1 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari – Juni 2010
ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA KERJA PROPINSI LAMPUNG
Agustuti Handayani
Staff Pengajar Jurusan Administrasi Negara Universitas Bandar Lampung
ABSTRACT
The development of employee forces Dinas Tenaga Kerja to own a high orgaization performance. The success key is in optimalizing the potential human resources in organization. This research is aimed to get the information of the influence of leadership style and motivation to the employee performance in Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung. By usig parametric statistic analysis, it could be concluded that the motivation such as carrier development had more influence to the employee performance. In this case, the consultation leadership style which was suitable implemented for Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung. The result was that the employee performance was good shown in the high creativty.
Kata kunci: performance, motivation, leadership style
PENDAHULUAN
Pembangunan Ketenaga kerjaan merupakan bagian integral yang tidak
terpisahkan dari pembangunan
Nasional dan daerah yang bertujuan agar tersedianya lapangan kerja atau Lapangan usaha yang produktif dan berkelanjutan sehingga angkatan
kerja berkesemptan memperoleh
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Masalah
Ketenaga kerjaan di Propinsi
Lampung masih sangat di pengaruhi oleh kondisi penduduk dan angkatan
kerja, masalah ini merupakan
masalah yang harus di tangani secara
terpadu dan terarah guna
mendapatkan alternatif
pemecahannya.
Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung, selaku instansi yang
bertugas menyelenggarakan
kewenangan dalam bidang
ketenagakerjaan, dituntut mampu memiliki kinerja yang tinggi dalam
memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara efektif dan
efisien. Dinas Tenaga Kerja.
Membutuhkan orang-orang yang
mampu serta mempunyai kompetensi yang tinggi dalam menciptakan keberhasilan suatu organisasi. Untuk itu diperlukan gaya kepemimpinan yang tepat. Gaya kepemimpinan berhubungan erat dengan ketenangan dalam melaksanakan tugas, peran
Kepemimpinan menjadi sangat
penting untuk menentukan arah dan
pencapaian tujuan organisasi.
Pimpinan harus mampu memberikan arah dan petunjuk kerja yang jelas kepada pegawai agar sesuai dengan tujuan organisasi.
Untuk mewujudkan kinerja
organisasi yang optimal, salah
satunya adalah dengan
mengoptimalkan sumber manusia
yang ada, memberikan motivasi atau dorongan sehingga diharapkan akan tercipta sikap professional dalam
bidang Manajemen Pemerintah
secara keseluruhan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh gaya kepemimpinan
ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825 dan motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung.
IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAHAN
Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja pegawainya. Namun demikian masih ditemukan adanya tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan tugas,
misalnya: masih rendahnya
kemampuan pegawai dari segi
keahlian maupun pemanfaatan sarana yang ada; tingkat pendidikan dan latar pendidikan yang berbeda-beda; kurangnya inisiatif dan tanggung jawab pegawai; dan bervariasinya tingkat kemampuan dan kematangan pegawai. Berdasarkan identifikasi diatas maka dapat di rumuskan permasalahan sbb: “Apakah ada pengaruh Gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung“.
TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk mengetahui penerapan Gaya Kepemimpinan pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung. b. Untuk mengetahui Motivasi yang
dilakukan pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
c. Untuk mengetahui kinerja
pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
d. Untuk mengetahui Pengaruh
antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
KEGUNAAN PENELITIAN
a. Sebagai bahan masukan bagi pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung yang tertarik pada masalah yang penulis teliti.
b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung dalam upaya
meningkatkan kinerja pegawainya.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kepemimpinan menurut Gibson adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut Winardi adalah hubungan dimana satu orang yakni pimpinan mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha mengerjakan tugas tugas yang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan. Kepemimpinan akan terjadi bila didalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi prilaku orang lainbaik secara perorangan
maupun secara berkelompok.
Keberhasilan seorang pemimpin
dalam mempengaruhi perilaku
banyak dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan. Ada dua hal yang
biasanya dilakukan olehnya
teerhadap bawahan atau pengikutnya yakni perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung.
