• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK EMOSI SISWA DI SMP NEGERI 9 METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK EMOSI SISWA DI SMP NEGERI 9 METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK EMOSI SISWA DI SMP NEGERI 9 METRO TAHUN

PELAJARAN 2015/2016

Nur Syifa A.W1, Siti Nurlaila2

1,2

Bimbingan dan Konseling, Universitas Muhammadiyah Metro Alamat: Jln. Ki Hajar Dewantara No.115 Iring Mulyo Metro

Email: s.nurlaila17@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik emosi siswa dan Upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengendalikan emosinya di SMP Negeri 9 Metro dengan fokus sebagai berikut: 1) Bagaimana karakteristik emosi siswa di SMP Negeri 9 Metro, 2) Bagaimana upaya guru bimbingan dan konseling untuk membantu siswa dalam mengendalikan emosinya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Mengetahui karakteristik emosi pada siswa di SMP Negeri 9 metro.2) Mengetahui upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling untuk mengendalikan emosi siswa. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru bimbingan dan konseling. Penelitian ini digunakan di SMP Negeri 9 Metro semester genap tahun pelajaran 2015/2016 yang mempunyai permasalahan karakteristik emosi siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan observasi. Teknik analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan dan analisis data yang dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat beberapa karakteristik emosi siswa di SMP Negeri 9 Metro yaitu: 1). Siswa yang tidak menerima keadaan dirinya, 2). Siswa yang mudah terpengaruh oleh kelompok temanya, 3). Siswa tidak memperhatikan ketika proses pembelajaran, 4). Siswa yang cenderung meluapkan emosinya dengan perilaku ingin menang sendiri dan 5). Siswa yang bersikap murung dan pendiam didalam kelas. Upaya yang dilakukan guru pembimbing melalui pemanfaatan layanan bimbingan kelompok yaitu melalui pendekatan elektrik yang mengimplementasikan tekhnik high-touch dan high-tech.

Kata Kunci: bimbingan dan konseling, karakteristik emosi siswa Abstract

This research focuses on students' emotional characteristics and efforts of guidance and counseling teachers in controlling their emotions in SMP Negeri 9 Metro with the following focuses: 1) What are the emotional characteristics of students in SMP Negeri 9 Metro, 2) How do teachers guidance and counseling efforts to assist students in Controlling emotions. The purpose of this study is to determine: 1) Knowing the characteristics of emotions in students in SMP Negeri 9 metro.2) Knowing the efforts of teachers guidance and counseling to control students' emotions. The research design used is descriptive qualitative. The subjects of this study are students and teachers of guidance and counseling. This research is used in SMP Negeri 9 Metro even semester of academic year 2015/2016 which has the problem of student's emotional characteristic. The method used in this research is interview and observation method. Data analysis techniques before the researchers entered the field and data analysis performed at the time of data collection took place. The conclusion of this research is there are some characteristics of student emotion in SMP Negeri 9 Metro that is: 1). Students who do not accept her situation, 2). Students are easily affected by the theme groups, 3). Students do not pay attention when learning process, 4). Students who tend

(2)

to vent their emotions with self-interested behavior and 5). Students who are moody and quiet in the classroom. The efforts of supervising teachers through the utilization of group guidance services are through an electrical approach that implements high-touch and high-tech techniques.

Keywords: guidance and counseling, students' emotional characteristics

1. PENDAHULUAN

Siswa atau remaja adalah masa yang paling unik dari masa yang lainya, karena masa ini juga ditandai dengan adanya perkembangan fisik. Kondisi masa remaja sangat rentang pada permasalahan aspek emosi dan permasalahan tersebut kerap berdampak negatif kepada aspek-aspek lain. Emosi adalah suatu pergolakan pikiran, perasaan dan nafsu atau setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Keadaan emosi pada masa remaja sangat berbeda dengan keadaan emosi masa anak-anak, perbedaannya yaitu rangsangan yang dapat membangkitkan emosi dan khususnya pada pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi yang mereka rasakan. Untuk dapat mengelola tingkat emosi yang baik remaja harus belajar memperoleh gambaran situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosinya. Berbagai bentuk emosi yang akan timbul, yaitu amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu. Berbagai macam bentuk emosi yang akan muncul karena diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu proses kematangan dalam diri individu baik kognitif, fisik dan psikomotorik dan faktor pembelajaran bagaimana individu dalam mengelola emosi yang sedang dihadapi.

