PENGARUH PELATIHAN ZIG ZAG RUN DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU
Oleh:
Made Adi Sulaksana, I Ketut Yoda, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni
Ilmu Keolahragaan FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja–Bali Tlp. (0362) 32559
e-mail: deksulak169@gmail.com. yodaketut@gmail.com, niputudewisri@gmail.com @undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan zig zag run dan side jump sprint terhadap peningkatan kapasitas vital paru. Rancangan penelitian adalah the non randomized pretest-posttest control group design. Subjek penelitian sebanyak 36 orang yang ditentukan dengan teknik ordinal pairing. Kapasitas vital paru diukur dengan alat spirometer. Hasil Uji-t terhadap kapasitas vital paru diperoleh nilai thitung sebesar 4,843 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi hitung < 0,05, maka terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Selanjutnya dilakukan uji anova. Hasil uji anova variabel kapasitas vital paru antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapat Fhitung sebesar 26,300 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi < 0,05, maka terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Karena terdapat perbedaan pengaruh maka dilakukan uji Least Significant Difference (LSD) untuk mengetahui pelatihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kapasitas vital paru. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan zig zag run dan side jump sprint berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru, pelatihan zig zag run lebih baik pengaruhnya untuk peningkatan kapasitas vital paru. Saran yang dapat disampaikan adalah agar penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pelatihan ataupun penelitian selanjutnya.
Kata Kunci : pelatihan zig zag run, pelatihan side jump sprint, dan kapasitas vital paru Abstract
This study was aimed to identify the effect of zig zag run and side jump sprint toward the vital capacity. This study was an experimental study which was designed in the nonrandomized pretest-posttest control group design. There were 36 samples for this study which were decided by nonrandomized sampling technique. Vital capacity measured by Spirometer. From the result of independent sample t-test toward the vital capacity, there was obtained the score of tmeasure was 4,843 with significance 0.000. The significance was < 0.05, meant that there was different effect from each group. Then an anova test was conducted. The result of anova test showed that the variable of vital capacity between the experimental group and control group obtained Fmeasure of 26,300 and significance 0.000.Because there was a different effect, so the researcher conducted Least Significant Different (LSD) test in order to determine which training have better effect toward the improvement of vital capacity. Could be concluded that zig zag run and side jump sprint was affecting improvement of the vital capacity, in which zig zag run training have better effect for the improvement of vital capacity. From this study it is recommended that this study can be used as reference in conducting the next training and study.
PENDAHULUAN
Salah satu olahraga yang sering dilakukan sehari-hari adalah Bulutangkis(Badminton).Olahraga ini cukup populer dimasyarakat sehingga menjadikan olahraga ini sebagai rutinitas selain aktivitas utama. Bulutangkis adalah cabang olahraga permainan yang dimainkan menggunakan raket dan shuttlecock (bola) dengan cara memukul atau menangkis shuttlecock agar tidak jatuh ke daerah sendiri. Permainan bulu tangkis adalah hal yang sangat lazim bagi mayarakat Indonesia, karena hampir di setiap wilayah Indonesia permainan bulu tangkis menjadi olahraga kegemaran masyarakat.Olahraga bulutangkis dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa, dapat dilakukan secara single atau
double.Permainan bulutangkis erat
kaitannya dengan keterampilan, kecepatan, dan kemampuan gerak yang kompleks.Pemain harus melakukan gerakan-gerakan cepat ketika melakukan pemukulan atau menangkis dengan meloncat, memutar badan dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa kehilangan keseimbangan tubuh.
Seperti yang kita ketahui kebugaran jasmani merupakan salah satu tujuan dari berolahraga yang memiliki takaran tersendiri dalam pelaksanaannya. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (Widaninggar dkk, 2002: 1). Oleh karena itu, kondisi fisik yang prima harus dimiliki oleh setiap atlet atau olahragawan sesuai dengan aktivitas olahraga atau cabang olahraga yang ditekuninya.
