Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih, rotan, kopal, dan gaharu. Desa-desa yang terpilih yaitu Desa Kairatu, Desa Piru, Desa Eti, dan Desa Morekau. Pemilihan desa ini didasarkan pada data penyebaran potensi HHBK per kabupaten di Provinsi Maluku. Sedangkan lokasi untuk menentukan responden pedagang ditelusuri melalui jalur-jalur pemasaran HHBK. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2009.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi di lapangan dan wawancara langsung dengan petani, pelaku-pelaku pasar, serta instansi yang terkait untuk mendapatkan data primer maupun data sekunder. Data primer meliputi harga di tingkat petani, harga di tingkat pengecer, biaya-biaya pemasaran serta semua data input output usahatani. Data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran pustaka atau laporan yang ada pada instansi-instansi terkait dengan pemasaran HHBK.
Pemilihan responden petani dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive), sementara responden pedagang pengumpul dan pedagang besar (baik
di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten), ataupun lembaga-lembaga pemasaran lain dilakukan dengan snowball sampling yaitu dengan menelusuri
jalur-jalur pemasaran HHBK mulai dari tingkat petani. Responden lain dalam penelitian ini yaitu pegawai pemerintahan Kabupaten SBB Provinsi Maluku (Dinas Kehutanan).
Defenisi Operasional Penelitian
1. Pasar adalah pembeli atau konsumen potensial yang mempunyai keinginan, kemampuan, dan kewenangan untuk melakukan transaksi.
2. Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan mulai dari perencanaan, penentuan harga, dan distribusi komoditi dari petani sampai ke konsumen.
3. Saluran-saluran pemasaran adalah lembaga-lembaga pemasaran yang dilalui oleh komoditi mulai dari produsen (petani) ke konsumen.
4. Marjin pemasaran; marjin pemasaran total adalah perbedaan harga antara konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh petani. Marjin pemasaran di setiap tingkat lembaga pemasaran adalah selisih harga beli dengan harga jual dari masing-masing tingkat lembaga yang bersangkutan.
5. Pedagang pengumpul adalah pedagang yang langsung membeli atau mengumpulkan HHBK dari beberapa petani untuk dijual kembali kepada pedagang grosir atau pedagang pengecer, dan industri pengolahan.
6. Pedagang besar adalah pedagang di daerah pusat industri yang melayani penjualan kepada industri pengolahan.
7. Pedagang grosir adalah pedagang yang melayani penjualan secara grosir kepada pedagang pengecer dan konsumen akhir.
8. Pedagang pengecer adalah pedagang yang menjual secara eceran kepada konsumen akhir.
10. Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran.
11. Biaya transaksi adalah seluruh biaya atau ongkos yang timbul karena interaksi dengan pihak lain terkait kegiatan pemasaran.
12. Harga jual adalah masing-masing harga penjualan di tingkat petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer dan industri.
13. Harga beli adalah masing-masing harga pembelian di tingkat pedagang pengumpul, pedagang besar, industri, pedagang pengecer dan konsumen akhir.
Metode Analisis Data Analisis Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran HHBK di Provinsi Maluku akan ditelusuri dari tingkat petani sampai konsumen. Alur pemasaran produk-produk tersebut akan dijadikan dasar untuk menggambarkan pola saluran pemasaran HHBK di Provinsi Maluku. Dalam analisis ini dapat diketahui berapa banyak lembaga pemasaran yang terlibat dan bentuk atau pola pemasaran yang terjadi. Perbedaan terhadap saluran
pemasaran yang dilalui oleh suatu produk akan mempengaruhi pendapatan yang akan diterima oleh tiap-tiap lembaga pemasaran.
Analisis Struktur Pasar
Parameter yang digunakan untuk analisis struktur pasar yaitu:
1. Jumlah dan besar pembeli dan penjual yang terlibat dalam pemasaran HHBK. 2. Keadaan produk yang diperjualbelikan.
3. Mudah tidaknya untuk mengetahui informasi pasar. 4. Mudah tidaknya untuk keluar-masuk pasar.
Analisis Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayar oleh konsumen akhir suatu produk dengan harga yang diterima produsen untuk produk yang sama. Analisis marjin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima petani. Atau dengan kata lain, analisis marjin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran atau distribusi suatu produk. Secara matematis marjin pemasaran dapat dituliskan sebagai berikut (Sudiyono 2001).
Mji = Psi - Pbi , atau ... (1) Mji = bti + πi, atau ... (2)
πi = Mji - bti ... (3) Total marjin pemasaran (M) secara matematis ditulis sebagai berikut.
n
Mj =
Σ M
ji ... (4) i=1Keterangan :
Mji = marjin lembaga pemasaran tingkat ke i
Psi = harga penjualan lembaga pemasaran di tingkat ke i Pbi = harga pembelian lembaga pemasaran di tingkat ke i bti = harga pemasaran lembaga pemasaran di tingkat ke i
πi = keuntungan lembaga pemasaran di tingkat ke i Mj = total marjin pemasaran
Pf = harga di tingkat produsen
Analisis Biaya Transaksi Dalam Pemasaran HHBK
Biaya transaksi ini cukup mahal karena banyaknya aktor yang terlibat di dalamnya serta kompleksitas pengaturan dan biaya pengawasan yang ditimbulkan. Analisis biaya transaksi dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat besarnya biaya eksternalitas dari pemasaran HHBK di Kabupaten SBB Provinsi Maluku.
Komponen biaya transaksi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah biaya untuk mendapatkan informasi harga, kualitas, dan jumlah produk HHBK, koordinasi dengan pemasok, biaya memotivasi pelanggan, fee, komisi, cukai, dan pajak.
