• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN TERMOREGULASI: PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN TERMOREGULASI: PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID - Elib Repository"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

TERMOREGULASI

:

PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM

THYPOID

Siwi Eka Kartikasari

A01401971

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

(2)

ii

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

TERMOREGULASI

:

PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM

THYPOID

Karya Tulis Ilmiah ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan

Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma lll Keperawatan

Siwi Eka Kartikasari

A01401971

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

i

SAMPUL DALAM ...

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...

iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...

iv

HALAMAN PENGESAHAN ...

v

DAFTAR ISI ...

vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ...

xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN ...

1

A. Latar Belakang ...

1

B. Rumusan Masalah ...

5

C. Tujuan Penulisan ...

5

D. Manfaat Penulisan ...

6

BAB II TINJAUAN TEORI ...

7

A. Asuhan Keperawatan ...

7

B. Definisi ... 12

C. Etiologi ... 13

D. Patofisiologi ... 13

E. Manifestasi Klinik ... 14

F. Pemeriksaan Penunjang ... 15

G. Komplikasi ... 16

H. Penatalaksanaan ... 17

BAB III METODE STUDI KASUS ... 18

A. Desain Studi Kasus ... 18

B. Subyek Studi Kasus ... 18

C. Fokus Studi Kasus ... 19

(7)

vii

E. Instrumen Studi Kasus ... 20

F. Teknik Pengumpulan Data ... 20

G. Analisa Data dan Penyajian Data ... 21

I. Etika Penelitian Studi Kasus ... 22

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ... 25

A.

Hasil Studi Kasus ... 25

B.

Pembahasan ... 34

C.

Keterbatasan Studi Kasus ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A.

Kesimpulan ... 37

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Persetujuan/ Informed Consent

Lampiran 2 Lembar Pengkajian

Lampiran 3 Catatan Asuhan Keperawatan

Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 5 Lembar Balik

Lampiran 6 Lieflet

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan

judul

Asuhan Keperawatan Gangguan

Termoregulasi

: Peningkatan Suhu

Tubuh Pada Pasien Demam

Thypoid

”.

Sholawat serta salam tetap tercurahkan

kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis mendapat

kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Kedua orang tua Bapak Kastolan dan Ibu Karyati yang selalu memberikan

doa, dukungan, semangat, kasih sayang, perhatian dan memberikan bantuan

baik moril maupun materil.

2.

Herniyatun, S. Kep., M.Kep Sp., Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah

Gombong.

3.

Nurlaila, S.Kep.Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Gombong.

4.

Podo Yuwono, S. Kep., Ns., M. Kep, CWCS, selaku pembimbing yang telah

berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

5.

Endah Setianingsih, S.Kep.Ns M.Kep, selaku dewan penguji yang telah

memberikan bimbingan.

6.

Ike Mardiati Agustin, M.Kep, Sp. Kep, J, selaku dewan penguji hasil.

7.

Adikku Muhammad Taufiq Charlando yang selalu memberikan semangat.

8.

Keluarga besar yang selalu memberi semangat, dukungan dan doa.

9.

Sahabat-sahabat yang selalu memberikan doa dan semangat.

10.

Teman-teman seperjuangan 3C DIII Keperawatan yang selalu membantu,

memberikan semangat dan doa.

(10)

x

Penulis menyadari betul bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

sempurna dan masih banyak kesalahan yang perlu dikoreksi dan diperbaiki.

Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan di

kemudian hari. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua dan semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya.

Amin.

Gombong, Agustus 2017

(11)

xi Program DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017

Siwi Eka Kartikasari1, Podo Yuwono2

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN TERMOREGULASI: PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID

Latar belakang: Demam thypoid adalah penyakit infeksi pada usus halus yang disebabkan oleh salmonella thypi. Penyakit ini dapat ditularkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypi.

Tujuan penulisan: Mengambarkan asuhan keperawatan gangguan termoregulasi:

peningkatan suhu tubuh pasien demam thypoid.

Metode:

Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil: Setelah melakukan asuhan keperawatan dengan diagnosa keperawatan demam

thypoid, ditemukan pengkajian data meliputi terdapat riwayat demam naik turun dan hasil tes widal positif. Masalah keperawatan yang muncul adalah resiko ketidak-seimbangan suhu tubuh. Rencana keperawatan yang dilakukan adalah edukasi tentang penyakit demam thypoid dan penanganan demam jika tiba-tiba muncul, anjuran untuk cukup istirahat, monitoring suhu pasien, dan kolaborasi pemberian obat. Setelah dilakukan edukasi, evaluasi yang didapat adalah terjadinya peningkatan pengetahuan pasien tentang kesehatan, yang ditandai dengan jarang bertanya, bersikap koopratif, dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Rekomendasi: Pemberian edukasi bermanfaat untuk meningkatan tingkat pengetahuan pasien yang berdampak positif terhadap kesehatan demam thypoid kedua pasien.

Kata Kunci: demam thypoid, edukasi, salmonella thypi, termoregulasi.

(12)

xii DIII Program of Nursing Department

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017

Siwi Eka Kartikasari1, Podo Yuwono2

ABSTRACT

THE NURSING CARE OF THERMOREGULATION DISORDER: BODY TEMPERATURE INCREASE OF TYPHOID FEVER PATIENTS

Background: Typhoid fever is an infectious disease that occurs in the small intestine caused by salmonella thypi. This disease can be transmitted through food, or drinks contaminated by salmonella thypi bacteria.

Objective: Describing nursing care for thermoregulatory disorder: an increase in body temperature of patients with typhoid fever.

Method: This study is an analytical descriptive with a case study approach. The data was obtained through interview, direct observation, and being documented.

Result: After conducting nursing care for patient 1 and patient 2 through nursing diagnoses of typhoid fever, data assessment was found. The data includes the history of up and down fever and positive widal test result. The arising nursing problem was the risk of an imbalance in body temperature. The nursing plan to address the risk of body temperature imbalance was by giving an education about typhoid fever and the treatment if suddenly emerges, encouraging the patients to have adequate rest, monitoring their temperature, and collaborating drug delivery. After giving the education, the obtained evaluation was an increase in knowledge level of Mr. N and Mrs. S indicated by being cooperative and almost never ask more questions, and also being able to answer the given questions correctly.

Recommendation: The provision of health education can improve the patients’ knowledge level about health that in turns it can give them a positive impact about typhoid fever.

Keywords: Typhoid fever, health education, salmonella typhi, thermoregulation.

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Demam

thypoid

merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi

pada usus halus yang disebabkan oleh

Salmonella thypi

. Penyakit ini dapat

ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh

kuman

Salmonella thypi

(Hidayat, 2008). Demam

thypoid

dijumpai secara

luas diberbagai negara berkembang terutama terletak di daerah tropis dan

subtropis dengan angka kejadian masih sangat tinggi yaitu 500 per

100.000 (Widagdo, 2011).

