• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja - USD Repository"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

Kinerja Guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Nama : Roland Ricardo B

NIM : 019114145

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

di SMA Yos Sudarso Sokaraja

Oleh :

Roland Ricardo Benjamin

NIM : 019114145

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

P. Eddy Suhartanto S.Psi., M.Si. Tanggal Oktober 2007

(3)

SKRIPSI

Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan

Kinerja Guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja

Oleh :

Roland Ricardo Benjamin

NIM : 019114145

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. Tanggal 31 Oktober 2007

(4)

Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan

Kinerja Guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Roland Ricardo Benjamin

NIM : 019114145

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 8 Oktober 2007

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.

Sekretaris Dr. A Supratiknya

Anggota Sylvia Carolina, S. Psi., M.Si.

Yogyakarta, Oktober 2007 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Dekan,

P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.

(5)

Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala

kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat didalam aku.(Kolose 1:29)

Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan

sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak kesanggupan kami

adalah pekerjaan Allah. (2Korintus 3:5)

(6)

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi

dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih papa, mama.

2. Kepada Athalia Sugiarto yang telah menginspirasi saya dalam pembuatan

skripsi ini. Terima kasih atas motivasinya yang selalu membuatku untuk

berbuat dan melakukan sesuatu lebih baik lagi.

3. Kakak-kakakku yang selalu sabar dalam membimbing dan selalu

memotivasi saya dalam proses pembuatan skripsi ini.

(7)

memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta 31 Oktober 2007

Penulis

Roland Ricardo Benjamin

(8)

di SMA Yos Sudarso Sokaraja

Roland Ricardo Benjamin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja.

Subjek penelitian ini adalah semua guru SMA Yos Sudarso Sokaraja yang terdiri dari 2 orang guru pegawai negeri sipil, 24 orang guru tetap yayasan, 5 orang guru kontrak, dan 4 orang guru honorer. Jumlah total subjek penelitian ini adalah 35 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran skala persepsi guru tentang supervisi akademik dan dokumentasi DP3 ( Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang dibuat setiap akhir tahun pelajaran. Dalam penelitian ini dokumen DP3 yang digunakan adalah DP3 SMA Yos Sudarso tahun 2006 sampai 2007. Koefisien reliabilitas dari skala persepsi guru tentang supervisi akademik adalah 0,7399.

Untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja dengan menggunakan Spearman's rho. Koefisien korelasi yang didapat dalam penelitian ini adalah (r) = 0,355 dan P = 0,018 atau P< 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel persepsi guru tentang supervisi akademik berkorelasi positif dengan kinerja guru.

(9)

Performance at Yos Sudarso High School

Roland Ricardo Benjamin Sanata Dharma University Yogyakarta

2007-09-10

The aim of the research is to identify the relationship of teacher's perception about academic supervision and teacher's performance in Yos Sudarso High School Purwokerto. The presented hypothesis is to prove the existence of relationship between teachers' perception of academic supervision and their performance in Yos Sudarso High School Purwokerto.

The subjects of this research were all teachers in Yos Sudarso High School Purwokerto, consisting 2 governmental teachers, 24 permanent teachers, 5 contractual teachers, and 4 honorary teachers. The amount of total subject is 35 persons. Data collection was done by distributing teachers' perception forms of scale about academic supervision and DP3 documentation, which is created in the end of academic year. The DP3 Yos Sudarso High School documents used in this research were created between the year of 2006 and 2007. The reliability coefficient of teacher perception scale on academic supervision was 0,7339.

The relation of teachers' perception on academic supervision and the performance was measured by Spearman's rho. The correlation coefficient obtained from this research was ( r ) = 0,355and the value of P was 0,018or P < 0,05. The result proved that teachers' perception on academic supervision was positively correlated with teachers' performances of work.

(10)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru di

SMA Yos Sudarso Sokaraja”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Terselesaikannya tugas akhir ini tentunya tak lepas dari dukungan dan

bantuan dari banyak pihak. Maka pada kesempatan ini pula, dngan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si selaku Dekan dan Dosen Pembimbing

Akademik penulis serta selaku pembimbing utama yang telah membimbing,

mengarahkan, mendukung dan selalu memberikan dorongan pada penulis

dalam menyusun dan pada akhirnya menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi atas waktunya buat penulis bertanya tentang

statistik.

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi Univesitas Sanata Dharma yang

telah membagikan ilmu dan wawasannya kepada penulis selama ini.

4. Karyawan Fakultas Psikologi Mbak Nani, Mas Gandung dan Pak Gi’ di

sekretariat Psikologi serta mas Muji dan Mas Donny di Lab. Fakultas

Psikologi. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

(11)

6. Terima kasih kepada Athalia Sugiarto yang telah menginspirasi saya dalam

pembuatan skripsi ini. Terima kasih atas motivasinya yang selalu membuatku

untuk berbuat dan melakukan sesuatu lebih baik lagi.

7. Kakak-kakakku yang selalu sabar dalam membimbing dan selalu memotivasi

saya dalam proses pembuatan skripsi ini.

8. Seluruh keluarga Bapak Sukata di Sokaraja yang selalu mendukung dan

membantu saya dalam membuat skripsi ini.

9. Seluruh guru SMA Yos Sudarso, khususnya Bapak Yoyok yang membimbing

saya dalam hal statistik.

10. Teman-teman kost, Mas Agus, Gilang, Gendoet, Risco, Bowo, Chris,

Donang. Tidak lupa terima kasih pada Pandu, dan Salahudin atas pinjaman

printernya. Kepada Widi saya juga tidak lupa ucapkan terima kasih atas

kesediaannya menemani dalam pembuatan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan

ada tanpa bantuan dan motivasi kalian. Thanks guys…

11. Teman-teman kampus dan teman main yang selalu memotivasi saya. Een,

Anes, Awan, Pelo, Andy Jo, Eros, Dipo, Yosy, Andy semarang, terima kasih

atas kebersamaannya selama ini yang sangat menyenangkan.

12. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas segala bantuan dan dukungan

yang telah diberikan kepada penulis.

(12)

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tugas akhir ini

bermanfaat bagi teman-teman dan para pembaca sekalian.

Yogyakarta, 8 September 2007

Penulis

Roland Ricardo Benjamin

(13)

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN.………. iii

HALAMAN MOTTO……… v

HALAMAN PERSEMBAHAN...………. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… vii

ABSTRAK………... viii

ABSTRACT ………. ix

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR ISI ……….. xiii

DAFTAR TABEL ……….. xvi

DAFTAR GAMBAR ………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH………. 1

B. RUMUSAN MASALAH...………. 5

C. TUJUAN PENELITIAN ……….. 5

D. MANFAAT PENELITIAN……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...……… 7

A. PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK ... 7

1. Pengertian Persepsi ……… 7

2. Proses Terjadinya persepsi ……….. 8

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ……… 9

4. Pengertian Supervisi ...……….. 9

(14)

7. Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik ... 15

B. KINERJA GURU ...……….….. 17

1. Pengertian Kinerja Guru ……… 17

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ……... 19

3. Aspek Kinerja Guru ...………. 22

4. Pengukuran Kinerja Guru ... 25

C. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK DENGAN KINERJA GURU ... 29

D. HIPOTESIS ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ………... 35

A. JENIS PENELITIAN ………... 35

B. IDENTIFIKASI VARIABEL ... 35

C. DEFINISI OPERASIONAL ………... 35

1. Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik ... 35

2. Kinerja Guru ... 36

D. LOKASI PENELITIAN DAN SUBJEK PENELITIAN ... 38

E. PROSEDUR PENELITIAN ... 39

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 39

G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ………... 44

H. METODE ANALISIS DATA ……….. 45

(15)

