• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

21

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI

TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA

DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE

ACEH TENGGARA

Elfi Manya Sari *, Reni Asmara Ariga ** * Mahasiswa Fakustas Keperawatan USU

** Dosen Departemen Keperawatan Maternitas dan Anak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan

Jalan Prof. Mass No.3 Kampus, USU Medan 20155 Phone: 085276788490

Email: elfimaiasari@yahoo.co.id Abstrak

Tumbuh kembang pada balita didasari oleh adanya keseimbangan gizi yang baik. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikomsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 39 orang balita. Metode yang digunakan deskriptif survey. Instrument penelitian menggunakan kuesioner data demografi dan kuesioner penelitian pada ibu balita. Hasil uji reabilitas pada kuesioner pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita dengan nilai 0,765. Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 07 Maret sampai dengan tanggal 31 Maret 2012. Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden berumur 20-30tahun, beragama islam, suku Alas, pendidikan SMA, pekerjaan petani, penghasilan Rp.850.000-1.700.000, bayi berumur 2tahun-3tahun, responden anak pertama. Tingkat pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita di kategorikan baik sebanyak 17 ibu (43,6%), cukup sebanyak 21 ibu (53,8%), dan kurang sebanyak 1 ibu (2,6%). Hal ini dipenggaruhi oleh usia, tingkat pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan responden. Penelitian ini dapat menjadi gambaran untuk perawat agar meningkatkan lagi pentingnya gizi untuk Balita karena masih banyaknya ibu yang berpengetahuan cukup. Penelitian ini juga menjadi tambahan informasi bagi perawat sehingga diharapkan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi balita dapat ditingkatkan lagi.

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Gizi dan Tumbuh Kembang

PENDAHULUAN

Pada tahun 2000 di New York ditetapkan satu komitmen bersama yaitu mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan dalam mengurangi angka kemiskinan dalam mengurangi angka gizi kurang dan gizi buruk (UNDP, 2009). Komitmen bersama ini di terjemahkan sebagai pencapaian beberapa tujuan serta target yang harus di capai yang di sebut dengan Millennium Development Goal (MDGs), tujuan Pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) mengandung delapan tujuan sebagai respon atas permasalahan perkembangan global, yang kesemuanya harus tercapai pada tahun 2015 (UNDP, 2009). Tujuan

Pembangunan Milenium adalah hasil dari aksi yang terkandung dalam Deklarasi Milenium yang diadopsi oleh 189 negara dimana Indonesia juga termasuk didalamnaya dan ditandatangi oleh 147 kepala negara dan pemerintahan pada Millennium Summit yang diadakan di bulan September tahun 2000 (UNDP, 2009).

Survey awal yang peneliti lakukan pada balita, pada tanggal 07 Oktober 2011 di Puskesmas Lak-Lak Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara. Hasil survey yang peneliti lakukan yang menjadi perhatian peneliti adalah masih banyak balita yang mengalami gizi buruk maupun gizi kurang, jadi saya tertarik untuk

(2)

22

melakukan penelitian tentang pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita yang berpengaruh terhadap status gizi balita (Puskesmas Kutacane, 2011). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Pengetahuan Ibu dalam Pemenuhan Gizi terhadap Tumbuh Kembang Balita di Puskesmas Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2011/2012

METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskritif dengan rancangan penelitian survey untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita. Penelitian ini tidak ada intervensi. Survey mengumpulkan informasi tentang pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita. Survey awal yang dilakukan di Puskesmas Lak-lak Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2010–2011 dari tanggal 18 Januari 2010 sampai tanggal 27 November 2012, jumlah ibu-ibu yang mempunyai balita sebanyak 155 orang di Puskesmas Lak-lak Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara.

Menurut Arikunto (2006), jika subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, dan jika subjek lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah ibu-ibu yang memiliki anak balita, yaitu sebanyak 25% dari jumlah populasi 155 orang, sehingga jumlah sampel yang digunakan sebesar 38,75 atau 39 orang. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling

yaitu penarikan sampel dimana masing-masing subjek atau unik populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel (Wahyuni, 2008).