Demam

thypoid

dan demam

parathypoid

adalah penyakit infeksi

akut usus halus yang disebabkan kuman

Salmonella thypi

dengan gejala

demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan

gangguan kesadaran. Penyakit ini termasuk penyakit menular edemik yang

dapat menyerang banyak orang dan masih merupakan masalah kesehatan

di daerah tropis terutama di negara-negara sedang berkembang (Maharani,

2012).

(14)

2

Demikian juga cara mencuci bahan makanan ( segala macam makanan )

dengan air yang tercemar akan mempermudah penularan demam

thypoid

apabila tidak dimasak dengan baik (Ranuh, 2013).

Sedangkan data

World Health Organization

(WHO) tahun (2009),

memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam

thypoid

di seluruh

dunia dengan insiden 600.000 kasus kematian tiap tahun. Menurut data

World Health Organization

(WHO) tahun 2013, terdapat 17 juta kasus

demam

thypoid

di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai

600.000 kasus. Secara keseluruhan, demam

thypoid

diperkirakan

menyebabkan 21,6 juta kasus dengan 216.500 kematian pada tahun 2000.

Insiden demam

thypoid

tinggi ( >100 kasus per 100.000 populasi per tahun

) dicatat di Asia Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan kemungkinan

Afrika Selatan yang tergolong sedang (10 – 100 kasus per 100.000

populasi pertahun) di Asia lainnya, Afrika, Amerika Latin, dan Oceania (

kecuali Australia dan Selandia Baru ), serta yang termasuk rendah ( <10

kasus per100.000 populasi per tahun ) di bagian dunia lainnya.

Kejadian demam

thypoid

didunia sekitar 21,6 juta kasus dan

terbanyak di Asia, Afrika dan Amerika Latin dengan angka kematian

sebesar 200.000. Setiap tahunnya, 7 juta kasus terjadi di Asia Tenggara,

dengan angka kematian 600.000 orang. Hingga saat ini penyakit demam

thypoid

masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara tropis

termasuk Indonesia dengan angka kejadian sekitar 760 – 810 kasus

pertahun, dan angka kematian 3,1 – 10,4% (WHO, 2014).

(15)

3

Insiden kasus demam

thypoid

di Indonesia masih sangat tinggi,

diperkirakan 350-810 per 100.000 dengan angka kematian 0,6-5% sebagai

akibt keterlambatan mendapat pengobatan. Demam

thypoid

di Indonesia

masih terhitung tinggi serta fluktuatif, nampak dari data tahun 2008

terdapat 275.639 kasus dengan angka insiden 12,97 per 10.000 penduduk

dan menurun terus sampai pada tahun 2010 hanya tercatat 136.088 kasus

dengan angka insidensi 6,4 per 10.000 penduduk, namun pada tahun 2011

mengalami peningkatan jumlah kasus lagi mencapai 255.817 kasus dengan

angka insidensi 12 per 10.000 penduduk dan pada akhirnya menurun lagi

pada tahun 2012 mencapai 134.065 kasus yang tercatat dengan angka

insidensi 6,19 per 10.000 2 penduduk. Data ini menunjukan masih

tingginya kejadian demam

thypoid

di Indonesia dan masih pentingnya

metode diagnostik dan akurat untuk menegakkan diagnosis dan

menetapkan medikasi yang sesuai (DEPKES RI, 2013).

Berdasarkan data yang di peroleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah berdasarkan system surveilans terpadu beberapa penyakit terpilih

pada tahun 2014 penderita demam

thypoid

ada 44.422 penderita, termasuk

urutan ketiga dibawah diare dan TBC selaput otak, sedangkan pada tahun

2015 jumlah penderita demam

thypoid

meningkat menjadi 46.142

penderita. Hal ini menunjukan bahwa kejadian demam thypoid di Jawa

Tengah termasuk tinggi (DINKES Prov Jateng, 2016).

Termoregulasi

adalah suatu mekanisme yang dimiliki tubuh

manusia untuk mempertahankan suhu internal agar berada dalam kisaran

yang dapat di tolerir (Andriyani, 2015) usaha yang dimiliki tubuh untuk

menyetabilkan suhu dalam kisaran normal. Adapun tanda dan gejala

termoregulasi

yaitu suhu tubuh mengalami demam diatas 38

C,

menggigil, berkeringat dingin, kulit terasa hangat, lemas, bahkan bisa

menyebabkan kejang dan dehidrasi.

(16)

4

berhubungan dengan peningkatan

set point

pusat pengaturan regulasi

temperatur. Peningkatan

set point

akan memicu kenaikan tonus otot

dan menggigil. Kenaikan suhu tubuh umumnya akan diikuti dengan

perasaan dingin, dan akan merasa hangat saat suhu tubuh yang baru

tercapai. Demam merupakan salah satu respon imun tubuh yang

berusaha menetralkan infeksi bakteri maupun virus. Demam dapat

disebabkan oleh berbagai kondisi, dan demam pada anak umumnya

disebabkan oleh mikroba yang dapat dikenali dan demam dapat

menghilang sesudah masa yang singkat (Avner JR, 2009).

Menurut Lubis (2009), demam yaitu gejala akan tetapi bukan suatu

penyakit, adanya demam tersebut memberikan respon yang normal bagi

tubuh yang karena adanya infeksi. Infeksi yang dimaksud dalam hal

tersebut adalah mikroorganisme yang berupa virus, bakteri, parasit

maupun jamur. Tetapi kebanyakan demam terjadi akibat infeksi virus,

demam juga dapat menyebabkan dehidrasi jika demam tersebut

berangsur-angsur lama, tergantung pada sistem imun setiap individu. Panas atau

demam kondisi dimana otak mamatok suhu diatas setting normal yaitu

diatas 38

c. namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila suhu

lebih dari 38,5

c. akibat tuntunan peningkatan tersebut tubuh akan

memproduksi panas (Purwanti, 2008).

Menurut Ngastiyah (2009) & Ranuh (2013) pasien yang dirawat

dengan diagnosis observasi demam

thypoid

harus Istirahat selama demam

sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total),

kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian

berjalan di ruangan. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah

terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Sebaiknya

perlu edukasi supaya tidak terjadi komplikasi.

(17)

5

kesehatan adalah proses untuk menciptakan peluang bagi

individu-individu untuk senantiasa belajar memperbaiki kesadaran (

literacy)

serta

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (

life skills)

demi kepentingan

kesehatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah

suatu bentuk kegiatan dengan menyampaikan materi tentang kesehatan

yang bertujuan untuk merubah perilaku sasaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan

asuhan keperawatan gangguan

termoregulasi

: peningkatan suhu tubuh

pada pasien demam

thypoid

.

B.

Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran asuhan keperawatan

gangguan

termoregulasi:

peningkatan suhu tubuh pada pasien demam

thypoid

?

C.

Tujuan

1.

Umum

Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah adalah melakukan

asuhan keperawatan gangguan

termoregulasi

: peningkatan suhu tubuh

pada pasien demam

thypoid.

2.

Khusus

a.

