Kinerja Guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Nama : Roland Ricardo B
NIM : 019114145
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
di SMA Yos Sudarso Sokaraja
Oleh :
Roland Ricardo Benjamin
NIM : 019114145
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
P. Eddy Suhartanto S.Psi., M.Si. Tanggal Oktober 2007
SKRIPSI
Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan
Kinerja Guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja
Oleh :
Roland Ricardo Benjamin
NIM : 019114145
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. Tanggal 31 Oktober 2007
Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan
Kinerja Guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Roland Ricardo Benjamin
NIM : 019114145
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 8 Oktober 2007
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.
Sekretaris Dr. A Supratiknya
Anggota Sylvia Carolina, S. Psi., M.Si.
Yogyakarta, Oktober 2007 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Dekan,
P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.
Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala
kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat didalam aku.(Kolose 1:29)
Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan
sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak kesanggupan kami
adalah pekerjaan Allah. (2Korintus 3:5)
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih papa, mama.
2. Kepada Athalia Sugiarto yang telah menginspirasi saya dalam pembuatan
skripsi ini. Terima kasih atas motivasinya yang selalu membuatku untuk
berbuat dan melakukan sesuatu lebih baik lagi.
3. Kakak-kakakku yang selalu sabar dalam membimbing dan selalu
memotivasi saya dalam proses pembuatan skripsi ini.
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 31 Oktober 2007
Penulis
Roland Ricardo Benjamin
di SMA Yos Sudarso Sokaraja
Roland Ricardo Benjamin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja.
Subjek penelitian ini adalah semua guru SMA Yos Sudarso Sokaraja yang terdiri dari 2 orang guru pegawai negeri sipil, 24 orang guru tetap yayasan, 5 orang guru kontrak, dan 4 orang guru honorer. Jumlah total subjek penelitian ini adalah 35 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran skala persepsi guru tentang supervisi akademik dan dokumentasi DP3 ( Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang dibuat setiap akhir tahun pelajaran. Dalam penelitian ini dokumen DP3 yang digunakan adalah DP3 SMA Yos Sudarso tahun 2006 sampai 2007. Koefisien reliabilitas dari skala persepsi guru tentang supervisi akademik adalah 0,7399.
Untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja dengan menggunakan Spearman's rho. Koefisien korelasi yang didapat dalam penelitian ini adalah (r) = 0,355 dan P = 0,018 atau P< 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel persepsi guru tentang supervisi akademik berkorelasi positif dengan kinerja guru.
Performance at Yos Sudarso High School
Roland Ricardo Benjamin Sanata Dharma University Yogyakarta
2007-09-10
The aim of the research is to identify the relationship of teacher's perception about academic supervision and teacher's performance in Yos Sudarso High School Purwokerto. The presented hypothesis is to prove the existence of relationship between teachers' perception of academic supervision and their performance in Yos Sudarso High School Purwokerto.
The subjects of this research were all teachers in Yos Sudarso High School Purwokerto, consisting 2 governmental teachers, 24 permanent teachers, 5 contractual teachers, and 4 honorary teachers. The amount of total subject is 35 persons. Data collection was done by distributing teachers' perception forms of scale about academic supervision and DP3 documentation, which is created in the end of academic year. The DP3 Yos Sudarso High School documents used in this research were created between the year of 2006 and 2007. The reliability coefficient of teacher perception scale on academic supervision was 0,7339.
The relation of teachers' perception on academic supervision and the performance was measured by Spearman's rho. The correlation coefficient obtained from this research was ( r ) = 0,355and the value of P was 0,018or P < 0,05. The result proved that teachers' perception on academic supervision was positively correlated with teachers' performances of work.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru di
SMA Yos Sudarso Sokaraja”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Terselesaikannya tugas akhir ini tentunya tak lepas dari dukungan dan
bantuan dari banyak pihak. Maka pada kesempatan ini pula, dngan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si selaku Dekan dan Dosen Pembimbing
Akademik penulis serta selaku pembimbing utama yang telah membimbing,
mengarahkan, mendukung dan selalu memberikan dorongan pada penulis
dalam menyusun dan pada akhirnya menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi atas waktunya buat penulis bertanya tentang
statistik.
3. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi Univesitas Sanata Dharma yang
telah membagikan ilmu dan wawasannya kepada penulis selama ini.
4. Karyawan Fakultas Psikologi Mbak Nani, Mas Gandung dan Pak Gi’ di
sekretariat Psikologi serta mas Muji dan Mas Donny di Lab. Fakultas
Psikologi. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
6. Terima kasih kepada Athalia Sugiarto yang telah menginspirasi saya dalam
pembuatan skripsi ini. Terima kasih atas motivasinya yang selalu membuatku
untuk berbuat dan melakukan sesuatu lebih baik lagi.
7. Kakak-kakakku yang selalu sabar dalam membimbing dan selalu memotivasi
saya dalam proses pembuatan skripsi ini.
8. Seluruh keluarga Bapak Sukata di Sokaraja yang selalu mendukung dan
membantu saya dalam membuat skripsi ini.
9. Seluruh guru SMA Yos Sudarso, khususnya Bapak Yoyok yang membimbing
saya dalam hal statistik.
10. Teman-teman kost, Mas Agus, Gilang, Gendoet, Risco, Bowo, Chris,
Donang. Tidak lupa terima kasih pada Pandu, dan Salahudin atas pinjaman
printernya. Kepada Widi saya juga tidak lupa ucapkan terima kasih atas
kesediaannya menemani dalam pembuatan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan
ada tanpa bantuan dan motivasi kalian. Thanks guys…
11. Teman-teman kampus dan teman main yang selalu memotivasi saya. Een,
Anes, Awan, Pelo, Andy Jo, Eros, Dipo, Yosy, Andy semarang, terima kasih
atas kebersamaannya selama ini yang sangat menyenangkan.
12. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas segala bantuan dan dukungan
yang telah diberikan kepada penulis.
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tugas akhir ini
bermanfaat bagi teman-teman dan para pembaca sekalian.