Kuesioner penelitian terdiri dari kuisioner data demografi dan kuisioner pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang. Analisa data dilakukan dengan editing

yaitu memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua pernyataan telah diisi sesuai petunjuk, kemudian

coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada lembar kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Selanjutnya processing yaitu memasukkan

data dari lembar kuesioner kedalam program komputerisasi dengan menggunakan uji statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi (Arikunto, 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil penelitian di proleh data demografi berdasarkan usia yaitu berada dalam rentang usia 20 Tahun – 30 Tahun sebanyak 29 responden (74,4%), 39 responden (100,%) beragama islam, mayoritas responden bersuku Alas 33 responden (84,6%), mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 20 responden (51,3%), mayoritas pekerjaan responden adalah petani sebanyak 22 responden (53,8%), mayoritas responden berpenghasilan/bulan Rp. 850.000 – 1.700.000 sebanyak 14 responden (35,9%), usia balita responden mayoritas berada dalam usia 2-3 Tahun sebanyak 18 responden (46,2%), dan anak responden mayoritas anak pertama (anak ke 1) sebanyak 19 responden (48,7%). Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di Puskesmas Kutacane (n=39) Karakteristik Responden F (%) Umur 20 – 30 Tahun 31 – 40 Tahun >40 Tahun 29 8 2 74,4 20,5 5,1 Agama Islam 39 100 Suku Alas Gayo Jawa 33 3 3 84,6 7,7 7,7 Pendidikan SD SMP SMA D3 S1 2 5 20 1 11 5,1 12,8 51,3 2,6 28,2 Pekerjaan Guru PNS Wiraswasta Petani 4 8 5 22 10,3 20,5 12,8 56,4 Penghasilan RP. <850.000 13 33,3

(3)

23 RP. 850.000 – 1.700.000 RP. >1.700.000 14 12 35,9 30,8 Umur Bayi 0Bulan–1Tahun 1Tahun–2Tahun 2Tahun–3Tahun 3Tahun–4Tahun 4Tahun–5Tahun 1 14 18 5 1 48,7 28,2 5,1 15,4 2,6 Anak Ke 1 (Pertama) 2 (Dua) 3 (Tiga) 4 (Empat) 7 (Tujuh) 19 11 2 6 1 48,7 28,2 5,1 15,4 2,6

Pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita sebanyak 36 responden (92,3%), menjawab dengan benar beberapa pertanyaan diantaranya : sumber utama protein adalah telur, ikan, daging, susu, sumber utama kalsium adalah susu. Sebanyak 35 responden (89,7%) menjawab dengar benar pertanyaan diantaranya : makanan pendamping yang bervariasi diberikan untuk supaya tidak bosan.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan Persentase Pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita di Puskesmas Lak-lak Kutacane (n=39)

Pertanyaan Katagori Penilaian Benar Salah F % F % Yang dimaksud dengan gizi adalah proses organisme menggunakan makanan yang komsumsi secara normal 33 84,6 6 15,4 Yang disebut triguna makanan adalah makanan yang 31 79,5 8 20,5 membangun zat tenaga, pembangun dan pengatur Makanan yang beraneka ragam adalah makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya 28 71,8 11 28,2

Pertanyaan Kategori Penilaian Benar Salah F % F % Jenis makanan yang dibutuhkan anak balita (1-5tahun) adalah nasi padat, telur, ikan, sayur, buah-buahan. 33 84,6 6 15,4 Sumber utama protein adalah telur, ikan, daging, susu 36 92,3 3 7,7 Sumber utama kalsium adalah susu 36 92,3 3 7,7 Fungsi karbohidrat adalah memberi energi 18 46,2 21 58,3 Protein, mineral, air, dan vitamin adalah bagian dari proses tubuh