B. HASIL UJI COBA ALAT PENELITIAN ... 49

1. Uji Coba Alat Penelitian ……… 49

2. Uji Validitas Isi dan Reabilitas Alat Ukur ... 50

C. PELAKSANAAN PENELITIAN ... 52

D. ANALISA HASIL PENELITIAN ... 53

1. Deskripsi Statistik ... 53

2. Uji Asumsi ... 56

a. Uji Normalitas Sebaran ... 57

b. Uji Linieritas ... 57

3. Uji Hipotesis ... 58

4. Tambahan ... 59

E. PEMBAHASAN ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 63

A. Kesimpulan ……… 63

B. Saran ……….. 63

DAFTAR PUSTAKA ………. 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

Tabel 1. Rentang Score DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja ...36

Tabel 2. Pemberian Skor pada Skala Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik...39

Tabel 3. Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik...39

Tabel 4. Distribusi Atas Penyebaran Item Pada Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik...40

Tabel 5. Kriteria Indeks Reliabilitas...43

Tabel 6. Data Guru SMA Yos Sudarso Sokaraja Tahun Pelajaran 2007 – 2008...44

Tabel 7. Distribusi atau Penyebaran Item pada Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik...47

Tabel 8. Distribusi atau Penyebaran Item pada Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik...48

Tabel 9. Kriteria Indeks Reabilitas...49

Tabel 10. Deskripsi Data Penelitian...50

Tabel 11. Rentang kategori...51

Tabel 12. Kategori Persepsi Guru tentang Supervisi Akademis...51

Tabel 13. Kategori Kinerja Guru...51

Tabel 14. Uji Normalitas...53

Tabel 15. Uji Linearitas...54

(17)

Halaman Gambar 1 Skema Hubungan Persepsi Guru tentang

Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru...33

(18)

Halaman

LAMPIRAN A Validitas dan Reabilitas I

LAMPIRAN B Deskripsi Statistik, Normalitas, Linearitas,

Analisis Data XXII

LAMPIRAN C Item XXXI

LAMPIRAN D Surat Keterangan Penelitian

(19)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konstruksi budaya masyarakat Indonesia, guru masih diposisikan

sebagai garda terdepan dan dalam posisi sentral di dalam pelaksanaan proses

pembelajaran, sehingga keberhasilan atau kegagalan peserta didik selalu dikaitkan

dengan kualitas guru. Pemerintah Indonesia sangat menyadari pentingnya

peningkatan kualitas pengajar dalam hal peningkatan kualitas pendidikan. Untuk

itu pemerintah berusaha untuk meningkatkan kualitas kinerja guru, dengan cara

meningkatkan persyaratan akademik bagi para guru seperti yang diamanatkan

oleh Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD). Para guru diwajibkan

menyesuaikan diri dengan segala usaha untuk meningkatkan kualitasnya karena

itu akan mempengaruhi mutu pengajaran yang merupakan salah satu pokok

tenaga kependidikan di Indonesia ( Bukhori, Kedaulatan Rakyat: 25\07\06).

Peningkatan kualitas kinerja guru dimulai dengan menempatkan posisi

guru sebagai tenaga profesional. Dalam Laporan Komisi Nasional Pendidikan

Depdiknas (2001), guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih

dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Guru yang

terdidik dan terlatih berarti guru yang mendidik secara formal, menguasai strategi

dan teknik di dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dikatakan profesional apabila

ia memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan. Dalam

menjalankan tugas profesionalnya guru yang berada dalam lingkup pendidikan

(20)

formal sekolah, guru bekerja sama dengan kepala sekolah, rekan guru, dan tenaga

kependidikan lainnya. Kualitas kinerja guru merupakan salah satu sumber yang

sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, mengingat guru sebagai

agen penyalur ilmu kepada siswanya. UU No. 14 Tahun 2005, menyatakan bahwa

peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Untuk mengetahui

sejauh mana guru menjalankan perannya tersebut, maka pada tingkat pendidikan

menegah umum, kepala sekolah, diberi peran untuk melakukan supervisi terhadap

rekan-rekan sejawatnya. Supervisi adalah segala sesuatu dari para pejabat sekolah

yang diangkat dan diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan

tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi

pertumbuhan profesional dari perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi

tujuan tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar,

dan evaluasi (Arikunto, 2004). Di dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989

Tentang Sistim Pendidikan Nasional dan Peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1990

Tentang Pendidikan Menengah, ditegaskan bahwa pada jenjang pendidikan menengah

selain pengawasan, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor yang

diharapkan dapat setiap kali berkunjung ke kelas dan mengamati kegiatan guru yang

sedang mengajar (Arikunto, 2004).

Menurut Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2000) supervisi akademik

adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis,

(21)

yang objektif dan segera dalam lingkup pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk

memperbaiki kinerjanya khususnya dalam kegiatan belajar-mengajar .

Dalam penelitian ini yang akan diteliti bukan pelaksanaan supervisi disekolah

tetapi persepsi guru terhadap supervisi khususnya supervisi akademik. Peneliti lebih

menitikberatkan pada supervisi akademik, karena tujuan supervisi akademik secara

langsung meningkatkan proses belajar mengajar . Dalam hal ini guru ditempatkan

sebagai objek supervisi akademik dari kepala sekolah. Sebagai objek supervisi

akademik, penulis ingin meneliti apakah persepsi guru terhadap supervisi akademik

tersebut dapat mempengaruhi kinerja guru .

Persepsi adalah suatu proses seleksi, pengorganisasian, dan

pengintepretasian suatu stimulus yang diterima oleh lingkungan sekitarnya

diambil dari Huffman (1997). Sedangkan persepsi guru tentang supervisi

akademik adalah suatu proses penginderaan yang melibatkan proses seleksi, organisasi,

interpretasi terhadap bantuan profesional yang diterima oleh guru tentang objek atau situasi

agar guru dipengaruhi kinerjanya dalam kegiatan belajar mengajar.

Persepsi positif guru terhadap supervisi, khususnya supervisi akademik diharapkan

dapat membantu guru dalam menemukan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan

yang dialami guru dalam mengajar, serta membimbing dan memberikan rangsangan

terhadap guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya sehingga dapat terciptanya guru yang

profesional. Hal itu sejalan dengan pendapat Riafi (1982) mengenai tujuan supervisi

pendidikan. Mengingat bahwa pengertian persepsi guru terhadap supervisi akademik

sangat luas maka dalam pembahasan selanjutnya akan difokuskan pada persepsi guru

(22)

karena persepsi terhadap tujuan akan mempengaruhi seluruh proses berpikir, bertindak, dan

pengambilan keputusan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru.

Tujuan utama dari dilaksanakannya supervisi akademik sekolah terhadap

guru adalah untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya baik

sebagai pendidik, pengajar, maupun pelatih. Menurut Peraturan Pemerintah

nomor 10 Tahun 79 dengan dipertegas dengan Undang Undang nomor: 8 Tahun

1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang diperbaharui dengan Undang

Undang R.I. Nomor: 43 Tahun 1999 Tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan,

pengukuran kinerja pegawai meliputi unsur-unsur: kesetiaan, prestasi kerja,

tangung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarasa, dan kepemimpinan.