Yogyakarta, 8 September 2007
Penulis
Roland Ricardo Benjamin
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii
HALAMAN PENGESAHAN.………. iii
HALAMAN MOTTO……… v
HALAMAN PERSEMBAHAN...………. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… vii
ABSTRAK………... viii
ABSTRACT ………. ix
KATA PENGANTAR ………... x
DAFTAR ISI ……….. xiii
DAFTAR TABEL ……….. xvi
DAFTAR GAMBAR ………. xvii
DAFTAR LAMPIRAN...xviii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH………. 1
B. RUMUSAN MASALAH...………. 5
C. TUJUAN PENELITIAN ……….. 5
D. MANFAAT PENELITIAN……….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...……… 7
A. PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK ... 7
1. Pengertian Persepsi ……… 7
2. Proses Terjadinya persepsi ……….. 8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ……… 9
4. Pengertian Supervisi ...……….. 9
7. Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik ... 15
B. KINERJA GURU ...……….….. 17
1. Pengertian Kinerja Guru ……… 17
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ……... 19
3. Aspek Kinerja Guru ...………. 22
4. Pengukuran Kinerja Guru ... 25
C. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK DENGAN KINERJA GURU ... 29
D. HIPOTESIS ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ………... 35
A. JENIS PENELITIAN ………... 35
B. IDENTIFIKASI VARIABEL ... 35
C. DEFINISI OPERASIONAL ………... 35
1. Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik ... 35
2. Kinerja Guru ... 36
D. LOKASI PENELITIAN DAN SUBJEK PENELITIAN ... 38
E. PROSEDUR PENELITIAN ... 39
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 39
G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ………... 44
H. METODE ANALISIS DATA ……….. 45
B. HASIL UJI COBA ALAT PENELITIAN ... 49
1. Uji Coba Alat Penelitian ……… 49
2. Uji Validitas Isi dan Reabilitas Alat Ukur ... 50
C. PELAKSANAAN PENELITIAN ... 52
D. ANALISA HASIL PENELITIAN ... 53
1. Deskripsi Statistik ... 53
2. Uji Asumsi ... 56
a. Uji Normalitas Sebaran ... 57
b. Uji Linieritas ... 57
3. Uji Hipotesis ... 58
4. Tambahan ... 59
E. PEMBAHASAN ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 63
A. Kesimpulan ……… 63
B. Saran ……….. 63
DAFTAR PUSTAKA ………. 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel 1. Rentang Score DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja ...36
Tabel 2. Pemberian Skor pada Skala Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik...39
Tabel 3. Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik...39
Tabel 4. Distribusi Atas Penyebaran Item Pada Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik...40
Tabel 5. Kriteria Indeks Reliabilitas...43
Tabel 6. Data Guru SMA Yos Sudarso Sokaraja Tahun Pelajaran 2007 – 2008...44
Tabel 7. Distribusi atau Penyebaran Item pada Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik...47
Tabel 8. Distribusi atau Penyebaran Item pada Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik...48
Tabel 9. Kriteria Indeks Reabilitas...49
Tabel 10. Deskripsi Data Penelitian...50
Tabel 11. Rentang kategori...51
Tabel 12. Kategori Persepsi Guru tentang Supervisi Akademis...51
Tabel 13. Kategori Kinerja Guru...51
Tabel 14. Uji Normalitas...53
Tabel 15. Uji Linearitas...54
Halaman Gambar 1 Skema Hubungan Persepsi Guru tentang
Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru...33
Halaman
LAMPIRAN A Validitas dan Reabilitas I
LAMPIRAN B Deskripsi Statistik, Normalitas, Linearitas,
Analisis Data XXII
LAMPIRAN C Item XXXI
LAMPIRAN D Surat Keterangan Penelitian
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konstruksi budaya masyarakat Indonesia, guru masih diposisikan
sebagai garda terdepan dan dalam posisi sentral di dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, sehingga keberhasilan atau kegagalan peserta didik selalu dikaitkan
dengan kualitas guru. Pemerintah Indonesia sangat menyadari pentingnya
peningkatan kualitas pengajar dalam hal peningkatan kualitas pendidikan. Untuk
itu pemerintah berusaha untuk meningkatkan kualitas kinerja guru, dengan cara
meningkatkan persyaratan akademik bagi para guru seperti yang diamanatkan
oleh Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD). Para guru diwajibkan
menyesuaikan diri dengan segala usaha untuk meningkatkan kualitasnya karena
itu akan mempengaruhi mutu pengajaran yang merupakan salah satu pokok
tenaga kependidikan di Indonesia ( Bukhori, Kedaulatan Rakyat: 25\07\06).
Peningkatan kualitas kinerja guru dimulai dengan menempatkan posisi
guru sebagai tenaga profesional. Dalam Laporan Komisi Nasional Pendidikan
Depdiknas (2001), guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih
dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Guru yang
terdidik dan terlatih berarti guru yang mendidik secara formal, menguasai strategi
dan teknik di dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dikatakan profesional apabila
ia memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan. Dalam
menjalankan tugas profesionalnya guru yang berada dalam lingkup pendidikan
formal sekolah, guru bekerja sama dengan kepala sekolah, rekan guru, dan tenaga
kependidikan lainnya. Kualitas kinerja guru merupakan salah satu sumber yang
sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, mengingat guru sebagai
agen penyalur ilmu kepada siswanya. UU No. 14 Tahun 2005, menyatakan bahwa
peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Untuk mengetahui
sejauh mana guru menjalankan perannya tersebut, maka pada tingkat pendidikan
menegah umum, kepala sekolah, diberi peran untuk melakukan supervisi terhadap
rekan-rekan sejawatnya. Supervisi adalah segala sesuatu dari para pejabat sekolah
yang diangkat dan diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan
tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi
pertumbuhan profesional dari perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi
tujuan tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar,
dan evaluasi (Arikunto, 2004). Di dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989
Tentang Sistim Pendidikan Nasional dan Peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1990
Tentang Pendidikan Menengah, ditegaskan bahwa pada jenjang pendidikan menengah
selain pengawasan, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor yang
diharapkan dapat setiap kali berkunjung ke kelas dan mengamati kegiatan guru yang
sedang mengajar (Arikunto, 2004).
Menurut Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2000) supervisi akademik
adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis,
yang objektif dan segera dalam lingkup pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk
memperbaiki kinerjanya khususnya dalam kegiatan belajar-mengajar .
Dalam penelitian ini yang akan diteliti bukan pelaksanaan supervisi disekolah
tetapi persepsi guru terhadap supervisi khususnya supervisi akademik. Peneliti lebih
menitikberatkan pada supervisi akademik, karena tujuan supervisi akademik secara
langsung meningkatkan proses belajar mengajar . Dalam hal ini guru ditempatkan
sebagai objek supervisi akademik dari kepala sekolah. Sebagai objek supervisi
akademik, penulis ingin meneliti apakah persepsi guru terhadap supervisi akademik
tersebut dapat mempengaruhi kinerja guru .
Persepsi adalah suatu proses seleksi, pengorganisasian, dan
pengintepretasian suatu stimulus yang diterima oleh lingkungan sekitarnya
diambil dari Huffman (1997). Sedangkan persepsi guru tentang supervisi
akademik adalah suatu proses penginderaan yang melibatkan proses seleksi, organisasi,
interpretasi terhadap bantuan profesional yang diterima oleh guru tentang objek atau situasi
agar guru dipengaruhi kinerjanya dalam kegiatan belajar mengajar.
Persepsi positif guru terhadap supervisi, khususnya supervisi akademik diharapkan
dapat membantu guru dalam menemukan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang dialami guru dalam mengajar, serta membimbing dan memberikan rangsangan
terhadap guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya sehingga dapat terciptanya guru yang
profesional. Hal itu sejalan dengan pendapat Riafi (1982) mengenai tujuan supervisi
pendidikan. Mengingat bahwa pengertian persepsi guru terhadap supervisi akademik
sangat luas maka dalam pembahasan selanjutnya akan difokuskan pada persepsi guru
karena persepsi terhadap tujuan akan mempengaruhi seluruh proses berpikir, bertindak, dan
pengambilan keputusan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru.