Memaparkan hasil pengkajian pada pasien yang mengalami

gangguan

termoregulasi

: peningkatan suhu tubuh pada pasien

demam

thypoid

b.

Memaparkan hasil analisis data dan keperawatn pada pasien yang

mengalami gangguan

termoregulasi

: peningkatan suhu tubuh pada

pasien demam

thypoid

(18)

6

d.

Memaparkan perencanaan keperawatan yang dilakukan pada

pasien yang mengalami gangguan

termoregulasi

: peningkatan suhu

tubuh pada pasien demam

thypoid

e.

Memaparkan implementasi keperawatan yang dilakukan pada

pasien yang mengalami gangguan

termoregulasi

: peningkatan suhu

tubuh pada pasien demam

thypoid

f.

Memaparkan evaluasi keperawatan yng dilakukan pada pasien

yang mengalami gangguan

termoregulasi

: peningkatan suhu tubuh

pada pasien demam

thypoid

.

D.

Manfaat

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

1.

Masyarakat:

Sebagai gambaran untuk masyarakat agar mampu merawat pasien

demam

thypoid

dengan gangguan

termoregulasi

: peningkatan suhu

tubuh

2.

Bagi institusi pelayanan:

Sebagai bahan wacana untuk meningkatkan pelayanan pada pasien

dengan gangguan

termoregulasi

: peningkatan suhu tubuh pada pasien

demam

thypoid

3.

Penulis:

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Adisastono,W.(2007)

Faktor resiko diare pada bayi dan balita di Indonesi:

systematic review penelitian akademik di bidang kesehatan

masyarakat.

Makara, kesehatan, vol 11 no. 1, Juni 2007 : 1 -10 di

unduh tanggal 22 Juli 2017 jam 14.00 Wib dari

http://lontar,ui.ac.id

.

Andriyani, Rika dkk. (2015).

Buku ajar biologi dan perkembangan.

Yogyakarta.Deepublish.

Arikunto, S. (2010).

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta:

Rineka Cipta

Avner, J.R

. (2009). Acute fever. Pediatric in Review, 30(1), 5-13.

Budiarto. (2007).

Statistik Pengolahan Data

. Bandung: Alfabeta.

Dermawan, Deden. (2012).

Buku Ajar Keperawatan Komunitas.

Yogyakarta:

Gosyen Publishing.

Depkes RI. (2013).

Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian RI

Dinkes Prov Jateng. (2016).

Profil Kesehatan Tahun 2015

. Semarang: Dinkes

Prov Jateng

Hidayat. (2008).

Pengantar Konsep Dasar Keperawatan

. Jakarta: Penerbit

Salemba Medika.

Kozier. (2010).

Buku Ajr Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan

Praktik

.Jakarta. EGC.

Lubis, (2009).

Prinsip Perawatan Demam Pada Anak.

Yogyakarta: Pustaka

Belajar

(20)

Nanda, 2008,

Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA: Definisi dan

Klasifikasi, Prima Medika

, Jakarta

Ngastiyah. (2009).

Perawatan Anak Sakit.

Jakarta: EGC

Notoatmodjo. (2010).

Metodologi penelitian Kesehatan.

Jakarta : PT Rineka Cipta

Nursalam, R. S. & Utami, S. (2008).

Asuhan Keperawtan Bayi dan Anak ( Untuk

Perawatan dan Anak),

Jakarta:Salemba Medika.

Nursalam. (2008).

Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan

.

Jakarta: Salemba Medika

Palestin B, 2007.

Prinsip-prinsip Etika Penelitian Ilmiah

. Available from:

http://bondanriset.blogspot.com. 9 Juni 2017. 11.25

Potter, Perry. 2006.

Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan

Praktik, Edisi 4

, Jakarta: EGC.

Puryanto. 2012.

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan

Sikap Siswa Tentang Bahaya Rokok.

Semarang : STIKES TelogorejoQ

purwanti. (2008).

Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh

pada Pasien Anak Hipertermia di Ruang Rawat Inap RSUD

Surakarta.

Berita Ilmu Kesehatan

. No 2.

Ranuh, IG.N. Gde, 2013,

Beberapa Catatan Kesehatan Anak,

Jakarta: CV Sagung

Seto

Riantini,Y. (2010

). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan,

sikap dan Keterampilan ibu serta kejadian hiperbilirubinemia pada

bayi baru lahir di RSAB Harapan Kita

. Tesis: FIK UI.

Smeltzer & Bare 2007.

Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2

, EGC.

Jakarta

(21)

Sugiono (2007).

Metode Penelitian Ktujntitatiffdan Kualitatif

. Bandung :

Alfabeta.

Suriadi & Yuliani, R., (2009).

Asuhan Keperawatan Pada Anak,

Jakarta: PT.

Percetakan Penebar Swadaya,

Widagdo, 2011,

Masalah & TataLaksana Penyakit Infeksi Pada Anak,

Jakarta:

CV Sagung Seto,

Widoyono, 2011,

Penyakit Tropis Epidimologi, Penuluran, Pencegahan &

pemberantasannya.

Jakarta: Erlangga

World Health Organitation. 2013.

Guidelines on the Quality, Safety and Efficacy

of Typhoid Conjugate Vaccines.

Geneva: World Health Organizatin.

(22)

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipan

)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan dilakukan

oleh Siwi Eka Kartikasari

dengan judul “

ASUHAN

KEPERAWATAN

GANGGUAN

TERMOREGULASI

:

PENINGKATAN

SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM

THYPOID”

Saya

memutuskan

setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.

Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya

dapat mengundurkan diri sewaktu

waktu tanpa sanksi apapun.

...2017

Yang memberikan persetujuan

Saksi

...

...

...2017

Peneliti

(23)

Lembar pengkajian

A. BIODATA

1. Identitas Pasien

Nama

:

Umur

:

Jenis Kelamin

:

Agama

:

Alamat

:

Pekerjaan

:

Tanggal Masuk RS

:

Tanggal Pengkajian

:

Diagnosa Medis

:

No Rekam Medis

:

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama

:

Umur

:

Jenis Kelamin

:

Agama

:

Alamat

:

Pekerjaan

:

Hub. dengan pasien

:

B. PENGKAJIAN

1. Keluhan Utama

2. Riwayat Penyakit Sekarang

3. Riwayat Penyakit Dahulu

(24)

5. Pengkajian pola fungsional

a) Oksigenasi

b) Nutrisi

c) Eliminasi

d) Istirahat dan tidur

e) Aktivitas

f) Berpakaian

g) Personal Hygiene

h) Aman dan Nyaman ( Menghindar dari Bahaya )

i) Mempertahankan suhu tubuh

j) Pola berpakaian

k) Komunikasi

l) Spiritual

m)Rekreasi

n) Belajar

6. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Kesadaran:

Suara Bicara:

TTV

:

b. Kepala

:

c. Telinga:

d. Mata :

e. Mulut:

f. Leher:

g. Dada

Paru

Paru:

(25)

Jantung:

Inspeksi:

Palpasi:

Perkusi:

Auskultasi:

h. Abdomen

Inspeksi:

Auskultasi:

Palpasi:

Perkusi:

i. Genetalia:

j. Pemeriksaan Integumen:

k. Ekstermitas

:

7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan Rontgen

Pemeriksaan CT Scan

8. Terapi

C. ANALISA DATA

No

Hari /

Tanggal

Data Fokus

Problem

Etiologi

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

(26)

F.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal/jam DX Implementasi Respon Paraf

G.

