• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lambung Pensi (Corbicula sumatrana Clessin) Di Danau Singkarak. Rostina Tampubolon, Rina Widiana), Armein Lusi Z)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Lambung Pensi (Corbicula sumatrana Clessin) Di Danau Singkarak. Rostina Tampubolon, Rina Widiana), Armein Lusi Z)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Lambung Pensi (

Corbicula sumatrana

Clessin)

Di Danau Singkarak

Rostina Tampubolon, Rina Widiana), Armein Lusi Z)

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Singkarak Lake is currently used for various activities, such as fishing, tourism, Hydroelectric Power Plant (HEPP), Shower Wash latrine (toilet) and disposal of household waste. Research on the analysis of stomach Pensi (Corbicula sumatrana Clessin) in Singkarak Lake was conducted in February 2013. From the analysis of natural food in the stomach pensi found Phytoplankton, Detritus and 11 genera. The frequency of the presence of natural food that is pensi size <10 mm was Detritus, Staurastrum and Oscillatoria are 1, pensi size is 10-20 mm and Staurastrum Detritus is 1, and the size of> 20 mm was Detritus, Staurastrum and Oscillatoria is 1. The relative abundance were highest pensi size <10 mm is Staurastrum of 18.33% followed by Oscillatoria and Detritus of 16.67%, the size of 10-20 mm is Detritus 25.39%, followed Staurastrum and Cymbella by 12.69%, and in size> 20 mm is Detritus of 32%, followed by 16% Staurastrum. From the analysis it is known that the main food Corbicula sumatrana Clessin is Detritus and Fitoplanton.

.

Key Word: Stomach Analysis, Corbicula Sumatrana, Detritus, Fitoplanton

PENDAHULUAN

Corbicula merupakan salah satu jenis kerang yang bernilai ekonomis. Kerang air tawar ini dikonsumsi manusia sebagai sumber protein hewani, digunakan sebagai bahan obat serta makanan ternak. Jenis kerang ini hidup di dasar perairan yang berlumpur, berpasir, dan substrat yang lebih keras (Suwignyo, 2005). Pada umumnya di Indonesia Corbicula merupakan kerang yang khas di air tawar, tetapi beberapa spesies dapat juga bertahan hidup di air payau. Corbicula juga dilaporkan terdapat di Danau Maninjau yaitu Corbicula moltkiana sedangkan di Danau Singkarak, Danau Diatas dan Danau Dibawah yaitu dan Corbicula sumatrana (PSLH, 1994).

Corbicula sumatrana merupakan jenis kerang yang dikenal oleh masyarakat Sumatera Barat dengan nama pensi, yang tergolong famili Corbiculidae, hidup pada perairan tawar yang berlumpur. Keberadaan pensi di Danau Singkarak merupakan anugerah bagi masyarakat sekitar, dimana dengan keberadaan pensi secara tidak langsung dapat menunjang perekonomian masyarakat di sekitar danau (PSLH, 1994).

Kelimpahan kerang di habitatnya tergantung pada keadaan faktor lingkungannya baik lingkungan abiotik maupun biotik. Kondisi cuaca dan keadaan geografis habitat berhubungan dengan pertumbuhan kerang dan tingkatan fitoplankton.

Danau Singkarak merupakan salah satu danau yang cukup luas yang terdapat di Sumatera Barat. Terletak antara Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok, dengan jarak kira-kira 20 km dari Padang Panjang. Danau ini memiliki luas permukaan 13,011 ha dan kedalaman maksimal 268 m (PLSH, 1994). Di Danau Singkarak banyak didapat C. sumatrana Clessin atau pensi yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Saat ini terlihat Danau Singkarak mengalami perubahan seperti penurunan permukaan air danau dan seiring dengan pemanfaatan pensi (C. sumatrana Clessin) tersebut danau sebagai tempat hidup pensi juga digunakan sebagai tempat objek wisata dan pembuatan jala apung (keramba) oleh masyarakat disana. Diduga dengan banyaknya aktivitas masyarakat di Danau Singkarak sebagai habitat pensi (C. sumatrana Clessin) dapat terganggu (Nofriza, 2005).