Tujuan utama dari dilaksanakannya supervisi akademik sekolah terhadap
guru adalah untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya baik
sebagai pendidik, pengajar, maupun pelatih. Menurut Peraturan Pemerintah
nomor 10 Tahun 79 dengan dipertegas dengan Undang Undang nomor: 8 Tahun
1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang diperbaharui dengan Undang
Undang R.I. Nomor: 43 Tahun 1999 Tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan,
pengukuran kinerja pegawai meliputi unsur-unsur: kesetiaan, prestasi kerja,
tangung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarasa, dan kepemimpinan.
Peraturan tersebut juga diadopsi dengan beberapa penyesuaian oleh Yayasan
Sosial Bina Sejahtera sebagai penyelenggara SMA Yos Sudarso. Dengan
demikian semua guru yang bekerja di sekolah tersebut diukur prestasi kerjanya
dengan empat unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan yaitu kesetiaan , prestasi kerja,
tanggung jawab, dan ketaatan.
Terkait dengan pilihan SMA Yos Sudarso di Sokaraja sebagai tempat
penelitian, maka pertimbangan yang paling mendasar adalah karena penulis
mengamati bahwa sekolah tersebut menerapkan penilaian kinerja guru. Hal
tersebut nampak dalam penerapan penilaian pelaksanaan pekerjaan guru yang
meliputi unsur-unsur: kesetiaan, prestasi kerja, tangung jawab, ketaatan,
kejujuran, kerjasama, prakarasa, dan kepemimpinan, yang diadopsi oleh Yayasan
demikian semua guru yang bekerja di sekolah tersebut diukur prestasi kerjanya
dengan enam unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan.
SMA Yos Sudarso merupakan sekolah swasta unggulan dengan tingkat
akreditasi A di Sokaraja yang mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar
yang baik, hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah kelulusannya dalam tiga
tahun ini seperti tahun 2006-2007 persentase kelulusannya 96, tahun 2005-2006
yang tingkat kelulusannya 93% begitu juga pada tahun 2005-2004 yang tingkat
kelulusannya 75%. Disamping itu SMA Yos Sudarso mempunyai keunggulan
dibidang non akademik misalnya, kelompok-kelompok musik, jurnalistik,
sertifikasi keterampilan komputer, dan perbengkelan.
B. Perumusan Masalah
Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kualitas guru
yang merupakan pelaksana utama kegiatan belajar mengajar di tingkat sekolah
menengah umum. Berdasarkan kenyataan itu maka persoalan yang akan diteliti
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ”Apakah ada hubungan
antara persepsi guru tentang supervisi akademik yang dijalankan disekolah dengan
peningkatan kinerja guru? ”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini melihat apakah ada hubungan positif supervisi
akademik yang dilakukan di SMA Yos Sudarso di Sokaraja dengan kinerja
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah:
1. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Memberi sumbangan teoretis berupa tambahan khazanah keilmuan
dalam bidang ilmu sosial khususnya dalam bidang psikologi, dan
dapat menjadi tolak ukur untuk penelitian yang sejenis secara
mendalam.
b. Untuk menambah pengetahuan tentang usaha peningkatan kualitas
pendidikan terutama yang berhubungan antara persepsi guru
tentang supervisi akademik dengan kinerja guru.
2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Masyarakat sebagai informasi tambahan, sehingga masyarakat
dapat memberikan kebijakan tertentu bagi lembaga pendidikan
yang ingin meningkatkan kualitas pengajarnya.
b. Apabila dari penelitian ini ditemukan hubungan yang positif antara
persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru,
maka dapat membantu SMA Yos Sudarso di Sokaraja untuk
mengetahui hubungan antara persepsi guru terhadap supervisi
akademik dengan kinerja guru secara teori, sehingga dapat
A. PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK
1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah suatu proses seleksi, pengorganisasian, dan
pengintepretasian suatu stimulus yang diterima oleh lingkungan sekitarnya
diambil dari Huffman, dkk (1997). Menurut Atkinson (1983) persepsi
adalah proses yang dilakukan individu dalam mengorganisasikan dan
mengintepretasikan stimulus yang diterimanya dan pola-pola yang ada di
lingkungan sehingga menjadi lebih berarti. Dalam Kotler (2002) persepsi
adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
Menurut Jalaludin (2000) persepsi adalah suatu pengalaman tentang
objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menampilkan
informasi dan menafsirkan pesan. Sehingga suatu stimulus yang sama
belum tentu dipersepsikan sama oleh beberapa individu. Menurut Walgito
(1994) persepsi adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh indra
melalui alat reseptor dimana stimulus yang diterima tersebut diteruskan ke
otak sehingga individu menyadari apa yang diperoleh melalui
penginderaannya tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, penulis menyimpulkan
bahwa persepsi adalah suatu proses yang diterima oleh individu tentang
objek atau situasi yang diperoleh melalui proses penginderaan yang
melibatkan proses seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap suatu
stimulus yang datang dari lingkungan sekitarnya.
2. Proses Terjadinya Persepsi
Huffman, dkk (1997) menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga
dasar, yaitu :
a. Seleksi
Seleksi adalah langkah awal dalam persepsi. Dalam seleksi individu
memilih stimulus yang akan menjadi perhatiannya.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah langkah kedua, setelah proses seleksi
terhadap informasi yang diterimanya, maka informasi tersebut
diorganisasikan kedalam pola-pola atau prinsip-prinsip yang akan
menolong individu untuk melihat kenyataan atau memahami dunia.
c. Penginterpretasian
Dalam proses ini individu akan menggunakan informasi tersebut untuk
menerangkan dan membuat keputusan mengenai dunia sekitar. Dalam
proses penginterpretasian individu dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu pengalaman, harapan-harapan, kebudayaan, dan motivasi
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi persepsi menurut
Walgito (1994) yaitu:
a. Keadaan individu sebagai reseptor, yaitu faktor-faktor dari dalam diri
reseptor itu sendiri seperti pikiran, perasaan, sudut pandang,
pengalaman masa lampau, taraf kecerdasan, serta harapan dan dugaan
perseptor.
b. Keadaan objek yang di persepsi, yaitu karakteristik-karakteristik yang
ditampilkan oleh objek yang baik yang bersifat fisik, psikis, maupun
suasana.
4. Pengertian Supervisi
Menurut kelahirannya supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris,
yaitu super dan vision. Super yang berarti di atas dan vision yang berarti
melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan,
dan penilikian, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan atau orang
yang berposisi diatas, yaitu pemimpin terhadap hal-hal yang ada di
bawahnya, yaitu yang menjadi bawahannya (Arikunto, 2004). Supervisi
adalah segala sesuatu dari para pejabat sekolah yang diangkat dan
diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga
pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi
pertumbuhan profesional dari perkembangan para guru, seleksi dan revisi
tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode-metode
Sedangkan menurut H. Burton dan Leo J Brucker (Soetopo, 1984),
supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan
memperbaiki secara bersama faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Hal ini hampir sama dengan yang diungkapkan Kimall
Wiles (Lazaruth, 1984), supervisi diartikan sebagai bantuan (yang diberikan
kepada guru-guru) untuk memperbaiki atau mengembangkan situasi belajar
mengajar. Didalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistim
Pendidikan Nasional dan Peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Tentang
Pendidikan Menengah ditegaskan bahwa pada jenjang pendidikan menengah
selain pengawasan, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor
yang diharapkan dapat setiap kali berkunjung ke kelas dan mengamati kegiatan
guru yang sedang mengajar (Arikunto, 2004).
