• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sedikit masalah yang dihadapi manusia. Melalui teknik persuasif, musyawarah,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sedikit masalah yang dihadapi manusia. Melalui teknik persuasif, musyawarah,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Sepanjang masa hidupnya manusia tidak bisa lepas dari unsur komunikasi. Layaknya oksigen manusia membutuhkannya selama ia bernafas. Dengan beragam fungsi dan jenisnya komunikasi secara sadar atau tanpa sadar kita lakukan sehari-hari. Komunikasi pun bahkan dapat menjadi jalan keluar dari tidak sedikit masalah yang dihadapi manusia. Melalui teknik persuasif, musyawarah,

public speaking yang baik, atau bahkan sebuah kampanye kehumasan tak jarang

masalah-masalah dapat diselesaikan terlebih masalah yang mengandung unsur komunikasi didalamnya.

Dalam ranah public relations kita mengenal istilah kampanye public

relations sebagai sebuah upaya membuat perubahan dan solusi atas sebuah isu

sosial. Dalam artian yang lebih luas kampanye public relations berusaha memberikan penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai perubahan sosial. Kampanye

public relations tepat menjadi solusi bagi sebuah isu yang berkaitan dengan

paradigma dan pola pikir masyarakat akan suatu hal.

Indonesia secara umum atau Jakarta secara lebih khusus kini menghadapi sebuah masalah dengan paradigma masyarakat yakni perlakuannya terhadap

(2)

sampah khususnya limbah plastik. Berdasarkan pengamatan peneliti masyarakat Indonesia khususnya Jakarta masih kurang peka akan masalah sampah. Rendahnya tingkat disiplin warga dalam membuang sampah pada tempatnya menjadi salah satu faktor sampah menyumbat saluran-saluran air yang bahkan di musim penghujan dapat menyebakan banjir1.

Berdasarkan pengamatan peneliti hampir di berbagai sudut kota Jakarta sampah berserakan dimana-mana, bahkan hingga ke saluran air seperti Banjir Kanal Timur (BKT) dan Pintu Air Manggarai. Jika kita perhatikan sampah-sampah tersebut menutup hampir seluruh bagian pintu air, membuatnya terlihat seperti Tempat Pembuangan Akhir ketimbang fungsi utamanya sebagai pengatur debit air. Airnya menjadi keruh nyaris hitam imbas dari kontaminasi berbagai bahan kimia yang terkandung dalam sampah tersebut. Lingkungan sekitarnya pun menjadi telihat kumuh dan jorok. Sungguh sebuah pemandangan yang memprihatinkan, hal ini adalah bukti bahwa kesadaran masyarakat Ibukota untuk membuang sampah pada tempatnya masih sangat minim.

1 Dewi Mardiani (2013, 18 November). Perahu sampah diterjunkan untuk Tangani sampah di

KBT. Republika [online]. Diakses pada Kamis 15 Oktober 2015 pukul 15.04 WIb dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/11/18/mwgate-perahu-sampah-diterjunkan-untuk-tangani-sampah-di-kbt

(3)

Gambar 1.1 : Sibuknya Petugas Bersihkan Sampah di Pintu Air Manggarai (sumber: Liputan 6.com)

Disamping menimbulkan berbagai macam penyakit bagi penduduk daerah sekitar sebagaimana yang terjadi pada warga di sekitaran sungai di daerah Legok dan Pulau Pandan provinsi Jambi2, sampah yang mengalir disepanjang aliran air ini menjadi penyebab macetnya saluran air pada saat musim hujan sehingga menyebabkan banjir. Sampah yang mencemari Pintu Air Manggarai tersebut juga menjadi faktor gagalnya penerapan moda transportasi air baru yang sempat diperkenalkan pada 2007 lalu yaitu Taksi Air. Selain karena bau sampah menyengat sehingga para penumpang tidak nyaman, baling-baling Taksi Air pun selalu macet akibat tersangkut sampah3. Permasalahan utama dari sampah yang

2 Teguh Suprayitno (2015, 22 September). Banyak Anak-Anak di Kawasan Legok Terkena Panu.

Tribun Jambi [online]. Diakses pada Kamis, 15 Oktober 2015 pukul 15.28WIB dari

http://jambi.tribunnews.com/2015/09/22/banyak-anak-anak-di-kawasan-legok-terkena-penyakit-panu

3 Ahok : KBT Tidak Dirancang Untuk Waterway (2013, 26 Januari). BeritaSatu.com. [online].

Diakses pada Sabtu 26 Januari 2013 pukul 04.14WIB dari

(4)

menumpuk di dominasi oleh limbah plastik yang amat sukar terurai secara alamiah bahkan hingga bertahun-tahun lamanya.

