• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penasehat : Direktur Politeknik Kementerian Kesehatan Makassar. Penanggung Jawab : Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kementerian Kesehatan Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penasehat : Direktur Politeknik Kementerian Kesehatan Makassar. Penanggung Jawab : Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kementerian Kesehatan Makassar"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol.

XII

. No

. 2

0

,

APR

IL

201

4

(2)

Penasehat

:

Direktur Politeknik Kementerian Kesehatan Makassar

Penanggung Jawab

:

Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kementerian

Kesehatan Makassar

Dewan Redaksi

Ketua

:

Drs. Jumain, M.Kes, Apt

Anggota

:

Muhammad Saud, SH, S.Farm, M.Kes

Drs. H. Tahir Ahmad, Apt

Drs. Ismail Ibrahim, Apt

Drs. Rusli, Sp.FRS.,Apt

Redaksi Pelaksana

Ketua

Rusdiaman, S.Si., M.Si.,Apt

Wakil Ketua

Drs. H. Asyhari Asyikin, S. Farm, M.Kes

Sekretaris

:

Dra. Hj. Nurisyah, M.Si.,Apt

Bendahara

:

Tajuddin Abdullah, ST, M.Kes

Anggota

:

Dra. Hiany Salim, M.MKes, Apt

Dra. Hasnah Ibrahim, M.Mkes

Djuniasti Kari, S.Si, M.Si, Apt

Sesilia R. Pakadang, S.SI, M.Si, Apt

Sultan, S.Farm, M.Mkes

Harbiah, ST, M.Si

Humas

: Mispari, SH, S.Farm, M.Kes

Rusdiaman, S.SI, M.Si, Apt

Raimundus Chaliks, S.Si

Arisanty, S.Si, Apt

Sirkulasi

:

Ahmad Murad, S.Sos

Hendra Stevani, S.Si, Apt

Alamat Redaksi

:

Jurusan Farmasi Politeknik Kementerian

Kesehatan RI Makassar

Jl. Baji Gau No. 10 Makassar

Telp. 0411-854021

Fax. 0411-830883

e-mail :

farmasibajigau@yahoo.co.id

www.farmasi.poltekkes-mks.ac.id

Media Farmasi Vol XII. No. 21, Nopember 2014

ii

ISSN No. 0216-2083

MEDIA FARMASI

(3)

DAFTAR ISI

_________________________________________________________________________

MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MAKASSAR ...

ii

EDITORIAL ...

iii

DAFTAR ISI ...

iv

1.

IDENTIFIKASI FENILBUTAZON DALAM JAMU ASAM URAT YANG

BEREDAR DI KOTA MAKASSAR SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Oleh Tajuddin Abdullah, H. Sultan...

1

2.

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN FARMASI DENGAN

KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS BATANG KABUPATEN BULUKUMBA

Oleh Mispari, Adriani Kadir, Astati, Wahyuni...

5

3.

STUDI KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cd PADA TANAMAN SAYURAN

YANG DIBUDIDAYAKAN MASYARAKAT SEKITAR PEMBUATAN AIR

LIMBAH PT KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR Oleh A.M. Fadhil Hidayat, Nur

Insani Yusuf, A. AR. Rakhmansya Iskandar...

12

4.

UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN URANG ARING (Eclipta alba L)

TERHADAP Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI Oleh Sesilia Rante

Pakadang, Sisilia Teresia Rosmala Dewi, Fadilah Jamil...

16

5.

FORMULASI DAN UJI STABILITAS KRIM ANTIAGING EKSTRAK ETANOL

JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Oleh Ariyani Buang, Trisnawati, Hartadi..

21

6.

STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK DAN UJI AKTIVITAS ANTI

OKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon

Stamineus Benth) DENGAN METODE DPPH Oleh Nurisyah, Asyhari Asyikin...

30

7.

PEMANFAATAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca leucandendra L) SEBAGAI

BAHAN PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN Oleh Muthmainnah B, Andi Nur

Aisyah...

36

8.

UJI MUTU TABLET ASETOSAL DENGAN PENGIKAT PATI SINGKONG

(Manihot utilissima) TERGELATINASI SECARA KEMPA LANGSUNG Oleh Rusli,

Hesti Setiawati...

