• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA KERJA PROPINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA KERJA PROPINSI LAMPUNG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari – Juni 2010

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA KERJA PROPINSI LAMPUNG

Agustuti Handayani

Staff Pengajar Jurusan Administrasi Negara Universitas Bandar Lampung

ABSTRACT

The development of employee forces Dinas Tenaga Kerja to own a high orgaization performance. The success key is in optimalizing the potential human resources in organization. This research is aimed to get the information of the influence of leadership style and motivation to the employee performance in Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung. By usig parametric statistic analysis, it could be concluded that the motivation such as carrier development had more influence to the employee performance. In this case, the consultation leadership style which was suitable implemented for Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung. The result was that the employee performance was good shown in the high creativty.

Kata kunci: performance, motivation, leadership style

PENDAHULUAN

Pembangunan Ketenaga kerjaan merupakan bagian integral yang tidak

terpisahkan dari pembangunan

Nasional dan daerah yang bertujuan agar tersedianya lapangan kerja atau Lapangan usaha yang produktif dan berkelanjutan sehingga angkatan

kerja berkesemptan memperoleh

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Masalah

Ketenaga kerjaan di Propinsi

Lampung masih sangat di pengaruhi oleh kondisi penduduk dan angkatan

kerja, masalah ini merupakan

masalah yang harus di tangani secara

terpadu dan terarah guna

mendapatkan alternatif

pemecahannya.

Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung, selaku instansi yang

bertugas menyelenggarakan

kewenangan dalam bidang

ketenagakerjaan, dituntut mampu memiliki kinerja yang tinggi dalam

memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara efektif dan

efisien. Dinas Tenaga Kerja.

Membutuhkan orang-orang yang

mampu serta mempunyai kompetensi yang tinggi dalam menciptakan keberhasilan suatu organisasi. Untuk itu diperlukan gaya kepemimpinan yang tepat. Gaya kepemimpinan berhubungan erat dengan ketenangan dalam melaksanakan tugas, peran

Kepemimpinan menjadi sangat

penting untuk menentukan arah dan

pencapaian tujuan organisasi.

Pimpinan harus mampu memberikan arah dan petunjuk kerja yang jelas kepada pegawai agar sesuai dengan tujuan organisasi.

Untuk mewujudkan kinerja

organisasi yang optimal, salah

satunya adalah dengan

mengoptimalkan sumber manusia

yang ada, memberikan motivasi atau dorongan sehingga diharapkan akan tercipta sikap professional dalam

bidang Manajemen Pemerintah

secara keseluruhan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh gaya kepemimpinan

(2)

ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825 dan motivasi kerja terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung.

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAHAN

Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja pegawainya. Namun demikian masih ditemukan adanya tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan tugas,

misalnya: masih rendahnya

kemampuan pegawai dari segi

keahlian maupun pemanfaatan sarana yang ada; tingkat pendidikan dan latar pendidikan yang berbeda-beda; kurangnya inisiatif dan tanggung jawab pegawai; dan bervariasinya tingkat kemampuan dan kematangan pegawai. Berdasarkan identifikasi diatas maka dapat di rumuskan permasalahan sbb: “Apakah ada pengaruh Gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung“.

TUJUAN PENELITIAN

a. Untuk mengetahui penerapan Gaya Kepemimpinan pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung. b. Untuk mengetahui Motivasi yang

dilakukan pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.

c. Untuk mengetahui kinerja

pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.

d. Untuk mengetahui Pengaruh

antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.

KEGUNAAN PENELITIAN

a. Sebagai bahan masukan bagi pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung yang tertarik pada masalah yang penulis teliti.

b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung dalam upaya

meningkatkan kinerja pegawainya.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kepemimpinan menurut Gibson adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut Winardi adalah hubungan dimana satu orang yakni pimpinan mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha mengerjakan tugas tugas yang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan. Kepemimpinan akan terjadi bila didalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi prilaku orang lainbaik secara perorangan

maupun secara berkelompok.

Keberhasilan seorang pemimpin

dalam mempengaruhi perilaku

banyak dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan. Ada dua hal yang

biasanya dilakukan olehnya

teerhadap bawahan atau pengikutnya yakni perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung.