Karakteristik emosi pada siswa atau remaja sangat penting diketahui dengan tujuan agar remaja atau siswa dapat mengontrol tingkat emosinya, sehingga perilaku emosi yang negatif tidak akan muncul. Untuk mengontrol tingkat emosi maka diharapkan siswa paham dan mengerti kondisi atau keadaan seperti apa yang akan menimbulkan emosi terutama emosi yang negatif, karena akan merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Pengontrolan emosi yang baik bertujuan agar siswa dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan sosialnya secara baik. Karakteristik emosi siswa sangat berbeda, tergantung dengan rentang usia yang sedang dihadapi.

Permasalahan emosi muncul karena siswa belum dapat mengelola emosinya. Siswa sering melakukan perilaku yang menyimpang yang menunjukan bahwa siswa tersebut kurang mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Karena siswa merasa bahwa permasalahan yang dihadapi terlalu berat dan merasa tidak ada pihak lain yang peduli dengan permasalahanya yang dihadapi. Permasalahan emosi muncul ketika individu mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas perkembangannya yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Karakteristik emosi siswa yang sering terjadi disekolah dapat berupa perilaku yang negatif berupa pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku disekolah. Perilaku yang dilakukan siswa berupa kegiatan-kegiatan yang sifatnya berusaha menarik perhatian orang yang ada di sekitarnya. Berkenaan dengan hal tersebut bimbingan dan konseling memiliki andil yang besar untuk memfasilitasi individu yang berperilaku tidak baik atau nakal. Perilaku yang negatif yang dilakukan yaitu seperti tidak menerima keadaan dirinya, mengejek temannya, bersikap murung, tidak menghargai orang lain dengan membuat kegaduhan didalam kelas dan tidak bersikap toleran atau ingin menang sendiri

Tertarik pada masalah tersebut, penulis melakukan prasurvey ke SMP Negeri 9 Metro pada Semester genap tahun palajaran 2015/2016.

Berdasarkan hasil prasurvey dikelas VIII diperoleh data sebagai berikut: 1. Terdapat 2 orang siswa yang tidak menerima keadaan dirinya.

(3)

3. Terdapat 3 orang siswa tidak memperhatikan ketika guru menerangkan palajaran. 4. Terdapat 3 siswa yang cenderung meluapkan emosinya dengan berperilaku ingin

menang sendir.

5. Terdapat 2 orang siswa yang bersikap murung dan pendiam didalam kelas.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk menggali permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan karakteristik emosi siswa tersebut dan peneliti tertarik melakukan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif di SMP Negeri 9 METRO. Tujuan dari penelitian ini adalah sesuatu yang akan dicapai, yang dapat memberikan arah terhadap kegiatan yang dilakukan. Bertitik pada permasalahan yang ada, maka beberapa tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik emosi pada siswa di SMP Negeri 9 metro tahun pelajaran 2015/2016.

2. Mengetahui upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling untuk mengendalikan emosi siswa.

Beberapa kajian pustaka berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Karakteristik emosi siswa

Karakteristik emosi pada siswa, merupakan suatu ciri atau tanda yang berkaitan dengan perasaan yang ada pada diri remaja atau siswa. Pada masa ini emosi siswa ditandai dengan masa goncang yang dipengaruhi oleh perubahan hormon dan lingkungan sekitar. Pada siswa emosinya belum stabil karena masih dalam tahap peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Emosi siswa juga ditandai dengan perubahan fisik yang sejalan dengan ketertarikannya kepada lawan jenis, sehingga mulai memperhatikan penampilannya agar diperhatikan oleh orang lain. Pada dasarnya emosi remaja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Perubahan jasmani termasuk ke dalam faktor internal dan perubahan pola interaksi dengan orang tua, perubahan interaksi dengan teman sebaya, perubahan pandangan luar remaja, perubahan interaksi dengan sekolah adalah faktor eksternal.