Analisis Pendapatan Pelaku-Pelaku Pemasaran
Secara umum pendapatan merupakan hasil pengurangan antara penerimaan total (total revenue) dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan. Penerimaan petani
maupun lembaga-lembaga pemasaran HHBK merupakan nilai dari penjualan produksi total yang dihasilkan, dan untuk menghitungnya digunakan rumus sebagai berikut:
Y = TR – BP – BT ... (8) TR = P x Q ... (9) Keterangan:
Y = pendapatan total
TR = total revenue (penerimaan total)
BP = biaya produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran BT = biaya transaksi
P = harga HHBK
Q = jumlah HHBK yang diproduksi atau dijual. Strategi Pemasaran HHBK
Maksud penyusunan strategi kebijakan pemasaran adalah untuk memberikan arahan dalam kegiatan memasarkan suatu produk. Untuk mendapatkan arahan tersebut dilakukan SWOT (strength, weakness, opportunity, and threat) sebagai
telaahan terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pelaksanaan pemasaran produk HHBK. Responden dalam analisis ini adalah petani atau produsen dan pemerintah daerah Kabupaten SBB Provinsi Maluku.
Langkah-langkah analisis SWOT (Rangkuti 2006) adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
Pada tahap ini dilakukan identifikasi faktor-faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan, serta faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman. Data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan hasil kajian berkaitan dengan pemasaran dan pengelolaan produk.
Faktor-faktor internal yang diduga mempengaruhi pemasaran HHBK di Kabupaten SBB Provinsi Maluku adalah:
a. Kekuatan
1). Ketersediaan sumberdaya 2). Kualitas produk
3). Jumlah produksi
4). Jarak lokasi produksi dengan ibu kota kabupaten dan atau provinsi 5). Ketersediaan tenaga kerja
b. Kelemahan
1). Kurangnya pengetahuan dan teknologi pengolahan 2). Kegiatan pemasaran yang belum efisien
3). Kurangnya promosi
4). Kesulitan memperoleh informasi pemasaran 5). Daya jangkau ke lokasi pemasaran yang cukup sulit
6). Rendahnya harga yang diterima dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan
7). Jaringan pemasaran yang masih terbatas 8). Rendahnya motivasi petani
Faktor-faktor eksternal yang diduga mempengaruhi pemasaran HHBK di Kabupaten SBB Provinsi Maluku adalah:
a. Peluang
1). Peningkatan permintaan pasar dari tahun ke tahun
2). Dukungan pemerintah lewat kebijakan daerah dan nasional 3). Peningkatan harga produk dari tahun ke tahun
4). Tersedianya tenaga ahli baik dari pihak akademisi maupun pemerintah di bidang pemanfaatan HHBK
b. Ancaman
1). Pesaing dari kabupaten atau provinsi lain
2). Potensi sumberdaya yang semakin menurun jika tidak dibarengi dengan kegiatan budidaya
3). Ketergantungan terhadap pedagang dalam memasarkan produk
4). Rumitnya pengurusan ijin usaha Ketersediaan sumberdaya yang semakin menurun jika tidak dibarengi dengan kegiatan budidaya
2. Penyusunan matriks
Pada tahap ini dilakukan penyusunan matriks untuk (1) analisis faktor strategi internal (internal factor analysis strategic = IFAS) untuk kekuatan dan
kelemahan; (2) analisis strategi eksternal (external factor analysis strategic =
EFAS) untuk peluang dan ancaman.
Tabel 1 Matriks Faktor Strategi Internal
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan (S) S1 Sn Jumlah 1 Kelemahan (W) W1 Wn Jumlah 1 Sumber: Rangkuti, 2006
Tabel 2 Matriks Faktor Strategi Eksternal
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang (O) O1 On Jumlah 1 Ancaman (T) T1 Tn Jumlah 1 Sumber: Rangkuti, 2006
Prosedur untuk menyusun matriks IFAS dan EFAS pada Tabel 1 dan Tabel 2 adalah sebagai berikut.
a. Penyusunan faktor-faktor strategi internal dan eksternal dalam kolom 1. b. Pemberian bobot untuk tiap faktor di kolom 2, dari 1.0 (sangat penting)
sampai 0.0 (tidak penting), berdasarkan atas pengaruh faktor tersebut terhadap posisi strategis. Jumlah total semua bobot faktor internal adalah 1; demikian pula jumlah total bobot eksternal, tidak boleh melebihi 1. c. Menghitung rating kolom 3 setiap faktor, dengan skala 4 (sangat
berpengaruh), 3 (berpengaruh), 2 (sedikit berpengaruh), dan 1 (tidak berpengaruh). Pengaruh tersebut dihubungkan dengan pemasaran produk. d. Mengalikan bobot kolom 2 dengan rating kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk setiap faktor, yang nilainya bervariasi mulai dari 4 s/d 1.
e. Menjumlahkan skor kolom 4 untuk memperoleh nilai total skor pembobotan. Nilai total menunjukan prioritas strategi yang tepat.
3. Analisis SWOT
Analisis ini dilakukan dengan menghubungkan keterkaitan pada setiap komponen dari SWOT untuk memperoleh beberapa alternatif strategi. Secara singkat gambaran analisis SWOT dapat dilihat pada diagram analisis SWOT berikut ini. 3. mendukung 1. mendukung strategi strategi turn-around agresif 4. mendukung 2. mendukung strategi strategi deferensif diversifikasi
Gambar 2 Diagram Analisis SWOT (Rangkuti 2006) Kelemahan Internal
Berbagai Peluang
Kekuatan Internal