• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENDEKATAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN BUDI PEKERTI PADA PERILAKU ANAK USIA 4-6 TAHUN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI GEMILANG PONTIANAK - Repository UM Pontianak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MODEL PENDEKATAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN BUDI PEKERTI PADA PERILAKU ANAK USIA 4-6 TAHUN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI GEMILANG PONTIANAK - Repository UM Pontianak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENDEKATAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN BUDI PEKERTI PADA PERILAKU ANAK USIA 4-6 TAHUN

DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI GEMILANG PONTIANAK

Liana ,H. Sutrisno, S.Pd, SH, M.Si Diana, M.Pd

Program Studi Sarjana S-1, FKIP Universitas Muhammadiyah, Pontianak Email: lianafirlia@yahoo.com

LIANA (101610123) Model Pendekatan Guru Dalam Mengembangkan Budi Pekerti Pada Perilaku Anak usia 4-6 Tahun di Paud Gemilang Pontianak. Dibawah bimbingan H.Sutrisno, S.Pd,SH,M.Si. dan Diana, M.Pd.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh cara guru dalam cara pendekatan kepada anak, strategi dan metode yang kurang efektif. Adapun yang menjadi fokus penelitian disini yaitu dalam mendeskripsikan cara pendekatan guru, strategi, dan metode yang digunakan untuk pembelajaran budi pekerti apakah sudah efektif untuk mencapai suatu tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: (1) mendeskripsikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran budi pekerti. (2) mendeskripsikan strategi dan metode yang digunakan dalam mengembangkan budi pekerti pada perilaku anak. (3) mendeskripsikan peran guru dalam mengembangkan budi pekerti pada perilaku anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan teknik dokumentasi. Penelitian dilakukan di PAUD Gemilang Pontianak. Sumber data yang diperoleh dari guru dan kepala sekolah. Berdasarkan hasil penelitian pada pertemuan pertama kedua, dan ketiga dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa guru di PAUD gemilang cukup berhasil dalam menerapkan model pendekatan guru dalam mengembangkan budi pekerti pada perilaku anak usia 4-6 tahun.

(2)

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peseta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.(UU SISDIKNAS No 20. Tahun 2003)

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memilki kesiapan dan memasuki pendidikan lebih lanjut. Pengertian pendidikan anak usia dini seperti ini mengacu dalam undang-undang sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14.(Imam Musbikin, 2010:35-36).

Aspek perkembangan yang harus di perhatikan pendidik pada usia dini yaitu perkembangan moral dan agamanya yang termasuk pada pendidikan budi pekerti merupakan pendidikan iman tahap pertama, artinya anak pada usia ini masih belum di bebani kewajiban melaksanakan rukun agama pengertian budi pekerti mengacu dalam bahasa inggris, yang di terjemahkan sebagai moralitas. Moralitas mengandung beberapa pengertian antara lain: adat istiadat, sopan santun, dan perilaku. Namun pengertian budi pekerti secara hakiki adalah perilaku.

Sementara Pengertian pendidikan budi pekerti dalam Haryanto (2012: 1) menurut Haidar (2004) adalah usaha sadar yang dilakukan dalam rangka

menanamkan atau

menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap dan prilaku peserta didik agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur (berakhlakul karimah) dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia maupun dengan alam/lingkungan.

Sementara itu Setyawati dalam Winda Winata (2011: 7) mengartikan budi pekerti sebagai moralitas mengandung pengertian antara lain adat istiadat, sopan santun, dan perilaku. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang dicerminkan oleh perilaku itu.

(3)

kurang oftimal. Hal ini dikarenakan pembelajaran budi pekerti disekolah tersebut yang belum mampu membuat anak tertarik untuk bisa bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya, dikarenakan guru yang kurang cara pendekatan kepada anak atau kurang efektif. Keragaman strategi dan metode guru dalam menerapkan budi pekerti pada anak sangat diperlukan demi suksesnya pembelajaran budi pekerti untuk anak usia 4-6 tahun.

Melihat uraian di atas peneliti tertarik untuk melihat tentang

pendekatan untuk

mengembangkan budi pekerti anak yang berjudul “ Model Pendekatan Guru Dalam Mengembangkan Budi Pekerti Pada Perilaku Anak ”.

