• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Isi. Analisis Agroekosistem: Penyakit Busuk Buah dan Kanker Batang. Analisis agroekosistem. Penyakit busuk buah basah kakao dan kanker batang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daftar Isi. Analisis Agroekosistem: Penyakit Busuk Buah dan Kanker Batang. Analisis agroekosistem. Penyakit busuk buah basah kakao dan kanker batang"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Daftar Isi

Mempersiapkan Pelaksanaan Sekolah Lapang kakao

Pemetaan hamparan

Transek kebun kakao

Kontrak belajar

Menyelenggarakan Acara Pembukaan Sekolah Lapang dan Ekosistem Dasar

Pembukaan sekolah lapang

Tes ballot box tahap awal

Ekosistem dasar

Menangkap mikro organisme lokal

Mengenal Organisme Pengganggu Tanaman dan Musuh Alami dan Cara Memperbanyak Mikro Organisme Lokal

Mengenal hama, penyakit, dan musuh alami

Mengisi tabel pengamatan dan pemasangan label pohon sampel

Memperbanyak mikro organisme lokal

Analisis Agroekosistem: Panen Sering dan Sanitasi Kulit Buah

Analisis agroekosistem

Panen sering dan sanitasi kulit buah

Pembalikan pupuk organik

Analisis Agroekosistem: Pemupukan

Analisis agroekosistem

Pemupukan

Analisis Agroekosistem: Helopeltis Sp

Analisis agroekosistem

Analisis Agroekosistem: Pemanfaatan Semut Hitam

Analisis agroekosistem

• Pemanfaatan semut hitam

Analisis Agroekosistem: Penggerek Batang

Analisis agroekosistem (hal. 48)

Penggerek batang (hal. 48)

Analisis Agroekosistem: Peremajaan Tanaman

Analisis agroekosistem

• Peremajaan tanaman (sambung samping dan sambung pucuk)

Analisis Agroekosistem: Pembibitan Kakao

Analisis agroekosistem

Pemilihan benih dan pembibitan tanaman kakao

Okulasi bibit dan penyambungan bibit tanaman kakao

Analisis Agroekosistem: Analisis Usaha Tani Kakao

Analisis agroekosistem

• Analisis usaha tani tanaman kakao

Analisis Agroekosistem: Sarungisasi Buah Kakao

Analisis agroekosistem

Sarungisasi buah kakao muda

Analisis Agroekosistem: Peremajaan Tanaman Kakao

Analisis agroekosistem (hal. 61)

Analisis hasil peremajaan tanaman kakao (hal. 61)

Pemotongan batang bawah tanaman kakao (hal. 62)

Analisis Agroekosistem: Pengeringan Biji Kakao dan Mutu dan Standar Biji Kakao

Analisis agroekosistem (hal. 64)

Fermentasi biji kakao (hal. 64)

Pengeringan biji kakao (hal. 65)

Standar mutu biji kakao dan harga kakao (hal. 66)

Analisis Agroekosistem: Pemasaran Bersama dan Penentuan Harga

Analisis agroekosistem

Pemasaran bersama biji kakao dan penentuan harga

Penyulaman tanaman kakao

Persiapan-persiapan mengikuti field day

Rencana Tindak Lanjut, Post-Test, dan Penutupan

Penyusunan rencana tindak lanjut

Presentasi rencana tindak lanjut

Evaluasi pelaksanaan sekolah lapang kakao

Tes ballot box tahap akhir

Analisis Agroekosistem: Identifikasi dan Seleksi Klon Unggul Lokal

Analisis agroekosistem

Identifikasi dan seleksi klon unggul lokal

Analisis Agroekosistem: Penyakit Busuk Buah dan Kanker Batang

Analisis agroekosistem

• Penyakit busuk buah basah kakao dan kanker batang

Analisis Agroekosistem: Pemangkasan dan Sanitasi Sisa Pemangkasan

Analisis agroekosistem (hal. 36)

Pemangkasan dan sanitasi sisa pemangkasan (hal. 36)

Pembalikan pupuk organik (hal. 38)

Memupuk Kebun PsPSP dengan Pupuk Organik Cair (hal. 39)

Analisis Agroekosistem: Daur Hidup Hama Penggerek Buah Kakao

Analisis agroekosistem

Daur hidup hama penggerek buah kakao

Analisis Agroekosistem: Pembuatan Pupuk Organik

Analisis agroekosistem

Pembuatan pupuk organik

Penyediaan alat dan bahan sekolah lapang Pertemuan untuk mempersiapkan sekolah lapang

Pelaksanaan sekolah lapang Rehabilitasi kebun kakao

Pemantauan kegiatan sekolah lapang Pelaporan

Pertemuan koordinasi dengan petani pemandu Field day (temu lapang) petani kakao

11 11 12 15 15 17 17 17 18 19 22 23 36 36 38 39 28 30 25 26 27

Gambaran Umum Sekolah Lapang Kakao

Pemilihan kebun dan pembuatan demoplot

4

5 7 8

18

36

25

33

33 33 35

40

40 40

42

42

46

46 46

46

48 48

52

52 52

54

54 54 55

57

57 57

59

59 59

61

61 61 62

70

70 71 71 72

44

44 44

64

64 64 65 66

68

68 68 69 69

50

50 50

28

31

31 31 10 10

(3)

Mempersiapkan Pelaksanaan Sekolah Lapang (SL) Kakao

Dalam pelaksanaan kegiatan SL kakao, ada beberapa hal yang dipersiapkan terlebih dahulu, di antaranya adalah peserta SL (petani kakao) dan kebun yang akan digunakan untuk kelas SL. Uraian berikut ini menjelaskan hal-hal yang harus disiapkan untuk penyelenggaraan SL dengan melibatkan peserta SL. Syarat minimal untuk persiapan

pelaksanaan SL di tingkat desa ataupun kelompok tani (poktan) adalah pemetaan hamparan kebun, matriks pembagian kerja antara petani laki-laki dan perempuan, transek kebun, kalender musim, dan kesepakatan kontrak belajar antara petani peserta dan petani pemandu.

Sebagaimana disampaikan dalam panduan teknis Sahabat Cipta (SC), tim lapangan (fasilitator lapangan, fasilitator dinas perkebunan, master trainer (MT), dan petani pemandu) bertanggungjawab terhadap proses persiapan di tingkat desa ataupun poktan. Tim lapangan bertugas melakukan berbagai persiapan dengan melakukan serangkaian pertemuan dengan menggunakan teknik participatory rural

appraisal (PRA).

Dengan menggunakan metode ini, tim lapangan dan petani peserta SL dapat secara bersama-sama mengidentifikasi permasalahan yang ditemui serta merencanakan dan melaksanakan SL yang tepat sasaran. Metode ini juga memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk mendiskusikan berbagai aturan dalam SL, sehingga petani dan tim Lapangan dapat memahami hak dan kewajibannya. Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan PRA yang harus disiapkan:

Tujuan:

Dengan membuat pemetaan hamparan, petani pemandu dapat:

Mengetahui keadaan hamparan wilayah SL lengkap dengan informasi potensi dan permasalahannya. Memanfaatkan peta untuk menggali informasi dan melakukan analisis bersama para petani.

Dengan membuat pemetaan hamparan, peserta dapat:

Memanfaatkan peta untuk mengungkapkan potensi/permasalahan dari kebun dan hamparannya kepada pihak luar.

Tujuan:

Pembuatan matriks pembagian kerja antara petani perempuan dan laki-laki bertujuan untuk menunjukkan kepada instansi dan aparat desa tentang pentingnya partisipasi perempuan. Selain itu, matriks ini dapat digunakan untuk mendapatkan dukungan pemangku kepentingan dari pemerintah dalam mendorong partisipasi petani perempuan dalam pelaksanaan SL kakao.

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

1. Menyiapkan peta dari hamparan yang menjadi lokasi SL dengan meminta beberapa petani untuk menggambarkan batas-batas hamparan, jalan-jalan desa, jalan-jalan kebun, bangunan-bangunan tertentu, pohon besar, dan lainnya.

2. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembuatan peta hamparan kepada petani peserta. Pastikan mereka benar-benar paham tentang mengenai maksud kegiatan ini.

3. Minta kepada para petani peserta untuk melengkapi gambar mereka dengan batas-batas hamparan dengan perbandingan luas yang mendekati benar (menurut petani). Gambar lebih baik dibuat di atas kertas, sehingga bisa digunakan untuk acara berikutnya. Jika ingin membuat gambar di tanah, minta kepada salah satu petani untuk memindahkannya ke atas kertas. Kertas yang digunakan adalah kertas plano.

4. Minta kepada petani untuk mendapatkan informasi lokasi dan nama pemilik kebun.

5. Mendiskusikan dengan para petani peserta hal-hal yang berkaitan dengan proses pemetaan berikut ini:

6. Minta kepada petani untuk menjabarkan permasalahan hama pada tanaman lada yang dihadapi dan upaya untuk mengatasinya. Pastikan mereka memasukkan informasi lokasi yang sering bermasalah di dalam peta.

Waktu:

3-4 jam

Alat & bahan:

Kertas plano, spidol, lakban, global positioning system (GPS) atau alat apa saja yang bisa digunakan untuk membuat peta.