Salah satu yang menjadi penunjang untuk tercapainya kebugaran jasmani adalah sistem pernapasan/ respirasi. Sistem pernapasan yang berfungsi untuk melakukan proses metabolisme sel dalam tubuh. Metabolisme sel dalam tubuh sangat tergantung dengan tingkat konsumsi oksigen yang dilakukan oleh seseorang baik saat beraktivitas maupun berolahraga. Tingkat kebugaran seseorang dapat diukur dari kapasitas vital paru yang dimilikinya. Kapasitas vital paru merupakan jumlah udara atau volume oksigen yang dapat kita
hirup dan kemudian kita hembuskan secara maksimal (Wiarto, 2013: 9). Semakin banyak oksigen yang diasup/diserap maka semakin baik kinerja otot sehingga zat-zat sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit (Wiarto, 2013: 15). Seseorang yang memiliki tingkat konsumsi oksigen yang tinggi akan memiliki tingkat kebugaran yang lebih dibandingkan dengan orang yang memiliki tingkat konsumsi oksigen rendah secara teori, memiliki kebugaran jasmani yang baik akan menunjang pengembangan prestasi dan menunjang kesehatan seseorang di masyarakat.
Selain itu aspek kebugaran fisik dan sistem respirasi juga sangat mempengaruhi daya tahan ketika bermain olahraga bulutangkis ini, efek dari sistem respirasi yang baik maka akan berpengaruh pada tingkat daya tahan dari pemain itu sendiri karena dari sekian banyak analisis tentang olahraga ini bahwa telah terbukti kelemahan yang paling signifikant adalah seringnya para pemain sekaligus atlet yang kalah maupun berhenti sebelum permainan berakhir dikarekanan oleh kurangnya dan tidak maksimalnya penyerapan oksigen yang keluar masuk vital paru melalui saluran respirasi. Dengan baiknya sistem respirasi yang menghasilkan peningkatan kapasitas vital paru maka akan berpengaruh juga terhadap ketahanan fisik dari pemain itu sendiri secara otomatis akan bermain bulutangkis dengan maksimal tanpa ada kendala pada kondisi fisik pemain.Dalam hal ini kapasitas vital paru memiliki pengaruh sangat besar terhadap perkembangan daya tahan siswa atlet yang dalam kaitannya dengan olahraga bulutangkis, daya tahan yang baik pada siswa atlet maka berpengaruh pada prestasinya.
SMP Negeri 1 Banjar merupakan salah satu sekolah yang mengadakan esktrakulikuler bulutangkis (badminton) untuk menunjang prestasi olahraga di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada kendala dalam prestasi yang diraih sekolah ini ketika siswanya ikut serta dalam kejuaraan bulutangkis pada Pekan Olahraga
Kecamatan (PORCAM) di Desa Banjar. Hasil analisis guru pembimbing ekstrakulikuler bulutangkis SMP N 1 Banjar menunjukkan bahwa poin penting dari penurunan prestasi pada siswa itu adalah terletak pada ketahanan fisik yang diukur dari kapasitas vital paru pada sistem respirasi siswa tersebut. Dengan ini peneliti ingin bekerjasama dengan guru pembimbing ekstrakurikuler bulutangkis untuk berusaha mengubah pola latihan dengan menerapkan pelatihan yang lebih fokus pada peningkatan daya tahan fisik dalam hal ini pada aspek respirasi dan peningkatan vital paru, yaitu dengan metode pelatihan zig zag run dan side jump
sprint yang senantiasa nantinya akan
memberi perubahan yang baik pada peningkatan prestasi siswa di SMP N 1 Banjar. Menurut Sukadiyanto (2009:25), bahwa “ketahanan fisik atlet akan meningkat jika menerapkan pelatihan plaiometrik yang sesuai guna meningkatkan daya tahan tubuh melalui pengaturan system respirasi vital paru”.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti mencoba untuk mengkaji pengaruh pelatihan zig zag run dan side
jump sprint terhadap Kapasitas Vital Paru
pada siswa Ekstrakurikuler Bulutangkis SMP N 1 Banjar Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini peneliti memandang penting mencoba menerapkan jenis penelitian ini dikarenakan peningkatan kapasitas vital paru akan berpengaruh pula terhadap peningkatan daya tahan yang sekaligus meningkatkan prestasi siswa pada ajang kejuaraan di Desa Banjar. Hasil observasi awal juga telah menunjukkan bahwa para guru pembimbing sangat antusias untuk mendukung penelitian ini dengan hasil yang maksimal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu atau kuasi eksperimen. "Dimana untuk memperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan" (Kanca, 2010: 66). Penelitian ini pada dasarnya mengkaji mengenai hubungan sebab dan akibat.Rancangan penelitian yang
diguanakan dalam penelitian ini adalah rancangan the non-randomized control
group pretest posttest design (Kanca,
2010:94). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis di SMP Negeri 1Banjar sebanyak 36 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
spirometer.