40

9.

MEDICATION ERROR TERKAIT PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN

PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI

MAKASSAR Oleh Raimundus Chalik, Rusli, Siti Aniah Hardianty...

46

10

PENENTUAN NILAI SPF EKSTRAK METANOL RUMPUT LAUT (Ulva

reticulata) SECARA IN VITRO. Oleh Santi Sinala...

50

(4)

PENDAHULUAN

Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias, mengatur. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut “Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar) gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,mengubah menampakan,melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”. Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan fisik maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat lainnya), gangguan panas atau dingin,gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus (Wasitaatmadja, 1997).

Untuk menjaga kesehatan kulit terutama pada bagian wajah yang dapat mempengaruhi penampilan seseorang, maka dewasa ini, telah banyak beredar berbagai macam produk kosmetik

salah satunya dalam bentuk sedian Krim Antiaging untuk pemakaian topikal, namun berkat perkembangan teknologi produk yang semakin pesat, satu formula untuk suatu Krim Antiaging yang dapat diterima belum tentu tetap dianggap baik di tahun berikutnya. Karena itu, para ilmuan kosmetik harus memperbarui ilmu mereka secara kontinyu dengan memahami sifat-sifat pemukaan kulit dan rambut, pemilihan bahan baku dan emulgator yang tepat.

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan mengandung air tidak kurang dari 60% (Syamsuni, 2006). Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu sediaan krim yang baik adalah bahwa Krim tersebut memiliki kestabilan fisika yang baik dimana tanpa adanya sifat-sifat koalesen dari fase interen, kriming, dan terjaganya rupa yang baik seperti: bau, warna, dan sifat-sifat fisis lainnya (Moh.Anief, 1999).

Krim yang stabil harus menggunakan emulgator yang tepat. Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan antar muka antara minyak adan air dan bentuk lapisan yang mengelilingi tetesan terdispersi

1

Media Farmasi Vol.XII.No.20 April 2014 21

FORMULASI DAN UJI STABILITAS KRIM ANTIAGING EKSTRAK ETANOL

JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)

Ariyani Buang

*

, Trisnawati

**

, Hartadi

**

*.Jurusan Farmasi Universitas Pancasakti

**Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai Formulasi Dan Uji Stabilitas Krim Antiaging Ekstrak Etanol Jamur merang (Volvariella volvacea). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan menentukan formulasi dari sediaan Krim Antiaging Ekstrak Etanol Jamur Merang (Volvariella volvacea) yang memenuhi persyaratan uji mutu fisik. Evaluasi kestabilan krim antiaging meliputi pemeriksaan organoleptis, homogenitas, uji stabilitas dipercepat, uji daya sebar, uji daya lekat, dan pemisahan fase volume kriming. Kemudian dilakukan pengujian tipe emulsi krim antiaging meliputi pengenceran, disperse larutan zat warna, dan hantaran listrik. Ekstrak Etanol Jamur Merang dapat diformulasikan menjadi krim antiaging. Formulasi Krim Antiaging Ekstrak Etanol jamur Merang dari beberapa variasi konsentrasi yaitu 5%, 10%, dan 15% telah memenuhi persyaratan uji mutu fisik. Kata kunci : Krim, antiaging, Uji stabilitas, Volvariella volvacea

.

(5)

sehingga mencegah koelesensi dan tepisahnya fase terdispersi, salah satunya adalah surfaktan (Parrot,1971).

Maraknya pemakaian kosmetika dalam bentuk sediaan Krim Antiaging (Anti Penuaan) yang mengandung bahan-bahan sintetis mengundang berbagai kekhawatiran bagi para pemakai akan efek sampingnya yang akhirnya menyebabkan kulit terutama bagian wajah menjadi iritasi. Oleh sebab itu, pada zaman dahulu hingga saat ini, para ahli mengembangkan bahan-bahan alamiah untuk dijadikan sebagai krim (Wasitaatmadja, 1997). Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif dalam formulasi Krim Antiaging yaitu Ekstrak Jamur Merang.