Dari beberapa definisi diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah, dalam hal ini
kepala sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainnya untuk mempelajari
dan memperbaiki situasi belajar sehingga kemampuan mereka semakin
berkembang lebih profesional dan maju. Dengan demikian proses belajar
mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan peningkatan mutu pendidikan
dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Menurut Arikunto (2004) dalam dasar-dasar supervisi, kegiatan supervisi
sesuai dengan konsep pengertiannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Supervisi akademik, supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada
b. Supervisi administratif, supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada
aspek-aspek administratif yang berfungsi sebagai pendukung
terlaksananya pembelajaran.
Menurut Arikunto (2004) dalam dasar-dasar supervisi, terdapat enam objek
yang disupervisi didalam sekolah untuk meningkatkan kualitas lembaga
sekolah secara keseluruhan. Objek yang disupervisi yaitu:
a. Ketenagaan, dalam hal ini yang menjadi pusat dari ketenagaan adalah guru
b. Siswa, adalah objek dari pembelajaran di sekolah
c. Materi pembelajaran, adalah materi-materi yang disampaikan dan
diajarkan guru dalam proses pembelajaran
d. Lingkungan, dan situasi umum, adalah hal-hal yang ada di sekitar
pelaksanaan pembelajaran yang dapat digambarkan seperti kebersihan,
kerindangan, keamanan, penerangan, keindahan, dan kekeluargaan
e. Sarana dan prasarana, adalah ruangan, meja dan kursi, alat pelajaran, dan
alat peraga.
f. Serta pengelolaan, adalah semua bentuk upaya pengaturan yang terkait
dengan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
efektif dan efisien.
Dari enam objek diatas terdapat objek pokok seperti ketenagaan, siswa,
dan materi pembelajaran, dan tiga faktor pendukung seperti lingkungan dan
5. Pengertian Supervisi Akademik
Menurut Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2000)
dalam panduan manajemen sekolah, supervisi akademik adalah bantuan
profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan
yang cermat, dan umpan balik yang objektif yang cermat, dan umpan balik yang
objektif dan segera. Dengan cara itu guru dapat menggunakan bantuan tersebut
untuk memperbaiki kinerjanya.
Menurut Arikunto (2004) supervisi akademik adalah supervisi
yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang
langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar.
Objek sasaran dari supervisi akademik adalah ketenagaan, yang dalam hal ini
adalah guru.
Dalam Fungsi supervisi secara umum yang didalamnya juga menjelaskan
fungsi supervisi akademik terdiri dari:
a. Fungsi meningkatkan mutu pembelajaran. Supervisi berfungsi meningkatkan
mutu pembelajaran merupakan supervisi dengan ruang lingkup yang sempit,
yang tertuju pada aspek akademik.
b. Fungsi memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran. Supervisi berfungsi
memicu terjadinya perubahan tertuju pada unsur yang terkait dengan faktor
yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Supervisi ini
c. Fungsi membina dan memimpin. Supervisi adalah kegiatan yang diarahkan
kepada penyediaan kepemimpinan kepada guru dan para pendidik lain yang
dilakukan oleh kepala sekolah.
Menurut buku seri yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah
Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (1993). Supervisi akademik terdiri dari supervisi
klinis dan supervisi kunjungan kelas. Supervisi klinis adalah supervisi yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah untuk membantu guru yang mengalami
”gangguan” dan memerlukan seseorang yang dapat melakukan terapi karena
memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang lebih sehingga guru
terbantu mengatasi kesulitannya. Maka dari itu titik pandang supervisis klinis
adalah perbaikan kualitas belajar mengajar. Supervisi kunjungan kelas adalah
supervisi yang dilaksanakan pada saat guru mengajar dikelas untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi tugas guru dan sarana prasarana penunjang proses belajar
mengajar.
Dari pengertian-pengertian yang ada diatas maka dapat disimpulkan
supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus
perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang
objektif yang cermat, dan segera dalam lingkup pembelajaran yang dilakukan oleh
6. Pengertian Guru
Kata ”guru” menurut Poerwadarminta (1987) berarti orang yang
kerjanya mengajar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Menurut Bab I pasal 1 Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : 84 Tahun 1993 guru adalah
Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau
membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.
Menurut Bab I pasal 2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara nomor : 84 Tahun 1993 guru adalah pejabat fungsional
dengan tugas utama mengajar pada jalur pendidikan sekolah yang meliputi
taman kanak-kanak, pendidikan dasar dan menengah, atau bimbingan pada
pendidikan dasar atau menengah. Demikian ditegaskan oleh Dr Buchory
M Rendahnya (Kedaulatan Rakyat: 25\07\06) guru adalah kondisi yang
diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan
Dari hal-hal diatas dapat disimpulkan guru adalah pendidik
profesional yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara
penuh untuk mengajar sebagai tugas utama, pembimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan
formal yang mencakup pendidikan dasar dan menengah.
7. Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik
Berdasarkan dari pengertian persepsi dan pengertian supervisi serta
pengertian guru, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi guru tentang supervisi
akademik adalah suatu proses penginderaan yang melibatkan proses seleksi,
organisasi, interpretasi terhadap bantuan profesional yang diterima oleh guru
tentang objek atau situasi agar guru dipengaruhi kinerjanya dalam kegiatan belajar
mengajar.
Didalam SMA Yos Sudarso pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan
dengan dua cara yaitu: supervisi klinis, dan supervisi kunjungan kelas. Hal-hal
yang dilaksanakan dalam kedua supervisi tersebut akan menjadi indikator persepsi
guru terhadap supervisi akademik di sekolah tersebut.
Menurut buku seri yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah
Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (1993) prosedur pelaksanaan supervisi klinis adalah
a. Pertemuan pra-pengamatan. Didalam pertemuan pra-pengamatan supervisor
dan guru membahas rencana pengajaran, bersepakat mengenai fokus perhatian
b. Pelaksanaan pengamatan. Didalam terdapat tiga pemfokusan yaitu, pada guru,
pada siswa, pada interaksi. Pengamatan pada guru yang dilakukan adalah
mengidentifikasikan kegiatan pendahuluan, pencatatan gerak tanggapan, serta
mengkategorikan pertanyaan. Pengamatan pada siswa yang dilakukan adalah
pentabulasian tanggapan, pengidentifikasikan inisiatif, pencatatan waktu
pelaksanan tugas. Pengamatan pada interaksi yang dilakukan adalah
pencatatan saling pergantian peranan, pengamatan pada komunikasi antar
siswa pemantauan strategi.
c. Pertemuan pengamatan. Didalam pertemuan pengamatan terdapat beberapa
komponen yang diamati yaitu penilaian terhadap perencanaan dan persiapan,
mempertimbangkan pendekatan pengajaran, memperhitungkan faktor-faktor
situasional, pengakuan terhadap potensi pribadi.
