• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan sebagai suatu hiburan bahkan suatu permainan untuk peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk membela desa, daerah dan negara. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang menuntut adanya kerjasama yang baik dan rapi. Sepakbola merupakan permainan tim, oleh karena itu kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepakbola yang harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan. Kemenangan dalam permainan sepakbola hanya akan diraih dengan melalui kerjasama dari tim tersebut.

Kemenangan tidak dapat diraih secara perseorangan dalam permainan tim, disamping itu setiap individu atau pemain harus memiliki kondisi fisik yang bagus, teknik dasar yang baik dan mental bertanding yang baik pula. Keberhasilan akan diraih apabila latihan yang dilakukan sesuai dan berdasarkan prinsip latihan yang terencana, terprogram yang mempunyai tujuan tertentu. Kondisi fisik pemain sepakbola menjadi sumber bahan untuk dibina oleh pakar sepakbola selain teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding. Mochamad Sajoto (1988 : 57), menyatakan dalam pengembangan teknik, mental, dan strategi bermain, fisik merupakan unsur penting yang menjadi dasar/fondasi setiap pemain agar selalu dalam kondisi prima. Kondisi fisik merupakan satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik dalam meningkatkan maupun pemeliharaannya. Seorang pemain sepakbola dalam bertahan maupun menyerang kadang-kadang menghadapi benturan keras,

(2)

2

ataupun harus lari dengan kecepatan penuh ataupun berkelit menghindari lawan, berhenti menguasai bola dengan tiba-tiba. Seorang pemain sepakbola dalam mengatasi hal seperti itu haruslah dibina dan dilatih sejak awal.

Sepakbola merupakan permainan yang membutuhkan banyak energi, memacu semangat sekaligus memberi luapan kegembiraan melalui kebersamaan dalam tim. Kecerdasan dalam mengatur strategi dan taktik menjadi penentu dalam keberhasilan permainan ini dan hanya pemain yang terdidik dengan baik dapat menyajikan permainan yang bagus, cerdas, dan menghibur. Untuk menjadi pemain sepakbola yang berkualitas tentunya harus melewati berbagai tahapan pembinaan. Menurut Sukatamsi (2003: 1.29) tahapan-tahapan pembinaan dan tahap prestasi dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :

Usia 7-12 tahun : Tahap persiapan atau tahap pemasalan, ialah tahap belajar dasar-dasar permainan sepakbola, penguasaan teknik-teknik dasar, pengajaran permainan sepakbola.

Usia 13-16 tahun : Tahap pembangunan atau tahap pembibitan. Dimulainya pembinaan prestasi, ialah pembinaan-pembinaan khusus : pembinaan teknik, pembinaan kondisi fisik, pembinaan taktik, dan sering bertanding untuk mencapai kematangan juara.

Usia 17-22 tahun : Masa sukses pertama.

Oleh PSSI diselenggarakan Kompetisi Kejuaraan Remaja Taruna (Junior) memperebutkan Piala Suratin.

Usia 23-29 tahun : Masa prestasi puncak (optimal)

Usia 30-35 tahun : Masa usaha untuk menjadikan tetap berprestasi puncak (stabilisasi).

Pembinaan olahraga sepakbola dapat diberikan melalui pelajaran Penjas di sekolah-sekolah mulai dari SD, SLTP dan SLTA. Mengingat keterbatasan jam pelajaran untuk Penjas di sekolah, untuk itu perlu diadakan kegiatan

(3)

3

ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga sepakbola ini juga dilaksanakan di SDN 1 Cangkreplor Purworejo, dengan harapan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola dapat menguasai teknik bermain sepakbola, menguasai taktik bermain, mental bertanding dan pembentukan kondisi fisiknya akan meningkat seperti kelincahan, koordinasi, kecepatan dan keseimbangan. Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler olahraga ini adalah untuk pemassalan, mengikutsertakan anak didik sebanyak mungkin agar anak-anak menjadi gemar dan membangkitkan minat anak-anak untuk berlatih dengan sukarela, teratur, tanpa pamrih atas keinginan sendiri dalam usahanya meningkatkan prestasi. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam bermain sepakbola merupakan suatu hal yang tidak mudah, untuk dapat menguasai keterampilan sepakbola harus melalui proses berlatih dan dibimbing oleh seorang pelatih. Seorang pemain sepakbola dituntut memiliki penguasaan tehnik dasar yang baik sebab hal tersebut merupakan salah satu syarat utama untuk menjadi pemain yang bermutu dan memiliki keterampilan yang tinggi dalam bermain sepakbola.