Fungsi pendidikan budi pekerti antara lain sebagai berikut:

a. siswa memahami susunan pendidikan budi pekerti dalam lingkup etika bagi pengembangan dirinya dalam bidang ilmu pengetahuan. Siswa memiliki landasan budi pekerti luhur bagi pola perilaku sehari-hari yang didasari hak dan kewajiban sebagai warga negara.

b. Siswa dapat bekerjasama dengan orang lain untuk mengembangkan nilai moral. c. Siswa dapat mencari dan

memperoleh informasi tentang budi pekerti, mengolahnya dan mengambil keputusan dalam menghadapimasalah nyata di masyarakat.

Sementara itu, Menurut Draf Kurikulum Berbasis

Kompetensi dalam Nurul Zuriah (2007: 104) fungsi atau kegunaan pendidikan Budi Pekerti bagi peserta didik ialah sebagai berikut: 1) Pengembangan, yaitu

meningkatkan perilaku yang baik bagi peserta didik yang telah tertanam dalam lingkungan keluarga dan masyrakat. 2) Penyaluran, yaitu untuk

membantu peserta didik memiliki bakat tertentu agar dapat berkembang dan bermanfaat secara oftimal sesuai dengan budaya bangsa.

3) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kelemahan peserta didik dalam perilaku sehari-hari. 4) Pencegahan, yaitu mencegah perilaku negatif yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.

5) Pembersih, yaitu untuk mebersihkan diri dari penyakit hati seperti sombong, egois, iri, dengki, dan ria agar anak didik tumbuh dan berkembang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.

6) Penyaring (filter), yaitu untuk menyaring.

Adapun fokus penelitiannya adalah sebagai berikut:

(4)

4-6 tahun di PAUD Gemilang Pontianak?

2. Bagaimana strategi dan metode guru dalam pendekatan pembelajaran budi pekerti pada anak usia 4-6 tahun di PAUD Gemilang Pontianak?

3. Bagaimanakah peran pendidik dalam pendekatan untuk mengembangkan pada budi pekerti anak usia 4-6 tahun di PAUD Gemilang Pontianak?

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif

Nana Syaodih (2013:72 menyatakan penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar di tujukan untuk mendeskriptifkan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktifitas, karateristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena lain.

Maleong Lexy (2004: 3) penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Peneliti akan menggambarkan permasalahan penelitian berdasarkan data dan fakta sebagaimana adanya di lapangan, melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti

dengan kejadian yang sebenarnya di lapangan.

Penelitian ini dilakukan di PAUD Gemilang Pontianak yang terletak di jalan Danau Sentarum yang dilakukan di kelas B yang berjumlah 12 orang dan guru kelas 3 orang. Alasan peneliti memilih memilih PAUD Gemilang sebagai tempat penelitian karena pengembangan budi pekerti kurang terlaksana secara optimal melihat hal tersebut peneliti tertarik untuk melihat bagaimana model pendekatan budi pekerti pada perilaku anak di PAUD tersebutTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Observasi yang digunakan adalah observasi partisipan (2) Wawancara dilakukan kepada guru dengan maksud untuk memperoleh data yang berkenaan dengan model pendekatan guru dalam mengembangkan budi pekerti pada perilaku anak (3) Dokumentasi menyatakan, bersifat tulisan, lisan, gambaran, dokumen.

Alat pengumpul data yaitu: (1) pedoman observasi alat yang digunakan lembaran pedoman observasi dan kamera, (2) pedoman wawancara alat yang digunakan dari hasil pembicaraan atau hasil lembaran wawancara dan hand phone dan (3) dokumentasi yaitu mengumpulkan gambar-gambar kegiatan pada saat observasi dan wawancara dan juga dokumen- anak dan guru.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil penelitian berikut ini sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan pada fokus penelitian sebagai hasil pengamatan atau observasi, hasil wawancara dengan guru PAUD Gemilang Pontianak. Pembelajaran budi pekerti pada setiap pembelajaran.

