• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPIJM Bidang Cipta Karya KABUPATEN INDRAGIRI HULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPIJM Bidang Cipta Karya KABUPATEN INDRAGIRI HULU"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIAL

RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negative pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

4.1. Aspek Sosial

Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:

1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:

(2)

masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.

• Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.

2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum:

• Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hokum Pihak yang Berhak.

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

• Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar.

• Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.

4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan

• Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.

(3)

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:

1. Pemerintah Pusat:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi. b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum

yangbersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna

terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

2. Pemerintah Provinsi:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

(4)

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya. 3. Pemerintah Kabupaten/Kota:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.

b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

4.1.1. Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Kemiskinan

(5)

miskin yang sudah dilakukan rumah (kondisi rumah panggung)

• Akses air bersih minim

• Akses sanitasi buruk

• Berpotensi rawan kebakaran

• Pembangunan MCK++ • Pembangunan sanitasi

• Jaringan distribusi MBR

• Pembersihan saluran drainse banjir pasang surut sungai dan abrasi dari air sungai

• Akses air limbah minim

• Pembangunan bronjong

• semenisasi jalan lingkungan

• jaringan distribusi PDAM

• Kondisi persampahan buruk • Pembangunan jalan ligkungan

• Minim sarana persampahan

• Minim sarana jalan dan drainase lingkungan

(6)

• Pembangunan PSD persampahan

6 Kawasan

Kumuh Peranap

1513 jiwa • Kawasan padat penduduk

• Rawan banjir

• Kondisi topografi sedikit berbukit

• Akses sanitasi layak masih minim

• Akses air minum layak masih minim

• • Pembangunan

saluran drainase

• Pembangunan sanitasi

• Pembangunan air bersih

7 Kawasan

Kumuh Kuala Cenaku

665 jiwa • Kawasan berpotensi padat sekitar pasar

• Minim fasilitas persampahan

• Minim fasilitas air limbah

• • Pembangunan

fasilitas sanitasi

(7)

menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.

3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu

berkualitasrendah/tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu

bakar/arang/minyak tanah.

8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu. 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik. 12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan

luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.

14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dikategorikan sebagai rumah tangga miskin.

(8)

Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP), Pengembangan Infrasruktur

Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang Cipta Karya.

Tabel 4.2 Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi Pengarusutamaan Gender di Kabupaten Indragiri Hulu

No Program /

Kegiatan Lokasi Tahun

Bentuk

Manfaat Permasalahan yang perlu diantisipasi di

masa mendatang

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Pemberdayaan masyarakat

a PAMSIMAS - - - -

b PPIP c RIS PNPM d SANIMAS

2 Non Pemberdayaan Masyarakat

a Penyusunan

4.1.2. Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.

(9)

dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan

Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)

Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus

mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali

penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek.

(10)

Tabel 4.3 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta

Permukiman Kembali

4.1.3. Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

Tabel 4.4 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

No Sektor Uraian Kegiatan Detail

Lokasi

1 AM Pengad./Pemas Mekanikal dan

Elektrikal Inhu 2015 2500

2 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi PVC Dia 150mm, 100mm, 50mm, 500 SR

Batang

Cenaku 2015 2000

3 AM Optimalisasi IKK -

Penyambungan listrik 41,5 KVA

Kuala

Cinaku 2015 -

4 AM Optimalisasi IKK - Pembuatan

Kantor Belilas 2015 -

5 AM Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi

Rengat

Barat 2015 2000

6 AM Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi

(11)

1 2 3 4 5 6 7 10 L/det dg prasarana pendukung dan perpipaan

Kelayang 2015 2500

& Pemasangan Pipa Distribusi

Petaling

Jaya 2015 2000

15 AM Pembangunan SPAM MBR di

Kawasan Prioritas Kec. Rengat Rengat 2016 2500

16 AM Optimalisasi IKK - Pengadaan

dan Pemasangan Pipa PVC Rengat/Pasir

Kemilu

2016 2000

17 AM

Optimalisasi IKK -

Pengadaan&pemasangan pipa PVC dia 100,75,50 mm

Kuala

Cinaku 2016 2000

18 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC Dia 150 & 50 mm

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

2016 2000

22 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Batang

Peranap 2016 2000

23 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Rakit Kulim 2016 2000

24 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Kelayang 2016 2000

25 AM Optimalisasi IKK - Pengadaan

Pompa Distr 30 I/d Air Molek 2016 2000

26 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC Dia 150 & 50 mm

Air Molek 2016 2000

27 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC Dia 150 & 50 mm

Air Molek 2016 2000

28 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC Dia 100 mm,50 mm L= 6000M

