• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persembahan: Kepada dua bersaudara: Abu Mushthofa al-jinabiy dan Abu Anas al-jinabiy semoga Allah menjaga mereka berdua.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persembahan: Kepada dua bersaudara: Abu Mushthofa al-jinabiy dan Abu Anas al-jinabiy semoga Allah menjaga mereka berdua."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

4

Persembahan:

Kepada dua bersaudara: Abu Mushthofa al-Jinabiy dan Abu

Anas al-Jinabiy –semoga Allah menjaga mereka berdua.

Penerbit: Daarul Jabhah Linnasyr wat Tauzii’.

Ucapan Terima Kasih dan

Penghormatan

Matan (teks) kitab ini dipublikasikan para ikhwah di Mimbar

Tauhid wal Jihad (website

www.tawhed.ws

) dengan hiasan

yang indah.

Saya telah menambahkan catatan kaki pada naskah yang

dipublikasukan mereka.

Semoga Allah membalas mereka -dari saya, orang-orang

bertauhid dan para mujahidin- segala kebaikan.

(5)

5

Aqidah dan Manhaj kami:

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah ta’ala

Kami memuji dan memohon pertolongan-Nya. Kami

berlindung kepada Allah ta’ala dari keburukan jiwa dan amal

perbuatan kami yang buruk. Barang siapa yang diberi hidayah

oleh Allah ta’ala, maka tidak ada seorang pun yang dapat

menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh

Allah ta’ala, maka tidak ada seorang pun yang dapat

memberinya petunjuk.

Kami bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang

benar selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan

utusan-Nya.

َو لاِإ َّنُتوُمَت لاَو ِهِتاَقُ ت َّقَح َهَّللا اوُقَّ تا اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي

َأ

ََوُمِلتُْم تُُْت ن

٢٠١

)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali

kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” [QS.

Ali Imran (3): 102]

(6)

6

اوُقَّ تا ُساَّنلا اَهُّ يَأ اَي

َلَخَو ٍةَدِحاَو ٍستفَ ن تنِم تُْكَقَلَخ يِذَّلا ُُْكَّبَر

اَهََتوََ اَهت نِم َق

لأاَو ِهِب ََوُلَءاََْت يِذَّلا َهَّللا اوُقَّ تاَو ًءاَِْنَو اًريِثَك لااََِر اَمُهت نِم َّثَبَو

ََِّإ ََاَحتر

اًبيِقَر تُْكتيَلَع ََاَك َهَّللا

٢

)

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanyaAllah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” [QS. An Nisa` (4): 1]

اًديِدَس لاتوَ ق اوُلوُقَو َهَّللا اوُقَّ تا اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي

٠٠

تحِلتصُي)

تُْكَلاَمتعَأ تُْكَل

يِظَع اًَتوَ ف ََاَف تدَقَ ف ُهَلوُسَرَو َهَّللا ِعِطُي تنَمَو تُْكَبوُنُذ تُْكَل ترِفتغَ يَو

اًم

٠٢

)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” [QS.

(7)

7

Al Ahzab (33): 70-71].1

Amma ba'du:

Ini adalah aqidah

2

dan manhaj

3

“Tanzhim al-Qa’idah

4

fi

1 Pengarang matan ini memulai dengan teks khutbatul haajah yang sudah terkenal ini. Sunah yang suci dan shahih menerangkan, khotbah-khotbah dan kitab-kitab dibuka dengan bacaan basmalah, bacaan hamdalah atau dengan salah satu ayat dari kitabullah ‘Azza wa Jalla. Adapun hadits-hadits yang mencela memulai penyampaian khotbah dan penulisan kitab dengan selain bacaan basmalah sebenarnya statusnya dha’if (lemah), tidak shahih sama sekali.

Faidah: Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Ibnu ‘Abbas

h, bahwa Dhimad mendatangi Mekkah, dia berasal dari Azd Syanuuah, dia biasa meruqyah beberapa penyakit. Dia mendengar penduduk Mekkah yang bodoh mengatakan: Muhammad orang gila. Dia berkata: Seandainya aku melihat orang ini, barangkali Allah menyembuhkannya melalui tanganku. Ibnu ‘Abbas berkata: lalu dia berjumpa dengan beliau lantas berkata: wahai Muhammad, sesungguhnya aku bida meruqyah dari penyakit ini dan Allah akan menyembuhkan orang yang dikehendaki-Nya melalui tanganku, apakah kamu mau? Rasulullah n bersabda: (Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Kami memuji dan memohon pertolongan-Nya. Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk. Kami bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Amma Ba’du).

Ibnu ‘Abbas melanjutkan: Dia berkata: Ulangi kembali kata-katamu tersebut untukku. Maka Rasulullah n pun megulanginya kembali untuknya sebanyak tiga kali. Ibnu ‘Abbas: Dia berkata: Aku pernah

(8)

8

mendengar perkataan para dukun, para penyihir, dan para penyair, namun aku tidak pernah mendengar perkataan seperti itu. Sungguh, perkataan itu telah sampai ke tengah dan kedalaman lautan. Ibnu ‘Abbas: dia berkata: kesinikan tanganmu aku akan berbai’at atas Islam. Ibnu ‘Abbas: Lalu dia membai’at beliau. Rasulullah n bersabda: Kamu juga harus berbai’at atas kaummu! Dia berkata: juga atas kaumku. Ibnu ‘Abbas: ketika Rasulullah n mengutus ekspedisi pasukan, mereka melewati kaumnya, komandan pasukan bertanya kepada annggotanya: Apakah kalian merampas sesuatu dari mereka? Salah seorang anggotanya menjawab: Aku berhasil merampas dari mereka sebuah alat untuk bersuci. Sang komandan berkata: Kembalikan alat itu, karena mereka adalah kaum Dhimad.

2 Terdapat dalam Taajul ‘Aaruus: ( ُهَّدَش : َدَقعناف ًادتقَع ُهُدِقتعَ ي َدتهَعلاو َعتيَ بلاو َلتبَحلا َدَق َع

)

‘aqada=syadda (mengikat). Para Imam Pakar ilmu asal usul kata menerangkan:

َََّأ

َلصَأ

ِدتقَعلا

ضيِقَن

ِ لَحلا

هَدَقَع

هدِقتعَ ي

ًادتقَع

ًاداَقتعَ تو

هدَّقَعو

دقو

َعت نا

دق

َدَّقَعَ تو

ْث

لمعُُسا

يف

عاونأ

ِدوُقُعلا

نم

ِتاعويبلا

دوُقُعلاو

اهريغو

ْث

لِمتعُ ُسا

يف

ْيمصُلا

ِداقُعلااو

ا

ََِاَجل

هأ.

al-‘Aqdu lawannya al-hillu (melepaskan), kemudian dipergunakan dalam macam-macam aqad seperti aqad jual beli, aqad perjanjian dan lainnya. Kemudian juga dipergunakan dalam ketetapan hati dan keyakinan yang mantap. Selesai. Sang pengarang akan menyebutkan dalam matan ini sarana yang dipergunakan tanzhim ini dalam beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kemudian setelah itu menjelaskan jalan perjuangan dalam merealisasikan aqidah ini dalam alam nyata (manhaj).

3 Manhaj adalah jalan yang jelas. Maksud manhaj yang dikehendaki pengarang adalah berkaitan dengan amal. Yakni jalan mengamalkan aqidah yang benar (al-aqidah ash-shahihah). Oleh karena itu pengarang membagi matan kepada dua bagian; ia memulai dengan menjelaskan aqidah kemudian diikuti penjelasan manhaj untuk meninggikan kalimat Allah (hukum Allah) ‘Azza wa Jalla.

(9)

9

Biladir Rafidain”. Berisi laporan dan penjelasan mengenai

keadaan dan tujuan kami berkumpul, itu adalah agama Allah

yang kami beragama dengannya, menyerahkan loyalitas di

atasnya, dan karenanya lah kami berjihad serta memusuhi

5

.