Wawancara dilakukan pada tanggal 17 Juli , 7, 21, 25, dan 27 Agustus 2014. mengenai perencanaan, pelaksanaan, metode, strategi, dan peran pendidik dalam mengembangkan budi pekerti pada perilaku anak dapat dipaparkan. Mengatakan bahwa perencanaan yang dibuat guru dalam pembelajaran budi pekerti adalah membuat RKH rencana kegiatan harian, dimana dalam perencanaan itu meliputi penentuan tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran adalah tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. indikator pembelajaran diambil dari Peraturan Mentri No.58 tahun 2009 dan disesuaikan dengan pembelajaran budi pekerti. Melalui kegiatan pembiasaan moral yang dilakukan disekolah seperti di awal kegiatan pembelajaran anak disuruh mengucapkan salam dan membalas salam, berdoa, dan sebagainya, kemudian di kegiatan inti yaitu pada saat pembelajaran anak disuruh memperhatikan guru menjelaskan di depan kelas tidak boleh ribut, tidak boleh berkelahi, apabila pada saat mengerjakan tugas ada teman yang tidak membawa perlengkapan belajar boleh dipinjamkan kepada teman, dan pada saat makan anak disuruh mencuci tangan, antri, berdoa, cara

makan yang baik, kemudian kegiatan akhir anak disuruh berdoa, terus mendengarkan pesan yang diberikan oleh guru sebelum pulang. (17 Juli) pelaksanaan pembelajaran budi pekerti sama dengan pelaksanaan pembelajaran lainnya, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran budi pekerti pada umumnya sama dengan pembelajaran lainnya hanya berbeda di kegiatannya. Dalam kegiatan pembuka meliputi pengenalan alat dan media pembelajaran, mengkondisikan anak, dan pemanasan. Adapun metode yang digunakan adalah metode demonstrasi, Tanya jawab dan karya wisata. Kegiatan pemanasannya biasanya anak-anak disuruh senam. Sedangkan dalam kegiatan inti adalah mengembangkan keterampilan anak, dalam pengembangan keterampilan renang dasar anak harus disesuaikan dengan indikator pada aspek perkembangan anak, yang berpedoman pada kurikulum PAUD.(7 Agustus 2014) Pelaksanaan pembelajaran budi pekerti dilakukan pada setiap hari dan tahap pelaksanaan pembelajaran budi pekerti dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Persiapan sebelum masuk kelas (15 menit) Kegiatan persiapan sebelum masuk kelas yaitu anak-anak senam dan berbaris di depan kelas sambil bernyanyi

2) Pendahuluan(30menit)

(6)

mengabsen guru mengkondisikan anak untuk berbaris, setelah barisan anak rapi guru membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, memimpin doa, membangkitkan semangat anak dengan bernyanyi dan bertepuk tangan.

3) Kegiatan Inti (60 menit)

Kegiatan ini merupakan proses pembentukan kompetensi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang melibatkan pikiran , kemampuan sosial dan emosional serta fisik motorik. Kegiatan mencakup berbagai macam permainan yang dipilih dan disukai anak agar dapat bereksplorasi, bereksperimen, meningkatkan pengertian serta dapat membantu dan mengembangkan aspek perkembangan anak. Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti ini fokus pada pembelajaran dimana anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik bisa bersosialisasi terhadap lingkungan. Setelah kegatan inti berakhir maka guru mengkondisikan anak untuk melakukan kegiatan Istirahat dan makan (45 menit) Selesai kegiatan pelaksanaan pembelajaran budi pekerti anak-anak beristirahat dan bermain sesuai dengan keinginan anak namun dibawah pengawasan guru. Setelah semua selesai anak-anak bersama guru dan orang tua berkumpul untuk makan bersama. Sebelum makan, anak-anak terlebih dahulu mencuci tangan dan baca doa sebelum makan, setelah selesai anak-anak berdoa bersama, kemudian makan

bersama yang disediakan sekolah atau makanan yang dibawa masing-masing. Pada saat makan anak juga diawasi oleh guru maupun orangtua agar disiplin serta makan dengan tertib.

4) Penutup (15 menit) Kegiatan penutup dilakukan untuk menenangkan anak dan menanyakan perasaan anak Kegiatan ini dapat diakhiri dengan tanya jawab mengenai kegiatan yang berlangsung sehingga anak dapat memaknai kegiatan yang telah dilaksanakan.

Evaluasi yang guru lakukan terhadap proses kegiatan pembelajaran dengan melakukan observasi atau

pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak, yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh guru baik kegiatan secara individual maupun kelompok.

