• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 : 109). Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 : 109). Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada suatu objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 : 109).

Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, maupun aktivitas-aktivitas tertentu. Ada tiga faktor yang menimbulkan minat yaitu “Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya mendorong timbulnya minat”. (Johny Killis, 1988:26).

Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudarsono, faktor-faktor yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

2. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada.

3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu (1980:12)

(2)

Jadi berdasarkan dua pendapat diatas faktor yang menimbulkan minat ada tiga yaitu dorongan dari diri individu, dorongan sosial dan motif dan dorongan emosional. Timbulnya minat pada diri individu berasal dari individu, selanjutnya individu mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan dorongan sosial dan dorongan emosional. Di era globalisasi sekarang ini, minat orang-orang terhadap ilmu pengetahuan sangat tinggi, terutama dalam bidang teknologi.

Elul (dalam Miarso, 2007) mengatakan bahwa teknologi adalah keseluruhan dari metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri–ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.

Read Bain (Bain, 1937) mengatakan bahwa teknologi pada dasarnya meliputi semua alat, mesin, perkakas, aparat, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut dan komunikasi, dan juga keterampilan, dimana hal ini memungkinkan kita sebagai seorang manusia dapat menghasilkan semua itu. Berdasarkan pendapat Bain tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi merupakan segala sesuatunya yang bisa diciptakan dan juga dibuat oleh seorang atau sekelompok manusia yang kemudian bisa memberikan nilai dan manfaat bagi sesama.

Contoh dari teknologi adalah teknologi informasi, teknologi mesin dan industri, teknologi komputer, dan lainnya. Teknologi mesin banyak mengacu pada penciptaan mesin yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Beberapa contoh mesin tersebut antara lain biasa kita gunakan sehari-hari seperti

(3)

mesin cuci, mobil dan kendaraan bermotor serta mesin pada bidang industri dan pabrik.

Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh sebuah mesin. Letak kedua roda sebaris lurus dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap stabil disebabkan oleh gaya giroskopik. Sedangkan pada kecepatan rendah, kestabilan atau keseimbangan sepeda motor bergantung kepada pengaturan setang oleh pengendara. Di Jepang sendiri terdapat beberapa produsen sepeda motor, yaitu Honda, Kawasaki, Suzuki, dan Yamaha.

Jepang adalah produsen alat transportasi elektronik (mobil, sepeda motor, kereta) yang paling banyak di dunia. Jepang merupakan negara super maju termasuk negara bertingkat polusi sangat kecil. Masyarakat Jepang lebih banyak menggunakan jasa angkutan umum seperti kereta api, karena kereta api di sini sangat modern. Jadwal keberangkatannya selalu tepat waktu. Kereta yang terlambat biasanya paling lama menunggu hanya empat menit. Maka jika kita lihat sepintas kelihatannya kota sepi, karena jarang kendaraan pribadi lalu lalang di jalan. Bisa dibandingkan pengguna sepeda motor dengan sepeda itu lebih kurang satu berbanding satu juta seperti terlihat di Tokyo dan kota-kota lainnya. Di kota ataupun desa, kebanyakan orang jepang lebih suka menaiki sepeda pancal ataupun jalan kaki. Oleh karena itu negara maju ini juga terhindar dari kemacetan serta pencemaran udara. Sedangkan penggunaan sepeda motor kebanyakan bukan untuk urusan pribadi, biasanya digunakan untuk mengantar barang atau pesanan makanan.

(4)

Pemerintah Jepang memiliki kebijakan yang sangat baik dalam rangka mengalihkan pengguna kendaraan pribadi agar beralih ke angkutan transportasi umum massal. Dalam hal pembatasan kendaraan, sangat menarik untuk melihat langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang pada dasarnya tidak membatasi atau melarang secara langsung kepada masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor baik mobil maupun sepeda motor berapapun jumlahnya. Pembatasan jumlah kepemilikan kendaraan di Jepang dimulai dari sisi eksternal pendukung yaitu tempat parkir yang sangat terbatas, pengenaan biaya parkir, biaya Toll dan harga BBM yang tinggi serta hukuman dan denda yang memberatkan bagi pengemudi kendaraan bermotor yang melakukan pelanggaran.