Menurut Hersey dan Blanchard, ada 4 tipe gaya kepemimpinan yaitu: (1) Tipe Direktif yang ditandai
adanya komunikasi satu arah,
pimpinan membatasi peranan
bawahan dan menunjukan pada
bawahan apa, kapan, dimana dan
bagaimana suatu tugas harus
dilaksanakan . pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tetap menjadi tanggung jawab pimpinan kemudian disampaikan pada bawahan
86 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari – Juni 2010
ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825
dan pelaksanaan diawasi ketat; (2) Tipe Konsultatif yang ditandai dengan komunikasi dua arah dan
memberikan suporif terhadap
bawahan, pemimpin mau
mendengrkan keluhan dan perasaan bawahan mengenai keputusan yang diambil, sementara bantuan terhadap bawahan ditingkatkan pelaksanaan atas keputusan tetap pada pimpinan; (3) Tipe Partisipatif adalah ditandai dengan adanya dua control atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusasn antara pimpinan dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan; dan (4) Tipe Delegatif yang ditandai kesediaan pemimpin
untuk mendiskusikan
masalah-masalah
Motivasi menurut Robbin
adalah: salah satu alat penggerak yang membuat karyawan bekerja sesuai keinginan lembaga atau organisasi dengan sukarela dan penuh
kesungguhan. Menurut Handoko
(1994) Motivasi adalah keadaan
dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi .sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.
Kinerja, menurut Gibson
(1996:31), merupakan hasil kriteria efektifitas kemampuan organisasi dalam ketaatan mencapai tujuan, guna memberikan keluaraan yang diminta lingkungan. Untuk mengukur sejauh mana kinerja pegawai secara individu menurut Jhon Bernadin
(1993) dengan menggunakan 6
kreteria yaitu antara lain: (a) Kemampuan kerja sama; (b) Inisiatif; (c) Keandalan; (d) Kualitas; (e) Kuantitas.
Keberhasilan atau kinerja pemerintah manakala dikaji dengan pendekatan akuntabilitas dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari pegawainyan baik secara kelompok maupun secara individu , dimana asumsi semakin
baik kinerja pegawai maka
diharapkan kinerja organisasi juga akan semakin baik atau meningkat.
Adanya penerapan gaya
kepemimpinan yang sesuai untuk memotivasi kerja dalam diri pegawai diharapkan dapat memacu kinerja pegawai diharapkan dapat memacu kinerja pegawai dalam memacu
tujuan organisasi.
Gambar 3: Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
87 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari – Juni 2010
Hubungan di antara ketiga variabel dapat dirumuskan ke dalam hipotesis (pengaruh):
1. Terdapat pengaruh yang positif
antara gaya kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung.
2. Terdapat pengaruh yang positif antara Motivasi Kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung. 3. Terdapat pengaruh yang positif
secara bersama-sama antara gaya Kepemimpinan dan Motivasi kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini
menggunakan Metode Survey
Penjelasan (Explanatory Survey
Method) yaitu survey yang
menjelaskan variable-variable yang diteliti dan selanjutnya menganalisa pengaruh antar variable yang disertai dengan pengujian. Dalam penelitian
ini yang dijelaskan adalah
keterkaitan pengaruh antara variable Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap kinerja Pegawai. Variable dalam suatu penelitian merupakan suatu atribut seseorang
atau objek yang mempunyaqi
“Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhadi, 1981), dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa Variable
Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang. Objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Variabel penelitian terdiri: (a)
Variabel Bebas (x1): Gaya
Kepemimpinan adalah prilaku
kepemimpinan yang mendukung
dalam mengarahkan orang lain untuk bekerja melakukan sesuatu dengan yang dikehendaki dengan melibatkan
aspek komunikasi, menetapkan
peranan, memberikan penjelasan apa yang seharusnya dikerjakan,
kapan dan bagaimana serta
pengawasan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang dipimpimnya dalam mencapai tujuan. Variabel ini diukur dengan indikator seperti: (i) Instruksi, (ii) Konsultasi, (iii) Partisipasi, (iii) Delegasi. (b) Variable bebas (X2): Motivasi adalah Dorongan / kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memeihara prilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Variabel ini diukur dengan indikator seperti (i) Penghasilan, (ii) Penghargaan, (iii)
Pengembangan karier, (iv)
Bimbingan. (c) Variabel terikat (Y) : Kinerja Pegawai adalah : hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya. Variabel ini diukur dengan indikator seperti (i) Kualitas hasil pekerjaan; (ii) Inisiatif, (iv) Kreatifitas, (v) Tanggung jawab.