(7)

berdorong-dorongan dan tidak diijinkan bermain diluar pagar kemudian pada pada saat makan anak di suruh antri untuk menunggu giliran mencuci tangan kemudian berdoa dengan rapi lalu guru berpesan apabila ada teman yang tidak membawa makanan agar mau berbagi. Pada kegiatan akhir anak berdoa pulang serta guru setiap hari berpesan apabila pulang harus mengucapkan salam apbila mau main harus bilang dengan orangtua, baju, sepatu disimpan ditemapatnya serta yang belum dijemput nunggu orangtua jemput di penitipan.pelaksanaan mengarahkan perilaku yang salah adalah guru memberikan arahan dan guru memberikan penjelasan kepada anak. Pelaksanaan strategi mengadakan negoisiasi adalah guru memberikan kebiasaan kepada anak untuk memilih mana yang disukai anak. Pelaksanaan strategi menjaga alasan adalah guru tetap menjaga aturan supaya anak dapat berbudi dan berakhlak mulia dikemudian hari.pelaksanaan strategi menghindari kontrol dari rasa bersalah adalah guru memberikan pengertian kepada anak bahwa ibu minta maaf bukan ibu benci tetapi ibu sayang kepada mereka. (27 Agustus 2014) pendekatan pembelajaran budi pekerti menggunakan beberapa metode yaitu seperti beberapa uraian di bawah ini, metode demonstrasi yaitu guru melakukan praktek langsung kepada anak bagaimana cara berdoa yang baik dan benar, cara mengantri yang baik, cara mencuci tangan yang baik, serta cara bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Metode tanya jawab yaitu guru menyampaikan pesan pengajaran

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang seputar materi yang di inginkan agar anak terpancing dan tertarik terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

Metode karya wisata yaitu guru sesekali mengajak anak untuk kelingkungan alam dengan menjelaskan bernacam-macam apa yang ada di lingkungan sekitar bagaiman sikap kita terhadap lingkungan seperti pohon, hewan, dan sebagainya. ( 25 Agustus 2014)

Peran pendidik dalam pendekatan dalam mengembangkan budi pekerti beliau mengatakan bahwa peran seorang pendidik yaitu dengan mendekatkan diri kepada anak serta menyayangi anak tersebut dengan tulus sehingga anak merasa nyaman berada dilingkungan tersebut, juga dengan pendekatan perkembangan yang dilakukan oleh guru kelas B serta suatu pendekatan yang tepat kepada anak yakni pendekatan penanaman nilai pendekatan ini mengajak peserta didik mengenal dan menerima nilai keteladanan. ( 27 Agustus 2014)

Adapun yang menjadi indikator dalam pembelajaran budi pekerti adalah sebagai berikut:

a. Nilai agama dan moral 1) kemampuan anak dalam

membaca doa dengan baik

2) kemampuan anak mengikuti cara orang berdoa

(8)

a. Sosial emosional

1) kemampuan anak dalam mematuhi peraturan dan disiplin pada saat pembelajaran dan pada saat makan

2) kemampuan anak dalam menunjukkan sikap berbagi kepada guru dan teman

3) kemampuan anak dalam menunjukkan sikap saling tolong menolong 4) kemampuan anak dalam

menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap teman dan guru

5) kemampuan anak menunjukkan sikap jujur kepada guru dan teman

b. Asfek fisik motorik

1) kemampuan anak dalam menggerakkan kedua tangan untuk mencuci tangan

2) kemampuan anak terampil menggunakan tangan kanan Temuan Penelitian

Selama peneliti melakukan penelitian di PAUD Gemilang Pontianak, peneliti menemukan beberapa hal menarik dari penelitian ini sehingga peneliti jadikan sebagai temuan penelitian. Adapun hasil temuan penelitian ini dapat peneliti jelaskan sebagai berikut:

1. Jumlah anak yang mengikuti kegiatan pembelajaran budi pekerti tidak selalu sama pada setiap penelitian hal ini dikarenakan keadaan anak misalnya sakit dan tidak mendapat izin dari orang tua.

2. Strategi dan Metode yang dipakai oleh guru tidak banyak atau tidak sesuai dengan teori pada bab 2. 3. Anak apabila disuruh antri

mencuci tangan ada beberapa yang menangis tidak mau mengantri.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Perencanaan yang dibuat untuk pembelajaran budi pekerti adalah dengan menyusun RKH, dimana dalam perencanaan ini meliputi penentuan tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran adalah tujuan yang akan di capai dalam pembelajaran. Indikator pembelajaran diambil dari peraturan Mentri No. 58 tahun 2009 dan disesuaikan dengan pembelajaran budi pekerti. Tema dan Media, dimana guru menyajikan tema secara menarik dan menyenangkan. Dan pelaksanaan pembelajaran budi pekerti dilakukan pada awal pembelajaran, inti, dan diakhir pembelajaran.

