Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan Masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan
Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya 10.1.
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan kabupaten/kota.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 1.
Dalam U U 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing
daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka
dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi t ersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geogr afis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan 2.
Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi
“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.(2) Urusan
wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang
pekerjaan umum”
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPIJM sebagai salah satu perangkat pembangun an daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah 3.
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 4.
Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkata n kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan
penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya
Untuk mendukung penataan kelemba gaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajem en kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningk atan akuntabilitas kinerja.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand 5.
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pe merintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen 1.
perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai 2.
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda; Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan 3.
fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
Penataan Tatalaksana, meli puti: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan 4.
fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan system rekrutmen 5.
pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabata n, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern 6.
Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi 7.
pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit 8.
kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umumdapat dilihat pada gambar 10.2 berikut ini.
Gambar 10.2 Pola Pikir Penyususnan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender 6.
dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan. Untuk itu perlu
diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPIJM Bidang Cipta Karya
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar 7.
Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pela yanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelaya nan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk 8.
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provins i ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan 9.
Perkotaan
untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang
keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, draina se, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan 10.
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan b agi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus
diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan wa ktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang d efinitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
Kondisi Kelembagaan Saat Ini 10.2.
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya
Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya 10.2.1.
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya.
Dengan telah ditetapkannya Undang-undang No. 32 tahun 2004, tentang
Propinsi sebagai daerah otonom, maka untuk menunjang kelancaran dan efektifitas kerja pemerintahan di Kabupaten Empat Lawang, dibentuk perangkat pemerintahan kota sebagai berikut;
Bupati A.
Bupati dan Wakil Bupati dalam menjalan tugas pemerintahan dibantu oleh jajaran dibawahnya yaitu;
A.1. Sekretaris Daerah (Sekda), yang dibantu oleh tiga orang Asisten, yaitu;
A.1.1. Asisten Tata Pemerintahan dan Administrasi, membawahi 2 orang Kepala Bagian, yaitu;
A.1.1.1. Bagian Tata Pemerintahan
A.1.1.2. Bagian Kemasyarakatan
A.1.2. Asisten Ekobang, Keuangan Kesra dan Pemberdayaan Perempuan, membawahi 2 orang Kepala bagian, yaitu;
A.1.2.1. Bagian Pembangunan & Perekonomian
A.1.2.2. Bagian Humas & Protokol
A.1.3. Asisten III Bid. Adm. Umum, membawahi 2 orang Kepala bagian, yaitu;
A.1.3.1. Bagian Hukum & Ortala
A.1.3.1. Bagian Umum & Perlengkapan
A.1.4. Dinas-Dinas, sebanyak 14 dinas yang dipimpin oleh seorang kepala dinas, yaitu;
A.1.4.1. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya & Pengairan
A.1.4.2. Dinas Pendapatan Daerah
A.1.4.3. Dinas Hubkominfo
A.1.4.4. Dinas Pasar, Kebersihan, dan Keindahan Kota
A.1.4.5. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
A.1.4.6. Dinas Hutbun & Pertamben
A.1.4.7. Dinas Pendidikan
A.1.4.8. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
A.1.4.10 Dinas Sosial & Tenaga Kerja
A.1.4.11 Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan & Ketpang
A.1.4.12 Dinas Pemuda & Olah raga
A.1.4.11 Dinas Koperasi dan UKM
A.1.4.13 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
A.1.4.14 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
A.1.5. Badan-Badan, sebanyak 19 badan, yang dipimpin oleh seorang kepala badan, yaitu
A.1.5.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
A.1.5.2. Badan PMPD
A.1.5.3. Badan Kesbangpol & Linmas
A.1.5.4. Badan Badan Lingkungan Hidup (BLH)
A.1.5.5. Badan BKD
A.1.5.6. Badan Badan KB
A.1.5.7. Badan PP dan Perlindungan Anak
A.1.5.8. Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan & Kehutanan (BP4K)
A.1.5.9. Badan Narkotika Kabupaten
A.1.5.10. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
A.1.5.11. Badan Humas & Protokol
A.1.5.12. Badan Umum & Perlengkapan
A.1.5.13. Badan Adm. Pembangunan dan Perekonomian
A.1.5.14. Badan Hukum & Organisasi
A.1.5.15. Badan Kemasyarakatan
A.1.5.16. Badan Tata Pemerintahan
A.1.5.17. Badan Pol. PP
A.1.5.18. Badan Penanaman Modal & Perizinan Terpadu
A.1.6. Kantor, sebanyak empat kantor, dipimpin seorang kepala kantor, yaitu
A.1.6.1 Kantor Satuan Perpustakaan, Arsip & Dokumentasi
A.1.6.2 Kantor KORPRI
A.1.6.1 Kantor Pertanahan
A.1.6.2 Kantor Badan Pusat Statistik
A.1.7. Inspektorat, sebanyak satu inspektorat daerah, dipimpin oleh seorang inspektur, yaitu;
A.1.7.1. Inspektorat Daerah
A.1.8. Staf Ahli Bupati, sebanyak tiga staf ahli, dipimpin oleh seorang staf ahli Bupati, yaitu;
A.1.8.1. Staf ahli Bupati Bid. Kemasyarakatan & SDM
A.1.8.1. Staf ahli Bupati Bid. Perekonomian & Pembangunan
A.1.8.1. Staf ahli Bupati Bid. Hukum & Pemerintahan
B. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD)
Sebagai lembaga legislasi yang mengontrol dan mengawasi jalan pemerintahan, dalam menjalan fungsinya DPRD, dibantu oleh;
B.1. Sekretaris DPRD, yang membawahi 3 Bagian, yaitu;
B.1.1. Bagian Umum
B.1.2. Bagian Risalah dan Persidangan
B.1.3. Bagian Keuangan
Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya 10.2.2.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Empat Lawang.
cita-cita pembangunan Kabupaten Empat Lawang pembangunan dalam periode 2013-2018 yaitu
”Terwujudnya Ekonomi Maju, Aman, Sehat dan sejahtera (EMASS)”.
Secara detail, Visi Kabupaten Kabupaten Empat Lawang tersebut memiliki sejumlah arti yaitu:
Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten dengan tingkat 1.
perekonomian yang maju pada tahun 2018. Ekonomi Maju berarti semua sektor akan berkembang secara komplementer (saling melengkapi satu sama lain ), didukung oleh pembangunan infrastruktur , sumberdaya manusia yang berkualitas, tata pemerintah yang good governance serta pengelolaan sumberdaya alam secara optimal dan ramah lingkungan.
Kabupaten Empat Lawang adalah kabupaten yang aman bagi masyarakat 2.
setempat maupun bagi setiap pendatang dari luar. Aman mengandung arti kondisi dan situasi sosial politik Kabupaten Empat Lawang memberi dorongan yang kondusif, serta mendukung proses pembangunan yang sedang dan akan berlangsung di Kabupaten Empat Lawang. Aman juga berarti tingkat kejahatan ( ketertiban umum, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, kesusilaan, pelanggaran ) menurun setiap tahunnya.
Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten yang se hat. Sehat
3.
mengandung arti masyarakat Kabupaten Empat Lawang dalam kondisi baik secara fisik dan spritual, terpenuhi akan pelayanan kesehatan yang layak. Sehat juga berarti Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan meningkatnya derajad kesehatan masyarakat . Kondisi ini ditunjang dengan sarana, prasarana dan tenaga dokter serta medis terhadap jumlah balita maupun penduduk secara memadai sesuai dengan standar pelayanan minimal pelayanan kesehatan.
Kabupaten Empat Lawang a kan menjadi kabupaten yang sejahtera. 4.
Sejahtera mengandung arti kondiisi masyarakat Kabupaten Empat Lawang yang mampu memenuhi kebutuhan dasar nya (kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan l ingkungan, rasa aman dari prilaku atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisifasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki).
MISI KABUPATEN EMPAT LAWANG TAHUN 2013-2018
Pernyataan Misi Pembangunan Kabupaten Empat La wang Tahun 2008 – 2013 adalah sebagai berikut :
Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur; 1.
Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat; 2.
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya; 3.
Meningkatkan Keamanan Daerah. 4.
TUJUAN DAN SASARAN
dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat dan terarah dalam rangka mencapai visi dan misi suatu organisasi.
TUJUAN
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka 5 (lima) tahun.
Misi Satu : Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur Tujuan:
Meningkatkan pembangunan infrastruktu r yang merata, berkelanjutan dan ramah 1.1.
lingkungan berdasarkan RTRW;
MISI Kedua: Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat Tujuan:
Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat;
Meningkatkan pengembangan investasi daerah;
Membuka akses lapangan kerja/usaha;
Membuka akses pariwisata.
MISI Ketiga: Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya Tujuan:
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat;
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat;
Mewujudkan lingkungan sosial yang agamis, berbudaya dan beretika;
Meningkatkan pemberdayaan dan kualitas sosial masyarakat;
Melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas;
Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada penduduk dan masyarakat;
MISI Keempat: Meningkatkan Keamanan Daerah Tujuan:
Menciptakan keamanan ketentraman dan ketertiban daerah.
Sasaran
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran,
triwulanan, atau bulanan. Sasaran diusahakan dal am bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur. Sasaran ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau proses kegiatan dalam mencapai tujuan dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien.
Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur 1.
Tujuan
Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata, berkelanjutan dan ramah lingkungan berdasarkan RTRW
Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur dasar yang
layak;
Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan sanitasi;
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan infrastruktur wilayah;
Meningkatnya pembangunan antar wilayah dan antar sektor dengan berpedoman
pada RTRW;
Meningkatnya layanan transportasi;
Meningkatnya layanan komunikasi dan informasi;
Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat, 2.
Tujuan :
Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Sasaran:
Terpenuhinya kebutuhan pokok (pangan) masyarakat;
Meningkatnya daya saing sektor industri kecil menengah,ekonomi kreatif dan
UMKM;
Meningkatnya peran koperasi.
Tujuan :
Meningkatkan pengembangan investasi daerah Sasaran:
Berkembangnya investasi daerah;
Tujuan :
Membuka akses lapangan kerja/usaha; Sasaran:
Berkurangnya tingkat pengangguran;
Tujuan :
Membuka akses pariwisata; Sasaran:
Tumbuhnya sektor pariwisata;
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya 3.
Tujuan :
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat Sasaran:
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan;
Menurunnya jumlah kematian yang disebabkan oleh masalah kesehatan;
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat (PHBS);
Menekan laju pertumbuhan penduduk.
Tujuan:
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat sasaran:
Meningkatnya pendidikan yang berkualitas secara merata.
Tujuan :
Mewujudkan lingkungan sosial yang agamis, berbudaya dan beretika Sasaran:
Terwujudnya kehidupan masyarakat yang agamis;
Terwujudnya masyarakat yang beretika dan berbudaya.
Tujuan :
Meningkatkan pemberdayaan dan kualitas sosial masyarakat Sasaran :
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah;
Meningkatnya kesetaraan gender,pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak.
Tujuan:
Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas Sasaran:
Tercapainya perencanaan dan penge ndalian pembangunan daerah yang
parsipatif,aspiratif dan berkualitas ;
Meningkatnya kualitas sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah
daerah;
Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur;
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah.
Tujuan :
Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada penduduk Masyarakat Sasaran:
Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan Meningkatnya pelayanan sosial kemasyarakatan
Meningkatkan Keamanan Daerah 4.
Tujuan :
Menciptakan keamanan ketentraman dan ketertiban daerah
Sasaran:
Terwujudnya keamanan dilingkungan masyarakat;
Terbinanya wawasan kebangsaan masyarakat.
Tupoksi Dinas PU CK dan Pengairan berdasarkan Peraturan Bupati Empat B.
Lawang No. 35 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kab. Empat Lawang.
a). KEPALA DINAS 1. Tugas Pokok ;
Membantu Bupati dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang Pekerjaan Umum.
Fungsi ;
memberikan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur dan unit kerja di a.
lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Empat Lawang
melaksanakan pelayanan prasarana transportasi baik dalam penyediaan, b.
pemeliharaan, maupun peningkatan prasarana dan sarana dibidang cipta karya. Melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial kemasyarakatan melalui
c.
penyediaan, pemeliharaan, maupun pengembangan prasarana dan sarana dibidang cipta karya
Melaksanakan koordinasi serta pemberian pertimbangan dan bantuan teknis di d.
bidang pekerjaan umum kepada pihak lain dalam rangka pengembangan dan pembinaan kegiatan Pekerjaan Umum.
Melakukan penyusunan program kerja, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan e.
kegiatan pekerjaan umum.
b). SEKRETARIAT 1. Tugas Pokok ;
Membantu Kepala Dinas melakukan urusan administrasi (tata usaha) serta memberikan pelayanan teknis dan administr asi kepada semua satuan organisasi di lingkungan kantor dinas Pekerjaan Umum.
2. Fungsi ;
membantu kapal dinas pekerjaan umum a.
memimpin kegiatan sub bagian yang ada dalam lingkungannya dan b.
bertanggungjawab atas kelancaran tugasnya.
Menyusun rencana progra m kerja, laporan bulanan dan tahunan dinas pekerjaan c.
Menyelenggarakan tata usaha kepegawaian d.
Menyelenggarakan tata usaha keuangan e.
Menyelanggarakan pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor f.
Menyelenggarakan hubungan masyarakat dan rumah tangga dinas g.
Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepala dinas h.
Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada kepala dinas i.
tentang langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.
b.1. KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN 1. Fungsi ;
Membantu sekretaris dalam bidang tugasnya\ a.
Melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, ekspedisi, pengadaan surat, b.
rumah tangga, administrasi perjalanan dinas, peralatan, perlengkapan, dan pelaksanakan kantor serta inventarisasi
Merencanakan da n megusulkan pengadaan peralatan serta keperluan kantor c.
lainnya guna kelancaran tugas dinas.
Menyusun laporan, monitoring, evaluasi kegiatan, serta menghimpun data hasil d.
pelaksanaan kegiatan
Melakukan penyelenggaraan administrasi kepegawaian meliputi penyu sunan data, e.
penyajian informasi, pelaksanaan tata usaha kepegawaian, evaluasi dan pelaporan kepegawaian.
Melakukan penyelenggaraan rapat rutin kantor dan evaluasi pelaksanaan tata f.
aturan kedinasan
Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah y ang perlu diambil g.
dalam bidang tugasnya
b.3. KASUBAG KEUANGAN DAN PERENCANAAN 1. Fungsi ;
Membantu bagian tata usaha melakukan penyelenggaraan administrasi keuangan a.
dan perbendaharaan.
Melaksanakan keuangan meliputi pembayaran gaji serta tunjangan keseja hteraan b.
lainnya, administrasi anggaran rutin dan kegiatan keuangan lainnya
Menyusun laporan keuangan baik rutin maupun menghimpun dan mengola c.
Membantu kepala bagian tata usaha dalam pemeriksaan rutin kas baik rutin d.
maupun pembangunan
Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah yang perlu di ambil e.
dalam bidang tugasnya.
c). KEPALA BIDANG Bina Program 1. Tugas Pokok ;
Mempunyai tugas menyusun perencanaan dan pelaksanaan bina program Kabupaten.
2. Fungsi ;
menyusun program bangunan dan rencana teknis tata ruang kota a.
melaksanakan pengumpulan analisa dan dokumentasi serta perkembangan tata b.
ruang wilayah kota dan daerah
melaksanakan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi perkembangan tata c.
ruang wilayah kota dan daerah
pengendalian dan penelitian permohonan izin prinsip tata ruang kota d.
membuat laporan hasil kerja bidang tata kota e.
membuat izin mendirikan bangunan (IMB) f.
melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh kepala dinas g.
memberikan sarana-sarana dan pertimba ngan-pertimbangan kepala dinas h.
tentang langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya
melaksanakan pengumpulan analisa dan dokumentasi serta perkembangan tata i.
ruang wilayah kota dan daerah
melaksanakan perencanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan tata j.
ruang wilayah kota dan daerah
pengendalian dan penelitian permohonan izin prinsip tata ruang k.
Menyelenggarakan inventarisasi program kebutuhan sarana dan prasarana l.
lingkungan perumahan dan permukiman
Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan m.
Melaksanakan pengaturan, pembinaan, dan pengendalian teknis dalam n.
pembangunan
Mengadakan pemantauan dan evaluasi kondisi perkembangan sarana dan o.
c.1. KASI PENYUSUN PROGRAM PERENCANAAN TEKNIS 1. Fungsi ;
Membantu kepala bidang tata kota dalam tugasnya a.
Menyusun program survei pemetaan dan amdal, tata ruang kota b.
Merencanakan tata ruang kota yang sehat, rapi, indah, dan nyaman c.
Melaksanakan survei pemetaan dan amdal, tata ruang kota agar terlihat d.
sehat, rapi, indah dan nyaman
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh kepala bagian tata e.
kota
Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah yang perlu f.
diambil dalam bidang tugasnya
c.2. KASI SURVEY, DATA DAN MONITORING 1. Fungsi ;
membantu kepala bidang tata kota dalam tugasnya a.
menyusun program bangunan dqan rencana tata kota b.
melaksanakan pengelolaan, penataan dan pemeliharaan bangunan taman c.
kota dan f asilitas umum lainnya yang menyangkut keindahan, kerapihan, dan kenyamanan kota dan tata ruang.
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh kepala bagian tata d.
kota
Menyusun rencana dan bimbingan teknis e.
Melakukan pengawasan teknis serta pengend alian operasional pelaksanaan f.
kegiatan bina marga
Memberikan rekomendasi teknis kepada kepala dinas atas pemanfaatan g.
maupun pemantauan jalan dan jembatan Melakukan uji petik bahan beserta utilitasnya h.
Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langka h yang perlu i.
diambil dalam bidang tugasnya.
d). KEPALA BIDANG CIPTA KARYA 1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, pengaturan dan pelaksanaan pembangunan, tata ruang dan penyehatan lingkungan permukiman.
membantu kepala dinas dalam bidang tugasnya a.
menyusun program dan rumusan kebijaksanaan teknis bangunan, tata ruang b.
dan penyehatan lingkungan permukiman serta lokasi siap bangun dan kawasan siap bangun.
Melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan atau kegiatan c.
pelaksanaan bangunan, tata ruang dan penyehatan lingkungan permukiman Melakukan pengendalian maupun bimbingan teknis bangunan, tata ruang d.
wilayah, dan penyehatan lingkungan permukiman
Menanggulangi kerusakan sarana dan prasarana cipta karya akibat bencana e.
alam
Pengumpulan data meliputi pengolahan dan penyajian dalam pelaporan f.
kegiatan di bidang cipta karya
Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah yang perlu g.
diambil dalam bidang tugasnya.
d.1. KASI BANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 1. TUGAS ;
membantu kepala bidang cipta karya dalam bidang tugasnya a.
Menyusun program bangunan dan rencana teknisnya b.
Melaksanakan rekomendasi teknis perencanaan pembangunan. c.
Melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan pelaksanaan bangunan, d.
meliputi pembanguna n, renovasi dan pemeriksaan keamanan dan keselamatan bangunan pemerintahan maupun bangunan umum
Melaksanakan pembangunan gedung dan rumah dinas serta bangunan lainnya e.
Mengesahkan penataan dan perencanaan teknis bangunan gedung dan f.
lingkungannya
Melaksanakan pengumpulan analisa dan dokumentasi serta perkembangan tata g.
ruang wilayah kota dan daerah
Melaksanakan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi perkembangan tata ruang h.
wilayah kota dan daerah
Pengendalian dan penelitian permohonan izin prinsip tata ruang i.
Melaksanakan pendaftaran dan pembuatan leger gedung j.
Mengadakan inventarisasi gedung dan ruamh dinas serta fasilitas umum k.
Menyelenggarakan sosialisasi keselamatan gedung, pengaturan gedung l.
Mengumpulkan data dan pelaporan pelaksanaan pembangunan n.
Melaksanakan pengelolaan, penataan dan pemeliharaan bangunan gedung dan o.
rumah dinas serta fasilitas sosial maupun umum
Menyelenggarakan pemantauan harga bahan bangunan, upah dan sewa peralatan p.
setiap semester untuk disahkan oleh kepala dinas
Menyusun analisa harga satuan komponen gedung dan harga satuan tertinggi q.
gedung dan pagar
Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah yang perlu diambil r.
dalam bidang tugasnya.
d.2. KASI PERENCANAAN DAN PEMELIHARAAN 1. Tugas :
membantu kepala bidang cipta karya dalam bidang tugasnya a.
melaksanakan pengaturan, perencanaan teknis, pengawasan dan pengendalian b.
pembangunan perumahan massal, prasarana lingkungan
melaksanakan survey dan investigasi, perencanaan teknis serta pengawasan dan c.
pengendalian pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi perumahan sarana dan prasarana air bersih serta air buangan
melaksanakan kegiatan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan d.
prasarana kebersihan
mengadakan perhitungan sta ndarisasi teknis sarana dan prasarana lingkungan e.
baik biaya maupun desain prototype nya
membuat petunjuk pelaksanaan dalam pembangunan perumahan dan prasarana f.
lingkungannya
melaksanakan pengesahan rencana bangunan yang disesuaikan dengan fungsi g.
kawasan
rencana teknis sarana dan prasarana air buangan sampah dan penyaluran air h.
hujan
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana air bersih, persampahan dan sanitasi i.
pada kawasan perumahan, permukiman, dan kawasan lainnya
Melaksanakan perbaikan/rehabilitasi sara na dan prasarana penyehatan j.
lingkungan
Menyelenggarakan penyelidikan dan menetapkan sumber air bersih yang layak k.
bagi kesehatan masyarakat
Melakukan pemantauan kondisi dan perkembangan sarana dan prasarana teknis l.
Melaksanakan pembangunan ,mon itoring evaluasi dan pelaporan bidang m.
penyehatan lingkungan
Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah yang perlu diambil n.
dalam bidang usahanya.
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas p rogram untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam
melaksanakan beban kerja dan tanggung ja wab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk m asing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar
bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Tabel 10.1
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Cipta Karya
Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK
1 Dinas PU CK &
Perumahan
Perencanaan dan
Pelaksanaan Fisik Bidang Cipta Karya
2 Bappeda Perencanaan Kawasan Bidang Sarana dan Prasarana
3
Dinas Pasar, Kebersihan dan keindahan kota
Pengelolaan sampah, kebersihan dan keindahan
kota
Bidang Bina Sarana dan Prasarana Kebersihan dan Bidang Pengelola TPA dan Limbah, Bidang Pertamanan
4 Badan Lingkungan
Hidup Pengelolaan Limbah Bidang Tata Lingkungan
Sumber :data dinas terkait
Tabel 10.2
Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No Nama SOP Instansi Yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP
Pengembangan Permukiman
1
SOP Penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman
Bappeda
PU Cipta Karya
Dinas Kebersihan
Badan Lingkungan Hidup
Perencanaan Kawasan
Pembangunan infrastruktur
Penataan Ruang dan Tata Bangunan
Pengelolaan sampah
Pengelolaan Limbah 2
SOP Penyediaan dan pendataan prasarana lingkungan permukiman
3
SOP Pembangunan Sarana Dasar (PSD) dilingkungan Rusunawa
Penataan Bangunan dan Lingkungan 1 SOP Permohonan pembuatan
dan penghitungan Rencana Anggaran Biaya dan Gambar Bangunan gedung
.