Berdasarkan hasil tes awal
(pre-test) yaitu populasi dibagi menjadi dua
kelompok dengan menggunakan teknik
Ordinal Pairing yaitu suatu cara pembagian
subjek menjadi beberapa kelompok agar mempunyai kemampuan yang hampir sama. Langkah-langkah dari teknik ini adalah: (1) subjek dirangking berdasarkan tes awal, (2) kemudian subjek dibagi menjadi dua kelompok dengan menggunakan cara sebagai berikut:
Kelompok K1 Kelompok 1 (satu) Kelompok K2 Kelompok 2 (dua) Kelompok K3 Kelompok 3 (tiga)
Setelah terbentuk dua kelompok kemudian diacak untuk penentuan kelompok perlakuan dengan pelatihan zig
zag run, pelatihan side jump sprint dan
kelompok kontrol.
Variabel merupakan ciri atau faktor yang dapat menunjukkan suatu variasi atau segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah:
a. Variabel bebas: Pelatihan zig zag run dan side jump sprint.
b. Variabel terikat: Kapasitas vital paru. c. Variabel Kendali: Umur dan sehat
jasmani maupun rohani.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Banjar dan berlangsung selama 4 minggu, dimana dalam satu minggu ada tiga kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada tubuh agar beradaptasi dengan program latihan. Jadi secara keseluruhan pelatihan
Zig zag run dan Side jump sprint
berlangsung selama 12 kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu dimana dalam 4 minggu tersebut ada 12 kali pelaksanaan latihan, dengan frekuensi pelatihan 3 kali dalam satu minggu yaitu Selasa, Kamis, dan Sabtu. Waktu pelaksanaan pelatihan adalah siang hari pukul 10.00-12.00 WITA, tempat
pelatihannya di gedung serba guna Desa Banjar.
Setiap kali pelatihan harus mencapai daerah pelatihan (Training Zone), yaitu 70%-80% dari denyut nadi optimal.Mengapa digunakan denyut nadi optimal dikarenakan subjek yang digunakan masih siswa SMP dan cenderung bukan atlet profesional.
Uji hipotesis terdapat pengaruh pelatihan zig zag run dan side jump sprint terhadap kapasitas vital paru pada peserta ekstrakurikuler bulutangkismenggunakan uji-t independent pada taraf signifikansi 95% lebih kecil (α) 0,05 dengan bantuan program SPSS 16.0.. Tujuan dari uji uji-t independent adalah ingin mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan dalam penelitian tersebut terhadap subjek yang digunakan. Hipotesis ini diuji menggunakan bantuan SPSS 16.0 pada taraf signifikansi 95% dengan kesalahan (α) 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai uji thitung memiliki signifikansi lebih kecil dari α (sig < 0,05) berarti terdapat peningkatan yang signifikan dari pelakuan yang diberikan. Sedangkan jika nilai signifikansi thitung lebih besar dari α (sig> 0,05) berarti tidak ada peningkatan yang signifikan dari perlakuan yang diberikan.
Dibantu dengan Uji F untuk mencari normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa subjek berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas data menggunakan uji lilliefors dengan bantuan statistic product service solution (SPSS) 16.0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. “Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi F lebih dari α (0,05), maka subjek berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi F kurang dari α (0,05), maka subjek bukan berdistribusi normal” (Santoso, 2011: 190).
Prinsip beban bertambah pada penelitian ini, mengacu pada steptype
approach atau sistem tangga, di mana ada unloading fase yang bertujuan untuk
memberi kesempatan kepada organ-organ tubuh untuk melakukan regenerasi. Untuk intensitas pelatihan telah ditetapkan intensitasnya adalah 70%-80% DNO, maka subyek akan di uji coba untuk melakukan
metode latihan zig zag tun danside jump
sprint. Setelah uji coba dilaksanakan,
dicatat denyut nadi rata-ratanya. Dari hasil uji coba tersebut, maka disusun program metode latihan zig zag rundanside jump
sprintyang akan diberikan.
