seperti dibukanya beberapa curated department store di dalam mall-mall besar yang menjual produk rancangan desainer local, diantaranya The Goods Dept di Plaza Indonesia, Level One di Grand Indonesia, serta Mazee di FX. Salah satu contoh lain dari wadah perkembangan fashion di Indonesia adalah Brightspot Market. Brightspot Market merupakan sebuah event bazaar tahunan yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009 dan telah sukses memperoleh pengakuan luas oleh masyarakat muda untuk menemukan berbagai macam produk rancangan desainer lokal yang berkualitas. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pengunjung yang datang dan semakin ramai dari tahun ke tahun. Yang terbaru diselenggarakan di Plaza Senayan, yang diikuti oleh 100 brand asal Indonesia, dan dihadiri oleh hampir dua juta pengunjung (Ekasari, Eya. 2011. wolipop.detik.com).

Gambar I.1 Brightspot Market, Plaza Senayan, 25-27 November 2011 (Sumber: brighspotmarket.com, 28/02/12, 12:54)

Pagelaran fashion Indonesia Fashion Week juga merupakan salah satu pembuktian dari ekstistensi fashion di Indonesia. Pagelaran ini disambut antusias oleh semua elemen pendukung dunia fashion. Mulai dari industri, komunitas, designer, hingga pemerintah. Dalam jumpa pers Indonesia Fashion Week, direktur IFW tersebut, Dina

(4)

Midiani mengatakan “Penyelenggaraan Indonesia Fashion Week bukan sekedar momen, tetapi bisa menyatukan seluruh potensi fashion local dan menjadi etalase keberhasilan produsen Indonesia, dan menjadi sebuah movement. Movement dalam arti gerakan berkesinambungan dan konsisten dalam menghasilkan kebijakan industri fashion terintegrasi menuju fashion brand Indonesia bagi dunia.” (Felicia. 2012. beritasatu.com).

Gambar I.2 Indonesia Fashion Week 2012, JCC, 23-26 Februari 2012 (Sumber: indonesia.travel, 28/02/12, 13:12)

Media juga turut andil dalam perkembangan industri fashion tanah air. Banyak informasi tentang fashion yang dengan mudah didapatkan dengan kita membaca majalah yang berhubungan tentang fashion. Sebut saja Femina, Hers, Amica, Dewi, Gogirl, dan masih banyak majalah yang mengangkat tema fashion yang lahir dan berkembang di Indonesia. Bahkan kini banyak majalah fashion asing yang mengibarkan bendera di Indonesia dengan membuat majalah versi bahasa Indonesia, antara lain NYLON, Elle, Cosmopolitan, Da Man, Bazaar, Her World, Dresscode, dan sebagainya. Namun sayangnya, masih jarang ditemukan majalah yang berfokus pada perkembangan fashion di Indonesia. Kebanyakan majalah fashion membahas fashion dengan skala yang lebih luas. Maka itu, sangat diperlukan sebuah majalah yang berfokus kepada pembahasan mengenai perkembangan fashion di Indonesia, karena menurut hasil kuisioner AIO (Activities, Interest, Opinion), antusiasme anak muda tanah air akan hal tersebut cukup besar.

(5)

Pembahasan mengenai perkembangan fashion Indonesia dapat menjadi pembeda dengan majalah fashion yang tengah beredar saat ini. Majalah ini merupakan sebuah majalah yang khusus mewadahi berbagai kegiatan dan pembahasan tentang fashion Indonesia. Dengan tampilannya yang tidak lagi bersifat konvensional, melainkan akan dibuat dalam versi digital yang dapat dibaca melalui media elektronik akan membuat majalah ini turut andil dalam perkembangan teknologi informasi digital sebagai alternatif media yang ramah lingkungan. Terlebih dalam dunia fashion kini muncul istilah lifestyle gadget, dimana gadget juga dapat menentukan gaya hidup seseorang.

Dengan sifat masyarakat Indonesia yang sudah mulai ‘melek’ akan unsur visual, majalah dengan visual yang baik dari sisi eye candy maupun ide sangat mungkin bisa diapresiasi saat ini (hasil wawancara dengan Shandy Murethy, Graphic Designer, Djakarta! Magazine). Ditambah dengan adanya aspek multimedia interaktif yang akan diterapkan didalamnya yang yang akan menjadi sebuah treat khusus yang bisa membuat keterlibatan nyata para pembaca.

Majalah ini diharapkan dapat menjadi media informasi dan inspirasi tentang berbagai perkembangan fashion yang ada di Indonesia, juga sebagai sarana bagi para pemilik ide kreatif mengenai fashion. Kedepannya, semoga majalah ini bukan hanya membuat pemuda Indonesia mencintai produk Indonesia, tetapi juga dapat menggerakkan hati mereka untuk dapat membeli dan menggunakan produk lokal yang ada demi memajukan industri kreatif tanah air.