Kenyataan di lapangan, saat siswa SDN 1 Cangkreplor Purworejo melakukan latihan ataupun bertanding sepak bola dengan siswa sekolah dasar yang lain. Para pemain banyak kehilangan bola, karena bola yang diterima tidak sepenuhnya dikuasai pemain SDN 1 Cangkreplor Purworejo. Bola yang sebenarnya dapat digiring agar lebih dekat ke sasaran, karena kurang menguasai keterampilan menggiring bola, bola tersebut dengan mudah direbut dan dikuasai lawan. Pada saat menggiring bola nampak siswa SDN 1 Cangkreplor Purworejo

(4)

4

kurang memiliki unsur kecepatan, keseimbangan dan kelincahan sehingga tidak dapat melewati lawan, sering jatuh saat berlari sambil menggiring bola dan kurang lincah melepaskan diri dari kawalan lawan. Pada saat menggiring bola siswa SDN 1 Cangkreplor Purworejo kurang memiliki koordinasi mata-tangan-kaki yang baik, hal ini nampak pada pengeluaran tenaga yang belebihan saat menggiring bola, keseimbangan saat berlari terganggu, cepat lelah, dan operan bola ke teman kurang tepat sasaran dan bahkan banyak yang cidera karena jatuh saat menggiring bola.

Pemain sepakbola memerlukan penguasaan teknik dasar, hal ini dikarenakan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola merupakan modal utama untuk bermain sepakbola, dalam permainan sepakbola teknik dasar mutlak harus dikuasai oleh seorang pemain. Menurut Surayin (1988: 61) teknik dasar dalam sepakbola dibagi menjadi dua, yaitu teknik badan (teknik tanpa bola) meliputi: cara lari dan merubah arah lari, cara melompat, gerak tipu badan dan teknik dasar dengan bola meliputi: menyepak bola, menggiring bola, menghentikan bola, melempar bola, menanduk bola, menangkap bola oleh penjaga gawang. Menurut Sucipto (2000: 17) ada beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki seorang pemain sepakbola adalah menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tackling), lemparan ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping). Dalam permainan sepakbola hampir semua teknik tersebut digunakan selama pertandingan walaupun kadang-kadang teknik tanpa bola atau gerakan tanpa bola memberikan andil yang cukup besar untuk membantu penyerangan dan pertahanan.

(5)

5

Teknik menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar yang sering digunakan dalam permainan sepakbola. Menurut Surayin (1988: 63) menggiring bola dapat diartikan sebagai mengulingkan bola di tanah sambil berlari. Sedangkan menurut Sukatamsi (2003: 3.3) menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Tujuan menggiring bola menurut Sukatamsi (2003: 6.62) adalah untuk melewati lawan, mencari kesempatan memberikan umpan kepada teman dengan cepat, menguasai atau menahan bola agar tetap dalam penguasaan. Menggiring bola tidak hanya membawa bola menyusur tanah dan lurus ke depan, melainkan menghadapi lawan yang jaraknya cukup dekat dan rapat. Hal ini menuntut seorang pemain untuk memiliki keterampilan menggiring bola dengan baik.

Dalam cabang olahraga sepakbola bukan hanya teknik dasar bermain sepakbola saja, tetapi masih ada unsur penting lainnya yaitu unsur kemampuan fisik yang terdiri atas kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi dan keseimbangan. Menurut Komarudin (2005: 33) “Kemampuan motorik yang menunjang terhadap pelaksanaan sepakbola sangat banyak, diantaranya adalah kelincahan (agility), koordinasi, kecepatan, dan keseimbangan” Permainan sepakbola memerlukan kerjasama tim yang baik antar pemain, baik disaat penyerangan, disaat bertahan, mengoper bola, menerima bola atau menggiring bola untuk mendukung permainan tim. Banyak kesalahan yang terjadi disaat pemain menggiring bola, kadang bola lepas jauh dari penguasaan

(6)

6

sehingga mudah direbut oleh lawan, dengan memiliki kondisi fisik yang baik maka akan mendukung kemampuan bermain yang baik pula.

Menggiring bola dalam permainan sepakbola memerlukan unsur kecepatan yang salah satunya berguna untuk melewati lawan. Banyak gerakan yang memiliki kesulitan tertentu salah satunya adalah menggiring sambil berlari cepat . Untuk melewati pemain lawan diperlukan kemampuan untuk berlari cepat, mengubah arah dan keseimbangan posisi badan yang baik. Selain kecepatan diperlukan koordinasi, diantaranya adalah kooordinasi mata-tangan-kaki yang dijadikan sebagai faktor pendukung. Pengaruh pengaturan sistem yang baik akan dapat membentuk koordinasi yang baik pula untuk menghasilkan kecepatan (A.Hamidsyah, dkk, 1995: 159)..