Menurut Biehler [1] membagi karakteristik emosi siswa atau remaja dalam dua rentang usia, yaitu usia 12 – 15 tahun dan usia 15 – 18 tahun. Adapun ciri-ciri emosi remaja berusia 12-15 tahun adalah sebagai berikut.

a. Cenderung bersikap pemurung. Sebagian kemurungan disebabkan karena perubahan biologis dalam hubungan dengan kematangan seksual dan sebagian lagi karena kebinguannya dalam menghadapi orang dewasa. b. Ada kalanya berlaku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa

percaya diri.

c. Ledakan-ledakan kemarahan sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, makan yang tidak tepat atau tidur yang tidak cukup. d. Cenderung berprilaku tidak toleran terhadap orang lain dengan

membenarkan pendapat sendiri.

e. Mengamati orang tua dan guru-guru secara lebih objektif dan mungkin marah apabila tertipu dengan gaya guru yang bersikap serba tahu.

Ciri-ciri emosi remaja usia 15 – 18 tahun adalah sebagai berikut:

a. Sering memberontak sebagai ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

b. Dengan bertambahnya kebebasan, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orangtuanya. Mereka mengharapkan perhatian, simpati, dan nasehat orang tua atau guru.

c. Sering melamun untuk memikirkan masa depannya. Banyak diantara mereka merasa berpeluang besar untuk memegang jabatan tertentu. Padahal untuk mencapai hal itu tidaklah mudah karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan.

(4)

Maka berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik emosi pada siswa atau masa remaja yaitu diantaranya siswa cenderung bersikap pemurung, adakalanya berlaku kasar untuk menutupi kekurangannya dan ledakan-ledakan kemarahannya sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologi. siswa memiliki keinginan mencoba segala sesuatu misalnya yang pada umumnya rasa ingin tahu siswa sangat tinggi seperti cenderung ingin berpetualang, menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya serta sering mengamati orang tua dan guru-guru secara lebih objektif. Siswa sering memberontak sebagai ekspresi perubahan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa dan dengan bertambahnya suatu kebebasan sehingga banyak siswa yang mengalami konflik dengan orang tuannya, dengan konflik tersebut siswa mengharapkan perhatian, simpati, dan nasehat orang tua atau guru, sering melamun untuk memikirkan masa depannya sehingga siswa dapat mengetahui karakteristik emosi yang ada pada dirinya.

Upaya Guru Bimbingan dan Konseling untuk Membantu Siswa dalam Mengendalikan Emosi

Emosi merupakan suatu pergolakan perasaan, dan nafsu atau setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Pada masa ini emosi siswa ditandai dengan masa goncangan yang dipengaruhi oleh perubahan hormon dan lingkungan sekitar. Pada masa ini emosinya belum stabil karena masih dalam tahap peralihan antara masa anak-anak kemasa dewasa.

Guru bimbingan dan konseling hendaknya mampu membimbing dan mengembangkan emosi positif siswa. Upaya guru bimbingan dan konseling untuk mengendalikan emosi siswa yaitu dengan memberikan layanan kepada siswa. Dengan diberikan layanan kepada siswa maka diharapkan agar siswa dapat lebih mengendalikan emosinya. Misalnya dengan memberikan layanan informasi, layanan konseling individu, layanan penguasaan konten, konseling kelompok, bimbingan kelompok, maupun jenis layanan yang lainya. Dengan diberikannya layanan-layanan tersebut diharapkan siswa dapat mengendalikan emosinya. Menurut hasil penelitian dalam jurnal pendidikan [2], (online). (http //www. google. com) Menunjukan bahwa:

“Bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Program bimbingan ini direkomendasikan untuk dipertimbangkan sebagai salah satu kerangka kerja dalam pengembangan program bimbingan dan konseling untuk kecerdasan emosional siswa ”.