Air Molek 2016 2000

29 AM SPAM IKK - Pengadaan SR Lbk Bt Jaya 2016 2000

30 AM SPAM Mendukung Kementerian

(12)

No Sektor Uraian Kegiatan Detail

Kecamatan Rengat Barat

Rengat

Barat 2017 2500

33 AM Pembangunan SPAM MBR di

Kecamatan Kuala Cenaku

Kuala

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Batang

Peranap 2017 2000

37 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Rakit Kulim 2017 2000

38 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Kelayang 2017 2000

39 AM Optimalisasi IKK - Pengadaan

Pompa Distr 30 I/d Air Molek 2017 -

40 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC Dia 150 & 50 mm

Air Molek 2017 2000

41 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC Dia 100 mm,50 mm L= 6000M

Air Molek 2017 2000

42 AM

SPAM IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC Dia 150 & 50 mm

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Batang

Peranap 2018 2000

48 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Rakit Kulim 2018 2000

49 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Kelayang 2018 2000

50 AM BLM PAMSIMAS (20 Desa

Reguler & 5 Desa Replikasi) INHU 2018 500

51 AM Pembangunan SPAM MBR di

Kecamatan Batang Gansal

Batang

(13)

1 2 3 4 5 6 7

52 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Batang

Peranap 2019 2000

53 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR

Rakit Kulim 2019 2000

54 AM

Optimalisasi IKK - Pengadaan & Pemasangan Pipa Distribusi dan SR Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP) + DED Kawasan Kumuh

Pasir Penyu 2015 -

57 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Kumuh Kota Rengat Rengat 2015 400

58 Bangkim

Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Kota Air Molek Kec. Pasir Penyu

Air Molek, Kec. Pasir Penyu

2015 400

59 Bangkim DED Kawasan Eks Transmigrasi Desa Air Putih

Talang

Jerinjing 2015 400

60 Bangkim DED Kawasan Eks Transmigrasi Desa Talang Jerinjing

Talang

Jerinjing 2015 400

61 Bangkim BLM Untuk IP Inhu (5

Desa) 2015 500

62 Bangkim BLM Untuk RSLH Indragiri

Hulu 2015 500

63 Bangkim BLM Untuk PIP Indragiri

Hulu 2015 500

64 Bangkim

Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP) + DED Kawasan Kumuh

Rengat

Barat 2016 -

65 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Kumuh Kota Rengat Rengat 2016 400

66 Bangkim

Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Kota Air Molek Kec. Pasir Penyu

Air Molek, Kec. Pasir Penyu

2016 400

67 Bangkim DED Kawasan Eks Transmigrasi Desa Buluh Rampai

Buluh

Rampai 2016 400

68 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Eks Transmigrasi Desa Air Putih Air Putih 2016 400

69 Bangkim

Pembangunan PSD Kawasan EKs Transmigrasi Desa Rawa Bangun

Rawa

Bangun 2016 400

70 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Agropolitan Rakit Kulim 2016 400

71 Bangkim BLM Untuk IP Inhu (5

(14)

No Sektor Uraian Kegiatan Detail

72 Bangkim BLM Untuk RSLH Indragiri

Hulu 2016 500

73 Bangkim BLM Untuk PIP Indragiri

Hulu 2016 500

74 Bangkim

Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP) + DED Kawasan Kumuh

Seberida 2017 -

75 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Kumuh Kota Rengat Rengat 2017 400

76 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Kumuh Kota Pematang Reba

Pematang

Reba 2017 400

77 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Minapolitan

Indragiri

Hulu 2017 400

78 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Agropolitan Rakit Kulim 2017 400

79 Bangkim BLM Untuk IP Inhu (5

Desa) 2017 500

80 Bangkim BLM Untuk RSLH Indragiri

Hulu 2017 500

81 Bangkim BLM Untuk PIP Indragiri

Hulu 2017 500

82 Bangkim

Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP) + DED Kawasan Kumuh

Peranap 2018 -

83 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Kumuh Kota Pematang Reba

Pematang

Reba 2018 400

84 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Kumuh Kota Belilas

Pangkalan

Kasai 2018 400

85 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Minapolitan

Indragiri

Hulu 2018 400

86 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Agropolitan Rakit Kulim 2018 400