Dalam penggunaan tradisional, Jamur Merang disamping dapat membantu proses penyembuhan dari berbagai macam penyakit ternyata dapat pula berkhasiat sebagai anti inflamasi, menghaluskan

kulit, melembabkan, dan membantu

menghilangkan noda hitam di kulit serta mempercepat penyembuhan jaringan kulit yang rusak (Bambang,2004).

Dari hasil penelitian sebelumnya tentang uji aktivitas peredam radikal bebas jamur merang dan isolasi senyawa aktif peredam radikal bebas dari jamur merang (Volvariella volvaceae) oleh Wisnu A.W tahun 2005 didapatkan Ekstrak etanol jamur merang mempunyai aktivitas peredam antiradikal bebas yang tinggi karena mengandung senyawa polifenol.

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana memformulasikan Krim Antiaging dari Ekstrak Etanol Jamur Merang (Volvariella volvaceae) yang memenuhi persyaratan uji mutu fisik” ? Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menentukan formulasi dari sediaan Krim Antiaging Ekstrak Etanol Jamur Merang (Volvariella volvaceae) yang memenuhi persyaratan uji mutu fisik.

Manfaat dari penelitian ini adalah Formula ekstrak etanol Jamur Merang yang dibuat dalam sediaan topikal (Krim Antiaging) ditujukan untuk memudahkan masyarakat dalam penggunaannya. Alat yang digunakan

Timbangan analitik, alat Maserasi, batang pengaduk, Erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, lemari pendingin, objek gelas dan dek gelas, pipet volume, pipet tetes, mixer, cawan porselin, thermometer dan waterbath.

Bahan yang digunakan

Aquadest, Setil alkohol, etanol 70%, Jamur Merang, metil paraben, parafin cair, profil paraben, Twen 80, Span 80.

Prosedur kerja Pengambilan sampel

Sampel yang akan digunakan adalah sampel jamur merang yang diambil disekitar kota makassar.

Pengolahan sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jamur Merang. dimana Jamur Merang

yang telah dikumpulkan, dibersihkan kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Selanjutnya diserbukkan dengan derajat halus 4/18.

Pembuatan ekstrak etanol Jamur Merang

Pembuatan ekstrak etanol Jamur Merang dilakukan dengan cara ditimbang Jamur Merang yang telah dikeringkan 500 gram dan diekstraksi dengan metode maserasi. Yaitu dengan merendam sampel dengan etanol 70% hingga seluruh sampel terendam, kemudian tutup dan simpan selama 5 hari sambil sesekali diaduk selanjutnya disaring. Ampasnya dimasukan kembali ke dalam alat maserasi dan dilakukan seperti semula sampai cairan penyari tak berwarna. Hasil ekstraksi dipekatkan dengan rotavapor kemudian diuapkan di atas penangas air hingga diperoleh ekstrak kental.

(6)

1.Rancangan Formula

Keterangan :

Fk1 = Formula Krim Antiaging kontrol negatif Fk2 = Formula Krim Antiaging konsentrasi 5% Fk3 = Formula Krim Antiaging konsentrasi 10% Fk4 = Formula Krim Antiaging konsentrasi 15% 2.Pembuatan Krim Antiaging

Pembuatan bahan dasar Krim Antiaging Ditimbang metil paraben lalu larutkan dalam air kemudian panaskan diatas penangas air pada suhu 70oC , lalu tambahkan tween 80 aduk hingga homogen . (campuran I)

Ditimbang parafin cair lalu dicampurkan dengan setil alkohol dan span 80, ditambahkan propil paraben lalu dipanaskan diatas penangas pada suhu 70o C (Campuran II).

Dimasukan campuran I dan II lalu diaduk hingga homogen sampai terjadi massa Krim Antiaging.

Pembuatan Krim Antiaging ekstrak Jamur Merang

Untuk membuat Krim Antiaging ekstrak Jamur Merang dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% , maka ditimbang ekstrak masing-masing

5 g, 10 g, dan 15 g dan bahan dasar Krim Antiaging sesuai jumlah yang dibutuhkan setiap formula, kemudian dicampur dalam wadah hingga homogen.

Evaluasi kestabilan Krim Antiaging 1.Tes organoleptik

Pengujian organoleptik meliputi pemeriksaan perubahan bentuk, warna, bau dari sediaan Krim Antiaging.

