Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP
290
KARAKTER RUMAH PRODUKTIF DARI KETURUNAN ETNIS CINA DI PEKALONGAN, JAWA TENGAH
(The Character of Productive House of Chinese Ethnic Decendants in Pekalongan, Central Java)
Etty R Kridarso1, Uras Siahaan
1Universitas Trisakti-Jakarta; 2Universtas Kristen Indonesia 3Universtias Katolik Parahyangan
e-mail:
ettyrkrid@yahoo.com AbstrakIndonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai berbagai kekayaan alam dan budaya.Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia menjadi komoditas yang menarik bagi para pedagang dari mancanegara.Pedagang dari Cina, Arab dan Eropa menjadikan Indonesia sebagai tujuan dagang. Selain aktivitas berdagang yang dilakukan oleh pendatang dari Cina, Arab dan Eropa; mereka bersosialisasi dan tinggal untuk sementara waktu di Indonesia, sambil menunggu arah angin yang akan membawa mereka kembali
berlanjut dengan adanya pernikahan yang dilakukan oleh pendatang dengan penduduk asli. Hal ini menjadikan penduduk yang ada di Indonesia, terdiri dari etnis keturunan cina, keturunanarab dan keturunan orang eropa.P
sebagai salah satu kota di Pantai Utara Pulau Jawa memiliki pelabuhan, sehingga menjadi salah satu kota tujuan dagang. Aktivitas dagang yang telah berlangsung sejak abad 13, menjadikan penduduk Pekalongan terdiri dari penduduk asli, penduduk keturunan Cina dan penduduk keturunan Arab.Permukiman penduduk yang terbentuk di Kota Pekalongan terbagi menjadi wilayah yang sesuai dengan etnis penghuninya, dimana dikenal dengan adanya daerah Pecinan (Sampangan) dan Kampung Arab (Sugihwaras).Pekalongan mem
berupa batik. Produk batik merupakan bagian dari usaha masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas ini ada yang dilakukan dirumah, sehingga rumah mempunyai fungsi sebagai hunian dan sebagai tempat untuk mencari nafkah.Rumah dengan dua fungsi tersebut dikenal sebagai Rumah Produktif.Melalui observasi dengan metode kualitatif dilengkapi dengan data berupa pengamatan visual, rekaman visual, wawancara, serta data literatur; dapat dideskripsikan karakter Rumah Produktif dari K
ditemukan adalah Rumah Produktif keturunan etnis cina mempunyai ciri khas.Deskripsi dari hasil yang ditemukan diharapkan dapat menjadi referensi pada kondisi sejenis.
Kata kunci : karakter, keturunan etnis cina, Rumah Produ Abstract
Indonesia is an archipelago rich of natural resources and cultures. The resources are of interest to foreign traders, such as the Chinese, Europeans, and Arabics who made Indonesia as the trading destination. In addition to trading activitie carried out by these merchants; they also socialized and lived for some time in Indonesia before going back to their respective countries. That activities continued with the inter-ethnic marriages between these migrants and the indigenous people, which made Indonesia as a melting-pot of ethnic Chinese, Arabic, and European descents. A good example of this is Pekalongan, a city in the North Coast of Java
Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan
FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI
KARAKTER RUMAH PRODUKTIF DARI KETURUNAN ETNIS CINA DI PEKALONGAN, JAWA TENGAH
ter of Productive House of Chinese Ethnic Decendants in Pekalongan, Central Java)
, Uras Siahaan2, Rumiati R Tobing3 Universtas Kristen Indonesia-Jakarta; Universtias Katolik Parahyangan-Bandung
ettyrkrid@yahoo.com Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai berbagai kekayaan alam dan budaya.Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia menjadi komoditas yang menarik bagi para pedagang dari mancanegara.Pedagang dari Cina, Arab dan enjadikan Indonesia sebagai tujuan dagang. Selain aktivitas berdagang yang dilakukan oleh pendatang dari Cina, Arab dan Eropa; mereka bersosialisasi dan tinggal untuk sementara waktu di Indonesia, sambil menunggu arah angin yang akan membawa mereka kembali kenegaranya. Sosialisasi dalam kegiatan berlanjut dengan adanya pernikahan yang dilakukan oleh pendatang dengan penduduk asli. Hal ini menjadikan penduduk yang ada di Indonesia, terdiri dari etnis keturunan cina, keturunanarab dan keturunan orang eropa.Pekalongan sebagai salah satu kota di Pantai Utara Pulau Jawa memiliki pelabuhan, sehingga menjadi salah satu kota tujuan dagang. Aktivitas dagang yang telah berlangsung sejak abad 13, menjadikan penduduk Pekalongan terdiri dari penduduk asli, urunan Cina dan penduduk keturunan Arab.Permukiman penduduk yang terbentuk di Kota Pekalongan terbagi menjadi wilayah yang sesuai dengan etnis penghuninya, dimana dikenal dengan adanya daerah Pecinan (Sampangan) dan Kampung Arab (Sugihwaras).Pekalongan mempunyai produk unggulan berupa batik. Produk batik merupakan bagian dari usaha masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas ini ada yang dilakukan dirumah, sehingga rumah mempunyai fungsi sebagai hunian dan sebagai tempat untuk mah dengan dua fungsi tersebut dikenal sebagai Rumah Produktif.Melalui observasi dengan metode kualitatif dilengkapi dengan data berupa pengamatan visual, rekaman visual, wawancara, serta data literatur; dapat dideskripsikan karakter Rumah Produktif dari Keturunan Etnis Cina. Hasil yang ditemukan adalah Rumah Produktif keturunan etnis cina mempunyai ciri khas.Deskripsi dari hasil yang ditemukan diharapkan dapat menjadi referensi pada
: karakter, keturunan etnis cina, Rumah Produktif Abstract
Indonesia is an archipelago rich of natural resources and cultures. The resources are of interest to foreign traders, such as the Chinese, Europeans, and Arabics who made Indonesia as the trading destination. In addition to trading activities carried out by these merchants; they also socialized and lived for some time in Indonesia before going back to their respective countries. That activities continued ethnic marriages between these migrants and the indigenous people, pot of ethnic Chinese, Arabic, and European descents. A good example of this is Pekalongan, a city in the North Coast of Java
which has a port as good destination for trading purposes since the 13
Settlement areas formed in Pekalongan are divided into areas according to ethnic inhabitants, which are known as the Chinatown (Sampangan) and Kampung Arab (Sugihwaras). Pekalongan is also known as the place of qualified and superior batik production. Batik productions are par
financial needs which can be done in their houses. Therefore, the households can be functioned as a place for living as well as a place for earning. The kind of this double-function house is called a productive hous
nature in which data gathered by visual observations, visual recordings, interviews, as well as literature study. The result shows that the productive houses have depicted the character of ethnic Chinese descentdents. It i
findings can be used as a reference in analyzing the similar phenomenon.
Keywords: Character, The Chinese ethnicity, Productive house.
PENDAHULUAN
Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia selain sandang dan pangan.Secara fisik, rumah merupakan bangunan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas, tengah dan bawah.Bagian atas merupakan penutup atap, bagian tengah merupakan tempat untuk melakukan aktivitas dan bagian bawah merupakan pondasi sebagai landasan tempat berdirinya bangunan.Selain kondisi fisik, rumah tinggal mempunyai fungsi yang bersifat multi dimensi (Johan Silas, 2010). Fungsi dari suatu rumah adalah : sebagai tempat tinggal dan tempat mengembangkan diri setiap pribadi yang menghuninya, sebagai aset yang mempunyai nilai ekonomi dan non ekonomi dan sebagai tempat untuk bekerja atau mencari nafkah. Rumah yang digunakan untuk bekerja dan mencari nafkah disebut sebagai rumah produktif.Rumah produktif mempunyai kekhususan pada beberapa hal, baik secara fisik ataupun secara aktivitas yang berlangsung.Kekhususan pada rumah produktif dipengaruhi oleh penghuni, sehingga karakter etnis dari penghuni menjadi perhatian pada pengamatan ini, khususnya etnis keturunan cina.