87 Bangkim

Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi Desa Talang Jerinjing

Talang

Jerinjing 2018 400

88 Bangkim

Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi Desa Buluh Rampai

Buluh

Rampai 2018 400

89 Bangkim BLM Untuk IP Inhu (5

Desa) 2018 500

90 Bangkim BLM Untuk RSLH Indragiri

Hulu 2018 500

91 Bangkim BLM Untuk PIP Indragiri

Hulu 2018 500

92 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Kumuh Kota Belilas

Pangkalan

(15)

1 2 3 4 5 6 7

93 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Kumuh Kota Peranap

Pangkalan

Kasai 2019 400

94 Bangkim Pembangunan PSD Kawasan

Minapolitan

Indragiri

Hulu 2019 400

95 Bangkim BLM Untuk IP Inhu (5

Desa) 2019 500

96 Bangkim BLM Untuk RSLH Indragiri

Hulu 2019 500

Pembangunan PSD Penataan Revitalisasi Kawasan Tugu Kendondong

Kec. Rengat 2015 400

100 PBL Dukungan PSD Penanggulangan

Kebakaran Kab. Inhu

Pematang

Reba 2016 1000

101 PBL Penyusunan RTBL Kaw.

Simpang Empat Belilas

Kec.

Siberida 2016 -

102 PBL Penyusunan RTBL Kaw.

Simpang Tugu Peranap

Kec.

Peranap 2016 -

103 PBL Penyusunan RTBL Kaw.

Simpang Japura Kec. Lirik 2016 -

104 PBL

Lanjutan Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional Kota Lama Kec, Rengat Barat

Kec. Rengat

Barat 2016 400

105 PBL

Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kws.Pematang

Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kaw. Simpang Empat Belilas

Kec. Lirik 2016 400

107 PBL

Lanjutan Sarana Praasarana Ruang Terbuka Hijau Kec. Rengat Barat

Kec. Rengat

Barat 2016 400

108 PBL

Dukungan Sarana Praasarana Ruang Terbuka Hijau Kec. Pasir Penyu

Kec. Pasir

Penyu 2016 400

109 PBL

Lanjutan Dukungan Sarana Praasarana Ruang Terbuka Hijau Kec.Pasir Penyu

Kec. Pasir

Penyu 2016 400

110 PBL

Dukungan Sarana Praasarana Ruang Terbuka Hijau Kec. Peranap

Kec.

Peranap 2016 400

111 PBL

Lanjutan Dukungan Sarana Praasarana Ruang Terbuka Hijau Kec. Peranap

Kec.

Peranap 2016 400

112 PBL Dukungan PSD Ruang Terbuka

Hijau Kec, Siberida

Kec.

Siberida 2016 400

113 PBL

Lanjutan Dukungan PSD

Penataan Lingkungan Tradisional / Bersejarah Kws. Kota Lama

(16)

No Sektor Uraian Kegiatan Detail

Lanjutan Dukungan PSD

Penanggulangan Kebakaran Kab. Inhu

Pematang

Reba 2017 1000

115 PBL

Lanjutan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kws.Pematang Rebah

Lanjutan Dukungan Sarana Praasarana Ruang Terbuka Hijau Kec. Peranap

Kec.

Peranap 2017 400

117 PBL Lanjutan Dukungan PSD Ruang

Terbuka Hijau Kec. Siberida

Kec.

Siberida 2017 400

118 PBL

Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau Kaw. Simpang Empat Belilas

Kec. Lirik 2017 400

119 PBL PSD Kebakaran Kec. Rengat

Barat

Kec Rengat

Barat 2018 1000

120 PBL Penyusunan RTBL Kaw. Kota Air

Molek

Kec. Air

Molek 2018 -

121 PBL

Lanjutan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kws.Pematang Rebah

Lanjutan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kaw. Simpang Empat Belilas

Kec. Lirik 2018 400

123 PBL

Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kaw. Simpang Tugu Peranap

Peranap 2018 400

124 PBL Lanjutan Dukungan PSD Ruang

Terbuka Hijau Kec. Siberida

Kec.