(9)

metode yaitu metode demonstrasi, metode tanya jawab, dan metode karya wisata. Peran pendidik dalam pendekatan untuk mengembangkan budi pekerti pada perilku anak yaitu terdapat beberapa pendekatan seperti, pendekatan perkembangan, yaitu untuk memahami dan menghargai pertumbuhan alami anak-anak usia dini dan pendekatan penanaman nilai yaitu pendekatan yang mengajak anak untuk mengenal dan menerima nilai keteladanan.

Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas maka peneliti dapat

memberikan saran sebagai berikut: 1. Seorang guru merupakan penentu

keberhasilan pembelajaran yang dilangsungkan, namun tidak hanya guru yang bertanggung jawab penuh peran kepala sekolah sebagai pemimpin juga harus ada. Kepala sekolah dan guru harus menjalin komunikasi untuk membicarakan hal-hal yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang bersangkutan tentang budi pekerti seperti apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran budi pekerti tersebut serta etitut yang harus dicontohkan seorang guru kepada peserta didik agar menjadi tauladan yang baik.

2. Diharapkan bagi guru agar lebih meningkatkan lagi kualitas sebagai seorang pendidik.

3. Diharapkan pelaksanaan pembelajaran budi pekerti dapat lebih ditingkatkan secara efektif, dan disosialisasikan kepada orang tua secara langsung tidak hanya melalui surat.

4. Metode dan strategi yang digunakan diharapkan lebih meningkat dari penguasaan, dan menarik perhatian peserta didik,

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Nafilatul.(2009). Penanaman Nilai Agama Kepada Anak-Anak TK. Malang

Darmawan dan Spriadie. (2013). Komunikasi

Pembelajaran. Bandung PT Remaja Rosdakarya Dja’am dan aan komriah. (2010).

Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung IKAFI Erna Setyowati. (2009). Pendidikan

Budi Pekerti Menjadi Mata Pelajaran Disekolah. PT UNNES

Majid Abdul (2012) Perencanaan Pembelajaran.

Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Musbikin Imam(2010) Buku Pintar Paud dalam Persepektif Islami. Jakarta.

Munjin (2008) Internalisasi Nilai-Nilai Budi Pekerti Pada Anak. Stain Purwekerto Muttaqin jumalul.(2010).

(10)

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih: MALANG

Mulyasa, (2012) Manajemen Paud. Bandung: PT Rosdakarya

Mokoginta .(2013). Memupuk Budi Pekerti Luhur: USER RATING

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini

Reyadh saad (2009) Mencetak Anak Jenius Usia Balita.Surakarta; Rahma Medika

Saleh Meylan (2012) Peran Guru Dalam Menanamkan Pendidikan Karakter: Fip Negeri Gorontalo

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Syaodih Nana . (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya Winata Winda .(2011) Pendidikan

Budi Pekerti Di Taman

Kanak-Kanak TK

Pembina: Universitas muhamadiyah pontianak. Tidak diterbitkan.

Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran

Berorientrasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta ISBN.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar

Menurut Brehm (1992), ambang batas terhadap ancaman seksual (individu mempersepsikan pasangannya berminat dalam hubungan seksual dengan orang lain) lebih rendah

• Pertanggungjawaban perjalanan peserta, yang meliputi tiket, boarding pass, airport tax, dsb harus sesuai dengan nama yang bersangkutan dan dipastikan nama yang

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Januari 2017, yaitu: kelompok bahan makanan 0,42 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan

Allhamdulillahirabbilalamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah serta ridho-Nyalah skripsi dengan judul “ PENGARUH KUALITAS LAYANAN

Pada saat kondisi populasi penduduk masih rendah, budi daya pertanian yang diterapkan masih alami dan selaras dengan alam atau dapat dikatakan daya buffer lingkungan terhadap

Sebagai pencegahan dilakukan kegiatan sosialisasi dari lembaga P2TP2A yang bertujuan memberikan pelayanan bagi perempuan dan anak yang menjadi korban tindak kekerasan

Oleh itu, pembangunan web portal berasaskan MOODLE ini bakal menjadi salah satu jalan penyelesaian kepada masalah yang dihadapi oleh guru dan pelajar dalam