RUMAH PRODUKTIF
Rumah yang digunakan sebagai hunian dan sebagai t
nafkah/bekerja/usaha/melakukan aktivitas ekonomi disebut sebagai rumah produktif. Jenis aktivitas ekonomi yang dilakukan dirumah produktif antara lain : produksi atau pengadaan atau membuat suatu produk tertentu; melakukan penjualan pro
sebagai distribusi produk; dan usaha dalam bidang jasa. Rumah produktif mempunyai tiga tipe zona perbandingan ruang yang digunakan untuk rumah tinggal/hunian dengan yang digunakan untuk aktivitas ekonomi (Silas, Johan, 2000 : 233) ya
dimana rumah tinggal menjadi satu dengan ruang usaha; rumah tinggal menjadi fungsi yang utama. 2. Tipe berimbang, rumah dipisahkan dengan tempat kerja/aktivitas ekonomi pada bangunan yang sama; dalam hal ini ada kepentingan yang sa
hunian dan rumah sebagai tempat bekerja. 3. Tipe terpisah, pada tipe ini, tempat kerja merupakan hal yang dominan; tempat tinggal diletakkan pada bagian depan atau belakang bahkan terkadang pemilik tinggal ditempat terpisah dan ruma
pekerja. Rumah Produktif, selain dilihat dari proporsi kegiatan yang terjadi, dapat juga dilihat dari proses produksi yang dilakukan. Berdasarkan proses produksi yang dilakukan, Johan Silas (dalam Osman, Wiwik W dan Amin, Samsudin
(1)Penyiapan dan Penyimpanan bahan baku. (2) Proses produksi dan (3) Penyimpanan hasil produksi. Rumah sebagai tempat untuk hunian dan tempat untuk melakukan aktivitas
which has a port as good destination for trading purposes since the 13th century. ed in Pekalongan are divided into areas according to ethnic inhabitants, which are known as the Chinatown (Sampangan) and Kampung Arab (Sugihwaras). Pekalongan is also known as the place of qualified and superior batik production. Batik productions are part of community efforts to fullfil their financial needs which can be done in their houses. Therefore, the households can be functioned as a place for living as well as a place for earning. The kind of this function house is called a productive house. This is a qualitative study in nature in which data gathered by visual observations, visual recordings, interviews, as well as literature study. The result shows that the productive houses have depicted the character of ethnic Chinese descentdents. It ishoped that the findings can be used as a reference in analyzing the similar phenomenon.
: Character, The Chinese ethnicity, Productive house.
Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia selain sandang dan pangan.Secara fisik, pakan bangunan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas, tengah dan bawah.Bagian atas merupakan penutup atap, bagian tengah merupakan tempat untuk melakukan aktivitas dan bagian bawah merupakan pondasi sebagai landasan tempat lain kondisi fisik, rumah tinggal mempunyai fungsi yang bersifat multi dimensi (Johan Silas, 2010). Fungsi dari suatu rumah adalah : sebagai tempat tinggal dan tempat mengembangkan diri setiap pribadi yang menghuninya, sebagai aset yang nomi dan non ekonomi dan sebagai tempat untuk bekerja atau mencari nafkah. Rumah yang digunakan untuk bekerja dan mencari nafkah disebut sebagai rumah produktif.Rumah produktif mempunyai kekhususan pada beberapa hal, baik secara fisik tas yang berlangsung.Kekhususan pada rumah produktif dipengaruhi oleh penghuni, sehingga karakter etnis dari penghuni menjadi perhatian pada pengamatan