Maka kami katakan –setelah memuji Allah l dan minta

pertolongan dengan-Nya:

- Kami beriman bahwa Allah Ta’ala yang Maha Agung dalam

4 Ia adalah tanzhim (organisasi) terkenal yang menyibukkan dunia baik timur maupun barat. Perintisnya adalah sang penyulut perang Syaikh Abu Abdillah Usamah bin Ladin hafizhahullah di negara Afghanistan yang mulia kemudian organisasi ini berkembang tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Hampir di setiap negara atau wilayah terdapat pengikut organisasi ini. Barangkali cabang paling terkenal dari pohon yang kuat ini adalah Tanzhim Al-Qaida di Jazirah Arab, Tanzhim Al-Qaida di negeri dua aliran sungai (Iraq) dan Tanzhim Al-Qaida di Al-Maghrib Al-Islamiy (Aljazair).

5 Tali wala’ dan bara’ terikat atas dasar dien Allah bukan atas dasar fanatisme jahiliyah (ashabiyah jahiliyyah).

(10)

10

ke-Maha Tinggian-Nya

6

. Tidak ada tuhan (ilah)

7

yang berhak

6 Rabb kita k berbeda jauh dari makhluk-Nya. Maha Tinggi di atas mereka. Kami tidak mengatakan sebagaimana perkataan orang-orang Nasrani dan orang-orang semacam mereka dari kalangan orang-orang kafir Hindu dan zanadiqah shufiyyah (para sufi zindiq) bahwa Allah menyatu dalam beberapa makhluknya atau seluruhnya. Maha Tinggi Allah dari apa yang dikatakan orang-orang zhalim dengan ketinggian yang besar. Banyak dalil dari kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunnah Nabi-Nya serta ijma’ salaf yang menyatkan ke-maha tinggian Allah l. Lihat rincian hal itu dalam kitab “Al-‘Uluww” karya Imam Adz-Dzahabiy v atau

“Mukhtashar Al-‘Uluww” karya Syaikh Al-Albaniy v.

7 Al-Ilah adalah al-ma’luh yakni al-ma’bud. Laa nafiyah liljins (meniadakan jenis). Isimnya (ilah). Khabarnya terhapus taqdirnya haqq (yang benar). Karena ada tuhan-tuhan (aalihah / ma’buudaat) yang batil. Allah Ta'ala berfirman,

َخَّتا ِنَم َتتيَأَرَ فَأ

)) ُهاَوَه ُهَهَلِإ َذ

ةيثاجلا

١2

))

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.” [QS. Al-Jatsiyah (45): 23].

Allah Ta'ala berfirman,

َو اًعاَوُس َلاَو اًّدَو ََُّرَذَت َلاَو تُْكََُهِلَآ ََُّرَذَت َلا اوُلاَقَو

وُغَ ي َلا

حون ))اًرتَْنَو َقوُعَ يَو َث

١2

)

“Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr.".” [QS. Nuuh (71): 23]. Tidak boleh men-taqdirkan

khabar dengan kata maujud (ada) sebagaimana yang dikatakan oleh ahli kalam yang bodoh.

(11)

11

disembah selain-Nya.

Tidak ada sembahan yang benar

8

diibadahi selain-Nya. Kami

menetapkan untuk-Nya l apa yang ditetapkan oleh kalimat

8 Kalimat ini menafsirkan kalimat sebelumnya. Alinea ini -pada matan ini- menjelaskan makna tauhid uluhiyyah atau tauhid ibadah atau tauhid

al-qashd wa al-iradah (maksud dan kehendak). Metodologi tulisan

pengarang sangat bagus. Yakni dengan memulai tauhid uluhiyyah sebelum tauhid rububiyyah. Hal itu dilakukan karena beberapa pertimbangan:

pertama, bahwa mayoritas manusia mengakui rubuiyyah Allah k.

Permusuhan dengan ahli syirik (orang-orang musyrik) adalah dalam

uluhiyyah Allah dan mengikhlaskan (memurnikan) ibadah kepada-Nya Jalla wa ‘Alaa. Allah Ta'ala berfirman,

تنَمَو ُضترَتلأا ِنَمِل تلُق

َلَفَأ تلُق ِهَّلِل ََوُلوُقَ يَس ،ََوُمَلتعَ ت تُُْت نُك تَِإ اَهيِف

تنَم تلُق ،ََوُرَّكَذَت

وُقَّ َُ ت َلَفَأ تلُق ِهَّلِل ََوُلوُقَ يَس ،ِْيِظَعتلا ِشترَعتلا ُّبَرَو ِعتبَّْلا ِتاَواَمَّْلا ُّبَر

ِهِدَيِب تنَم تلُق ،ََ

ُريِجُي َوُهَو ٍءتيَش ِ لُك ُتوُكَلَم

َ يَس،ََوُمَلتعَ ت تُُْت نُك تَِإ ِهتيَلَع ُراَجُي َلاَو

ىَّنَأَف تلُق ِهَّلِل ََوُلوُق

:َونمؤملا ))ََوُرَحتُْت

48

-48

)

“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?"Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?"Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah."

(12)

12

tauhid

9

. Kami menafikan dari-Nya kesyirikan dan menjadikan

tandingan untuk-Nya

10

. Kami bersaksi bahwa tidak ada tuhan

Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?".” [QS. Al-Mukminun (23): 84 -89].

Kedua, bahwa ini adalah da'wah para rasul. Allah Ta'ala berfirman,

))َتوُغاَّطلا اوُبِنَُتَاَو َهَّللا اوُدُبتعُا ََِأ ًلاوُسَر ٍةَّمُأ ِ لُك يِف اَنت ثَعَ ب تدَقَلَو

لحنلا

23

. )

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu".” [QS.

An-Nahl (16): 36].

Ketiga, bahwa tauhid uluhiyyah mengandung tauhid rububiyyah.

9 Dia-lah satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi. Sebagaimana dalam hadits shahih yang berbunyi,

ََِّإَف

ُّقَح

ِهللا

ىلَع

ِهِدابِع

تََأ

ُهودُبتعَ ي

لاَو

اوُكِرتشُي

ِهِب

تيَش

ًائا

))

“Sesungguhnya hak Allah atas para hamba-Nya adalah merupakan beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.”

10 Definisi syirik adalah “engkau menjadikan tandingan bagi Allah padahal Dia-lah yang menciptakanmu.” [Muttafaq ’Alaih]. Syirik itu menjadikan tandingan selain Allah, ia berdoa kepadanya sebagaimana berdoa kepada Allah. Ia berharap kepadanya sebagaimana berharap kepada Allah. Ia takut kepadanya sebagaimana ia takut kepada Allah. Ia mencintainya sebagaimana ia mencintai Allah. Dan semisalnya. Ini semua adalah syirik akbar yang mana Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab untuk melarangnya, mengkafirkan para pelakunya dan menghalalkan darah dan harta mereka. [Syarhu An-Nuniyyah karya

(13)

13

yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa syahadat laa

ilaaha illallaah ini adalah awal dan akhir dien

11

, zhahir dan

batinnya, barang siapa yang mengucapkannya dan komitmen

11 Tauhid adalah pintu pertama yang dengannya seseorang bisa masuk Islam dan pintu terakhir yang dengannya seorang muslim keluar dari alam dunia. Sebagaimana sabda Nabi n:

تنَم

ََاَك

ُرِخآ

ِهِمَلَك

:

َلا

َهَلِإ

َّلاِإ

ُهَّللا

َلَخَد

َةَّنَجتلا

.

“Barang siapa akhir ucapannya laa ilaaha illallaah pasti masuk surga.”

Tauhid adalah kewajiban pertama dan terakhir. Tauhid awal dan akhir segala urusan. [Lihat: Syarhu Ath-Thahawiyyah: 77].

(14)

14

dengan syarat-syaratnya

12

dan memenuhi haknya

13

maka ia

adalah muslim.

12 Syarat-syarat Kalimat Tauhid:

a. Ilmu, yakni mengetahui makna kalimat tauhid. Lawannya adalah

bodoh. Allah Ta'ala berfirman,

"

ُهَّللا َّلاِإ َهَلِإ َلا ُهَّنَأ تَْلتعاَف

:لاُقلا "

٢8

)

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah.” [QS. Al-Qital / Muhammad (47): 19].