EVALUASI KEPERAWATAN

(27)

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN SATU

DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Pasien

a. Nama

: Tn.N

b. Umur

: 23 Tahun

c. Jenis Kelamin

: Laki-laki

d. Agama

: Islam

e. Alamat

: Kuwarasan, Kebumen

f. Pendidikan

: SMK

g. Pekerjaan

: Swasta

h. Tanggal Masuk RS

: 06 Juli 2017

i.

Tanggal Pengkajian

: 08 Juli 2017

j.

Diagnosa Medis

: febris tifoid

2. Identitas Penanggungjawab

a. Nama

: Ny.D

b. Umur

: 32 Tahun

c. Jenis Kelamin

: Perempuan

d. Agama

: Islam

e. Alamat

: Kuwarasan, Kebumen

f. Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

g. Hub. dengan klien

: Istri

3. Keluhan Utama

Klien mengatakan mual

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Penyakit Sekarang

(28)

ke Dokter terdekat namun tidak ada perubahan. Saat di kaji pasien

mengeluh mual tidak muntah, demam sudah turun, dengan widal 1/320,

TTV Td : 130/80 mmHg, Nadi : 84/menit, suhu : 37

C, RR : 19x/menit.

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan tidak pernah mengalami keadaan seperti ini

sebelumnya dan tidak pernah dirawat di RS.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit menular

seperti TBC, HIV dan hepatitis dan penyakit menurun seperti hipertensi,

DM, jantung.

5. Pengkajian Pola Fungsional

a. Pola Oksigenasi

Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam bernafas

Saat dikaji

: Pasien mengatakan tidak sesak dalam bernafas, RR :

19x/menit

b. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3 x/hari dengan lauk dan

sayur dan minum air putih 6-8 gelas/hari,

Saat dikaji

: pasien mengatakan menghabiskan ½ porsi makanan

dari RS dengan diit bubur kasar ditambah minum air

putih 4-6 gelas/hari.

c. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada masalah dalam BAK dan

BABnya. BAK 5X sehari dan BAB 1x/hari

Saat dikaji

: pasien mengatakan BAB lembek 1x/hari dan BAKnya

5x/hari

d. Pola Aktifitas

(29)

Saat dikaji:

Pasien mengatakan hanya terbaring ditempat tidur dan

semua aktifitas dibantu keluarga

d. Pola Istirahat

Sebelum sakit: pasien mengatakan bisa tidur dengan nyenyak.tidur 6-7

jam/hari.

Saat dikaji

: pasien mengatakan susah tidur jika malam hari sering

terbangun 5-6 jam/hari

e. Pola Berpakaian

Sebelum sakit: pasien mengatakan mampu memakai, memilih, dan

melepas pakaiannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Saat dikaji : pasien mengatakan dibantu dalam memakai, memilih, dan

melepas pakaiannya.

f. Pola Menjaga Suhu Tubuh

Sebelum sakit: pasien mengatakan jika dingin memakai selimut/pakaian

tebal. Jika panas memakai pakaian tipis dan

menggunakan kipas.

Saat dikaji

: pasien mengatakan jika dingin memakai selimut dan jika

panas menggunakan pakaian tipis dan kipas.

g. Pola Personal Hygiene

Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2x/hari. Jika mandi sore pasien

terkadang keramas dan setiap mandi gosok gigi.

Saat dikaji: pasien mengatakan mandi hanya diseka oleh istri jika BAB

dan BAK dibantu oleh keluarga

h. Pola Aman dan Nyaman( Menghindar dari Bahaya )

Sebelum sakit: pasien mengatakan merasa aman dan nyaman dirumah

dan berkumpul dengan keluarga.

Saat dikaji: pasien mengatakan kurang nyaman berada di rumah sakit

i.

Pola Komunikasi

(30)

Saat dikaji:pasien mengatakan masih dapat berkomunikasi dengan baik

j.

Pola Spiritual

Sebelum sakit: pasien mengatakan dapat beribadah dan sholat 5 waktu.

Saat dikaji: pasien mengatakan masih dapat melakukan sholat 5 waktu di

tempat tidur

k. Pola Rekreasi

Sebelum sakit:pasien mengatakan senang berkumpul dengan keluarga

sebagai rekreasinya dirumah.

Saat dikaji : pasien mengatakan bisa berkumpul dengan keluarga

walaupun dengan keterbatasan waktu.

l.

Pola Bekerja

Sebelum sakit: pasien mengatakan masih bekerja sebagai seorang

pegawai swasta di PT.

Saat dikaji: pasien mengatakan tidak dapat bekerja karena masih dalam

perawatan Rumah Sakit.

m. Pola Belajar

Sebelum sakit : pasien mengatakan bisa mendapatkan informasi melalui

televisi, majalah, koran, maupun media social.

Saat dikaji : pasien mengatakan kurang paham tentang penyakitnya.

DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum ( KU ) :Lemah

Kesadaran

: Compos metis

Tekanan Darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 84/menit

Suhu

: 37C

RR

: 19x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala

: Mesosepal,tidak ada lesi

(31)

Mata

: cekung

Pupil

: Reflek pupil normal

Conjungtiva

: An anemis

Sclera

: An ikterik

Hidung

: tidak ada nafas Cuping hidung

Bibir

: Mukosa bibir kering , pucat ,

Lidah

: Kotor, Putih

Gigi

:Bersih, Tidak ada caries

Telinga

: terdapat serumen

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid,

Dada

:

1. Paru - Paru

Inspeksi

: pengembangan dada simetris tidak ada retraksi

dinding dada, tidak ada lesi

Palpasi

: tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitalis

Perkusi

: sonor

Auskultasi

: bunyi vesikuler

2. Jantung

Inspeksi

: tidak terlihat denyutan ictus cordis

Palpasi

: Ictus Cordis (Denyut Jantung) Midclavicula IC 5

Perkusi

: bunyi jantung redup

Auskultasi

:S1 S2 reguler

3. Abdomen

:

Inspeksi

: Tidak ada pembesaran atau benjolan

Auskultasi

: Terdengar bising usus 9x/menit

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan

Perkusi

:Timpani

Ekstremitas

: Tidak Ada Kelainan , CRT (Capillary Refil Time)

> 2 detik

(32)

3. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal pemeriksaan : 8 Juli 2017