Rumah yang digunakan sebagai hunian dan sebagai tempat untuk mencari nafkah/bekerja/usaha/melakukan aktivitas ekonomi disebut sebagai rumah produktif. Jenis aktivitas ekonomi yang dilakukan dirumah produktif antara lain : produksi atau pengadaan atau membuat suatu produk tertentu; melakukan penjualan produk dapat disebut juga sebagai distribusi produk; dan usaha dalam bidang jasa. Rumah produktif mempunyai tiga tipe zona perbandingan ruang yang digunakan untuk rumah tinggal/hunian dengan yang digunakan untuk aktivitas ekonomi (Silas, Johan, 2000 : 233) yaitu : 1. Tipe campuran, dimana rumah tinggal menjadi satu dengan ruang usaha; rumah tinggal menjadi fungsi yang utama. 2. Tipe berimbang, rumah dipisahkan dengan tempat kerja/aktivitas ekonomi pada bangunan yang sama; dalam hal ini ada kepentingan yang sama antara rumah sebagai hunian dan rumah sebagai tempat bekerja. 3. Tipe terpisah, pada tipe ini, tempat kerja merupakan hal yang dominan; tempat tinggal diletakkan pada bagian depan atau belakang bahkan terkadang pemilik tinggal ditempat terpisah dan rumah tersebut digunakan oleh Rumah Produktif, selain dilihat dari proporsi kegiatan yang terjadi, dapat juga dilihat dari proses produksi yang dilakukan. Berdasarkan proses produksi yang dilakukan, Johan Silas (dalam Osman, Wiwik W dan Amin, Samsudin 2012) membagi menjadi 3 unsur, yaitu : (1)Penyiapan dan Penyimpanan bahan baku. (2) Proses produksi dan (3) Penyimpanan hasil Rumah sebagai tempat untuk hunian dan tempat untuk melakukan aktivitas
Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP
292
ekonomi membutuhkan tiga macam pengelolaan (Sila
dalam hal : 1. Pengelolaan tempat/ruang, kemungkinan ada ruang yang dipakai bersama untuk kebutuhan rumah tinggal dan kebutuhan aktivitas ekonomi. 2. Pengelolaan waktu, waktu kerja sangat fleksibel, tergantung jenis akti
produktif. 3. Pengelolaan tenaga kerja, erat kaitannya dengan pengelolaan waktu; apabila menggunakan tenaga kerja/karyawan bukan anggota keluarga, maka waktu kerja yang ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku yait
merupakan anggota keluarga, maka waktu kerja menyesuaikan dengan peran sebagai anggota keluarga. Selain adanya pengelolaan pada ruang, waktu dan tenaga kerja; penghuni mempunyai cara untuk menyikapi kondisi rumahnya
penambahan ruang pada rumahnya; hal ini disebut sebagai
menyesuaikan dengan kondisi rumah yang ada; hal ini disebut sebagai Berikut adalah diagram mengenai rumah dan ru
Gambar 1. Diagram Deskripsi Rumah produktif
(Sumber : diolah penulis dari berbagai sumber, Mei 2015)
Penambahan fungsi pada rumah untuk melakukan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh beberapa rumah pada suatu lingkungan, dapat membentuk ikon kota, seperti daerah Wijilan di Jogjakarta yang dikenal dengan lokasi penjualan gudeg, makanan khas Jogyakarta (gambar 2.6). Kondisi demikian banyak ditemui di kota
masing daerah mencoba untuk memperkenalkan produk lokal berupa makanan khas daerah; selain di Jogjakarta, kondisi sejenis ditemui juga di kota Brebes, Jawa Tengah yang dikenal dengan produk telur asin. Produk telur asin yang berkembang di Brebes diawali oleh usaha yang dilakukan untuk membuat hasil produksi telur bebek dapat bertahan lebih lama dan usaha ini diikuti oleh warga masyarakat dan akhirnya menjadi produk lokal yang menjadi ikon kota Brebes. Rumah (Keb. Dasar Manusia) Sebagai tempat tinggal Sebagai tempat bekerja Sebagai aset nilai ekonomi &
non ekonomi
Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan
FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI
ekonomi membutuhkan tiga macam pengelolaan (Silas , Johan 2000 : 270-272), terutama dalam hal : 1. Pengelolaan tempat/ruang, kemungkinan ada ruang yang dipakai bersama untuk kebutuhan rumah tinggal dan kebutuhan aktivitas ekonomi. 2. Pengelolaan waktu, waktu kerja sangat fleksibel, tergantung jenis aktivitas ekonomi yang terjadi pada rumah produktif. 3. Pengelolaan tenaga kerja, erat kaitannya dengan pengelolaan waktu; apabila menggunakan tenaga kerja/karyawan bukan anggota keluarga, maka waktu kerja yang ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu delapan jam perhari; bila tenaga kerja merupakan anggota keluarga, maka waktu kerja menyesuaikan dengan peran sebagai anggota keluarga. Selain adanya pengelolaan pada ruang, waktu dan tenaga kerja; penghuni mempunyai cara untuk menyikapi kondisi rumahnya yaitu : 1. Melakukan perubahan atau penambahan ruang pada rumahnya; hal ini disebut sebagai housing adjustment. 2. Penghuni menyesuaikan dengan kondisi rumah yang ada; hal ini disebut sebagaihousing adaptation. Berikut adalah diagram mengenai rumah dan rumah produktif :