Hal senada juga diungkapkan dalam Jurnal manfaat bimbingan kelompok untuk mengendalikan emosi [3], (online). (https www. google. Com) Menyatakan bahwa: “Melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi siswa akan mengungkapkan permasalahan stabilitas emosi menyangkut perilaku positif terhadap rangsangan yang datang dari dalam dan luar dirinya serta menyangkut perilaku penyesuaian diri yang sedang dihadapinya ”.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok penting, karena dapat mengendalikan emosi siswa serta efektif untuk meningkatkan stabilitas emosi siswa. Layanan bimbingan kelompok pada hakekatnya adalah salah satu proses antara pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan prilaku yang didasari, dibina pada suatu kelompok kecil untuk dapat mengungkapkan segala ide, gagasan maupun permasalahan yang sedang dihadapi siswa yang sifatnya umum kepada sesama anggota maupun kepada guru bimbingan dan konseling. Hubungan komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengelola emosi siswa dalam memberikan pendapat, dan akhirnya siswa mampu mengontrol emosinya baik di lingkungan keluarga dan masyarakat.

(5)

2. METODE PENELITIAN 2.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian bersifat deskriptif. Jadi rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Karena penelitian bertujuan untuk melihat karakteristik emosi siswa . Menurut Denzin dan Lincoln [4] menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Menurut Bogdan dan Taylor [4] mendefinisikan “metode kualitatif sebagai prosedure penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Deskriptif yaitu penyajian data yang berupa kata-kata atau bahasa, dan tentang proses yang sedang berlangsung akibat suatu kejadian yang telah berlangsung maupun yang sedang berlangsung. Dengan menggunakan metode kualitatif, maka diharapkan data yang dapat lebih lengkap, mendalam sehingga tujuan dapat tercapai.

Jenis peneliti yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, kehadiran peneliti disini adalah untuk melihat karakteristik emosi siswa dengan cara melakukan observasi dan wawancara, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir fokus penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, maka digunakan metode kualitatif.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Penentuan sumber data masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah peneliti dilapangan. Pengambilan sempel sumber dalam penelitian ini adalah snowball sampling yaitu teknik pengambilan ampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.

Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Sebelum di Lapangan dan analisis Data di Lapangan Uji keabsahan dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas (validitas eksternal), yaitu: Uji Kredibilitas dan Triangulasi

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran perilaku Karakteristik Emosi Siswa di SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2015/2016yakni seperti: 1)Siswa yang tidak menerima keadaan dirinya, 2)Siswa yang mudah terpengaruh oleh kelompok temanya, 3)Siswa tidak memperhatikan katika proses pembelajaran, 4)Siswa yang cenderung meluapkan emosinya dengan perilaku ingin menang sendiri dan 5)Siswa yang bersikap murung dan pendiam didalam kelas.

2. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling untuk Membantu Siswa dalam Mengendalikan Emosi siswa, guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 9 Metro memberikan tindakan preventif dan Kuratif, tindakan peneguran dan memberikan layanan bimbingan dan konseling.

4. SIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan semua tahapan penelitian dari pengumpulan data, analisis, pemaparan data sampai pembahasan terhadap semua temuan penelitian yang sesuai dengan variabel penenlitian dan fokus penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:

(6)

1. karakteristik emosi siswa di SMP Negeri 9 Metro yaitu: 1). Siswa yang tidak menerima keadaan dirinya, 2). Siswa yang mudah terpengaruh oleh kelompok temanya, 3). Siswa tidak memperhatikan katika proses pembelajaran, 4). Siswa yang cenderung meluapkan emosinya dengan perilaku ingin menang sendiri dan 5). Siswa yang bersikap murung dan pendiam didalam kelas.