Muslim v meriwayatkan hadits dari Utsman z, Rasulullah n bersabda,

«

تنَم

َتاَم

َوُهَو

َُْلتعَ ي

ُهَّنَأ

َلا

َهَلِإ

َّلاِإ

ُهَّللا

َلَخَد

َةَّنَجتلا

»

.

“Barang siapa mati sedangkan ia mengetahui bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah niscaya ia akan masuk surga.

b. Mengucapkan, lawannya adalah diam. Allah Ta'ala berfirman,

"

ِهَّللاِب اَّنَمَآ اوُلوُق

ةرقبلا "

٢23

)

“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah.”.” [QS. Al-Baqarah (2): 136].

c. Yakin, lawannya adalah ragu-ragu. Allah Ta'ala berfirman,

"

اوُباَتترَ ي تَْل َُّْث ِهِلوُسَرَو ِهَّللاِب اوُنَمَآ َنيِذَّلا ََوُنِمتؤُمتلا اَمَّنِإ

"

لا

تارجح

٢1

.))

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu.” [QS. Al-Hujurat (49): 15].

(15)

15

"

تنَم

َتاَم

َوُهَو

ُدَهتشَي

تََأ

َلا

َهَلِإ

َّلاِإ

ُهَّللا

َََّأَو

اًدَّمَحُم

ُلوُسَر

َّللا

ِه

اًقِداَص

تنِم

ِهِبتلَ ق

َلَخَد

َةَّنَجتلا

"

َر َو

ُها

َأ تح

َم ُد

.

“Barang siapa yang mati sedang dia bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah jujur dari hatinya niscaya ia akan masuk surga.”

[HR. Ahmad].

e. Cinta, lawannya adalah benci. Allah Ta'ala berfirman,

"

َو ِهَّللا ِ بُحَك تُْهَ نوُّبِحُي اًداَدتنَأ ِهَّللا َِوُد تنِم ُذِخََُّ ي تنَم ِساَّنلا َنِمَو

ا

اًّبُح ُّدَشَأ اوُنَمَآ َنيِذَّل

ِهَّلِل

ةرقبلا "

٢31

)

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” [QS. Al-Baqarah (2): 165].

f. Menerima dan tunduk patuh kepada hak-haknya, lawannya adalah

sombong. Allah Ta'ala berfirman,

"

ََوُرِبتكَُتَْي ُهَّللا َّلاِإ َهَلِإ َلا تُْهَل َليِق اَذِإ اوُناَك تُْهَّ نِإ

فاصلا "

:تا

21

)

“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.” [QS. Ash-Shaaffaat (37): 35].

g. Ikhlas, lawannya adalah syirik. Allah Ta'ala berfirman,

"

ِلتخُم َهَّللا ِدُبتعاَف

َنيِ دلا ُهَل اًص

:رمزلا "

١

.)

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”

[QS. Az-Zumar (39): 2].

h. Kufur kepada thaghut, lawannya adalah iman kepada thaghut. Allah

(16)

16

"

ِهَّللاِب تنِمتؤُ يَو ِتوُغاَّطلاِب ترُفتكَي تنَمَف

ا ِةَوترُعتلاِب َكَْتمَُتسا ِدَقَ ف

ىَقت ثُوتل

:ةرقبلا "

١13

.)

“Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat.” [QS. Al-Baqarah (2): 256].

13 Mengamalkan tuntutannya berupa mengesakan ibadah hanya kepada Allah Jalla wa ‘Alaa semata, kufur kepada thaghut, taat kepada Rasul-Nya n, melazimi (mengamalkan) sunnahnya, menyerahkan loyalitas kepada orang-orang beriman, dan berlepas diri dari orang-orang kafir. Dalam

Al-Musnad, Bisyr bin Al-Khashaashiyyah berkata, “Saya pernah

mendatangi Nabi n untuk berbaiat kepadanya. Beliau mensyaratkan

kepadaku agar aku bersyahadat bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, menegakkan shalat, membayar zakat berhaji hajinya orang Islam, berpuasa di bulan Ramadhan dan berjihad fie sabilillah (di jalan Allah). Saya berkata, “Wahai Rasulullah ada dua hal yang saya tidak

mampu melakukannya, yakni jihad dan shadaqah (zakat). Rasulullah n menggenggam tangannya kemudian menggerakannya dan bersabda, “Kamu tidak mau berjihad dan membayar zakat, lalu dengan apa kamu akan masuk surga?!” “Wahai Rasulullah kalau begitu saya berbaiat kepadamu atas semua itu” ujar saya. Imam Asy-Syahid (insya Allah)

Sulaiman Aalu Asy-Syaikh v berkata, “Dalam hadits ini terdapat

kesimpulan bahwa jihad dan membayar zakat merupakan syarat untuk masuk surga berikut tauhid, shalat, haji, dan puasa Ramadhan. Hadits-hadits berkaitan dengan masalah ini banyak sekali. [Taisir ‘Aziz

Al-Hamid]. Semua amal yang disebutkan tadi adalah termasuk hak-hak

(17)

17

Barang siapa tidak melaksanakan syarat-syaratnya

14

, atau

melakukan salah satu pembatalnya

15

maka ia kafir meskipun

ia mengaku bahwa dirinya muslim.

14 Syarat itu ketika tidak ada maka sesuatu itu pasti tidak ada. Misalnya thaharah (bersuci) merupakan syarat sah shalat. Kalau ia tidak ada maka shalatnya tidak sah.

15 Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab v berkata, "Ketahuilah di antara pembatal-pembatal Islam yang paling besar itu ada sepuluh, yakni:

Pertama, syirik dalam beribadah kepada Allah semata, tiada sekutu

bagi-Nya. Dalilnya firman Allah Ta'ala,

"

ََِّإ

َهَّللا

َلا

ُرِفتغَ ي

تََأ

َكَرتشُي

ِهِب

ُرِفتغَ يَو

اَم

ََوُد

َكِلَذ

تنَمِل

َي

ُءاَش

"

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” [QS. An-Nisaa’ (4): 48 / 116]

Termasuk syirik adalah menyembelih untuk selain Allah sebagaimana orang yang menyembelih untuk jin atau kubah kuburan.

Kedua, orang yang menjadikan antara dirinya dan Allah

perantara-perantara, ia berdoa kepada perantara-perantara itu dan meminta syafa’at kepada mereka maka ia kafir berdasarkan ijma’.

Ketiga, orang yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau

ragu-ragu mengenai kekafiran mereka atau membenarkan madzhab mereka maka ia kafir berdasarkan ijma’.

(18)

18

Keempat, orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi lebih lengkap

daripada petunjuk beliau atau bahwa hukum selain beliau lebih baik daripada hukum beliau, sebagaimana orang-orang yang mengutamakan hukum thaghut atas hukum beliau maka ia kafir.

Kelima, orang yang membenci salah satu ajaran yang dibawa Rasulullah

n sekalipun ia mengamlakannya maka ia kafir berdasarkan ijma’. Dalilnya firman Allah Ta'ala,

"

َكِلَذ

تُْهَّ نَأِب

اوُهِرَك

اَم

َلَزت نَأ

ُهَّللا

َطَبتحَأَف

تُْهَلاَمتعَأ

"

“Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” [QS. Muhammad (47): 9].

Keenam, orang yang mengolok-olok salah satu bagian dari dien Allah,

pahalanya atau sangsinya (hukumannya) maka ia kafir. Dalilnya firman Allah Ta'ala,

"

تلُق

ِهَّللاِبَأ

ِهِتاَيَآَو

ِهِلوُسَرَو

تُُْت نُك

ََوُئِزتهَ ُتَْت

*

َلا

اوُرِذَُتعَ ت

تدَق

تُْتترَفَك

َدتعَ ب

يِإ

تُْكِناَم

"

“Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” [QS. At-Taubah (9): 65 - 66].

Ketujuh, sihir, misalnya ash-sharfu (sihir untuk memalingkan seseorang

sehingga benci dari orang lain) dan al-‘athfu (sihir untuk membuat seseorang suka pada orang lain). Barang siapa melakukannya atau rela dengannya maka ia kafir. Dalilnya firman Allah Ta'ala,

"

اَمَو

َِاَمِ لَعُ ي

تنِم

ٍدَحَأ

ىََُّح

َلاوُقَ ي

اَمَّنِإ

ُنتحَن

ةَنت ُِف

َلَف

تكَت

ترُف

"

“…sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.".” [QS. Al-Baqarah (2): 102].

Kedelapan, membantu dan menolong orang-orang musyrik dalam

(19)

19

Kami beriman bahwa Allah Ta'ala Dia-lah yang Maha

Pencipta, yang Maha Mengatur, miliknyalah seluruh

"

تنَمَو

تُْهَّلَوَ َُ ي

تُْكتنِم

ُهَّنِإَف

تُْهت نِم

ََِّإ

َهَّللا

َلا

يِدتهَ ي

ََتوَقتلا

ا

َنيِمِلاَّظل

"

“Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [QS.

Al-Maidah (5): 51].

Kesembilan, orang yang meyakini bahwa ada sebagian manusia yang tidak

wajib mengikuti Nabi n dan bahwasanya ia boleh keluar dari syariat beliau sebagaimana Khidhir keluar dari syariat Musa as maka ia kafir.

Kesepuluh, berpaling dari dien Allah; tidak mempelajari dan

mengamalkannya. Dalilnya firman Allah Ta'ala,

تنَمَو

َُْلتظَأ

تنَّمِم

َرِ كُذ

ِتاَيَآِب

ِهِ بَر

َُّْث

َضَرتعَأ

اَهت نَع

اَّنِإ

َنِم

تلا

َنيِمِرتجُم

ََوُمِقَُت نُم

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” [QS. As-Sajdah (32): 22].

Tidak ada bedanya dalam semua pembatal-pembatal ini antara orang yang main-main (senda gurai), serius dan takut kecuali mukrah (terpaksa). Semua pembatal ini termasuk yang paling besar bahayanya dan paling sering terjadi. Sebaiknya bagi setiap muslim untuk mewaspadainya dan mengkhawatirkannya atas dirinya. Kami berlindung kepada Allah dari hal-hal yang menyebabkan kemarahan-Nya dan pedihnya siksaan-Nya. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Muhammad.

(20)

20

kerajaan

16

, miliknyalah segala puji. Dia Maha Kuasa atas

segala sesuatu. Dialah yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha

Zhahir dan Maha Batin

17

.

16 Inilah tauhid rububiyyah dan tidak ada orang yang salah dalam tauhid uluhiyyah kecuali orang yang belum memberikan hak tauhid rububiyyah sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Muhammad bn Abdul Wahhab: “Di antara yang akan semakin memperjelas masalah ini adalah: bahwa tawakkal termasuk di antara hasilnya. Tawakkal termasuk di antara derajat dien dan tingkatan orang-orang beriman tertinggi. Inabah (kembali) dan tawakkal bisa jadi dilakukan oleh penyembah berhala disebabkan karena pengetahuannya akan tauhid rububiyyah. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala,

اَذِإَو

َّسَم

ََاَْتنِتلْا

رُض

اَعَد

ُهَّبَر

اًبيِنُم

ِهتيَلِإ

:رمزلا[ )

4

]

“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya.” [QS.

Az-Zumar (39): 8].

Mengenai selalu ikhlas dalam beribadah kepada-Nya pada waktu terjepit dan longgar mereka tidak mengetahuinya karena ini buah dari tauhid uluhiyyah. Begitu juga iman kepada Allah dan hari akhir, iman kepada kitab-kitab dan rasul-rasul Allah dan yang lainnya. Mengenai sabar, rela, pasrah, tawakkal, inabah, tafwidh, cinta, takut, mengharap, itu semua termasuk di antara buah dari tauhid rububiyyah. Dengan juga tauhid uluhiyyah, ia merupakan buah daru tauhid rububiyyah yang paling penting. Masalah ini dan yang semacamnya tidak bisa diketahui kecuali dengan berfikir, barangkali dengan muthala’ah (membaca) dan memahami kalimat.” [Mu-allafaat Asy-Syaikh Al-Imam Muhammad bin Abdul

(21)

21

17 Aisyah s berkata: Rasulullah n pernah bersabda,

َُّْهَّللا

َتتنَأ

ُلَّوَلأا

َستيَلَ ف

َكَلت بَ ق

ءتيَش

،

َتتنَأَو

ُرِخلآا

َستيَلَ ف

َكَدتعَ ب

ءتيَش

،

َتتنَأَو

ُرِهاَّظلا

َستيَلَ ف

َكَقتوَ ف

ءتيَش

،

َتتنَأَو

ُنِطاَبتلا

َستيَلَ ف

َكَنوُد

َش

ءتي

ِْلتُْم ُهاَوَر ))

“Ya Allah, Engkaulah yang pertama (paling awal) dan tidak ada sesuatu pun sebelum-Mu, Engkaulah yang terakhir dan tidak ada sesuatu pun setelah-Mu, Engkau yang zhahir (nyata) tidak ada di atas-Mu yang lebih nyata, Engkau yang tersembunyi dan tidak ada sesuatu pun yang lebih tersembunyi.” [HR. Muslim].

Zhahiriah-Nya adalah tempat-Nya ada di atas dan ketinggian-Nya di atas segala sesuatu. Ketersembunyian-Nya adalah bahwa Dia melingkupi segala sesuatu dimana Dia lebih dekat kepadanya daripada dirinya sendiri. Imam Ibnul Qayyim t berkata: Poros empat nama Allah ini ada pada al-ihathah (melingkupi). Al-ihathah ini ada dua: zamaniyyah (berkaitan dengan waktu) dan makaniyyah (berkaitan dengan tempat). Cakupan lingkupan kepertamaan-Nya dan keterakhiran-Nya meliputi yang dekat dan jauh. Setiap yang duluan berakhir pada kepertamaan-Nya dan setiap yang terakhir berakhir pada keterakhiran-Nya. Kepertaman dan keterakhiran-Nya meliputi semua yang awal dan akhir. Ketinggian dan ketersembunyian-Nya meliputi setiap yang tinggi dan tersembunyi. Setiap sesuatu tinggi pasti Allah ada di atasnya. Setiap sesuatu yang tersembunyi pasti Allah lebih tersembunyi darinya. Setiap sesuatu yang awal pasti Allah-lah yang ada sebelumnya. Setiap sesuatu yang terakhir pasti ada Allah setelahnya. Pertama adalah Allah ada sebelum segala sesuatu itu ada. terakhir adalah kekekalan Allah.

Azh-Zhahir adalah ketinggian dan keagungan Allah. Al-Bathin adalah kedekatan Allah. Dengan Allah itu Pertama Dia mendahului segala sesuatu. Dan dengan keterakhiran-Nya Allah tetap kekal setelah segala sesuatu Allah maha tinggi atas segala sesuatu dengan ketinggiannya dan maha dekat dengan segala sesuatu dengan ketersembunyian-Nya. Maka

(22)

22

{

تيَش ِهِلتثِمَك َستيَل

}ُريِصَبلا ُعيِمَّْلا َوُهَو ء

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia

18

, dan

Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat

19

.” [QS. Asy-Syuura :

11].

tidak ada langit yang bisa sembunyi dan tidak pula ada bumi yang bisa sembunyi dari-Nya. Sesuatu yang nyata tidak bisa dihalangi dari-Nya meskipun tersembunyi. Tetapi sesuatu yang tersembunyi bagi Allah nampak nyata. Sesuatu yang tidak terlihat bagi-Nya terlihat. Sesuatu yang jauh baginya dekat. Sesuatu yang dirahasiakan bagi-Nya kelihatan jelas sekali.

Empat nama ini mengandung rukun-rukun tauhid. Allah itu pertama dalam keterakhiran-Nya dan yang terakhir dalam kepertaman-Nya. Nyata dalam ketersembunyian-Nya dan tersembunyi dalam ke-nyataan-Nya. Dia senantiasa pertama, terakhir, zhahir dan bathin. . [Ma’ariju Al-Qabul I /

135].