. Diagram Deskripsi Rumah produktif (Sumber : diolah penulis dari berbagai sumber, Mei 2015)
Penambahan fungsi pada rumah untuk melakukan aktivitas ekonomi yang dilakukan gan, dapat membentuk ikon kota, seperti daerah Wijilan di Jogjakarta yang dikenal dengan lokasi penjualan gudeg, makanan khas Jogyakarta (gambar 2.6). Kondisi demikian banyak ditemui di kota-kota di Indonesia, dimana
masing-perkenalkan produk lokal berupa makanan khas daerah; selain di Jogjakarta, kondisi sejenis ditemui juga di kota Brebes, Jawa Tengah yang dikenal dengan produk telur asin. Produk telur asin yang berkembang di Brebes diawali oleh usaha embuat hasil produksi telur bebek dapat bertahan lebih lama dan usaha ini diikuti oleh warga masyarakat dan akhirnya menjadi produk lokal yang menjadi ikon
Rumah Produktif
Proses : - Penyiapan & simpan bahan baku - Proses produksi - Penyimpanan hasil - Distribusi hasil Pengelolaan : 1. Tempat / Ruang 2. Waktu 3. Tenaga Kerja Ciri-ciri : 1. Tipe Campuran 2. Tipe Seimbang 3. Tipe Terpisah
Gambar 2. Kawasan Penjual Gudeg di Wijilan Jogyakarta
(Sumber : Dokumentasi Pribad
Contoh diatas merupakan produk lokal dalam bentuk makanan ataupun non makanan yang menjadi ikon kota dan terkadang menjadi produk untuk buah tangan/oleh
KARAKTER ETNIS KETURUNAN CINA Karakter berasal dari bahasa Yunani
pengertian sebagai ‘tools formaking’ atau ‘to engrave’
Indonesia, mempunyai pengertian : ‘mengukir’, bila dikaitkan dengan karakter, ‘mengukir’ mempunyai arti kiasan yang bermakna ‘sesuatu yang m
tersebut kemudian digunakan dalam Bahasa Perancis
‘character’ (Alfred, John dalam Afandi, Rifki : 2011). Manusia diciptakan dengan
kesempurnaan yang dimilikinya berupa fisik dan akal budi.
manusia mempunyai kekhususan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Kekhususan ini merupakan karakter yang dimiliki oleh setiap manusia. Karakter manusia dalam ilmu psikologi dapat terbentuk melalui dua cara, yang pertam
atau gen dan yang kedua berdasarkan pengaruh sosial dan budaya dalam bentuk nilai, norma dan moral. Karakter manusia, dalam khasanah antropologi tidak dapat lepas dari budaya.Budaya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah, b
artinya ‘akal’.Makna dari budaya dapat disebut sebagai suatu tindakan yang dilandasi oleh akal/pikiran (Koentjaraningrat, 2009). Menurut Koentjaraningrat, wujud dari suatu budaya terdiri dari 3, yaitu (1) nilai/norma/ide yang si
dan (3) artefak yang sifatnya nyata dan teraba. Etnis adalah hal yang mempunyai nilai
bertahan atau suatu sistem kemasyarakatan yang mempunyai kebudayaan sendiri, kar mereka berasal dari satu keturunan (Mansur 2000, dalam Bulkia, Aulia Ayu Riandini, 2012).Secara fisik, karakter keturunan etnis cina dapat diketahui dari wajah yang khas, yaitu bentuk mata dan warna kulit. Secara non fisik, karakter etnis keturunan cin
dari unsur kebudayaan : (1) norma/nilai yang dianut adalah Khong Hu Chu , yaitu ajaran mengenai falsafah hidup yang beriman dan senantiasa dalam kebajikan. (2) aktivitas, dibedakan menjadi empat yaitu aktivitas religi/keagamaan, aktivitas
sosial kemasyarakatan dan aktivitas mencari nafkah; sejak kedatangan bangsa cina ke Indonesia, aktivitas mencari nafkah yang utama adalah berdagang. (3) dalam bentuk artefak, produk yang terlihat nyata berupa tempat ibadah dan rum
rumah produktif).
2. Kawasan Penjual Gudeg di Wijilan Jogyakarta (Sumber : Dokumentasi Pribadi, Mei 2013)
Contoh diatas merupakan produk lokal dalam bentuk makanan ataupun non makanan yang menjadi ikon kota dan terkadang menjadi produk untuk buah tangan/oleh-oleh.
