• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak mengalami perubahan yang signifikan secara keseluruhan, semakin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. telah banyak mengalami perubahan yang signifikan secara keseluruhan, semakin"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian dari zaman dahulu hingga saat ini di Indonesia telah banyak mengalami perubahan yang signifikan secara keseluruhan, semakin berkembangnya jaman, semakin canggih dan modern teknologi saat ini, dan persaingan yang juga semakin ketat. Hal ini dapat mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, dan tentu membuat para manajer perusahaan-perusahaan harus berkerja lebih keras agar tujuan yang diinginkan tercapai. Saat ini dunia bisnis juga semakin berkembang pesat, tidak dapat dipungkiri semakin banyak perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan dengan menawarkan jenis produk ataupun jasa yang mereka miliki, menurut ketentuan pasal 1 huruf b Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 mengenai Wajib Daftar Perusahaan, setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk memperoleh suatu keuntungan atau laba, yang biasanya dilihat dari pembukuan laporan keuangan perusahaan.

Laporan Keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi yang dilakukan oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu.

(2)

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2002:63), laporan yang diinginkan dapat memberikan informasi mengenai perusahaan-perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti kondisi ekonomi, industri yang bisa memberikan suatu gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan, agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan manfaat selain dengan ketepatan waktu pelaporannya kepada publik, laporan keuangan perlu diaudit oleh akuntan publik. Lamanya waktu penyelesaian audit sangat mempengaruhi ketepatwaktuan publikasi informasi laporan keuangan auditan, disamping faktor spesifik perusahaan itu sendiri. Owusu Ansah (2000).

Di Indonesia sejak 31 Juli 2006 BAPEPAM-LK menetapkan peraturan dengan mengeluarkan surat keputusan ketua BAPEPAM-LK, Nomor: Kep-06/BL/2006 yang mengatakan bahwa setiap laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir. BAPEPAM yang kini telah berganti menjadi OJK ( Otoritas Jasa Keuangan)tanggal 27 Oktober 2011 yang telah disahkan oleh DPR RI UU No.21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan pasal 8 bahwa OJK memiliki wewenang yaitu:

1. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini,

2. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan, 3. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK,

4. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan, 5. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK,

(3)

6. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu,

7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan,

8. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban, dan

9. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Pada tahun 2015, telah tercatat 52 emiten yang terlambat menyerahkan laporan keuangan tahunan buku tahun 2014, dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 547 emiten. Sedangkan pada tahun 2014, juga tercatat 49 emiten yang dinyatakan terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan buku tahun 2013. Emiten yang telah menyampaikan laporan keuangan salah satunya adalah perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Perusahaan tambang batubara tersebut merupakan milik Grup Bakrie, dan menyatakan tidak dapat mengeluarkan laporan keuangan tahunan 2014 tersebut karena perseroan masih berselisih dengan perhitungan utang. Hal ini tentu dapat merugikan perusahaan karena investor tidak akan mengambil resiko untuk berinvestasi dikarenakan terlambatnya mengeluarkan laporan keuangan.

Audit Delay adalah lamanya waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan suatu pekerjaan audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Lawrence dan Bryan (1998), Sedangkan

(4)

Menurut Ashton et al. (1987), Audit Delay merupakan lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan.

Opini Audit oleh Standar Profesional Akuntan (PSA 29), bahwa ada lima macam opini yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), laporan yang juga berisi tentang opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified opinion), laporan yang berisi tentang opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), laporan berisi tentang opini tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion), dan opini tidak wajar (adverse opinion).

Salah satu contoh kasus tentang opini audit tentang tertangkapnya auditor BPK

Perwakilan Jawa Barat yang sedang menerima ”suap” sebesar Rp 200 juta dari oknum pejabat pemerintah kota Bekasi. Kasus suap tersebut dicurigai ada kaitan dengan permintaan oknum pejabat pemerintah kota Bekasi agar laporan keuangannya yang sedang diaudit oleh Tim BPK mendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan suatu instansi pemerintah/perusahaan memiliki tiga macam opini dimana opini yang paling baik adalah Unqualified Opinion. Opini terbaik kedua adalah

Qualified Opinion. Sedangkan opini paling jelek adalah Adverse Opinion, pihak

auditor percaya bahwa laporan keuangan yang sedang diauditnya banyak mengandung kesalahan yang material. Oleh sebab itu, laporan keuangan tersebut tidak menggambarkan kondisi keuangan yang sebenarnya terjadi. Selain ketiga opini tersebut, auditor kadang tidak memberikan pendapat(disclaimer opinion). Hal ini karena auditor tidak dapat memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk memberikan opini apakah laporan tersebut sudah disajikan dengan benar atau salah. Kasus suap untuk mendapatkan opini WTP diatas menimbulkan spekulasi

(5)

bermacam-macam, terkait kewajaran laporan keuangan perusahaan atau suatu instansi pemerintah, telah menjadi rahasia umum di instansi pemerintah penyakit yang bernama korupsi. Oleh karena, itu masyarakat sering kurang percaya jika suatu instansi pemerintah mempunyai laporan keuangan yang baik.