Siberida 2018 400

125 PBL

Lanjutan Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau Kaw. Simpang Empat Belilas

Kec. Lirik 2018 400

126 PBL

Lanjutan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kaw. Simpang Japura

Kec. Lirik 2019 400

127 PBL

Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kaw. Simpang Japura

Kec. Lirik 2019 400

128 PLP Perencanaan IPLT Rengat Barat Rengat

Barat 2015 -

129 PLP Pembangunan IPLT Rengat

Barat

Rengat

Barat 2015 2500

130 PLP Penyusunan Masterplan dan

DED Drainase Peranap Peranap 2015 -

131 PLP Penyusunan Masterplan dan

DED Drainase Sei. Lala Sei Lala 2015 -

132 PLP Pembangunan Drainase Primer

Kota Pematang Reba P. Reba 2015 1000

133 PLP Pengadaan Buldozer TPA P.

Reba P. Reba 2015 1000

134 PLP Pembangunan TPST 3R ++ Kec.

Pasir Penyu Air Molek I 2015 400

(17)

1 2 3 4 5 6 7 Seberida

136 PLP

Pembangunan Sarana Pendukung TPST 3R ++ Kec.Siberida

Belilas 2015 400

137 PLP Pembangunan TPST Kec.

Peranap Peranap 2015 400

139 PLP Penyusunan Masterplan dan

DED Drainase Lirik Lirik 2016 -

140 PLP Pembangunan Drainase Primer

Kota Rengat Kota Rengat 2016 1000

141 PLP Pembangunan Drainase Primer

Kota Sei.Lala

Kota

Sei.Lala 2016 1000

142 PLP Pembangunan Drainase Kota

Peranap

Kota Air

Molek 2016 1000

143 PLP Pembangunan Drainase Kota

Lirik

Kota Air

Molek 2016 1000

144 PLP Pengadaan Buldozer P. Reba 2016 1000

145 PLP Pembangunan IPAL kawasan

perumahan PNS P.Reba 2016 400

146 PLP

Pembangunan Sarana Pendukung TPST 3R ++ Kec. Rengat

149 PLP Pembangunan Drainase Primer

Kota Sei.Lala (lanjutan)

Kota

Sei.Lala 2017 1000

150 PLP Pembangunan Drainase Kota

Peranap (Lanjutan)

Kota Air

Molek 2017 1000

151 PLP Pembangunan Drainase Kota

Lirik (Lanjutan)

Kota Air

Molek 2017 1000

152 PLP Pengadaan Backhoe loader P. Reba 2017 1000

153 PLP Pembangunan IPAL kawasan

perumahan PNS Rengat 2017 400

156 PLP Pembangunan TPST Kec. Sei.

Lala Sei. Lala 2018 400

159 PLP Pembangunan TPST Kec. Batang

Gangsal

Batang

Gangsal 2019 400

(18)

No Sektor Uraian Kegiatan Detail Lokasi

Tahun Anggaran

Jumlah Penduduk Pemanfaat

Ket

1 2 3 4 5 6 7

Lala & Lubuk Batu

Jaya

4.2. Analisis Ekonomi

Hasil analisis LQ Kabupaten Indragiri Hulu terdapat sepuluh sektor yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, konstruksi, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, real estate, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta jasa lainnya. Sedangkan yang merupakan sektor non basis yaitu pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, dan jasa perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis shift-share, maka kenaikan PDRB di Kabupaten Indragiri Hulu didominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang meningkat sebesar 3,52 juta rupiah, sektor industri pengolahan yang meningkat sebesar 1,82 juta rupiah, serta sektor pertambangan dan penggalian yang meningkat 1,18 juta rupiah. Pada sektor pertanian, produksi padi di Indragiri Hulu pada tahun 2014 mengalami penurunan 31 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang memiliki kontirbusi cukup besar dalam penciptaan nilai tambah PDRB di Indragiri Hulu. Komoditas penggalian di Kabupaten Indragiri Hulu diantaranya kerikil, pasir sungai, tanah urug, dan baru pecah.

4.3. Aspek Lingkungan

(19)

1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:

“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”

2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:

“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik

perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan

secara konsisten di segala bidang”

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai

adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tamping lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”

1. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis:

Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan

2. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.

(20)

Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:

1. Pemerintah Pusat

b. Menetapkan kebijakan nasional.

c. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.

d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS. e. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan

UKL-UPL.

f. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

g. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai

pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.

h. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.

i. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. j. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan

masyarakat.

k. Menetapkan standar pelayanan minimal. 2. Pemerintah Provinsi

a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.

b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.

(21)

kabupaten/kota.

e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada

kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan. g. Melaksanakan standar pelayanan minimal. 3. Pemerintah Kabupaten/Kota

h. a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.

i. b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota. j. c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal

dan UKL-UPL.

k. d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

l. e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.

4.3.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:

1. RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.

(22)

KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten. Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.