Karakter berasal dari bahasa Yunani ‘charassein’ dan ‘kharax’ yang mempunyai
‘to engrave’. Bila diterjemahkan kedalam Bahasa
Indonesia, mempunyai pengertian : ‘mengukir’, bila dikaitkan dengan karakter, ‘mengukir’ mempunyai arti kiasan yang bermakna ‘sesuatu yang memberi tanda’. Kata ‘karakter’ tersebut kemudian digunakan dalam Bahasa Perancis ‘caracter’ dan dalam Bahasa Inggris (Alfred, John dalam Afandi, Rifki : 2011). Manusia diciptakan dengan kesempurnaan yang dimilikinya berupa fisik dan akal budi. Ciri fisik dan tindakan setiap manusia mempunyai kekhususan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Kekhususan ini merupakan karakter yang dimiliki oleh setiap manusia. Karakter manusia dalam ilmu psikologi dapat terbentuk melalui dua cara, yang pertama adalah berdasarkan keturunan atau gen dan yang kedua berdasarkan pengaruh sosial dan budaya dalam bentuk nilai, norma dan moral. Karakter manusia, dalam khasanah antropologi tidak dapat lepas dari budaya.Budaya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah, bentuk jamak dari budhi yang artinya ‘akal’.Makna dari budaya dapat disebut sebagai suatu tindakan yang dilandasi oleh akal/pikiran (Koentjaraningrat, 2009). Menurut Koentjaraningrat, wujud dari suatu budaya terdiri dari 3, yaitu (1) nilai/norma/ide yang sifatnya abstrak, (2) aktivitas, yang sifatnya nyata dan (3) artefak yang sifatnya nyata dan teraba.
Etnis adalah hal yang mempunyai nilai-nilai budaya yang mampu berkembang dan bertahan atau suatu sistem kemasyarakatan yang mempunyai kebudayaan sendiri, karena mereka berasal dari satu keturunan (Mansur 2000, dalam Bulkia, Aulia Ayu Riandini, 2012).Secara fisik, karakter keturunan etnis cina dapat diketahui dari wajah yang khas, yaitu bentuk mata dan warna kulit. Secara non fisik, karakter etnis keturunan cina dapat diketahui dari unsur kebudayaan : (1) norma/nilai yang dianut adalah Khong Hu Chu , yaitu ajaran mengenai falsafah hidup yang beriman dan senantiasa dalam kebajikan. (2) aktivitas, dibedakan menjadi empat yaitu aktivitas religi/keagamaan, aktivitas rumah tangga, aktivitas sosial kemasyarakatan dan aktivitas mencari nafkah; sejak kedatangan bangsa cina ke Indonesia, aktivitas mencari nafkah yang utama adalah berdagang. (3) dalam bentuk artefak, produk yang terlihat nyata berupa tempat ibadah dan rumah (rumah tinggal dan
Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP
294
Gambar 2. Karakter Etnis Keturunan Cina di Pekalongan
(Sumber : hasil
RUMAH PRODUKTIF KETURUNAN ETNIS CINA DI PEKALONGAN Pekalongan merupakan kota pelabuhan yang terletak di pantai
tepatnya diantara Kota Cirebon dan Kota Semarang. Secara administratif, Pekalongan dibagi menjadi empat wilayah yaitu Pekalongan Utara, Timur, Selatan dan Barat.Semboyan Kota Pekalongan dan produk yang dihasilkan dari Pekalongan adalah B
Produktif yang menjadi unit pengamatan adalah yang berhubungan dengan produk batik dan terletak di Pekalongan Timur (pusat kegiatan ditengah kota)
Gambar 3. Peta
Sumber :pekalongankota.or.id – diunduh 160715
Pengamatan dilakukan pada lima buah rumah produktif, yaitu :(1)Batik Kresna, terletak dideretan pertokoan, rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai satu pintu masuk, melakukan proses produksi, jam kerja mempunyai waktu tertentu. (2) Batik Warna Indah,terletak dideretan pertokoan, rumah tinggal karyawan dan tempat bekerja mempunyai satu pintu masuk, tidak melakukan proses produksi, jam kerja mempunyai waktu terte Batik Mukti, terletak bebas pada kavling tertentu,rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai pintu masuk yang berbeda, tidak melakukan proses produksi, jam kerja mempunyai waktu tertentu. (4)Batik Jong, terletak bebas pada kavling tertentu, rumah dan tempat bekerja mempunyai tempat yang berbeda, tidak melakukan proses produksi, jam