Penggunaan plastik memang sangat lekat pada kehidupan manusia modern sehari-hari. Dari mulai pembungkus permen, wadah berbagai macam makanan dan minuman, kemasan berbagai jenis produk toiletries, bahan utama pembuatan Alat Tulis Kantor (ATK) dan barang-barang rumah tangga, mainan anak-anak, hingga bentuk plastik yang paling sering kita gunakan yaitu kantong plastik serta beragam bentuk produk olahan berbahan dasar plastik lainnya. Fungsi plastik sebagai material utama berbagai kebutuhan manusia modern dianggap lebih ekonomis, praktis, awet dan tahan lama.

Sayangnya penggunaan plastik yang amat tinggi tidak diiringi dengan kesadaran akan bahaya limbah yang dihasilkan, padahal menurut berbagai penelitian yang telah di lakukan dampak negatif sampah plastik tidak sebesar fungsinya. Ratusan juta ton plastik yang digunakan di bumi ini, maka ratusan juta ton juga sampah plastik yang dihasilkan dan menjadi polutan utama dunia. Seperti yang dikutip oleh Merdeka.com dari Uber Gizmo bahan dasar plastik yang bersifat stabil, dan sukar diuraikan oleh mikroorganisme menyebabkan manusia terus-menerus memerlukan area untuk pembuangan sampah. Selain itu masih dari sumber yang sama, bagi lingkungan limbah plastik merupakan penyebab berbagai macam pencemaran lingkungan salah satunya kontaminasi sampah dilautan yang

(5)

akhirnya membunuh setidaknya satu juta burung laut dan seratus ribu mamalia laut dan ikan setiap tahunnya4.

Gambar 1.1 Sampah Plastik Ditemukan di Dalam Perut Ikan Laut (Sumber : http://manado.tribunnews.com)

Limbah plastik yang dibuang sembarangan terbawa oleh air hujan, menyumbat saluran-saluran air, terlilit di pepohonan, tersumbat di tanggul hingga resiko terparah yakni terjadinya kerusakan pada turbin waduk5. Limbah plastik pun dianggap sebagai penyebab banyaknya kasus kematian terhadap berbagai satwa di alam bebas yang secara tidak sengaja mengkonsumsi limbah plastik karena salah mengiranya sebagai makanan. National Geographic Indonesia bahkan mengatakan pada tahun 2050 nanti akan ada lebih banyak plastik dibandingkan ikan di laut6.

4 Larensi Mahligai Mustika Rani (2015, 02 Oktober). Larva Kumbang Bisa Uraikan Sampah

Plastik Yang Bisa Membahayakan Dunia. Merdeka.com [online]. Diakses pada Kamis, 15 Oktober 2015 pukul 15.46WIB dari http://www.merdeka.com/teknologi/larva-kumbang-bisa-uraikan-sampah-plastik-yang-membahayakan-dunia.html

5Heru Margianto (2010, 17 Oktober). Inilah Bahaya Kantong Plastik. Kompas.com [online].

Diakses pada Selasa, 21 Juli 2015 pukul 04.29WIB dari

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/10/17/15020598/Inilah.Bahaya.Kantong.Plastik.-8

6 K. N Rosandrani (2016, 31 Januari). Plastik di Lautan akan lebih banyak Dari Jumlah Ikan pada

(6)

Solusi terhadap masalah limbah plastik kian mendesak dan dibutuhkan, sesungguhnya pemerintah dalam hal ini DPRD DKI Jakarta telah mengeluarkan Perda nomor 3 tahun 2013 tentang pengelolaan sampah warga maupun industri /pemukiman /kawasan komersial, tetapi sayangnya penerapannya masih terasa kurang ke masyarakat. Dengan demikian komunikasi dengan masyarakat menjadi solusi utama yang paling mungkin untuk dilakukan. Komunikasi yang dimaksud bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, demi merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap kegiatan pengurangan limbah plastik khususnya kantong plastik. Disinilah sebuah kegiatan kampanye public relations diperlukan demi meraih kepercayaan dan perhatian masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dalam jangka waktu tertentu.