2. Upaya yang dilakukan guru pembimbing di SMP Negeri 9 Metro dalam mengentaskan masalah karakteristik emosi siswa melalui pemanfaatan layanan bimbingan kelompok yaitu melalui pendekatan elektrik yang mengimplementasikan tekhnik high-touch dan high-tech yang mendorong klien untuk mengentaskan masalah yang dialaminya dengan berbagai alternatif yang disampaikan oleh guru pembimbing. Hal tersebut dilakukan supaya siswa benar-benar menyadari bahwa dirinya sedang mengalami masalah diri pribadi dan mampu mengatasi masalah diri pribadi yang dialaminya.

3. Hasil dari upaya guru pembimbing setelah pemberian layanan bimbingan kelompok yaitu siswa dapat mengendalikan emosinya dan meningkatkan emosi yang positif yang bertujuan agar siswa mampu membangun hubungan baik dalam proses belajar maupun dalam berhubungan sosial.

Setelah melakukan penelitian di SMP Negeri 9 Metro tentang karakteristik emosi siswa dalam rangka upaya Guru Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa dalam mengendalikan emosi, maka penulis ingin memberikan saran antara lain:

1. Agar siswa hendaknya lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan dapat dengan cara belajar mengendalikan emosi negatif serta menumbuhkan emosi positif.

2. Agar guru pembimbing SMP Negeri 9 Metro hendak lebih meningkatkan kembali proses pemberian layanan bimbingan kelompok dan pemberian layanan yang lainnya, dengan cara dibuat lebih menarik yang bertujuan supaya siswa lebih aktif mengikuti layanan yang diberikan dan tidak rentan mengalami masalah.

3. Kepala sekolah SMP Negeri 9 Metro lebih ikut berperan dalam program bimbingan dan konseling yakni berupa melengkapi sarana dan prasarana seperti ruangan bimbingan dan konseling yang kurang lengkap, proses bimbingan dan konseling serta menggerakkan guru pembimbing untuk meningkatkan layanan bimbingan dan konseling.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia. [2] Nurnaningsih. 2011. Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Emosional Siswa. Jurnal upi pendidikan. [Online]. From: http //www. google. com. (Accessed on 19 Februari 2015).

[3] Sutarno dan N.R. Hapsari. 2011. Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi untuk Meningkatkan Stabilitas Emosi Siswa. Jurnal manfaat bimbingan kelompok untuk mengendalikan emosional. (online) (dalam https www. google. Com) diakses tanggal 19 Februari 2015 pukul 21.00.

[4] Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Kosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Wilayah kerajaan yang luas dan diperebutkan oleh dua suku Turki yang baru muncul ke permukaan, Kara Koyunlu (domba hitam) dan Ak Koyunlu). Abu Sa’id

Untuk pernyataan X2.4 (Pantai Padang merupakan salah satu destinasi wisata syariah) sebelum Pantai Padang direnovasi pada umumnya responden menyatakan tidak setuju yaitu

Dalam Pedoman Observasi: Proses pembelajaran yang menjadi amatan yaitu : (1) Memaparkan tujuan pembelajaran pengertian Rasul Ulul Azmi sehingga menumbuhkan minat

[r]

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN, ORIENTASI PASAR, INOVASI PRODUK DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KINERJA PEMASARAN USAHA BAKSO ( Studi Pada Pedagang Bakso

Pemenang penyedia Jasa Konsultansi pada Pekerjaan Konsultan Manajemant Konstruksi (KMK) Pembangunan PPI Inengo , Pada di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan

Hal ini sesuai dengan penelitian yang mengatakan hasil pada pasien stroke yang diberikan 500 atau 2000 mg /dosis sitikoline pada fase trial 24 jam kemudian

Apabila besar sudut H lebih besar 15º maka bentuk profil wajah adalah cembung, sedangkan bila lebih kecil dari 7º maka bentuk profil wajah adalah cekung karena letak Pog’ lebih