9 23,1 30 76,9 Protein berkualitas tinggi sangat diperlukan untuk pertumbuhan individu 12 30,8 27 69,2 Makanan sumber zat tenaga adalah nasi, jagung, gandum, kentang 26 66,7 13 33,3 Makanan sumber zat pengatur adalah sayur-22 56,4 17 43,6

(4)

24 sayuran,

buah-buahan

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu 23 59,0 16 41,0 Zat yang berfungsi sebagai zat tenaga adalah karbohidrat 22 56,4 17 43,6 Zat yang berfungsi sebagai zat pembangun adalah protein 23 59,0 16 41,0 Zat yang berfungsi sebagai zat pengatur adalah vitamin dan mineral 33 84,6 6 15,4

Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein 22 56,4 17 43,6

Fungsi zat gizi dalam tubuh anak adalah pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan 24 61,5 15 38,5

Pertanyaan Kategori Penilaian Benar Salah F % F % Bila bayi tidak

mau makan, sebaiknya tidak memaksa anak tetapi diganti dengan jenis lainnya 34 87,2 5 12,8

Pada usia 8 bulan bayi sudah dapat makan nasi tim, sereal, biskuat, roti 34 87,2 5 12,8 Makanan 35 89,7 4 10,3 pendamping yang bervariasi diberikan untuk supaya tidak bosan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, secara keseluruhan diketahui bahwa pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita di Puskesmas Lak-lak Kutacane dalam kategori baik sebanyak 17 ibu (43,6%) , cukup sebanyak 21 ibu (53,8%), dan kurang sebanyak 1 ibu (2,6%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kategori pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita di Puskesmas Lak-lak Kutacane (n=39)

No Kategori Frekuensi Persentase %

1 Baik 17 43,6

2 Cukup 21 53,8

3 Kurang 1 2,6

Pembahasan

Pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita diketahui bahwa mayoritas pengetahuan ibu berada dalam kategori yang sama kategori pengetahuan baik sebanyak 17 responden (43,6%), kategori cukup 21 responden (53,8%), dan kategori kurang hanya 1 responden (2,6%). Hal ini menunjukan pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita cukup. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan. Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal, sebagian lagi diperoleh dari pengalaman, media, dan lingkungan (Notoadmojo, 2003).

Salah satu faktor yang menyebabkan sebagian besar pengetahuan ibu cukup adalah usia responden dimana mayoritas responden yang berada pada rentang usia 20 -30 tahun hal ini menggambarkan bahwa usia bisa mempenggaruhi pengetahuan seseorang, semakin tua seseorang

(5)

25

maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh dan pengalaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoadmojo, 2003).

Hal ini dapat dilihat dari jawaban kuesioner yang berisikan tentang pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita. hal ini di buktikan bahwa jenis makanan yang dibutuhkan anak balita (1-5 tahun) adalah nasi padat, telur, ikan, sayur, buah-buahan responden menjawab benar sebanyak 33 responden (84,6%).

Pengetahuan ibu tentang gizi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indra. (Notoadmojo, 2003).mendefinisikan pengetahuan sebagai informasi yang disimpan dalam bentuk ingatan yang menjadi penentu utama perilaku konsumen. Notoatmodjo mengatakan bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri dan orang lain, dalam kaitannya dengan hal ini adalah keluarga, teman dan petugas kesehatan.

Kurangnya pengetahuan ibu dan salah persepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan merupakan hal yang umum disetiap negara. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi, merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi. Akan tetapi ada sebab lain yang tak kalah penting, yaitu kurang pengetahuan tentang makanan bergizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi pangan yang diproduksikan tersedia (Harver, 2001). Selain pengetahuan, faktor yang mempengaruhi pemenuhan gizi adalah tingkat pendapatan keluarga (Harver, 2001).

Harver juga menyatakan bahwa peningkatan status gizi ekonomi yang termasuk didalamnya tingkat pendapatan keluarga diikuti oleh peningkatan status gizi anak dan juga menyatakan bahwa peningkatan pendapatan dapat meningkatkan konsumsi pangan yang sehat, sanitasi dan perilaku sehat yang lebih baik dan peningkatan penggunaan pelayanan kesehatan yang akhirnya meningkatkan status gizi keluarga. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 39 responden yang mayoritas pendapatan/bulan keluarganya Rp. 850.000 – 1.700.000 sebanyak 14 responden (35,9%). masih kurangnya

pendapatan keluarga. Selain itu sebagian besar ibu balita memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 20 responden (51,3%), juga turut memberikan pengaruh terhadap pemilihan makanan yang dikomsumsi balita. Jadi asupan makanan yang diperoleh balita berpengaruh terhadap pemenuhan gizinya. Selain itu menurut Almatsier (2002) gizi kurang berhubungan dengan ketidakcukupan asupan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan energi harian karena tidak adekuatnya asupan makanan atau adanya gangguan dalam mencerna dan menyerap makanan. Pernyataan ini menunjukan bahwa pengetahuan seseorang erat kaitannya dengan pengalaman belajar terhadap suatu hal.

SIMPULAN DAN SARAN

Pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu mayoritas pada kategori cukup. Pelayanan Keperawatan Diharapkan kepada tim pelayanan keperawatan khususnya dikomunitas tentang gizi balita, perawat lebih mengkaji secara komprehensip faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita dan perlu dilakukan penyuluhan yang lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S.(2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian : Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Harver, L, J.,et.al (2001). Pengan,gizi dan pertanian (terjumlah). Jakarta :

Universitas Sumatra Utara

Notoatmodjo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sediaoetama, (2009). Ilmu Gizi. Jakarta : PT Dian

Rakyat.

UNPD. (2009).melenium Depelovmen Goals.

[online]. Dari :http://yc7Ivx.wordpress.com. Di akses pada tanggal 15 oktober 2011. Wahyuni, (2008). Statistik Kedokteran. Jakarta:

Gambar

Tabel  5.1  Distribusi  Frekuensi  dan  Persentase   Karakteristik  Responden  di  Puskesmas  Kutacane (n=39)  Karakteristik  Responden  F  (%)  Umur       20  – 30 Tahun       31  – 40 Tahun       &gt;40 Tahun  29 8 2  74,4 20,5 5,1  Agama       Islam
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan Persentase  Pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi  terhadap tumbuh kembang balita di  Puskesmas Lak-lak Kutacane (n=39)     Pertanyaan  Katagori Penilaian
Tabel  5.3  Distribusi  Frekuensi  Kategori  pengetahuan ibu  dalam  pemenuhan  gizi  terhadap  tumbuh  kembang  balita  di  Puskesmas  Lak-lak  Kutacane (n=39)

Referensi

Dokumen terkait

Mengembangkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sungkem, dan sopan) untuk Membentuk Karakter Cinta Damai. Penerapan budaya 5S dimaksudkan untuk membentuk

Guru yang profesional ialah guru yang telah memahami materi yang akan diajarkan kepada para siswa ketika di dalam kelas. Untuk mengetahui hasil evaluasi, maka guru

Guna menjaga agar penulisan skripsi ini tidak meluas, maka penulis pun membatasi ruang lingkup penulisan pada pembahasan substansi Hukum Pidana , baik Hukum Pidana

Apabila tidak ada tanggapan dalam waktu 10 hari atau konsultasi dilakukan lebih dari 30 hari atau lebih dari jangka waktu yang sudah disetujui bersama, maka negara

Tulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi awal dalam bidang ilmu hukum bagi kalangan akademisi guna mengetahui lebih lanjut tentang penerapan sanksi atau

Hasil interpretasi tanda yang ada pada iklan korporat Dove “Real Beauty” versi global ke lokal menunjukkan pergeseran standar kecantikan (definisi baru kecantikan) hanya

Tahap yang keempat yaitu tahap reduksi, pada proses ini peneliti tidak melakukan tahap reduksi, karena konsep yang terdapat dalam buku pengayaan pencemaran logam

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kadar iodium dari sampel urin sesaat pada semua rentang waktu pengambilan sampel urin dalam sehari dengan kadar