Peraturan tersebut juga diadopsi dengan beberapa penyesuaian oleh Yayasan

Sosial Bina Sejahtera sebagai penyelenggara SMA Yos Sudarso. Dengan

demikian semua guru yang bekerja di sekolah tersebut diukur prestasi kerjanya

dengan empat unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan yaitu kesetiaan , prestasi kerja,

tanggung jawab, dan ketaatan.

Terkait dengan pilihan SMA Yos Sudarso di Sokaraja sebagai tempat

penelitian, maka pertimbangan yang paling mendasar adalah karena penulis

mengamati bahwa sekolah tersebut menerapkan penilaian kinerja guru. Hal

tersebut nampak dalam penerapan penilaian pelaksanaan pekerjaan guru yang

meliputi unsur-unsur: kesetiaan, prestasi kerja, tangung jawab, ketaatan,

kejujuran, kerjasama, prakarasa, dan kepemimpinan, yang diadopsi oleh Yayasan

(23)

demikian semua guru yang bekerja di sekolah tersebut diukur prestasi kerjanya

dengan enam unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan.

SMA Yos Sudarso merupakan sekolah swasta unggulan dengan tingkat

akreditasi A di Sokaraja yang mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar

yang baik, hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah kelulusannya dalam tiga

tahun ini seperti tahun 2006-2007 persentase kelulusannya 96, tahun 2005-2006

yang tingkat kelulusannya 93% begitu juga pada tahun 2005-2004 yang tingkat

kelulusannya 75%. Disamping itu SMA Yos Sudarso mempunyai keunggulan

dibidang non akademik misalnya, kelompok-kelompok musik, jurnalistik,

sertifikasi keterampilan komputer, dan perbengkelan.

B. Perumusan Masalah

Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kualitas guru

yang merupakan pelaksana utama kegiatan belajar mengajar di tingkat sekolah

menengah umum. Berdasarkan kenyataan itu maka persoalan yang akan diteliti

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ”Apakah ada hubungan

antara persepsi guru tentang supervisi akademik yang dijalankan disekolah dengan

peningkatan kinerja guru? ”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini melihat apakah ada hubungan positif supervisi

akademik yang dilakukan di SMA Yos Sudarso di Sokaraja dengan kinerja

(24)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

1. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk :

a. Memberi sumbangan teoretis berupa tambahan khazanah keilmuan

dalam bidang ilmu sosial khususnya dalam bidang psikologi, dan

dapat menjadi tolak ukur untuk penelitian yang sejenis secara

mendalam.

b. Untuk menambah pengetahuan tentang usaha peningkatan kualitas

pendidikan terutama yang berhubungan antara persepsi guru

tentang supervisi akademik dengan kinerja guru.

2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Masyarakat sebagai informasi tambahan, sehingga masyarakat

dapat memberikan kebijakan tertentu bagi lembaga pendidikan

yang ingin meningkatkan kualitas pengajarnya.

b. Apabila dari penelitian ini ditemukan hubungan yang positif antara

persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru,

maka dapat membantu SMA Yos Sudarso di Sokaraja untuk

mengetahui hubungan antara persepsi guru terhadap supervisi

akademik dengan kinerja guru secara teori, sehingga dapat

(25)

A. PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah suatu proses seleksi, pengorganisasian, dan

pengintepretasian suatu stimulus yang diterima oleh lingkungan sekitarnya

diambil dari Huffman, dkk (1997). Menurut Atkinson (1983) persepsi

adalah proses yang dilakukan individu dalam mengorganisasikan dan

mengintepretasikan stimulus yang diterimanya dan pola-pola yang ada di

lingkungan sehingga menjadi lebih berarti. Dalam Kotler (2002) persepsi

adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,

mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan informasi guna

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Menurut Jalaludin (2000) persepsi adalah suatu pengalaman tentang

objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menampilkan

informasi dan menafsirkan pesan. Sehingga suatu stimulus yang sama

belum tentu dipersepsikan sama oleh beberapa individu. Menurut Walgito

(1994) persepsi adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh indra

melalui alat reseptor dimana stimulus yang diterima tersebut diteruskan ke

otak sehingga individu menyadari apa yang diperoleh melalui

penginderaannya tersebut.

(26)

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, penulis menyimpulkan

bahwa persepsi adalah suatu proses yang diterima oleh individu tentang

objek atau situasi yang diperoleh melalui proses penginderaan yang

melibatkan proses seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap suatu

stimulus yang datang dari lingkungan sekitarnya.

2. Proses Terjadinya Persepsi

Huffman, dkk (1997) menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga

dasar, yaitu :

a. Seleksi

Seleksi adalah langkah awal dalam persepsi. Dalam seleksi individu

memilih stimulus yang akan menjadi perhatiannya.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah langkah kedua, setelah proses seleksi

terhadap informasi yang diterimanya, maka informasi tersebut

diorganisasikan kedalam pola-pola atau prinsip-prinsip yang akan

menolong individu untuk melihat kenyataan atau memahami dunia.

c. Penginterpretasian

Dalam proses ini individu akan menggunakan informasi tersebut untuk

menerangkan dan membuat keputusan mengenai dunia sekitar. Dalam

proses penginterpretasian individu dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu pengalaman, harapan-harapan, kebudayaan, dan motivasi

(27)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi persepsi menurut

Walgito (1994) yaitu:

a. Keadaan individu sebagai reseptor, yaitu faktor-faktor dari dalam diri

reseptor itu sendiri seperti pikiran, perasaan, sudut pandang,

pengalaman masa lampau, taraf kecerdasan, serta harapan dan dugaan

perseptor.

b. Keadaan objek yang di persepsi, yaitu karakteristik-karakteristik yang

ditampilkan oleh objek yang baik yang bersifat fisik, psikis, maupun

suasana.

4. Pengertian Supervisi

Menurut kelahirannya supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris,

yaitu super dan vision. Super yang berarti di atas dan vision yang berarti

melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan,

dan penilikian, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan atau orang

yang berposisi diatas, yaitu pemimpin terhadap hal-hal yang ada di

bawahnya, yaitu yang menjadi bawahannya (Arikunto, 2004). Supervisi

adalah segala sesuatu dari para pejabat sekolah yang diangkat dan

diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga

pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi

pertumbuhan profesional dari perkembangan para guru, seleksi dan revisi

tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode-metode

(28)

Sedangkan menurut H. Burton dan Leo J Brucker (Soetopo, 1984),

supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan

memperbaiki secara bersama faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Hal ini hampir sama dengan yang diungkapkan Kimall

Wiles (Lazaruth, 1984), supervisi diartikan sebagai bantuan (yang diberikan

kepada guru-guru) untuk memperbaiki atau mengembangkan situasi belajar

mengajar. Didalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistim

Pendidikan Nasional dan Peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Tentang

Pendidikan Menengah ditegaskan bahwa pada jenjang pendidikan menengah

selain pengawasan, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor

yang diharapkan dapat setiap kali berkunjung ke kelas dan mengamati kegiatan

guru yang sedang mengajar (Arikunto, 2004).

Dari beberapa definisi diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa

supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah, dalam hal ini

kepala sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainnya untuk mempelajari

dan memperbaiki situasi belajar sehingga kemampuan mereka semakin

berkembang lebih profesional dan maju. Dengan demikian proses belajar

mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan peningkatan mutu pendidikan

dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurut Arikunto (2004) dalam dasar-dasar supervisi, kegiatan supervisi

sesuai dengan konsep pengertiannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Supervisi akademik, supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada

(29)

b. Supervisi administratif, supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada

aspek-aspek administratif yang berfungsi sebagai pendukung

terlaksananya pembelajaran.