Karakter Etnis Keturunan Cina di, Pekalongan
Fisik Bagian waja Bagian kulit tubuh Non Fisik
- Norma/nilai : ajaran agama Khonghucu (Tian/Hub dgn Maha Pencipta; Xing/jati diri; Ren/perikemanusiaan) - Aktivitas : religi, berhuni,
dan mencari nafkah/bekerja
- Artefak : tempat ibadah, rumah tinggal, rumah produktif
Pekalongan Timur Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan
FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI Karakter Etnis Keturunan Cina di Pekalongan
hasil pengolahan data)
RUMAH PRODUKTIF KETURUNAN ETNIS CINA DI PEKALONGAN
Pekalongan merupakan kota pelabuhan yang terletak di pantai utara Pulau Jawa, tepatnya diantara Kota Cirebon dan Kota Semarang. Secara administratif, Pekalongan dibagi menjadi empat wilayah yaitu Pekalongan Utara, Timur, Selatan dan Barat.Semboyan Kota Pekalongan dan produk yang dihasilkan dari Pekalongan adalah Batik, sehingga Rumah Produktif yang menjadi unit pengamatan adalah yang berhubungan dengan produk batik dan terletak di Pekalongan Timur (pusat kegiatan ditengah kota)
Peta Pekalongan Timur
diunduh 160715; google maps - diunduh 28072015;
Pengamatan dilakukan pada lima buah rumah produktif, yaitu :(1)Batik Kresna, terletak dideretan pertokoan, rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai satu pintu masuk, tidak melakukan proses produksi, jam kerja mempunyai waktu tertentu. (2) Batik Warna Indah,terletak dideretan pertokoan, rumah tinggal karyawan dan tempat bekerja mempunyai satu pintu masuk, tidak melakukan proses produksi, jam kerja mempunyai waktu tertentu. (3) Batik Mukti, terletak bebas pada kavling tertentu,rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai pintu masuk yang berbeda, tidak melakukan proses produksi, jam kerja mempunyai waktu tertentu. (4)Batik Jong, terletak bebas pada kavling tertentu, rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai tempat yang berbeda, tidak melakukan proses produksi, jam
Fisik
Bagian wajah, terutama pada mata Bagian kulit tubuh
Non Fisik (lingkungan dan budaya)
Norma/nilai : ajaran agama Khonghucu (Tian/Hub dgn Maha Pencipta; Xing/jati diri; Ren/perikemanusiaan)
Aktivitas : religi, berhuni, sosial kemasyarakatan dan mencari nafkah/bekerja
Artefak : tempat ibadah, rumah tinggal, rumah produktif
kerja mempunyai waktu tertentu. (5) Batik Unggul Jaya, terletak bebas pada kavling tertentu, rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai tempat yang berbeda, mel
produksi sampai distribusi, jam kerja mempunyai waktu tertentu. Kelima rumah produktif mempunyai perbedaan dan persamaan. Untuk mempermudah melihat perbedaan dan persamaan, berikut disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 1. Rumah Produktif da
Rumah
Produktif Zona Rumah Produktif Tipe Rumah Produktif
Batik Kresna Campuran
Batik Warna
Indah Campuran
Batik Mukti Seimbang
Batik Jong Terpisah
Batik Unggul
Jaya Terpisah
Sumber : hasil pengolahan d
Hunian Kerja 1 Hunian Kerja 2 Hunian Kerja 3 Kerja Hunian 4 Kerja Hunian 5
kerja mempunyai waktu tertentu. (5) Batik Unggul Jaya, terletak bebas pada kavling tertentu, rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai tempat yang berbeda, melakukan proses produksi sampai distribusi, jam kerja mempunyai waktu tertentu. Kelima rumah produktif mempunyai perbedaan dan persamaan. Untuk mempermudah melihat perbedaan dan persamaan, berikut disajikan dalam bentuk tabel.