Tahapan Pelaksanaan KLHS

(23)

jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

Tahap 1 dilakukan dengan penapisan (screening) dengan menyusun tabel 10.1.

Tabel 4.5. Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya

No Kriteria Penapisan

Penilaian

Uraian Pertimbangan*

Kesimpulan (Signifikan/

Tidak)

(1) (2) (3) (4)

1 Perubahan iklim

2

Kerusakan,

kemerosotan, dan/atau kepunahan

keanekaragaman hayati

3

Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,

4

Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

5

Peningkatan alih fungsi kawasan hutan

dan/atau lahan

6

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya

keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

7

Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

(24)

Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPI2-JM dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPI2-JM.

Namun, jika teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka Satgas RPI2-JM didukung dinas lingkungan hidup (BPLHD) dapat menyusun KLHS dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:

a) Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:

a. Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan KLHS;

b. Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

c. Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;

d. Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutanmelalui proses penyelenggaraan KLHS.

Tabel 4.6 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya

(25)

Penyusunan kebijakan,

rencana dan/atau program Dinas PU-Cipta Karya

Instansi a. Dinas PU – Cipta Karya

b. BPLHD

Masyaraat yang memiliki informasi dan/atau keahlian (perorangan/ tokoh/ kelompok)

l. Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya m. Asosiasi profesi

n. Forum-forum pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup

o. LSP/Pemerhati LH p. Perorangan/tokoh

q. Kelompok yang memiliki data dan informasi berkaitan dengan SDA

Masyarakat terkena dampak

a. Lembaga adat b. Asosiasi pengusaha c. Tokoh masyarakat d. Organisasi masyarakat

e. Kelompok masyarakat tertentu (nelayan, petani, dll)

b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:

1) penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;

2) pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan

3) membantu penentuan capaian tujuan pembangunan

berkelanjutan.

Tabel 4.7 Contoh Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya

Pengelompokkan isu-isu pembangunan

berkelanjutan Bidang Cipta Karya Penjelasan singkat

(1) (2)

Lingkungan Hidup Permukiman

Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum

Kabupaten Inhu mempunyai sumber air baku dari sungai Indragiri yang berpotensi tercemar akibat adanya penambangan emas di sepanjang Sungai Indragiri pada bagian hulu di wilayah Kabupaten Kuantan Singingi. Hal ini dapat mengancam

keberlanjutan dari sumber air baku. Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak

berfungsi maksimal

BAB di sungai berdampak pada pencemaran badan sungai, hal ini masih terjadi di sebagian masyarakat di Kabupaten Indragiri Hulu,

(26)

sungai

Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadap kualitas lingkungan Contoh: kawasan kumuh menyebabkan penurunan kualitas lingkungan

Penurunan kualitas lingkungan pada kawasan kumuh yang minim infrastruktur, masyarakat membuang sampah sembarangan di sekitar rumah serta minimnya akses sanitasi Ekonomi

Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan lingkungan Contoh: pencemaran air mengurangi kesejahteraan nelayan di pesisir

Kemiskinan dan rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat berdampak pada keterbatasan akses air minum dan sanitasi layak

Sosial

Isu 5: Pencemaran menyebabkan berkembangnya wabah penyakit

Kondisi sanitasi yang buruk berdampak pada berkembangnya wabah penyakit diare

c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)

Tabel 4.8 Identifikasi KRP

No Komponen Kebijakan/

Rencana/ Program Kegiatan

Lokasi (Kecamatan/ Kelurahan, jika ada) b. Infrastruktur Kawasan

Permukiman Perdesaan c. PPIP

a. Pembangunan jalan dan drainase

a. Rengat, Pasir Penyu, Rengat Barat, Seberida, Peranap

b. Rakit kulim, talang jerinjing, buluh rampai, Kuala Cenaku, air putih, rawa bangun

c. Indragiri hulu

2 PBL

a. NSPK Bidang PBL b. Sarana dan prasarana

penanggulangan bahaya kebakaran

c. Sarana dan prasarana revitaliasi kawasan d. Saana dan prasarana

penataan RTH

e. Sarana dan prasarana penataan lingkungan permukiman

a. Penyusunan RTBL b. PSD penanggulangan

kebakaran

c. Pembangunan PSD revitalisasi kawasan d. PSD RTH

e. PSD penataan lingkungan

tradisional/bersejarah

a. Pematang reba, simpang empat belilas, simpang tugu peranap, simpang japura, air molek b. Pematang reba

