• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. membidangi KUKM menunjukkan bahwa jumlah koperasi pada akhir tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. membidangi KUKM menunjukkan bahwa jumlah koperasi pada akhir tahun 2014"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perekonomian nasional di era globalisasi sekarang ini berkembang sangat pesat dan dinamis. Ditambah dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 telah menjadi tantangan baru bagi masyarakat untuk menghadirkan inovasi dalam kegiatan usahanya. Namun, tidak bisa dipungkiri jika mayoritas usaha dihadapkan pada keterbatasan modal. Dengan demikian sudah menjadi kewajaran kalau usaha masyarakat, khususnya yang tergolong usaha kecil dan menengah harus mencari sumber permodalan lain.

Salah satu agenda yang saat ini sedang digalakkan oleh Pemerintah untuk menggerakkan perekonomian masyarakat adalah mendorong terbentuknya Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM). Laporan SKPD yang membidangi KUKM menunjukkan bahwa jumlah koperasi pada akhir tahun 2014 telah mencapai 209.488 unit (aktif ada 147.249 unit dan tidak aktif ada 62.239 unit). Dalam laporan tersebut juga disebutkan jika volume usahanya berkisar Rp189.858.671,87.

Dalam pembuatan usaha baru, masyarakat dapat memanfaatkan sumber modal lain atau pinjaman modal, salah satunya adalah dari koperasi. Selain itu, koperasi sebagai penggerak ekonomi nasional juga turut serta dalam menyejahterakan anggotanya di bidang ekonomi maupun bidang sosial. Salah satunya adalah dengan memberikan fasilitas kredit terhadap anggotanya. Masyarakat dapat meningkatkan dan menguatkan produksi usaha khusunya yang

(2)

tergolong usaha kecil dan menengah dengan pinjaman modal dari koperasi. Namun, Koperasi yang memberikan kredit hampir selalu dihadapkan dengan berbagai macam resiko salah satunya adalah kredit macet.

Menurut Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi menurut UUD 1945 pasal 33 ayat (1) yaitu bahwa koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam perekonomian nasional. Hal ini juga sejalan dengan fungsi dan prinsip koperasi menurut UU No 25 Tahun 1992 pasal 4 yang menerangkan bahwa koperasi berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Dalam penelitian ini, penulis akan melihat peran salah satu koperasi di Kabupaten Kulon Progo, yaitu Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo. Koperasi Jatirogo merupakan perusahaan yang memproduksi Gula Kelapa Organik, baik itu gula semut mampun gula cetak. Koperasi ini didirikan pada 26 November 2008 dan beralamatkan di Jalan Sentolo-Pengasih Km 3,1 Kaligalang, Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo. Dulunya merupakan perusahaan yang bekerja sama dengan forum petani Jatirogo untuk mengembangkan sistem penjamin kualitas produk kelapa organik. Perusahaan dikukuhkan melalui badan hukum Koperasi Serba Usaha (KSU Jatirogo BH no 24/BH/XV.3/2008 pada 3 Desember 2008.

(3)

Pada awal tahun 2012, gudang gula semut koperasi Jatirogo diresmikan oleh Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K). Gudang gula semut yang beralamatkan di Jl. KH. Ahmad Dahlan Km.2 Tambak desa Triharjo atau tepatnya di depan Pabri Wig Sunchang ini merupakan bantuan dari Bank Indonesia (BI). Bapak Bupati sendiri berharap Koperasi Jatirogo bangkit karena salah satu yang dimiliki koperasi oleh rakyat adalah koperasi ini. Maka dari itu, koperasi ini harus dibela betul-betul oleh pemkab melalui Dinas Koperasi. Produk KSU Jatirogo sendiri merupakan usaha kecil dan menengah dari para masyarakat sekitar Kulon Progo. Dengan adanya produk kelapa organik yang dikembangkan oleh koperasi dapat dijadikan sebagai produk unggulan daerah Kulon Progo.

Hal ini juga yang diharapkan oleh Dubes Korea Selatan, HE Mr Cho Tae-Young. Pada Senin, 4 April 2015, beliau beserta istri dan rombongan berkunjng ke KSU Jatirogo. Rombongan duta besar diterima oleh Wakil Bupati Kulon Progo yaitu Bapak Drs. H. Sutedjo yang didampingi oleh pejabat Dinas Koperasi UMKM Kulon Progo. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh direktur PT Sun Chang Indonesia yang telah menanamkan modalnya di Kulon Progo. Kunjungannya ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara. Kerja sama kedua negara diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional. Cho Tae-Young menjelaskan bahwa kunjungannya ke Kulon Progo adalah ingin melihat proses produksi gula semut. Menurutnya, produk ini menjadi pendekatan yang baik untuk pengembangan One Village One Product (OVOP), apalagi beliau sudah melihat pengembangan OVOP di berbagai negara. "Sebagai

(4)

duta besar, saya akan berusaha keras untuk meningkatkan produksi gula semut Kulon Progo," tuturnya.