Pencemaran lingkungan yang kian banyak terjadi di berbagai lokasi di Jakarta merupakan tanda-tanda yang nyata bahwa sebuah perubahan harus dilakukan. Dalam hal ini kampanye public relations dianggap perlu digalakkan dalam upaya pengurangan limbah plastik oleh berbagai komunitas dan organisasi baik yang berorientasi profit maupun tidak. Organisasi dan komunitas tersebut kemudian membuat berbagai kegiatan dengan ide utama merubah persepsi masyarakat bahkan sikap mereka terhadap limbah yang dihasilkan dari produk berbahan dasar plastik terutama kantong plastik.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/plastik-di-lautan-akan-lebih-banyak-dari-jumlah-ikan-pada-tahun-2050

(7)

Organisasi-organisasi dan komunitas yang dimaksud antara lain adalah

Asean Re-usable Plastik Bag Campaign, Asosiasi Pengusaha Daur Ulang Plastik

Indonesia (APDUPI), Earth Hour Indonesia, Bye-Bye Plastik Bag Bali, Ciliwung Institute. Sementara dari private sector ada Kiehls, The Body Shop Indonesia, HiLo Green Community dan masih banyak lagi. Salah satu organisasi nirlaba penggagas gerakan sosial pengurangan limbah plastik adalah Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP).

GIDKP adalah sebuah perkumpulan berskala nasional yang memiliki misi untuk mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik. Dikarenakan sukarnya pemusnahan sampah plastik, saat ini upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi pemakaian berbagai keperluan sehari-hari yang berbahan dasar plastik (Reduce), menggunakan plastik yang ada secara maksimal dan terus menerus (Reuse), mendaur ulang limbah plastik (Recycle), dan mengganti semua material plastik dengan material yang lebih ramah lingkungan (Replace). Tujuan utama dari GIDKP sendiri bukanlah meniadakan sama sekali penggunaan plastik, tetapi gerakan sosial ini bermaksud mengedukasi masyarakat untuk mengurangi pemakaian kantong plastik dan sebisa mungkin menggunakan kantong belanja sendiri yang dapat digunakan berkali-kali.

Gerakan sosial yang pada mulanya diprakarsai oleh Greeneration Indonesia pada 2010 ini memiliki lima sasaran utama yaitu pemerintah

(Governmental Affair), retailer (Retail & Business Outreach), komunitas

(Grassroot Activation), akademisi (Research and Publication), dan media (Media

(8)

Mulai berdiri secara independen sejak 2013 dan berstatus badan hukum “perkumpulan” sejak 2014, GIDKP melalui para relawannya telah banyak melakukan berbagai kegiatan, antara lain:

1. Mendorong kebijakan di pemerintahan yang mengajak masyarakat untuk dapat semakin bijak menggunakan kantong plastik, yang dilakukan melalui kampanye petisi #Pay4Plastic.

2. Berkolaborasi dan berkomitmen bersama para pihak swasta untuk mendorong pengurangan penggunaan kantong plastik, khususnya di lingkup peritel atau distributor.

3. Memperluas penyebaran informasi tentang kantong plastik di media. 4. Mendorong peran aktif civitas akademika untuk melakukan berbagai riset

tentang kantong plastik dan dampaknya terhadap manusia dan alam. 5. Mengajak komunitas atau organisasi untuk berpartisipasi melaksanakan

dan menyebarluaskan kampanye.

Menyadari akan kemajuan teknologi dan perubahan zaman, GIDKP tidak hanya mengandalkan strategi kampanye public relations yang konvensional seperti Forum Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai organisasi terkait, seminar di forum akademis, berkontribusi pada berbagai acara seperti Jakarta Great Sale 2014 dan Jakarta Fashion Week, serta progam sosialisasi langsung ke masyarakat seperti kegiatan “Rampok Plastik” pada acara ruang publik, tetapi juga strategi komunikasi berbasis digital dengan memanfaatkan website dan media sosial seperti petisi online #Pay4Plastic.

(9)

Mengingat pentingnya sosialisasi pengurangan limbah plastik di masyarakat berdasarkan uraian diatas dan eratnya kaitan ranah public relations dengan kegiatan kampanye yang dimaksud sebagaimana bidang studi yang peneliti ambil, oleh karena itu peneliti membuat penelitian berjudul “Strategi Kampanye Public

Relations Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) Dalam

Penggunaan Kantong Plastik Secara Bijak di Jakarta Tahun 2015” yang

sekiranya akan diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu (S-1) bidang komunikasi.