Pengumpulan data selain
Library research juga dilakukan Field
Reseach melalui Observasi,
Wawancara, Dokumentasi, Kuisioner. Untuk itu populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas Tenaga Kerja yang berjumlah 112 Orang. Sedangkan sampel dalam penelitian berjumlah 28 orang atau sebesar 25%.
Analisa data dalam penelitian
ini menggunakan analisa data
kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif mengemukakan deskripsi
dari masing-masing variable
disajikan dalam bentuk table
presentasi tunggal dengan
pengkategorian menurut skor
jawaban responden. Analisa
kuantitatif digunakan rumus sebagai berikut:
Y = a + b1 +x1 + b2x2
Untuk menghitung harga a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut: Σ Y = an + b1ΣX1 + b2Σx2
Σ Y = aΣX1 + b1ΣX1 + b2ΣX1X2 Σ Y = aΣX2 + b1ΣX2 + b2ΣX1X2 Untuk mengetahui Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja
Propinsi Lampung .digunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:
rx 1y = nΣx1Y – (Σx1)( Σy)
(N ΣX21) – (ΣX1)2 (n ΣY2)- (Σy)2
R X1X2 y =
r2 YX1 + r2YX2 2r yx1ryx2rx1x2 1= r2 x1x2
Untuk mengetahui tingkat
keberartian (kebermaknaan) maka pengujian Hipotesis dilakukan dengan uji t. Selanjutnya, untuk mengetahui
besarnya pengaruh antara dua
variable digunakan koefsien penentu atau KP = R2 x 100 %
HASIL ANALISIS INTERPRETASI DAN TEMUAN
Berdasarkan hasil skor angket variable gaya kepemimpinan yang terdiri dari instruksi, konsultasi,
partisipasi, dan delegasi pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung dapat
disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan yang diterapkan
adalah gaya kepemimpinan
konsultasi. Artinya: pemimpin mampu menciptakan komunikasi dua arah dan memberikan dukungan terhadap bawahan. Di samping itu pemimpin mau mendengarkan keluhan dan
perasaan bawahan mengenai
keputusan yang diambil. Dari uraian diatas dapat di lihat dari hasil skore
angket dibawah ini:
No INDIKATOR DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET RANGKING
SKOR REAL SKOR MAX CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
1 INSTRUKSI 260 420 61,90 IV
2 KONSULTASI 217 280 77,5 I
3 PARTISIPASI 209 280 74,64 III
4 DELEGASI 318 420 75,71 II
Selanjutnya untuk mengetahui
distribusi frekuensi jumlah skore
responden dimasukan dalam
pedoman kreteria sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi frekuensi jumlah skore responden tentang gaya
kepemimpinan (XI)
NO KRITERIA INTERVAL SKOR FREKUENSI PRESENTASE
1 2 3 4 5
Agustuti Handayani, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan & Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai 89 ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825 2 KURANG BAIK 18-25 0 0,00 3 CUKUP BAIK 26-33 6 21,43 4 BAIK 34-41 18 64,28 5 SANGAT BAIK 42-50 4 14,29 JUMLAH 28 100,00
Data tersebut menunjukan
bahwa dari seluruh indikator
pengukuran mengenai gaya
kepemimpinan adalah : 6 orang (21,43%) yang menyatakan gaya kepemimpinan cukup baik, 18 orang (64,28%) yang menyatakan Gaya kepemimpinan baik, 4 orang (14,29%)
menyatakan gaya kepmimpinan
sangat baik.