KSU Jatirogo memiliki potensi dalam meningkatkan perekonomian nasional khususnya daerah di sekitar Kulon Progo. Dengan produk unggulan yang tergolong dalam usaha kecil dan menengah ini menjadikan masyarakatnya lebih inovatif dan tertantang untuk mengembangkan usahanya. Selain menjual produk organik dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, KSU Jatirogo juga memberikan fasilitas kredit bagi para anggotanya. Kredit yang dilakukan oleh masyarakat dan anggota KSU Jatirogo bertujuan untuk mendukung kualitas produk, meningkatkan kualitas produksi, mendukung sarana dan prasarana dalam proses produksi serta untuk penguatan modal.

Dalam memberikan fasilitas kredit KSU Jatirogo pastinya sudah memiliki sistem dan prosedur kerja. Pengendalian Internal terhadap sistem dan prosedur pemberian kredit pun sangat penting diperlukan agar kegiatan operasional koperasi dapat berjalan dengan lancar dan membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Seperti yang telah dijelaskan oleh Mulyadi (2001, p. 163) bahwa sistem pengendalian intern bertujuan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sedangkan, sistem pemberian kredit pun bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam proses pengajuan kredit bagi para nasabah, serta memberikan pedoman yang jelas atas syarat-syarat pengajuan kredit tersebut. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka penulis hendak mengevaluasi sistem dan prosedur pemberian kredit di KSU Jatirogo.

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang mendorong penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana sistem dan prosedur pemberian kredit pada Koperasi Serba Usaha Jatirogo?

2. Apakah kelebihan dan kelemahan sistem dan prosedur pemberian kredit pada Koperasi Serba Usaha Jatirogo?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan tugas akhir ini:

1. Untuk mengetahui sistem dan prosedur pemberian kredit pada Koperasi Serba Usaha Jatirogo.

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan sistem pemberian kredit pada Koperasi Serba Usaha Jatirogo.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah: 1. Bagi KSU Jatirogo

Dapat dijadikan sebagai masukan dan catatan atas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen dalam meningkatkan sistem pemberiaan kredit yang sudah ada sehingga dapat menanggulangi kelemahan-kelamahan dalam sistem pemberian kredit.

(6)

2. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan mengembangkan ilmu yang sudah diperoleh di bangku kuliah. Selain itu, penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai studi praktis dalam menerapkan ilmu di kemudian hari. 3. Bagi Pembaca

Dapat memberikan tambahan wawasan, pengetahuan dan informasi serta sebagai referensi untuk pembuatan tugas akhir di masa yang akan datang.

1.5. Batasan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis hanya membatasi permasalahan pada Evaluasi Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit Pada Koperasi Serba Usaha Jatirogo Kabupaten Kulon Progo.

1.6. Kerangka Penulisan

Adapun kerangka dalam penulisan Tugas Akhir ini menjelaskan gambaran penulis dalam menyusun tugas akhir adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Penulisan KSU Jatirogo

Kesimpulan dan Saran Analisis dan Pembahasan Data

Wawancara dan Dokumen Pengambilan

(7)

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar diperoleh gambaran yang berurutan dan saling berkaitan satu dengan lainnya. Adapun sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, kerangka penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM

Berisi tentang gambaran mengenai KSU Jatirogo, landasan teori, dan metodologi. Gambaran singkat mengenai KSU Jatirogo yaitu sejarah, jenis produk, visi dan misi, struktur organisasi, nama pejabat KSU Jatirogo, uraian pekerjaan. Landasan teori berisi tentang teori-teori dan pendapat mengenai sitem dan prosedur, pengendalian internal dan kredit. Metodologi berisikan tentang jenis penelitian, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisikan mengenai sistem dan prosedur pemberian kredit KSU Jatirogo, sistem pengendalian internal dan temuan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian di KSU Jatirogo.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Penulisan KSU Jatirogo

Referensi

Dokumen terkait

Target tekanan darah yang telah banyak direkomendasikan oleh berbagai studi pada pasien hipertensi dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, adalah tekanan darah

Lalu pahala apa yang kami dapatkan ya Rasulullah?" Maka Rasulullah ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ pun menoleh kepada sahabat-sahabatnya seraya bersabda,

output Provinsi Riau klasifikasi 17 x 17 sektor berdasarkan transaksi harga produsen tahun 2012 bersumber dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi

Rasio solvabilitas menurut IAI (2012:222), “ Rasio solvabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang- utangnya dengan aset yang

Akustik Ruang pada Ruang Praktik, Ruang Studio Musik dan Auditorium Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan.. memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Langkah-langkah dalam men- erapkan Cas Nuder adalah sebagai berikut (1) kelas dibagi menjadi menjadi kelompok-kel- ompok kecil (2) setiap kelompok akan menda- patkan

3) Kop Naskah Dinas instansi SKPD/UKPD tanpa alamat bagi Memo yang dipergunakan oleh Kepala SKPD/UKPD yang bersangkutan. Memo ditandatangani oleh pembuat Memo. Memo tidak

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa skenario 2 yang terdiri dari variabel kuantitas, kualitas dan kecepatan kerja mempunyai korelasi yang kuat