(2)

Danau sebagai tempat berbagai hasil buangan manusia baik dari pemukiman dan pertanian yang ada disekitar sehingga dapat mempengaruhi faktor fisika kimia air dan biota air yang ada di dalamnya. Banyaknya senyawa organik yang masuk ke dalam air mengakibatkan air semakin keruh dan kotor. Keadaan ini berpengaruh kepada ekosistem danau maka secara langsung berdampak terhadap plankton yang menjadi makanan pensi (C. sumatrana Clessin).

Makanan merupakan satu faktor yang memiliki peranan penting dalam kehidupan organisme karena sangat berpengaruh pada reproduksi dan pertumbuhan organisme yang bersangkutan. Kastoro (1992) mendapatkan gonad kerang berkembang dengan cepat dan pemijahan terjadi serentak dengan tersedianya makanan yang maksimum sehingga dengan demikian pemijahan kerang yang hidup di perairan tropis berlangsung sepanjang tahun karena erat kaitannya dengan ketersediaan makananan yang terus menerus.

Makanan pensi terdiri dari bermacam-macam sumber, tergantung dari jenisnya. Pada umumnya kelompok Pelecypoda adalah pemakan suspensi dengan cara menyaring makanan, dimana sumber makanannya terdiri dari Phytoplankton, Zooplankton dan Detritus, zat organik terlarut dan zat organik mengelompok (Kastoro, 1992). Kerang ini bersifat filtrasi feeders dan detritus yaitu penyaring plankton dari perairan sekitarnya sedangkan detritus feeders memanfaatkan bahan-bahan organik dan tumbuhan yang jatuh ke dasar perairan. Berdasarkan uraian di atas, maka telah dilakukan penelitian tentang Analisis Lambung Pensi (Corbicula sumatrana Clessin) di Danau Singkarak.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui:

1.

Komposisi jenis makanan alami

yang ditemukan dalam lambung

pensi (

C. sumatrana

Clessin).

2.

Makanam alami yang terbanyak

dimakan pensi.

3.

Kondisi fisika kimia habitat pensi

(

C. sumatrana

Clessin) di Danau

Singkarak.

METODE PENELITIAN

1. komposisi Makanan Alami Pensi Komposisi makanan alami pensi (Corbicula sumatrana Clessin) diteliti dengan menggunakan metode analisis lambung. Ukuran pensi yang diambil dikelompokkan atas tiga yaitu pensi yang berukuran kurang dari 10 mm diambil sebanyak 5 ekor, yang berukuran 10-20 mm diambil sebanyak 5 ekor dan yang berukuran lebih dari 20 mm diambil sebanyak 5 ekor. 2. Pengukuran Faktor Fisika-Kimia

Habitat Pensi

Pengukuran parameter faktor fisika-kimia dilakukan langsung di lapangan. Parameter fisika-kimia pada habitat pensi yang diukur meliputi, suhu

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil

Berdasarkan hasil penelitian analisis lambung C. sumatrana Clessin ditemukan Detritus dan 11 Genus fitoplankton yang termasuk dalam tiga Kelas yaitu Crysophyta, Clorophyta dan Cyanophyta. Crysophyta terdiri dari lima genus, Chlorophyta empat genus dan Cyanophyta terdiri dari dua genus yaitu Oscilatoria dan Rivularia

(3)

Tabel 1. Frekuensi Kehadiran dan Kelimpahan Relatif Jenis Makanan Alami Dalam Lambung C. sumatrana Clessin Berdasarkan Ukuran Panjang Cangkang