Menurut Arikunto (2004) dalam dasar-dasar supervisi, terdapat enam objek

yang disupervisi didalam sekolah untuk meningkatkan kualitas lembaga

sekolah secara keseluruhan. Objek yang disupervisi yaitu:

a. Ketenagaan, dalam hal ini yang menjadi pusat dari ketenagaan adalah guru

b. Siswa, adalah objek dari pembelajaran di sekolah

c. Materi pembelajaran, adalah materi-materi yang disampaikan dan

diajarkan guru dalam proses pembelajaran

d. Lingkungan, dan situasi umum, adalah hal-hal yang ada di sekitar

pelaksanaan pembelajaran yang dapat digambarkan seperti kebersihan,

kerindangan, keamanan, penerangan, keindahan, dan kekeluargaan

e. Sarana dan prasarana, adalah ruangan, meja dan kursi, alat pelajaran, dan

alat peraga.

f. Serta pengelolaan, adalah semua bentuk upaya pengaturan yang terkait

dengan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

efektif dan efisien.

Dari enam objek diatas terdapat objek pokok seperti ketenagaan, siswa,

dan materi pembelajaran, dan tiga faktor pendukung seperti lingkungan dan

(30)

5. Pengertian Supervisi Akademik

Menurut Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2000)

dalam panduan manajemen sekolah, supervisi akademik adalah bantuan

profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan

yang cermat, dan umpan balik yang objektif yang cermat, dan umpan balik yang

objektif dan segera. Dengan cara itu guru dapat menggunakan bantuan tersebut

untuk memperbaiki kinerjanya.

Menurut Arikunto (2004) supervisi akademik adalah supervisi

yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang

langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar.

Objek sasaran dari supervisi akademik adalah ketenagaan, yang dalam hal ini

adalah guru.

Dalam Fungsi supervisi secara umum yang didalamnya juga menjelaskan

fungsi supervisi akademik terdiri dari:

a. Fungsi meningkatkan mutu pembelajaran. Supervisi berfungsi meningkatkan

mutu pembelajaran merupakan supervisi dengan ruang lingkup yang sempit,

yang tertuju pada aspek akademik.

b. Fungsi memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran. Supervisi berfungsi

memicu terjadinya perubahan tertuju pada unsur yang terkait dengan faktor

yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Supervisi ini

(31)

c. Fungsi membina dan memimpin. Supervisi adalah kegiatan yang diarahkan

kepada penyediaan kepemimpinan kepada guru dan para pendidik lain yang

dilakukan oleh kepala sekolah.

Menurut buku seri yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah

Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (1993). Supervisi akademik terdiri dari supervisi

klinis dan supervisi kunjungan kelas. Supervisi klinis adalah supervisi yang

dilaksanakan oleh kepala sekolah untuk membantu guru yang mengalami

”gangguan” dan memerlukan seseorang yang dapat melakukan terapi karena

memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang lebih sehingga guru

terbantu mengatasi kesulitannya. Maka dari itu titik pandang supervisis klinis

adalah perbaikan kualitas belajar mengajar. Supervisi kunjungan kelas adalah

supervisi yang dilaksanakan pada saat guru mengajar dikelas untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi tugas guru dan sarana prasarana penunjang proses belajar

mengajar.

Dari pengertian-pengertian yang ada diatas maka dapat disimpulkan

supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus

perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang

objektif yang cermat, dan segera dalam lingkup pembelajaran yang dilakukan oleh

(32)

6. Pengertian Guru

Kata ”guru” menurut Poerwadarminta (1987) berarti orang yang

kerjanya mengajar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Menurut Bab I pasal 1 Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : 84 Tahun 1993 guru adalah

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan

hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan

pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau

membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.

Menurut Bab I pasal 2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara nomor : 84 Tahun 1993 guru adalah pejabat fungsional

dengan tugas utama mengajar pada jalur pendidikan sekolah yang meliputi

taman kanak-kanak, pendidikan dasar dan menengah, atau bimbingan pada

pendidikan dasar atau menengah. Demikian ditegaskan oleh Dr Buchory

M Rendahnya (Kedaulatan Rakyat: 25\07\06) guru adalah kondisi yang

diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan

(33)

Dari hal-hal diatas dapat disimpulkan guru adalah pendidik

profesional yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara

penuh untuk mengajar sebagai tugas utama, pembimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan

formal yang mencakup pendidikan dasar dan menengah.

7. Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik

Berdasarkan dari pengertian persepsi dan pengertian supervisi serta

pengertian guru, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi guru tentang supervisi

akademik adalah suatu proses penginderaan yang melibatkan proses seleksi,

organisasi, interpretasi terhadap bantuan profesional yang diterima oleh guru

tentang objek atau situasi agar guru dipengaruhi kinerjanya dalam kegiatan belajar

mengajar.

Didalam SMA Yos Sudarso pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan

dengan dua cara yaitu: supervisi klinis, dan supervisi kunjungan kelas. Hal-hal

yang dilaksanakan dalam kedua supervisi tersebut akan menjadi indikator persepsi

guru terhadap supervisi akademik di sekolah tersebut.

Menurut buku seri yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah

Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (1993) prosedur pelaksanaan supervisi klinis adalah

a. Pertemuan pra-pengamatan. Didalam pertemuan pra-pengamatan supervisor

dan guru membahas rencana pengajaran, bersepakat mengenai fokus perhatian

(34)

b. Pelaksanaan pengamatan. Didalam terdapat tiga pemfokusan yaitu, pada guru,

pada siswa, pada interaksi. Pengamatan pada guru yang dilakukan adalah

mengidentifikasikan kegiatan pendahuluan, pencatatan gerak tanggapan, serta

mengkategorikan pertanyaan. Pengamatan pada siswa yang dilakukan adalah

pentabulasian tanggapan, pengidentifikasikan inisiatif, pencatatan waktu

pelaksanan tugas. Pengamatan pada interaksi yang dilakukan adalah

pencatatan saling pergantian peranan, pengamatan pada komunikasi antar

siswa pemantauan strategi.

c. Pertemuan pengamatan. Didalam pertemuan pengamatan terdapat beberapa

komponen yang diamati yaitu penilaian terhadap perencanaan dan persiapan,

mempertimbangkan pendekatan pengajaran, memperhitungkan faktor-faktor

situasional, pengakuan terhadap potensi pribadi.

Sedangkan prosedur pelaksanaan supervisi kunjungan kelas adalah :

a. Mempelajari program pengajaran. Program pengajaran adalah penjabaran

kurikulum yang akan dilaksanakan. Tujuan yang masih umum dan abstrak

dijabarkan menjadi tujuan yang lebih khusus agar dapat dilaksanakan dengan

tepat.

b. Mengamati pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melaksanakan

kegiatan belajar mengajar guru harus mempunyai kesiapan mental bahwa guru

sanggup dan berdiri di depan kelas.

c. Mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar. Evaluasi belajar dilaksanakan

setiap rentang waktu tertentu, bisa setiap catur wulan dan bisa setiap semester.

(35)

untuk melihat ketepatan, baik kurang baik analisis ini dapat juga berupa

analisis butir-butir soal, dan juga dapat berupa analisis hasil belajar.

e. Mengamati pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pengayaan. Program

perbaikan diberikan kepada kelompok siswa yang memiliki daya serap

rendah, sedangkan program pengayaan diberikan kelompok siswa yang

memiliki daya serap tinggi.

B. KINERJA GURU

1. Pengertian Kinerja Guru

Kata kinerja menurut Poerwadarminta (1987) berarti suatu yang

dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja biasa juga disebut prestasi

kerja. Menurut Boentaran (Kristiyanti, 2003) prestasi kerja adalah suatu

hasil kerja dari karyawan yang melakukan pekerjaan dalam waktu tertentu

sesuai tugasnya. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil yang dapat dicapai

individu atau kelompok individu dalam melakukan pekerjaannya guna

pencapaian tujuan organisasi dimana mereka bekerja. Kinerja dalam

bekerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang

berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.

Pengertian kinerja pegawai dapat dipahami dari istilah productivity and perfomance. Menurut Shaw “productivity is defined as the ratio of output to input.

The measure of productivity consits of all an organization’s outputs divided by all of its inputs. The productivity can be assessed in many types of organization”. (Shaw ,1993,P:422-473)

Pengertian di atas menyatakan bahwa produktivitas yang merupakan salah

satu pengertian dari kinerja dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

organisasi, baik organisasi profit seperti perusahaan, maupun organisasi

(36)

Performance is how well employees perform to present standards and improves the work. At the specific period of time the employees will be measured by performance appraisal. Performance appraisal is used to in several ways to encourage employees development. Pengertian diatas menyatakan bahwa kinerja mengukur perilaku karyawan

dalam bekerja, dan akan dinilai pada setiap periode yang akan digunakan

untuk mendorong pengembangan karyawan.

Berdasarkan pengertian productivity and perfomance dapat

disimpulkan bahwa kinerja adalah ukuran yang digunakan dalam berbagai

bentuk organisasi untuk menilai karyawannya dalam periode waktu

tertentu.

Kata “guru” menurut Poerwadarminta (1987) berarti orang yang

kerjanya mengajar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Menurut Bab I pasal 1 Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : 84 Tahun 1993 guru adalah

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan

hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan

pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau

membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah. Menurut

Bab I pasal 2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

(37)

utama mengajar pada jalur pendidikan sekolah yang meliputi taman

kanak-kanak, pendidikan dasar dan menengah, atau bimbingan pada pendidikan

dasar atau menengah. Menurut Dr. Buchory (Kedaulatan Rakyat:

25\07\06) guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan

dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dari hal-hal

diatas dapat disimpulkan guru adalah pendidik profesional yang diberi

tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk mengajar

sebagai tugas utama, pembimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan formal yang mencakup

pendidikan dasar dan menengah.

Apabila pengertian kinerja dan pengertian guru digabungkan, dapat

disimpulkan bahwa kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru

sebagai tenaga profesional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang,

dan hak secara penuh untuk mengajar sebagai tugas utama, pembimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam

jalur pendidikan formal guna pencapaian tujuan dari pendidikan.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Menurut Umar ( 2000)ada enam faktor yang menentukan kinerja yaitu:

a. Sikap kerja

b. Tingkat keterampilan

c. Hubungan antar tenaga kerja dan pimpinan

(38)

e. Efisiensi tenaga kerja

f. Kewiraswastaan.

Dari faktor-faktor tersebut diatas manajemen adalah salah satu

faktor yang menentukan kinerja. Secara khusus pendapat Fancy (2005)

mengatakan bahwa manajemen sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru

dalam proses belajar dan mengajar yang dapat diuraikan sebagai berikut :

(http://www.Minedu.govt.nz/web/downloadable/dl3852_v1/teacherpervmg

t.pdf 27/1/ 2007, 20:44)

a. Manajemen sekolah dapat meningkatkan prestasi siswa dengan

meningkatkan kualitas pengajaran dan kepemimpinan.

b. Manajemen sekolah dapat mengintegrasikan kebijakan, praktek,

standar dan prosedur dalam mencapai tujuan dan objektif sekolah

c. Manajemen sekolah dapat menentukan ekspektasi kinerja dan proses

penilaiannya terhadap ekspektasi tersebut.

d. Manajemen sekolah dapat memfokuskan perkembangan

profesionalisme dari setiap guru.

Fungsi manajemen, menurut Terry (Sarwoto, 1998) meliputi 4 hal

yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan adalah proses untuk menentukan program atau kegiatan

(39)

b. Pengorgansasian adalah proses pengelompokan orang-orang, alat-alat,

tugas, tanggung jawab atau wewenang untuk menciptakan organisasi

tersebut dapat digerakkan untuk mencapai tujuan.

c. Penggerakan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua

anggota organisasi berusaha mencapai sasaran yang sudah ditetapkan

di sekolah.

d. Pengawasan adalah kegiatan pengecekan, pemeriksaan, pencocokan,

inspeksi, pengendalian, agar organisasi berjalan sesuai dengan

perencanaan dan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (2000) menjelaskan

keempat fungsi manajemen tersebut secara khusus untuk manajemen

sekolah, yaitu :

a. Perencanaan; perencanaan sekolah meliputi perencanaan kurikulum,

perencanaan ketenagaan, perencanaan kesiswaan, perencanaan sarana

prasarana, perencanaan kehumasan, dan perencanaan keuangan.

b. Pengorganisasian; pengorganisasian di sekolah adalah kegiatan untuk

membagi tugas bagi guru dan tenaga kependidikan lain dalam

tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai tujuan kegiatan belajar

mengajar.

c. Penggerakan; penggerakan adalah tindakan untuk menempatkan guru

dan tenaga kependidikan lain untuk menjalankan perencanaan yang

(40)

d. Pengawasan; pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh

pimpinan/atasan agar guru dan tenaga kependidikan melaksanakan

tugas secara efektif dan efisien. Pengawasan lebih dikenal dengan

istilah supervisi sekolah.

Untuk melihat pengaruh supervisi sekolah terhadap kinerja guru dapat

dilihat melalui persepsi guru tentang supervisi sekolah yang

mempengaruhi kinerjanya.

3. Aspek Kinerja Guru

Berdasarkan Uzman (1995) dan Mulyasa (2005) untuk melihat

aspek dan dimensi kinerja guru dapat dilihat melalui peran-peran guru

dalam dunia pendidikan. Peran-peran guru dalam dunia pendidikan

tersebutdapat diidentifikasikan ada tiga (3) pokok guru yaitu guru sebagai

pendidik, pengajar dan pelatih yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Guru sebagai pendidik

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan

identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru

harus memiliki kualitas yang mencakup tanggung jawab, wibawa,

mandiri, dan disiplin.

Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus menilai, norma

moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan

nilai dan norma tersebut. Berkenaan dengan wibawa, guru harus

(41)

moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya, serta memiliki

kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

sesuai dengan bidang yang dikembangkan.

Berkaitan dengan mandiri, guru harus dapat bertindak dan

mengambil keputusan secara tepat, tepat waktu, dan tepat sasaran,

terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik,

tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah.

Berkaitan dengan disiplin, guru harus mematuhi berbagai

peraturan dan tata tertib secara konsisten atas kesadaran profesional,

karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di

sekolah terutama dalam pembelajaran. Hal disiplin itu dimulai dari

gurunya sendiri.

b. Guru sebagai pengajar

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk

mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk

kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Untuk itu,

ada beberapa hal yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran:

1. Membuat ilustrasi; ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang

dipelajari dengan sesuatu yang diketahui oleh anak didik dan

memberi tambahan pengalaman kepada anak didik.

2. Mendefinisikan; meletakan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan

sederhana dengan menggunakan latihan dan pengalaman, serta

(42)

3. Menganalisis; membahas masalah yang telah dipelajari bagian

demi bagian.