Pemeriksaan

Hasil

Nilai rujukan

Satuan

Kimia

Diabetes

GDS

199 H

70-105

Mg/dl

Faal hati

SGOT

130.00 H

0-50

U/L

SGPT

77.00 H

0-50

U/L

IMUNO SEROLOGI

Widal

Salmonella typhi O

1/320

Negative

Salmonella typhi H

1/320

Negative

Pemeriksaan tanggal 9 Juli 2017

Pemeriksaan

Hasil

Nilai rujukan

satuan

HEMATOLOGI

DARAH RUTIN

Lekosit

4.70

3.8-10.6

/ul

Eritrosit

4.60

4.4-5.9

Juta/L

Hemoglobin

12.0 L

13.2-17.3

Mg/dl

Hematrokit

35.4 L

40-52

%

MCV

77.0 L

80-100

Fl

MCH

26.1

26-34

Pg

MCHC

34.0

32-36

g/dl

Trombosit

53 L

150-440

Program terapi Injeksi dan oral:

Ceftriaxone 1gr/12 jam

Paracetamol 500mg/6jam

Ondansentron 4mg/12 jam

Antasyd 200 mg

Ketorolac 30mg/8jam

Metilpredmisolon 40mg

(33)

A. ANALISA DATA

(34)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. ketidakseibangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi nutrien

2. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu

C. Intervensi

Tanggal/ Jam

Dx. Keperawatan

Tujuan

Intervensi

8 Juli 2017

Jam 08.00

ketidakseibangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

malabsorbsi

nutrien

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 × 7 jam diharpkan

ketidakseibangan nutrisi dapat teratasi

dengan criteria hasil:

1. nafsu makan meningkat,

2. makan habis satu porsi

3. Pasien mengatakan tidak mual

1. Lakukan pengkajian lengkap status nutrisi.

2. Anjurkan kepada keluarga untuk

memberikan makanan dengan teknik porsi

kecil tapi sering. Anjurkan makan sedikit

tapi sering dan dalam keadaan hangat

3. Timbang berat badan klien setiap 3 hari.

4. Pertahankan kebersihan mulut.

5. Beri makanan lunak.

(35)

8 Juli 2017

Risiko

ketidakseimbangan suhu

tubuh

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 × 7 jam diharpkan resiko

ketidakseimbangan suhu tubuh

Tidak terjadi dengan criteria hasil:

Suhu kulit normal

Suhu badan 36-37,5 C

TTV dalam batas normal

1. Pengaturan suhu : mencapai dan atau

mempertahankan suhu tubuh dalam range

normal

2. Pantau tekanan darah, nadi, dan pernafasan

dengan tepat

3. Pantau warna dan suhu kuilt

4. Pantau dan laporkan tanda dan gejala

hipertemi.

5. Tingkatkan keadekuatan masukan cairan

dan nurtisi

6. beritahu tentang indikasi terjadinya

keletihan dan penanganan emergency yang

diperlukan

7. Ajarkan indikasi dan hipetermi dan

penanganan yang diperlukan

(36)

D. IMPLEMENTASI

Tanggal/ Jam

NoDx

Implementasi

Evaluasi

Senin

8 Juli 2017

13.00 WIB

16.00 WIB

1

1, 2

1

1, 2

- Mengkaji pasien

- Mengukur TTV

- Menganjurkan pasien untuk makan sedikit

tapi sering.

- Mengkaji tentang pengetahuan pasien

- Menganjurkan pasien untuk istirahat yang

cukup

S : Pasien mengatakan mual namun tidak muntah.

Pasien mengatakan makan hanya habis ½ porsi

O : Pasien terlihat lemas dan mukosa bibir kering

S:

-O: Td : 130/80 mmHg, Nadi : 84/menit, suhu : 37C,

RR : 19x/menit.

S : pasien mengatan makan hanya ½ porsi dari RS

O : pasien terlihat mukosa bibir kering

S: pasien bertanya tentang penyakitnya

O : pasien terlihat koopratif mendengarkan penkes

Pasien terlihat masih sering bertanya

S : pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering

terbangun

O : pasien terlihat pucat

9 Juli 2017

1, 2

- Mengukur TTV

S

(37)

- mengkaji intake nutrisi

- menganjurkan pasien mengurangi jumlah

makanan yang bisa menimbulkan mual, dan

menganjurkan keluarga untuk memberikan

makanan yang lunak

- memberikan obat oral Antasyd 200 mg,

memberikan injeksi Ondancetron 4 mg,

Ranitidin 50 mg,

- menganjurkan pasien untuk istirahat yang

cukup untuk mengurangi mualnya

- memonitor suhu setiap 6 jam,

- memberikan pendidikan kesehatan tentang

penyakitn demam

tifoid

- Menganjurkan klien untuk mengurangi

S: pasien mengatan masih mual namun sudah berkurang

O: mukosa bibir kering

S: pasien mengatakan mual jika makan banyak dan mual

berkurang bila makan buah-buahan

O: terlihat jatah makanan tidak habis

-

Pasien terlihat masih lemas

S:

-O: obat masuk tidak ada alergi, tidak ada syok

S: pasien mengatakan istirahatnya terganggu

O: pasien terlihat ngantuk

S: pasien mengatakan sudah tidak demam

O: suhu badan pasien 36,9

C

S: pasien mengatakan baru pertama diberikan pendidikan

kesehatan

O: pasien koopratif dan sering bertanya

(38)

aktivitas

- Mempertahankan lingkungan aman dan

nyaman

O: terlihat semua kebutuhan pasien di bantu keluarga dan

perawat

S: pasien merasa nyaman bila hanya di tungguin istri dan

ibunya

O: pasien di tunggu oleh istri dan ibunya

10 Juli 2017

3

-

memonitor tanda-tanda vital

-

mengkaji intake nutrisi pasien.

-

memberikan edukasi tentang mengatasi

demam pada pasien demam

tifoid,

-

menganjurkan pasien untuk istirahat yang

cukup.

S

:-O: TD: 110/ 80 mmHg, S: 37,1

C, N: 85X/menit, RR: 18

x/menit

S: pasien mengatakan mual sudah berkurang

O: mukosa bibir lembab

S: pasien mengatakan mengerti setelah diberi edukasi

O: pasien koopretif

(39)

E. EVALUASI

Hari/Tanggal

No. DP

EVALUASI

PARAF

Selasa,

11 Juli 2017

1

S: pasien mengatakan mual mulai berkurang

nafsu makan mulai bertambah walaupun sedikit tetapi sering,

O: pasien terlihat sudah tidak lemas,

mukosa bibir lembab,

A: masalah ketidakseibangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi

-

istirahat yang cukup

-

menambah porsi makan jika sudah tidak mual.

-

Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien

Selasa, 11 Juli

2017

2

S: pasien mengatakan sudah tidak demam,

(40)

O: kulit pasien teraba hangat,

S: 36,7C, TD: 120/80 mmHg, RR: 19x/menit, N: 83x/menit,

pasien sudah tampak sering bertanya setelah diberikan edukasi.

A: masalah resiko ketidakseimbangan suhu tubuh teratasi.

P: pertahankan intervensi.