Sedangkan prosedur pelaksanaan supervisi kunjungan kelas adalah :
a. Mempelajari program pengajaran. Program pengajaran adalah penjabaran
kurikulum yang akan dilaksanakan. Tujuan yang masih umum dan abstrak
dijabarkan menjadi tujuan yang lebih khusus agar dapat dilaksanakan dengan
tepat.
b. Mengamati pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar guru harus mempunyai kesiapan mental bahwa guru
sanggup dan berdiri di depan kelas.
c. Mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar. Evaluasi belajar dilaksanakan
setiap rentang waktu tertentu, bisa setiap catur wulan dan bisa setiap semester.
untuk melihat ketepatan, baik kurang baik analisis ini dapat juga berupa
analisis butir-butir soal, dan juga dapat berupa analisis hasil belajar.
e. Mengamati pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pengayaan. Program
perbaikan diberikan kepada kelompok siswa yang memiliki daya serap
rendah, sedangkan program pengayaan diberikan kelompok siswa yang
memiliki daya serap tinggi.
B. KINERJA GURU
1. Pengertian Kinerja Guru
Kata kinerja menurut Poerwadarminta (1987) berarti suatu yang
dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja biasa juga disebut prestasi
kerja. Menurut Boentaran (Kristiyanti, 2003) prestasi kerja adalah suatu
hasil kerja dari karyawan yang melakukan pekerjaan dalam waktu tertentu
sesuai tugasnya. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil yang dapat dicapai
individu atau kelompok individu dalam melakukan pekerjaannya guna
pencapaian tujuan organisasi dimana mereka bekerja. Kinerja dalam
bekerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang
berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Pengertian kinerja pegawai dapat dipahami dari istilah productivity and perfomance. Menurut Shaw “productivity is defined as the ratio of output to input.
The measure of productivity consits of all an organization’s outputs divided by all of its inputs. The productivity can be assessed in many types of organization”. (Shaw ,1993,P:422-473)
Pengertian di atas menyatakan bahwa produktivitas yang merupakan salah
satu pengertian dari kinerja dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
organisasi, baik organisasi profit seperti perusahaan, maupun organisasi
Performance is how well employees perform to present standards and improves the work. At the specific period of time the employees will be measured by performance appraisal. Performance appraisal is used to in several ways to encourage employees development. Pengertian diatas menyatakan bahwa kinerja mengukur perilaku karyawan
dalam bekerja, dan akan dinilai pada setiap periode yang akan digunakan
untuk mendorong pengembangan karyawan.
Berdasarkan pengertian productivity and perfomance dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah ukuran yang digunakan dalam berbagai
bentuk organisasi untuk menilai karyawannya dalam periode waktu
tertentu.
Kata “guru” menurut Poerwadarminta (1987) berarti orang yang
kerjanya mengajar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Menurut Bab I pasal 1 Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : 84 Tahun 1993 guru adalah
Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau
membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah. Menurut
Bab I pasal 2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
utama mengajar pada jalur pendidikan sekolah yang meliputi taman
kanak-kanak, pendidikan dasar dan menengah, atau bimbingan pada pendidikan
dasar atau menengah. Menurut Dr. Buchory (Kedaulatan Rakyat:
25\07\06) guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan
dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dari hal-hal
diatas dapat disimpulkan guru adalah pendidik profesional yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk mengajar
sebagai tugas utama, pembimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan formal yang mencakup
pendidikan dasar dan menengah.
Apabila pengertian kinerja dan pengertian guru digabungkan, dapat
disimpulkan bahwa kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru
sebagai tenaga profesional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak secara penuh untuk mengajar sebagai tugas utama, pembimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam
jalur pendidikan formal guna pencapaian tujuan dari pendidikan.
2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Umar ( 2000)ada enam faktor yang menentukan kinerja yaitu:
a. Sikap kerja
b. Tingkat keterampilan
c. Hubungan antar tenaga kerja dan pimpinan
e. Efisiensi tenaga kerja
f. Kewiraswastaan.
Dari faktor-faktor tersebut diatas manajemen adalah salah satu
faktor yang menentukan kinerja. Secara khusus pendapat Fancy (2005)
mengatakan bahwa manajemen sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru
dalam proses belajar dan mengajar yang dapat diuraikan sebagai berikut :
(http://www.Minedu.govt.nz/web/downloadable/dl3852_v1/teacherpervmg
t.pdf 27/1/ 2007, 20:44)
a. Manajemen sekolah dapat meningkatkan prestasi siswa dengan
meningkatkan kualitas pengajaran dan kepemimpinan.
b. Manajemen sekolah dapat mengintegrasikan kebijakan, praktek,
standar dan prosedur dalam mencapai tujuan dan objektif sekolah
c. Manajemen sekolah dapat menentukan ekspektasi kinerja dan proses
penilaiannya terhadap ekspektasi tersebut.
d. Manajemen sekolah dapat memfokuskan perkembangan
profesionalisme dari setiap guru.
Fungsi manajemen, menurut Terry (Sarwoto, 1998) meliputi 4 hal
yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan adalah proses untuk menentukan program atau kegiatan
b. Pengorgansasian adalah proses pengelompokan orang-orang, alat-alat,
tugas, tanggung jawab atau wewenang untuk menciptakan organisasi
tersebut dapat digerakkan untuk mencapai tujuan.
c. Penggerakan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota organisasi berusaha mencapai sasaran yang sudah ditetapkan
di sekolah.
d. Pengawasan adalah kegiatan pengecekan, pemeriksaan, pencocokan,
inspeksi, pengendalian, agar organisasi berjalan sesuai dengan
perencanaan dan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (2000) menjelaskan
keempat fungsi manajemen tersebut secara khusus untuk manajemen
sekolah, yaitu :
a. Perencanaan; perencanaan sekolah meliputi perencanaan kurikulum,
perencanaan ketenagaan, perencanaan kesiswaan, perencanaan sarana
prasarana, perencanaan kehumasan, dan perencanaan keuangan.
b. Pengorganisasian; pengorganisasian di sekolah adalah kegiatan untuk
membagi tugas bagi guru dan tenaga kependidikan lain dalam
tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai tujuan kegiatan belajar
mengajar.
c. Penggerakan; penggerakan adalah tindakan untuk menempatkan guru
dan tenaga kependidikan lain untuk menjalankan perencanaan yang
d. Pengawasan; pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pimpinan/atasan agar guru dan tenaga kependidikan melaksanakan
tugas secara efektif dan efisien. Pengawasan lebih dikenal dengan
istilah supervisi sekolah.
Untuk melihat pengaruh supervisi sekolah terhadap kinerja guru dapat
dilihat melalui persepsi guru tentang supervisi sekolah yang
mempengaruhi kinerjanya.
3. Aspek Kinerja Guru
Berdasarkan Uzman (1995) dan Mulyasa (2005) untuk melihat
aspek dan dimensi kinerja guru dapat dilihat melalui peran-peran guru
dalam dunia pendidikan. Peran-peran guru dalam dunia pendidikan
tersebutdapat diidentifikasikan ada tiga (3) pokok guru yaitu guru sebagai
pendidik, pengajar dan pelatih yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan
identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru
harus memiliki kualitas yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri, dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus menilai, norma
moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan
nilai dan norma tersebut. Berkenaan dengan wibawa, guru harus
moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya, serta memiliki
kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
sesuai dengan bidang yang dikembangkan.