4. Mensintesis; mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke

dalam suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan

antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak jelas, dan

setiap masalah itu tetap berhubungan dengan keseluruhan yang

lebih besar

5. Bertanya; mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan

tajam agar apa yang dipelajari menjadi lebih jelas.

6. Merespon; mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik

7. Mendengarkan; memahami peserta didik, dan berusaha

menyederhanakan setiap masalah, serta membuat kesulitan yang

nampak jelas baik bagi guru maupun peserta didik.

8. Menciptakan kepercayaan; peserta didik akan memberikan

kepercayaannya terhadap keberhasilan guru dalam pembelajaran

dan pembentukan kompetensi dasar.

9. Memberikan pandangan yang bervariasi; melihat bahan yang

dipelajari dari berbagai sudut pandang dan melihat masalah dalam

kombinasi yang bervariasi

10.Menyediakan media untuk mengkaji materi standar; memberikan

pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran dan

(43)

11.Menyesuaikan metode pembelajaran; metode pelajaran disesuaikan

dengan kemampuan dan tingkat perkembangan peseta didik serta

menghubungkan materi baru dengan yang telah dipelajari.

12.Memberikan nada perasaan; membuat pembelajaran menjadi lebih

bermakna dan hidup melalui antusias dan semangat.

c. Guru Sebagai Pelatih

Guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih

peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan

potensi masing-masing. Pelatihan yang dilakukan, disamping harus

memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus

mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, dan

lingkungannya.

4. Pengukuran Kinerja Guru

Sejalan dengan tiga tugas pokok guru pengukuran kinerja guru

meliputi kompetensi guru dalam mengajar mendidik dan melatih; namun

pengukuran tugas tersebut masih bersifat sangat umum. Maka pengukuran

kinerja guru juga dapat menggunakan pengukuran kinerja yang digunakan

oleh pemerintah dalam menilai pegawai yang disebut dengan Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan ( DP3). DP3 tersebut berdasarkan Undang Undang

nomor: 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian yang diperbaharui

dengan Undang Undang R.I. Nomor: 43 Tahun 1999 dan dipertegas dengan

(44)

Pekerjaan, pengukuran kinerja pegawai meliputi unsur-unsur: kesetiaan,

prestasi kerja, tangung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarasa, dan

kepemimpinan; dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Kesetiaan. Pengertian berarti kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepada

Pancasila, Undang Undang 1945, negara, dan pemerintah.

b. Prestasi kerja. Pengertian prestasi kerja berarti hasil kerja yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan

kepadanya.

c. Tangung jawab. Pengertian tangung jawab berarti kesanggupan seorang

pegawai menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan

sebaik-baiknya dan dengan tepat pada waktunya serta berani memikul

resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.

d. Ketaatan. Pengertian ketaatan berarti kesanggupan pegawai, untuk

mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan

yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang

berwenang serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang

ditentukan.

e. Kejujuran. Pengertian kejujuran berarti ketulusan hati seorang pegawai

dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak

menyalah-gunakan wewenang yang diberikan kepadanya.

f. Kerjasama. Pengertian kerjasama berarti kemampuan seorang pegawai

(45)

suatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna

yang sebesar-besarnya.

g. Prakarasa. Pengertian prakarasa berarti kemampuan seorang pegawai

untuk mengambil keputusan, langkah-langkah, atau melaksanakan suatu

tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa

menunggu perintah dari atasan.

h. Kepemimpinan. Pengertian kepemimpinan berarti kemampuan seorang

pegawai untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara

maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

Unsur-unsur yang termasuk dalam penilaian pekerjaan (kinerja)

tersebut diadobsi oleh Yayasan Sosial Bina Sejahtera sebagai penyelenggara

SMA Yos Sudarso Sokaraja yang menjadi DP3 baru. Supervisi akademik

berfungsi sebagai dasar pembuatan DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja. Isi DP3 SMA

Yos Sudarso Sokaraja adalah sebagai berikut :

a. KESETIAAN :

1. Menjadi Warga Negara dan Warga sekolah dengan baik.

2. Menunjukkan sikap hidup dan perbuatan sesuai norma masyarakat

3. Tahu tujuan Yayasan mendirikan sekolah.

4. Tidak ikut ikutan dalam kelompok yang menyimpang dari aturan negara

Anggaran dasar Yayasan.

5. Tidak mengeluarkan ucapan/melakukan tindakan yang merugikan nama baik

sekolah / Yayasan.

(46)

7. Bersedia menerima usul yang baik

8. Bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah waktu tidak sesuai

dengan pendapatnya.

9. Memberi saran yang dipandang baik dan berguna kepada atasan untuk

kemajuan unit kerjanya.

10.Melaksanakan kegiatan-kegiatan non profesi yang menjadi kegiatan khas pada

unit kerja.

b. PRESTASI KERJA

1. Bekerja sesuai dengan tugas yang sudah diberikan.

2. Mampu menyelesaikan tugas tepat waktu/tidak menunda-nunda pekerjaan.

3. Bekerja dengan sungguh-sungguh / kerja benar.

4. Sehat jasmani dan rohani/ tidak sakit-sakitan.

5. Memperhitungkan waktu agar pekerjaan selesai.

6. Hasil kerja sesuai yang diharapkan (BERSIH,RAPI,INDAH).

7. Yang penting pekerjaan selesai meski perlu pengorbanan waktu, dan tenaga.

8. Berusaha memperbaiki pekerjaan yang kurang baik dilaksanakan.

9. Terus berusaha untuk meningkatkan diri bekerja lebih baik.

10.Mempunyai inisiatif untuk mengembangkan keahlian/keterampilan.

c. TANGGUNG JAWAB

1. Bekerja secara cermat dan tepat waktu (tidak asal asalan)

2. Mau kerja keras untuk tugas yang sudah diberikan

3. Mengutamakan kepentingan sekolah.

(47)

5. Berani memikul resiko dari tindakan pekerjaan yang dilakukan.

6. Memelihara barang milik sekolah dan menggunakan alat kerja dengan baik

7. Melaksanakan tugas dengan ikhlas, dan jujur.

8. Tidak menyalahgunakan wewenang atau jabatannya.

9. Melaporkan hasil kerjanya secara berkala dan apa adanya.

10.Tanpa menunggu petunjuk/perintah melakukan tindakan dalam

pekerjaanannya, asal tidak menyimpang dari kebijakan Pimpinan.

d. KETAATAN :

1. Mentaati peraturan pemerintah, peraturan Yayasan dan peraturan Sekolah.

2. Melaksanakan perintah dinas yang diberikan atasanya.

3. Datang dan pulang sesuai jam yang sudah ditentukan oleh Pimpinan.

4. Bertindak dan bertuturkata sopan dengan siapapun.

5. Membantu guru/karyawan lain yang membutuhkan sesuai dengan

kepentingannya saat itu.

6. Tahu pekerjaan orang lain, sehingga dapat membantu saat dibutuhkan.

7. Mampu bekerjasama dengan orang lain dalam bidang pekerjaannya.

8. Bersedia membantu orang lain dengan sukarela.

9. Menghargai pendapat orang lain.

10.Mampu menerima pendapat orang lain yang benar atau sudah berdasarkan

(48)

C. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI

AKADEMIK DENGAN KINERJA GURU

Persepsi supervisi akademik adalah suatu proses penginderaan yang

melibatkan proses seleksi, organisasi, interpretasi terhadap bantuan profesional yang

diterima oleh guru tentang objek atau situasi aga guru dipengaruhi kinerjanya dalam

kegiatan belajar mengajar.