Koordinasi merupakan salah satu komponen kemampuan motorik yang menunjang terhadap pelaksanaan sepakbola (Komarudin, 2005: 33). Kecepatan dan koordinasi mata-tangan-kaki diduga ada hubungan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa unsur teknik menggiring bola sangat diperlukan dalam permainan sepakbola. Sedangkan keterampilan menggiring bola memerlukan banyak unsur diantaranya adalah kelincahan, koordinasi, kecepatan dan keseimbangan. Berdasarkan pertimbangan hal di atas maka peneliti perlu membuktikan dengan mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Kecepatan dan Koordinasi Mata-Tangan-Kaki dengan Keterampilan Menggiring Bola Siswa SDN 1 Cangkreplor Purworejo yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola”

(7)

7 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan diantaranya:

1. Pada waktu menggiring bola siswa tidak dapat melewati lawan. 2. Pada waktu menggiring bola, bola mudah direbut lawan.

3. Siswa kurang lincah dan cepat melepaskan diri dari kawalan lawan. 4. Siswa tidak tepat sasaran pada saat mengoperkan bola kepada teman.

5. Pada saat menggiring bola siswa mudah mengalami kelelahan karena gerakannya kurang efesien.

6. Pada saat berlari menggiring bola siswa sering jatuh. C. Batasan Masalah

Agar permasalahan pada penelitian ini tidak menjadi luas. Perlu adanya batasan-batasan sehingga ruang lingkup penelitian menjadi jelas. Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan mengingat keterbatasan, tenaga dan waktu penelitian, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan kecepatan dan koordinasi mata-tangan-kaki dengan keterampilan menggiring bola siswa SD N 1 Cangkreplor Purworejo yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola.

D. Rumusan Masalah

Sesuai batasan masalah di atas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :

1. Adakah hubungan yang signifikan antara kecepatan dengan keterampilan menggiring bola siswa SDN 1 Cangkreplor Purworejo yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola?

(8)

8

2. Adakah hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan-kaki dengan keterampilan menggiring bola siswa SDN 1 Cangkreplor Purworejo yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola?

3. Adakah hubungan yang signifikan antara kecepatan dan koordinasi mata-tangan-kaki dengan keterampilan menggiring bola siswa SDN 1 Cangkreplor Purworejo yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan dengan keterampilan menggiring bola siswa SDN 1 Cangkreplor Purworejo yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola.

2. Untuk mengetahui hubungan antara koordinasi mata-tangan-kaki dengan keterampilan menggiring bola siswa SDN 1 Cangkreplor Purworejo yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola.

3. Untuk mengetahui hubungan gabungan antara kecepatan dan koordinasi mata-tangan-kaki dengan keterampilan menggiring bola siswa SDN 1 Cangkreplor Purworejo yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Teoritis.

a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi guru Penjas dan terutama pelatih cabang olahraga

(9)

9

sepakbola di dalam merencanakan dan melaksanakan program latihan yang baik.

b. Bagi Universitas, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang telah dimiliki, khususnya mengenai topik hubungan kelincahan dengan keterampilan menggiring bola.

2. Praktis.

a. Bagi SDN 1 Cangkreplor Purworejo, hasil penelitian ini dapat diapakai sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi guru Pendidikan Jasmani dalam proses belajar mengajar dan disaat kegiatan ekstrakurikuler.

b. Bagi penulis, penelitian ini merupakan bahan perbandingan dan penerapan antara teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan kenyataan, serta menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti.

c. Bagi pelatih, penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam rangka meningkatkan pembinaan dan peningkatan prestasi sepakbola.

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) nilai rata-rata postes keterampilan komu- nikasi siswa pada kelas yang diterap- kan model pembelajaran berbasis

mana anak dapat menghayati cerita, sehingga anak dapat terbawa perasaan dan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh yang ada dalam cerita bergambar, pemberian motivasi

Adapun kebaruan dari penelitian kajian mitigasi kekeringan melalui aplikasi ZnSO4 pada tanaman tomat dataran rendah adalah dilakukan evaluasi secara komprehensif

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

In the initial ID-JW and ID-SU dictionary, some error translation were found, one of them was caused by improper translation of a borrowed word, such as the word “ insiden obesitas

Jenis pengendap juga berpengaruh terhadap rendemen karaginan yang dihasilkan,rendemen yang dihasilkan dengan pengendap jenis etanol lebih besar dibanding pengendap jenis

[r]

Agar penyeleksian karyawan dapat dilakukan dengan lebih efisien serta menghindari subyektifitas keputusan yang dihasilkan, diperlukan suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK)