• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI TEKNIS. Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh Panitia Pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPESIFIKASI TEKNIS. Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh Panitia Pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIFIKASI TEKNIS

A. UMUM

Kegiatan : PEMBINAAN KELOMPOK EKONOMI MASYARAKAT

PESISIR

Pekerjaan : PEMBUATAN JALAN KAMPUNG DESA MORONGE

Lokasi Pekerjaan : DESA MORONGE KECAMATAN MORONGE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

1. Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk pelaksanaan Pekerjaan.

2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.

3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan kontraktor tidak menjamin secara subtansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi Calon Penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran mereka.

5. Kecuali ditentukan lain dalam kotrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan dalah baru, belum digunakan, dri tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan temasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan. 6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional

Indonesia (SNI, SII, SKSNI, dsb) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/ fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb) atau standar negara asing (ASTM, dsb) yang padanannya (equivalen) yang secara subtantive sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional yang disyaratkan. Apabila Standar Nasional untuk barang, bahan dan pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau standar negara asing. 7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan

penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh Panitia Pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan

dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan

digunakannya produksi dalam negeri;

2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;

3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;

4. jadual waktu pelaksanan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;

5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal

yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

6. harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan;

7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;

8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

(2)

8. Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada : 8.1. Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 diatas 8.2. Pekerjaan yang tidak termasuk kontrak

8.3. Spesifikasi Umum :

a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :

• UU tetang Lingkungan

• UU tentang Keselamatan Kerja

• UU/PP/SK bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja

• UU/PP tentang Galian C

• Perda terkait, dsb.

b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan meperhatikan ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.

c. Alinyemen dan Survey d. Hari kerja dan jam kerja

e. Gangguan dan keadaan darurat f. Penyingkiran material.

8.4. Spesifikasi Khusus : a. Lapangan

b. Bangunan/Desain/Pengerjaan Spesifik

c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik d. Perancah

e. Pengaturan lalu lintas f. Pengedalian Lingkungan

B. SPESIFIKASI UNTUK MASING-MASING MATA PEKERJAAN 1. Pekerjaan Persiapan, Pembersihan dan Pekerjaan Sementara

1.1. Pekerjaan persiapan meliputi pengukuran, investigasi sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan profil. Pembuatan bangunan sementara pembersihan dan pekerjaan sementara termasuk pembuatan jalan masuk, pekerjaan konstruksi kayu sementara dan kits-dam. Konstruksi bangunan sementara haruslah direncanakan secara rasional.

1.2. Pekerjaan persiapan.

a. Penetapan patok-patok pembebasan tanah dan patok-patok pengukuran. Sebelum pekerjaan dimulai, patok-patok trase pekerjaan dan patok-patok pengukuran yang terpasang haruslah dicek lagi. Lebih-lebih apabila jangka waktu antara pembebasan tanah dan saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan cukup lama dan antara patok-patok semacam ini haruslah diganti atau dikembalikan pada posisi semula.

b. Pemasangan Patok-patok pengganti

Apabila pada pelaksanaan pekerjaan penggalian atau pembuatan tangguk akan dimulai beberapa patok pengukuran yang telah terpasang maka untuk patok-patok tersebut haruslah dipasang patok-patok pengganti pada lokasi yang aman yang tidak terganggu oleh pelaksanaan pengganti tersebut. Tetapi penempatan patok-patok pengganti tersebut haruslah dipasang sedemikian, sehingga tempat kedudukan patok-patok asli dutemukan, walaupun akibat pelaksanaan pekerjaan terakhir sudah berubah.

c. Pemasangan Patok-Patok Benc-March sementara

Patok-patok yang terdekat, pondasi bangunan atau batu alam yang besar dan tidak bergerak dapat untuk menempatkan titik tinggi (benc-march) sementara. Akan tetapi apabila hal tersebut sukar didapat, maka dapat digunakan lokasi yang aman dangan tanah yang stabil serta tidak terganggu oleh pelaksanaan pekerjaan.

Guna menceha kerusakan patok-patok tersebut selama pelaksanaan pekerjaan, seyognya kepala aptok dicat merah, agar mudah terlihat oleh para pekerja dan dipagar dengan papan. Apabila trase pekerjaan tanah

(3)

sangat panjang, untuk lebih memudahkan supaya patok-patok tetap dipasang pada beberapa benc march atau dengan elevasi bangunan yang berdekatan.

Patok-patok benc march sementara dipasang dengan menarik-narik dari patok-patok benc march sementara ini sangat menentukan ketetapan lokasi dan posisi pekerjaan, maka patok-patok tersebut haruslah dicek sebelumnya secara amat teliti dengan beberapa benc march atau dengan elevasi bangunan yang berdekatan.

Apabila beberapa patok benc march sementara dibangun pada beberapa tempat. Adalam sangat penting untuk mengecek elevasi relatif dari masing-masing patok tersebut. Selain itu selama pekerjaan berlangsung, patok-patok tersebut haruslah dicek secara periodik.

d. Pengecekan adanya rintangan

Sebelum pekerjaan dimulai, supaya diketahui sebelum adanya rintangan atau halangan pada jalan-jalan masuk, yaitu bentuk rintangan, lokasinya dan tingginya antara lain adanya talangan-talangan irigasi atau pipa-pipa yang terpendam didalam tanah yang dapat menghalangi masuknya alat-alat berat. Selanjutnya harus diperkirakan cara-cara untuk menghilangkan rintangan-rintangan tersebut atau melindungi pipa-pipa tersebut dari kerusakan.

e. Penyingkiran hal-hal yang tidak diperlukan.

Selanjutnya segera setelah pekerjaan akan dimulai, baik untuk pekerjaan penggalian, maupun pembuatan panggung, maka rumput-rumput, tanggul-tanggul pohon, akan bambu yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan supaya disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

f. Pemasangan papan-papan profil.

Profil-profil yang dipasang dengan papan dan tali yang digunakan untuk dasar pelaksanaan pekerjaan haruslah dijaga agar tidak bergeser. Karenanya profil-profil haruslah merupakan konstruksi yang kaku, terutama untuk menunjukkan lereng atau elevasi dasar penggalian. Pada umumnya jarak antara masing-masing profil adalah 10m untuk ruas yang lurus dan 5m untuk ruas yang berbelok-belok, tetapi dengan mempertimbangkan keluasan operasi alat-alat berat yang digunakan. Pada pekerjaan-pekerjan penggalian atau urugan yang volumenya besar dan dilakukan pemasangan profil secara betahap, maka pertama-tama pemasangan profil cukup dengan papan dan jarak antaranya agak jarang, sehingga pekerjaan utama dapat dipasang profil dari papan dengan jarak antara yang lebih dekat dan dilengkapi dengan tali-tali.

g. Pemasangan Papan Nama Proyek.

Kontraktor diharuskan memasang Papan Nama Proyek pada lokasi pelaksanaan pekerjaan sebanyak 2 (dua) buah pada titik awal dan titik akhir.

2. Pekerjaan Tanah

2.1. Persiapan Medan

a. Kontraktor harus melakukan pekerjaan pendahuluan dalam bentuk penyiapan medan sebelum pekerjaan dilaksanakan. Persiapan medan dikerjakan dengan membersihkan dan mengupas permukaan tanah, membongkar dan menyingkirkan semua halangan dan rintangan yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai dengan perintah direksi. b. Pembersiahan dilakukan terhadap semak belukar, tumbuhan rumput liar

(4)

terpakai lannya. Termasuk menyingkirkan, mengangkut dan membuang keluar dari lokasi proyek ke tempat yang ditentukan direksi. Penebangan pohon lindung atau pohon-pohon besar lainnya, pembongkaran bangunan atau bagian-bagiannya dengan izin dan persetujuan direksi.

c. Apabila pembersihan dilakukan pada tebing atau lereng yang curam dan pencabutan tumbuhan dan akarnya dapat membahayakan kestabilan lereng tersebut, maka kontraktor harus melandaikan kecuraman lereng atau membuat konstruksi bronjong sesuai dengan rencana atau petunjuk direksi.

d. Apabila sisa-sisa pembersihan akan dibakar di tempat, maka pembakaran harus dilaksanakan tanpa membahayakan lingkungan setempat dibawah pengawasan langsung dari kontraktor. Kelalaian yang menimbulkan kerugian materi pihak ketiga menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

f. Peralatan yang digunakan disesuaikan dengan medan pekerjaan seperti pacul, sekop, dll.

2.2. Elevasi Permukaan Tanah Asli

Setelah pekerjaan seperti yang tercantum dalam pasal diatas dilaksanakan, kontraktor wajib mengukur elevasi permukaan tanah asli dibeberapa tempat sesuai petunjuk direksi. Hasil-hasil pengukuran harus direkam untuk dipergunakan sebagai dasar perhitungan kontraktor dalam pekerjaan tanah. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Theodolite, Waterpass dan meteran.

2.3. Pekerjaan Galian Tanah

a. Galian tanah yang sifatnya sementara seperti pekerjaan sodetan dikerjakan sesuai pedoman direksi. Penimbunan kembali pada saat pekerjaan dinyatakan selesai harus dengan petunjuk pada pasal pekerjaan timbunan tanah.

b. Galian tanah yang sifatnya tetap atau permanen harus dilakukan sesuai dengan garis kemiringan yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi.

c. Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa agar keamanan disekitarnya terjamin.

d. Kelebihan galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana akibat kelalaian dan cara kerja yang salah harus ditimbun kembali dengan batu sehingga padat dan biaya pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor. e. Apabila direksi memandang perlu, selama pekerjaan berlangsung

kontraktor dapat diperintahkan untuk merubah bentuk, kemiringan lereng, kedalaman maupun perintah lainnya atas izin atau persetujuan tertulis dari direksi, kontraktor tidak dibenarkan melaksanakan galian tanah yang tidak sesuai atau menyimpang dari gambar rencana.

f. Apabila direksi memerintahkan untuk mengubah jalur galian dari rencana semula, maka pekerjaan pembersihan untuk jalur baru tetap berpedoman pada pasal 1.1 (Persiapan Medan).

g. Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan seperti : Scovel, backhoe, dragline, trackdoser, clam shell, pacul, sekop, pakuan, linggis atau sesuai petunjuk direksi.

2.4. Tanah Hasil Galian

a. Sisa tanah hasil galian yang tidak dipakai harus disingkirkan dan dibuang ke lokasi yang telah ditentukan sesuai dengan pasal berikut ini.

(5)

Pembuangan tanah ini harus segera dilakukan setelah pekerjaan galian agar tidak terjadi penumpukan tanah disekitar lokasi pekerjaan.

b. Tanah hasil galian akan dipergunakan kembali, untuk pekerjaan selanjutnya harus diletakkan dan ditempatkan sedemikian rupa agar memudahkan penggunaan selanjutnya dan tidak mengganggu pekerjaan lainnya.

2.5. Lokasi Buangan Tanah

Pemborong harus menyediakan lokasi buangan akhir untuk sisa tanah hasil galian yang tidak dipakai, atau sisa tanah harus dibuang ke lokasi yang telah ditunjuk direksi. Pembuangan tanah kerawa-rawa atau tanah rendah lainnya harus dengan persetujuan direksi.

2.6. Galian Tanah untuk Pipa dan Kabel

Galian tanah untuk pemindahan pipa dan kabel harus dikerjakan sesuai pedoman yang dikeluarkan oleh instansi yang mengelolah pipa dan kabel yang bersangkutan.

2.7. Galian Tanah untuk Pondasi

a. Galian tanah untuk pondasi saluran harus mencapai kedalaman sesuai dengan tercantum di dalam gamabar rencana. Apabila ternya lunak, maka atas perintah direksi, kontraktor harus menggali sampai kelapisan tanah yang keras (pasir beku). Kelebihan galian akan diperhitungkan sesuai dengan syarat-syarat pekerjaan tambah kurang dengan harga satuan yang tercantum di dalam perjanjian kontrak.

b. Semua sisa-sisa humus tanah, bahan organik dan kotoran lainnya harus dikeluarkan dan disingkirkan dari lokasi pekerjaa.

c. Sebelum pekerjaan konstruksi saluran dimulai, permukaan tanah pondasi harus ditinjau direksi untuk dimintakan persetujuan.

e. Permukaan tanah pondasi harus kering.

2.8. Pekerjaan Timbunan Tanah

a. Tanah untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari semua kotoran, sampah dan bahan organik lainnya. Apabila kontraktor akan mempergunakan tanah bekas galian, harus ada persetujuan direksi sebelumnya. Apabila mutu dari tanah bekas galian diragukan, maka bahan timbunan dengan mutu yang memenuhi persyaratan direksi didatangkan dari tempat lain.

b. Garis permukaan timbunan yang diajukan dalam gambar rencana adalah garis permukaan timbunan dalam keadaan padat.

c. Dasar permukaan tanah untuk pembuatan tanggal harus bersih sesuai pasal 2.7a.

2.9. Pemadatan Penimbunan Tanah

a. Timbunan tanah yang menurut derajat kepadatan tertentu harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pada point a - f berikut ini :

b. Bahan timbunan harus dihamparkan merata lapis demi lapis sampai tercapai berdasarkan ketentuan dalam gamabr rencana, kadar air harus tetap dijaga agar pemadatan berlangsung optimal. Apabila kadar air dari tanah timbun terlalu tinggi, maka proses penghamparan lapis berikutnya harus ditunda untuk menurunkan kadar air lapisan timbunan yang bersangkutan. Pemadatan baru dapat dilakukan apabila kadar air telah mencapai derajat yang memadai.

c. Penghamparan lapisan baru boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan direksi.

d. Direksi berhak untuk memeriksa dan menguji derajat kepadatan timbunan tanah untuk setiap lapisan timbunan. Apabila kepadatan lapisan yang diperiksa belum memenuhi persyaratan, maka pekerjaan timbunan berikut harus ditunda sampai kepadatan lapisan yang bersangkutan mencapai ketentuan yang berlaku.

(6)

e. Kontraktor harus meperhatikan dan memperhitungkan tehadap penyusutan dan penurunan yang terjadi terhadap timbunan yang dikerjakan, sehingga hasil akhir dari pekerjaan timbunan sesuai dengan garis dan elevasi yang tercantum dalam gambar rencana.

f. Kontraktor wajib meratakan semua permukaan timbunan sehingga mempunyai bentuk akhir sesuai dengan gambar rencana.

2.10. Timbunan Kembali

a. Yang dimaksud dengan timbunan kembali adalah penimbunan tanah ditempat-tempat bekas galian di sekitar bangunan yang baru selesai dibuat atau menutup bekas galian pipa atau kabel.

b. Semua persyaratan mengenai mutu tanah timbun dan pemadatan pada pasal 2.8 (pekerjaan timbunan tanah) dan pasal 2.9. (pemadatan penimbunan kembali) berlaku untuk pekerjaan yang disebut pada pasal 2.10. point 1 ini.

c. Pekerjaan timbunan kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa agar dapat terhindar dari kerusakan bangunan yang baru dibuat. Kerusakan terjadi akibat dari kelalaian kontraktor merupakan tanggung jawab kontraktor.

d. Semua biaya perbaikan yang terjadi akibat dari kelalaian kontraktor merupakan tanggung jawab kontraktor.

e. Pekerjaan timbunan kembali terhadap bangunan atau jalan yang diperkeras harus mencakup perbaikan bangunan dan jalan tersebut termasuk konstruksi perkerasan dan lapisan aspalnya dikerjakan oleh kontraktor.

3. Pekerjaan Jalan Lingkungan Cor Beton dan Jalan Setapak

3.1. Persyaratan Material dan Alat

a. Material

• Semen PC produksi dalam negeri dengan kualitas baik, masih baru, tidak ada bagian yang membatu, dalam zak yang tertutup, serta memenuhi syarat SII 0013-81 dan SKSNI T-28-1991-0.3.

• Pasir Urug harus tajam, kasar, bebas dari kotoran dan tidak mengandung lumpur.

• Pasir Beton/Pasang harus tajam, kasar, bebas dari butiran kerikil, tidak mengandung lumpur dan kotoran serta menenuhi SNI-1968-1990 F dan SKSNI S-04-1989. Tidak diperkenankan menggunakan pasir laut.

• Kerikil harus keras tidak mudah hancur, bebas dari tanah, kotoran dan bahan organik lainnya.

• Aspal sebagai penutup lapisan atas.

• Air kerja harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak struktur seperti minyak, lumpur, bahan kimia dan unsur organik lainnya.

• Kayu atau tripleks untuk bekisting atau cetakan.

• Wadah Utk mencairkan dan menyiram aspal dalam proses pemanasan aspal dan penyiraman aspal

• Kayu Bakar untuk pembakaran aspal b. Peralatan

• Alat Gali biasa (cangkul, sekop)

• Beton molen (concret mixer) untuk membuat adukan beton

• Keranjang dan peralatan lainnya c. Pelaksanaan Pekerjaan

• Sebelum dilakukan penggalian tanah pengawas lapangan diwajibkan memeriksa gambar kerja, kondisi lapangan dan diadakan pengukuran.

(7)

• Hasil galian harus rapih, dimensi, kemiringan dan kedalaman harus sesuai dengan gambar rencana. Galian harus dijaga agar tidak tergenang air akibat air tanah atau air hujan. Apabila perlu kontraktor harus menurap dan menyokong agar galian tidak longsor.

• Timbunan atau urugan kembali harus dipadatkan lapis demi lapis dan diberi air secukupnya, pemadatan dimungkinkan dengan menggunakan stamper. Sisa galian yang tidak terpakai untuk timbunan harus dibuang ketempat lain yang ditentukan bersama-sama pengawas dan direksi.

• Sebelum diberi pasangan harus dilaksanakan urug pasir uang dipadatkan dengan trimbisan seberat 5 kg dan disiram air sehingga padat. Tebal lapisan pasir urug 5 cm, permukaan galian yang akan diberi pasir urug harus bersih dari segala kotoran dan benda organik lainnya.

• Bekisting/cetakan harus kuat dan tidak terutama pada saat pengecoran beton.

• Adukan beton dibuat dengan perbandingan 1pc : 3ps : 5kr. Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan. Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan meminta ijin pengawas dan direksi untuk diperiksa.

• Setelah selesai pengecoran beton dibiarkan mengering dan selama proses pengeringan beton selalu dibasahi atau digenangi dengan air.

• Pada bagian permukaan diplester setebal 15 mm dengan campuran 1pc : 4ps

• Pelaburan aspal cair dilakukan pada saat permukaan yang diplester belum kering benar, dengan konsentrasi 0,5 kg/m2.

• Bagian terakhir setelah selesai pelaburan aspal, permukaan yang dilaburi aspal ditutupi dengan pasir setebal 1,5 cm.

4. Pekerjaan Saluran Lingkungan

4.1. Persyaratan Material dan Alat a. Material

• Semen PC produksi dalam negeri dengan kualitas baik, masih baru, tidak ada bagian yang membatu, dalam zak yang tertutup, serta memenuhi syarat SII 0013-81 dan SKSNI T-28-1991-0.3.

• Pasir Urug harus tajam, kasar, bebas dari kotoran dan tidak mengandung lumpur.

• Pasir Beton/Pasang harus tajam, kasar, bebas dari butiran kerikil, tidak mengandung lumpur dan kotoran serta menenuhi SNI-1968-1990 F dan SKSNI S-04-1989. Tidak diperkenankan menggunakan pasir laut.

• Kerikil harus keras tidak mudah hancur, bebas dari tanah, kotoran dan bahan organik lainnya.

• Batu kali/Batu Pecah untuk pasangan harus keras tidak keropos dam harus bersih dari lumpur, kotoran dan bahan organik lainnya sesuai dengan PBI 1971/1983 SNI 03-2816-1992.

• Air kerja harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak struktur seperti minyak, lumpur, bahan kimia dan unsur organik lainnya.

b. Peralatan

• Alat Gali biasa (cangkul, sekop)

• Beton molen (concret mixer) untuk membuat adukan beton

• Alat-alat pengaduk spesi

• Keranjang dan peralatan lainnya c. Pelaksanaan Pekerjaan

(8)

• Sebelum dilakukan penggalian tanah pengawas lapangan diwajibkan memeriksa gambar kerja, kondisi lapangan dan diadakan pengukuran.

• Hasil galian harus rapih, dimensi, kemiringan dan kedalaman harus sesuai dengan gambar rencana. Galian harus dijaga agar tidak tergenang air akibat air tanah atau air hujan. Apabila perlu kontraktor harus menurap dan menyokong agar galian tidak longsor.

• Timbunan atau urugan kembali harus dipadatkan lapis demi lapis dan diberi air secukupnya, pemadatan dimungkinkan dengan menggunakan stamper. Sisa galian yang tidak terpakai untuk timbunan harus dibuang ketempat lain yang ditentukan bersama-sama pengawas dan direksi.

• Sebelum diberi pasangan harus dilaksanakan urug pasir yang dipadatkan dengan trimbisan seberat 5 kg dan disiram air sehingga padat. Tebal lapisan pasir urug 5 cm, permukaan galian yang akan diberi pasir urug harus bersih dari segala kotoran dan benda organik lainnya.

• Pasangan dinding batu kali/batu belah dibuat sesuai dengan type seperti gambar rencana. Pasangan batu kali/batu belah dipasang dengan campuran 1pc : 4ps dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana. Bahan-bahan yang dipergunakan harus baru dan memenuhi syarat.

• Adukan beton untuk lantai saluran dibuat dengan perbandingan 1pc : 3ps : 5kr. Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan. Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan meminta ijin pengawas dan direksi untuk diperiksa.

• Pasangan dinding batu kali/batu belah dan lantai cor beton diplester tebal 1,5 cm dengan campuran 1pc : 4ps dan diaci sesuai dengan gambar rencana.

5. Pekerjaan Duicker

5.1. Persyaratan Material dan Alat a. Material

• Semen PC produksi dalam negeri dengan kualitas baik, masih baru, tidak ada bagian yang membatu, dalam zak yang tertutup, serta memenuhi syarat SII 0013-81 dan SKSNI T-28-1991-0.3.

• Besi Beton dengan ukuran standard

• Pasir Urug harus tajam, kasar, bebas dari kotoran dan tidak mengandung lumpur.

• Pasir Beton/Pasang harus tajam, kasar, bebas dari butiran kerikil, tidak mengandung lumpur dan kotoran serta menenuhi SNI-1968-1990 F dan SKSNI S-04-1989. Tidak diperkenankan menggunakan pasir laut.

• Kerikil harus keras tidak mudah hancur, bebas dari tanah, kotoran dan bahan organik lainnya.

• Batu kali/Batu Pecah untuk pasangan harus keras tidak keropos dam harus bersih dari lumpur, kotoran dan bahan organik lainnya sesuai dengan PBI 1971/1983 SNI 03-2816-1992.

• Air kerja harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak struktur seperti minyak, lumpur, bahan kimia dan unsur organik lainnya.

b. Peralatan

• Alat Gali biasa (cangkul, sekop)

(9)

• Alat-alat pengaduk spesi

• Keranjang dan peralatan lainnya c. Pelaksanaan Pekerjaan

• Sebelum dilakukan penggalian tanah pengawas lapangan diwajibkan memeriksa gambar kerja, kondisi lapangan dan diadakan pengukuran untuk menentukan kemiringan duicker, as duicker dan kedalaman galian sesuai gambar rencana.

• Hasil galian harus rapih, dimensi, kemiringan dan kedalaman harus sesuai dengan gambar rencana. Galian harus dijaga agar tidak tergenang air akibat air tanah atau air hujan. Apabila perlu kontraktor harus menurap dan menyokong agar galian tidak longsor.

• Timbunan atau urugan kembali harus dipadatkan lapis demi lapis dan diberi air secukupnya, pemadatan dimungkinkan dengan menggunakan stamper. Sisa galian yang tidak terpakai untuk timbunan harus dibuang ketempat lain yang ditentukan bersama-sama pengawas dan direksi.

• Sebelum diberi pasangan harus dilaksanakan urug pasir yang dipadatkan dengan trimbisan seberat 5 kg dan disiram air sehingga padat. Tebal lapisan pasir urug 5 cm, permukaan galian yang akan diberi pasir urug harus bersih dari segala kotoran dan benda organik lainnya.

• Pasangan dinding batu kali/batu belah dibuat sesuai dengan type seperti gambar rencana. Pasangan batu kali/batu belah dipasang dengan campuran 1pc : 4ps dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana. Bahan-bahan yang dipergunakan harus baru dan memenuhi syarat.

• Adukan beton untuk lantai saluran dibuat dengan perbandingan 1pc : 3ps : 5kr. Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan. Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan meminta ijin pengawas dan direksi untuk diperiksa.

• Pasangan dinding batu kali/batu belah dan lantai cor beton diplester tebal 1,5 cm dengan campuran 1pc : 4ps dan diaci sesuai dengan gambar rencana.

• Sebelum memulai pekerjaan beton kontraktor harus memperlihatkan contoh material yang dipakai dan atas biaya kontraktor harus dibuat pengetesan mutu beton pada laboratorium yang ditunjuk terhadap material dan perbandingan campuran adukan (trial mix). Hasil tes tersebut dibuat tertulis dan disetujui oleh pengawas dan direksi.

• Bekisting/cetakan harus kuat dan tidak bocor terutama pada saat pengecoran beton.

• Pembesian harus dengan jumlah, mutu dan diameter tulangan yang benar sesuai dengan gambar, diikat kuat dengan kawat dan beri ganjal dengan beton deecking (2,5 cm).

• Adukan beton dibuat dengan perbandingan 1pc : 2ps : 3 kr (K225). Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan dan dibantu dengan vibrator. Sebelum dilakukan pengecoran kontraktor diwajibkan meminta ijin kepada pengawas dan direksi untuk diperiksa kesesuaian tulangan dan dimensi beton.

• Setelah selesai pengecoran beton dibiarkan mengering selama 28 hari dan selama proses pengeringan beton selalau dibasahi atau digenangi dengan air. Bekisting baru dapat dibongkar setelah mendapat persetujuan dari pengawas dan direksi.

6. As Built Drawing

6.1. Pihak kontraktor dengan petunjuk direksi diharuskan membuat As Built Drawing.

(10)

6.2. Pembuatan As Built Drawing tersebut berdasarkan bentuk/keadaan pelaksanaan oleh kontraktor dan disetujui secara tertulis oleh direksi pekerjaan dari pihak direksi terhadap pekerjaan terpasang (ukuran, bentuk, peil dan sebagainya).

6.3. Penyerahan As Built Drawing kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penataan Bangunan dan Lingkungan Sulawesi Utara Sulawesi Utara sebelum pekerjaan 100% (penyerahan pertama dan diserahkan dalam 3 rangkap (asli + copy).

7. Foto Dokumentasi

7.1. Kontraktor sebelum memulai pekerjaan harus mengambil foto dokumentasi 0% atau foto sebelum ada kegiatan.

7.2. Dalam pengambilan foto dengan kemajuan fisik dianjurkan dengan dasar pada titik bidik, foto dalam pelaksanaan pekerjaan sebanyak 4 kali (0%,25%, 50%,100%).

8. Lain-Lain

8.1. Kontraktor harus melapor kepada Kepala Desa/Lurah setempat sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan.

8.2. Kontraktor harus menghormati hari libur, upacara keagamaan dan perayaan resmi. Bila keadaan mendesak sehingga pekerjaa harus tetap berlangsung, kontraktor harus melaporkan pada aparat pemda setempat dan direksi. Untuk pekerjaan pada malam atau hari minggu, harus ada ijin tertulis dari direksi. 8.3. Kerusakan-kerusakan dilingkungan sekitar pekerjaan yang disebabkan oleh

pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor dan harus diperbaiki kembali.

C. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan dasar standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan sebagai berikut :

Melonguane, April 2013 Panitia Pengadaan Barang dan Jasa

Dinas Kelautan dan Perikanan Ketua

JOSEP ABAST, ST

(11)

BAB VII

GAMBAR - GAMBAR

GAMBAR-GAMBAR RENCANA SEBAGAI BERIKUT :

1. JALAN LINGKUNGAN

a. Type I

L = 3 M

b. Type II

L = 3 M

c. Type III L = 3 M

d. Jalan Linkungan Cor Beton L = 3 M

2. SALURAN

a. Type I

(80.80.60 cm)

b. Type II

(60.60.40 cm)

c. Type III (40.40.20 cm)

3. JALAN SETAPAK

a. Jalan Setapak L = 1,40 M

b. Jalan Setapak L = 1,20 M

4. DUICKER

a. Duicker (80.80.60 cm) P = 6 M

b. Duicker (60.60.40 cm) P = 4 M

Keterangan :

Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus disusun oleh Panitia Pengadaan

secara terinci, lengkap dan jelas.

(12)

5. TIMBUNAN SIRTU KELAS B T = 30 CM L = 3 M

6. MANDI CUCI KAKUS (MCK)

7. POS KEAMANAN LINGKUNGAN

(SEMUA GAMBAR TERDAPAT DALAM LAMPIRAN DOKUMEN PEMILIHAN LANGSUNG INI)

BAB VIII

DAFTAR KUANTITAS, ANALISA HARGA SATUAN DAN

METODA PELAKSANAAN

1. Pendahuluan.

Daftar kuantitas ini meliputi Mukadimah Rekapitulasi Daftar Kuantritas serta Bab-bab dalam kuantitas yang harus diartikan sebagai satu kesatuan dengan instruksi kepada peserta Pemilihan Langsung syarat-syarat kontrak spesifikasi dan gambar.

2. Kuantitas.

Kuantitas yang dicantumkan dalam daftar kuntitas merupakan perkiraan dan hanya dipergunakan sebagai dasar perhitungan penawaran. Kuantitas yang pasti dari pekerjaan ditentukan dari pengukuran hasil pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor yang disetujui oleh pengguna jasa.

3. Harga Satuan Jadi.

Kecuali ditetapkan lain dalam kontrak harga dalam daftar kuantitas harus mencakup semua kewajiban kontraktor berdasarkan kontrak serta segala hal yang diperlukan untuk pelaksanaan penyelesaian dan perbaikan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam syarat-syarat kontrak termasuk biaya umum dan keuntungan kontraktor.

4. Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama.

• Satuan dapat berdasarkan atas jam operasi untuk tenaga kerja dan peralatan, volume dan/atau ukuran berat untuk bahan-bahan.

• Kuantitas satuan dalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor mata pembayaran.

• Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis terpakai dan operator.

• Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN yang dibayarkan dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

• Harga satuan yang diajukan peserta Pemilihan Langsung harus mencakup seluruh tambahan tenaga kerja, bahan, peralatan atau kerugian yang mungkin diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar.

(13)

• Untuk melengkapi apakah perhitungannya berdasarkan atas produksi harian atau jam.

• Biaya umum dan keuntungan ditentukan nominal maksimum 10%.

5. Komponen Pekerjaan yang tidak diukur secara terpisah.

Kecuali apabila dirinci lain dalam daftar kuantitas atau ditetapkan lain dalam kontrak maka renaga kerja termasuk pengawasannya, bahan-bahan , peralatan kontrak pekerjaan sementara.transportasi ke dan dari lapangan dan didalam sekitar pekerjaan dan segala sesuatu yang lain yang diperlukan untuk pelaksanaan penyelesaian dan perbaikan pekerjaan tidak akan diukur dan biayanya harus dianggap sudah termasuk dalam harga-harga Daftar Kuantitas.

6. Mata Uang.

Mata uang yang digunakan dalam kontrak ini adalah mata uang Rupiah

7. Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) harus diperhitungkan oleh kontraktor atas biaya keseluruhan Pekerjaan dan dimuat di dalam Rekapitulasi Daftar Kuantitas.

8. Uraian Pekerjaan dalam masing-masing Mata Pembayaran

Uraian pekerjaan dalam masing-masing jenis pekerjaan adalah untuk menjelaskan lokasi dan sifat pekerjaan tetapi sifat lingkup pekerjaan yang sesungguhnya harus dipastikan dari gambar, spesifikasi dan syarat-syarat Kontrak sebagaimana keadaannya, dibaca berkaitan dengan cara pengukuran.

Apabila terdapat rujukan dalam daftar kuntitas yang menunjuk kepada suatu gambar khusus atau bagian dari spesifikasi atau syarat-syarat kontrak maka rujukan tersebut tidak akan membatasi persyaratan umum yang disebutkan dibagian lain dalam kontrak, kecuali apabila disebutkan lain.

9. Daywork Schedule

Pekerjaan harian (daywork)hanya dimasukan apabila kemungkinan pekerjaan yang tidak diketahui cukup banyak. Untuk dapat dilakukan kendali yang yang baik oleh Direksi terhadap realita harga yang diajukan oleh penawar, pekerjaan utama disusun sebagai berikut.

• Daftar Upah, Matrial dan Alat yang mendasari pekerjaan harian perlu disampaikan oleh penawar saat penawaran dengan disertai pernyataan bahwa kontraktor akan dibayar untuk pekerjaan yang dilakukan berdasarkan daywork basis.

• Kuatitas nominal setiap jenis daywork ditentukan harga satuannya dan dimasukan sebagai penawaran didalam harga satuan tersebut sudah termasuk keuntungan overheads dan harga-harga lainnya.

10. Pedoman Mata Pembayaran dalam Daftar Kuantitas

Masing-masing Bab pada Daftar Kuantitas dinomori sesuai dengan bab yang terkait dalam spesifikasi. Demikian juga setiap Mata Pembayaran dalam tiap bab pada Daftar Kuantitas harus dibaca berkaitan dengan pasal-pasal cara pengukuran dan cara pembayaran dalam bab spesifikasi yang terkait.

11. Singkatan-Singkatan

Singkatan-singkatan yang dipergunakan dalam Daftar Kuantitas adalah :

• m3 ………..…… meter kubik • m2 ………..… meter persegi • m1 ………. meter panjang • m ………. meter • cm ………. senti meter • mm ………. mili meter • ha ………. hektar (hekto are)

(14)

• kg ………. kilo gram • ltr ………. liter • t ………. ton • bh ………. buah • lbr ………. lembar • Rp ………. Rupiah • Ls ………. Lupmsum • Dihit ………. Dihitung

LAMPIRAN 1

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan : Lokasi : Tahun Anggaran : Nomor Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Harga

(Rp.) I. Jalan Lingkungan

II. Jalan Setapak

III. Jalan Lingkungan Cor Beton

IV. Saluran

V. Duicker

VI. Timbunan Sirtu

VII. Lain-Lain

Jumlah Harga (termasuk biaya umum dan keuntungan)

(15)

Harga Penawaran Dibulatkan Terbilang : ………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

LAMPIRAN 2

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan :

Lokasi :

Tahun Anggaran :

No. Uraian Jenis Pekerjaan Satuan Volume

Harga Satuan Jumlah Harga (Rp.) (Rp.) 1 2 3 4 5 6 = (5x4)

I. Jalan Lingkungan Jumlah I

a. Type I L = 3 m b. Type II L = 3 m c. Type III L = 3 m d. Cor Beton L = 3 m

e. Timunan Sirtu T. 30 cm L = 3 m

II. Jalan Setapak Jumlah II

a. Jalan Setapak L = 1,40 m b. Jalan Setapak L = 1,20 m

III. Saluran Jumlah III

(16)

b. Type II (60.60.40 cm) c. Type III (40.40.20 cm)

IV. Duicker Jumlah IV

a. Type (80.80.60 cm) P = 6 m b. Type (60.60.40 cm) P = 4 m

V. MANDI CUCI KAKUS (MCK) Jumlah V

VI. POS KAMLING Jumlah VI

Jumlah dipindahkan ke Rekapitulasi

………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

LAMPIRAN 3

DAFTAR HARGA SATUAN JADI PEKERJAAN

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan :

Lokasi :

Tahun Anggaran :

No. Uraian Jenis Pekerjaan Satuan Volume

Harga Satuan Jumlah Harga (Rp.) (Rp.) 1 2 3 4 5 6 = (5x4) I. Jalan Lingkungan a. Type I L = 3 m Jumlah 1. 2. b. dst.

II. Jalan Setapak

a. Jalan Setapak L = 1,40 m Jumlah

1. 2. b. dst.

(17)

III. Saluran a. Type I (80.80.60 cm) Jumlah 1. 2. b. dst.

IV. Saluran Jumlah VI

a. Type (80.80.60 cm) P = 6 m 1. 2. b. dst. ………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

LAMPIRAN 4

DAFTAR HARGA SATUAN JADI PEKERJAAN

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan :

Lokasi :

Tahun Anggaran :

Nomor Jenis Pekerjaan : Kuantitas Pekerjaa : Produksi Harian/Jam :

No Uraian Satuan Kuantitas

Harga Satuan Jumlah (Rp.) (Rp.) 1 2 3 4 5 6 A. Upah 1. 2. 3. 4. B. Bahan 1. 2. 3. 4.

(18)

C. Alat 1. 2. 3.

Sub Jumlah (A+B+C) D. Biaya Umum dan Keuntungan

E. Jumlah Harga Satuan F. Harga Satuan (dibulatkan)

………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

LAMPIRAN 5

DAFTAR HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan :

Lokasi :

Tahun Anggaran :

No. Uraian Satuan Harga Satuan Keterangan

(Rp.) I. UPAH 1. 2. 3. dst. II. BAHAN 1. 2. 3. dst.

(19)

III. ALAT 1. 2. 3. dst. ………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

LAMPIRAN 6

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan :

Lokasi :

Tahun Anggaran :

No. Uraian Jenis Pekerjaan Bulan I Bulan II dst Ket.

(20)

………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

LAMPIRAN 7

SKEMA PENGGUNAAN TENAGA

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan :

Lokasi :

Tahun Anggaran :

No. Tenaga Bulan I Bulan II dst Ket.

(21)

………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

LAMPIRAN 7

SKEMA PENGGUNAAN BAHAN

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan :

Lokasi :

Tahun Anggaran :

No. Uraian Jenis Bahan Bulan I Bulan II dst Ket.

(22)

………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

LAMPIRAN 9

DAFTAR PERSONIL INTI UNTUK PELAKSANAAN PEKERJAAN

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan :

Lokasi :

(23)

No. Nama Proyek iniPosisi di (Tahun)Umur Pendidikan Terakhir Pengalaman Kerja (Tahun) ………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

LAMPIRAN 10

DAFTAR PERALATAN UNTUK PELAKSANAAN PEKERJAAN

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan :

Lokasi :

(24)

No. Nama Alat Jumlah Alat Merk/ Type PembuatanTahun Kapasitas Ukuran/ Daya (KW) SendiriMilik Sewa Lokasi Alat Sekarang ………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

LAMPIRAN 11

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Satuan Kerja Sementara :

Pekerjaan :

(25)

Tahun Anggaran :

I. Umum

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini mengacu pada Dokumen Kontrak dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak serta mengikuti petunjuk-petunjuk dari Direksi Teknis dan Pengawas Lapangan. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai Gambar yang ada.

II. Spesifikasi Teknis 1. Jalan Lingkungan

Uraikan cara pelaksanaan pekerjaan dengan jelas.

2. Jalan Setapak

Uraikan cara pelaksanaan pekerjaan dengan jelas.

3. dst. ………, ……… 200 Penawar, PT/CV. ……… ……… Direktur

BAB IX

BENTUK – BENTUK JAMINAN

1. BENTUK JAMINAN PENAWARAN

(26)

1. Oleh karena ……….. (nama pengguna jasa) selanjutnya disebut “Pengguna Jasa” telah mengundang :

……… (nama peserta pemilihan

langsung)

selanjutnya disebut “Peserta Pemilihan langsung” mengajukan Penawaran untuk ……….. (uraian singkat mengenai Pekerjaan)

2. Dan oleh karena itu peserta pemilihan langsung terkait pada Instruksi kepada Peserta Pemilihan langsung mengenai pekerjaan tersebut diatas yang mewajibkan peserta pemilihan langsung memberikan kepada pengguna jasa suatu jaminan penawaran sebesar Rp. ……… (jumlah jamiman dalam rupiah)

(terbilang ……….)

3. Maka kami “Penjamin” yang bertanggung jawab dan mewakili ………. (nama

Bank) berkantor resmi di : ……….. (alamat bank)

selanjutnya disebut “Bank” berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan kewajiban atas nama Bank, dengan ini menyatakan bahwa Bank menjamin Pennguna Jasa atas seluruh nilai uang sebesar tersebut diatas sebagai jaminan penawaran dari Peserta pemilihan langsung yang mengajukan Penawaran untuk pekerjaan tersebut diatas tertanggal .……… (tanggal penawaran).

4. Syarat-syarat kewajiban ini adalah :

a. Apabila peserta pemilihan langsung menarik kembali penawarannya sebelum berakhirnya masa laku penawaran ; atau

b. Apabila penawaran dimenangkan dalam masa laku penawaran dan peserta pemilihan langsung gagal atau menolak :

1). Memberikan jaminan pelaksanaan yang diperlukan; atau 2). Untuk menandatangani kontrak ; atau

3). Menyetujui koreksi terhadap penawarannya sebagaimana tersebut pada pasal 28. Instruksi Kepada Peserta Pemilihan langsung.

Maka Bank wajib membayar sepenuhnya jaminan penawaran tersebut diatas kepada

Pengguna Jasa dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima permintaan pertama dari Pengguna Jasa, dan tanpa mempertimbangkan adanya keberatan dari Peserta Pemilihan langsung.

5. Jaminan ini berlaku sepenuhnya selama jangka waktu ……. (………….……..) (jumlah

hari dalam angka dan huruf yang sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari lebih

lama dari jangka waktu berlakunya penawaran yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan langsung) hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.

6. Setiap permintaan pembayaran atas jaminan ini harus telah diterima oleh Bank selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal terakhir berlakunyaa jaminan Bank sebagaimana disebutkan dalam butir 5 diatas.

7. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Bank mengesampingkan hak preferensinya atas harta benda milik Peserta Pemilihan

langsung yang berkenaan dengan penyitaan dan penjualan harta benda tersebut untuk

melunasi hutangnya sebagaimana ditentukan dalam pasal 1831 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Dengan itikad baik, kami penjamin yang secara sah mewakili Bank, dengan ini membubuhkan tanda tangan serta cap dan meterai pada jaminan ini pada tanggal ………, ……….

B A N K

---

Saksi Penjamin

2. BENTUK JAMINAN PENAWARAN (SURETY BOND)

Nomor Bond : ………. Nilai : Rp. ………(………) (jumlah nilai jaminan)

Tanda tangan, Cap dan

(27)

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : …….. (nama dan alamat peserta pemilihan

langsung)

sebagai peserta pemilihan langsung, selanjutnya disebut PRINCIPAL, dan ……….

(nama dan alamat Perusahan Asuransi atau Penjamin),

sebagai Penjamin, selanjutnya disini disebut “SURETY”, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ……… (nama pengguna jasa)

sebagai Pengguna jasa,selanjutnya disini disebut “OBLIGEE” atas uang sejumlah Rp. ……… (………) (jumlah nilai jaminan angka dan huruf).

2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut diatas dengan baik dan benar bilamana PRICIPAL tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam Instruksi Kepada Peserta Pemilihan langsung untuk Pekerjaan ….………… (uraian singkat pekerjaan) yang diselenggarakan oleh OBLIGEE pada tanggal ………….……….. di ………. (tanggal dan tempat Pepemilihan langsungan).

3. Adapun ketentuan dari Surat Jaminan ini adalah jika :

a. PRINCIPAL menarik kembali Penawarannya sebelum berakhirnya masa laku penawaran yang dinyatakan dalam Penawarannya, dan

b. Apabila Penawaran PRINCIPAL disetujui oleh OBLIGEE dalam masa laku penawaran, dan PRINCIPAL telah :

1). Menyerahkan Jaminan Pelaksanaan yang diperlukan; 2). Menandatangani Kontrak; dan

3). Menandatangani dokumen perikatan lain sebagaimana yang diharuskan dalam Dokumen Pemilihan langsung.

maka jaminan ini berakhir jika PRINCIPAL tidak dapat memenuhinya, Surat Jaminan ini tetap berlaku dari tanggal ……….. sampai dengan tanggal ………..

4. Tuntutan penagihan (klaim) atas Surat Jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE secara tertulis kepada SURETY segera setelah timbul cidera janji (wanprestasi/default) oleh Pihak PRINCIPAL sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Pemilihan langsung.

SURETY akan membayar kepada OBLIGEE dalam jumlah penuh selambat-lambatnya

30 (tiga puluh) hari kalender setelah menerima tuntutan penagihan dari Pihak OBLIGEE berdasar Keputusan OBLIGEE mengenai pengenaan sanksi akibat tindakan cidera janji oleh Pihak PRINCIPAL.

5. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta-benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna melunasi hutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

6. Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa laku Jaminan ini.

Ditandatangani serta dibubuhi cap dan meterai di ……….. pada tanggal ………

PESERTA PEMILIHAN LANGSUNG (PRINCIPAL) PENJAMIN (SURETY)

………. ………

( ……..….………. ) (……..……….. )

nama jelas nama jelas

3. BENTUK JAMINAN PELAKSANAAN

(JAMINAN BANK)

(28)

1. Oleh karena ……… (nama pengguna jasa) Selanjutnya disebut “PENGGUNA JASA” telah mengundang :

……… (nama Penyedia jasa) ……… (alamat Penyedia jasa)

selanjutnya disebut “PENYEDIA JASA” untuk Pekerjaan ………... ……….(uraian singkat mengenai pekerjaan)

2. Dan oleh karena itu PENYEDIA JASA terikat oleh Kontrak yang mewajibkan PENYEDIA JASA memberikan Jaminan Pelaksanaan keada PENGGUNA JASA sebesar …… % (………. Persen). 3. Maka kami PENJAMIN yang bertanggung jawab dan mewakili ………. (nama Bank) berkantor resmi

di : ….……….. (alamat bank)

selanjutnya disebut “BANK”, berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan kewajiban atas nama BANK, dengan ini menyatakan bahwa BANK menjamin PENGGUNA JASA atas seluruh nilai uang sebesar Rp………..

(jumlah Jaminan dalam Rupiah) (terbilang ……….) senilai dengan ……… % (……… persen) (besarnya Jaminan dalam Persentase) dari Harga Kontrak, sebagaimana disebutkan diatas.

4. Syarat-syarat kewajiban ini adalah :

a. Setelah PENYEDIA JASA menandatangani Kontrak tersebut diatas dengan PENGGUNA JASA maka BANK wajib membayar sejumlah uang kepada PENGGUNA JASA sampai dengan sebesar nilai yang yang disebutkan diatas, setelah mendapat perintah tertulis dari PENGGUNA JASA untuk membayar ganti rugi kepada PENGGUNA JASA atas kerugian yang diakibatkan oleh cacat maupun kekurangan atau kegagalan PENYEDIA JASA dalam pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam Kontrak tersebut diatas.

b. BANK harus menyerahkan uang yang diperlukan oleh PENGGUNA JASA dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah ada permintaan pertama tanpa penundaan dan tanpa perlu ada pemberitahuan sebelumnya mengenai proses hukum dan administratif dan tanpa perlu pembuktian kepada BANK mengenai adanya cacat atau kekurangan atau kegagalan pelaksanaan pada Pihak PENYEDIA JASA. 5. Jaminan ini berlaku sejak tanggal penandatanganan Kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah

tanggal Masa Pemeliharaan berakhir berdasarkan Kontrak atau sampai PENGGUNA JASA mengeluarkan suatu instruksi kepada BANK yang menyatakan bahwa Jaminan ini boleh diakhiri.

6. Permintaan pembayaran berkenaan dengan Jaminan ini harus telah disampaikan kepada BANK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal berakhirnya Jaminan Bank ini yang dinyatakan pada butir 5 diatas.

7. BANK menyanggupi memperpanjang jangka waktu berlakunya Jaminan berdasarkan syarat-syarat yang sama sebagaimana disebutkan diatas sesuai dengan adanya perubahan atau perpanjangan waktu Kontrak sebagaimana yang selanjutnya dapat dilakukan sesuai ketentuan-ketentuan Kontrak.

8. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, BANK mengabaikan hak preferensinya atas harta benda milik peserta pemilihan langsung yang berkenaan dengan penyitaan dan penjualan harta benda tersebut untuk melunasi hutangnya sebagamana ditentukan dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Dengan itikad baik, kami PENJAMIN yang secara sah mewakili BANK, dengan ini membubuhkan tanda tangan serta cap dan meterai pada jaminan ini pada tanggal ……….

B A N K

---

Saksi Penjamin

4. BENTUK JAMINAN PELAKSANAAN

Tanda tangan, Cap dan

(29)

(SURETY BOND)

Nomor Bond : ………. Nilai : Rp. ………. (…….. ……….) (jumlah nilai jaminan)

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ………. ………..

……….. (nama dan alamat Penyedia jasa)

sebagai PENYEDIA JASA, selanjutnya disebut “PRINCIPAL”, dan ……… (nama dan alamat Perusahan Asuransi atau Perusahaan

Penjamin) sebagai PENJAMIN, selanjutnya disini disebut “SURETY”, bertanggung jawab dan dengan

tegas terikat pada ……… (nama pengguna jasa) sebagai PENGGUNA JASA, selanjutnya disini disebut “OBLIGEE” atas uang sejumlah uang Rp……… (terbilang

……….)

2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut diatas dengan baik dan benar bilamana Principal tidak memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan Pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Penyedia Jasa dari OBLIGEE No. ……….. tanggal ……….. (nomor dan tanggal Surat Penunjukan

Penyedia Jasa) yang selanjutnya dikukuhkan dalam Kontrak ……….

……….. (uraian singkat Pekerjaan) antara pihak PRINCIPAL dan OBLIGEE, dan jaminan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak tersebut.

3. Adapun ketentuan dari surat jaminan ini adalah jika PRINCIPAL :

a. Menyelesaikan Pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar sesuai degnan ketentuan dalam Kontrak ; atau

b. Membayar, memperbaiki dan mengganti pada OBLIGEE semua kerugian dan kerusakan yang mungkin diderita OBLIGEE oleh sebab kegagalan atau kelalaian dari pihak PRINCIPAL dalam melaksanakan Kontrak;

maka Jaminan ini tidak berlaku lagi ; jika tidak, maka Jaminan ini tetap berlaku dari tanggal ………. sampai dengan tanggal ………….………….. dan dapat dimintakan perpanjangannya oleh PRINCIPAL sampai 14 (empat belas) hari setelah masa jaminan berakhir.

4. Tuntutan pengihan (klaim) atas Jaminan ini dilaksanakan oleh Obligee secara tertulis kepada SURETY segera setelah timbul cedera janji (wanprestasi/default) oleh pihak PRINCIPAL dalam melaksanakan Kontrak dan bukan karena resiko-resiko PENGGUNA JASA.

SURETY harus membayar kepada OBLIGEE sejumlah jaminan tersebut diatas selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah menerima tuntutan penagihan dari pihak OBLIGEE berdasar Keputusan OBLIGEE mengenai pengenaan sanksi akibat tindakan cedera janji oleh pihak PRINCIPAL.

5. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta-benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna melunasi hutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

6. Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa laku Jaminan ini.

Ditandatangani serta dibubuhi cap dan meterai di ……….. pada tanggal ………

PENYEDIA JASA (PRINCIPAL) PENJAMIN (SURETY)

………. ………

( ……..….……… ) (………..………..)

(30)

5. BENTUK JAMINAN UANG MUKA (JAMINAN BANK)

1. Oleh karena ……….. (nama pengguna jasa)

Selanjutnya disebut “PENGGUNA JASA” telah menandatangani kontrak dengan : ……….. (nama Penyedia jasa)

……… (alamat Penyedia jasa)

selanjutnya disebut “PENYEDIA JASA” untuk Pekerjaan ………... .... ……….. (uraian singkat mengenai pekerjaan) pada kontrak tanggal ………... (tanggal kontrak) nomor ……… (nomor kontrak).

2. Dan oleh karena sesuai dengan kontrak tersebut, PENGGUNA JASA dapat membayar uang muka kepada PENYEDIA JASA sebesar tidak lebih dari ………. % (………. Persen) (persentase yang ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak) harga kontrak.

3. Maka kami PENJAMIN yang bertanggung jawab dan mewakili ………. (nama Bank) berkantor resmi di ……….. ……… (alamat bank)

selanjutnya disebut “BANK”, berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan kewajiban atas nama BANK, dengan ini menyatakan bahwa BANK menjamin PENGGUNA JASA atas seluruh nilai uang sebesar Rp……….. (…..……….) (jumlah nilai jaminan)

(jumlah Jaminan dalam Rupiah) (terbilang ……….) senilai dengan ……… % (……….. persen) (besarnya Jaminan dalam Persentase) dari Harga Kontrak, sebagaimana disebutkan diatas.

4. Ketentuan kewajiban ini adalah :

a. BANK terikat mengembalikan uang muka atau sisa uang muka, apabila setelah PENYEDIA JASA menerima uang muka PENYEDIA JASA gagal memulai atau melanjutkan pekerjaan, apapun alasannya dan BANK harus segera mengembalikan nilai keseluruhan atau nilai pembayaran kembali uang muka yang masih tersisa.

b. BANK harus menyerahkan uang yang diminta oleh PENGGUNA JASA segera setelah ada permintaan pertama tanpa tertunda dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender dan tanpa perlu adanya pemberitahuan sebelumnya mengenai proses hukum dan administrasi dan tanpa perlu membuktikan kepada BANK mengenai kegagalan PENGGUNA JASA.

5. Jaminan ini berlaku selama masa berlakunya kontrak atau sampai pada tanggal uang muka telah dibayar kembali seluruhnya.

6. Permintaan pembayaran berkenaan dengan jaminan ini harus telah disampaikan kepada BANK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal berakhirnya Jaminan BANK ini yang dinyatakan pada butir 5 diatas.

7. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, BANK mengabaikan hak preferensinya atas harta benda milik peserta pemilihan langsung yang berkenaan dengan penyitaan dan penjualan harta benda tersebut untuk melunasi hutangnya sebagamana ditentukan dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Dengan itikad baik, kami PENJAMIN yang secara sah mewakili BANK, dengan ini membubuhkan tanda tangan serta cap dan meterai pada jaminan ini pada tanggal ……….

B A N K

Tanda tangan, Cap dan

(31)

--- Saksi Penjamin

6. BENTUK JAMINAN UANG MUKA (SURETY BOND)

Nomor Bond : ………. Nilai : Rp. ……… (………) (jumlah nilai jaminan).

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ………..

(nama dan alamat penyedia jasa) sebagai Penyedia jasa, selanjutnya disebut PRINCIPAL, dan ………...

(nama dan alamat perusahan asuransi atau perusahaan penjamin) sebagai PENJAMIN, selanjutnya disini disebut “SURETY”, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ……… (nama pengguna jasa) sebagai “PENGGUNA JASA”, selanjutnya disini disebut “OBLIGEE” atas sejumlah uang Rp. ……….. (….….………) (jumlah nilai jaminan dalam angka dan huruf).

2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut diatas dengan baik dan benar.

3. Bahwa PRINCIPAL dengan suatu perjanjian tertulis Nomor …….………. tanggal …………..………… (nomor dan tanggal Kontrak) telah mengadakan Kontrak dengan OBLIGEE untuk pekerjaan ……….……… (uraian singkat mengenai pekerjaan) dengan Harga Kontrak yang telah disetujui sebesar Rp. ……… (………..) (harga kontrak) dan jaminan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Kontrak tersebut. 4. Bahwa untuk Kontrak tersebut diatas, OBLIGEE setuju membayar kepada PRINCIPAL uang

sebesar Rp. ……… (…………..……….) (jumlah nilai jaminan) sebagai pembayaran uang muka sebelum pekerjaan menurut kontrak diatas dimulai. Sebagai jaminan terhadap pembayaran uang muka itu maka SURETY memberikan jaminan dengan ketentuan tersebut dibawah ini.

5. Jika PRINCIPAL telah melakukan pembayaran kembali kepada OBLIGEE seluruh jumlah uang muka dimaksud (yang dinyatakan dalam surat tanda bukti penerimaan olehnya), atau sisa uang muka yang wajib dibayar menurut kontrak tersebut, maka surat jaminan ini menjadi batal dan tidak berlaku lagi; jika tidak, surat jaminan tetap berlaku dari tanggal ……….. sampai dengan tanggal ……….. (selama berlakunya kontrak atau sampai pada tanggal uang muka telah dibayar kembali seluruhnya).

6. Tuntutan ganti rugi atas surat jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE secara tertulis kepada SURETY segera setelah timbul cedera janji (wanprestasi/default) oleh pihak PRINCIPAL karena tidak dapat membayar kembali uang muka atau sisa uang muka tersebut sesuai dengan syarat kontrak.

7. SURETY akan membayar kepada OBLIGEE uang muka atau sisa uang muka yang berdasarkan Kontrak belum dikembalikan oleh PRINCIPAL, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah menerima tuntutan penagihan (klaim) dari OBLIGEE.

8. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta-benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna melunasi hutang sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

9. Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan jaminan ini, harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa laku jaminan ini. Ditandatangani serta dibubuhi cap dan meterai di ……….. pada tanggal ………..

PENYEDIA JASA (PRINCIPAL) PENJAMIN (SURETY)

(32)

( ……..….………. ) (……..……….. )

nama jelas nama jelas

7. BENTUK JAMINAN PEMELIHARAAN (JAMINAN BANK)

1. Oleh karena ……….. (nama pengguna jasa)

Selanjutnya disebut “PENGGUNA JASA” telah menandatangani kontrak dengan : ……….. (nama penyedia jasa)

……… (alamat penyedia jasa)

selanjutnya disebut “PENYEDIA JASA” untuk pekerjaan ………... ....……….. (uraian

singkat mengenai pekerjaan) pada kontrak tanggal ………... (tanggal kontrak) nomor ………

(nomor kontrak).

2. Dan oleh karena itu, PENYEDIA JASA terikat oleh kontrak yang mewajibkan PENYEDIA JASA memberikan jaminan pemeliharaan kepada PENGGUNA JASA sebesar ………. % (………. Persen).

3. Maka kami PENJAMIN yang bertanggung jawab dan mewakili ………. (nama bank) berkantor resmi di ……….. ……… (alamat bank)

selanjutnya disebut “BANK”, berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan kewajiban atas nama BANK, dengan ini menyatakan bahwa BANK menjamin PENGGUNA JASA atas seluruh nilai uang sebesar Rp……….. (jumlah jaminan dalam Rupiah) (terbilang ………) senilai dengan ……… % (………. persen) (besarnya jaminan dalam persentase) dari harga kontrak, sebagaimana disebutkan diatas.

4. Syarat-syarat kewajiban ini adalah :

a. Setelah PENYEDIA JASA menandatangani kontrak tersebut diatas dengan PENGGUNA JASA, maka BANK wajib membayar sejumlah uang kepada PENGGUNA JASA sampai dengan sebesar nilai uang yang disebutkan diatas, setelah mendapat perintah tertulis dari PENGGUNA JASA untuk membayar ganti rugi kepada PENGGUNA JASA atas kerugian yang diakibatkan oleh cacat maupun kekurangan atau kegagalan PENYEDIA JASA dalam pemeliharaan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak tersebut diatas;

b. BANK harus menyerahkan uang yang diperlukan oleh PENGGUNA JASA dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah ada permintaan pertama tanpa penundaan dan tanpa perlu ada pemberitahuan sebelumnya mengenai proses hukum dan administratif dan tanpa perlu pembuktian kepada BANK mengenai adanya cacat atau kekurangan atau kegagalan pemeliharaan pekerjaan pada pihak PENYEDIA JASA.

5. Jaminan ini berlaku sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal penyerahan akhir pekerjaan berdasarkan kontrak atau sampai PENGGUNA JASA mengeluarkan suatu instruksi kepada BANK yang menyatakan bahwa jaminan ini boleh diakhiri.

6. Permintaan pembayaran berkenaan dengan jaminan ini harus telah disampaikan kepada BANK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal berakhirnya jaminan bank ini yang dinyatakan pada butir 5 diatas.

7. BANK menyanggupi memperpanjang jangka waktu berlakunya jaminan ini berdasarkan syarat-syarat yang sama sebagaimana disebutkan diatas sesuai dengan adanya perubahan atau perpanjangan waktu kontrak sebagaimana yang selanjutnya dapat dilakukan sesuai ketentuan-ketentuan kontrak.

8. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, BANK mengabaikan hak preferensinya atas harta benda milik peserta pemilihan langsung yang berkenaan dengan penyitaan dan penjualan harta benda tersebut untuk melunasi hutangnya sebagamana ditentukan dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Dengan itikad baik, kami PENJAMIN yang secara sah mewakili BANK, dengan ini membubuhkan tanda tangan serta cap dan meterai pada jaminan ini pada tanggal ……….

B A N K --- Saksi Penjamin Tanda tangan, Cap dan Materai

(33)

8. BENTUK JAMINAN PEMELIHARAAN (SURETY BOND)

Nomor Bond : ………. Nilai : Rp. ……… (………) (jumlah

nilai jaminan).

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ………..

(nama dan alamat penyedia jasa) sebagai Penyedia jasa, selanjutnya disebut

PRINCIPAL, dan ………...

(nama dan alamat perusahan asuransi atau penjamin) sebagai PENJAMIN, selanjutnya disini disebut “SURETY”, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ……… (nama pengguna jasa) sebagai “PENGGUNA JASA”, selanjutnya disini disebut “OBLIGEE” atas uang sejumlah Rp. ……….. (terbilang ……….….….………).

2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut diatas dengan baik dan benar bilamana PRINCIPAL tidak memenuhi kewajibannya dalam pemeliharaan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar kontrak pekerjaan dari OBLIGEE Nomor ………. .. tanggal ……….. (nomor dan tanggal kontrak) antara pihak PRINCIPAL dan

OBLIGEE, dan jaminan pemeliharaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kontrak tersebut.

3. Adapun ketentuan dari jaminan ini adalah jika PRINCIPAL :

a. Memelihara pekerjaan tersebut dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam kontrak ; atau

b. Membayar, memperbaiki, dan mengganti pada OBLIGEE semua kerugian dan kerusakan yang mungkin diderita sOBLIGEE oleh sebab kegagalan atau kelalaian dari pihak PRINCIPAL dalam melaksanakan kontrak.

maka jaminan ini tidak berlaku lagi; jika tidak, maka jaminan ini tetap berlaku dari tanggal ……… sampai dengan tanggal ……….. dan dapat dimintakan perpanjangannya oleh PRINCIPAL sampai 14 (empat belas) hari setelah masa jaminan berakhir.

4. Tuntutan penagihan (klaim) atas jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE secara tertulis kepada SURETY segera setelah timbul cedera janji (wanprestasi/default) oleh pihak

PRINCIPAL dalam melaksanakan kontrak dan bukan karena resiko-resiko PENGGNA JASA.

5. Menunjuk pada Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta-benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna melunasi hutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

6. Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan jaminan ini, harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa laku jaminan ini.

Ditandatangani serta dibubuhi cap dan meterai di ……….. pada tanggal ………..

PENYEDIA JASA (PRINCIPAL) PENJAMIN (SURETY)

(34)

( ……..….………. ) (……..……….. )

nama jelas nama jelas

Demikian uraian Dokumen Pemilihan langsung Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penataan Bangunan dan Lingkungan Sulawesi Utara Tahun Anggaran 2006.

Kepala Satker NVT PBK Sulawesi Utara

Ir. WILLIAM WALINTUKAN

NIP. 010 251 814

Manado, April 2006

Panitia Pemilihan Langsung

RONNY LONDA

NIP. 010 228 414

Mengetahui :

Kepala Sub Dinas Perencanaan Dan Pengendalian Dinas Prasarana dan Permukiman

Propinsi Sulawesi Utara,

Ir. BI. L. MASINAMBOUW

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penurunan darah ke jaringan otak dan peningkatan tekanan intrakranial ditandai dengan nyeri kepala dan tangan dextra dan sinistra,

[r]

Dave Lawton‟s Replication of Stan Meyer‟s Water Fuel Cell Rangkaian ini menghasilkan pulsa keluaran digital yang akan bernilai tinggi ( mark ) dan rendah ( space ). seperti

Next, sequencing of the CNVs to acquire the unique sequence of the CNVs affecting the miRs needs to be performed not only for miR-646 and miR-770 but also for the

[r]

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8)

Berdasarkan kepada dua definisi tersebut dapat diartikan bahwa pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa,

Prakiraan SPBK untuk tanggal 27April 2016, menunjukkansebagian besar Kalimantan Tengah dan NTT, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecilAceh, Sumatera Utara,