Jepang memiliki empat musim yang berbeda; Maret-Mei adalah musim semi; Juni-Agustus adalah musim panas; September-November adalah musim gugur; dan Desember-Februari adalah musim dingin. Setiap musim memiliki suhu dan iklim yang sangat berbeda. Sisi timur, yang menghadap Pasifik, cenderung memiliki banyak hujan, sementara sisi barat yang menghadap ke Laut Jepang memiliki banyak salju di musim dingin. Kemudian datang musim topan pada bulan Agustus dan September. Daerah di jalur topan, akan mengalami hujan yang lebat dan angin yang kencang, yang mungkin dapat melumpuhkan transportasi umum. Pada bulan Desember, suhu turun dan berubah menjadi dingin dengan cepat. Pada akhir Desember, menjadi sangat dingin, dan tidak jarang suhunya bisa jatuh di bawah titik beku dari Januari sampai awal Maret. Terutama didaerah Tohoku dan Hokuriku, salju sering menumpuk hingga beberapa meter tingginya. Dengan kondisi iklim di Jepang yang tidak menentu dan terkadang ekstrim ini

(5)

terutama saat musim salju, digunakanlah syal atau jaket yang membantu melindungi tubuh dari serangan udara dingin. Namun, tebalnya bahan membuat manuver berkendara, khususnya sepeda motor menjadi kurang maksimal.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk membahas sepeda motor dalam pembahasan skripsi ini, sehingga penulis memilih judul skripsinya adalah “Faktor Kurangnya Minat Masyarakat Jepang Terhadap Sepeda Motor”.

1.2 Perumusan Masalah

Kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang tidak lepas dari rutinitas di luar ruangan. Dimana saat ingin menuju tempat yang cukup jauh membutuhkan kendaraan. Ada yang menggunakan transportasi umum, dan ada juga yang menggunakan kendaraan pribadi. Transportasi umum di Jepang tidak jauh berbeda dengan transportasi yang terdapat di negara-negara lain, seperti bus, kereta api, kapal laut, dan pesawat. Namun transportasi umum yang banyak digunakan adalah kereta api. Walaupun masyarakat Jepang lebih suka menggunakan kereta api, tetapi kendaraan pribadi seperti mobil, sepeda motor, dan sepeda juga masih bisa kita temui di jalan raya di Jepang. Namun jumlahnya tidak banyak.

Salah satu kendaraan pribadi yang digunakan masyarakat Jepang adalah sepeda motor. Walaupun Jepang merupakan salah satu negara produsen sepeda motor terbesar di dunia, tetapi mereka lebih berfokus untuk menjualnya ke negara lain dibandingkan dengan menggunakannya di dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut kebanyakan masyarakat Jepang, sepeda motor adalah kendaraan yang

(6)

tidak aman dipakai untuk kegiatan sehari-hari. Biasanya sepeda motor di sana hanya digunakan oleh perusahaan untuk mengantar barang. Sepeda motor yang digunakan pun adalah sepeda motor model lama. Selain itu, orang yang memiliki sepeda motor biasanya hanya dipakai di akhir pekan untuk sekedar jalan-jalan. Ada juga komunitas motor besar “bousouzoku” yang masih aktif di Jepang walaupun keberadaannya tidak sepopuler dahulu, di masa kejayaannya yaitu pada tahun 1980-1990-an.

Selain itu, masyarakat Jepang juga menganggap memiliki sepeda motor membutuhkan biaya yang mahal dan persyaratan yang rumit. Biaya Surat Izin Mengemudi yang mahal dan tes yang sulit, pembelian sepeda motor harus membuktikan bahwa calon pemilik sepeda motor memiliki lahan parkir, adanya biaya pengecekan motor di atas 250cc (shaken), adanya masa pakai yang bila habis sepeda motor harus dimusnahkan dengan biaya yang mahal (scrapping), biaya parkir, tol, dan BBM yang mahal, dan juga denda melanggar peraturan berkendara yang juga mahal.

Selain itu kondisi iklim di Jepang juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat masyarakat Jepang terhadap sepeda motor. Oleh karena itu, penulis merumuskan masalah berdasarkan uraian latar belakang sebagai berikut.

1. Bagaimana minat masyarakat Jepang terhadap sepeda motor?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah, agar masalah yang dibahas lebih terarah, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan, sehingga dapat memudahkan dalam menganalisa topik

(7)

permasalahan. Penulis akan menjelaskan minat masyarakat Jepang terhadap sepeda motor berdasarkan beberapa faktor, yaitu faktor pemerintah, faktor faktor budaya, dan faktor iklim.

Kemudian pada bab II penulis akan membahas mengenai sejarah sepeda motor di dunia maupun di Jepang, serta jenis-jenis sepeda motor yang ada di dunia pada umumnya.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan pustaka

Setiap orang memiliki ketertarikan terhadap sesuatu, baik itu benda, kegiatan atau aktivitas tertentu, maupun hal lainnya. Ketertarikan tersebut disebut sebagai minat. Dewasa ini dimana aktivitas, teknologi dan media semakin canggih juga menimbulkan berbagai macam fenomena dikalangan masyarakat yang dihasilkan melalui dampak berkembangnya kehidupan masyarakat.

Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988:109). Salah satu objek yang paling banyak diminati orang saat ini adalah teknologi.