(41)

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DUA

DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Pasien

a. Nama

: Ny.S

b. Umur

: 37 Tahun

c. Jenis Kelamin

: perempuan

d. Agama

: Islam

e. Alamat

: pandansari, sruweng

f. Pendidikan

: SMK

g. Pekerjaan

: ibu rumah tangga

h. Tanggal Masuk RS

: 07 Juli 2017

i.

Tanggal Pengkajian

: 08 juli 2017

j.

Diagnosa Medis

: febris tifoid

2. Identitas Penanggungjawab

a. Nama

: Tn.D

b. Umur

: 45 Tahun

c. Jenis Kelamin

: Laki-laki

d. Agama

: Islam

e. Alamat

: pandansari, sruweng

f. Pekerjaan

: pedagang

g. Hub. dengan klien

: suami

3. Keluhan Utama

Klien mengatakan sakit perut

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Penyakit Sekarang

(42)

mulai pada tanggal 24 juni 2017 naik turun dan diobati dengan jamu

kunyit. Saat di kaji pasien mengeluh nyeri perut dan pusing dengan widal

1/320, TTV Td : 130/90 mmHg, Nadi : 80/menit, suhu : 36,7 C, RR :

18x/menit

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan sudah pernah di rawat di RSUD Kebumen dengan

Tifoid pada tahun 2015

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan bapak dan ibunya mempunyai penyakit hipertensi,

dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti

TBC, hepatitis, dll.

5. Pengkajian Pola Fungsional

a. Pola Oksigenasi

Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam bernafas

Saat dikaji

: Pasien mengatakan tidak sesak dalam bernafas, RR :

18x/menit

b. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3 x/hari dengan lauk dan

sayur dan minum air putih 6-8 gelas/hari,

Saat dikaji

: pasien mengatakan menghabiskan makanan dari RS

ditambah minum air putih 5-6 gelas/hari.

c. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada masalah dalam BAK dan

BABnya. BAK 5X sehari dan BAB 1x/3hari

Saat dikaji

: pasien mengatakan BAB 3 hari sekali dan BAK 5x sehari

d. Pola Aktifitas

Sebelum sakit: Pasien mengatakan dapat beraktifitas sebagai Ibu rumah

tangga

(43)

d. Pola Istirahat

Sebelum sakit: pasien mengatakan bisa tidur dengan nyenyak.tidur 6-7

jam/hari.

Saat dikaji: pasien mengatakan tidurnya sering terbangun tidur hanya 5-6

jam/hari

e. Pola Berpakaian

Sebelum sakit: pasien mengatakan mampu memakai, memilih, dan

melepas pakaiannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Saat dikaji:pasien mengatakan dibantu dalam memakai, memilih, dan

melepas pakaiannya.

f. Pola Menjaga Suhu Tubuh

Sebelum sakit: pasien mengatakan jika dingin memakai selimut/pakaian

tebal. Jika panas memakai pakaian tipis dan menggunakan kipas.

Saat dikaji

: pasien mengatakan jika dingin memakai selimut dan jika

panas menggunakan pakaian tipis dan kipas.

g. Pola Personal Hygiene

Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2x/hari. Jika mandi sore pasien

terkadang keramas dan setiap mandi gosok gigi.

Saat dikaji: pasien mengatakan masih bisa melakukan perawatan(Mandi,

BAB, BAK ) dengan bantuan keluarga.

h. Pola Aman dan Nyaman( Menghindar dari Bahaya )

Sebelum sakit: pasien mengatakan merasa aman dan nyaman dirumah

dan berkumpul dengan keluarga.

Saat dikaji: pasien mengatakan merasa tidak nyaman berada di RS

i.

Pola Komunikasi

Sebelum sakit :pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik

dengan keluarga dan tetangga menggunakan bahasa Indonesia.

(44)

j.

Pola Spiritual

Sebelum sakit: pasien mengatakan dapat beribadah dan sholat 5 waktu.

Saat dikaji: pasien mengatakan masih dapat melakukan sholat 5 waktu di

tempat tidur.

k. Pola Rekreasi

Sebelum sakit:pasien mengatakan senang berkumpul dengan keluarga

sebagai rekreasinya dirumah.

Saat dikaji : pasien mengatakan bisa berkumpul dengan keluarga

walaupun dengan keterbatasan waktu.

l.

Pola Bekerja

Sebelum sakit: pasien mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Saat dikaji: pasien mengatakan tidak dapat bekerja karena masih dalam

perawatan Rumah Sakit.

m. Pola Belajar

Sebelum sakit : pasien mengatakan bisa mendapatkan informasi melalui

televisi, majalah, koran, maupun media social.

Saat dikaji : pasien mengatakan sedikit paham tentang penyakitnya.

DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum ( KU ) :Lemah

Kesadaran

: Compos metis

Tekanan Darah

: 130/90 mmHg

Nadi

: 80/menit

Suhu

: 36,7

o

C

RR

: 18x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala

: Mesosepal,tidak ada lesi

Muka

: Pucat

Mata

: cekung

(45)

Conjungtiva

: An anemis

Sclera

:An ikterik

Hidung

: tidak ada nafas Cuping hidung

Bibir

: Mukosa bibir kering , pucat ,cianosis

Lidah

: Kotor

Gigi

:Bersih, Tidak ada caries

Telinga

: terdapat serumen

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid,

Dada

:

1. Paru - Paru

Inspeksi

: pengembangan dada simetris tidak ada retraksi

dinding dada, tidak ada lesi

Palpasi

: tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitalis

Perkusi

: sonor

Auskultasi

: bunyi vesikuler

2. Jantung

Inspeksi

: tidak terlihat denyutan ictus cordis

Palpasi

: Ictus Cordis (Denyut Jantung) Midclavicula IC 5

Perkusi

: pekak

Auskultasi

:S1 S2 reguler

3. Abdomen

:

Inspeksi

: Tidak ada pembesaran atau benjolan

Auskultasi

: Terdengar bising usus 8x/menit

Palpasi

: Terdapat nyeri tekan

Perkusi

: Timpani

Ekstremitas

: Tidak Ada Kelainan , CRT (Capillary Refil Time)

> 2 detik

(46)

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tanggal 8 Juli 2017

Pemeriksaan

Hasil

Nilai rujukan

Satuan

HEMATOLOGI

DARAH LENGKAP

Lekosit

6.34

3.6-11

/ul

Eritrosit

4.03

3.8-5.2

Juta/L

Hemoglobin

12.8

11.7-15.5

Mg/dl

Hematrokit

38.4

35-47

%

MCV

95.3

80-100

fL

MCH

31.7

26-34

pg

MCHC

33.3

32-36

g/dl

Trombosit

249

150-440

IMUNO SEROLOGI

Widal

Salmonella typhi O

1/320

Negative

Salmonella typhi H

1/320

Negative

Program terapi

Injeksi :

(47)

A. ANALISA DATA

No

Tanggal/

Jam

Data

Problem

Etiologi

1.