Berkaitan dengan motivasi kerja, dilakukanlah pengukuran atas indikator penghasilan, penghargaan,
pengembangan karier, dan
bimbingan. Dari berbagai indikator tersebut diketahui bahwa indikator
yang paling dominan adalah
Pengembangan Karier. Hal ini dapat dilihat dari hasil skore jawaban responden dibawah ini sebagai berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Skore Angket Motivasi Kerja
NO INDIKATOR DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET RANKING
SKOR REAL
SKOR MAX CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
1 PENGHASILAN 311 420 74,04 IV
2 PENGHARGAAN 218 280 77,85 II
3 PENGMBNGN KARIER 339 420 80.71 I
4 BIMBINGAN 213 280 76,07 III
Selanjutnya untuk mengetahui
distribusi frekuensi jumlah skore
responden di masukan dalam
pedoman kreteria sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Skore Jawabab Responden
Tentang Motivasi Kerja (X2 )
NO KRETERIA INTERVAL SKOR FREKUENSI PERSENTASE
1 2 3 4 5 1 TIDAK BAIK 10-17 0 00.00 2 KURANG BAIK 18-25 0 00.00 3 CUKUP BAIK 26-33 5 17.86 4 BAIK 34-41 14 50 5 SANGAT BAIK 42-50 9 32,14 JUMLAH 28 100,00
Dari indikator pengukuran mengenai Motivasi Kerja 5 orang (17,86%) menyatakan cukup baik, 14 orang (50%) menyatakan mativasi kerja Baik, 9 orang (32,14%) menyatakan motivasi sangat baik. Selanjutnya,
berdasarkan hasil skor angket variable Kinerja Pegawai diketahui
bahwa kreativitas merupakan
indikator yang paling dominan. Hal ini dapat dilihat dari uraian dibawah ini sebagai berikut:
ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825 Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Skore Angket Kinerja Pegawai
No INDIKATOR DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET RANGKING
SKOR REAL SKOR MAX CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
1 INSTRUKSI 260 420 61,90 IV
2 KONSULTASI 217 280 77,5 I
3 PARTISIPASI 209 280 74,64 III
4 DELEGASI 318 420 75,71 II
Selanjutnya untuk mengetahui
Distribusi frekuensi jumlah skore
responden dimasukan dalam
pedoman criteria sebgaia berikut: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Skore Jawaban Responden
Tentang Kinerja Pegawai (Y)
NO KRITERIA INTERVAL SKOR FREKUENSI PRESENTASE
1 2 3 4 5 1 TIDAK BAIK 10-17 0 0,00 2 KURANG BAIK 18-25 0 0,00 3 CUKUP BAIK 26-33 6 21,43 4 BAIK 34-41 18 64,28 5 SANGAT BAIK 42-50 4 14,29 JUMLAH 28 100,00
Dari hasil indikator pengukuran mengenai Kinerja Pegawai 6 orang (21,4%) menyatakan kinerja cukup baik, 13 orang(42,9%) menyytakan baik, 8 orang (32,1%) menyatakan kinerja sangat Baik.
Setelah dilakukan perhitungan melalui persamaan Regresi Ganda
terhadap Variabel Gaya
Kepemimpinan (x1) , Motivasi krja (X2), dan Kinerja Pegawai (Y) dengan bantuan SPPSS Versi 12,00, diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = -1,120 + 0,511 X 1 + 0,539 X2
1) Konstanta sebesar -1,120,
menyatakan jika tidak ada gaya kepemimpinan dan Motivasi kerja maka Kinerja Pegawai
akan rendah atau menurun
sebesar (1,120)
2) Koefisien Regresi X1 sebesar 0,511 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai skore Gaya Kepemimpinan akan meningkat
kan Kinerja Pegawai sebesar 0,511.
3) Koefisien Regresi X2 sebesar 0,539 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 nilai skore
Motivasi kerja akan
meningkatkan Kinerja Pegawai sebesar 0,539.
Dari hasil pengujian dengan menggunakan Rumus Korelasi product moment di ketahui bahwa hubungan gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja pegawai (Y) Pada Dinas Tenaga Kerja sebesar 0,822 yang apabila di konsultasikan dengan table keeratan hubungan menunjukan pada tingkat hubungan yang sangat tinggi.