c. Rengat, epmatang reba, lirik, peranap

d. Rengat barat, pasir penyu, peranap, seberida, lirik e. Kota lama

(27)

d. SPAM Perdesaan cenaku, seberida, sei lala, rengat barat, batang peranap, rakit kulim, kelayang, pasir penyu, peranap c. Lubuk batu jaya, batang gangsal,

kelayang, rakit kulim, batang peranap

d. Petaling jaya

4 PLP

a. Infrastruktur air limbah dengan sistem terpusat skala kota

b. Infrastruktur air limbah dengan sistem setempat dan sistem komunal c. Infrastruktur drainase

perkotaan

d. Infrastruktur tempat pemrosesan sampah e. Infrastrukrur TPST/3R

a. Pembangunan IPLT b. IPAL dan Sanimas c. Pembangunan

drainase

d. Pengadaan alat berat TPA

e. Pembangunan TPST/3R

a. Rengat barat

b. Rengat, rengat barat, rakit kulim, kuala cenaku, peranap, batang cenaku, batang gangsal, kelayang, lirik, sei lala, lubuk batu jaya c. Pematang reba, rengat, sei lala,

peranap, lirik d. Pematang reba

e. Air molek, belilas, peranap, rengat, lirik, sei lala, batang gangsal

d) Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah

Tabel 4.8 Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah

No Komponen Kebijakan, Rencana, Program

Pengaruh pada Isu-isu Strategis Berdasarkan Aspek-aspek Pembangunan Berkelanjutan

Bobot LH

a. Pembangunan jalan dan drainase lingkungan b. Pembangunan Infratruktur

Kawasn Permukiman Perdesaan Potensial

c. Infratruktur Perdesaan, RSLH, PIP

a. Penyusunan RTBL b. PSD penanggulangan

kebakaran

c. Pembangunan PSD revitalisasi kawasan

d. PSD RTH

e. PSD penataan lingkungan

(28)

tradisional/bersejarah

3 AM

a. SPAM MBR b. Optimalisasi IKK c. SPAM IKK d. SPAM Perdesaan

-

a. Pembangunan IPLT b. IPAL dan Sanimas c. Pembangunan drainase d. Pengadaan alat berat TPA e. Pembangunan TPST/3R

-

Ket: *) Program sesuai dengan Renstra Cipta Karya

**) ditentukan melalui diskusi antar pemangku kepentingan, dengan melihat dat dan kondisi eksisting seperti peta, data angka, dll.

2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program untuk mengembangkan berbagai alternative perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak negative pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana dan/atau program yang ada. Beberapa alternative untuk

menyempurnakan dan atau mengubah rancangan KRP

mempertimbangkan antara lain:

a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana, dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program.

c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan, rencana, dan/atau program.

d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

Tabel 4.9 Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

(29)

3 AM Sudah sesuai

4 PLP Sudah sesuai

3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

Tabel 4.10 Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

No Komponen Kebijakan/ Rencana/ Program

Rekomendasi perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

(1) (2) (3)

1 Bangkim Sudah sesuai

2 PBL Sudah sesuai

3 AM Sudah sesuai

4 PLP Sudah sesuai

Untuk Kabupaten/Kota yang telah menyusun dan memiliki dokumen KLHS RTRW Kabupaten/Kota, maka hasil olahan di dalam KLHS tersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi kajian perlindungan lingkungan dalam RPI2-JM.

KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran rencana-program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan, instrumen yang lebih tepat diterapkan adalah Amdal, UKL-UPL. Dan SPPLH.

4.3.2. AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH

Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:

1. Proyek wajib AMDAL

(30)
(31)

Deskpripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL_ a) Rujukan Peraturan

Perundangan

• UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

• Permen LH 09/2011 tentang Pedoman umum KLHS

• UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

• Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan bidang PU wajib UKL UPL

• Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL

b) Pengertian Umum • Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip

pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

• Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat

menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan.

c) Kewajiban pelaksanaan

• Pemerintah dan Pemerintah Daerah • Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang masuk kriteria sebagai wajib AMDAL

(Pemerintah/swasta)

d) Keterkaitan studi lingkungan dengan:

• Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan RPJM • Kebijakan, rencana dan/atau program yang

berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan

• Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan

e) Mekanisme pelaksanaan

• pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/ atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu

(32)

wilayah;

• perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan

• rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

• Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau

Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu oleh Tim Teknis.

• Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

• Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan lingkungan

f) Muatan Studi Lingkungan

• Isu Strategis terkait Pembangunan Berkelanjutan • Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu

strategis terkait pembangunan berkelanjutan • Alternatif rekomendasi untuk rencana/program

• Kerangka acuan; • Andal; dan • RKL-RPL.

Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan.

g) Output • Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.

• Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai kewenangan tentang kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan.

h) Outcome • Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

• segala usaha dan/atau kegiatan yang telah

• Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan

• Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan

(33)

i) Pendanaan • APBD Kabupaten/Kota • Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKLRPL) didanai oleh pemrakarsa,

• Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada APBN/APBD

• Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa. • Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada

anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota

j) Partisipasi Masyarakat

• Masyarakat adalah salah satu komponen dalam kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen pelaksanaan KLHS

• Masyarakat yang dilibatkan adalah: o Yang terkena dampak;

o Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau

o Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL

k) Atribut Lainnya:

a. Posisi • Hulu siklus pengambilan keputusan • Akhir sklus pengambilan keputusan b. Pendekatan • Cenderung pro aktif • Cenderung bersifat reaktif

c. Fokus analisis • Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan

• Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan

d. Dampak kumulatif • Peringatan dini atas adanya dampak komulatif • Amat terbatas e. Titik berat

telaahan

• Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan

(34)

f. Alternatif • Banyak alternatif • Alternatif terbatas jumlahnya g. Kedalaman • Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk

mengarahkan visi dan kerangka umum

• Sempit, dalam dan rinci

h. Deskripsi proses • Proses multi pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif dan kontinu

• Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan akhir

i. Fokus pengendalian dampak

• Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan • Menangani gejala kerusakan lingkungan

j. Institusi Penilai • Tidak diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan KLHS

(35)

Tabel 4.12 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran

A Pe rsampahan:

a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill:

- luas kawasan TPA, atau - Kapasitas Total

> 10 ha

> 100.000 ton b. TPA di daerah pasang surut:

- luas landfill, atau - Kapasitas Total

semua kapasitas/ besaran

c. Pembangunan transfer station:

- Kapasitas > 500 ton/hari

d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:

- Kapasitas > 500 ton/hari

e. Pengolahan dengan insinerator:

- Kapasitas semua kapasitas

f. Composting Plant:

- Kapasitas > 500 ton/hari

g. Transportasi sampah dengan kereta api:

- Kapasitas > 500 ton/hari

B Pe mbangunan Perumahan/Permukiman:

a. Kota metropolitan, luas > 25 ha

b. Kota besar, luas > 50 ha

c. Kota sedang dan kecil, luas > 100 ha

d. keperluan settlement transmigrasi > 2.000 ha

C Air Limbah Domestik

a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:

- Luas, atau - Kapasitasnya

> 2 ha > 11 m3/hari b. Pembangunan IPAL limbah domestik,

termasuk fasilitas penunjangnya:

(36)

- Kapasitasnya > 2,4 ton/hari

c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:

- Luas layanan, atau - Debit air limbah

> 500 ha

> 16.000 m3/hari

D Pe mbangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di permukiman

a. Kota besar/metropolitan, panjang: > 5 km

b. Kota sedang, panjang: > 10 km

E Jar ingan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan

a. Pembangunan jaringan distribusi

- Luas layanan > 500 ha

b. Pembangunan jaringan transmisi

- panjang > 10 km

Sumber: Permen LH 5/2012

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam tabel berikut

Tabel 4.13 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL

Sektor Teknis

CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

a. Persampahan

i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan system controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang:

• Luas kawasan, atau < 10 Ha • Kapasitas total < 10.000 ton ii. TPA daerah pasang surut

• Luas landfill, atau < 5 Ha • Kapasitas total < 5.000 ton iii. Pembangunan Transfer Station

• Kapasitas < 1.000 ton/hari

iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu • Kapasitas < 500 ton

v. Pembangunan Incenerator • Kapasitas < 500 ton/hari

vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos • Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha

b. Air Limbah Domestik/

(37)

ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah • Luas < 3 ha

• Atau bahan organik < 2,4 ton/hari

iii. Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman

• Luas < 500 ha

• Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari

c. Drainase Permukaan Perkotaan

i. Pembangunan saluran primer dan sekunder • Panjang < 5 km

ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman

• Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha

d. Air Minum

i. Pembangunan jaringan distribusi:

• luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi

• Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km • Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km • Pedesaan, Panjang : -

iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)

• Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps • Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps

iv. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap • Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps

v. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:

• Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM : 2,5 lps - < 50 lps

• Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps

e.