8 Juli

2017

Data Subjektif:

P : pasien mengatakan nyeri bila

untuk beraktifitas/bergerak hilang

apabila saat beristirahat.

Q : pasien mengatakan nyeri nya

seperti ditusuk-tusuk

R: Pasien mengatakan nyeri pada

perut bagian kanan atas.

S: Skala nyeri 4

T: nyeri hilang timbul hingga 5

menit

Data Objektif:

-Pasien terlihat memegangi area

pada perut yang sakit

-Pasien terlihat menahan nyerinya

-TD : 130/90 mmHg, N: 80

x/menit, RR: 18x/menit

Nyeri akut

Agen cidera

biologis

2.

8 Juli

2017

Data Subjektif:

-

pasien mengatan riwayat

demam naik turun dan

pernah mengalami tifoid

Data Objektif:

-

Td : 130/90 mmHg, Nadi :

80/menit, suhu : 36,7 C, RR

: 18x/menit

-

Widal 1/320

-

Pasien terlihat pucat

Risiko

ketidakseimban

gan suhu tubuh

penyakit yang

mempengaruhi

(48)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

2.

Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu.

C. Intervensi

Tanggal/ Jam

Dx. Keperawatan

Tujuan

Intervensi

8 Juli 2017

Jam 08.00

Nyeri akut

b.d agen

cidera biologis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x 7 jam diharapkan masalah

nyeri akut dapat berkurang dengan

criteria hasil:

- Mampu mengontrol nyeri

- Mampu mengenali nyeri

- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri

berkurang

- Melaporkan bahwa nyeri berkurang

Pain management

1. Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

duras,frekuensi,kwalitas dan faktor

persipirasi.

2. Kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti(suhu

ruangan,pencahayaan dan kebisingan)

3. Latih teknik nafas dalam

(49)

dengan menggunakan managemen nyeri

berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan

dari prosedur.

5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

8 Juli 2017

Jam 08.00

Risiko

ketidakseimbangan suhu

tubuh

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 × 7 jam diharpkan resiko

ketidakseimbangan suhu tubuh

Tidak terjadi dengan criteria hasil:

Suhu kulit normal

Suhu badan 36-37,5 C

TTV dalam batas normal

1. Pengaturan suhu : mencapai dan atau

mempertahankan suhu tubuh dalam range

normal

2. Pantau tekanan darah, nadi, dan pernafasan

dengan tepat

3. Pantau warna dan suhu kuilt

4. Pantau dan laporkan tanda dan gejala

hipertemi.

5. Tingkatkan keadekuatan masukan cairan

dan nurtisi

6. beritahu tentang indikasi terjadinya

keletihan dan penanganan emergency yang

diperlukan

(50)

D. IMPLEMENTASI

Tanggal/ Jam

NoDx

Implementasi

Evaluasi

Senin

8 Juli 2017

08.00 wib

1

1, 2

- Mengkaji nyeri pasien secara komprehensif

- Mengukur TTV

S :

P:pasien

mengatakan

nyeri

bila

untuk

beraktifitas/bergerak hilang apabila saat beristirahat.

Q : pasien mengatakan nyeri nya seperti ditusuk-tusuk

R: Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan

atas.

S: Skala nyeri 4

T: nyeri hilang timbul hingga 5 menit

O:

-Pasien terlihat memegangi area pada perut yang sakit

-Pasien terlihat menahan nyerinya

-TD : 130/90 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 18x/menit,

S:36,7

c

(51)

- menganjurkan pasien untuk tarik nafas dalam

jika nyeri muncul.

S: pasien menarik nafas dalam

O: pasien terlihat menari nafas dalam dan memegangi

perutnya

9 Juli 2017

08.00 wib

1, 2

-

memonitor tanda-tanda vital.

-

kaji nyeri secara

komprehensif

S :

-O: TD: 110/90 mmHg, N: 85 x/menit, RR: 19x/menit,

S:37

c

S:

P:pasien

mengatakan

nyeri

bila

untuk

beraktifitas/bergerak hilang apabila saat beristirahat.

Q : pasien mengatakan nyeri nya seperti ditusuk-tusuk

R: Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan

atas.

S: Skala nyeri 3

T: nyeri hilang timbul

O:

(52)

-

menganjurkan untuk dilakukan kompres

hangat pada area perut yang sakit,

-

memberikan injeksi Ranitidin 50 mg,

Cehftriaxone 1 gr, Ketorolac 30 mg

-

memonitor suhu setiap 6 jam,

-

memberikan pendidikan kesehatan tentang

penyakitn demam

tifoid

S:

-O: pasien menggangguk dan mengusap-usap perutnya

S:

-O: injeksi Ranitidin 50 mg, Cehftriaxone 1 gr, Ketorolac

30 mg masuk tidak ada alergi dan syok

S: pasien mengatakan sudah tidak demam, namun

sempat demam naik turun

O: suhu badan pasien 37

c, kulit teraba hangat

S: pasien mengatakan sudah sedikit banyak mengerti

O: pasien koopratif dan sering bertanya

10 Juli 2017

08.00 wib

1, 2

-

memonitor tanda-tanda vital pasien.

-

mengkaji nyeri

S:

O: TD: 120/80 mmHg, N: 79 x/menit, RR: 20x/menit,

S:37,1

c

S: pasien mengatakan nyeri sudah berkurang

(53)

-

memberikan edukasi tentang mengatasi

demam pada pasien demam

tifoid,

-

menganjurkan pasien untuk istirahat yang

cukup

Q : pasien mengatakan nyeri nya seperti ditusuk-tusuk

R: Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan

atas.

S: Skala nyeri 3

T: nyeri hilang timbul

O:

-Pasien terlihat memegangi area pada perut yang sakit

S: pasien

O: pasien koopratif dan sering bertanya dan menjawab

apa yang di tanyakan

(54)

E. EVALUASI

Hari/Tanggal

No. DP

EVALUASI

PARAF

Selasa,

11 Juli 2017

13.30 wib

1

S : Pasien mengatakan nyeri berkurang

P : pasien mengatakan nyeri bila untuk bergerak hilang apabila saat beristirahat.

Q : pasien mengatakan nyeri nya seperti ditusuk

R: Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan atas.

S: Skala nyeri 2

T: nyeri hilang timbul

O : RR : 20x/menit, S : 37 C, N = 86 x/menit, TD = 130/80 mmHg.

Pasien tampak lebih rileks dan tenang

A : Masalah nyeri akut teratasi

P : pertahankan intervensi

(55)

-

Anjurkan pasien untuk tetap istirahat yang cukup

Selasa, 11 Juli

2017

2

S: - pasien mengatakan suhu badannya sudah tidak demam,

-

pasien mengatakan sudah paham dengan penyakitnya dan penanganan demam.

O: kulit pasien teraba hangat,

-

mukosa bibir lembab,

-

pasien terlihat sudah tidak sering bertanya setelah dilakukan edukasi,

-

S: 36,8

C, TD: 130/90mmHg, RR: 18x/menit, N: 82x/menit.