Selanjutnya untuk mengetahui
besarnya pengaruh gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja
Pegawai di gunakan Rumus KP = r 2 x 100% dan didapatkan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai sebesar 67,57 % sedangkan sisanya di pengaruhi oleh faktor yang
Agustuti Handayani, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan & Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai 91
ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825
lain. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan antara t hitung dengan t table. Pada tarap kesalahan 5% dengan df = n-2 diperoleh t hit 2,204 > t table 2,056 dapat diartikan bahwa H0 dan diterima Ha atau hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
Dari hasil pengujian dengan menggunakan rumus korelasi product moment di ketahui hubungan motivasi kerja (x2) dengan kinerja pegawai (y) pada dinas tenaga kerja propinsi lampung sebesar 0,832 dan apabila di konsultasikan dengan table keeratan hubungan menujukan pada tingkat hubungan yang sangat tinggi
.selanjutnya untuk mengetahui
pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai digunakan rumus KP = r2 x 100%. Diketahui besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kinerja pegawai sebesar 69,22% sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor
lain.selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan antara t hitung dengan t table . dengan taraf kesalahan5% dengan df _ n-2 diperoleh t hitung 2,529 > t table 2.056, maka dapat diartikan bahwa tolak H0 dan terima Ha atau hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif antara motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai pada dinas tenaga kerja propinsi lampung .
Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi
ganda didapat hubungan gaya
kepemimpinan (x1) dan motivasi kerja(x2) terhadap kinerja pegawai (y) dinas tenaga kerja propinsi Lampung sebesar 0,861 dan apabila di konsultasika dengan table keeratan hubungan menunjukan pada tingkat hubungan yang tinggi .Selanjutya untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai digunakan KP= r2 x 100%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 74,20% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis melalui uji F dengan dk pembilang =2 dan dk penyebut pada taraf kesalahan 5% didapat nilai hit 35.882 > F table 3,38 dengan demikian diketahui bahwa tolak H0 terima Ha atau hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada dinas tenaga kerja propinsi lampung. Secara keseluruhan hasil dari analisa gaya kepemimpinan (x1) dan motivasi kerja (x2) terhadap kinerja Pegawai (y) pada dinas Propinsi Lampung digambarkan sebagai berikut:
GAYA KEPEMIMPINAN 1. Instruksi (61,90%) 2. Konsultasi(77,50%) ________________________r x1 y = 0,822 3. Partisipasi(74,64%) 4. Delegasi(75,71%) KINERJA PEGAWAI
1. Kualitas hasil pekerjaan (75,35%)
2. Inisiatif (77,85%) 3. Kreatifitas (kreasi )(80,71%)
ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825 MOTIVASI KERJA (X1) 1. Penghasilan(77,04%) 2. Penghargaan(77,85%)_______________________r X2Y = 0,832 3. Pengembangan karier(80,71%) 4. Bimbingan (76,07%)
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pembahasan pada bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pegawai seperti
pengembangan karier mempunyai
pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja pegawai dibandingkan dengan pengaruh Gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang sesuai diterapka pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung adalah gaya konsultasi sedangkan kinerja sangat baik dapat dilihat tingkat kreatifitas yang sangat
tinggi. Oleh karena itu,
pengembangan karier harus terus ditingkatkan dengan cara mengikuti pendidikan baik formal maupun informal. Selain itu, hendaknya bentuk motivasi lain pun perlu tetap mendapat perhatian yang sama, seperti misalnya bagi yang sudah usianya tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan studi perlu penghargaan senioritas, agar para pegawai tetap memiliki rasa loyal
pada pemimpin. Untuk gaya
kepemimpina konsultasi terus di pertahankan agar terus tercipta hubunganyaan yang harmonis dengan adanya komunikasi timbal balik antara pimpinan dan bawahan baik secara formal dan informal. Untuk meningkatkan terus kinerja pegawai maka perlu diberikan kesempatan memberikan ide-ide atau membuat
inovasi dalam menyelesaikan
pekerjaannya agar mereka lebih merasa bertanggung jawab pada pekerjaan.