Pembangunan Gedung

i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah: • Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,

perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,

(38)

pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:

• Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal danbangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,

keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 • Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi

pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air: • Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,

perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

• Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,

kebudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 • Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi

pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

f.

Pengembangan kawasan

permukiman

(39)

kegiatan sosial ekonomi local pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);

• Jumlah hunian: < 500 unit rumah; • Luas kawasan: < 10 ha

iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)

• Jumlah hunian: < 500 unit rumah; • Luas kawasan: < 10 ha

g. Peningkatan Kualitas

Permukiman

i. Penanganan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;

• Luas kawasan: < 10 ha

ii. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;

• Luas kawasan: < 10 ha

iii. Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)

• Luas kawasan: < 10 ha

h. Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan

i. Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai dengan

pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun

• Luas kawasan: < 5 ha

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tetapi wajib dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH).

(40)

No Komponen kegatan Lokasi Amdal UKL/UPL SPPLH

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Bangkim

a. Pembangunan jalan dan drainase lingkungan b. Pembangunan Infratruktur

Kawasn Permukiman Perdesaan Potensial c. Infratruktur Perdesaan,

RSLH, PIP

a. Rengat, Pasir Penyu, Rengat Barat, Seberida, Peranap b. Rakit kulim, talang jerinjing,

buluh rampai, Kuala Cenaku, air putih, rawa bangun c. Indragiri hulu

-

a. Penyusunan RTBL

b. PSD penanggulangan kebakaran

c. Pembangunan PSD revitalisasi kawasan d. PSD RTH

e. PSD penataan lingkungan tradisional/bersejarah

a. Pematang reba, simpang empat belilas, simpang tugu peranap, simpang japura, air molek

b. Pematang reba

c. Rengat, pematang reba, lirik, peranap

d. Rengat barat, pasir penyu, peranap, seberida, lirik e. Kota lama

b. Optimalisasi IKK

c. SPAM IKK

d. SPAM Perdesaan e. SPAM Regional

a. Rengat, rengat barat, kuala cenaku, pasir penyu, peranap, seberida, sei lala, batang gangsal

b. Rengat, batang cenaku, kuala cenaku, seberida, sei lala, rengat barat, batang peranap, rakit kulim, kelayang, pasir penyu, peranap

c. Lubuk batu jaya, batang gangsal, kelayang, rakit kulim, batang peranap

d. Petaling jaya e. Indragiri Hulu

-

a. Pembangunan IPLT b. IPAL dan Sanimas

c. Pembangunan drainase

d. Pembangunan TPA

e. Pengadaan alat berat TPA f. Pembangunan TPST/3R

a. Rengat barat

b. Rengat, rengat barat, rakit kulim, kuala cenaku, peranap, batang cenaku, batang

gangsal, kelayang, lirik, sei lala, lubuk batu jaya

c. Pematang reba, rengat, sei lala, peranap, lirik

d. Pematang reba

e. Pematang reba

Gambar

Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kabupaten Indragiri Hulu
Tabel 4.2 Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi
Tabel 4.3 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan
Tabel 4.5. Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
+7

Referensi

Dokumen terkait

dinamis amis ada adalah lah muat muatan an list listrik rik diba dibagai gai wakt waktu u den dengan gan satu satuan an muat muatan an list listrik rik ada

Ada beberapa peralatan didalam menggambar teknik dasar (gambar manual/tanpa komputer) yang harus  diketahui  berdasarkan  fungsi  dan  cara  penggunaannya.  Walaupun 

Selatan pada tanggal 31 Maret 1962 SMK Dharma Bakti Teknik Mesin Umum 442... ELY

Penelitian ini kemudian bertujuan untuk merespon dengan membuat model hunian layak dengan sistem konstruksi modular untuk warga kampung kota dengan menggunakan studi kasus hunian

Pada tabel 2 didapatkan laju reaksi rata-rata dan nilai koefisien korelasi formalin dan diketahui bahwa proses degradasi formalin adalah mengikuti orde 1 karena laju

Spora tipe Gigaspora umumnya ditemukan pada petak-petak ukur yang lebih dekat dengan garis pantai, yaitu pada petak ukur 1, 2, 3, 4, dan 5 dimana tingkat salinitas tanah

model pembelajaran PBL juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu siswa akan merasa malas untuk mencoba jika tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa

Mata kuliah ini berkaitan dengan pembuatan perangkat pembelajaran dan media pembelajaran, yaitu pembuatan kalender akademik, silabus, RPP (Rancangan