Berkaitan dengan mandiri, guru harus dapat bertindak dan
mengambil keputusan secara tepat, tepat waktu, dan tepat sasaran,
terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik,
tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah.
Berkaitan dengan disiplin, guru harus mematuhi berbagai
peraturan dan tata tertib secara konsisten atas kesadaran profesional,
karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di
sekolah terutama dalam pembelajaran. Hal disiplin itu dimulai dari
gurunya sendiri.
b. Guru sebagai pengajar
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk
kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Untuk itu,
ada beberapa hal yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran:
1. Membuat ilustrasi; ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang
dipelajari dengan sesuatu yang diketahui oleh anak didik dan
memberi tambahan pengalaman kepada anak didik.
2. Mendefinisikan; meletakan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan
sederhana dengan menggunakan latihan dan pengalaman, serta
3. Menganalisis; membahas masalah yang telah dipelajari bagian
demi bagian.
4. Mensintesis; mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke
dalam suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak jelas, dan
setiap masalah itu tetap berhubungan dengan keseluruhan yang
lebih besar
5. Bertanya; mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan
tajam agar apa yang dipelajari menjadi lebih jelas.
6. Merespon; mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik
7. Mendengarkan; memahami peserta didik, dan berusaha
menyederhanakan setiap masalah, serta membuat kesulitan yang
nampak jelas baik bagi guru maupun peserta didik.
8. Menciptakan kepercayaan; peserta didik akan memberikan
kepercayaannya terhadap keberhasilan guru dalam pembelajaran
dan pembentukan kompetensi dasar.
9. Memberikan pandangan yang bervariasi; melihat bahan yang
dipelajari dari berbagai sudut pandang dan melihat masalah dalam
kombinasi yang bervariasi
10.Menyediakan media untuk mengkaji materi standar; memberikan
pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran dan
11.Menyesuaikan metode pembelajaran; metode pelajaran disesuaikan
dengan kemampuan dan tingkat perkembangan peseta didik serta
menghubungkan materi baru dengan yang telah dipelajari.
12.Memberikan nada perasaan; membuat pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan hidup melalui antusias dan semangat.
c. Guru Sebagai Pelatih
Guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih
peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan
potensi masing-masing. Pelatihan yang dilakukan, disamping harus
memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus
mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, dan
lingkungannya.
4. Pengukuran Kinerja Guru
Sejalan dengan tiga tugas pokok guru pengukuran kinerja guru
meliputi kompetensi guru dalam mengajar mendidik dan melatih; namun
pengukuran tugas tersebut masih bersifat sangat umum. Maka pengukuran
kinerja guru juga dapat menggunakan pengukuran kinerja yang digunakan
oleh pemerintah dalam menilai pegawai yang disebut dengan Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan ( DP3). DP3 tersebut berdasarkan Undang Undang
nomor: 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian yang diperbaharui
dengan Undang Undang R.I. Nomor: 43 Tahun 1999 dan dipertegas dengan
Pekerjaan, pengukuran kinerja pegawai meliputi unsur-unsur: kesetiaan,
prestasi kerja, tangung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarasa, dan
kepemimpinan; dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Kesetiaan. Pengertian berarti kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepada
Pancasila, Undang Undang 1945, negara, dan pemerintah.
b. Prestasi kerja. Pengertian prestasi kerja berarti hasil kerja yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya.
c. Tangung jawab. Pengertian tangung jawab berarti kesanggupan seorang
pegawai menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan
sebaik-baiknya dan dengan tepat pada waktunya serta berani memikul
resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
d. Ketaatan. Pengertian ketaatan berarti kesanggupan pegawai, untuk
mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan
yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang
berwenang serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang
ditentukan.
e. Kejujuran. Pengertian kejujuran berarti ketulusan hati seorang pegawai
dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak
menyalah-gunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
f. Kerjasama. Pengertian kerjasama berarti kemampuan seorang pegawai
suatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna
yang sebesar-besarnya.
g. Prakarasa. Pengertian prakarasa berarti kemampuan seorang pegawai
untuk mengambil keputusan, langkah-langkah, atau melaksanakan suatu
tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa
menunggu perintah dari atasan.
h. Kepemimpinan. Pengertian kepemimpinan berarti kemampuan seorang
pegawai untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara
maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.
Unsur-unsur yang termasuk dalam penilaian pekerjaan (kinerja)
tersebut diadobsi oleh Yayasan Sosial Bina Sejahtera sebagai penyelenggara
SMA Yos Sudarso Sokaraja yang menjadi DP3 baru. Supervisi akademik
berfungsi sebagai dasar pembuatan DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja. Isi DP3 SMA
Yos Sudarso Sokaraja adalah sebagai berikut :
a. KESETIAAN :
1. Menjadi Warga Negara dan Warga sekolah dengan baik.
2. Menunjukkan sikap hidup dan perbuatan sesuai norma masyarakat
3. Tahu tujuan Yayasan mendirikan sekolah.
4. Tidak ikut ikutan dalam kelompok yang menyimpang dari aturan negara
Anggaran dasar Yayasan.
5. Tidak mengeluarkan ucapan/melakukan tindakan yang merugikan nama baik
sekolah / Yayasan.
7. Bersedia menerima usul yang baik
8. Bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah waktu tidak sesuai
dengan pendapatnya.
9. Memberi saran yang dipandang baik dan berguna kepada atasan untuk
kemajuan unit kerjanya.
10.Melaksanakan kegiatan-kegiatan non profesi yang menjadi kegiatan khas pada
unit kerja.
b. PRESTASI KERJA
1. Bekerja sesuai dengan tugas yang sudah diberikan.
2. Mampu menyelesaikan tugas tepat waktu/tidak menunda-nunda pekerjaan.
3. Bekerja dengan sungguh-sungguh / kerja benar.
4. Sehat jasmani dan rohani/ tidak sakit-sakitan.
5. Memperhitungkan waktu agar pekerjaan selesai.
6. Hasil kerja sesuai yang diharapkan (BERSIH,RAPI,INDAH).
7. Yang penting pekerjaan selesai meski perlu pengorbanan waktu, dan tenaga.
8. Berusaha memperbaiki pekerjaan yang kurang baik dilaksanakan.
9. Terus berusaha untuk meningkatkan diri bekerja lebih baik.
10.Mempunyai inisiatif untuk mengembangkan keahlian/keterampilan.
c. TANGGUNG JAWAB
1. Bekerja secara cermat dan tepat waktu (tidak asal asalan)
2. Mau kerja keras untuk tugas yang sudah diberikan
3. Mengutamakan kepentingan sekolah.
5. Berani memikul resiko dari tindakan pekerjaan yang dilakukan.
6. Memelihara barang milik sekolah dan menggunakan alat kerja dengan baik
7. Melaksanakan tugas dengan ikhlas, dan jujur.
8. Tidak menyalahgunakan wewenang atau jabatannya.
9. Melaporkan hasil kerjanya secara berkala dan apa adanya.
10.Tanpa menunggu petunjuk/perintah melakukan tindakan dalam
pekerjaanannya, asal tidak menyimpang dari kebijakan Pimpinan.
d. KETAATAN :
1. Mentaati peraturan pemerintah, peraturan Yayasan dan peraturan Sekolah.
2. Melaksanakan perintah dinas yang diberikan atasanya.
3. Datang dan pulang sesuai jam yang sudah ditentukan oleh Pimpinan.
4. Bertindak dan bertuturkata sopan dengan siapapun.
5. Membantu guru/karyawan lain yang membutuhkan sesuai dengan
kepentingannya saat itu.