Dari tiga kelompok yang sudah terbentuk, satu kelompok diberikan metode pelatihan zig zag rundanside jump sprint dan kelompok yang lain menjadi kelompok kontrol dengan aktivitas olahraga berupa lari joging. Penentuan kelompok perlakuan dan kontrol ditentukan dengan cara undian.
Untuk mengukur kapasitas vital parudalam penelitian ini menggunakan
Spirometer yang memiliki tingkat reliabilitas
0,93. Petugas yang mencatat adalah mahasiswa yang telah lulus dalam mata kuliah tes dan pengukuran kebugaran jasmani. Validitas tes dan reliabilitas tes merupakan bagian dari instrumen peneilitian.“Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sedangkan reliabilitas tes adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apapun yang akan diukur” (Sunarno Agung, 2011: 93).
Teknik yang dipergunakan untuk mengukur intensitas pelatihan yaitu patokan ukuran denyut nadi.Denyut nadi merupakan salah satu ukuran tentang kemampuan tubuh untuk mengkonsumsi oksigen.Oksigen ini diangkut oleh darah dari paru ke otot akibat dari kekuatan otot jantung dalam memompa darah.
Teknik yang dipakai untuk menghitung denyut nadi adalah dengan cara memegang dan merasakan denyut nadi dengan menggunakan ketiga jari tangan (telunjuk, jari tengah, dan jari manis) pada nadi pergelangan tangan, pada arteri karotis dirasakan dan setelah detakan baru dihitung selama 30 detik.
Dalam penelitian ini, intensitas pelatihan yang diberikan antara 70% - 80% DNO, Dengan pertimbangan subyek penelitian ini adalah siswa SMP yang memiliki umur berkisar 13 – 15 tahun yang sifatnya masih pemula bukan atlit serta dengan intensitas tersebut tidak akan membahayakan bagi tubuh, karena tergolong dalam intensitas latihan antara medium dan submaksimal.
HASIL
Hipotesis pelatihan side jump sprint berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru diuji dengan uji-t
independent dengan bantuan Statistical Product Service Solution (SPSS) 16.0 pada
taraf signifikansi hitung (α) 0,05. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu jika nilai signifikansi hitunglebih kecil α (sig t
independent < 0,05), maka terdapat
perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok, sedangkan jika nilai signifikan lebih besar α (sig. t independent> 0,05), maka tidak terdapat perbedaan yang nyata dari masing-masing kelompok.
Data yang diuji adalah data post-test kapasitas vital paru kelompok perlakuan pelatihan side jump sprintdan kelompok kontrol. Hasil uji t independent data kapasitas vital paru diperoleh nilai Thitung
sebesar 0.331dengan nilai signifikansi hitung sebesar 0,017. Dengan nilai signifikansi 0,017< 0,05, maka terdapat peningkatan terhadap kapasitas vital paru. Nilai signifikansi 0,017 data kapasitas vital paru lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis “pelatihanside jump
sprintberpengaruh terhadap peningkatan
kapasitas vital paru” (hipotesis diterima). Hasil uji one way anova
dataKapasitas Vital Paru diperoleh nilai Fhitungsebesar 8.174 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,001. Nilai signifikansi hitung < 0,05, maka terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Nilai signifikansi Fhitung0,001 data Kapasitas vital
paru lebih kecil dari nilai α (sig. < 0,05), sehingga hipotesis “terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan zig zag rundan pelatihanside jump sprintterhadap
peningkatan kapasitas vital paru ”, (hipotesis diterima).
Karena terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan pelatihan zig zag
run dan pelatihan side jump sprint terhadap
peningkatan kapasitas vital paru, maka dilakukan uji lanjut atau uji pembanding
least significant difference (LSD) untuk
mengetahui pelatihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kapasitas vital paru dengan bantuan SPSS 16.0 pada taraf signifikansi hitung < 0,05.
Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikasi hitung α > 0,05 maka hipotesis ditolak, sedangkan jika nilai signifikasi hitung α < 0,05 maka hipotesis diterima. Untuk mengetahui pelatihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kapasitas vital paru dilakukan dengan cara membedakan nilai terbesar pada mean difference atau perbedaan rata-rata. Sehingga pelatihan yang mendapat nilai terbesar merupakan pelatihan yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kapasitas vital paru.