NO Taksa Sampel <10 mm 10-20 mm >20 mm FK KR FK KR FK KR Cyanophyta 1 Oscillatoria 1 16,67 0,6 7,93 1 12 2 Rivularia 0,2 1,67 0,6 11,11 0,4 4 0,2 18,34 1,2 19,04 1,4 16 Chlorophyta 3 Cosmarium 0,6 13,33 0,6 6,34 0,6 5,33 4 Oedogonium 0,4 3,33 0,2 1,58 0 0 5 Spirogyra 0 0 0,2 1,58 0,2 1,33 6 Staurastrum 1 18,33 1 12,69 0,8 16 2 34,9 2 22,19 1,6 22,66 Crysophyta 7 Cymbella 0,8 10 0,8 12,69 1 13,3 8 Gomphonema 0,6 5 0,4 3,17 0,4 4 9 Navicula 0,4 6,67 0,4 6,34 0,4 4 10 Nitzchia 0,4 3,33 0,2 1,58 0 0 11 Synedra 0,6 5 0,6 9,52 0,6 8 2,8 30 2,4 33,3 2,4 29,2 12 Detritus 0,6 16,67 1 25,39 1 32 Jumlah 6,6 100 6,6 99,92 6,4 99,96

Keterangan: FK= Frekuensi Kehadiran (KR%) dan KR= Kelimpahan Relatif(KR%). Berdasarkan frekuensi kehadiran

Pada Tabel 1, frekuensi kehadiran yang tinggi pada ukuran lambung pensi < 10 mm yaitu Oscillatoria dan Staurastrum yang masing-masing bernilai 1, dan yang terendah adalah genus Rivularia sebesar 0,2 makan hanya ditemukan dalam satu lambung saja. Pensi ukuran 10-20 mm frekuensi kehadiran yang tinggi adalah Detritus dan Staurastrum sebesar 1. Pada lambung ukuran > 20 mm frekuensi kehadiran makanan yang tinggi ditemukan pada Detritus, Oscillatoria dan Cymbella yang masing-masing sebesar 1 dan yang terendah adalah genus Spirogyra sebesar 0,2.

Pada Tabel 1 dapat dilihat kelimpahan pakan alami yang terdapat dalam lambung sampel dari ukuran yang berbeda sangat bervariasi. Pada ukuran < 10 mm, kelimpahan yang tinggi yaitu pada genus Staurastrum 18,33 % diikuti genus Oscillatoria dan Detritus masing-masing sebesar 16,67 %. Pensi ukuran 10-20 mm, kelimpahan relatif yang tinggi yaitu Detritus sebesar 25,39 % dan diikuti genus Staurastrum dan Cymbella yang masing-masing bernilai 12,69 %. Pada ukuran > 20

mm, kelimpahan relatif yang tinggi yaitu Detritus 32 % dan diikuti genus Stauratrum 16 %.

Dari penelitian juga dilakukan pengukuran terhadap parameter Fisika dan Kimia habitat Corbicula sumatrana Clessin, Kisaran faktor Fisika Kimia habitat pensi terlihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2.Faktor Fisika dan Kimia Habitat Corbicula sumatrana Clessin

NO Parameter Hasil Pengukuran 1 Suhu(ºC) 27

2 pH 7,0

3 DO(mg/L) 7,0 4 Kecerahan (cm) 49

Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat suhu air Danau Singkarak adalah 27ºC, pH 7,0, Oksigen Terlarut 7,0 mg/L dan kecerahan 49 cm.

2. Pembahasan

Dari hasil analisis lambung pensi Corbicula sumatrana Clessin di Danau Singkarak dengan menganalisis lambung pensi dalam ukuran yang bervariasi,

(4)

didapatkan hasil komposisi pakan alami dalam lambung tergolong kedalam Fitoplankton dan Detritus atau partikel yang tidak teridentifikasi. Fitoplankton yang ditemukan dalam lambung yaitu Crysophyta (genus Cymbella, Gomphonema, Navicula, Nitzchia dan Synedra), Chlorophyta (genus Cosmarium, Oedogonium, Spirogyra dan Staurastrum) dan Cyanophyta (genus Oscillatoria dan Rivularia).

Pada umumnya ukuran inhalant berkisar 1-5 mm dan ekshalant siphon pada C.sumatrana adalah berkisar 3-5 mm. Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa jenis pakan alami dalam lambung pensi didominasi oleh alga, ini berarti pensi termasuk jenis herbivora (pemakan tumbuhan). Partikel makanan yang melayang diperairan dan yang terdapat didasar perairan diambil melalui inhalant sifon kemudian disalurkan ke mulut. Menurut Jabang (2000) penyaringan dilakukan oleh gerakan-gerakan silia pada insang dan menimbulkan arus air kedalam rongga mantel. Dari rongga mantel makanan dibawa ke rongga malut dan diseleksi oleh palpus labialis. Makanan yang dibutuhkan dimakan melalui materi yang tersaring dan partikel lainnya yang ikut tersaring tetapi tidak dimakan maka dikeluarkan melalui exhalant siphon.

Frekuensi kehadiran tertinggi pada pensi ukuran < 10 mm yaitu genus Oscillatoria dan Staurastrum bernilai 1 dan yang terendah yaitu genus Rivularia bernilai 0,2. Tingginya frekuensi kehadiran Oscillatoria karena memiliki ukuran 1-6 µm sehingga mudah melalui inhalant sifon. Oscillatoria hidup soliter atau berkoloni dan menghasilkan sumber energi bagi organisme air dan dapat berfotosintesis. Oscillatoria memiliki panjang sel 2,5-4 µm dan lebarnya 20 µm (Prescott, 1975).

Pada lambung pensi yang berukuran 10-20 mm frekuensi kehadiran yang tinggi yaitu pada Detritus dan genus Staurastum yang masing-masing benilai 1, dimana ditemukan pada semua lambung sampel. Nilai frekuensi kehadiran yang terendah yaitu genus Oedogonium, Spirogyra dan Nitzchia yang masing-masing bernilai 0,2 dimana hanya ditemukan pada satu lambung sampel saja. Rendahnya frekuensi Nitzchia dalam lambung pensi karena Nitzchia lebih banyak terdapat di perairan laut pada suhu yang dingin dibandingkan dengan suhu perairan di Danau Singkarak yang bernilai 27ºC. Nitzchia juga memiliki dinding sel yang

mengandung silika dengan ukuran panjang 80-140µm (Sawai and Nagumo 2003 dalam Yulfiana, 2013).

Frekuensi kehadiran makanan tertinggi pada pensi ukuran >20 mm yang tertinggi yaitu Detritus, Oscillatoria dan Cymbella yang masing-masing bernilai 1. Tingginya frekuensi kehadiran Cymbella dalam lambung sampel ukuran >20 mm karena Cymbella mudah melalui inhalant sifon dimana Cymbella memiliki struktur tubuh yang memiliki gel, berkoloni dan berbentuk bulat sabit dengan panjang 9-30µm dan lebar 5-9 µm (Krammer and dkk., 1988 dalam Yulviana, 2013).

Frekuensi kelimpahan relatif atau persentase volume makanan dalam lambung pensi seperti pada Tabel 1, kelimpahan relatif yang tinggi pada ukuran pensi < 10 mm adalah Staurastrum 18,33 % diikuti dengan Detritus dan Oscillatoria yang masing-masing bernilai 16,67 %. Nilai frekuensi yang terendah yaitu Gomphonema dan Synedra masing-masing bernilai 5 % mm. Tingginya kelimpahan Staurastrum pada lambung pensi karena sel ini mengandung klorofil yang dibutuhkan oleh pensi sebagai makanan dan sebagai produsen di perairan, selain itu dinding sel Staurastrum juga dilapisi oleh lendir (Anonymus, 2014).