2.Tes Homogenitas

Sampel dioleskan pada lempeng kaca secara merata, kemudian diamati secara visual homogenitas Krim Antiaging ekstrak Jamur merang dalam basis.

3.Uji mekanik (Centripuge test)

Sampel disentripugasi pada kecepatan 3750 rpm selama 5 jam atau 5000-10000 rpm selama 30 menit

4.Uji stabilitas dipercepat

Setiap Sampel Krim Antiaging dievaluasi kemudian dilakukan sebelum dan setelah kondisi penyimpanan dipercepat yaitu penyimpanan pada suhu Kamar, Pada suhu 5OC dan 40OC secara bergantian setiap 12 jam (1 siklus) selama 10 siklus selanjutnya dilakukan tes pH. Syarat : sesuai pH kulit yaitu 4,6-6,5.

5.Daya sebar

Krim Antiaging dengan berat 0,5 g diletakkan ditangah kaca bulat, ditutup dengan kaca lain yang telah ditimbang beratnya, dibiarkan selama 1 menit kemudian diukur diameter sebar Krim Antiaging.

6.Daya lekat

Uji daya lekat dengan cara Krim Antiaging dengan berat 0,25 g diletakkan diatas dua gelas objek yang telah ditentukan. Kemudian ditekan beban 1 kg selama 5 menit, setelah itu di catat waktu pelepasan Krim Antiaging dari gelas objek.

Bahan Fk1 (% b/v) Fk2 (% b/v) Fk3 (% b/v) Fk4 (% b/v) Ekstrak Jamur Merang 0 5 10 15 Parafin cair 4 4 4 4 Setil alkohol 5 5 5 5 Tween 80 3,6 3,6 3,6 3,6 Span 80 1,4 1,4 1,4 1,4 Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 Propil paraben 0.05 0.05 0.05 0.05 Air suling hingga 100 100 100 100

(7)

7. Volume Kriming

Sebanyak 25 ml Krim Antiaging dimasukkan ke dalam gelas ukur kemudian diberi kondisi penyimpanan dipercepat yaitu penyimpanan selang seling pada suhu 5oC dan 40oC masing-masing selama 12 jam sebanyak 10 siklus. Pengamatan volume Krim Antiaginging dilakukan setiap 1 siklus penyimpanan. Volume Kriming dihitung dengan % rumus :

Volume kriming

=

Hu

H0

×100%

Hu = Volume emulsi yang kriming

H0 = Volume total Krim

Evaluasi tipe Krim Antiaging 1.Metode pengenceran

Krim Antiaging yang telah dibuat dimasukkan kedalam vial kemudian ditambah air. Jika Krim Antiaging dapat diencerkan maka tipe emulsinya adalah tipe M/A sebaliknya jika tdak dapat diencerkan maka tipe emulsinya A/M.

2.Metode disperse larutan zat warna

Krim Antiaging yang telah dibuat dimasukkan kedalam gelas piala kemudian ditetesi beberapa tetes larutan metilen biru.Jika warna biru segera terdispersi keseluruhan emulsi maka tipe emulsinya M/A sebaliknya jika warna biru tidak terdispersi seluruhnya maka tipe emulsinya tipe A/M.

(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian

1, Uji Organoleptik

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Sediaan Krim Antiaging ekstrak Jamur Merang

Formula Homogenitas Suhu Penyimpanan 5oC Homogenitas Suhu Penyimpanan 40oC I II III I II III I + + + + + + II + + + + + + III + + + + + + IV + + + + + +

Sumber : Data Primer

Keterangan : (+) homogenitas For mula UJI ORGANOLEPTIK Sebelum kondisi penyimpanan Dipercepat (250C)

Sesudah kondisi penyimpanan dipercepat

50C 400C peruba han bentuk Perubahan Warna peruba han bau peruba han bentuk peruba han warna perubaha n bau perubahan bentuk peruba han warna perubahan bau