Tertangkapnya auditor BPK tersebut menimbulkan kecurigaan adanya negosiasi atau perdagangan opini audit atas laporan keuangan.Pengelolaan keuangan suatu negara atau daerah lewat APBN atau APBD dicurigai banyak digunakan untuk keperluan yang tidak sesuai dengan tujuannya, tidak heran jika muncul dugaan adanya kebocoran 30% dari total dana yang ada di APBN atau APBD. Saat ini tidak ada satu pihak pun yang membantahnya, meskipun secara yuridis, kebocoran 30% dana APBN atau APBD tersebut sulit dibuktikan. Kondisi pengelolaan APBN atau APBD di instansi pemerintah yang terkenal kacau-balau tersebut (banyak kebocorannya), tidak sedikit diantara instansi pemerintah tersebut yang laporan keuangannya mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hal ini yang sering membuat publik merasa curiga adanya permainan dibalik opini WTP tersebut. Tertangkapnya auditor BPK yang sedang melakukan negosiasi terkait opini laporan keuangan pemerintah kota Bekasi, seolah membenarkan kecurigaan publik tersebut.

Berbagai kasus yang terjadi di dunia maupun di Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan swasta juga sering melakukan manipulasi terhadap laporan keuangannya. Seperti halnya kasusEnron Energy (perusahaan terbesar ketujuh di Amerika Serikat), WorldCom, Xerox, AOL (America Online), dan Vivendi Universal (pemilik Universal Studio) telah terbukti memanipulasi terhadap laporan keuangannya. Hal yang paling mengejutkan, manipulasi laporan keuangan tersebut dibantu oleh kantor

(6)

akuntan publik nomor satu di dunia (masuk jajaran "The Big Five"), yaitu Arthur Andersen KPMG dan Price Waterhouse Coopers. Kasus Gayus secara tidak langsung juga menyiratkan adanya manipulasi laporan keuangan perusahaan-perusahan besar di Indonesia milik Aburizal Bakrie seperti perusahaan PT Bumi Resources, PT KPC, dan Arutmin (dugaan manipulasi laporan keuangan agar dapat membayar pajak lebih rendah dari yang seharusnya). Kasus yang juga terkait manipulasi yaitu Vincentius Amin Sutanto, mantan controller di Asian Agri Grup (perusahaan mantan orang terkaya di Indonesia) mengakui telah merekayasa laporan keuangan perusahaannya sehingga menimbulkan kurang bayar pajak lebih kurang Rp 1,3 triliun. Hal ini tentu menjadi rahasia umum bahwa suatu perusahaan sering membuat 3 versi laporan keuangan.

Pertama adalah laporan keuangan riil yang menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya seperti aset, modal, pendapatan, laba, hutang, dan biaya disajikan sesuai kenyataan. Laporan versi pertama ini biasa dipergunakan manajemen untuk evaluasi internal dan alat untuk perencanaan bisnis ke depan.

Kedua adalah laporan keuangan untuk konsumsi perpajakan. Untuk itu, biasanya terdapat banyak manipulasi atas laporan keuangan tersebut yang sering disebut ”window dressing”, misalnya dengan merendahkan pendapatan atau meninggikan biaya sehingga laba yang diperoleh lebih kecil dari seharusnya. Dengan begitu pajak yang harus dibayar kepada pemerintah menjadi lebih kecil.

Ketiga, laporan keuangan tersebut dibuat untuk konsumsi perbankan dalam rangka mendapatkan kredit. Biasanya, pendapatan ditinggikan dan biaya juga direndahkan agar laba terlihat tinggi serta aset dinaikkan, tujuannya untuk

(7)

mendapatkan kredit yang sebesar-besarnya untuk modal perusahaan. Manipulasi (fraud) terhadap laporan keuangan diatas, tidak mudah ditemukan oleh auditor, apalagi jika jenis auditnya bukan audit khusus (audit investigatif). Auditor juga berperan dalam merekayasa laporan keuangan tersebut baik secara langsung (berperan sebagai konsultan keuangan dan menjadi pelaku manipulasi laporan keuangan tersebut) atau secara tidak langsung dengan cara membiarkan manipulasi tersebut dilakukan (dengan imbalan uang) .Hal ini merupakan salah satu bentuk kejahatan yang disebut kerah putih (white collar crime). yaitu kejahatan yang melibatkan orang-orang pintar, namun bermoral rendah. Sangat sulit membuktikan adanya kejahatan kerah putih. Oleh karena itu, dengan tertangkapnya auditor BPK oleh KPK atau penyidikan kasus Gayus harus dilakukan secara terus-menerus agar kejahatan kerah putih khususnya perdagangan opini audit dapat dikurangi semaksimal mungkin.

Profitabilitas merupakan kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan yang baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dapat dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.

Hasil Penelitian Menurut Ashton, et al., Schwartz dan Soo (dalam Utami, 2006), menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Kamarudin (2003) yaitu bahwa audit delay pada KAP Big Four akan lebih pendek dibandingkan dengan audit delay pada KAP kecil. Hal ini diasumsikan karena KAP yang besar memiliki karyawan dalam

(8)

jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat, guna menjaga reputasinya.