Kelimpahan relatif makanan alami dari lambung pensi ukuran 10-20 mm yang tinggi yaitu pada Detritus 25,39 % dan diikuti genus Staurastrum dan Cymbella yang masing-masing bernilai 12,69 %. Nilai frekuensi yang terendah yaitu genus Oedogonium, Spirogyra dan Nitzchia yang masing-masing bernilai 1,58 %. Tingginya nilai Detritus dalam lambung pensi karena pensi bersifat Detritus feeders lebih banyak membenamkan diri pada substrat yang lumpur. Castro dan Huber (2000) dalam Efendi (2011) menyatakan bahwa didaerah estuasi sumber utama yang paling besar yaitu Detritus yang berasal dari daun mangrove yang berada di estuasi.

Pada ukuran pensi > 20 mm, kelimpahan relatif yang tinggi yaitu pada Detritus 32 % dan diikuti genus Staurastrum 16 %. Nilai frekuensi yang terendah adalah Rivularia, Gomphonema dan Navicula masing-masing bernilai 4 %. Rendahnya nilai Gomphonema karena memiliki struktur tubuh yang berbentuk seperti katub ujungnya meruncing dan mempunyai pigmen fotosintesis termasuk klorofil A dan C dan klorofil tersebut tersimpan didalam kloroplas

(5)

yang berbentuk cakram atau lembaran dengan panjang ukuran 40-50 µm, lebar 8-40 µm (Prowse. 1962).

Menurut Wetzel dan Linkens (2000 dalam Yusrika, 2010), bahan organik pada ekosistem perairan berasal dari materi yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Bahan partikel sebagai partikel yang paling banyak adalah dalam bentuk detritus. Partikel bahan organik yang memiliki jumlah yang cukup besar diduga merupakan sumber makanan terbesar karena sangat perlu bagi pertumbuhan. Menurut Dauble et. al. (1984) pertumbuhan Corbicula sp. dipengaruhi oleh suplai makanan, suhu air dan ukuran kerang itu sendiri. Disamping itu Foe and Knight (1985), menyatakan bahwa laju pertumbuhan cangkang Corbicula fluminea tergantung pada ketersediaan makanannya yaitu fitoplankton.

Suhu sangat besar pengaruhnya pada kehidupan kerang-kerangan terutama yang hidup di daerah yang memiliki empat musim, namun di perairan tropis pengaruh suhu tidak begitu nyata karena fluktuasi suhu tidak begitu besar. Odum (1994) menyatakan bahwa suhu ekosistem akuatik dipengaruhi oleh intensistas matahari, ketinggian geografis dan faktor kanopi (penutup vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh disekitarnya. Kisaran suhu normal agar jenis kerang-kerangan dapat hidup di daerah tropis yaitu 20-35ºC dengan fluktuasi tidak lebih dari 5ºC (Kastoro, 1998). Dari hasil penelitian di lapangan suhu perairan Danau Singkarak yaitu 27ºC, suhu ini termasuk dalam kisaran yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan bivalvia dan plankton.

Achmad dan Herman (1997) menyatakan bahwa pH air danau 6-6,5, ini termasuk nilai ideal dan produktif. Nilai pH yang didapat dari penelitian adalah 7,0, nilai ini sudah mendukung kehidupan plankton dan perkembangan Corbicula sumatrana Clessin. Kandungan Oksigen Terlarut (DO) yang didapat pada lokasi penelitian yaitu 7,0 mg/L. Menurut Welch (1952) Oksigen Terlarut yang dibutuhkan oleh organisme akuatik minimal 4 mg/L. Dari hasil penelitian yang dilakukan nilai kecerahan perairan habitat pensi yaitu 49 cm. Menurut Hamidah (2004) rendahnya tingkat kecerahan

mengakibatkan Corbicula mengalami kesulitan mendapatkan makanan.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian analisis lambung pensi (Corbicula sumatrana Clessin) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Makanan alami Corbicula sumatrana Clessin terdiri dari Detritus, Crysophyta, Clorophyta dan Cyanophyta dan tergolong kelompok Herbivora.