Hasil uji least significant difference (LSD) diperoleh nilai signifikansi untuk kelompok pelatihan zig zag run sebesar 0,000, kelompok pelatihan side jump sprint sebesar 0,295 dan kelompok kontrol sebesar 0,295. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada semua kelompok. Selanjutnya, dilihat dari hasil mean difference kapasitas vital paru diperoleh
pengaruh kelompok pelatihan pelatihan zig
zag runlebih besar dibandingkan dengan
kelompok pelatihan pelatihan side jump
sprint sebesar 1.4250*dan pengaruh
kelompok pelatihan pelatihan zig zag
runlebih besar dibandingkan kelompok
kontrol
sebesar 5.2333*. Hasil mean difference diperoleh pengaruh kelompok
pelatihan pelatihan side jump sprint lebih kecil dibandingkan kelompok pelatihan pelatihan zig zag runsebesar -1.4250*dan pengaruh kelompok pelatihan pelatihanside
jump sprintlebih besar dibandingkan
dengan kelompok kontrol sebesar 5.2333*. Sedangkan hasil mean difference diperoleh pengaruhpada kelompok kontrol lebih kecil dibandingkan kelompok pelatihan side jump
sprint sebesar -1.4250*dan pengaruh
kelompok kontrol lebih kecil dibandingkan kelompok pelatihan side jump sprintsebesar -5.2333*.
Jadi, dari hasil uji least significant
difference (LSD) kapasitas vital paru
pelatihan zig zag runmempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kapasitas vital paru dari pada pelatihan pelatihan side jump sprintdengan hasil
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Post-Test Sumber Data Lilliefors Kolmogorov-Smirnov Keterangan Statistik Df Sig. Hitung Kapasitas Vital Paru
Kelompok zig zag run 0,217 12 0,122 Normal Kapasitas Vital Paru
Kelompok side jump sprint 0,132 12 0,200 Normal Kapasitas Vital Paru
Kelompok Kontrol 0,181 12 0,200 Normal
Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Data Post-Test Sumber Data Jumlah
Kel. Levene Statistik df1 df2 Sig. Hitung Ket. Spirometer
Kelompok zig zag run,
side jump sprintdan
Kontrol
3 0,601 2 33 0,554 Varian Homogen
Tabel 3. Hasil Uji t-independent zig zag run dan side jump sprint Levene's
Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Differe nce Std. Error Differ ence 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Spir omet er Equal varian ces assum ed 3.694 .067 6.799 22 .000 2.3462 .7769 .7428 3.9495 Equal varian ces not assum ed 3.020 19.570 .007 2.3462 .7769 .7234 3.9689
Tabel 4. Hasil Uji f-one way anovazig zag run dan side jump sprint
Sum of
Squares
Df
Mean Square
F
Signifikansi
Between Groups
6,057
2
3,029
26,300
,000
Within Groups
3,800
33
0,115
Total
9,857
35
PEMBAHASAN
Hasil analisis data dari penelitian untuk variabel terikat menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata (mean) untuk variabelkapasitas vital paru. Pada kedua kelompok perlakuan mengalami peningkatan nilai rata-rata variabel dan
pada kelompok
kontroljugaterjadipeningkatan.
Dari deskripsi di atas diketahui adanya peningkatan nilai kapasitas vital parupada kedua kelompok perlakuan. Peningkatan yang dialami oleh kedua kelompok perlakuan dikarenakan pelatihan yang dilakukan. Bentuk pelatihan untuk perlakuan zig zag rundanperlakuan side
jump sprintyang dilakukan adalah pelatihan
dengan frekuensi pelatihan sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu.
Secara teoritis hasil pelatihan zig
zag runberpengaruh terhadap peningkatan
Kapasitas vital paru. Salah satu komponen yang harus dimiliki seorang pemain bulutangkis adalah daya tahan, kapasitas vital paru merupakan kemampuan untuk menjaga kondisi ataupun kemampuan daya tahan disamping itu, memegang peran sangat penting dalam olahraga bulutangkis, dimana tujuan dalam permainan bulutangkis itu adalah mencetak angkasebanyak–banyaknya dengan smash dan defend, untuk dapat smash dan
defenddiperlukan kemampuan mengontrol
sistem pernapasan pada paru sehingga diperoleh daya tahanyang baik.
Berdasarkan teori di atas, dapat dikemukakan bahwa kapasitas vital paru adalah kemampuan untukmenjaga kondisi fisik agar konstan dalam waktu yang lama. Daya tahan sangat dalam menunjang
aktivitas-aktivitas olahraga, seperti
smashdandefend pada pemainan
bulutangkis.