I ½ padat putih Tidak

berbau

½ padat putih Tidak berbau

½ padat Putih Tidak

berbau

II ½ padat coklat Khas ½ padat coklat Khas ½ padat Coklat Khas

III ½ padat coklat Khas ½ padat coklat Khas ½ padat Coklat Khas

IV ½ padat coklat Khas ½ padat coklat Khas ½ padat Coklat Khas

Tabel 2. Hasil uji organoleptis sediaan Krim Antiaging ekstrak Jamur Merang

(Volvariella volvaceae)

(9)

Tabel 4. Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim Antiaging Ekstrak Jamur Merang (Volvariella volvaceae)

Formula

Suhu Penyimpanan 5oC Suhu Penyimpanan 40oC

Replikasi Replikasi I II III pH rata-rata I II III pH rata-rata I 5,3 5,4 5,2 5,3 4,8 4,7 4,6 4,7 I 5,5 5,7 5,6 5,6 4,6 4,8 4,9 4,7 III 5,3 5,5 5,2 5,3 4,7 4,8 5,6 4,7 IV 6,3 6,4 6,5 6,4 5,8 5,7 5,6 5,7

Sumber : Data Primer

Tabel 5. Uji Daya Sebar Sediaan Krim Antiaging Ekstrak Jamur Merang (Volvariella volvaceae)

Formula Suhu Penyimpanan 5oC Suhu Penyimpanan 40oC

Replikasi Replikasi

I II III rata-rata I II III rata-rata I 0,65 0,73 0,70 0,69 0,71 0,73 0,73 0,72 II 0,64 0,67 0,66 0,66 0,60 0,64 0,63 0,62

III 0,61 0,63 0,60 0,62 0,66 0,67 0,68 0,67

IV 0,55 0,57 0,56 0,55 0,71 0,72 0,72 0,72

(10)

Tabel 6. Hasil Pengukuran Pemisahan Fase Sediaan Krim Antiaging Ekstrak Jamur Merang (Volvariella volvaceae)

Siklus

Suhu Penyimpanan 5oC Suhu Penyimpanan 40oC

Replikasi Replikasi I II III I II III 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1

Sumber : Data primer

Keterangan :1= Tidak terjadi pemisahan fase Krim Antiaging

Tabel 7. Hasil Pengujian Tipe Krim Antiaging Ekstrak Jamu Merang (Volvariella volvaceae)

Krim Antiaging

Tipe Krim Antiaging

Sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan 5o dan 40o Pengenceran Pewarnaan I M/A M/A II M/A M/A III M/A M/A IV M/A M/A

Sumber : Data Primer

Keterangan : M/A = emulsi tipe minyak dalam air

(11)

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol Jamur Merang (Volvariella volvaceae). Sampel penelitian berupa Jamur Merang yang telah dikumpulkan, dibersihkan kemudian dipotong kecil-kecil, lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, kemudian diekstraksi dengan cara maserasi selanjutnya filtrat dikumpulkan kemudian diuapkan dengan menggunakan rotavapor hingga diperoleh ekstrak etanol kental. Pembuatan sediaan Krim Antiaging Jamur Merang (Volvariella volvaceae) dibuat sebanyak 4 formula dengan menggunakan ekstrak jamur merang sebagai zat aktif pada sediaan, untuk formula I (kontrol) tidak menggunakan zat aktif, formula ke II menggunakan konsentrasi ekstrak etanol Jamur Merang 5% dan untuk formula III menggunakan ekstrak etanol Jamur Merang konsentrasi 10% dan selanjutnya formula IV menggunakan ekstrak etanol Jamur Merang dengan konsentrasi 15%. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan organoleptis, pH, uji homogenitas, uji daya sebar, pemisahan Krim Antiaging, dan pengujian tipe sediaan Krim Antiaging ekstrak etanol Jamur Merang.

Hasil pengamatan uji organoleptik terhadap masing-masing formula Krim Antiaging disaat sebelum dan setelah kondisi penyimpanan tidak memperlihatkan perubahan baik itu bentuk, warna, dan bau. Pengamatan organoleptis menunjukkan bahwa Krim Antiaging yang dibuat dengan formula I, II, III dan IV, tidak mengalami perubahan warna dan bau setelah kondisi penyimpanan. Warna tetap coklat dan beraroma khas kecuali pada formula I warna tetap putih karena tanpa zat aktif. Sedangkan uji homogenitas memperlihatkan bahwa formula Krim Antiaging dapat tercampur dengan baik dan tetap homogen. Pengujian selanjutnya dilakukan pengujian pH dari masing-masing Krim Antiaging dan semua sediaan menunjukkan pH yang sesuai dengan kulit yaitu dari range 4,6-6,5 pada penyimpanan 50C ataupun pada penyimpanan 400C.