1. 3 Permasalahan

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Bagaimana merancang sebuah media berupa majalah digital interaktif untuk masyarakat muda usia 17 hingga 25 tahun sebagai media informasi yang mewadahi berbagai hal mengenai perkembangan fashion di Indonesia?

-­‐ Bagaimana membuat visualisasi majalah digital interaktif yang menarik agar masyarakat pencinta fashion, khususnya masyarakat muda usia 17 hingga 25 tahun dapat menyukainya?

(6)

1. 4 Ruang lingkup

Dengan adanya keterbatasan waktu, maka penelitian ini akan dibatasi dengan hal-hal berikut:

- Obyek yang diamati adalah majalah digital interaktif.

- Obyek yang dirancang adalah berupa majalah digital interaktif mengenai perkembangan fashion Indonesia berbasis iOS dapat dijalankan pada perangkat iPad.

- Target audiens untuk majalah digital interaktif tersebut adalah masyarakat Indonesia pada umumnya, khususnya masyarakat muda usia 17 hingga 25 tahun berjenis kelamin perempuan yang tinggal di kota-kota besar utama di Indonesia yang senang akan hal-hal yang berhubungan dengan fashion, mode, dan segala macam yang berhubungan dengan pakaian yang sedang trend dan up to date.

1. 5 Tujuan perancangan

Adapun tujuan dari perancangan majalah digital ini adalah sebagai berikut:

-­‐ Menghasilkan sebuah majalah digital interaktif untuk masyarakat muda usia 17 hingga 25 tahun yang dapat mewadahi berbagai informasi mengenai perkembangan fashion di Indonesia.

-­‐ Menghasilkan sebuah majalah digital interaktif yang berguna sebagai media pendorong agar masyarakat muda lebih aware terhadap produk-produk fashion dalam negeri.

1. 6 Cara Pengumpulan Data

Untuk dapat menunjang penelitian ini, dibutuhkan data-data yang didapatkan dengan cara:

- Observasi, berupa studi perbandingan dengan majalah yang telah ada serta jika diperlukan membuat analisa SWOT terhadap objek-objek yang diteliti. - Studi Pustaka, pengumpulan data dari beberapa buku yang menyangkut

(7)

- Wawancara, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada narasumber, yakni pihak-pihak yang mengerti soal perkembangan fashion di Indonesia, serta beberapa pihak yang ahli dalam bidang layouting majalah.

- Kuesioner, pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada target audience majalah digital ini. Meliputi pendapat mereka tentang kebutuhan mereka akan informasi perkembangan fashion yang ada di Indonesia serta mengenai majalah fashion yang ada saat ini.

1. 7 Skema Perancangan

Tabel I.1 Skema Perancangan 1. 8 Pembabakan

Pembahasan masalah pada perancangan ini disusun menurut sistematika penulisan yang ada, sehingga akan menghasilkan konsep dasar yang sesuai untuk mendukung output desain yang dihasilkan.

- Bab I Pendahuluan

Berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, permasalahan, ruang lingkup, tujuan perancangan, cara pengumpulan data, skema perancangan, serta pembabakan.

- Bab II Dasar Pemikiran

Menjelaskan teori atau dasar pemikiran untuk menganalisis dan teori yang akan dipakai sebagai pijakan dan teori untuk merancang.

(8)

- Bab III Data dan Analisis Masalah - Data

Menjelaskan data-data yang didapat dari hasil observasi, studi pustaka, wawancara, dan kuesioner.

- Analisis

Menjelaskan objek penelitian yang telah dianalisis berdasarkan data-data yang didapat.

- Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan

Menjelaskan tentang konsep-konsep yang digunakan dalam perancangan, hasil penerapan konsep kedalam bentuk media.

-­‐ Bab V Penutup

Gambar

Gambar I.1 Brightspot Market, Plaza Senayan, 25-27 November 2011  (Sumber: brighspotmarket.com, 28/02/12, 12:54)
Gambar I.2 Indonesia Fashion Week 2012, JCC, 23-26 Februari 2012  (Sumber: indonesia.travel, 28/02/12, 13:12)
Tabel I.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Berikut merupakan salah satu contoh pengujian yang dilakukan pada aplikasi ARMIPA yaitu pengujian ketepatan titik lokasi pada peta dan kamera dengan markerless

Komunikasi dan Informatika, yang mencakup audit kinerja atas pengelolaan keuangan negara dan audit kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan

Pada Ruang Baca Pascasarjan perlu dilakukan pemebersihan debu baik pada koleksi yang sering dipakai pengguna maupun

Menurut teori hukum Perdata Internasional, untuk menentukan status anak dan hubungan antara anak dan orang tua, perlu dilihat dahulu perkawinan orang tuanya sebagai

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan laju perubahan tata guna lahan yang cukup tinggi. Kondisi tersebut ditandai dengan laju deforestrasi baik disebabkan

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak

Penyusunan LBP Kementerian Keuangan Tahunan Tahun Angggaran 2020 (Audited), mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan