• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sejak bulan Maret Penelitian ini dilaksanakan di PT. Jaya Readymix Jakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sejak bulan Maret Penelitian ini dilaksanakan di PT. Jaya Readymix Jakarta."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sejak bulan Maret 2015.Penelitian ini dilaksanakan di PT. Jaya Readymix Jakarta.

B. Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan dan bentuk permasalahan dari penelitian ini, maka penelitian ini berjenis deskriptif dan verifikatif. Menurut Husein Umar (2005) penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kinerja di PT. Jaya Readymix.

Menurut Hasan (2009) penelitian verifikatif adalah menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada dan digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan statistik. Dalam penelitian ini akan diuji kebenaran pengaruh antara keselamatan kerja dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan secara parsial maupun simultan.

Suatu penelitian atau riset secara umum dapat dibagi menjadi 2 yang berdasarkan pada kegunaannya yaitu riset dasar atau riset murni(Basic Research/Pure Research) dan riset terapan atau riset aplikasi (Applied Research)

(2)

yaitu penelitian yang temuannya digunakan untuk memecahkan masalah atau mengantisipasi fenomena yang berkembang.

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Definisi operasionalisasi variabel atau operasional suatu variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) sebagai berikut : ―Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.‖

Variabel itu sendiri dalam konteks penelitian menurut Sugiyono (2010:32) sebagai berikut: ―Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.‖

Jadi, Operasional variabel adalah penentuan construct ( kerangka ) suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu sehingga dapat diamati dan diukur, menganalisa data-data yang telah dikumpul oleh penulis .

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 variabel yang akan diteliti yaitu : 2 variabel bebas (independent), dan 1 variabel tidak bebas (dependent). Adapun variabel tersebut adalah sebagai berikut :

(3)

1. Variabel Bebas / Variabel independent ( X )

Menurut Hadari Nawawi (2010) variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor yang lain, yang pada gilirannya gejala atau faktor yang kedua itu disebut variabel terikat. Variabel independen juga dapat disebut sebagai variabel yang mendahului (antecendent variable). Variabel bebas / independen dalam penelitian ini adalah keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

2. Variabel Tidak Bebas / Variabel Dependent (Y)

Menurut Hadari Nawawi (2010) variabel tidak bebas adalah gejala atau faktor yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Penjelasan dan prediksi fenomena secara sistematis digambarkan dalam variabilitas variabel-variabel dependen yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel-variabel independen.Variabel dependen dapat disebut juga sebagai variabel konsekuensi (consequent variable).Variabel tidak bebas / dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 variabel yang akan diteliti yaitu : 2 variabel bebas ( independent ), dan 1 variabel tidak bebas ( dependent ). Adapun variabel tersebut adalah keselamatan kerja dan kesehatan kerja sebagai variabel independent, dan kinerja karyawan sebagai variabel dependent .Dengan demikian operasionalisasi variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

(4)

Tabel 3.1.

Indikator Variabel Penelitian

No. Variabel Dimensi Indikator Pengukuran

1. Keselamatan Kerja (X1)

Syafii (2008)

Lingkungan Kerja Secara Fisik 1. Penempatan Rambu atau Tanda larangan sesuai pada tempatnya 2. Alat Perlindung

Diri (APD) bagi pegawai 3. Penyediaan perlengkapan Keselamatan Ordinal Ordinal Ordinal Lingkungan Sosial Psikologis 4. Peraturan penggunaan alat pelindung diri (APD) 5. Pemberian asuransi 6. Jaminan dan tanggung jawab pada karyawan apabila terjadi kecelakaan 7. Alat Keamanan sesuai dengan resiko pekerjaan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 2. Kesehatan Kerja (X2) Syafii (2008)

Lingkungan kerja secara medis. 1. Kebersihan lingkungan kerja. 2. Sistem pembuangan sampah dan limbah industri. Ordinal Ordinal

Sarana kesehatan tenaga kerja

3. Sirkulasi udara yang baik

(5)

No. Variabel Dimensi Indikator Pengukuran ditempat kerja 4. Sarana kamar mandi dan wc Ordinal Sarana pemeliharaan kesehatan kerja 5. Kelengkapan dan Persediaan obat-obatan 6. Pelayanan kesehatan tenaga kerja 7. Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja. Ordinal Ordinal Ordinal 3. Kinerja Karyawan(Y)

Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (2003)

Kualitas Kerja 1. Tingkat

kesesuaian hasil pekerjaan dengan standar yang ditetapkan 2. Tingkat ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan 3. Tingkat upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu hasil pekerjaan Ordinal Ordinal Ordinal

Kuantitas Kerja 1. Tingkat

kesesuaian hasil pekerjaan dengan jumlah yang ditentukan

(6)

No. Variabel Dimensi Indikator Pengukuran 2. Tingkat kesesuaian hasil pekerjaan dengan waktu yang ditentukan 3. Tingkat upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah hasil pekerjaan Ordinal Ordinal Kepatuhan terhadap peraturan / aturan 1. Tingkat kedisiplinan pegawai terhadap waktu kerja 2. Tingkat kepatuhan pegawai terhadap pakaian kerja 3. Tingkat kepatuhan pegawai terhadap aturan atau tata tertib/kode etik pegawai

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Sikap dan perilaku Kerja Tingkat kesesuaian hasil pekerjaan dengan instruksi pimpinan Ordinal

(7)

D. Populasi dan Sampel

Pengertian Populasi menurut Sugiyono (2009) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pengertian Sampel menurut Husein Umar (2002) adalah sebagai kumpulan elemen-elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Banyak pengertian tentang sampel, tetapi secara umum dapat dijelaskan bahwa sampel adalah bagian dari populasi.Menurut Sugiyono (2009) ―sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut‖. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative( mewakili ).

Mengingat terbatasnya waktu, dana dan tenaga , maka tidak semua jumlah karyawan diteliti sebagai obyek penelitian. Untuk mendapatkan sampel digunakan teknik accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel secara tidak sengaja atau secara acak.Untuk mendapatkan sampel yang dapat mengambarkan sebagian dari populasi, maka dalam penentuan sampel penelitian ini digunakan rumus Slovin (Umar, 2004) sebagai berikut :

N n = —————— 1 + N e2 Ket : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

(8)

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat di tolerir ( umumnya 5% atau 0,05%).

Dari rumusan rumus Slovin diatas, maka akan dibuat perhitungan untuk mengetahui berapa sampel yang akan di ambil.

N n = —————— 1 + N e2 120 n = ——————— (120 x 0,05^2)+1 n = 92

Berdasarkan rumusan dan perhitungan dari rumus Slovin diatas, maka penulis mengambil sampel karyawan bagian produksi di PT.Jaya Readymix di Jakarta sebanyak 92 sampel. Sampel tersebut sudah mewakili seluruh atau sebagian besar jumlah keseluruhan karyawan Akan tetapi yang akan di ambil sebagai sampel adalah sejumlah 92 karyawan atau sampel sesuai dengan rumusan Slovin.

Adapun pengambilan sampel penelitian yang ideal sebaiknya adalah memenuhi syarat-syarat seperti dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya, dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku dari taksiran yang diperoleh, sederhana sehingga mudah dilaksanakan, dapat memberikan keterangan sehingga mudah dilaksanakan, dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan penggunaan waktu serta biaya seminimal mungkin.

(9)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1) Pengamatan langsung terhadap objek riset, artinya peneliti berada ditempat terjadinya fenomena yang diamati.

2) Kuesioner yaitu penyebaran angket kepada para responden dalam hal ini adalah karyawan, dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian.

3) Wawancara yang dilakukan dengan pihak yang berkompeten atau berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan yang sesuai yang dibutuhkan peneliti dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan.

F. Metode Analisis

1. Persiapan

1) Membaca beberapa literatur kepustakaan sebanyak mungkin yang ada hubungannya dengan kegiatan penelitian ini. Hal ini dilakukan oleh penulis agar supaya dapat memberikan landasan teori yang kuat. 2) Keseluruhan pertanyaan kuesioner disusun berdasarkan pada kisi-kisi

yang bersumber dari indikator penelitian. Pengukuran kuantitatif / jawaban kuesioner dilakukan dengan sistem skor menurut skala Likert dengan 5 pilihan, yaitu :

1. Sangat Setuju (SS) : 5

2. Setuju (S) : 4

3. Ragu-ragu (RR) : 3 4. Kurang Setuju (KS) : 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

(10)

2. Pengolahan Data

1) Uji Validitas

Suatu kuesioner dianggap valid apabila dapat mengukur apa yang dituju. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Sebelum dilakukan analisis maka perlu dilakukan pengujian atas valid atau tidaknya data kuesioner tersebut.

Didalam penelitian ini teknik uji validitas mengacu kepada korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis Bivariate Pearsonmengkorelasikan skor masing-masing item pertanyaan dengan skor totalnya. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap. Rumus Bivariate Pearson yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

 

  2 2 2 2 ( ) ( ) ( ) ) ( y y N y x x N y x xy N rxy Dimana:

X : Jumlah skor tiap item Y : Jumlah total tiap item N : Jumlah reponden

Kriteria pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Pengujian dinyatakan valid jika angka koefisien korelasi item-total (rxy) lebih besar dari angka

(11)

koefisien korelasi tabel. Ada kemungkinan dalam pernyataan kuesioner kurang baik dalam susunan kata-kata atau kalimat yang digunakan, sehingga dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda dari responden. Untuk itu pertanyaan yang tidak valid maka akan dikeluarkan atau tidak dianalisis, sedangkan pertanyaan yang valid diteruskan ketahap pengujian kehandalan (uji reliabilitas).