Hasil pengujian tipe emulsi Krim Antiaging

sebelum dan sesudah penyimpanan

memperlihatkan semua Krim Antiaging mempunyai tipe emulsi m/a, baik dengan uji pengenceran maupun dengan uji dispersi zat warna metilen biru. Hal ini disebabkan karena volume fase terdispersi (fase minyak) yang digunakan dalam Krim Antiaging lebih kecil dari fase pendispersi (fase air), sehingga globul-globul

minyak akan terdispersi ke dalam fase air dan membentuk emulsi tipe m/a.

Hasil tipe Krim menunjukkan bahwa Krim Antiaging tipe m/a mempunyai daya melekat yang lebih besar yakni sebelum kondisi penyimpanan 50C dan 400C. Dimana Krim Antiaging dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar pada tempat yang dibersihkan. Hasil dari pengujian formula Krim Antiaging untuk tipe M/A

ini yakni sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Perubahan ukuran Krim Antiaging suatu emulsi dipengaruhi jumlah dan efisiensi emulgator, pencampuran, serta pengadukan pada saat pembuatan Krim Antiaging. Hal ini dapat dikatakan bahwa suatu Krim Antiaging dapat dikatakan baik apabila daya menyebarnya besar (diameternya besar). Semua Krim Antiaging yang diperoleh bersifat mudah menyebar, lembut dan konsisten setengah padat.

Hasil pengukuran pemisahan fase Krim Antiaging pada saat diamati tidak menunjukkan suatu pemisahan, hal ini kemungkinan disebabkan karena Krim Antiaging mempunyai viskositas yang cukup baik. Sedangkan hasil pengujian tipe emulsi dari Krim Antiaging sebelum dan setelah kondisi penyimpanan masing-masing mempunyai tipe M/A baik itu pada saat menggunakan metode

pengenceran, metode pewarnaan, dan metode hantaran listrik. Dimana dalam volume fase terdispersi dalam hal ini fase minyak dalam Krim Antiaging lebih sedikit dari fase pendispersi atau fase air, sehingga fase minyak akan terdispersi merata kedalam fase air dan membentuk emulsi tipe M/A (minyak dalam air). Dalam penggunaan

tipe ini sangat disukai karena tidak lengket, mudah menyebar kepermukaan kulit serta mudah untuk dibersihkan. Krim Antiaging tipe M/A banyak digunakan karena pada saat digunakan tidak berminyak sehingga mudah dibilas dan menyebar lebih cepat. Krim Antiaging tipe ini juga mempunyai penampilan yang menarik dan memberikan rasa nyaman setelah digunakan pada kulit.

Dari seluruh hasil pengujian yang telah dilaksanakan diatas, dengan membandingkan hasil pengujian dari masing-masing sediaan Krim Antiaging yang dibuat dengan variasi konsentrasi zat aktif, didapatkan semua krim antiaging yang diperoleh tetap stabil secara fisika dan efisien dalam penggunaanya serta pada berbagai suhu diperkirakan ekivalen dengan satu tahun penyimpanan. Formulasi Krim Antiaging Ekstrak Etanol jamur Merang dari beberapa variasi konsentrasi yaitu 5%, !0%, dan 15% telah memenuhi persyaratan uji mutu fisik

(12)

Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau tesdirpersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relative cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air dan sediaan Krim Antiaging harus serupa dengan pH kulit yaitu 4,6 - 6,5

Melihat dari kandungan kimia tanaman Jamur Merang, yang mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat. Jamur Merang diketahui banyak mengandung banyak serat. Disamping itu, Jamur Merang mengandung berbagai vitamin; vitamin A, vitamin B, vitamin B2, vitamin B6, vitamin C, kalium, fosfor, tembaga, magnesium, zat besi, dan protein. Maka ekstrak Jamur Merang efektif diformulasi dalam bentuk sediaan Krim Antiaging.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak Etanol Jamur Merang dapat diformulasikan menjadi krim antiaging.