Menurut Petronila (2007), dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan sampel sebanyak 282 perusahaan manufaktur pada tahun 2003 dengan variabel independen yang digunakan yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), opini audit, pos luar biasa dan umur perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay yaitu, skala atau ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit, pos luar biasa dan umur perusahaan. Sedangkan Kantor Akuntan Publik (KAP) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.

Analisis Diskriminan Audit Delay pada Industri Keuangan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan sampel perusahaan-perusahaan dari tahun 2008-2009 dengan Variabel Reputasi Auditor. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay hanya ROA (profitabilitas), ukuran perusahaan, sovabilitas, dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Rochimawati, (2008). Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu yang meneliti tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, peneliti akan melakukan penelitian kembalimengenai hubungan antara opini audit, profitabilitas, leverage, dan

(9)

ukuran KAP dengan praktik audit delay pada perusahaan yang telah terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. Penulis akan membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Opini Audit, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran KAP terhadap Audit

Delay Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI pada Tahun 2012-2015“

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh opini audit terhadap audit delay? 2. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap audit delay? 3. Bagaimana pengaruh leverage terhadap audit delay?

4. Bagaimana pengaruh ukuran kantor akuntan publik terhadap audit delay?

5. Bagaimana pengaruh opini audit, profitabilitas, leverage, dan ukuran kap

terhadap audit delay?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk menguji secara empiris pengaruh opini audit terhadap kemungkinan terjadinya audit delay.

2. Untuk menguji secara empiris pengaruh profitabilitas terhadap kemungkinan terjadinya audit delay.

3. Untuk menguji secara empiris pengaruh leverage terhadap kemungkinan terjadinya audit delay.

(10)

4. Untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran KAP terhadap kemungkinan terjadinya audit delay.

5. Untuk menguji secara empiris pengaruh opini audit, profitabilitas, leverage, dan ukuran kap terhadap kemungkinan terjadinya audit delay.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat memacu minat dan menambah wawasan bagi penulis mengenai pengaruh opini audit, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP terhadap audit delay.

2. Bagi Auditor

Semoga dapat membantu para auditor dalam mengoptimalkan kinerja auditnya dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay, sehingga audit delay dapat ditekan seminimal mungkin dalam upaya memperbaiki ketepatan waktu atau mempercepat penyampaian laporan keuangan kepada publik.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini semoga dapat digunakan sebagai referensi penelitian-penlitian selanjutnya untuk memperoleh hasil yang optimal.

(11)

1.5 Pembatasan Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan penelitian agar lebih terarah dan jelas.Pembatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya difokuskan pada opini audit, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP terhadap audit delay.

1.6 Sistematika Pembahasan

Untuk mengetahui isi dari skripsi ini, akan dipaparkan masalah pokok yang dibahas dalam tiap bab, sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang membahas tentang apa yang menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Perumusan masalah membahas tentang pertanyaan pertanyaan dalam melakukan penelitian. Pembatasan masalah membahas tentang batasan dari objek penelitian agar tidak melebar. Tujuan dan manfaat dari penelitian tentang kepada siapa saja penelitian ini ditujukan. Sistematika penulisan membahas tentang uraian singkat mengenai tiap-tiap bab dalam skrpisi.

BAB II: TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA

Dalam bab ini mengkaji landasan teori dan pengembangan hipotesa, meliputi: Pengertian dari opini audit, profitabilitas, leverage, dan ukuran

(12)

Selain landasan teori, bab ini juga membahas tentang kerangka konseptual dan perumusan hipotesa.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang uraian rancangan penelitian yang menggambarkan uji hipotesa, variabel, dan pengukurannya, metode pengumpulan data, definisi operasional, dan metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

  Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, dan interprestasi analisis data yang berkaitan dengan masalah penelitian yaitu pengaruh opini audit, profitabilitas, leverage, dan ukuran kap terhadap

audit delay.

BAB V: KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

Bab ini meliputi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, saran yang dirasakan perlu untuk pengembangan dari skripsi ini agar dapat menjadi bahan acuan bagi para pembaca yang ingin mengembangkannya, dan keterbatasan penelitian yang dapat berguna bagi penelitian yang akan datang mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Pancasila sebagian besar dirumuskan oleh para pemuda-pemudi yang artinya sudah sangat jelas tujuan pembentukan pancasila bertujuan untuk memberi arah kepada

e) Creating a Click event handler and adding code. Add a Click event handler for the Calculate Button. Once in code view, add code to the application such that, when the

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari kecerdasan spasial pada siswa kelas XI SMA Negeri 1

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan tingkat aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2 Yogyakarta pada materi jurnal

PENERAPAN STRATEGI HYPNOTEACHING PADA PEMBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII A DI SMP NEGERI 1 BAYONGBONG GARUT.. Universitas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar ekonomi (2) pengaruh motivasi

REKAPITULASI JUMLAH KEPALA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA BARAT.

Perangkat lunak merupakan suatu program yang berisi sejumlah instruksi yang dibuat untuk melakukan sejumlah proses dengan tujuan sebagai alat pengendalian sistem