2) Uji Reliabilitas

Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Metode pengujian reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yang sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala. Rumus reliabilitas dengan metode Alpha adalah sebagai berikut :

2 2 ) ( 1 ) 1 ( 11 t b k k r

   Dimana: r11 : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan ∑ σb2 : Jumlah varian butir

(12)

3) Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai hubungan distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Pengujian data pada penelitian ini menggunakan uji normalitas Sample Kolmogorov-Smirnovyang dipadukan dengan kurva nornal Q-Q Plots. Dengan tingkat signifikansi (α) = 5%. Data berdistribusi normal jika tingkat signifikansi lebih besar dari (α) = 5%. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari (α) = 5% maka data tidak berdistribusi normal.

Ujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik. Untuk pengujian normalitas digunakan statistik Kolmogrov-Smirnov.

Dasar analisa :

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram tidak menunjukkan pola

(13)

distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas. Untuk mengetahui adanya multikolinearitas suatu model regresi adalah sebagai berikut : 1) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar

variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas tidak berarti bebas dari multikolinearitas.

2) Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregresi terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF (Variance Inflated Factors)

(14)

yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut-offyang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance< 0.10 (tingkat kolinearitas 0.95).

c.) Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain yang tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedatisitas adalah dengan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dan residualnya. Deteksi terhadap heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Bila ada pola tertentu, seperti titik yang menyebar di atas dan di bawah titik 0 maka dapat disimpulkan dalam data bebas dari heterokedastisitas dan sebaliknya.

4) Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui hubungan variabel terikat dengan variabel bebasnya serta mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatbaik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama digunakan analisis Model Regresi Linier Berganda. Model regresi untuk menganalisis atas dasar Population

(15)

Regretion Function (PRF) sebagai berikut: Ŷ = β0 + β1X1 + β2X2 + εi Dimana: Keterangan : Y = Kinerja Karyawan X1 = Keselamatan Kerja X2 = Kesehatan Kerja β0 = Konstanta β1, β2 = Koefisien ε = Epsilon

Agar regresi linier berganda tersebut memiliki interpretasi yang baik, terlebih dahulu harus dipenuhi asumsi klasik dari regresi.

5) Uji Hipotesis

a) Koefisien Determinasi Berganda (R2)

Metode ini digunakan untuk mengukur ketepatan dari model analisis yang dibuat. Nilai koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan dari variabel bebas yang diteliti secara simultan terhadap variasi variabel terikat. Bila R2 mendekati angka satu maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variasi variabel terikat. Menurut Gujarati (1997) koefisien determinasi berganda dapat

(16)

TSS ESS R2 

    i y i yix i yix i x yi R k k 2 3 3 2 2 2   ...  Dimana: R2 : Koefisien determinasi

ESS : Jumlah kuadrat yang dijelaskan RSS : Jumlah kuadrat residual

TSS : ESS + RSS

b) Uji F (Pengujian Serentak)

Pengujian serentak digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama koefisien regresi variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Menurut Gujarati (1992) uji F dirumuskan sebagai berikut:

) /( ) 1 ( ) 1 /( 2 2 k N R k R F     Dimana: R2 : Koefisien determinasi

(17)

c) Uji-t (Pengujian Parsial)

Pengujian parsial digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, menggunakan uji masing-masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat. Uji-t menurut rumus Gujarati (1999):

) ( i Se i i t      Dimana:

ßi : Koefisien regresi Se(ßi) : Standar deviasi

3. Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Berdasarkan rancangan analisis yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis untuk menggambarkan tingkat pengaruh antar variabel yang dibangun dalam penelitian ini adalah :

(18)

1. H1 : Ada pengaruh antara Keselamatan Kerja terhadapKinerja Karyawan.

2. H2 :Ada pengaruh antara Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan.

3. H3 : Ada pengaruh antara Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja secara bersama - sama terhadap Kinerja Karyawan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian yang lebih mengutamakan pada peningkatan hasil belajar siswa, aktifitas guru dalam pembelajaran, dan respon

³ Penerapan Teknik Self-Instruction Untuk Mengurangi Perilaku Off Task Siswa Kelas X Di SMK Negeri 12 Surabaya ´ 6LVZD \DQJ PHPLOLNL SHULODNX off task akan diberikan teknik

Untuk jenis jual beli grosir yang terakhir (ketiga), dari beberapa macam jenis jual beli grosir yang terjadi di Pasar Darmo Trade Centre (DTC) Wonokromo Surabaya

[r]

Dengan demikian, bahwa peristiwa hukum tersebut dapat dijadikan sebagai dasar hukum dalam penerapan pembalikan beban pembuktian dalam sistem peradilan hukum pidana Islam, di

Pendekatan Arsitektur Perilaku yang di aplikasikan pada panti sosial ini berupa penataan masa dan orientasi tiap bangunan, memperhatikan jalur pedestrian untuk

Dan Masjid Darussalam Dusun Krajan Desa Sruni, metode yang digunakan dalam penentuan arah kiblatnya adalah dengan perkiraan (hanya menunjuk arahnya saja).. Serta Masjid

Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa evaluasi pelaksanaan program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni di Jorong Kandang Melabung Nagari