18 Ayat yang mulia ini adalah pokok agung dalam memahami tauhid asma dan sifat. Ayat ini mencakup nafi (peniadaan) dan itsbat (penetapan). Meniadakan penyerupaan-Nya dengan salah satu dari makhluk-makhluk-Nya. Menetapkan sifat-sifat-Nya yang maha tinggi dan nama-nama-Nya yang terbaik. Pada surat yang semakna dengannya dan ada tambahan adalah surat Al-Ikhlash yang menetapkan bagi Allah k sifat-sifat Maha Esa, tempat bergantung segala sesuatu, ketuhanan dan meniadakan dari-Nya Jalla wa ‘Alaa kesetaraan, tandingan, ibu dan anak.

19 Menetapkan sifat mendengar dan melihat. Pendengaran dan penglihatan-Nya tidak menyerupai pendengaran dan penglihatan makhluk

(23)

23

sebagaimana diterangkan permulaan ayat yang mulia. Betapa faqihnya (dalamnya pemahaman) Aisyah dalam kisah Al-Mujadilah, hal itu terlukis dari perkataannya: “Segala puji bagi Allah yang pendengaran-Nya mendengar segala suara.” Barang siapa yang memahami ayat ini akan terbuka baginya celah yang lebar untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an mengenai sifat-sifat-Nya yang bersifat berita berdasarkan manhaj manusia terbaik (Rasulullah n).

(24)

24

Kami tidak menyimpang

20

dari kebenaran dalam memahami

nama-nama Allah Ta'ala

21

dan tidak pula dalam sifat-sifat

Allah Ta'ala.

20 Allah Ta'ala berfirman,

ِهَّلِلَو

ُيَس ِهِئاَمتسَأ يِف ََوُدِحتلُ ي َنيِذَّلا اوُرَذَو اَهِب ُهوُعتداَف ىَنتُْحتلا ُءاَمتسَتلأا

اَم ََتوَزتج

:فارعلأا ))ََوُلَمتعَ ي اوُناَك

٢4٠

)

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. Al-A’raf (7): 180].

Ibnu Katsir t berkata: “Asal penyimpangan dalam perkataan orang-orang Arab adalah berpaling dari maksud, cenderung, zhalim dan menyeleweng. Dari kata ilhad terdapat kata al-lahdu (liang lahat) yang terdapat dalam liang kubur.” Ahlul ilhad (orang-orang yang menyimpang dari kebenaran) dalam memahami sifat-sifat Allah ada dua macam: pertama, ahlu ta’thil (orang-orang yang menolak sifat-sifat Allah) dan kedua, ahlu tamtsil (orang-orang yang menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk). Insya Allah sebentar lagi mereka akan kami sebutkan.

21 Itu adalah nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah k. Ar-Rahim (Maha Penyayang) salah satu nama Allah k. dari nama ini kita bisa

(25)

25

Kami menetapkannya untuk-Nya

22

sebagaimana terdapat

dalam Al-Kitab (Al-Qur'an) As-Sunnah Ash-Shahihah (hadits

22 Yaitu dengan menyifati Allah dengan sifat yang Allah sifatkan untuk diri-Nya dan dengan sifat yang Rasul-Nya sifatkan untuk-Nya. Allah lebih tahu dengan diri-Nya sendiri dan dengan selain-Nya. Dia lebih benar dan lebih bagus perkataan-Nya daripada makhluk-Nya. Kemudian para Rasul-Nya benar dan dibenarkan berbeda dengan orang-orang yang mengatakan atas-Nya apa yang tidak mereka ketahui. [Lihat ‘Aqidah

(26)

26

yang shahih) tanpa takyif

23

, tamtsil

24

, takwil

25

dan tidak pula

ta’thil

26

.

23 Takyif adalah menafsirkan hakikat sifat-sifat Allah Ta’ala Rabb kita.Sebagai misal: dikatakan “bersemayam dengan posisi seperti ini; atau turun ke langit dengan cara seperti ini; atau berbicara dengan Al-Qur'an dengan cara seperti ini. [Ma’ariju Al-Qabul 1 / 363].

24 Tamtsil adalah mengatakan: sesungguhnya Allah memiliki mata sebagaimana mata kita, memiliki tangan sebagaimana tangan manusia. Dan mengatakan: sesungguhnya Allah turun sebagaimana turunnya kita. Orang-orang yang melakukan ini adalah kelompok pendahulu Rafidhah semisal Hisyam bin Al-Hakam. Ia seorang penganut paham rafidhah. Demikian juga Hisyam Al-Jawaliqiy dan Daud Al-Jawaribiy. [Lihat:

Al-Masaa-il Al-Mardhiyyah ‘Alaa Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah].

25 Takwil menurut terminologi Ahli Kalam (Ahli Filsafat) adalah memalingkan makna sutu kata dari zhahir dan hakikatnya karena mengikuti hawa nafsu dan pendapat batil. Hakikat makna ini adalah menyelewengkan kandungan-kandungan Al-Kitab dan As-Sunnah. Misalnya orang yang menyelewengkan mengatakan bahwa arsy Ar-Rahman adalah kiasan dari kekuasaan-Nya. Seandainya engkau menanyakan kepadanya mengenai firman Allah Ta'ala,

)) ةَيِناَمَث ٍذِئاَمتوَ ي تُْهَ قتوَ ف َكِ بَر َشترَع ُلِمتحَيَو اَهِئاََترَأ ىَلَع ُكَلَمتلاَو

“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” [QS. Al-Haaqqah (69): 17]

… pasti ia bingung. Barang siapa yang tidak Allah beri cahaya maka ia tidak akan memiliki cahaya.

(27)

27

Peringatan 1: Takwil secara bahasa adalah tafsir. Sebagaimana dalam

sabda Rasulullah n, )) َليِوتأَُّلا ُهتمِ لَعَو ِنيِ دلايِف ُّهِ قَ ف َُّْهَّللا “Ya Allah faqihkanlah ia

terhadap ilmu dien dan ajarilah ia takwil”. Maksudnya ajarilah ia tafsir

Al-Qur'an.

Peringatan 2: Para pengikut aliran pemikiran Modernis-Rasionalis yang

busuk termasuk di antara orang-orang ekstrim yang menyelewengkan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya. Tindakan mereka tidak terbatas hanya menyelewengkan sifat-sifat-Nya Azza wa Jalla tetapi sampai seluruh dien juga mereka selewengkan baik dari sisi aqidah maupun syariat.

Peringatan 3: Tindakan orang yang menyimpangkan makna sifat-sifat

Allah itu dengan mengingkarinya dan manafikannya.

26 Termasuk di antara makna al-‘athal adalah al-ikhlaa’ (mengingkari). Ta’thil dalam sifat-sifat-Nya Azza wa Jalla adalah mengingkari sifat-sifat yang Allah sifatkan untuk diri-Nya. Golongan yang mengingkari sifat-sifat Allah (Al-Mu’aththilah) ada dua golongan: pertama, orang-orang yang murni mengingkari (Ahli Ta’thil Mahdh), mereka mengingkari seluruh sifat-sifat Allah ‘Azza wa Jalla; kedua, orang-orang yang mengingkari dan menyelewengkan (Ahli Ta’thil wa Tahrif), mereka menetapkan sebagian sifat-sifat-Nya ‘Azza wa Jalla dan menafikan sifat-sifat yang lain dengan menakwilkannya.

Hukum orang yang mengingkari sifat-sifat Allah (Al-Mu’aththilah):

Syaikh Mujahid ‘Ali Al-Khudhoir –fakkallaahu asrahu- berkata, “Mengenai ta’thil mahdh (ta’thil murni) yang tidak ada tindakan menyelewengkan (tahrif) maka hukumnya adalah kekafiran; karena itu sama saja mendustakan Al-Qur'an. Sebagaimana orang yang mengatakan: Sesungguhnya Allah tidak bersemayam, atau Allah tidak memiliki tangan. Allah Ta'ala berfirman, } ِنَمتحَّرلاِب ََوُرُفتكَي تُْهَو{ “Mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.” [QS. Ar-Ra’du (13): 30].

(28)

28

Kami beriman bahwa Muhammad n adalah Rasulullah

(utusan Allah) kepada seluruh makhluk –manusia

27

dan jin

28

Begitu juga ta’thilnya Jahmiyyah sejati hukumnya keluar dari millah. Demikian juga ta’thilnya ahli filsafat dan kaum bathiniyyah. Mengenai ta’thil yang mengandung tindakan menyelewengkan (tahrif) maka hukumnya sama dengan hukum tahrif. Jika tahrifnya boleh secara bahasa maka hukumnya adalah bid’ah. Hukumnya sama dengan masalah-masalah yang belum jelas (masaa-il khafiyyah) seperti ta’thil yang dilakukan oleh orang-orang Asya’irah, Maturidiyyah dan yang semacamnya. Jika tidak dibolehkan secara bahasa maka hukumnya kufur akbar. Atas uraian di muka maka ta’thil mahdh (ta’thil murni) lebih berbahaya daripada

tahrif dari sisi hukumnya.” [At-Ta’liiqaat Al-Mardhiyyah]. 27 Allah Ta'ala berfirman,

َلا ِساَّنلا َرَ ثتكَأ َّنِكَلَو اًريِذَنَو اًريِشَب ِساَّنلِل ًةَّفاَك َّلاِإ َكاَنتلَسترَأ اَمَو

:أبس ))ََوُمَلتعَ ي

١4

)

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” [QS. Saba’

(34): 28].

(29)

29

. Wajib mengikuti beliau

29

, menaati

30

semua perintahnya

31

,

membenarkannya, pasrah menerima semua khabar yang

diberitakannya

32

.

29 Allah Ta'ala berfirman,

َارمع لآ ))ُُْكتبِبتحُي يِنوُعِبَّتاَف َهَّللا ََوُّبِحُت تُُْت نُك تَِإ تلُق

)

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu.".” [QS. Ali Imran (3): 31].

30 Allah Ta'ala berfirman,

مع لآ )) َنيِرِفاَكتلا ُّبِحُي َلا َهَّللا ََِّإَف اتوَّلَوَ ت تَِإَف َلوُسَّرلاَو َهَّللا اوُعيِطَأ تلُق

َار

)

“Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.".” [QS. Ali

Imran (3): 32].

31 Allah Ta'ala berfirman,

َش َهَّللا ََِّإ َهَّللا اوُقَّ تاَو اوُهَ ُت ناَف ُهتنَع تُْكاَهَ ن اَمَو ُهوُذُخَف ُلوُسَّرلا ُُْكاَتَآ اَمَو

)) ِباَقِعتلا ُديِد

رشحلا

٠

.)

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” [QS. Al-Hasyr (59): 7].

32 Baik khabar mengenai orang-orang terdahulu maupun terkemudian, dan berita-berita tentang jannah (surga), neraka, malaikat, jin dst. Allah Ta'ala berfirman,

َءاََ يِذَّلاَو

:رمزلا ))ََوُقَّ ُُمتلا ُُْه َكِئاَلوُأ ِهِب َقَّدَصَو ِقتدِ صلاِب

22

.)

(30)

30

Kami komitmen dengan tuntutan firman Allah Ta'ala

berkaitan dengan kewajiban terhadap beliau. Allah Ta'ala

berfirman,

{

َي َلا َُّْث تُْهَ نت يَ ب َرَجَش اَميِف َكوُمِ كَحُي َىََُّح ََوُنِمتؤُ ي َلا َكِ بَرَو َلَف

يِف تاوُدِج

تيَضَق اَّمِ م ًاََرَح تِْهُِْفنَأ

اميِلتَْت تاوُمِ لَُْيَو َت

[ }

ْنلا

:ءا

31

.]

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak

beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap

perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak

merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap

putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan

sepenuhnya

33

.” [QS. An-Nisaa’ (4): 65].

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [QS.

Az-Zumar (39): 33].

33 Allah l menerangkan bahwa barang siapa yang berpaling dari ketaatan kepada Rasulullah n dan berpaling dari hukumnya maka ia termasuk golongan orang-orang munafik, ia bukan orang beriman. Karena orang beriman adalah orang yang mengatakan: kami mendengar dan kami taat. Apabila nifaq (sifat munafik) sudah bercokol pada diri seseorang dan iman hilang hanya dengan sekadar berpaling dari hukum Rasulullah n dan keinginan berhakim kepada selain beliau, padahal ini hanya murni meninggalkan dan bisa jadi sebabnya adalah kuatnya dorongan syahwat, maka bagaimana dengan orang yang menghina serta mencela beliau dan yang semisalnya?! [Ash-Sharim Al-Maslul: 43].

(31)

31

Kami beriman kepada malaikat-malaikat Allah

34

yang

dimuliakan (al-mukarramiin)

35

. Tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan

selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

36

. Mencintai

34 Allah Ta'ala berfirman,

َقَ ف ِرِخَتلآا َِتوَ يتلاَو ِهِلُسُرَو ِهِبُُُكَو ِهَُِكِئ َلَمَو ِهَّللاِب ترُفتكَي تنَمَو

تد

))اًديِعَب ًلا َلَض َّلَض

:ءاْنلا

٢23

)

Ketika Rasulullah n ditanya Jibril q mengenai iman beliau bersabda,

تََأ

َنِمتؤُ ت

ِهللاِب

،

ِهَُِكِئَلَمَو

.َثتيِدَحتلا ))...

Engkau beriman kepada Allah dan para malaikat-Nya …[Al-Hadits]. 35 Rabbul ‘Izzah berfirman mengenai mereka,

ءايبنلأا ))ََوُمَرتكُم داَبِع تلَب

١3

)

“Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan.” [QS. Al-Anbiyaa’ (21): 26].

:سبع ))ٍةَرَرَ ب ٍَاَرِك

٢3

)

“Yang mulia lagi berbakti.” [QS. ‘Abasa (80): 16].

36 Allah Ta'ala berfirman,

ْيرحُلا )) ََوُرَمتؤُ ي اَم ََوُلَعتفَ يَو تُْهَرَمَأ اَم َهَّللا ََوُصتعَ ي َلا

3

)

“Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [QS.

(32)

32

mereka terhadap bagian dari iman dan membemci mereka

termasuk bagian dari kekafiran

37

.

37 Allah Ta'ala berfirman,

تلِل وُدَع َهَّللا ََِّإَف َلاَكيِمَو َليِرتبََِو ِهِلُسُرَو ِهَُِكِئ َلَمَو ِهَّلِل اًّوُدَع ََاَك تنَم

َنيِرِفاَك

:ةرقبلا ))

84

)

“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” [QS. Al-Baqarah (2): 98].

(33)

33

Kami beriman bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah (firman

Allah Ta'ala)

38

berikut huruf-huruf dan makna-maknanya

39

.

38 Allah Ta'ala berfirman,

َعَمتَْي ىََُّح ُهترََِأَف َكَراَجَُتسا َنيِكِرتشُمتلا َنِم دَحَأ تَِإَو

ََ َلَك

ِهَّللا

))

:ةبوُلا

3

)

“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah.” [QS. At-Taubah (9): 6].

Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman,

اوُلِ دَبُ ي تََأ ََوُديِرُي

ِهَّللا ََ َلَك

تُْكِلَذَك اَنوُعِبََُّ ت تنَل تلُق

َق

ُهَّللا َلا

))

“Mereka hendak merobah janji Allah. Katakanlah: "Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan sebelumnya".” [QS. Al-Fath (48): 15].

Allah Subhanahu berfirman,

َلاَقَو

ِب َتِ بَ ثُ نِل َكِلَذَك ًةَدِحاَو ًةَلتمَُ ََُآترُقتلا ِهتيَلَع َلِ زُ ن َلاتوَل اوُرَفَك َنيِذَّلا

َكَداَؤُ ف ِه

ُهاَنتلَّ تَرَو

ًليِتترَ ت

:َاقرفلا ))

)

“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” [QS. Al-Furqan (25): 31].

Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman,

ُهَعتمََ اَنت يَلَع ََِّإ ،ِهِب َلَجتعَ ُِل َكَناَِْل ِهِب تكِ رَحُت َلا

َنَآترُ قَو

،ُه

ُهاَنتأَرَ ق اَذِإَف

))ُهَنَآترُ ق تعِبَّتاَف

:ةمايقلا

٢3

-٢4

)

“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan

(34)

34

Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.” [QS. Al-Qiyamah (75): 16 - 18].