Zig zag runmerupakan salah satu
model pelatihan anaerob yaitu sebuahlatihan yang mengembangkan kapasitas vital paru. Pada saat melakukan pelatihan ini peserta diharapkan mampu menjaga kekuatan agar konstan dan bertahan di waktu yang cukup lama, yakni mengembangkan khususnya kerja otot-otot pernapasan untuk memacu peredaran oksigen dalam paru.Pelatihan zig zag
rundigunakan untuk melatih kapasitas vital
paru, dengan didukung pola gerakan yang lebih menggunakan energi anaerob sehingga memacu lebih banyak penyerapan oksigen dalam tubuh dan menghasilkan kemampuan bertahan pada atlet bulutangkis.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Ketut Mertayasa dengan judul “ Pengaruh Latihan Zig zag run dengan Yoga Asana Terhadap Peningkatan kapasitas vital paru” dalam penelitian ini terdapat peningkatan kapasitas vital paru (Mertayasa,2013).
Selain itu pelatihanzig zag run yang dilakukan secara berulang-ulang mengakibatkan peningkatan aktivitas yang memacu kinerja jantung dan paru untuk mentransfer oksigen kedalam darah sehingga menyebabkan peningkatan kemampuan bertahan atlet. Pembesaran otot disebabkan oleh peningkatan jumlah oksigen dalam darah yang dipompa melalui jantung sehingga proses metabolisme lebih meningkat. Peningkatan Kapasitas vital paru menyebabkan hasil permainan lebih terjaga dan lebih maksimal sehingga
mendukung kemampuan atlet dalam bermain lebih lama dalam permainan bulutangkis.
Jika dilihat dari data yang diperoleh pelatihanzig zag runlebih baik dibandingkan pelatihan side jump sprintterhadap
peningkatan kapasitas vital paru. Melalui pembebanan pelatihan serta penambahan set dan repetisi yang diberikan secara progresif, secara tidak langsung hal ini akan mengakibatkan meningkatnya aktivitas fisik. Pelatihan zig zag run dan side jump sprint merupakan salah satu bentuk pelatihan yang ditujukan dalam upaya untuk mengembangkan kapasitas vital paru. Dimana komponen kapasitas vital paru sangat erat kaitannya terhadap kebugaran jasmani. Beban kerja dan durasi yang diberikan pada pelatihan zig zag run dan
side jump sprint hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip dasar pelatihan, sistematika pelatihan, Intensitas frekuensi dan lamanya pelatihan yang dapat menimbulkan pembebanan terhadap kapasitas vital paru. Pelatihan yang diberikan pada penelitian ini berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru, dimana pelatihan zig zag run dan side jump sprint , yang akan meningkatkan kinerja sistem pernapasan akibat respon fisik yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan fisiologis pada sistem vital paru seperti membesarnya mitokondria, meningkatnya ukuran paru, bertambah tebalnya dinding ventrikel dan kuatnya otot pernapasan yang mengakibatkan jumlah oksigen yang dipompakan oleh paru dalam setiap persekali hirupan akan bertambah banyak.
Perbedaan dari pelatihan zig zag
run dan side jump sprint adalah terletak
pada pola gerakan yang dilakukan dengan memperhatikan recovery serta intensitas maka akan dapat menghasilkan peningkatan daya serap oksigen yang masuk melalui rongga pernapasan sehingga berdampak pula pada daya tahan dari siswa atlet tersebut. Karena kemampuan daya serap paru terhadap oksigen mempengaruhi peningkatan kapasitas vital paru,pelatihan zig zag run dan side jump sprint menggunakan fasilitas atau alat yang standar berupa 10 buah
kerucut yang gerakannya berlari sprint bolak-balik dan melompat kesamping kanan dan kiri serta alat ukur yang berupa
Spirometer.