Menurut Hersey dan Blanchard, ada 4 tipe gaya kepemimpinan yaitu: (1) Tipe Direktif yang ditandai

adanya komunikasi satu arah,

pimpinan membatasi peranan

bawahan dan menunjukan pada

bawahan apa, kapan, dimana dan

bagaimana suatu tugas harus

dilaksanakan . pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tetap menjadi tanggung jawab pimpinan kemudian disampaikan pada bawahan

(3)

86 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari – Juni 2010

ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825

dan pelaksanaan diawasi ketat; (2) Tipe Konsultatif yang ditandai dengan komunikasi dua arah dan

memberikan suporif terhadap

bawahan, pemimpin mau

mendengrkan keluhan dan perasaan bawahan mengenai keputusan yang diambil, sementara bantuan terhadap bawahan ditingkatkan pelaksanaan atas keputusan tetap pada pimpinan; (3) Tipe Partisipatif adalah ditandai dengan adanya dua control atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusasn antara pimpinan dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan; dan (4) Tipe Delegatif yang ditandai kesediaan pemimpin

untuk mendiskusikan

masalah-masalah

Motivasi menurut Robbin

adalah: salah satu alat penggerak yang membuat karyawan bekerja sesuai keinginan lembaga atau organisasi dengan sukarela dan penuh

kesungguhan. Menurut Handoko

(1994) Motivasi adalah keadaan

dalam pribadi seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang

terarah untuk mencapai tujuan organisasi .sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.

Kinerja, menurut Gibson

(1996:31), merupakan hasil kriteria efektifitas kemampuan organisasi dalam ketaatan mencapai tujuan, guna memberikan keluaraan yang diminta lingkungan. Untuk mengukur sejauh mana kinerja pegawai secara individu menurut Jhon Bernadin

(1993) dengan menggunakan 6

kreteria yaitu antara lain: (a) Kemampuan kerja sama; (b) Inisiatif; (c) Keandalan; (d) Kualitas; (e) Kuantitas.

Keberhasilan atau kinerja pemerintah manakala dikaji dengan pendekatan akuntabilitas dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari pegawainyan baik secara kelompok maupun secara individu , dimana asumsi semakin

baik kinerja pegawai maka

diharapkan kinerja organisasi juga akan semakin baik atau meningkat.

Adanya penerapan gaya

kepemimpinan yang sesuai untuk memotivasi kerja dalam diri pegawai diharapkan dapat memacu kinerja pegawai diharapkan dapat memacu kinerja pegawai dalam memacu

tujuan organisasi.

Gambar 3: Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai

(4)
(5)

87 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari – Juni 2010

Hubungan di antara ketiga variabel dapat dirumuskan ke dalam hipotesis (pengaruh):

1. Terdapat pengaruh yang positif

antara gaya kepemimpinan

terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung.

2. Terdapat pengaruh yang positif antara Motivasi Kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung. 3. Terdapat pengaruh yang positif

secara bersama-sama antara gaya Kepemimpinan dan Motivasi kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini

menggunakan Metode Survey

Penjelasan (Explanatory Survey

Method) yaitu survey yang

menjelaskan variable-variable yang diteliti dan selanjutnya menganalisa pengaruh antar variable yang disertai dengan pengujian. Dalam penelitian

ini yang dijelaskan adalah

keterkaitan pengaruh antara variable Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap kinerja Pegawai. Variable dalam suatu penelitian merupakan suatu atribut seseorang

atau objek yang mempunyaqi

“Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhadi, 1981), dari pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa Variable

Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang. Objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Variabel penelitian terdiri: (a)

Variabel Bebas (x1): Gaya

Kepemimpinan adalah prilaku

kepemimpinan yang mendukung

dalam mengarahkan orang lain untuk bekerja melakukan sesuatu dengan yang dikehendaki dengan melibatkan

aspek komunikasi, menetapkan

peranan, memberikan penjelasan apa yang seharusnya dikerjakan,

kapan dan bagaimana serta

pengawasan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang dipimpimnya dalam mencapai tujuan. Variabel ini diukur dengan indikator seperti: (i) Instruksi, (ii) Konsultasi, (iii) Partisipasi, (iii) Delegasi. (b) Variable bebas (X2): Motivasi adalah Dorongan / kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memeihara prilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Variabel ini diukur dengan indikator seperti (i) Penghasilan, (ii) Penghargaan, (iii)

Pengembangan karier, (iv)

Bimbingan. (c) Variabel terikat (Y) : Kinerja Pegawai adalah : hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya. Variabel ini diukur dengan indikator seperti (i) Kualitas hasil pekerjaan; (ii) Inisiatif, (iv) Kreatifitas, (v) Tanggung jawab.

Pengumpulan data selain

Library research juga dilakukan Field

Reseach melalui Observasi,

Wawancara, Dokumentasi, Kuisioner. Untuk itu populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas Tenaga Kerja yang berjumlah 112 Orang. Sedangkan sampel dalam penelitian berjumlah 28 orang atau sebesar 25%.

Analisa data dalam penelitian

ini menggunakan analisa data

kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif mengemukakan deskripsi

dari masing-masing variable

disajikan dalam bentuk table

presentasi tunggal dengan

pengkategorian menurut skor

jawaban responden. Analisa

kuantitatif digunakan rumus sebagai berikut:

(6)

Y = a + b1 +x1 + b2x2

Untuk menghitung harga a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut: Σ Y = an + b1ΣX1 + b2Σx2

Σ Y = aΣX1 + b1ΣX1 + b2ΣX1X2 Σ Y = aΣX2 + b1ΣX2 + b2ΣX1X2 Untuk mengetahui Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kinerja

Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja

Propinsi Lampung .digunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:

rx 1y = nΣx1Y – (Σx1)( Σy)

(N ΣX21) – (ΣX1)2 (n ΣY2)- (Σy)2

R X1X2 y =

r2 YX1 + r2YX2 2r yx1ryx2rx1x2 1= r2 x1x2

Untuk mengetahui tingkat

keberartian (kebermaknaan) maka pengujian Hipotesis dilakukan dengan uji t. Selanjutnya, untuk mengetahui

besarnya pengaruh antara dua

variable digunakan koefsien penentu atau KP = R2 x 100 %

HASIL ANALISIS INTERPRETASI DAN TEMUAN

Berdasarkan hasil skor angket variable gaya kepemimpinan yang terdiri dari instruksi, konsultasi,

partisipasi, dan delegasi pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung dapat

disimpulkan bahwa gaya

kepemimpinan yang diterapkan

adalah gaya kepemimpinan

konsultasi. Artinya: pemimpin mampu menciptakan komunikasi dua arah dan memberikan dukungan terhadap bawahan. Di samping itu pemimpin mau mendengarkan keluhan dan

perasaan bawahan mengenai

keputusan yang diambil. Dari uraian diatas dapat di lihat dari hasil skore

angket dibawah ini:

No INDIKATOR DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET RANGKING

SKOR REAL SKOR MAX CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

1 INSTRUKSI 260 420 61,90 IV

2 KONSULTASI 217 280 77,5 I

3 PARTISIPASI 209 280 74,64 III

4 DELEGASI 318 420 75,71 II

Selanjutnya untuk mengetahui

distribusi frekuensi jumlah skore

responden dimasukan dalam

pedoman kreteria sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi frekuensi jumlah skore responden tentang gaya

kepemimpinan (XI)

NO KRITERIA INTERVAL SKOR FREKUENSI PRESENTASE

1 2 3 4 5

(7)

Agustuti Handayani, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan & Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai 89 ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825 2 KURANG BAIK 18-25 0 0,00 3 CUKUP BAIK 26-33 6 21,43 4 BAIK 34-41 18 64,28 5 SANGAT BAIK 42-50 4 14,29 JUMLAH 28 100,00

Data tersebut menunjukan

bahwa dari seluruh indikator

pengukuran mengenai gaya

kepemimpinan adalah : 6 orang (21,43%) yang menyatakan gaya kepemimpinan cukup baik, 18 orang (64,28%) yang menyatakan Gaya kepemimpinan baik, 4 orang (14,29%)

menyatakan gaya kepmimpinan

sangat baik.

Berkaitan dengan motivasi kerja, dilakukanlah pengukuran atas indikator penghasilan, penghargaan,

pengembangan karier, dan

bimbingan. Dari berbagai indikator tersebut diketahui bahwa indikator

yang paling dominan adalah

Pengembangan Karier. Hal ini dapat dilihat dari hasil skore jawaban responden dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Skore Angket Motivasi Kerja

NO INDIKATOR DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET RANKING

SKOR REAL

SKOR MAX CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

1 PENGHASILAN 311 420 74,04 IV

2 PENGHARGAAN 218 280 77,85 II

3 PENGMBNGN KARIER 339 420 80.71 I

4 BIMBINGAN 213 280 76,07 III

Selanjutnya untuk mengetahui

distribusi frekuensi jumlah skore

responden di masukan dalam

pedoman kreteria sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Skore Jawabab Responden

Tentang Motivasi Kerja (X2 )