Bappeda
PU Cipta Karya
Perencanaan
Pembangunan infrastruktur
Penataan Ruang dan Tata Bangunan
2 SOP Pengajuan usulan perhitungan dan penghapusan ganti rugi
Pengembangan Air Minum
1 SOP Pelaksanaan DAK Kegiatan sanitasi dan air bersih
Bappeda
PU Cipta Karya
PDAM
Perencanaan
Pembangunan infrastruktur
Perencanaan dan Pengelolaan Air
Minum
Pengembangan PLP
1 SOP Pelaksanaan DAK Kegiatan sanitasi dan air bersih
Bappeda
PU Cipta Karya
Dinas Kesehatan
Badan Lingkungan Hidup
Perencanaan
Pembangunan infrastruktur
Perencanaan dan Kampanye Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
Perencanaan dan Pengelolaan
Limbah
SOP Non-Teknis
Sumber :
Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 10.2.3.
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai d alam unit kerja bidang Cipta Karya
Tabel 10.3
Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Pendidikan
Dinas PU CK & Wanita : 5 Orang
SMA : 2 Orang
Analisis Kelembagaan 10.3.
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.
Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya 10.3.1.
Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Analisis deskriptif dapat mengacu pada pertanyaan di bawah ini
Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan 1.
perundangan yang berlaku?
Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudahsesuai dengan 2.
tugas dan fungsi masing-masing instansi?
Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi strukturorganisasi?Pedoman 3.
Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 3
Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja daer ah 4.
khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPI2-JM.
Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya 10.3.2.
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis ini
beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut: Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan 1.
tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada?
Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang 2.
cipta karya yang terjadi selama ini?
Apakah keorganisasian bidang cipta karya yang ada sudahmengikuti ketentuan 3.
lingkungan permukiman, dan penat aan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk?
Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja 4.
daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya?
Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhiketata laksanaan perangkat 5.
kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 10.3.3.
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terh adap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI-JM Bidang Cipta Karya.
Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat dijawab adalah sebagai berikut :
Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik darisegi jumlah 1.
maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya dibidang Cipta Karya? Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDMperangkat kerja 2.
daerah yang terkait dengan bidang cipta karya?
Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhikualitas dan 3.
kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya? Tabel 10.4
Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia
1 Bappeda SMA
Diploma
S1 sastra inggris -& Pengairan
SMA Diploma
-D3 Teknik Lingkungan D3 teknik sipil
-Sarjana
S1 Tehnik pengairan
-S1 teknik arsitek
-S1 teknik sipil
-S1 teknik mesin
-S1 teknik geodesi
-S1 teknik lingkungan
-S1 arsitek landscape
-S1 planologi
-S1 teknik kelistrikan
-Sumber : data dinas terkait
Analisis SWOT Kelembagaan 10.3.4.
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan ( strengths), kelemahan ( weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman ( threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan pe njabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan -pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengam bil
keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara m engatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T)
Tabel 10.5
Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
posisi geografis yang strategis (
-terletak pada jalur lintas sumatera dan berbatasan dengan daerah lain yang lebih dahulu berkembang);
terletak di DAS musi bagian hulu
-(mempunyai peluang dengan daerah lain dalam pengembangan DAS musi);
Investasi dan Kerjasama di bidang
-pertanian dan Pariwisata baik regional dan internasional;
Luas Hutan sebagai potensi
-pengurangan emisi gas rumah kaca;
Adanya Dukungan pusat dan Provinsi ;
-Terdapat sawah irigasi teknis yang
-menjadi kewenangan pusat (dana pusat);
ANCAMAN (T)
Pengaruh Iklim global;
-Berada di daerah rawan Bencana
-(gempa bumi, tanah longsor, puting bliung, Erupsi gunung berapi, banjir dan kebakaran hutan);
Ancaman pasar global dan
-pasar bilateral (masuknya produk-produk, barang dan jasa dari luar negeri);
KEKUATAN (S)
Empat Lawang sebagai Daerah
-Otonomi Baru;
Agroklimat yang cocok untuk sektor
-pertanian( perkebunan, tanaman pa ngan, perikanan, perternakan,dan kehutanan)
tersedianya Sumber Daya Alam
-(pertambangan dan penggalian);
potensi sumber daya air yang
-berlimpah;
tersedianya komuditas unggulan
-perorientasi ekspor;
tersedianya areal pengembangan
-perkotaan dan kawasan komersi al (pulau mas, jalan poros, lingkar kota, kawasan agropolitan, kawasan kota baru)
potensi keindahan alam untuk
-pengembangan pariwisata.