Persepsi guru tentang supervisi akademik bisa berupa persepsi positif, atau

persepsi negatif. Persepsi positif guru tentang supervisi akademik diharapkan dapat

membantu guru dalam menemukan dan menyelesaikan permasalahan permasalahan

yang dialami guru dalam mengajar, serta membimbing dan memberikan rangsangan

terhadap guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya sehingga dapat terciptanya guru

yang profesional. Hal itu sejalan pendapat Riafai (1982) yaitu :

a. Membantu guru agar dapat lebih mengerti atau menyadari tujuan-tujuan

pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan itu.

b. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan

masalah-masalah yang dihadapi siswanya, supaya dapat membantu siswanya

itu lebih baik lagi

c. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya di depan kelas.

d. Membantu guru menemukan kesulitan belajar siswanya dan merencanakan

tindakan-tindakan perbaikan

Apabila supervisi akademik dijalankan secara teratur dan terprogram, maka

(49)

membaik dan guru akan semakin mampu dalam melaksanakan kompetensi tersebut

dengan baik, sehingga meningkatkan kinerjanya sebagai guru yang profesional.

Jika guru mengakui pentingnya pertemuan pra-pengamatan, mengakui

pentingnya pelaksanaan pengamatan, mengakui pentingnya pertemuan pengamatan,

mengakui pentingnya mempelajari program pengajaran, mengakui pentingnya

mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar, mengakui pentingnya mempelajari

analisa hasil evaluasi, mengakui pentingnya mengamati pelaksanaan kegiatan

perbaikan dan pengayaan serta melaksanakannya semua hal tersebut maka guru

mempunyai persepsi positif tentang supervisi akademik. Jika persepsi guru tentang

supervisi akademik positif maka: kesetiaan yang tinggi, prestasi kerja yang tinggi,

tanggung jawab yang tinggi, ketaatan yang tinggi, kejujuran yang tinggi,

kerjasama yang tinggi, prakarasa yang baik, dan kepemimpinan yang baik.

Hal-hal tersebut dapat dilihat dari peroleh nilai DP3 SMA Yos Sudarso yang

tinggi. Perolehan nilai DP3 SMA Yos Sudarso tersebut menunjukan kinerja

guru yang tinggi.

Sedangkan jika persepsi guru negatif tentang supervisi akademik maka

supervisi akademik tidak membantu guru dalam menemukan dan menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang dialami guru dalam mengajar, serta tidak

membimbing dan tidak memberikan rangsangan terhadap guru untuk lebih

meningkatkan kinerjanya sehingga dapat tidak terciptanya guru yang profesional.

Jika guru tidak mengakui pentingnya pertemuan pra-pengamatan, tidak

mengakui pentingnya pelaksanaan pengamatan, tidak mengakui pentingnya pertemuan

(50)

mengakui pentingnya mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar, tidak mengakui

pentingnya mempelajari analisa hasil evaluasi, tidak mengakui pentingnya mengamati

pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pengayaan serta tidak melaksanakannya semua hal

tersebut maka guru mempunyai persepsi negatif tentang supervisi akademik. Jika

persepsi guru tentang supervisi akademik negatif maka:, kesetiaan yang rendah,

prestasi kerja yang rendah, tanggung jawab yang rendah, ketaatan yang rendah,

kejujuran yang rendah, kerjasama yang rendah, prakarasa buruk, dan

kepemimpinan yang buruk. Hal-hal tersebut dapat dilihat dari peroleh nilai

DP3 SMA Yos Sudarso yang rendah. Perolehan nilai DP3 SMA Yos Sudarso

tersebut menunjukan kinerja guru yang rendah.

Dua hal tersebut dapat diperjelas dengan bantuan skema dihalaman

(51)

Skema Hubungan Antara Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru

KINERJA TINGGI

KINERJA RENDAH

Nilai DP3 SMA Yos

Sudarso tinggi

Nilai DP3 SMA Yos

Sudarso rendah

Persepsi Negatif Guru Tentang

Supervisi Akademik

Persepsi Guru Tentang Supervisi

Akademik

(52)

D. HIPOTESIS

Berdasarkan teori-teori diatas, maka dapat diajukan hipotesis untuk

penelitian ini in adalah sebagi berikut: ”Ada hubungan yang positif antara

(53)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian

korelasional. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara dua variabel. Sesuai dengan

sifatnya yang korelasional, penelitian ini memusatkan perhatian pada ada

tidaknya hubungan variabel persepsi guru tentang supervisi akademik dengan

varibel kinerja guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Arikunto (1996) yang

mengatakan bahwa penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk

melihat ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan serta

berarti atau tidaknya hubungan itu.

B. Identifikasi Variabel

Variabel yang teridentifikasi disini adalah

Variabel bebas: persepsi guru tentang supervisi akademik

Variabel tergantung: kinerja guru

C. Definisi Operasional

1. Persepsi Guru Tentang Supervisi akademik

Persepsi guru tentang supervisi akademik adalah suatu proses penginderaan

yang melibatkan proses seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap bantuan

profesional yang diterima oleh guru tentang objek atau situasi agar guru dipengaruhi

kinerjanya dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek-aspek supervisi akademik terdiri

(54)

dari dua (2) jenis yaitu prosedur pelaksanaan supervisi klinis, dan prosedur

pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. Prosedur pelaksanaan supervisi klinis terdiri

dari pertemuan pra-pengamatan, pelaksanaan pengamatan, pertemuan pasca

pengamatan. Prosedur pelaksanaan supervisi kunjungan kelas terdiri dari

mempelajari program pengajaran, mengamati pelaksanaan kegitan belajar mengajar,

mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar, mempelajari analisa hasil evaluasi,

mengamati pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pengayaan

Tinggi rendahnya persepsi guru tentang supervisi akademik dapat diukur

dengan skor total hasil skala yang diberikan kepada guru sebagai responden. Persepsi

dikatakan positif jika skor total semakin tinggi. Sebaliknya persepsi guru negatif jika

skor total semakin rendah

2. Kinerja Guru

Kinerja guru adalah hasil yang dapat dicapai oleh guru sebagai tenaga

profesional yang diberi tugas, tanggung-jawab, wewenang, dan hak secara penuh

untuk mengajar sebagai tugas utama, pembimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan formal guna pencapaian

tujuan dari pendidikan

Aspek-aspek yang hendak dipakai dalam DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja

oleh peneliti untuk mengukur kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja dengan

empat penilaian pelaksanaan pekerjaan yaitu: kesetiaan, prestasi kerja, tanggung

jawab, ketaatan. Tiap-tiap aspek terdiri dari 10 item yang berarti total ada 40 item

dalam DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja. Supervisi akademik berfungsi sebagai dasar

(55)

Penilaian kinerja guru berasal dari DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja tahun

2006 sampai dengan 2007. Penilaian tersebut dibuat setiap akhir tahun ajaran untuk

setiap guru. DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja mempunyai norma penilaian sendiri

dalam melakukan penilaian kinerja gurunya yaitu : Nilai = score X 2,5

Dengan asumsi penilaian, semakin tinggi score yang didapat berarti

semakin tinggi nilai yang didapat. Semakin tinggi nilai yang didapat

semakin tinggi total nilai yang didapat. Semakin tinggi total nilai yang

didapat menunjukan semakin tinggi kinerja gurunya, sedangkan semakin

rendah total nilai yang didapat menunjukan semakin rendah kinerja gurunya.