NO KRETERIA INTERVAL SKOR FREKUENSI PERSENTASE

1 2 3 4 5 1 TIDAK BAIK 10-17 0 00.00 2 KURANG BAIK 18-25 0 00.00 3 CUKUP BAIK 26-33 5 17.86 4 BAIK 34-41 14 50 5 SANGAT BAIK 42-50 9 32,14 JUMLAH 28 100,00

Dari indikator pengukuran mengenai Motivasi Kerja 5 orang (17,86%) menyatakan cukup baik, 14 orang (50%) menyatakan mativasi kerja Baik, 9 orang (32,14%) menyatakan motivasi sangat baik. Selanjutnya,

berdasarkan hasil skor angket variable Kinerja Pegawai diketahui

bahwa kreativitas merupakan

indikator yang paling dominan. Hal ini dapat dilihat dari uraian dibawah ini sebagai berikut:

(8)

ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825 Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Skore Angket Kinerja Pegawai

No INDIKATOR DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET RANGKING

SKOR REAL SKOR MAX CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

1 INSTRUKSI 260 420 61,90 IV

2 KONSULTASI 217 280 77,5 I

3 PARTISIPASI 209 280 74,64 III

4 DELEGASI 318 420 75,71 II

Selanjutnya untuk mengetahui

Distribusi frekuensi jumlah skore

responden dimasukan dalam

pedoman criteria sebgaia berikut: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Skore Jawaban Responden

Tentang Kinerja Pegawai (Y)

NO KRITERIA INTERVAL SKOR FREKUENSI PRESENTASE

1 2 3 4 5 1 TIDAK BAIK 10-17 0 0,00 2 KURANG BAIK 18-25 0 0,00 3 CUKUP BAIK 26-33 6 21,43 4 BAIK 34-41 18 64,28 5 SANGAT BAIK 42-50 4 14,29 JUMLAH 28 100,00

Dari hasil indikator pengukuran mengenai Kinerja Pegawai 6 orang (21,4%) menyatakan kinerja cukup baik, 13 orang(42,9%) menyytakan baik, 8 orang (32,1%) menyatakan kinerja sangat Baik.

Setelah dilakukan perhitungan melalui persamaan Regresi Ganda

terhadap Variabel Gaya

Kepemimpinan (x1) , Motivasi krja (X2), dan Kinerja Pegawai (Y) dengan bantuan SPPSS Versi 12,00, diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = -1,120 + 0,511 X 1 + 0,539 X2

1) Konstanta sebesar -1,120,

menyatakan jika tidak ada gaya kepemimpinan dan Motivasi kerja maka Kinerja Pegawai

akan rendah atau menurun

sebesar (1,120)

2) Koefisien Regresi X1 sebesar 0,511 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai skore Gaya Kepemimpinan akan meningkat

kan Kinerja Pegawai sebesar 0,511.

3) Koefisien Regresi X2 sebesar 0,539 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 nilai skore

Motivasi kerja akan

meningkatkan Kinerja Pegawai sebesar 0,539.

Dari hasil pengujian dengan menggunakan Rumus Korelasi product moment di ketahui bahwa hubungan gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja pegawai (Y) Pada Dinas Tenaga Kerja sebesar 0,822 yang apabila di konsultasikan dengan table keeratan hubungan menunjukan pada tingkat hubungan yang sangat tinggi.

Selanjutnya untuk mengetahui

besarnya pengaruh gaya

Kepemimpinan terhadap Kinerja

Pegawai di gunakan Rumus KP = r 2 x 100% dan didapatkan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai sebesar 67,57 % sedangkan sisanya di pengaruhi oleh faktor yang

(9)

Agustuti Handayani, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan & Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai 91

ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825

lain. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan antara t hitung dengan t table. Pada tarap kesalahan 5% dengan df = n-2 diperoleh t hit 2,204 > t table 2,056 dapat diartikan bahwa H0 dan diterima Ha atau hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.

Dari hasil pengujian dengan menggunakan rumus korelasi product moment di ketahui hubungan motivasi kerja (x2) dengan kinerja pegawai (y) pada dinas tenaga kerja propinsi lampung sebesar 0,832 dan apabila di konsultasikan dengan table keeratan hubungan menujukan pada tingkat hubungan yang sangat tinggi

.selanjutnya untuk mengetahui

pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai digunakan rumus KP = r2 x 100%. Diketahui besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kinerja pegawai sebesar 69,22% sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh faktor

lain.selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan antara t hitung dengan t table . dengan taraf kesalahan5% dengan df _ n-2 diperoleh t hitung 2,529 > t table 2.056, maka dapat diartikan bahwa tolak H0 dan terima Ha atau hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif antara motivasi kerja terhadap kinerja

pegawai pada dinas tenaga kerja propinsi lampung .

Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi

ganda didapat hubungan gaya

kepemimpinan (x1) dan motivasi kerja(x2) terhadap kinerja pegawai (y) dinas tenaga kerja propinsi Lampung sebesar 0,861 dan apabila di konsultasika dengan table keeratan hubungan menunjukan pada tingkat hubungan yang tinggi .Selanjutya untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai digunakan KP= r2 x 100%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 74,20% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Selanjutnya dilakukan uji hipotesis melalui uji F dengan dk pembilang =2 dan dk penyebut pada taraf kesalahan 5% didapat nilai hit 35.882 > F table 3,38 dengan demikian diketahui bahwa tolak H0 terima Ha atau hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada dinas tenaga kerja propinsi lampung. Secara keseluruhan hasil dari analisa gaya kepemimpinan (x1) dan motivasi kerja (x2) terhadap kinerja Pegawai (y) pada dinas Propinsi Lampung digambarkan sebagai berikut:

GAYA KEPEMIMPINAN 1. Instruksi (61,90%) 2. Konsultasi(77,50%) ________________________r x1 y = 0,822 3. Partisipasi(74,64%) 4. Delegasi(75,71%) KINERJA PEGAWAI

1. Kualitas hasil pekerjaan (75,35%)

2. Inisiatif (77,85%) 3. Kreatifitas (kreasi )(80,71%)

(10)

ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825 MOTIVASI KERJA (X1) 1. Penghasilan(77,04%) 2. Penghargaan(77,85%)_______________________r X2Y = 0,832 3. Pengembangan karier(80,71%) 4. Bimbingan (76,07%)

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pembahasan pada bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pegawai seperti

pengembangan karier mempunyai

pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja pegawai dibandingkan dengan pengaruh Gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang sesuai diterapka pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung adalah gaya konsultasi sedangkan kinerja sangat baik dapat dilihat tingkat kreatifitas yang sangat

tinggi. Oleh karena itu,

pengembangan karier harus terus ditingkatkan dengan cara mengikuti pendidikan baik formal maupun informal. Selain itu, hendaknya bentuk motivasi lain pun perlu tetap mendapat perhatian yang sama, seperti misalnya bagi yang sudah usianya tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan studi perlu penghargaan senioritas, agar para pegawai tetap memiliki rasa loyal

pada pemimpin. Untuk gaya

kepemimpina konsultasi terus di pertahankan agar terus tercipta hubunganyaan yang harmonis dengan adanya komunikasi timbal balik antara pimpinan dan bawahan baik secara formal dan informal. Untuk meningkatkan terus kinerja pegawai maka perlu diberikan kesempatan memberikan ide-ide atau membuat

inovasi dalam menyelesaikan

pekerjaannya agar mereka lebih merasa bertanggung jawab pada pekerjaan.

Gambar

Gambar 3: Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja  terhadap Kinerja Pegawai
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Skore Jawabab Responden  Tentang Motivasi Kerja (X2 )
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Skore Jawaban Responden  Tentang Kinerja Pegawai (Y)

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur Pengiriman Ekspor Karet (Rubber) pada PT Remco Palembang. 1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1

Seorang perempuan yang sedang menjalani iddah baik karena dicerai, fasakh maupun ditinggal mati oleh suami tidak boleh menikah dengan selain dengan laki-laki yang meninggalkan

Namun demikian, dalam menangani isu sinkretisme dalam masyarakat Bajau, terdapat manhaj wasatiyyah yang perlu diambil kira khususnya oleh sarjana tempatan khususnya sarjana

Di banyak Negara yang menganut desentralisasi, kewenangan memungut pajak daerah dan retribusi daerah ini dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas

Pada motor bensin, terdapat busi pada celah ruang bakar yang dapat memercikkan bunga api.. yang kemudian membakar campuran bahan bakar dan udara pada suatu titik tertentu

Di ITATS khususnya Jurusan Sistem Informasi sendiri proses dalam penyampaian informasi yang berhubungan dengan kegiatan pendaftaran skripsi sendiri masih dilakukan

[r]

bahwa  baku  mutu  emisi  untuk  pembangkit  listrik  tenaga  uap  berbahan  bakar batu  bara  sebagaimana  tercantum  dalam  Lampiran  III  A  dan  Lampiran  III