Pelatihan zig zag rundanside jump
sprint dilaksanakan selama 4 minggu atau
12 kali pertemuan dengan frekuensi 3 kali per minggu. Dengan frekuensi dan lamanya pelatihan yang telah diprogramkan tersebut, maka penelitian ini sudah mampu menjawab beberapa hipotesis yang ada. Walaupun penelitian ini telah mampu untuk menjawab hipotesis, namun ada beberapa masalah yang dihadapi selama pelaksanaan penelitian dan solusi pemecahan masalahnya adalah 1) Siswa kurang memahami mengenai pelatihanzig
zag runoleh karena itu, sebelum melakukan
pelatihan seluruh subjek perlakuan diberikan penjelasan dan contoh mekanisme gerakan pelatihanzig zag run.2) Ketersediaan waktu yang kurang mendukung pada jam pelatihan, sehingga ada jam pelatihan yang harus menyesuaikan dengan waktu yang tersedia. 3) Ada beberapa yang sulit untuk diarahkan jika guru pembina ekstrakurikuler tidak ikut mendampingi saat pelatihan berlangsung.
Secara teoritis hasil pelatihan zig
zag runberpengaruh terhadap peningkatan
Kapasitas vital paru. Salah satu komponen yang harus dimiliki seorang pemain bulutangkis adalah daya tahan, kapasitas vital paru merupakan kemampuan untuk menjaga kondisi ataupun kemampuan daya tahan disamping itu, memegang peran sangat penting dalam olahraga bulutangkis, dimana tujuan dalam permainan bulutangkis itu adalah mencetak angka sebanyak–banyaknya dengan smash dan
defend, untuk dapat smash dan
defenddiperlukan kemampuan mengontrol
sistem pernapasan pada paru sehingga diperoleh daya tahanyang baik. Prinsip beban bertambah pada penelitian ini, mengacu pada steptype approach atau sistem tangga, di mana ada unloading fase yang bertujuan untuk memberi kesempatan kepada organ-organ tubuh untuk melakukan regenerasi. Untuk intensitas pelatihan telah ditetapkan intensitasnya adalah 70%-80% DNO, maka subyek akan di uji coba untuk melakukan metode latihan
coba dilaksanakan, dicatat denyut nadi rata-ratanya. Dari hasil uji coba tersebut, maka disusun program metode latihan zig
zag rundanside jump sprintyang akan
diberikan.
Berdasarkan teori di atas, dapat dikemukakan bahwa kapasitas vital paru adalah kemampuan untukmenjaga kondisi fisik agar konstan dalam waktu yang lama. Daya tahan sangat dalam menunjang aktivitas-aktivitas olahraga, seperti
smashdandefend pada pemainan
bulutangkis.
Dari hasil analisis ujione way
anovadiperoleh Fhitung sebesar 26,300
dengan signifikansi 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi α (Sig < 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Hasil uji lanjut least significant
difference (LSD).Pengumpulan data
merupakan tahapan yang paling menentukan dalam suatu penelitian guna mendapat hasil yang diinginkan. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik tes dan pengukuran. Sedangkan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kapasitas vital paru dengan menggunakan alat
Spirometer.
Hipotesis pelatihan zig zag
runberpengaruh terhadap peningkatan
kapasitas vital paru diuji dengan uji-t
independent dengan bantuan Statistical Product Service Solution (SPSS) 16.0 pada
taraf signifikansi hitung (α) 0,05. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu jika nilai signifikansi hitunglebih kecil α (sig t
independent < 0,05), maka terdapat
perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok, sedangkan jika nilai signifikan lebih besar α (sig. t independent> 0,05), maka tidak terdapat perbedaan yang nyata dari masing-masing kelompok.
Data yang diuji adalah data post-test kapasitas vital paru kelompok perlakuan pelatihan zig zag rundan kelompok kontrol. Hasil uji t independent data kapasitas vital paru diperoleh nilai Thitung sebesar 4,843
dengan nilai signifikansi hitung sebesar 0,000. Dengan nilai signifikansi 0,000< 0,05, maka terdapat peningkatan terhadap kapasitas vital paru. Nilai signifikansi 0,000
data kapasitas vital paru lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis “pelatihan zig zag runberpengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru” (hipotesis diterima).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan pelatihanzig zag run danside jump sprint memperoleh hasil sebagai berikut:
1 Pelatihanzig zag run berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru pada siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis di SMP Negeri 1Banjar tahun pelajaran 2015/2016.
2 Pelatihanside jump sprint
berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru pada siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis di SMP Negeri 1Banjar tahun pelajaran 2015/2016.