1.2 Fokus Penelitian

Dalam sebuah gerakan sosial dengan ide utama menciptakan perubahan kognitif masyarakat hingga mampu menggerakannya kepada aksi yang diharapkan, tentu memerlukan berbagai strategi yang efektif dan tepat guna dalam berbagai kegiatan kampanye yang dimaksud. Menurut pengamatan peneliti, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) telah menjalankan beberapa strategi baik yang bersifat konvensional maupun modern (digital) dalam kampanye sosial terkait kegiatan pengurangan limbah plastik.

Mengingat luasnya ranah komunikasi, untuk mempersempit penelitian ini cakupannya akan dibatasi hanya mengenai strategi kampanye public relations yang dilakukan oleh sebuah komunitas dan organisasi nirlaba saja. Teori yang akan peneliti gunakan sebagai pembanding hasil temuan di lapangan adalah model perencanaan kampanye public relations yang di usung oleh Scott Cutlip, Allan

(10)

Center, dan Glen Broom7. Ketiga akademisi asal Amerika tersebut membagi perencanaan dan manajemen program public relations menjadi empat tahapan yaitu mengidentifikasi masalah public relations, perencanaan dan penyusunan program, mengambil tindakan dan mengkomunikasikannya, dan mengevaluasi program.

Berdasarkan uraian diatas maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana strategi kampanye public relations yang telah dijalankan oleh GIDKP dalam kegiatan kampanye sosial terkait penggunaan kantong plastik secara bijak di Jakarta tahun 2015?

1.2.2 Bagaimana kendala yang ditemui dalam proses kampanye public

relations yang tersebut diatas?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini tentunya menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dijabarkan diatas, yaitu untuk mengetahui:

1.3.1 Berbagai strategi kampanye public relations yang dilakukan oleh GIDKP terkait penggunaan kantong plastik secara bijak di Jakarta tahun 2015.

7 Anne Gregory. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relation. Jakarta: Erlangga.

(11)

1.3.2 Kendala-kendala yang ditemui oleh GIDKP dalam aktivitas kampanye sosial pengurangan limbah plastik di Jakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Harapan peneliti adalah agar hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pemerhati ilmu komunikasi serta berguna sebagai bahan pembelajaran khususnya di bidang public relations dalam substansi keilmuan kampanye public relations.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini sesungguhnya adalah bentuk idealisme dan kontribusi nyata peneliti atas permasalahan sosial yang terjadi disekitar kita. Besar harapan peneliti agar hasil dari penelitian ini dapat merubah cara pandang dan kebiasaan kita dalam menggunakan kantong plastik, dan akhirnya secara bersama-sama kita dapat turut membuat perubahan dalam pengurangan limbah plastik yang setidaknya dapat dimulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu.

Gambar

Gambar 1.1 : Sibuknya Petugas Bersihkan Sampah di Pintu Air Manggarai  (sumber: Liputan 6.com)
Gambar 1.1 Sampah Plastik Ditemukan di Dalam Perut Ikan Laut   (Sumber : http://manado.tribunnews.com)

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Ria Kartika Sari : Pengaruh Model Survey-Question-Read-Recited-Review (SQ3R) Terhadap Kemampuan Menjawab Pertanyaan Tentang Isi Teks Agak Panjang Yang

Kemampuan menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen ke konsumen dengan biaya yang semurah- murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan

Dengan kata lain mereka yang memiliki kekuasaan, khususnya terhadap sumberdaya publik akan berpeluang besar untuk melakukan perbuatan korupsi,sedangkan dalam konteks

Pada umumnya, mereka yang menjadi matang lebih dini akan memiliki Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil

Hasil ini dapat memberikan gambaran bahwa tidak semua kejadian badai geomagnet kuat maupun badai geomagnet sangat kuat disebabkan oleh daerah aktif dengan

Seperti halnya yang terjadi di lingkungan tempat penulis berada, banyak kenakalan-kenakalan dalam berperilaku yang dilakukan oleh remaja terlebih pada usia 15-18 tahun

Untuk mengetahui apakah return saham perusahaan total aset kecil lebih tinggi daripada return saham perusahaan total aset besar saat periode bullish

Di era industri persaingan bebas saat ini dan seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang pesat, humas atau Public Relations (PR) dalam suatu perusahaan atau