تنَعَو

ََ

ِبا

ٍر

:

َأ ََّ

َر

ُس تو

َل

ِهللا

َص َّل

ى

ُهللا

َع َل

تي ِه

َو َس

َّل َْ

َك

ََا

َ ي ُق

ُلو

ِف

ي

َص

َل ِت

ِه

َ ب تع

َد

َُّلا

َش

ُّه ِد

َأ

تح

َْ

ُن

تلا

َك

َل

َِ

َك

َل

َُ

ِهللا

))...

.يِئاََّْنلا ُهاَوَر ُثتيِدَحتلا

Jabir a meriwayatkan bahwasanya Rasulullah n biasa mengucapkan dalam shalatnya setelah membaca bacaan tasyahhud, “Sebaik-baik ucapan adalah firman Allah …” [HR. An-Nasa-i].

39 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata, “Allah berfirman dengan Al-Qur'an berikut huruf-huruf dan makna-maknanya serta dengan suara-Nya sendiri. Allah memanggil Musa dengan suara-suara-Nya sendiri. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah serta ijma’ salaf. Suara hamba bukanlah suara Rabb dan tidak sama dengan suara-Nya. Karena Allah tidak sama dengan sesuatu pun, tidak dalam Dzat-Nya, tidak pula dalam sifat-sifat-Nya dan tidak pula dalam perbuatan-perbuatan-Nya. Para imam Islam semenjak Imam Ahmad dan para imam sebelumnya telah menyatakan apa yang dinyatakan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah bahwasanya Allah memanggil dengan suara, Al-Qur'an adalah firman-Nya, Allah berbicara dengannya melalui huruf dan suara, di dalam Al-Qur'an tidak ada ucapan selain-Nya, tidak Jibril dan tidak pula yang lainnya. Dan bahwasanya para hamba-Nya membacanya dengan

suara dan perbuatan-perbuatan mereka sendiri. Suara yang terdengat dari hamba yang membacanya adalah suara si pembaca sedangkan yang diucapkan adalah firman Allah Sang Pencipta.”

(35)

35

Al-Qur'an adalah salah satu sifat Allah Ta'ala dan ia bukan

makhluk

40

. Oleh karena itu kita wajib mengagungkannya,

mengikutinya dan berhakim kepadanya

41

.

40 Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa berbicara, kapan saja mau Dia akan berbicara dengan kehendak dan kekuasan-Nya. Keyakinan ini berbeda dengan golongan Jahmiyyah Kafir yang mengingkari sifat kalam dan mengklaim bahwa Al-Qur'an adalah makhluk. Orang pertama yang menyebarkan pendapat yang buruk ini adalah Al-Ja’d bin Dirham – semoga Allah menghinakannya. Kholid bin Abdullah Al-Qusariy menyembelihnya sebagai kurban pada hari raya ‘Idhul Adh-ha (hari Nahr). Ia berkata, “Berkurbanlah kalian wahai manusia semoga Allah menerima kurban-kurban kalian. Sesungguhnya saya akan berkurban dengan menyembelih Al-Ja’d bin Dirham. Karena ia telah mengklaim bahwa Allah tidak menjadikan Ibrahim sebagai kholil (kekasih) dan tidak berbicara langsung dengan Musa –Maha Tinggi Allah dari perkataan Al-Ja’d bin Dirham dengan ketinggian yang besar-.” Kemudian ia turun dari mimbar terus menyembelih Al-Ja’d bin Dirham.

41 Allah Ta'ala berfirman,

َ ب اَمِل اًقِ د َ صُم ِ قَحتلاِب َباَُِكتلا َكتيَلِإ اَنتلَزت نَأَو "

تيَهُمَو ِباَُِكتلا َنِم ِهتيَدَي َنتي

اَمِب تُْهَ نت يَ ب تُْكتحاَف ِهتيَلَع اًنِم

اًَاَهت نِمَو ًةَعتر ِ ش تُْكتنِم اَنتلَعََ ٍ لُكِل ِ قَحتلا َنِم َكَءاََ اَّمَع تُْهَءاَوتهَأ تعِبََُّ ت َلاَو ُهَّللا َلَزت نَأ

َو

ُهَّللا َءا َ ش توَل

ًةَدِحاَو ًةَّمُأ تُْكَلَعَجَل

َم ِهَّللا ىَلِإ ِتاَرت يَختلا اوُقِبَُتساَف تُْكاَتَآ اَم يِف تُْكَوُلت بَ يِل تنِكَلَو

تُْكُئاِ بَ نُ يَ ف اًعيِمََ تُْكُعَِتر

ترَذت حاَو تُْهَءاَوتهَأ تعِبََُّ ت َلاَو ُهَّ للا َلَزت نَأ اَ مِب تُْهَ نت يَ ب تُْكتحا ََِأَو ،ََوُفِلَُتخَت ِه يِف تُُْت نُك اَ مِب

تََأ تُْه

تنَع َكوُنُِتفَ ي

ِبوُنُذ ِضتعَ بِب تُْهَ بي ِ

صُي تََأ ُهَّ للا ُد يِرُي اَ مَّنَأ تَْلتعاَ ف اتوَّلَوَ ت تَِإَ ف َكت يَلِإ ُهَّ للا َلَزت نَأ اَ م ِضتعَ ب

َنِم اًريِثَك ََِّإَو تِْه

ِهَّللا َنِم ُنَْتحَأ تنَمَو ََوُغت بَ ي ِةَّيِلِهاَجتلا َْتكُحَفَأ ،ََوُقِساَفَل ِساَّنلا

ِل اًمتكُح

:ةدئاملا " ََوُنِقوُي ٍَتوَق

84

-1٠

)

(36)

36

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?.” [QS. Al-Maidah

(37)

37

Kami beriman kepada seluruh nabi dan rasul Allah Ta'ala

42

.

Nabi pertama adalah Adam q

43

dan penutup mereka

42 Allah Ta'ala berfirman,

ََِّإ

ُسُرَو ِهَّللا َنتيَ ب اوُقِ رَفُ ي تََأ ََوُديِرُيَو ِهِلُسُرَو ِهَّللاِب ََوُرُفتكَي َنيِذَّلا

ُنِمتؤُ ن ََوُلوُقَ يَو ِهِل

ا ُُْه َكِئاَلوُأ ، ًليِبَس َكِلَذ َنتيَ ب اوُذِخََُّ ي تََأ ََوُديِرُيَو ٍضتعَ بِب ُرُفتكَنَو ٍضتعَ بِب

اًّقَح ََوُرِفاَكتل

ِل اَنتدَُتعَأَو

ِ رَفُ ي تَْلَو ِهِلُسُرَو ِهَّللاِب اوُنَمَآ َنيِذَّلاَو ،اًنيِهُم اًباَذَع َنيِرِفاَكتل

تُْهت نِم ٍدَحَأ َنتيَ ب اوُق

))اًميِحَر اًروُفَغ ُهَّللا ََاَكَو تُْهَروَُُأ تِْهيِتتؤُ ي َفتوَس َكِئاَلوُأ

:ءاْنلا

٢1٠

-٢1١

)

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. An-Nisaa’

(4): 150 - 152].

43 Allah Ta'ala berfirman,

وُنَو َََدَآ ىَفَطتصا َهَّللا ََِّإ

))َنيِمَلاَعتلا ىَلَع ََاَرتمِع َلَآَو َْيِهاَرت بِإ َلَآَو اًح

لآ

:َارمع

22

)

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).”

(38)

38

adalah Muhammad n

44

. Mereka bersaudara dan saling

mencintai

45

. Mereka diutus untuk menyampaikan risalah

tauhid Rabbil ‘Alamin.

Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani meriwayatkan dari Abu Dzarr, ia berkata, “Saya berkata, “Wahai Rasulullah siapakah nabi pertama?” Beliau menjawab, “Adam.” Saya bertanya, “Ia seorang nabi?” Beliau menjawab, “Ya.” Saya melanjutkan, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Kemudian Nuh dan antara keduanya ada sepuluh keturunan.”