6. Tahu pekerjaan orang lain, sehingga dapat membantu saat dibutuhkan.
7. Mampu bekerjasama dengan orang lain dalam bidang pekerjaannya.
8. Bersedia membantu orang lain dengan sukarela.
9. Menghargai pendapat orang lain.
10.Mampu menerima pendapat orang lain yang benar atau sudah berdasarkan
C. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI
AKADEMIK DENGAN KINERJA GURU
Persepsi supervisi akademik adalah suatu proses penginderaan yang
melibatkan proses seleksi, organisasi, interpretasi terhadap bantuan profesional yang
diterima oleh guru tentang objek atau situasi aga guru dipengaruhi kinerjanya dalam
kegiatan belajar mengajar.
Persepsi guru tentang supervisi akademik bisa berupa persepsi positif, atau
persepsi negatif. Persepsi positif guru tentang supervisi akademik diharapkan dapat
membantu guru dalam menemukan dan menyelesaikan permasalahan permasalahan
yang dialami guru dalam mengajar, serta membimbing dan memberikan rangsangan
terhadap guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya sehingga dapat terciptanya guru
yang profesional. Hal itu sejalan pendapat Riafai (1982) yaitu :
a. Membantu guru agar dapat lebih mengerti atau menyadari tujuan-tujuan
pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan itu.
b. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswanya, supaya dapat membantu siswanya
itu lebih baik lagi
c. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya di depan kelas.
d. Membantu guru menemukan kesulitan belajar siswanya dan merencanakan
tindakan-tindakan perbaikan
Apabila supervisi akademik dijalankan secara teratur dan terprogram, maka
membaik dan guru akan semakin mampu dalam melaksanakan kompetensi tersebut
dengan baik, sehingga meningkatkan kinerjanya sebagai guru yang profesional.
Jika guru mengakui pentingnya pertemuan pra-pengamatan, mengakui
pentingnya pelaksanaan pengamatan, mengakui pentingnya pertemuan pengamatan,
mengakui pentingnya mempelajari program pengajaran, mengakui pentingnya
mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar, mengakui pentingnya mempelajari
analisa hasil evaluasi, mengakui pentingnya mengamati pelaksanaan kegiatan
perbaikan dan pengayaan serta melaksanakannya semua hal tersebut maka guru
mempunyai persepsi positif tentang supervisi akademik. Jika persepsi guru tentang
supervisi akademik positif maka: kesetiaan yang tinggi, prestasi kerja yang tinggi,
tanggung jawab yang tinggi, ketaatan yang tinggi, kejujuran yang tinggi,
kerjasama yang tinggi, prakarasa yang baik, dan kepemimpinan yang baik.
Hal-hal tersebut dapat dilihat dari peroleh nilai DP3 SMA Yos Sudarso yang
tinggi. Perolehan nilai DP3 SMA Yos Sudarso tersebut menunjukan kinerja
guru yang tinggi.
Sedangkan jika persepsi guru negatif tentang supervisi akademik maka
supervisi akademik tidak membantu guru dalam menemukan dan menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang dialami guru dalam mengajar, serta tidak
membimbing dan tidak memberikan rangsangan terhadap guru untuk lebih
meningkatkan kinerjanya sehingga dapat tidak terciptanya guru yang profesional.
Jika guru tidak mengakui pentingnya pertemuan pra-pengamatan, tidak
mengakui pentingnya pelaksanaan pengamatan, tidak mengakui pentingnya pertemuan
mengakui pentingnya mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar, tidak mengakui
pentingnya mempelajari analisa hasil evaluasi, tidak mengakui pentingnya mengamati
pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pengayaan serta tidak melaksanakannya semua hal
tersebut maka guru mempunyai persepsi negatif tentang supervisi akademik. Jika
persepsi guru tentang supervisi akademik negatif maka:, kesetiaan yang rendah,
prestasi kerja yang rendah, tanggung jawab yang rendah, ketaatan yang rendah,
kejujuran yang rendah, kerjasama yang rendah, prakarasa buruk, dan
kepemimpinan yang buruk. Hal-hal tersebut dapat dilihat dari peroleh nilai
DP3 SMA Yos Sudarso yang rendah. Perolehan nilai DP3 SMA Yos Sudarso
tersebut menunjukan kinerja guru yang rendah.
Dua hal tersebut dapat diperjelas dengan bantuan skema dihalaman
Skema Hubungan Antara Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru
KINERJA TINGGI
KINERJA RENDAH
Nilai DP3 SMA Yos
Sudarso tinggi
Nilai DP3 SMA Yos
Sudarso rendah
Persepsi Negatif Guru Tentang
Supervisi Akademik
Persepsi Guru Tentang Supervisi
Akademik
D. HIPOTESIS
Berdasarkan teori-teori diatas, maka dapat diajukan hipotesis untuk
penelitian ini in adalah sebagi berikut: ”Ada hubungan yang positif antara
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
korelasional. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara dua variabel. Sesuai dengan
sifatnya yang korelasional, penelitian ini memusatkan perhatian pada ada
tidaknya hubungan variabel persepsi guru tentang supervisi akademik dengan
varibel kinerja guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Arikunto (1996) yang
mengatakan bahwa penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk
melihat ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan serta
berarti atau tidaknya hubungan itu.
B. Identifikasi Variabel
Variabel yang teridentifikasi disini adalah
Variabel bebas: persepsi guru tentang supervisi akademik
Variabel tergantung: kinerja guru
C. Definisi Operasional
1. Persepsi Guru Tentang Supervisi akademik
Persepsi guru tentang supervisi akademik adalah suatu proses penginderaan
yang melibatkan proses seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap bantuan
profesional yang diterima oleh guru tentang objek atau situasi agar guru dipengaruhi
kinerjanya dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek-aspek supervisi akademik terdiri
dari dua (2) jenis yaitu prosedur pelaksanaan supervisi klinis, dan prosedur
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. Prosedur pelaksanaan supervisi klinis terdiri
dari pertemuan pra-pengamatan, pelaksanaan pengamatan, pertemuan pasca
pengamatan. Prosedur pelaksanaan supervisi kunjungan kelas terdiri dari
mempelajari program pengajaran, mengamati pelaksanaan kegitan belajar mengajar,
mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar, mempelajari analisa hasil evaluasi,
mengamati pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pengayaan
Tinggi rendahnya persepsi guru tentang supervisi akademik dapat diukur
dengan skor total hasil skala yang diberikan kepada guru sebagai responden. Persepsi
dikatakan positif jika skor total semakin tinggi. Sebaliknya persepsi guru negatif jika
skor total semakin rendah
2. Kinerja Guru
Kinerja guru adalah hasil yang dapat dicapai oleh guru sebagai tenaga
profesional yang diberi tugas, tanggung-jawab, wewenang, dan hak secara penuh
untuk mengajar sebagai tugas utama, pembimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan formal guna pencapaian
tujuan dari pendidikan
Aspek-aspek yang hendak dipakai dalam DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja
oleh peneliti untuk mengukur kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja dengan
empat penilaian pelaksanaan pekerjaan yaitu: kesetiaan, prestasi kerja, tanggung
jawab, ketaatan. Tiap-tiap aspek terdiri dari 10 item yang berarti total ada 40 item
dalam DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja. Supervisi akademik berfungsi sebagai dasar
Penilaian kinerja guru berasal dari DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja tahun
2006 sampai dengan 2007. Penilaian tersebut dibuat setiap akhir tahun ajaran untuk
setiap guru. DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja mempunyai norma penilaian sendiri
dalam melakukan penilaian kinerja gurunya yaitu : Nilai = score X 2,5
Dengan asumsi penilaian, semakin tinggi score yang didapat berarti
semakin tinggi nilai yang didapat. Semakin tinggi nilai yang didapat
semakin tinggi total nilai yang didapat. Semakin tinggi total nilai yang
didapat menunjukan semakin tinggi kinerja gurunya, sedangkan semakin
rendah total nilai yang didapat menunjukan semakin rendah kinerja gurunya.