A: masalah resiko ketidakseimbangan suhu tubuh teratasi.

P: pertahankan intervensi.

(56)

SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

DEMAM

THYPOID

Pokok Bahasan

: Penyuluhan Demam Thypoid

Tempat

: PKU Muhammadiyah Gombong

Sasaran

: pasien Demam

Thypoid

Hari / tanggal

: 10 Juli 2017

Waktu

: 20-30 menit

A.

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti pendidikan Kesehatan pasien dapat mengetahui dan memahami

penyakit Demam

Thypoid

dan cara kompres hangat

B.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti pendidikan Kesehatan pasien, pasien mampu:

1.

Mengerti tentang demam

thypoid

2.

Menjelaskan apa penyebabnya

3.

Menjelaskan apa tanda dan gejala

4.

Mengetahui penanganan awal demam

5.

Mengetahui manfaat kompres hangat

6.

Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk komprs hangat

7.

Menjelaskan prosedur kompres hangat

C.

Materi

Ø Terlampir

D.

Metode

Ø Ceramah

Ø Demonstrasi / simulasi

Ø Diskusi interaktif

E.

Media

(57)

F.

Kegiatan Penyuluhan

No

Tahap

Waktu

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan

Peserta

Media

1.

1.

Pembukaan

5 menit. Salam

b. Perkenalan

bahan yang digunakan

untuk komprs hangat

3.

3.

Penutup

5 menita. Memberikan kesempatan

bertanya

Menmberikan

umpan

balik

Menjelaskan hal-hal yang

belum dimengerti

b. Salam penutup.

(58)

G. Evaluasi

1. Menyebutkan pengertian demam

thypoid

Score 1: tidak dapat menyebutkan

2: menyebutkan tetapi tidak benar

3: menyebutkan salah satu dan benar

4: menyebutkan dengan baik dan benar

2. Menyebutkan penyebab demam

thypoid

Score 1: tidak dapat menyebutkan

2: menyebutkan tetapi tidak benar

3: menyebutkan salah satu dan benar

4: menyebutkan dengan baik dan benar

3. Menyebutkan tanda dan gejala demam

thypoid

Score 1: tidak dapat menyebutkan

2: menyebutkan tetapi tidak benar

3: menyebutkan salah satu dan benar

4: menyebutkan dengan baik dan benar

4. Menyebutkan penanganan awal demam

Score 1: tidak dapat menyebutkan

2: menyebutkan tetapi tidak benar

3: menyebutkan salah satu dan benar

4: menyebutkan dengan baik dan benar

5. Menyebutkan manfaat kompres hangat

Score 1: tidak dapat menyebutkan

2: menyebutkan tetapi tidak benar

3: menyebutkan salah satu dan benar

4: menyebutkan dengan baik dan benar

6. Menyebutkan alat dan bahan yang digunakan untuk komprs hangat

Score 1: tidak dapat menyebutkan

(59)

7. Menyebutkan prosedur kompres hangat

Score 1: tidak dapat menyebutkan

2: menyebutkan tetapi tidak benar

3: menyebutkan salah satu dan benar

4: menyebutkan dengan baik dan benar

Kriteria hasil:

Score

: 20 sangat baik

Score

: 15-19 baik

Score

: 10-14 cukup

Score

: < 10 kurang

H. Materi Demam Thypoid

1.

Definisi

Demam

thypoid

atau

thypoid fever

ialah suatu sindrom sistemik yang

terutama disebabkan oleh

salmonella typhi

. Demam

thypoid

merupakan jenis

terbanyak dari

salmonelosis

. Jenis lain dari demam enterik adalah demam

parathypoid

yang disebabkan oleh

S. Paratyphi A, S. Schottmuelleri

(semula

S. Paratyphi B

), dan

S. Hirschfeldii

(semula

S. Paratyphi C

). Demam thypoid

memperlihatkan gejala lebih berat dibandingkan demam enterik yang lain

(Widagdo, 2011). Menurut Ngastiyah (2009) Demam

thypoid

atau

enteric

fever

ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan

dengan demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan,dan

gangguan kesadaran.

Menurut Soedarto (2009) Penyakit infeksi usus yang disebut juga

sebagai demam

thypoid

atau

Thypoid Fever

ini disebabkan oleh kuman

Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B, dan C

. Demam

thypoid

merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia maupun di

daerah-daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia.

(60)

pencernaan,dan gangguan kesadaran yang disebabkan oleh kuman

Salmonella

typhi atau Salmonella paratyphi A, B, dan C

.

2.

Etiologi

Menurut Widagdo (2011) Etiologi dari demam

thypoid

adalah

Salmonella typhi

, termasuk genus

Salmonella

yang tergolong dalam famili

Enterobacteriaceae

.

Salmonella

bersifat bergerak, berbentuk spora, tidak

berkapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan kimia, tahan beberapa

hari / minggu pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makanan kering, bahan

farmasi, dan tinja.

Salmonella

mati pada suhu 54,4º C dalam 1 jam atau 60º C

dalam 15 menit.

Salmonella

mempunyai antigen O (somatik) adalah

komponen dinding sel dari

lipopolisakarida

yang stabil pada panas dan

antigen H (flagelum) adalah protein yang labil terhadap panas. Pada

S. typhi

,

juga pada

S. Dublin

dan

S. hirschfeldii

terdapat antigen Vi yaitu polisakarida

kapsul.

3. Manifestasi Klinik

Menurut Ngastiyah (2009) Gambaran klinik demam

thypoid

biasanya

lebih ringan daripada orang dewasa. Penyakit ini masa tunasnya 10-20 hari,

tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan. Sedangkan jika melalui

minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan

gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing

dan tidak bersemangat, nafsu makan berkurang. Gambaran klinik yang biasa

ditemukan menurut Ngastiyah (2009) adalah:

1.

Demam

Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat

febris

remiten

dan suhu tidak tinggi sekali. Selama seminggu pertama, suhu

tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi

hari dan meningkat lagi pada sore hari dan malam hari. Dalam minggu

kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga,

suhu berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu

ketiga.

Gambar

Tabel  1. Tabel  4

Referensi

Dokumen terkait

P : Lanjutkan intervensi dengan kompres air hangat dengan teknik TWS jika demam, dan motivasi ibu klien untuk selalu mendampingi kliend. S : Ibu klien mengatakan

Stroke dapat mengakibatkan gangguan pada salah satu beberapa atau bahkan semua kemampuan berbahaya (afasia global). Secara umum afasia dibedakan menjadi afasia motorik, afasia

Penatalaksanaan yang digunakan untuk mencegah terjadinya hipotermi yaitu dengan melakukan Perawatan Metode Kanguru yang mampu menaikan suhu tubuh pada bayi, metode ini

Kurangnya perilaku mobilisasi dini post partum dikarenakan kurangnya pengetahuan pada ibu nifas baik yang disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya

pasien dengan masalah hipertermi pada anak di rumah sakit