Tabel 1

Rentang Score Sub AspekDP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja Rentang Score Sub Aspek Score

Amat Baik 4

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1

D. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Yos Sudarso karena SMA Yos Sudarso

merupakan sekolah swasta unggulan dengan tingkat akreditasi A di sokaraja

yang mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang baik, hal ini dapat

dilihat dari peningkatan jumlah kelulusannya dalam tiga tahun ini seperti

tahun 2006-2007 persentase kelulusannya 96, tahun 2005-2006 yang tingkat

(56)

kelulusannya 75%. SMA Yos Sudarso mempunyai keunggulan dibidang non

akademik misalnya, kelompok-elompok musik, jurnalistik, sertifikasi keterampilan

komputer, dan perbengkelan. Terlepas alasan diatas ada juga alasan tambahan tentang

pemilihan lokasi penelitian, yaitu penulis berhubungan baik dengan kepala sekolah di

sekolah tersebut. Alasan ini penulis pertimbangkan karena DP3 yang digunakan

penulis merupakan salah satu dokumen penting sekolah

SMA Yos Sudarso dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan 2 orang

guru pegawai negeri sipil, 24 orang guru tetap yayasan, 5 orang guru kontrak,

dan 4 orang guru honorer, serta 12 orang karyawan yayasan. Subjek dalam

penelitian ini adalah 2 orang guru pegawai negeri sipil, 24 orang guru tetap

yayasan, 5 orang guru kontrak, dan 4 orang guru honorer. Subjek penelitian

adalah semua guru SMA Yos Sudarso.

E. Prosedur Penelitian

1. Membuat skala persepsi guru terhadap supervisi akademik dan mencari

dokumentasi DP3 ( Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) SMA Yos Sudarso

yang dibuat setiap akhir tahun pelajaran. Dalam penelitian ini dokumen DP3 SMA

Yos Sudarso yang digunakan adalah DP3 SMA Yos Sudarso tahun 2006 sampai

2007.

2. Skala persepsi guru terhadap supervisi akademik langsung diberikan kepada subjek

guru, tanpa dilakukan try out terlebih dahulu karena dalam penelitian ini digunakan

try out terpakai. Penggunaan try out terpakai dikarenakan jumlah subjek yang

(57)

3. Menguji validitas dan reliabilitas skala untuk mendapatkan item yang valid dan

reliabel

4. Menganilisa data dengan uji statistik korelasi product moment dari Pearson untuk

melihat ada tidaknya hubungan persepsi guru tentang supervisi akademik dengan

kinerja guru.

5. Membuat analisa berdasarkan hasil analisis data tersebut

F. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan bentuk data yang akan diambil dalam penelitian ini maka teknik

pengumpulan data yang dipakai lebih dari satu. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dua (2) macam yaitu:

1. Bentuk skala

Bentuk skala digunakan untuk mengumpulan data tentang persepsi guru

terhadap supervisi akademik

.

Skala terebut berupa skala untuk mengetahui tinggi

rendahnya persepsi guru terhadap supervisi akademik yang dilakukan di SMA Yos

Sudarso. Skala tersebut didasarkan pada prosedur pelaksanaan supervisi akademik

yang terdiri dari dua jenis yaitu prosedur pelaksanaan supervisi klinis, dan prosedur

pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.

Skala persepsi guru terhadap supervisi akademik menggunakan model Likert

dengan modifikasi. Modifikasi dilakukan dengan hanya menyediakan empat

alternatif jawaban yang dimaksud untuk menghindari bias yang terjadi apabila

peneliti memberikan lima alternatif jawaban dengan adanya pilihan tengah. Ini

(58)

dapat diartikan netral, kadang-kadang, jarang atau ragu-ragu namun ditemukan

bahwa subjek memiliki kecenderungan untuk memilih jawaban yang ada di tengah

(Central Tendency Effect)

Skala ini terdiri dari enam puluh empat (64) item berdasarkan prosedur

pelaksanaan supervisi klinis, dan prosedur pelaksanaan supervisi kunjungan kelas,

maka dapat dijabarkan menjadi delapan (8) aspek yang sebagai berikut ini:

pertemuan pra-pengamatan, pelaksanaan pengamatan, pertemuan pengamatan,

mempelajari program pengajaran. mengamati pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar, mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar. mempelajari analisa hasil

evaluasi. mengamati pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pengayaan. Setiap aspek

yang diteliti dijabarkan menjadi pernyataan favorable yaitu pernyataan yang

mendukung aspek yang diukur dan pernyataan unfavorable yaitu pernyataan yang

tidak mendukung aspek yang diukur (Azwar, 1999) dengan jumlah seimbang.

Alternatif jawaban yang ada pada setiap item pernyataan dalam skala ini adalah

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (ST), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS).

Nilai bergerak dari 0 sampai 3 untuk item yang favorable dan 3 sampai 0 untuk item

unfavorable.

Tabel 2

Pemberian Skor Pada Skala Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik

(59)

Tabel 3

Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik

No Aspek Favorable Unfavorable Total % 1 Supervisi klinis

• Pertemuan

(60)

pengajaran

Tinggi rendahnya persepsi guru tentang supervisi akademik dapat diukur

dengan skor total hasil skala yang diberikan kepada guru sebagai responden. Persepsi

dikatakan positif jika jawaban responden pada umumya menyatakan setuju terhadap

pernyataan yang favorable dan tidak setuju terhadap pernyataan yang unvaforabel,

yang jumlah skor totalnya mendekati skor dua ratus lima puluh enam (256).

Sebaliknya persepsi guru negatif jika jawaban responden pada umumnya

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan yang favorable dan setuju terhadap

pernyataan yang unfavorable yang jumlah skor totalnya menjauhi skor dua ratus lima

puluh enam (256).

2. Studi Dokumen

Studi dokumen digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kinerja guru.

Memperhatikan dokumen tersebut menyangkut penilaian berbagai aspek kinerja

guru maka dalam penelitian ini aspek yang dipelajari hanya kinerja yang

Gambar

Tabel 2 Pemberian Skor Pada Skala Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik
Tabel 3 Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala  Persepsi Guru Tentang Supervisi
Tabel 5 Kriteria Indeks reliabilitas
Tabel 6 Data Guru SMA Yos Sudarso Sokaraja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, kegiatan yang sering dilakukan oleh lembaga dalam memperkenalkan teknik “PARENTING” tersebut melalui

Untuk mencapai tujuan tersebut, perhitungan jumlah pelanggan seluler dan kapasitas trafik menjadi suatu cara mendapatkan jumlah BTS dan menara bersama

Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. Bagaimanakah

Abstrak— Limbah cair yang dihasilkan dari proses pemasakan di industri kacang bawang memiliki kadar garam (NaCl) cukup tinggi sekitar 28,9% dengan derajat boume sekitar

Hak memiliki sebagaimana di sebutkan pada ayat di atas bukan berarti hak mutlak yang hanya dimiliki oleh individu tertentu guna memanfaatkan alam yang telah diciptakan

Hukum tabayyun secara garis besar dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu satu hukum melakukan tabayyun adalah wajib baik berita yang disampaikan oleh orang fasik

Berdasarkan hasil penelitian tentang pen- garuh kedalaman undercut gigi pegangan dan tipe bahan cengkeram termoplastik nilon terh- adap kekuatan retensi GTSL Co-Cr kombinasi

Skripsi yang berjudul peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi keliling dan luas jajargenjang dan segitiga melalui pendekatan matematika realistik