Mempunyai Keunggulan komparatif
-dan kompetitif;
Strategi SO (Kuadran 1).
Memanfaatkan letak geografis di hulu sungai dalam kerjasama Pengembangan DAS Musi
Eksploitasi SDA secara maksimal dengan dukungan pemerintah pusat dan Propinsi
Memaksimalkan produktivitas dan komoditas unggulan
pertanian,pekebunan,perikanan dan kehutanan dan pariwisata dengan memanfaatkan kerjasam a investasi baik regional maupu internasional
Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pemanfaaan hutan sebagiai potensi pengurangan as rumah kaca
Strategi ST (Kuadran 2).
KELEMAHAN (W)
Rendahnya kualitas SDM;
-Terbatasnya infrastruktur wilayah dan
-infrastruktur dasar;
Terbatasnya sarana dan prasarana sosial
-(pendidikan, kesehatan dan sarana sosial lainnya);
Terbatasanya sarana dan prasarana
-perekonomian (fasilitas perdagangan, fasilitas UMKM, industri pengolahan produk pertanian, industri kemasan);
Tingkat kamtibmas yang relatif rendah;
-Penyelenggaraan Good governance
-belum optimal;
Rendahnya daya saing daerah;
-Strategi WO (Kuadran 3)
Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah,dasar,ekonomi serta kamtibmas dengan memanfaatkan dukungan pemerintah pusat dan propinsi
Meningkatkan daya saing daerah dengan memanfaatkan letak geografis Yang terletak di lintas sumatera
Strategi WT (Kuadran 4)
Meningkatkan Kualitas SDM dan daya saing daerah dengan didukung pembangunan
infrastrukturwilayah,dasar dan ekonomi dalam menghadapi pasar global
Optimalisasi penyelenggaraan good governance dalam mengantisipasi adanya pasar global & bilateral maupun bencana daerah
Sumber : RPJMD Kab. Empat Lawang
Berdasarkan tabel SWOT di atas, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
Menginventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan (inte rnal), 1.
kelemahan (internal), peluang (eksternal) dan ancaman (eksternal) kelembagaan organisasi perangkat kerja daerah, khususnya terkait dengan bidang Cipta Karya. Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolaborasi dari faktor-faktor analisis 2.
SWOT, yaitu sebagai berikut.
Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agar kekuatan yang
o
dimiliki organisasi mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu dengan kekuatan yang
o
dimiliki organisasi, dapat di rumuskan strategi untuk mengurangi dampak dari pengaruh eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi
Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaiki
kelemahan-o
kelemahan organisasi yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada. Mengembangkan st rategi WT (kuadran IV). Untuk strategi ini maka
o
diperlukan upaya yang sangat besar karena selain memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga harus melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yang berpotensi untuk
Rencana Pengembangan Kelembagaan 10.4.
Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga ke lompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.
Rencana Pengembangan Keorganisasian 10.4.1.
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.
Rencana pengembangan keorgani sasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagun akan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.
Rencana Pengembangan Tata Laksana 10.4.2.
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu p ada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.
Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM ) 10.4.3.
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel 10.6
Tabel 10.6
Pelatihan Bidang Cipta Karya
No Jenis Pelatihan
1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan 10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan
Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan
11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana
12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara 13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
17 Diklat Jabatan Fungsional
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 2012
Aspek Kelembagaan Strategi Strategi Rencana Aksi
1 2 3
Organisasi
Tata Laksana
Sumber Daya Manusia