Read Bain (Bain, 1937) mengatakan bahwa teknologi pada dasarnya meliputi semua alat, mesin, perkakas, aparat, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut dan komunikasi, dan juga keterampilan, dimana hal ini memungkinkan kita sebagai seorang manusia dapat menghasilkan semua itu. Salah satu contoh teknologi yang sangat berkembang adalah sepeda motor. Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh sebuah mesin. Jepang adalah produsen alat transportasi elektronik (mobil, sepeda motor, kereta)

(8)

yang paling banyak di dunia. Jepang merupakan negara super maju termasuk negara bertingkat polusi sangat kecil. Masyarakat Jepang lebih banyak menggunakan jasa angkutan umum seperti kereta api, karena kereta api di sini sangat modern. Di kota ataupun desa, kebanyakan orang jepang lebih suka menaiki sepeda pancal ataupun jalan kaki.

2. Kerangka Teori

Teori dapat diartikan sebagai seperangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai fenomena dengan menerangkan hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan fenomena. Teori menjalin hasil pengamatan kedalam suatu pengertian utuh yang memungkinkan ilmuwan membuat pernyataan umum tentang variabel–variabel dan hubungannya. (Winarno Surakhmad, 1990)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan minat. Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada suatu objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 : 109).

Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, maupun aktivitas-aktivitas tertentu. Ada tiga faktor yang menimbulkan minat yaitu “Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya mendorong timbulnya minat”. (Johny Killis, 1988:26).

Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudarsono, faktor-faktor yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut :

(9)

1. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

2. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada.

3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu (1980:12)

Jadi berdasarkan dua pendapat diatas faktor yang menimbulkan minat ada tiga yaitu dorongan dari diri individu, dorongan sosial dan motif dan dorongan emosional. Timbulnya minat pada diri individu berasal dari individu, selanjutnya individu mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan dorongan sosial dan dorongan emosional.

Penulis berpendapat bahwa dewasa ini, sepeda motor adalah salah satu objek yang diminati masyarakat di belahan dunia manapun. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi acuan dalam menentukan bagaimana minat suatu individu maupun masyarakat terhadap suatu objek, dalam hal ini adalah sepeda motor.

Penulis juga menggunakan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi adalah sebuah pemikiran yang tak hanya memandang setiap sesuatu dari luarnya saja namun juga berupaya untuk menggali makna apa yang ada dibalik gejala itu (Campbell dalam Wirawan, 2012:133). Teori fenomenologi berupaya untuk mengerjakan kajian yang lebih dalam lagi terkait fakta yang sepanjang ini muncul di permukaan, yang mana biasanya makna itu tersembunyi. Serupa dengan Campbell, Collins menuturkan kalau fenomenologi adalah menjadi proses

(10)

penelitian yang menekankan pada “meaningfulness”, tidak hanya hendak melihat apa yang terlihat di permukaan, tetapi lebih kepada pemahaman mengapa fakta sosial itu terjadi (Collins dalam Wirawan, 2012 : 133)

Penulis berpendapat bahwa sepeda motor buatan Jepang merupakan kendaraan yang banyak diproduksi dan dipasarkan ke berbagai negara. Fenomena ini secara rasional dan realitas terjadi karena adanya faktor budaya dalam masyarakat Jepang. Pada penulisan skripsi ini penulis memahami fenomena sepeda motor dari sudut pandang pelaku budaya terkait yaitu masyarakat Jepang.

Agar dapat menjelaskan perkembangan sepeda motor di Jepang, penulis juga menggunakan pendekatan kebudayaan. Koentjaraningrat (2002: 180) mendefenisikan kebudayaan berdasarkan ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan millik diri manusia dengan belajar. Dan membagi kebudayaan atas 7 unsur: sistem religi, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi, peralatan bahasa dan kesenian. Semua unsur budaya tersebut terwujud dalam bentuk sistem budaya/adat-istiadat (kompleks budaya, tema budaya, gagasan), sistem sosial (aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan), dan unsur-unsur kebudayaan fisik (benda kebudayaan). Pada penulisan skripsi ini penulis akan mendeskripsikan beberapa faktor budaya yang mempengaruhi perkembangan sepeda motor di Jepang berdasarkan beberapa sistem kebudayaan di atas.

(11)

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembahasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan minat masyarakat Jepang terhadap sepeda motor.

2. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti dan pembaca adalah:

1. Menambah wawasan mengenai sepeda motor, terutama penggunaan sepeda motor dalam kehidupan masyarakat Jepang.

2. Menambah pengetahuan mengenai sejarah terciptanya sepeda motor oleh produsen di dunia khususnya di Jepang.

3. Menambah pengetahuan mengenai apa faktor-faktor yang melatarbelakangi minat masyarakat Jepang terhadap sepeda motor.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara untuk menemukan, mengembangkan dan menguji masalah yang dihadapi.

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (1988:63) dalam buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara

(12)

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Penulis juga menggunakan metode kepustakaan. Metode kepustakaan adalah mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan penelitian yaitu dengan membaca literatur atau buku yang ada di perpustakaan. (Asep Saeful Hamdi, 2005: 50).

Di samping itu, penulis juga memperoleh data-data dari internet yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

Referensi

Dokumen terkait