Rumah Produktif dari Keturunan Etnis Cina
Tipe Rumah
Produktif Proses Pada Rumah
Produktif
Pengelolaan Rumah Produktif
Campuran Distribusi Ruang, Waktu &
tenaga kerja
Campuran Distribusi Ruang, Waktu &
tenaga kerja
Seimbang Distribusi Ruang, Waktu &
tenaga kerja
Terpisah Distribusi Ruang, Waktu &
tenaga kerja
Terpisah Produksi s/d
Distribusi Ruang, Waktu & tenaga kerja
Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP
296
Gambar 5. Batik Warna Indah, Batik Kresna, Batik Unggul Jaya
Sumber : dokumentasi pribadi KESIMPULAN
Rumah Produktif dari keturunan etnis cina, mempunyai tipe yang beragam, yaitu campuran, seimbang dan terpisah.Kondisi demikian karena berkait
yaitu dalam deretan pertokoan atau terletak bebas pada kavling tertentu. Lokasi rumah produktif pada pusat kota, sehingga harga tanah relatif mahal, serta luasan terbatas; dengan demikian proses produksi tidak dilakukan dipusat kota. D
dan tenaga kerja, keturunan etnis cina menetapkannya secara tertib, kemungkinan karena berdagang merupakan mata pencaharian utama sehingga memerlukan pengelolaan yang baik.
Daftar Pustaka
Afandi, Rifki (2011); Jurnal Pedagogia Vol 1, No 1, Desember 2011; Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Bulkia, Aulia Ayu Riandini (2012), Pola Pergerakan Masyarakat Etnis Arab di Surakarta, Studi Kasus : Kecamatan Pasar Kliwon, Skripsi Program Sarjana S
Universitas Indonesia, Depok
Groat, L. And David Wang. (2012). Architectural Research Methods Sons, Inc.
Koentjaraningrat (2009), Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta
Osman, Wiwik Wahidah; Amin, Samsudin (2012) Prosiding : Rumah produktif sebagai tempat tinggal dan tempat bekerja di Permukiman Pengrajin Emas (Pola Pemanfaatan Ruang Pada Usaha Rumah Tangga).
Salura, Purnama (2003), Dinamika Perubahan Konsep Bentuk dan Makna Arsitektur Pada Masyarakat Sunda Di Kampung Dukuh, Kampung Ciherang, Kampung Palasah, Disertasi Program Studi Arsitektur, Institut Teknologi Bandung
Setiawan B, Hariadi. (2014) Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku,
metodologi dan Aplikasi, Gadjah Mada University Pres
Silas, Johan dan Rekan (2000), Rumah Produktif dalam Dimensi Tradisional dan Pemberdayaan, UPT Penerbitan Institut Teknologi Surabaya
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi
http://digilib.uin-suka.ac.id/1332/
Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan
FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI Batik Warna Indah, Batik Kresna, Batik Unggul Jaya
Sumber : dokumentasi pribadi
Rumah Produktif dari keturunan etnis cina, mempunyai tipe yang beragam, yaitu campuran, seimbang dan terpisah.Kondisi demikian karena berkaitan dengan lokasinya, yaitu dalam deretan pertokoan atau terletak bebas pada kavling tertentu. Lokasi rumah produktif pada pusat kota, sehingga harga tanah relatif mahal, serta luasan terbatas; dengan demikian proses produksi tidak dilakukan dipusat kota. Dalam hal pengelolaan ruang, waktu dan tenaga kerja, keturunan etnis cina menetapkannya secara tertib, kemungkinan karena berdagang merupakan mata pencaharian utama sehingga memerlukan pengelolaan yang
dagogia Vol 1, No 1, Desember 2011; Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Bulkia, Aulia Ayu Riandini (2012), Pola Pergerakan Masyarakat Etnis Arab di Surakarta, Studi Kasus : Kecamatan Pasar Kliwon, Skripsi Program Sarjana Strata 1, Geografi –
Architectural Research Methods. New York: John Wiley &
Koentjaraningrat (2009), Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta
udin (2012) Prosiding : Rumah produktif sebagai tempat tinggal dan tempat bekerja di Permukiman Pengrajin Emas (Pola Pemanfaatan Salura, Purnama (2003), Dinamika Perubahan Konsep Bentuk dan Makna Arsitektur Pada unda Di Kampung Dukuh, Kampung Ciherang, Kampung Palasah, Disertasi Program Studi Arsitektur, Institut Teknologi Bandung
Setiawan B, Hariadi. (2014) Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku, Pengantar Teori, , Gadjah Mada University Press, Jogyakarta
Silas, Johan dan Rekan (2000), Rumah Produktif dalam Dimensi Tradisional dan Pemberdayaan, UPT Penerbitan Institut Teknologi Surabaya