3 Ada perbedaan pengaruh antara
pelatihanzig zag run dam side jump
sprint terhadap peningkatan
kapasitas vital paru pada siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis di SMP Negeri 1 Banjar tahun pelajaran 2015/2016, dimana pelatihanzig zag
run lebih baik dari pada pelatihan side jump sprint dalam meningkatkan
kapasitas vital paru.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, hal-hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut:
1. Bagi pembina olahraga, guru penjasorkes, pelatih olahraga dan atlet serta pelaku olahraga lainya disarankan dapat menggunakan zig
zag run dan side jump sprint sebagai
salah satu alternatif pelatihan untuk meningkatkan kapasitas vital paru. 2. Bagi para peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian yang sama disarankan untuk penggunakan variabel yang berbeda dan subjek penelitian yang lebih banyak.
3. Dapat dijadikan modul pembelajaran di sekolah yang terkait dengan pelatihan
pengaruhnya terhadap kapasitas vital paru.
4. Dapat dijadikan arsip sekolah yang nantinya berguna untuk meningkatkan akreditasi sekolah yang berpengaruh positif terhadap citra dan lulusannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.“Kapasitas vital paru” tersediapada http://cacatanipa.blogspot.co.id/2015 /08/kapasitas-vital-paru-paru.html (diakses pada tanggal 19 Januari 2016 jam 23.09 Wita).
Anonim.“Pengertian Kata Pengaruh”
tersedia pada
http://kamusbahasaindonesia .org/ pengaruh (diakses pada tanggal 19 Januari 2016 jam 23.09 Wita). Anonim.“Pengertian Kata Umur” tersedia
pada http://kamusbahasaindonesia .org/ umur (diakses pada tanggal 19 Januari 2016 jam 23.09 Wita). Anonim.“Pengertian rohani dan jasmani”
tersedia pada
http://kamusbahasaindonesia .org/ jeniskelamin (diakses pada tanggal 19 Januari 2016 jam 23.09 Wita). Anonim. “Pelatihan Side Jump Sprint”
tersedia pada http://www. google.com/imgres?imgurl=http://atr elialelia.files.wordpress.com/2010/1 1/peredaran-darah.(diakses pada tanggal 19 Januari 2016 jam 23.09 Wita).
Nala.2005. Pelatihan Olahraga.Denpasar : Universitas Udayana.
Santosa Giriwijoyo.2012. Ilmu Faal Olahraga. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Widiastuti.2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur
Jaya.
Yoda, I Ketut.2006. Buku Ajar Peningkatan
Kondisi Fisik. (Tidak diterbitkan).
Singaaja: Ikip Negri Singaraja. Denny Hariandja, 2013. Tentang Lari
Sprint. Tersedia dalam www.fitness-
formen.co.id. (diakses pada tanggal 12 Februari 2016 jam 20.15 Wita)
Irianto, Djoko Pekik. 2002. Dasar
Kepelatihan. Yogyakarta: Surat
Perjanjian Pelaksanaan Penulisan Diktat.
Kanca, I Nyoman. 2004. Pengaruh
Pelatihan Fisik Aerobik Dan
Anaerobik Terhadap Absorpsi
Karbohidrat Dan Protein Di Usus Halus Rattus Norvegicus Strain
Wistar. Disertasi Doktor Ilmu
Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya.
---, 2006. Buku Ajar Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja:
Undiksha.
---, 2010. Metode Penelitian Pengajaran
Pendidikan Jasmani Dan Olahraga.
Singaraja: Undiksha
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran
Dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Jakarta:
Ditjen Olahraga.
Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan
Metodologi Melatih Fisik.
Yogyakarta: UNY.
Sunarno, Agung. 2011. Metode Penelitian
Keolahragaan. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Nala,2011. Intensitas Denyut Nadi.Solo Swadesi, I Ketut Iwan. 2009. Buku Ajar
Perkembangan dan Belajar Motorik.
Singaraja.
Undiksha.2014. Pedoman Penulisan Skripsi
dan Tugas Akhir. Singaraja:
Kemendiknas Undiksha.
Wiarto, Giri. 2013. Fisiologi dan Olahraga.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wikipedia. 2013. “Komposisi Oksigen”
tersedia pada
http://id.wikipedia.org/wiki /Darah (diakses pada tanggal 19 Januari 2016 jam 23.09 Wita).
Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha.
Yoda, I Ketut.2006. Buku Ajar peningkatan