2. Frekuensi Kehadiran Makanan dan Kelimpahan Relatif tertinggi yaitu Detritus dan genus Staurastrum.

3. Kondisi Fisika Kimia Perairan Danau Singkarak, Suhu 27ºC, Oksigen Terlarut 7,0 mg/L, pH 7,0 dan Kecerahan 49 cm.

DAFTAR PUSTAKA

Double. D .D..S Daley and C.S. Abdenethy. 1984. Factor Affecting Growth and Survival of Asiatic Clam, Cocbicula, sp. Under Controlled Laboratory Material 7th Symposius on Aquatic Toxicology. ASTM Spesial Publication No. 854. Hal 138-144.

Effendi. 2011. Ekosistem: Fitoplanton. http://efendikonservasi.blogspot.com /2011/01/fitoplanton.html diaskes 06 maret 2014.

Hamidah, A. 2004. Komposisi Jenis Pakan Alami dan Kebiasaan Makan Remis Teknologi bandumg. Bandung. Foe, C. and A. Knight. 1985. The effect of

Phytoplankton and Suspended Sediment of the Growth Corbicula fluminea (Bivalvia). Hydrobiologia. 127 (2) : 105.116.

Jabang, 2000. Preferensi Makanan dan Laju Pertumbuhan Kerang Lokan (Batissa violacea. L) di Estuaria Batang Masang Tiku Sumatera Barat. Tesis Pasca Sarjanan. ITB Bandung. Kastoro, W. W. 1992. Beberapa Aspek

Biologi dan Ekologi dari Jenis-Jenis Mollusca Laut Komersial yang diperlukan untuk Menunjang Usaha Budidaya. Proseding Temu Karya Ilmiah Potensi Sumber Daya

(6)

Kerang-Kerangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Balai Penelitian Budidaya Pantai Maros. Nofriza, 2005. Habitat Kepadatan Populasi

Pensi di Danau Singkarak. Skripsi Biologi, Universitas Andalas, Padang.

Pusat Studi Lingkungan Hidup, 1994. Penelitian Air dan Biota Danau Singkarak. Danau Lingkungan Hidup. Universitas Andalas, Padang.

Suwignyo, S. 2005. Avertebrata Air. Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta

Welch, P. S. 1952. Limnology. Second Edition. Mc Graw Hill Book Company Inc. New York.

Gambar

Tabel 1. Frekuensi Kehadiran dan Kelimpahan Relatif Jenis Makanan Alami Dalam  Lambung C

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Sayono pada tahun 2008 yang menemukan bahwa ovitrap yang dipasang di luar rumah menghasilkan jumlah telur

Dengan berdasarkan paparan diatas, penulis melihat adanya peluang untuk meningkatkan penelitian sebelumnya yaitu, pemanfaatan tenun gedog Tuban bertekstur dengan

tadi diukur pada skala lintang terdekat yang berada di kiri/kanan peta dan hitunglah berapa menit busur derajat lintangnya; 1 menit busur = 1 mil laut) haruslah sama dengan jauh

Atas berkat rahmat Allah SWT, maka publikasi Kecamatan Tabir Lintas Dalam Angka 2014 yang diterbitkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan sebagai dasar untuk mengetahui

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

Dengan demikian sudah seharusnya Tergugat 1 sampai dengan 3 pun ikut dihukum bertanggungjawab mengembalikan kerugian Para Terbanding; --- - Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Persiapan yang harus dlakukan oleh pihak keluarga pria yakni menyiapkan semua alat-alat perlengkapan adat untuk ngakuk majau (mengambil mempelai wanita) dan begawai turun

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil, sebagai berikut: 1) Aspek permodalan KSPPS BMT Mitra Mandiri tahun 2013-2016