2.Formulasi Krim Antiaging Ekstrak Etanol jamur Merang dari beberapa variasi konsentrasi yaitu 5%, !0%, dan 15% telah memenuhi persyaratan uji mutu fisik.

Saran

Disarankan pengujian iritasi serta mengetahui aktivitas antibakterinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 1997. Formulasi Obat Topikal Dengan

Dasar Penyakit Kulit. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Anief, M., 1999. Sistem Dispersi, Formulasi

Suspensi dan Emulsi. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Bambang,S,2007. Tanaman Obat Popular Penggempur Aneka Penyakit. Agromedia

Pustaka, Jakarta

Depertemen Kesehatan R.I., 1979. Farmakope

Indonesia Edisi III. Jakarta

Depertemen Kesehatan R.I., 1995. Farmakope

Indonesia Edisi IV. Jakarta

Dwikarya, M.,2003, Merawat Kulit Dan Wajah, Cetakan V, Kawan Pustaka, Jakarta. Evelyn C, Pearce. 2009. Anatomi dan Fisiologi

untuk Paramedis. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

Fowler, B. 2003. Functional and Biological

Markers of Aging. In : Klatz, R. 2003. Anti-Aging Medical Therapeutics volume 5. Chicago

Gavrilov, L. 2004. Reliability Theory of Aging. In : Klatz, R. 2004. Anti-Aging Medical

Therapeutics volume 7 . Chicago

Keithler.1956. Formulation of Cosmetics and

Cosmetic Spesialities. Drug and Cosmetic Industry. New York

Parrot E.L., 1971, Pharmaceutical Technology

Fundamental Pharmaceutical, Burgess

Publishing Company Minneapois. Rowe, R.C., J. S. Paul, J.W. Paul. 2009.

Handbook of Pharmaceutical Exipients: Pharmaceutical Press. London

Suharjo, E. 2010. Bertanam jamur merang di media kardus, limbah, kapas, dan limbah pertanian Jakarta. Agro Media Pustaka

Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Wasitaatmadja, S.M.,1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, UI-Press, Jakarta. Wisnu, A.W. 2005. Jurnal peredam antiradical

bebas beberapa jamur yang dapat dikonsumsi dan Isolasi senyawa aktif peredam radikal bebas dari Jamur Merang (Volvariella volvaceae). Sekolah farmasi ITB., Bandung.

Gambar

Tabel  2.  Hasil  uji  organoleptis  sediaan  Krim  Antiaging  ekstrak  Jamur  Merang  (Volvariella volvaceae)
Tabel 4. Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim Antiaging  Ekstrak Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
Tabel  6.  Hasil  Pengukuran  Pemisahan  Fase  Sediaan  Krim  Antiaging  Ekstrak  Jamur  Merang  (Volvariella volvaceae)

Referensi

Dokumen terkait

The purpose of this research is how to design guide tour museum system using RFID technology (Radio Frequency Identification) to help visitors obtain complete information

poomsae , kriteria penampilan poomsae , hakikat keseimbangan dinamis, hakikat fleksibilitas panggul, kerangka pemikiran dan hipotesis. Pada bab 3 metode penelitian yang

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya Tugas Akhir dengan judul ANALISIS GETARAN PADA STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT

Her best friend KarinA “KARIN” kesuMa IlhaM for help, sharing, advice, sadness and support to finish writing this research paper.. Her best sister Boz mbaK “wuNdi” for

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Citra Merek, Kepercayaan Merek dan Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Merek Studi pada Konsumen Air Minum

Sebagai Dampak Alih Fungsi Lahan (Studi Kasus Di Desa Padaasih Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat). Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan

Pengaruh kode etik akuntan terhadap persepsi etis sebesar 0,048 (bersifat positif), sedangkan terhadap pertimbangan etis sebesar 0,088 (bersifat positif) yang berarti

Pasta pati ganyong yang masih basah memungkinkan terjadinya pembiasan pada saat proses pewarnaan, dan tidak dapat menembus kain dengan sempurna sehingga warna pada