44 Allah Ta'ala berfirman,

َّللا ََاَكَو َنيِ يِبَّنلا ََْتاَخَو ِهَّللا َلوُسَر تنِكَلَو تُْكِلاََِر تنِم ٍدَحَأ اَبَأ دَّمَحُم ََاَك اَم

ِ لُكِب ُه

:بازحلأا ))اًميِلَع ٍءتيَش

)

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS. Al-Ahzab (33):

40]. 45 Rasulullah n bersabda,

«

اَّنلا ىَلتوَأ اَنَأ

ِل ةَوتخِإ ُءاَيِبتنَلأاَو ،ِةَرِخلآاَو اَيت نُّدلا ىِف ََْيترَم ِنتبا ىَْيِعِب ِس

تُْهُ تاَهَّمُأ ، ٍتَّلَع

دِحاَو تُْهُ نيِدَو ،ىََُّش

. »

ُّيِراَخُبتلا

2882

)

“Saya orang yang paling dekat dengan ‘Isa putera Maryam di dunia dan akhirat. Para nabi itu saudara se-ayah, ibu mereka berbeda-beda namun dien mereka sama.” [HR. Bukhariy: 3443]. Al-‘Allaat adalah Adh-Dharaa-ir (ibu yang berbeda). Makna hadits ini bahwa asal (pokok) dien mereka sama yaitu tauhid meski syariatnya (cabangnya) berbeda-beda. [Fat-hul

(39)

39

Kami beriman bahwa As-Sunnah adalah wahyu kedua

46

. Ia

merupakan penjelas dan penafsir Al-Qur'an

47

. Selama ada

46 Rasulullah n bersabda,

«

لََُر ُكِشوُي َلاَأ ُهَعَم ُهَلت ثِمَو ََآترُقتلا ُتيِتوُأ ىِ نِإ َلاَأ ُهَعَم ُهَلت ثِمَو َباَُِكتلا ُتيِتوُأ ىِ نِإ َلاَأ

ًاناَعت بَش ىِنَثت نَ ي

تدَََو اَمَو ُهوُّلِحَأَف ٍلَلَح تنِم ِهيِف تُْتتدَََو اَمَف َِآترُقتلاِب تُْكتيَلَع ُلوُقَ ي ِهَُِكيِرَأ ىَلَع

ُت

ُهوُمِ رَحَف ٍَاَرَح تنِم ِهيِف تْ

َلا َلاَأ .

ِلاَم تنِم ةَطَقُل َلاَو َلاَأ ِعاَبِ ْلا َنِم ٍباَن ىِذ ُّلُك َلاَو ِ ىِلتهَلأا ِراَمِحتلا ُْتحَل تُْكَل ُّلِحَي

ُم

ٍدِهاَع

تِْهتيَلَعَ ف ٍَتوَقِب َلَزَ ن تنَمَو اَهُ بِحاَص اَهت يَلَع َىِنتغَ ُتَْي تََأ َّلاِإ

تُْهوُرتقَ ي تََأ

تُْهوُبِقتعُ ي تََأ تُْهَلَ ف تُْهوُرتقَ ي تَْل تَِإَف

تُْهاَرِق ِلتثِمِب

))

.ينابللأا هححصو دواد وبأو دمحأ هاور

“Ingatlah sesungguhnya saya diberikan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan yang semisalnya bersamanya (As-Sunnah). Ingatlah sesungguhnya saya diberikan Al-Qur'an dan yang semisalnya bersamanya (As-Sunnah). Ingatlah hampir-hampir ada seorang yang kekenyangan bersandar di singgasananya sambil berkata, “Kalian harus mengamalkan Al-Qur'an. Apabila kalian mendapatkan di dalamnya sesuatu yang halal hukumnya maka halakanlah ia dan apabila kalian dapati di dalamnya sesuatu yang haram hukumnya maka haramkanlah ia. Ingatlah daging keledai jinak itu tidak halal bagi kalian, tidak pula setiap binatang buas yang bertaring. Ingatlah tidak halal pula bagi kalian barang milik orang kafir mu’ahad kecuali pemiliknya memang tidak membutuhkannya. Barang siapa yang singgah di suatu kaum hendaklah kaum itu menghormati dan memberikan perjamuan kepadanya. Bila mereka tidak memberikan perjamuan kepadanya hendaknya mereka mengambil dari harta mereka seharga perjamuan yang menjadi hak tamu itu. [HR. Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan oleh Al-Albaniy].

Hukum-hukum yang disebutkan dalam hadits di atas tidak dinyatakan dalam Al-Qur'an Al-Karim. Ia tasyri’ (pensyariatan) yang berasal dari Nabi n –wajib ditaati dan tidak boleh mendurhakainya. Ini bukan bentuk mendahulukan As-Sunnah daripada kitab Allah tetapi ini adalah bentuk

(40)

40

kepatuhan kepada perintah Allah yaitu perintah untuk menaati Rasul-Nya. [Lihat rincian masalah ini dalam kitab I’lamul Muwaqqi’in].

47 Kedudukan As-Sunnah terhadap Al-Qur'an ada tiga bentuk:

Pertama, As-Sunnah bersesuaian dengan Al-Qur'an dari segala sisi,

sehingga ketika dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah disebutkan berurutan atas satu hukum tertentu maka ini dinamakan dalil yang berurutan dan banyak. Misalnya: perintah umum untuk menegakkan shalat, membayar zakat dan berjihad fi sabilillah dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Kedua, As-Sunnah menjadi penjelas dan penafsir maksudnya dari

Al-Qur'an. Ini jumlahnya sangat banyak dan terlihat jelas. Al-Qur'an menyebutkan berbagai hukum, bahkan banyak berita secara global dan penjelasannya diserahkan kepada wahyu kedua (As-Sunnah). Misalnya: Allah Ta'ala berfirman, " َة َلَّصلااوُميِقَأَو " “dan dirikanlah shalat”. Al-Qur'an tidak menjelaskan kepada kita rukun-rukunnya, tidak pula wajib-wajibnya dan tidak pula sunnah-sunnahnya. Dan yang bertugas menjelaskannya adalah As-Sunnah. Makanya Rasulullah n bersabda, يِ لَصُأيِنوُمُُت يَأَراَمَكاوُّلَص "

" “Shalatlah sebagaimana kalian melihat saya shalat.”

Ketiga, As-Sunnah mewajibkan suatu hukum yang Al-Qur'an

mendiamkan ke-wajibannya; atau mengharamkan suatu hukum yang Al-Qur'an mendiamkan pengharamannya. Misalnya: hal-hal yang disebutkan dalam hadits di atas. [Ringkasan dari I’lamul Muwaqqi’in].

Referensi

Dokumen terkait

Sementara dalam peraturan Kompilasi Hukum Islam (KHI) tentang mafqūd Hukum Islam menganjurkan istri untuk mengajukan cerai talak di Pengadilan seperti yang tertuang dalam

Data kemampuan memasukkan bola ke jaring (Shooting) siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket SMK N 1 Kayuagung, diperoleh dari hasil tes menggunakan tes STO

Metode tersebut walaupun digunakan pada koloni rayap yang berbeda, secara umum bisa menggambarkan kemampuan makan bagi koloni rayap tersebut, walaupun terdapat

Seperti layaknya pada global warming yang menambah jumlah air dengan pencairan es kutubnya, fast food menambah jumlah kolesterol dan lemak pada penyuka makanan siap

Pertanyan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Seberapa banyak perkara cerai gugat masyarakat muslim Kota Salatiga tahun 2014?, dan apa

Dalam penelitian pengaruh variasi suhu pemanasan awal ( preheating ) substrat pada metode thermal spray coating terhadap nilai kekerasan material baja karbon rendah

Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen ( tangible asset , profitabilitas dan risiko bisnis) bersama-sama akan mempengaruhi perubahan terhadap

Kemudian muncul permasalahan terkait materi yang akan dipelajari, (b) tahap penyampaian dilakukan dengan cara siswa melakukan eksperimen untuk menemukan konsep materi,