Pemetaan hamparan

A. Persiapan di tingkat desa dan poktan

Kepemilikan lahan/status (pemilik, penggarap, dan penyewa) dan luas lahan

Permasalahan hama dan penyakit serta solusi pencegahannya

Cara budidaya lada yang biasanya diterapkan oleh petani di hamparan tersebut

Keragaman tanaman

Klon tanaman

(4)

Waktu:

3-4 jam

Tujuan:

Transek kebun kakao bertujuan untuk mengetahui berbagai permasalahan lapangan, khususnya organisme pengganggu tanaman (OPT) dan teknologi yang diterapkan oleh para petani lada sebagai bahan pertimbangan untuk dijadikan modul dalam SL kakao. Selain itu, hal ini juga dapat digunakan untuk memantau penerapan hasil belajar yang telah diterapkan oleh petani peserta SL.

Alat & bahan:

Peta hamparan, matrik, kertas plano, spidol, dan isolasi.

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

1. Tanyakan kepada petani dalam kelompok diskusi tentang sistem pengelolaan kebun kakao yang berjalan di desa. Tanyakan lebih lanjut tentang peran perempuan dalam usaha budidaya tersebut. Sepakati terlebih dahulu jenis kegiatan budidaya yang selalu dilakukan, kemudian bagi dalam kelompok kecil (6-8 orang per kelompok). 2. Tugaskan setiap kelompok untuk membahas dan mengisi matriks tentang pembagian kerja antara laki-laki dan

perempuan sesuai dengan presentasenya. Dalam pengisian matriks, jika terdapat kegiatan yang seluruhnya dikerjakan oleh kaum perempuan, beri warna biru pada seluruh batang matriks. Kalau seluruhnya dikerjakan oleh kaum laki-laki, beri warna merah. Jika setengahnya dikerjakan oleh perempuan dan setengahnya laki-laki, beri warna batang matriks 50% warna biru dan 50% merah, dan seterusnya. (Jika ada jenis kegiatan yang penting menurut peserta tapi belum dicantumkan di matriks, silahkan tambahkan).

3. Pasang hasil matriks yang sudah diisi di dinding dan bahas bersama dengan semua kelompok di dalam forum hal-hal di bawah ini:

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

1. Undang para petani dengan menginformasikan kepada mereka tentang jadwal dan tempat pertemuan dengan tim lapangan.

2. Jelaskan maksud dan tujuan pertemuan, yaitu tentang pembuatan kalender musim dan juga cara pembuatannya dengan memberikan contoh.

3. Berikan kesempatan kepada peserta untuk menanggapinya—untuk memastikan mereka benar-benar memahami cara pelaksanaannya.

Transek kebun Kakao

• Kilas balik secara umum

• Keterlibatan perempuan dalam usaha budidaya kakao dan pengambilan keputusan

• Membandingkan keterlibatan perempuan dalam kegiatan budidaya kakao dengan keterlibatan perempuan

pada saat pertemuan sosial di desa. Catat jika terdapat perbedaan dan alasannya?

• Apakah petani perempuan perlu mendapat pengetahuan dan keterampilan tentang mengelola

kebun kakao melalui SL?

• Apakah ada hambatan terkait partisipasi perempuan dalam SL? Dapatkah hambatan-hambatan

tersebut diatasi mengingat pertemuan SL hanya dilakukan 1 hari dalam 1 minggu?

• Siapa saja petani perempuan yang ingin ikut SL?

*Jika hasil penilaian matriks menunjukkan keterlibatan perempuan yang mencapai 58%, petani perempuan wajib untuk ikut SL.

Jenis Kegiatan

Perempuan

Laki-laki

10 20 30 40 50 10 20 30 40 50

Memangkas wiwilan Memangkas berat Merencek sisa pengkasan Membuat pupuk kompos Melakukan pemupukan

Memanen buah Mengangkut biji ke rumah

Menjemur biji Menyemprot racun Menjual hasil Menyimpan uang Jumlah 640 58% 460 42% Rata-Rata 1 4 7 2 5 8 3 6 9 10 11

No.

4. Tunjukan matriks sekali lagi kepada para petani peserta untuk memeriksa kembali kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan SL kakao.

5. Dengan berpedoman pada matriks, amati peran petani perempuan dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

(5)

4. Bagi peserta dalam 2-3 kelompok (satu kelompok berisi 5-7 orang) sesuai dengan jumlah peserta yang hadir dan minta mereka untuk mengambil tempat masing-masing.

5. Minta mereka untuk mulai membuat kalender musim sesuai dengan petunjuk yang ada. Mereka dapat menggunakan kertas dan spidol ataupun langsung di tanah dengan menggunakan batu-batu kerikil. Usahakan agar setiap kelompok terdampingi.

6. Diskusikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan budidaya lada dengan menanyakan informasi seperti bulan panen raya, pemangkasan, dan lain-lain. Tanyakan juga kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan ketika musim kemarau, musim hujan, pesta perkawinan dan lain-lain.

7. Setelah semua kelompok selesai membuat kalender musim, minta mereka untuk mempresentasikannya. Petani lain dapat menanggapinya ataupun menanyakan hal-hal yang kurang jelas.

8. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusi mereka, petani pemandu dapat menyimpulkan kegiatan ini dan menutupnya.

9. Pindahkan hasil dari pembuatan kalender musim ke kertas plano dan sempurnakan lagi sesuai dengan kebutuhan bersama sehingga dapat dijadikan panduan untuk menyusun rencana kerja oleh petani pemandu.

Semua data yang telah dikumpulkan kebanyakan masih terpecah-pecah dan tidak dapat dipahami secara utuh baik oleh petani pemandu maupun oleh petani. Melalui kegiatan ini, petani maupun petani pemandu dapat melakukan pemahaman bersama atas data dan analisis masalah budidaya lada yang telah dikumpulkan. Hubungan antara masalah dan potensi yang ada dapat diketahui dan didiskusikan bersama.

Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah rencana kerja yang dapat dilaksanakan. Berarti, rencana yang disusun benar-benar sederhana dan memiliki panduan pelaksanaan yang jelas. Rencana ini merupakan panduan terkait tahap-tahap dalam menetapkan kebun belajar SL kakao, hari, waktu pertemuan mingguan, tempat belajar (lokasi belajar), daftar petani peserta SL dan tim pemandu yang bertanggungjawab, dan jadwal mingguan selama satu musim belajar (4 bulan).

Alat & bahan:

Gambar hasil pemetaan, gambar hasil transek, hasil matriks, dan kalender musim.

Tujuan:

Penyusunan kontrak belajar bertujuan untuk mendiskusikan gagasan-gagasan pemecahan masalah yang akan dilaksanakan melalui SL. Selain itu, kontrak ini juga akan menjadi dasar untuk rencana kerja SL lada bersama dengan petani, berupa desain kebun, lokasi kebun belajar, waktu, hari pertemuan mingguan, daftar petani peserta dan tim pemandu, dan jadwal mingguan selama satu musim belajar.

Kontrak belajar

Waktu:

2 - 3 jam

Langkah-langkah kerja:

1. Bacakan ulang hasil kesepakatan dari pengumpulan data dan masalah yang telah dilakukan pada waktu sebelumnya dengan memasang peta, gambar hasil transek kebun, hasil matriks pembagian kerja, dan juga kalender musim di tempat yang dapat dilihat oleh semua peserta.

2. Jelaskan secara umum tentang SL kakao, tujuannya, langkah-langkah kegiatan peserta, dan topik khusus yang dihubungkan dengan permasalahan hamparan kebun lada yang ada. Beri kesempatan kepada petani untuk bertanya.

3. Gunakan matriks pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki dalam budidaya kakao untuk memilih peserta SL yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, seperti petani yang serius dalam budidaya kakao, bersedia mengikuti SL sebanyak 16 kali pertemuan atau selama 4 bulan, tertarik/berkemauan dalam pembelajaran SL, bersedia bekerja dalam kelompok dengan petani lainnya, bersedia secara informal berbagi informasi dengan petani lainnya, tinggal dekat dengan lokasi pelatihan (<5 km), bersedia berkontribusi keuangan atau material dalam kegiatan pelatihan sebagaimana yang disepakati oleh peserta, laki-laki atau perempuan, dan kebun kakao tidak berlokasi di area kawasan hutan lindung.

4. Berikan perhatian khusus kepada peserta perempuan agar mereka berpartisipasi dalam SL dengan mengingat bahwa mereka memiliki banyaknya tugas rumah tangga. Kalau petani perempuan bisa dilibatkan, jelaskan cara untuk mengatasi hambatan-hambatan yang berkaitan dengan beban dari tugas rumah tangga.

5. Minta kepada petani untuk menentukan kebun tempat belajar (demoplot) dengan mempertimbangkan kedekatan dengan rumah peserta. Minta mereka untuk mendiskusikan waktu dan hari pertemuan. Terkait hal ini, minta pendapat dari peserta perempuan secara khusus. Lalu, tentukan jadwalnya.

6. Buatlah kesepakatan bersama untuk memulai kegiatan yang telah direncanakan bersama sehingga dapat terlaksana.

(6)

A. Pemilihan kebun dan pembuatan demoplot

Proses persiapan dalam memilih lokasi kebun demoplot menjadi sangat penting. Kebun ini dimaksudkan sebagai tempat belajar bersama peserta SL untuk berpraktik langsung dalam usaha budidaya kakao.

Berikut ini adalah hal-hal yang harus disiapkan:

Kebun kakao masih terurus/diperhatikan oleh pemiliknya.

Strategis (dekat jalan) sehingga dapat dilihat dan dijangkau oleh banyak pihak (terutama petani lada).

Memiliki populasi tanaman kakao produktif sebanyak 250 pohon—yang nantinya akan mendapatkan aplikasi panen sering, pemangkasan, sanitasi, dan pemupukan (PsPSP) dan 250 pohon lainnya untuk praktek PsPSP dan peremajaan tanaman kakao peserta SL.

Bersedia menerapkan PsPSP di lokasi demoplot dengan dukungan teknis dari proyek.

Bersedia untuk meremajakan tanaman kakao dengan menggunakan teknik sambung samping (side grafting) atau sambung pucuk di kebun kakao, serta berbagai aplikasi lainnya.

Bersedia dan sanggup untuk melakukan pemeliharaan sambung samping dan sambung pucuk sebagai hasil praktik di kebunnnya

Bersedia memberikan kontribusi untuk hal-hal yang tidak didukung oleh proyek dalam pembangunan demoplot, seperti tenaga kerja, konsumsi, dan lain-lain.

Bersedia berbagi informasi hasil-hasil kegiatan demoplot dengan petani lainnya dan penyuluh Dishutbun.

Sanggup melanjutkan pemeliharaan demoplot setelah kegiatan proyek berakhir. Kriteria kebun demoplot:

Kriteria petani kebun demoplot:

Jika lokasi kebun petani pemandu memenuhi kriteria di atas, sebaiknya pelaksanaan SL dilakukan di lokasi kebun petani pemandu. Petani pemandu merupakan sosok yang telah menguasai teknis budidaya lada yang baik dan berperan sebagai penggerak petani kakao

di desa.

Selain kebun demoplot, kebun khusus yang berkapasitas 100-200 pohon juga akan disediakan sebagai kebun pembanding. Kebun ini dimaksudkan untuk memperlihatkan secara langsung kepada petani perbedaan antara kebun pembanding dan kebun demoplot dalam aspek fisik maupun produksi.

Sebelum SL dimulai, pekerjaan yang berkaitan dengan

beberapa lubang untuk sanitasi dan pemupukan sebaiknya sudah dilakukan, kecuali untuk panen sering yang dapat dilakukan bersamaan dengan hari pembukaan SL. Pekerjaan demoplot dapat dilakukan dengan melibatkan calon peserta SL untuk membangun rasa kepemilikan terhadap kegiatan SL. Namun jika hal ini tidak memungkinkan dilakukan, petani pemandu bertanggungjawab untuk mempersiapkan segala

Proyek PLB menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan SL, termasuk yang berkaitan dengan persiapan demoplot. Alat dan bahan yang disediakan adalah sebagai berikut:

Pertemuan untuk mempersiapkan SL dimaksudkan untuk memastikan segala sesuatunya siap sebelum SL dimulai termasuk jadwal SL, tugas dan tanggung jawab peserta, petani pemandu SL, dan persiapan tempat belajar. Tatacara mempersiapkan kelompok sudah tersedia di dalam petunjuk lapangan persiapan SL.

Tempat belajar dapat dipersiapkan secara langsung di kebun demoplot jika memungkinkan. Lokasi di sekitar demoplot juga dapat dijadikan tempat belajar selama akses ke demoplot dapat dijangkau dengan mudah.

Pelaksanaan SL melibatkan petani lada, petani pemandu, penyuluh Dishutbun, dan fasilitator lapangan PLB dengan peran sebagai berikut:

Selain dukungan alat dan bahan, para peserta SL yang teridentifikasi harus memiliki kebun lada.

1. Penyediaan alat dan bahan SL

2. Pertemuan untuk mempersiapkan SL

Catatan

Alat tulis

Alat dan bahan praktik peserta SL seperti gunting tangan dan gunting tarik untuk pemangkasan, pisau okulasi, plastik dan lain-lain

Bahan bacaan bagi pemandu dan poster-poster untuk memudahkan proses SL

Pupuk untuk demoplot

Penyediaan konsumsi (makan siang dan makanan kecil sebanyak dua kali) untuk setiap pertemuan SL (SL akan dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan)

Petani Kakao:

Berperan secara aktif terhadap seluruh rangkaian kegiatan SL mulai dari memperhatikan materi yang diberikan dengan baik, mengungkapkan hal-hal penting, menganalisis masalah, menyimpulkan hasil analisis, dan menerapakan pengetahuan yang didapatkan

Menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari SL di kebun sendiri dan memberikan contoh kepada petani lainnya yang bukan peserta SL

Mengikuti semua kegiatan-kegiatan lanjutan termasuk kegiatan secara berkelompok di kebun.

Petani pemandu:

Petani pemandu adalah petani pilihan yang telah mendapatkan pelatihan secara intensif melalui training of trainer (ToT) selama 12 hari. Petani pemandu mempunyai peran dan tanggung jawab sebagai berikut:

Menyeleksi dan mengordinasi peserta SL di desanya.

Menjadi fasilitator/pemandu dan motivator kegiatan SL kakao yang diadakan di desanya.

Menerapkan prinsip-prinsip SL di kebunnya sendiri baik sebagai demoplot maupun di luar demoplot.

Memantau dan memberikan pendampingan teknis kepada peserta SL dalam penerapan PsPSP selama masa pelatihan.

Memantau dan memberikan bantuan teknis kepada petani peserta SL tentang penerapan teknis PsPSP dan rehabilitasi kebun setelah SL berakhir.

Menjadi penghubung utama antara petani, tokoh masyarakat, staf lapangan PLB, dan Dishutbun.

Mengoordinasikan kunjungan terencana ke lokasi district cocoa clinic (DCC).

(7)

b. Sasaran utama kegiatan

Menghasilkan sebuah rencana kerja SL yang dibuat oleh petani kakao secara partisipatif dan berkesinambungan untuk meningkatkan pola pikir mereka dalam berbudidaya kakao.

SL dilaksanakan dalam 16 kali pertemuan. Dengan pertimbangan bahwa SL dilaksanakan 1 x dalam seminggu, seluruh rangkaian kegiatan SL membutuhkan waktu kurang lebih 4 bulan. Berikut ini adalah modul-modul SL yang dijadikan panduan:

Modul 1:

Pembukaan SL dan Ekosistem Dasar

(Melalui modul ini, peserta akan belajar tentang pembukaan SL, kontrak belajar, tes awal (ballot box), ekosistem dasar, dan menangkap mikro organisme lokal (MOL)).

Modul 2:

Mengenal Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)/Musuh Alami dan Memperbanyak MOL

(Melalui modul ini, peserta akan belajar tentang mengenal hama/penyakit dan musuh alami, pemasangan label pohon contoh, cara pengamatan dan pengisian tabel pengamatan, cara penggambaran dan analisis, memperbanyak MOL dan pembuatan pupuk cair).

Modul 3:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Daur Hidup Penggerek Buah Kakao

(PBK) dan Pembuatan Pupuk Organik

Modul 4:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Panen Sering, Sanitasi Kulit Buah Kakao,

dan Pembalikan Pupuk Organik

Modul 5:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Pemangkasan dan Sanitasi Sisa

Pemangkasan, Pembalikan Pupuk Organik, dan Penyiraman dengan Pupuk Cair

Modul 6:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Pemupukan dan Pemakaian Pupuk

Organik Padat dan Helopeltis SP atau Penggerek Batang

Modul 7:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Penyakit Busuk Buah Kakao dan

Penyakit Kanker Batang dan Pengembangan Semut Hitam

Modul 10:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Peremajaan Tanaman

(Pemilihan Entrees, Sambung Samping dan Sambung Pucuk)

Modul 8:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Penggerek Batang dan Pestisida Nabati

Modul 9:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Identifikasi dan Seleksi Klon Unggul Lokal.

SL kakao dilaksanakan di tingkat poktan dalam satu desa atau gabungan desa lainnya. Jika tidak memungkinkan, SL dapat dilaksanakan di satu desa selama tempat tinggal peserta tidak berjauhan dengan lokasi SL dan demoplot tidak berjauhan (maksimal 5 km). Ketika semua persiapan selesai dilakukan, seperti pembuatan demoplot, tempat SL, dan kesepakatan-kesepakatan petani peserta SL (kontrak belajar), SL siap untuk dilaksanakan.

SL kakao merupakan pendekatan pendidikan yang menggunakan metode pembelajaran yang mendorong kemampuan masyarakat untuk berpikir kritis untuk mengungkapkan persoalan yang berkaitan dengan budidaya lada. Pendekatan SL kakao menggunakan metode partisipatif dan menempatkan petani sebagai subyek belajar.

3. Pelaksanaan SL

Petugas penyuluh Dishutbun:

Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan keberhasilan kegiatan (teknis dan administrasi).

Bekerjasama dengan petani pemandu dan fasilitator lapangan PLB dalam memfasilitasi SL lada sebanyak 16 kali pertemuan (4 bulan).

Membuat laporan mingguan bersama-sama dengan fasilitator lapangan.

Memfasilitasi terbentuknya poktan kakao.

Melakukan pemantauan tindak lanjut terhadap penerapan PsPSP dan rehabilitasi kegiatan SL.

Melakukan pengambilan data SL bersama fasilitator lapangan.

Fasilitator lapangan:

Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan keberhasilan SL (teknis dan administrasi).

Memfasilitasi kegiatan SL sebanyak 16 kali pertemuan (4 bulan).

Membuat laporan mingguan SL dan melaporkannya kepada koordinator distrik.

Melakukan kegiatan pemantauan dari awal hingga akhir pelaksanaan SL.

Melakukan pemantauan terhadap petani peserta setelah SL berakhir.

Menyusun laporan akhir kegiatan untuk semua kegiatan SL yang menjadi tanggungjawabnya.

Mencatat dan memfasilitasi pembentukan poktan kakao.

Melakukan pendampingan terhadap poktan/petani yang terpilih sebagai usaha kakao petani kecil atau smallholders cocoa enterprises (SCE).

a. Tujuan SL

Menggali potensi dan permasalahan dalam hal pengembangan agroekosistem tanaman kakao.

Membentuk poktan yang dapat mengelola kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan tanaman kakao.

Meningkatkan dan mengubah pola pikir petani kakao terhadap usaha budidaya mereka.

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani kakao dalam hal praktik budidaya yang baik (PsPSP), penanganan hama dan penyakit melalui pendekatan mekanis dan biologis (ramah lingkungan), teknik peremajaan tanaman kakao melalui teknik sambung samping, sambung pucuk, dan tanam ulang (penyulaman) serta penanganan mutu kakao.

(8)

Petani peserta SL kakao dibagi dalam 4 kelompok dengan jumlah 6-7 orang per kelompok. Dua kelompok ditempatkan di kebun PsPSP dan 2 kelompok di kebun pembanding sehingga petani peserta bisa melihat langsung perbedaannya dan

melakukan penelitian.

Catatan

Modul 11:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Pembibitan Kakao (Penyiapan

Polibag, Penanaman Biji/Benih, Sambung Bibit, dan Okulasi).

Modul 12:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Analisis Usaha Tani Tanaman Kakao

(Perbandingan PsPSP dan non PsPSP), Penggunaan Buku Catatan, dan Sarungisasi

Modul 13:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Peremajaan Tanaman (Penilaian Hasil

Sambung Samping dan Sambung Pucuk dan Pemotongan Batang Lama)

Modul 14:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Pengeringan Biji, Mutu dan Kualitas

Biji Kakao serta Standar Biji Kakao SNI dan Harganya.

Modul 15:

Analisis Agroekosistem dengan Topik Khusus tentang Pemasaran Bersama dan Penentuan

Harga dan Penyulaman Tanaman Kakao

Modul 16:

Evaluasi dan Penutupan SL (Ballot Box, Pembuatan Rencana Tindak Lanjut, Evaluasi,

Penutupan SL, dan Field Day

c. Penelitian bersama petani SL

Penelitian bersama petani ini dapat dilakukan bersamaan dengan diselenggarakannya kegiatan SL. Penelitian bersama petani adalah pengujian tahap awal yang dilaksanakan sebelum diterapkan dalam skala yang luas oleh petani. Penelitian yang baik untuk petani adalah dengan melakukan perbandingan antara metode baru dengan cara-cara yang biasa dilakukan oleh petani. Kegiatan penelitian tidak memerlukan kebun yang luas—cukup kebun yang berkapasitas 100-200 pohon kakao.

Pemantauan SL adalah kegiatan yang sangat penting dilakukan dalam rangka memantau kemajuan SL. Tujuan khusus pengawasan SL adalah sebagai berikut:

Mengoptimalisasi pelaksanaan SL.

Memastikan pertanggungjawaban pelaksanaan di lapangan.

Mengetahui kemajuan kegiatan SL.

Mencarin pemecahan atas permasalahan yang ada.

Memberikan masukan-masukan perbaikan yang memungkinkan untuk dilakukan.

Tujuan pemantauan SL:

Pelaksanaan pemantauan terhadap SL bertujuan untuk:

Memahami kondisi lapangan, masalah, dan situasi pelaksanaan yang berkaitan dengan pelaksanaan SL. Pemahaman yang didapat kemudian dibandingkan dengan rencana SL.

Menganalisis kegiatan SL untuk menjelaskan sebab dan faktor yang mempengaruhi.

Memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan SL dengan mengidentifikasi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan perbaikan.

Rehabilitasi tanaman kakao adalah upaya untuk memulihkan tanaman kakao, baik pemulihan terhadap aspek produksi maupun bentuk fisik tanaman. Upaya rehabilitasi kebun yang selama ini dilakukan adalah upaya peremajaan tanaman kakao—yang sudah berumur tua maupun yang berumur muda—tetapi kurang produktif dengan menggunakan klon-klon unggul.

Kegiatan rehabilitasi tanaman kakao merupakan bagian dari kegiatan SL (lihat agenda SL) untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh peserta SL di kebun masing-masing. Upaya peremajaan tanaman kakao dengan cara sambung samping atau sambung pucuk hingga penyulaman merupakan bagian dari target proyek yang menargetkan peremajaan terhadap 2.000 ha atau 1.6 juta pohon (800 pohon per ha) yang akan dilaksanakan oleh para petani. Melalui dukungan proyek dan pemandu, para petani akan mengevaluasi pohon-pohon kakao yang ada di kebunnya

kemudian menentukan jumlah pohon yang akan diremajakan. Data jumlah pohon yang akan direhabilitasi diharapkan sudah tersedia pada saat SL dilaksanakan. Pada saat sesi pembahasan sambung samping, rencana kegiatan rehabilitasi masing-masing kelompok SL diharapkan telah tersedia untuk kemudian diserahkan kepada koordinator distrik masing-masing kabupaten. Dengan adanya rencana tersebut, pengorganisasian kegiatan dan distribusi kebutuhan rehabilitasi seperti entrees, plastik, dan tali rapia akan lebih mudah.

Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi akan dilakukan para petani dengan didampingi oleh petani kader dan fasilitator lapangan. Data-data petani dan kemajuan kegiatan seperti jumlah sambungan yang tumbuh di setiap desa akan disampaikan oleh petani kader dan fasilitator lapangan kepada koordinator kabupaten setiap minggu.

Manfaat:

Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan petani dalam mengungkapkan sesuatu yang baru.

Adopsi terhadap teknologi baru dapat lebih cepat disesuaikan dengan kondisi dan keberadaan petani setempat.

Memperkecil risiko kegagalan dalam menerapkan sebuah metode baru.

Menghasilkan metode yang sudah teruji dengan baik sehingga dapat diterapkan oleh para petani lain.

Menguji atau menilai hasil-hasil penerapan teknologi berdasarkan pengalaman petani yang menggunakannya.

Memperbaiki kesalahan dan kekeliruan yang biasa dilakukan oleh petani.

Mempercepat proses adopsi sehingga memastikan petani Indonesia tidak tertinggal dengan petani dari negara lain.

Menumbuhkan semangat bagi para petani untuk bertindak sebagai peneliti di kebun dan komunitas desa.

Menghambat pihak-pihak lain yang hanya mencari keuntungan sesaat dari petani-petani di desa.

Memotivasi para peneliti dari lembaga-lembaga penelitian untuk mengkaji lebih dekat para petani dan usaha mereka dalam menghadapi permasalahan dan tantangan dalam bertani.

4. Rehabilitasi kebun kakao

(9)

Siapa yang melakukan pemantauan SL?

Pemantauan SL proyek PLB dilakukan oleh fasilitator lapangan berdasarkan jumlah SL yang ada di wilayahnya. Koordinator SL juga bertanggungjawab atas pemantauan secara regular terhadap pelaksanaan SL yang ada di wilayahnya. Selain itu, tim komponen produksi kakao juga akan berkunjung ke lokasi-lokasi kegiatan SL di seluruh kabupaten secara rutin setiap bulannya untuk memastikan bahwa kegiatan SL berjalan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

Format isian pemantauan SL dan demoplot disiapkan untuk memudahkan staf lapangan melakukan kegiatan tersebut. Format ini akan digunakan oleh para fasilitator lapangan setiap harinya ketika melakukan kunjungan pemantauan di semua kegiatan SL di wilayahnya masing-masing.

Sebagaimana pejelasan sebelumnya, pertemuan SL dilaksanakan sebanyak 16 kali sampai dengan selesai. Untuk memaksimalkan hasil pelatihan, para petani pemandu bertanggungjawab memfasilitasi terbentuknya rencana penerapan PsPSP ataupun kegiatan rehabilitasi kebun yang baik pada setiap akhir pertemuan. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa hal-hal yang dipelajari dari SL akan ditindaklanjuti oleh para peserta setelah kegiatan SL berakhir. Namun demikian, petani pemandu diharapkan terus memotivasi peserta untuk bergabung dalam kelompok kecil sehingga memudahkan para petani pemandu untuk melakukan pemantauan dan pendampingan teknis.

Kegiatan tindak lanjut pemantauan akan didukung dengan dukungan dana yang dialokasikan untuk petani pemandu selama 16 kali kunjungan untuk berkunjung ke kebun-kebun milik petani dalam rangka pendampingan kegiatan-kegiatan poktan selama satu hari kegiatan.

Selain itu, proyek juga menyediakan anggaran untuk memberikan insentif kepada petani pemandu dan petugas Dishutbun untuk 5 kali kunjungan ke kebun-kebun petani dalam rangka memberikan bantuan teknis dan memotivasi petani setelah seluruh rangkaian kegiatan SL selesai.

Sistem pemantauan:

Berikut ini adalah hal-hal yang dipantau:

Indikator tujuan utama SL

Indikator hasil (output)

Hasil kegiatan SL yang diharapkan

Proses pelaksanaan SL, seperti partisipasi peserta SL, pengorganisasian kegiatan, metodologi, dan para pengajar yang terlibat

Dukungan dan fasilitas (alat dan bahan) dalam pelatihan, misalnya hasil kegiatan demoplot setiap minggu: jumlah buah panen, jumlah buah rusak berat, rusak ringan dan berat kering berkadar 7%.

Hasil analisis agroekosistem SL kakao

Penelitian umum maupun khusus (baik perlakuan maupun analisis usaha taninya)

Tingkat kemajuan yang dicapai selama SL kakao

Pemaparan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan ke depan

Kegiatan lomba seperti asah trampil, pameran-pameran foto atau produksi masing-masing SL yang ada di wilayah tersebut

Sasaran pemantauan:

Kegiatan dan keluaran (I)

Keluaran dan tingkat pencapaian tujuan kegiatan SL (II)

Tindak lanjut pemantauan SL

Pelaporan SL terdiri dari laporan kegiatan dan laporan keuangan. Laporan kegiatan mingguan SL akan dipersiapkan oleh fasilitator lapangan yang kemudian dikompilasi oleh koordinator kabupaten berdasarkan jumlah SL yang terlaksana di wilayahnya untuk selanjutnya disampaikan ke kantor pusat proyek di Berau. Laporan akhir kegiatan masing-masing SL akan dipersiapkan oleh fasilitator lapangan yang kemudian akan dikompilasi oleh koordinator kabupaten untuk selanjutnya diserahkan ke kantor pusat proyek paling lambat 2 minggu setelah seluruh rangkaian kegiatan SL telah selesai.

Pertemuan koordinasi petani pemandu dimaksudkan untuk mengidentifikasi kendala-kendala dan temuan-temuan yang dijumpai selama proses pelatihan. Selain itu, pertemuan koordinasi akan dimanfaatkan untuk membangun hubungan yang baik antar petani pemandu dan berbagi pengalaman. Selain itu, pertemuan koordinasi dapat dijadikan sebagai tempat untuk memberikan masukan teknis jika ada hal-hal yang kurang jelas ataupun hal baru yang dianggap relevan dengan kegiatan SL misalnya informasi teknologi sederhana pengeringan kakao, pembibitan, dan lain-lain.

Pertemuan koordinasi petani pemandu dilaksanakan 3 kali selama masa SL dengan jadwal pertemuan pertama pada bulan kedua SL, pertemuan kedua pada bulan keempat, dan pertemuan ketiga dilaksanakan satu bulan setelah SL selesai. Pertemuan koordinasi akan diikuti oleh semua petani pemandu, penyuluh Dishutbun, fasilitator lapangan, MT, dan tim SC dari kantor Berau. Pertemuan akan berlangsung selama satu hari di lokasi demoplot setiap kabupaten.

Tujuan kegiatan temu lapang adalah sebagai ajang penyebarluasan proses dan hasil SL kakao dan juga sebagai sarana untuk mensosialisasikan rencana tindak lanjut dengan para pihak yang terkait.

Selain itu, temu lapang juga merupakan media pertemuan antara petani peserta dengan petani non peserta SL kakao serta pejabat terkait. Temu lapang merupakan ajang komunikasi horizontal dan vertikal bagi petani peserta SL kakao. Pada acara temu lapang, petani peserta SL menunjukkan hasil-hasil belajar mereka selama satu siklus SL, yang meliputi:

Temu lapang akan dilaksanakan pada pertemuan terakhir SL yang diharapkan akan diikuti oleh semua peserta SL ataupun perwakilan peserta SL, tergantung pada jarak lokasi diadakannya temu lapang. Temu lapang akan dilaksanakan oleh petani kader, fasilitator lapangan dan petugas Dishutbun dan diharapkan dapat dipadukan dengan acara penutupan SL untuk tingkat kabupaten.

6. Pelaporan

7. Pertemuan koordinasi dengan petani pemandu

(10)

Persiapan:

Semua petani peserta sudah harus dihubungi dan mengonfirmasi kehadiran mereka pada tanggal diadakannya acara

ceremonial pembukaan SL. Camat atau kepala desa juga diundang untuk memimpin acara pembukaan SL kakao PLB.

Persiapan:

Petani pemandu sebelumnya harus menyiapkan soal-soal, bahan bahan tanaman lada, dan contoh hama yang dipasang di lokasi kebun dengan jarak yang teratur dalam bentuk ballot bambu sebanyak 20-25 buah, pluit untuk mengatur perpindahan soal dari peserta, dan koin sebanyak peserta dan nomor soal

Setelah acara pembukaan/perkenalan selesai, petani pemandu mengadakan tes awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta dengan menggunakan metode ballot box atau kotak suara.

Langkah-langkah kerja:

Berikan kesempatan kepada panitia lokal untuk memandu acara pembukaan dan peresmian SL lada PLB, dengan susunan acara sebagai berikut:

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini: 1. Catat beberapa hal penting yang dikemukakan dalam sambutan-sambutan tersebut sebagai bahan referensi

untuk merumuskan tujuan dan materi pelatihan.

2. Siapkan kegiatan lanjutan setelah acara seremonial, yaitu pelaksanaan tes awal dengan ballot box.

3. Setelah acara selesai dan bersiap untuk melakukan acara lanjutan, ajak petani peserta SL dan undangan yang ingin melihat atau ikut dalam test ballot box ini.

Tujuan:

Penyelenggaraan acara seremonial pembukaan SL bertujuan untuk:

Tujuan:

Tes ballot box bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal pengetahuan peserta.

Alat dan bahan:

Infocus, flipchart, spidol, dan lakban

Alat dan bahan:

Ballot box berbahan bambu sebanyak 25 buah, koin, dan pluit

Waktu:

1 - 1,5 jam

Waktu:

1 - 2 jam

• Menyimpulkan berbagai harapan terkait SLyang disampaikan oleh pejabat dinas atau wakil dari PLB. • Menguatkan hubungan silaturahmi semua pihak yang terlibat dalam SL.

• Menciptakan suasana yang lebih terbuka, santai, dan nyaman selama berlangsungnya SL.

Pembukaan oleh pembawa acara

Sambutan dari ketua panitia penyelenggara/petani pemandu

Sambutan dari perwakilan PLB

Sambutan dari kepala dinas perkebunan atau perwakilannya

Sambutan dari pemerintah daerah setempat

Penutupan acara dengan doa

Istirahat dan ramah-tamah

Minta peserta untuk berbaris dan bagikan koin ke setiap peserta. Pastikan jumlah koin sama dengan jumlah petani peserta dan tidak ada kesalahan.

Minta peserta pertama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ballot box secara berurutan. Bunyikan pluit untuk menandakan giliran peserta berikutnya untuk menjawab soal lanjutan. Peserta akan memasukkan 1 koin untuk setiap soal. Jangan lupa mencatat nama peserta sesuai nomor koinnya.

Setelah itu, hitung hasil ballot box dan catat hasilnya. Minta peserta SL untuk bertindak sebagai relawan.

Diskusikan bersama tentang hasil yang didapatkan bersama dengan peserta.

Sesi 1

Pembukaan SL

Sesi 2

Tes Ballot Box Tahap Awal

Menyelenggarakan Acara Pembukaan

Sekolah Lapang dan Ekosistem Dasar

MODUL I

(11)

Berikut ini adalah contoh-contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk tes ballot box:

Setelah acara pembukaan/perkenalan selesai, pemandu mengadakan tes awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta dengan menggunakan metode ballot box atau kotak suara.

Untuk dibuat soal nomor 13 s/d 25, penyusunan pertanyaan-pertanyaan diserahkan kepada pemandu. 1. Buah kakao dengan ciri-ciri apa yang dapat terserang hama PBK adalah? (Berikan contoh buah) 7. Apa yang harus dilakukan terhadap kulit-kulit sisa panen? (cari kumpulan kulit sisa panen

yang berserakan)

2. Apa yang perlu dilakukan terhadap tanaman kakao ini? (siapkan tanaman yang rimbun dan perlu dipangkas)

8. Hama apa yang menyerang buah kakao ini? (siapkan buah yang terserang phytoptera)

3. Serangga mana disebut hama PBK? (siapkan contoh specimen dan taruh dalam botol)

9. Cabang mana yang disukai oleh serangga PBK untuk beristirahat (pilih dan tunjukkan contoh cabang datar)

4. Apa yang perlu dilakukan terhadap cabang/tunas kakao ini? (pilih tanaman kakao yang mengandung banyak

tunas airnya) 10. Menurut Anda, apa yang perlu dilakukan terhadap cabang-cabang ini? (siapkan contoh cabang/tunas chupon)

5. Menurut Anda, mana yang dimaksud dengan larva/ulat PBK? (siapkan contoh spesimen dan taruh

dalam botol) 11. Menurut Anda, hewan apa yang termasuk musuh alami PBK? (siapkan contoh dalam botol)

6. Apa yang perlu dilakukan terhadap cabang kakao ini? (siapkan contoh cabang orthotrop di atas)

12 Jenis pupuk yang baik digunakan adalah (contoh pupuk) a. Buah masak yang sehat

b. Buah masak yang terserang penggerek buah kakao (PBK) c. Buah mentah yang terserang busuk buah basah

a. Contoh 1 (buah sehat)

b. Contoh 2 (buah terserang penyakit) c. Contoh 3 (buah terserang PBK)

a. Dipangkas b. Dipupuk c. Dibiarkan saja a. PBK b. Helopeltis c. Jamur a. Contoh 1 (kupu-kupu PBK)

b. Contoh 2 (kupu-kupu lain) c. Contoh 3 (belalang) a. Cabang biasa b. Cabang datar c. Cabang orthotrop a. Dibuang b. Dipangkas c. A dan B benar a. Dipertahankan/dipelihara b. Dibuang c. Tidak tahu

a. Larva ulat penggerek batang b. Larva PBK

c. Larva ulat lain

a. Semut rang-rang b. Semut hitam c. A dan B benar a. Dipotong b. Dipelihara c. Dibiarkan saja a. Pupuk Kandang/kompos b. NPK c. A dan B benar

(12)

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

Tujuan:

Sesi ini mengajarkan peserta tentang keseimbangan unsur-unsur ekosistem.

Tujuan:

Sesi ini mengajarkan peserta tentang cara menangkap/mencari MOL di wilayah masing-masing.

Alat dan bahan:

Kantong plastik, kaca pembesar, kertas plano, spidol, krayon, jaring serangga, dan lain lain

Alat dan bahan:

Kantong plastik atau nampan plastik kecil, cangkul, sekop, parang, lembaran plastik, jeriken, kain saring, balon mainan, nasi setengah masak, buah pepaya masak, gula merah, dan air tebu

Waktu:

1 - 1,5 jam

Waktu:

1 - 1,5 jam

Sesi 3

Ekosistem Dasar

Sesi 4

Menangkap Mikro Organisme Lokal (MOL)

Jenis pupuk kimia apa saja yang ada?

Berapa kali tanaman harus dipupuk?

Kapan pupuk diberikan?

Berapa dosis pupuk yang harus diberikan?

• Adanya penyemprotan insektisida yang membunuh semua serangga dan musuh alami,

kemudian terjadi perpindahan hama baru ke areal tersebut.

• Terdapat tanaman resisten/tahan hama sehingga tidak ada hama di areal tersebut.

Sebutkan 5 unsur ekosistem yang sangat penting?

Jelaskan tentang hubungan antara semua organisme yang ditemukan dan gambarkan di kertas plano. Buat garis hubungan antara semua aspek tentang saling memangsa/memakan.

Apa akibatnya jika:

1. Berikan pengantar selama 5-10 menit sebelum ke lapangan tentang ekosistem dasar.

2. Bagi peserta dalam 4 kelompok yang terdiri dari 5-7 orang per kelompok dan siapkan peralatan yang diperlukan seperti kaca pembesar, wadah plastik, dan lainnya.

3. Minta masing-masing kelompok kecil untuk mencari lokasi sebagai berikut

1. Siapkan beras yang telah dimasak (setengah masak atau paron) yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan bantuan petani peserta.

2. Berikan contoh dengan memasukkan nasi tersebut ke dalam nampan plastik dan tunggu hingga dingin dengan ketebalan 5-7 cm (jangan terlalu tebal)

3. Tutup nasi dengan kertas koran atau plano. Jangan menggunakan kain sebab dapat menyerap air

4. Ajak semua peserta untuk mencari rumpun bambu yang rimbun dan buatlah lubang yang dalamnya 30 cm dengan lebar yang disesuaikan dengan lebar nampan.

5. Tempatkan wadah yang sudah berisi nasi tersebut di lubang yang berada di bawah pohon bambu dan tutupi bagian atasnya dengan plastik agar tidak kehujanan.

4. Dampingi kelompok secara bergantian dan pergi ke areal tersebut dengan membawa wadah plastik kecil atau botol serangga. Amati, catat dan bila perlu tangkap apa saja yang ditemukan. Kalau ada jaring serangga akan lebih baik untuk menangkap serangga kecil yang terbang.

5. Kembali ke tempat diskusi dan tuliskan/gambarkan organisme apa saja yang terlihat saat pengamatan di areal/ kebun/tanaman masing-masing di kertas plano. Jangan lupa memasukkan kondisi setiap areal, misalnya panas/ mendung/gerimis, tanaman dipangkas/tidak dipangkas.

6. Lakukan diskusi dengan setiap kelompok dengan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

7. Minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Setelah itu, ajak mereka untuk menarik kesimpulan .

MOL dapat ditemukan dimana saja, khususnya di tempat-tempat yang ada tumpukan daun-daun yang berguguran yang sudah mengalami proses pembusukan. MOL yang paling bagus adalah yang ditemukan di bawah akar bambu.

(13)

6. Biarkan selama 3-4 hari. Setelah itu, wadah yang berisi nasi yang sudah berbau seperti tapai dapat diambil untuk dikerjakan lebih lanjut (karena siklus belajar seminggu, maka dapat diambil pada hari ke-7).

7. Tambahkan gula merah ke dalam bahan tersebut lalu gerus dengan perbandingan 1:1 dan disimpan di tempat yang gelap selama 3 hari. Cara lainnya adalah mencampur bahan tersebut dengan gula merah, perasan pepaya masak, air nira/air tebu dengan perbandingan 1:1:1 dan saring/peras dan tempatkan di jerigen yang bagian atasnya dipasang balon dan disimpan ditempat yang sejuk.

8. Masukan ke dalam wadah yang gelap dan hasil dari cairan (larutan) tersebut adalah MOL.

9. Jelaskan kepada peserta bahwa MOL tersebut dapat diperbanyak lagi dengan melakukan proses fermentasi dan digunakan untuk memperbanyak dan sebagai bakteri pengurai yang dapat digunakan untuk kegiatan minggu depan.

10. Selain itu, jelaskan juga bahwa bakteri ini dapat digunakan untuk pembuatan kompos dan pupuk pelengkap cair (PPC) organik atau dapat diterapkan di kebun yang diberi pupuk kandang agar cepat terurai dan siap diserap oleh akar tanaman.

11. Tanamkan pemahaman kepada para petani untuk tidak tergantung kepada mikro-organisme yang diperjual-belikan dari luar.

12. Setelah semua rangkaian kegiatan dijalani selama satu hari penuh, ajak peserta untuk berdoa bersama dan menutup kegiatan SL yang berjalan

Gundukan pelindung dari air Kawat ram Kertas koran Nampan Plastik Nasi 1/2 masak

Lubang dibawah pohon bambu

Plastik pelindung dari hujan

Mengenal Organisme Pengganggu

Tanaman dan Musuh Alami dan Cara

Memperbanyak Mikro Organisme Lokal

MODUL II

Minggu ke-2

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

Tujuan:

Sesi ini mengajarkan peserta untuk:

Alat dan bahan:

Kaca pembesar, plastik wadah, jaring serangga, gunting panen, dan lain-lain.

Waktu:

1,5-2,5 jam

Sesi 1

Mengenal Hama, Penyakit, dan Musuh Alami

1. Berikan pengantar selama 10-15 menit tentang hama, penyakit, dan musuh alami.

2. Bagi peserta ke dalam 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orangp per kelompok. Tugaskan masing-masing kelompok untuk melakukan pengamatan, mencatat berbagai jenis serangga yang ada di kebun kakao (jika bisa, minta mereka mengambil/menangkap serangga yang belum diketahui), dan juga mengambil bagian tanaman (pentil, buah terserang) untuk dibawa ke tempat pelatihan.

3. Setelah itu, minta semua kelompok untuk kembali ke tempat pelatihan dan bantu mereka untuk mendiskusikan bersama dengan menjawab berbagai pertanyaan yang sudah disiapkan oleh pemandu yang disiapkan di depan kelas:

Mengenal berbagai jenis hama, penyakit dan musuh alami tanaman kakao

Mengenal gejala serangan dan penyebab dari hama dan penyakit tanaman kakao.

Mampu membedakan antara hama dan musuh alami

Coba gambarkan jenis-jenis bahan (baik serangga dan bahan tanaman) yang telah didapatkan dari lapangan dengan, jika memungkinkan, menggolongkan hama, musuh alami, gejala penyakit, dan gejala serangan hama.

Apa perbedaan antara pengertian hama, penyakit dan musuh alami yang anda temukan di lapangan? Beri penjelasan.

Jenis hama dan penyakit apa saja yang paling dominan saat anda melakukan pengamatan di kebun kakao yang ada? Coba sebutkan.

Apa perbedaan gejala tanaman yang terserang hama dan juga terserang penyakit?

Musuh alami apa saja yang anda temukan dan mempunyai potensi untuk dapat diperankan dalam menjaga kebun kakao yang ada?

(14)

4. Minta masing-masing kelompok untuk menuliskan jawaban pertanyaan ataupun gambar-gambar sesuai dengan kesepakatan kelompoknya.

5. Setelah semua kelompok selesai menjawab berbagai pertanyaan yang dipersiapkan, minta masing-masing perwakilan kelompok untuk mempresentasikannya dan anggota kelompok lain untuk menanggapi materi presentasi. Lakukan hal yang sama untuk kelompok yang lain agar petani terbiasa untuk berbicara di depan orang banyak.

6. Simpulkan hasil-hasil presentasi semua kelompok agar semua peserta memiliki pemahaman yang sama terhadap materi sesi.

7. Lanjutkan ke sesi berikutnya dengan melakukan kegiatan dinamika kelompok.

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

Tujuan:

Sesi ini mengajarkan peserta untuk:

Alat dan bahan:

Kaca pembesar, kuas dan cat kayu, tali plastik rafia, pena, handboard, kalkulator, tabel pengamatan, kertas plano, krayon, dan lain-lain.

Waktu:

1,5 - 2 jam

Sesi 2

Mengisi Tabel Pengamatan dan Pemasangan Label Pohon Sampel

1. Berikan pengantar tentang tujuan dari sesi SL kali ini dan tetapkan pohon sampel yang akan diamati.

2. Jelaskan tentang kebun belajar yang akan digunakan dan bagi kebun untuk masing-masing kelompok. Agar adil, pastikan pembagian dan penetapan plot kebun dilakukan melalui undian.

3. Lakukan pengundian dengan meminta relawan dari petani peserta yang hadir. Setelah diundi, tegaskan bahwa plot kebun menjadi tanggungjawab masing-masing kelompok.

4. Beri penjelasan kepada peserta tentang tabel pengamatan (salin tabel pengamatan dan bagikan kepada anggota SL) dan cara pengisiannya. Ini untuk memastikan semua peserta memahami dengan jelas. Selain itu, bagi kelompok dengan memastikan setiap kelompok memiliki anggota yang mampu menulis dan membaca.

5. Selanjutnya, tetapkan 10 pohon sampel dari setiap plot kebun masing-masing kelompok. Pastikan 10 pohon sampel tersebut tersebar merata di plot kebun dan, setelah ditetapkan, berikan penomoran mulai dari 1-10. Sambil memberikan penomoran, lakukan praktik pengamatan dan pengisian data-data ke dalam tabel pengamatan. 6. Damping peserta dalam melakukan pengisian tabel pengamatan dan penomoran pohon sampel. Lakukan

pendampingan secara bergantian.

7. Setelah usai melakukan pemilihan sampel dan pengisian tabel pengamatan, minta semua peserta untuk kembali ke ruang belajar.

8. Minta masing-masing kelompok untuk mengkalkulasi data-data yang didapatkan dan mencontohkannya ke dalam kertas plano dalam bentuk gambar (kolom 1: untuk hama dan penyakit; kolom 2: untuk agronomi/gambar pohon kakao; kolom 3: untuk musuh alami). Lakukan proses diskusi yang komprehensif untuk memastikan semua peserta dapat memahaminya.

Memahami cara mengisi tabel pengamatan sesuai dengan kondisi tanaman kakao yang ada

Menetapkan pohon-pohon sampel di kebun belajar sesuai dengan kelompok masing-masing

Memahami cara penuangan hasil pengamatan ke dalam bentuk gambar dalam rangka analisis agroekosistem yang akan terus disempurnakan dan memegang peranan penting di SL

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

Tujuan:

Sesi ini bertujuan untuk mengajarkan peserta tentang cara memperbanyak MOL yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok SL.

Alat dan bahan:

Jeriken atau tong bekas cat 1 buah, plastik transparan ½ meter, tali/karet ban: 1 meter, kompor dan panci, bakteri pengurai 1 liter, bekatul 3 kg, gula merah atau gula putih ¼ kg, terasi (belacan) ¼ kg, air bersih 5 liter, dan air kelapa 5 liter.

Waktu:

2 - 3 jam

Sesi 3

Memperbanyak MOL

1. Berikan penjelasan tentang cara memperbanyak atau membiakkan MOL yang telah dibuat minggu lalu

2. Dengan bantuan peserta, siapkan peralatan memasak. Mulailah dengan memanaskan air bersih sebanyak 5 liter. Setelah mendidih, masukkan terasi dan gula merah yang telah dihancurkan dan juga bekatul, lalu aduk sampai merata

3. Angkat larutan dari kompor dan dinginkan. Setelah benar-benar dingin, masukkan bakteri dan air kelapa dan aduk sampai merata. Kemudian tutup rapat dan diamkan selama 2 hari. Hal ini dapat dikerjakan oleh petani peserta yang dekat dengan kebun belajar.

4. Pada hari ke 3 atau 4, lakukan pengenduran tutup jeriken atau plastik penutup dan jangan lupa mengaduk selama 10 menit setiap harinya.

5. Pada hari ke 5 atau 7, bakteri ini sudah bisa digunakan sebagai bakteri pengurai untuk pembuatan kompos dan PPC organik.

6. Gunakan bahan ini untuk proses pembuatan pupuk cair dan pupuk padat pada sesi belajar minggu depan.

7. Ajak peserta untuk mendiskusikan kegiatan-kegiatan yang telah dijalankan dalam rangka memperbanyak MOL.

8. Setelah semua kegiatan belajar selesai, minta peserta untuk menyampaikan tinjauan terhadap hasil yang telah dicapai. Minta kepada beberapa petani peserta SL untuk menyampaikan capaian yang telah didapatkan dalam sesi ini. 9. Terakhir, minta kepada salah satu peserta untuk membacakan doa bersama

(15)

Analisis Agroekosistem:

Daur Hidup Hama Penggerek Buah Kakao

MODUL III

Minggu ke-3

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

Tujuan:

Sesi ini bertujuan untuk mengajarkan peserta SL tentang keseimbangan dan hubungan keterkaitan unsur lingkungan yang berpengaruh pada tanaman kakao. Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan dapat mengambil keputusan dan tindakan terhadap kebun kakao sehingga kebun semakin baik kondisinya.

Catatan: Langkah-langkah analisis agroekosistem ini harus dilakukan secara terus menerus mulai dari minggu ke-2 atau

ke-3 sampai minggu ke-15 dengan cara yang sama.

Alat dan bahan:

Kantong plastik, kaca pembesar, kertas plano, spidol, krayon, tabel pengamatan, handboard, dan lain lain.

Waktu:

2 - 3 jam

Sesi 1

Analisis Agroekosistem

1. Berikan pengantar 10-25 menit tentang analisis agroekosistem.

2. Bagi peserta ke dalam 4 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang per kelompok. Tugaskan masing-masing kelompok untuk melakukan pengamatan atau pengambilan data-data secara rinci untuk setiap pohon sampel dari plot pengamatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Minta mereka untuk memasukkan data-data ke dalam form tabel pengamatan yang disediakan

3. Cara untuk melakukan pengamatan pohon sampel adalah sebagai berikut:

1. Bagi kertas plano menjadi 3 bagian besar yang mengarah ke samping kanan. Gambar tanaman kakao di bagian tengah termasuk pohon pelindungnya jika ada. Gambar bunga, pentil, dan buah dari setiap pohon yang telah diamati. Jangan lupa untuk mencantumkan berat biji basah yang didapatkan. Bagian ini disebut bagian agronomi.

2. Gunakan bagian kertas sebelah kiri untuk menggambarkan jumlah hama dan penyakit untuk rata-rata per pohon (bagian hama dan penyakit), sedangkan di bagian kanan untuk menggambarkan musuh alami yang ditemukan dalam jumlah rata-rata per pohon (bagian musuh alami).

3. Gambarkan kondisi cuaca (cerah, mendung, hujan)

4. Tugaskan kelompok 1 dan 2 untuk melakukan pengamatan di kebun PsPSP; tugaskan kelompok 3 dan 4 untuk melakukan pengamatan di kebun pembanding yang diperlakukan secara tradisional.

5. Ajak masing-masing kelompok untuk mendiskusikan data-data yang telah ditulis/digambarkan. Buat kesimpulan terkait kondisi ekosistem di kebun kakao ber-PsPSP yang lebih baik, kemudian tentukan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan berdasarkan kesimpulan untuk minggu tersebut dan terapkan di kebun PsPSP setelah sesi selesai. Contoh tindakan: upaya sanitasi ulang, pemangkasan ulang, atau yang lain. Tindakan ini cukup diterapkan ini kebun PsPSP saja, tidak perlu di kebun pembanding.

6. Minta wakil dari salah satu kelompok untuk mempresentasikan kerja kelompoknya secara bergantian. Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, batasi jumlah kelompok yang harus melakukan presentasi. Lihat hasil kerja kelompok yang sudah ditempel di depan kelas.

7. Ajak peserta untuk secara bersama-sama menyimpulkan keadaan agroekosistem pada minggu tersebut dengan membandingkan kebun PsPSP dan kebun pembanding. Lalu, tentukan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kondisi kebun PsPSP.

4. Tugaskan setiap kelompok untuk memasukkan data-data yang terkumpul ke dalam tabel pengamatan. Caranya:

Serangga: perhatikan mulai bagian bawah dan menuju ke bagian atas tanaman. Catat hama-hama lain yang ditemukan.

Penyakit: perhatikan akar, batang, cabang, daun, dan buah untuk melihat penyakit dan kekurangan unsur hara (tanya pemandu untuk memastikan). Catat temuan hasil pengamatan.

Musuh alami: hitung jumlah setiap jenis predator seperti laba-laba, semut dan, larva atau ulat parasit.

Bunga: hitung jumlah bunga yang ada mulai dari bawah sampai setinggi 2 meter atau sebatas cabang jorquette di tanaman yang masih baik. Jika terlalu besar, jumlah bunga bisa dihitung berdasarkan jumlah bantalan bunga.

Pentil: hitung jumlah semua pentil yang ditemukan di tanaman tersebut. Pentil adalah buah yang berukuran < atau = 8 cm.

Buah: hitung semua buah yang ditemukan di tanaman tersebut sebanyak yang bisa dilihat oleh mata.

Buah panen: panen buah-buah yang ada di masing-masing plot kebun. Kemudian pisahkan buah yang terserang jamur, tikus, dan sehat. Belah buah-buah tersebut dan lihat tingkat penggerek buah kakao (PBK)-nya (ringan, berat, atau sehat). Persentasekan masing-masing bagian tersebut dengan

(16)

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

Tujuan:

Sesi ini bertujuan untuk mengajarkan peserta tentang morfologi, biologi, ekologi, dan gejala serangan PBK

Tujuan:

Sesi ini bertujuan untuk mengajarkan peserta tentang cara membuat pupuk organik cair secara mandiri dengan menggunakan sumber daya alam di desa masing-masing.

Alat dan bahan:

Kaca pembesar, toples, kantong plastik, kertas plano, spidol, krayon, parang, alat panen, jaring serangga, spesimen, dan lain-lain

Alat dan bahan:

Jeriken atau tong plastik 25 kg sebanyak 1 buah, plastik transparan berukuran 1,2 meter, tali karet bekas ban dalam sepeda 1 meter, kotoran ternak (segar) 1/3 bagian, air tebu 1 liter, ampas tahu 2 kg (sebagai alternatif, dapat juga menggunakan kedelai yang direndam dan diblender), air 20 liter, dan bakteri pengurai 200 cc.

Waktu:

1 - 2 jam

Waktu:

1-1,5 jam

Sesi 2

Daur Hidup Hama PBK

1. Berikan pengantar selama 10-20 menit tentang daur hidup hama PBK.

2. Bagi peserta ke dalam 4 atau 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang per kelompok. Minta masing-masing kelompok untuk melakukan pengamatan dan mencari bahan-bahan dari lapangan dengan membawa kaca pembesar. Dampingi mereka saat ke lapangan atau ke kebun demoplot/kebun sekitarnya untuk mendapatkan telur, larva, pupa, imago serta buah yang terserang dan tidak terserang oleh PBK. Jangan berhenti sampai masing-masing kelompok menemukannya. Bahan yang terkumpul dimasukkan ke kantong plastik/botol dan dibawa ke tempat diskusi. 3. Amati dengan kaca pembesar bentuk telur, larva, pupa, imago serta buah yang terserang dan buah sehat.

4. Gambarkan di kertas plano bentuk telur, larva, pupa, imago, daur hidup PBK, buah terserang, dan buah sehat. Akan lebih baik jika masing-masing peserta membuat koleksi telur, larva, pupa, dan imago dengan memasukkannya ke dalam botol/toples. Kemudian, lihat perubahan dari siklus hidup hama PBK ini.

5. Adakan diskusi dengan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Berikan pengantar selama 10-15 menit tentang pembuatan pupuk cair organik.

2. Periksa bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses pembuatan pupuk cair ini. Jika semua bahan tersedia, petani pemandu, dengan dibantu oleh anggota kelompok, memulai proses pembuatan.

3. Masukkan kotoran ternak ke dalam tong hingga 1/3 bagian terisi. Kemudian tambahkan air secukupnya (20 liter) yang diikuti dengan ampas tahu dan air tebu.

4. Aduk hasil campuran bahan tersebut sampai merata dan tambahkan bakteri pengurai 200 cc. Kemudian, tutup tong dengan plastik transparan dan ikat dengan karet bekas ban sepeda secara rapat.

5. Keesokan paginya, lakukan pengadukan ulang setiap pagi sampai pada hari keempat. Pada hari kelima, pupuk organik cair siap untuk digunakan.

6. Untuk menggunakan pupuk cair organik, tambahkan setiap liter pupuk dengan air sebanyak 15-20 liter lalu siramkan ke bagian akar tanaman kakao.

7. Ajak semua peserta untuk berdiskusi tentang pembuatan pupuk organik cair ini. Jika sudah tidak ada lagi pertanyaan

Di mana peserta menemukan telur, ulat (larva), kepompong (pupa), ngengat atau kupu-kupu (imago)? Apakah serangan PBK tergolong berat atau ringan?

Apa perbedaan antara buah yang terserang PBK dan buah yang sehat?

Berapa ukuran buah yang sering dibuahi oleh imago PBK? Coba jelaskan.

Kondisi kebun seperti apa yang disukai oleh PBK? Coba jelaskan.

Dengan mengetahui perilaku hama PBK, bagaimana cara pengendalian yang mudah dan paling memungkinkan? Coba jelaskan.

Apa kesimpulan dari kegiatan ini?

6. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, minta mereka untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing di depan kelas.

7. Setelah semua kelompok berpresentasi di depan kelas, ajak mereka berdiskusi untuk mendapatkan kesimpulan yang .

8. Terakhir, ajak peserta untuk berdoa untuk mengakhiri sesi.

SIKLUS HIDUP HAMA INI BERLANGSUNG SELAMA 35 HARI Larva ( 14 - 18 hari) Imago ( 3 - 7 hari ) Telur ( 3 - 7 hari ) Pupae ( 5 - 7 hari )

Analisis Agroekosistem:

Pembuatan Pupuk Organik

MODUL IV

Minggu ke-4

Sesi 1

Analisis Agroekosistem

Sesi 2

Pembuatan Pupuk Organik

A. Membuat pupuk cair organik

Analisis agroekosistem harus dilakukan secara rutin pada awal pertemuan (pagi hari) dengan langkah-langkah yang dilakukan sama seperti pada minggu ke-3. Siapkan juga data pengamatan dari kebun pembanding. (Lihat Modul 3, sesi 1: Analisis Agroekosistem).

(17)

Langkah-langkah kerja:

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petani pemandu dalam pelaksanaan sesi ini:

Tujuan:

Sesi ini bertujuan untuk mengajarkan peserta tentang cara membuat pupuk organik padat secara mandiri dengan menggunakan sumber daya alam di desa masing-masing.

Alat dan bahan:

Kotoran kambing atau kotoran sapi sebanyak 1 meter kubik, jerami atau berbagai daun-daunan, batang tanaman termasuk batang pisang, limbah pertanian yang sudah dicacah sebanyak 1 meter kubik, kapur pertanian atau abu dapur sebanyak 50 kg, arang sekam sebanyak 3-4 ember besar, air secukupnya, bio starter 1 liter, dan gembor penyiram air.

Waktu:

1-1,5 jam

1. Berikan pengantar selama 10-15 menit tentang pembuatan pupuk organik padat.

2. Periksa semua bahan yang diperlukan. Pastikansetiap wakil kelompok bertanggungjawab atas persiapan bahan baku.

3. Kemudian, tumpuk bahan-bahan yang sudah tersedia secara selang-seling: jerami/dedaunan (urutan pertama), kotoran ternak (kedua), kapur pertanian/abu (ketiga). Porsi ukuran keseluruhan yang tercantum di atas sebaiknya dibagi secara merata per lapisan.

4. Campurkan secara merata bahan yang lain seperti arang sekam padi dengan mengikuti urutan penumpukan sebelumnya hingga mencapai ketinggian 1-1,5 meter. Jangan lupa untuk menyiramkan air yang telah diberi bakter pengurai ke setiap lapisan tumpukan.

5. Diamkan tumpukan selama 10 hari. Waktu tunggu bisa berkurang menjadi 5-7 hari jika tumpukan tersebut ditutup dengan plastik terpal. Selama waktu tunggu tersebut, balikkan tumpukan selama 4 kali sampai pupuk organik padat matang dan siap untuk digunakan.

6. Jika kondisi pupuk terlalu kering ketika akan dibalik, siram terlebih dahulu dengan air secukupnya agar lembab (jangan sampai terlalu basah).

7. Ajak semua peserta untuk berdiskusi seputar pembuatan pupuk organik padat ini.

8. Setelah selesai sesi ini, peserta dipersilahkan untuk melakukan peninjauan/refleksi bersama dengan dipandu oleh pemandu. Setelah itu, peserta diminta untuk menerapkan pengetahuan yang didapat ke kebun PsPSP sebelum ditutup dengan doa.

B. Membuat pupuk organik padat

Tujuan:

Sesi ini bertujuan untuk mengajarkan petani tentang manfaat dan cara penerapan panen sering dan sanitasi kulit buah sisa panen dalam mengendalikan PBK di kebun kakao miliknya.

Alat dan bahan:

Alat panen, parang, cangkul, plastik lembaran, karung plastik, kertas plano, spidol, spidol kecil warna-warni, dan lain lain

Waktu:

2-2,5 jam

Analisis Agroekosistem:

Panen Sering dan Sanitasi Kulit Buah

MODUL V

Minggu ke-5

Sesi 1

Analisis Agroekosistem

Sesi 2

Panen Sering dan Sanitasi Kulit Buah

A. Membuat pupuk cair organik

Analisis agroekosistem harus dilakukan secara rutin pada awal pertemuan (pagi hari) dengan langkah-langkah yang dilakukan sama seperti pada minggu ke-3. Siapkan juga data pengamatan dari kebun pembanding. (Lihat Modul 3, sesi 1: Analisis Agroekosistem).

Gambar

Gambar hasil pemetaan, gambar hasil transek, hasil matriks, dan kalender musim.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini berjudul Penentuan Status Trofik Waduk Koto Panjang Propinsi Riau Berdasarkan Kandungan Klorofil-a dan Beberapa Parameter Lingkungan; disusun berdasarkan

 Paul B. Horton, sosiologi jilid1, penerbit eirlangga, jakarta, 1987, hlm.25..  banyak dan paling relevan dengan sosial kemasyarakatan adalah nilai spiritual yang

Sehingga, semua pustakawan akan memiliki wawasan/pemahaman dan keterampilan dalam membuat artikel hasil kajian pustaka bidang perpustakaan. Masalah yang terjadi di lokasi

Budidaya tanaman tanpa olah tanah (TOT) merupakan bagian dari teknologi olah tanah konservasi yang mengandalkan herbisida dalam pengendalian gulma awal sebelum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pemahaman wajib pajak, kualitas pelayanan perpajakan, sanksi perpajakan dan kondisi lingkungan

Pelaksanaan program kegiatan KKN-BBM Ke – 54 Universitas Airlangga di Desa Tambak berjalan dengan baik karena adanya dukungan dari berbagai pihak yaitu perangkat desa

1) Lakino Lipu (Lakino Kulisusu) merupakan kepala wilayah dan sekaligus kepala pemerintahan, penentu kebijakan dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan

Di bidang pendidikan, paling tidak, telah mulai dikenalkan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, program akselerasi, otonomi sekolah dalam penerimaan siswa SLTP