Tabel 1
Rentang Score Sub AspekDP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja Rentang Score Sub Aspek Score
Amat Baik 4
Baik 3
Cukup 2
Kurang 1
D. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Yos Sudarso karena SMA Yos Sudarso
merupakan sekolah swasta unggulan dengan tingkat akreditasi A di sokaraja
yang mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang baik, hal ini dapat
dilihat dari peningkatan jumlah kelulusannya dalam tiga tahun ini seperti
tahun 2006-2007 persentase kelulusannya 96, tahun 2005-2006 yang tingkat
kelulusannya 75%. SMA Yos Sudarso mempunyai keunggulan dibidang non
akademik misalnya, kelompok-elompok musik, jurnalistik, sertifikasi keterampilan
komputer, dan perbengkelan. Terlepas alasan diatas ada juga alasan tambahan tentang
pemilihan lokasi penelitian, yaitu penulis berhubungan baik dengan kepala sekolah di
sekolah tersebut. Alasan ini penulis pertimbangkan karena DP3 yang digunakan
penulis merupakan salah satu dokumen penting sekolah
SMA Yos Sudarso dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan 2 orang
guru pegawai negeri sipil, 24 orang guru tetap yayasan, 5 orang guru kontrak,
dan 4 orang guru honorer, serta 12 orang karyawan yayasan. Subjek dalam
penelitian ini adalah 2 orang guru pegawai negeri sipil, 24 orang guru tetap
yayasan, 5 orang guru kontrak, dan 4 orang guru honorer. Subjek penelitian
adalah semua guru SMA Yos Sudarso.
E. Prosedur Penelitian
1. Membuat skala persepsi guru terhadap supervisi akademik dan mencari
dokumentasi DP3 ( Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) SMA Yos Sudarso
yang dibuat setiap akhir tahun pelajaran. Dalam penelitian ini dokumen DP3 SMA
Yos Sudarso yang digunakan adalah DP3 SMA Yos Sudarso tahun 2006 sampai
2007.
2. Skala persepsi guru terhadap supervisi akademik langsung diberikan kepada subjek
guru, tanpa dilakukan try out terlebih dahulu karena dalam penelitian ini digunakan
try out terpakai. Penggunaan try out terpakai dikarenakan jumlah subjek yang
3. Menguji validitas dan reliabilitas skala untuk mendapatkan item yang valid dan
reliabel
4. Menganilisa data dengan uji statistik korelasi product moment dari Pearson untuk
melihat ada tidaknya hubungan persepsi guru tentang supervisi akademik dengan
kinerja guru.
5. Membuat analisa berdasarkan hasil analisis data tersebut
F. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan bentuk data yang akan diambil dalam penelitian ini maka teknik
pengumpulan data yang dipakai lebih dari satu. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dua (2) macam yaitu:
1. Bentuk skala
Bentuk skala digunakan untuk mengumpulan data tentang persepsi guru
terhadap supervisi akademik
.
Skala terebut berupa skala untuk mengetahui tinggirendahnya persepsi guru terhadap supervisi akademik yang dilakukan di SMA Yos
Sudarso. Skala tersebut didasarkan pada prosedur pelaksanaan supervisi akademik
yang terdiri dari dua jenis yaitu prosedur pelaksanaan supervisi klinis, dan prosedur
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.
Skala persepsi guru terhadap supervisi akademik menggunakan model Likert
dengan modifikasi. Modifikasi dilakukan dengan hanya menyediakan empat
alternatif jawaban yang dimaksud untuk menghindari bias yang terjadi apabila
peneliti memberikan lima alternatif jawaban dengan adanya pilihan tengah. Ini
dapat diartikan netral, kadang-kadang, jarang atau ragu-ragu namun ditemukan
bahwa subjek memiliki kecenderungan untuk memilih jawaban yang ada di tengah
(Central Tendency Effect)
Skala ini terdiri dari enam puluh empat (64) item berdasarkan prosedur
pelaksanaan supervisi klinis, dan prosedur pelaksanaan supervisi kunjungan kelas,
maka dapat dijabarkan menjadi delapan (8) aspek yang sebagai berikut ini:
pertemuan pra-pengamatan, pelaksanaan pengamatan, pertemuan pengamatan,
mempelajari program pengajaran. mengamati pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar. mempelajari analisa hasil
evaluasi. mengamati pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pengayaan. Setiap aspek
yang diteliti dijabarkan menjadi pernyataan favorable yaitu pernyataan yang
mendukung aspek yang diukur dan pernyataan unfavorable yaitu pernyataan yang
tidak mendukung aspek yang diukur (Azwar, 1999) dengan jumlah seimbang.
Alternatif jawaban yang ada pada setiap item pernyataan dalam skala ini adalah
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (ST), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS).
Nilai bergerak dari 0 sampai 3 untuk item yang favorable dan 3 sampai 0 untuk item
unfavorable.
Tabel 2
Pemberian Skor Pada Skala Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik
Tabel 3
Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik
No Aspek Favorable Unfavorable Total % 1 Supervisi klinis
• Pertemuan
pengajaran
Tinggi rendahnya persepsi guru tentang supervisi akademik dapat diukur
dengan skor total hasil skala yang diberikan kepada guru sebagai responden. Persepsi
dikatakan positif jika jawaban responden pada umumya menyatakan setuju terhadap
pernyataan yang favorable dan tidak setuju terhadap pernyataan yang unvaforabel,
yang jumlah skor totalnya mendekati skor dua ratus lima puluh enam (256).
Sebaliknya persepsi guru negatif jika jawaban responden pada umumnya
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan yang favorable dan setuju terhadap
pernyataan yang unfavorable yang jumlah skor totalnya menjauhi skor dua ratus lima
puluh enam (256).
2. Studi Dokumen
Studi dokumen digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kinerja guru.
Memperhatikan dokumen tersebut menyangkut penilaian berbagai aspek kinerja
guru maka dalam penelitian ini aspek yang dipelajari hanya kinerja yang