• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. PEMBERIAN PERESEMBAHAN UNTUK ORANG-ORANG KRISTEN YAHUDI DI YERUSALEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. PEMBERIAN PERESEMBAHAN UNTUK ORANG-ORANG KRISTEN YAHUDI DI YERUSALEM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3. PEMBERIAN PERESEMBAHAN UNTUK ORANG-ORANG KRISTEN YAHUDI DI YERUSALEM

3.1. Persoalan teks 2 Korintus 9:6-15

Surat 2 Korintus 9:6-15 merupakan surat kiriman Paulus kepada jemaat di Korintus. Surat ini memfokuskan pada pengumpulan persembahan orang-orang kudus di Yerusalem yang diprakarsai oleh utusan Paulus yaitu Titus. Pada teks ini menujukan banyak persoalan yang terjadi ketika pengumpulan persembahan terjadi, dimana pengumpulan persembahan pernah tertunda dan berhenti di Korintus.25 Timbulnya konflik yang mengerikan antara Paulus dan lawan-lawanya dengan tuduhan-tuduhan yang keras bahwa Paulus mengambil keuntung dari pengumpulan persembahan tersebut. Surat ini juga menunjukan bahwa nama baik Paulus di jemaat Korintus mengalami pencemaran. Hal ini dapat terjadi karena orang-orang Korintus salah paham terhadap tindakan pengumpulan persembahan Paulus. Orang-orang yang memusuhi Paulus juga berusaha mempengaruhi jemaat Korintus. Mereka membandingkan diri mereka dengan Paulus, yaitu dengan cara meragukan jabatan Paulus.26 Paulus kembali mengutus Titus ke Korintus sambil menitipkan 2 surat dan dengan dua orang “saudara” yang tidak disebutkan namanya. Paulus menyuruh Titus menolong orang-orang Kristen Yahudi di Korintus untuk mengumpulkan uang sumbangan. Mereka juga bertugas sebagai kelompok pendahulu yang mempersiapkan perkunjungan Paulus berikutnya dan mengatur pengumpulan dana untuk orang-orang miskin di Yerusalem. Paulus mengharapkan tugas pengumpulan persembahan ini dapat selesai, sehingga dapat berangkat memberikan persembahan ke Yerusalem.

Dalam pengumpulan persembahan, kolekte menjadi bagian penting dalam pengumpulan tersebut karena kata kolekte sering di pakai oleh Paulus dalam kata yang berlainan. Kata yang paling sering digunakan oleh Paulus adalah Ca,rij yang memiliki arti rahmat, anugerah, pekerjaan kasih. Kesediaan untuk memberi uang berdasarkan rahmat Tuhan Yesus membawa kepada pekerjaan kasih.27 Paulus juga menggunakan kata euvlogi,aij yang memiliki arti berkat dan pujian pemberian (2 Kor. 9:5). Dalam 2 Korintus 9: 12 Paulus juga menggunakan kata

25Russell P. Spittler, Pertama dan Kedua Korintus (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 2001), 104. 26

V. C. Pfitzner, Kekuatan dalam Kelemahan: Tafsiran Atas Surat 2 Korintus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 140.

27A. Noordergraaf, Orientasi Diakonia: Teologi Dalam Perspektif Reformasi (Jakarta: BPK Gunung

(2)

leitourgi,aj kata ini memiliki arti pelayanan dan tugas jabatan, dalam dunia Yunani klasik kata ini terkait dengan latar belakang sejarah keningratan. Dalam cara sukarela menyumbangkan dari kantong mereka sendiri untuk menanggung pembiayaan beberapa kegiatan yang melibatkan kota tersebut.28 Pengumpulan bantuan yang dilakukan oleh Paulus adalah pengumpulan dalam bentuk uang dan pemberian uang bukan pemberian cuma-cuma melainkan pemberian yang dilakukan oleh jemaat gereja di Korintus. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian persembahan Paulus adalah pemberian dalam bentuk kolekte yang dilakukan di setiap gereja-gereja Korintus.

3.2.Peranan Persembahan Jemaat Korintus. 3.2.1. Orang-orang Kudus miskin Yerusalem

Aksi pengumpulan persembahan Paulus itu ditujukan kepada orang-orang miskin di Yerusalem yang membutuhkan pertolongan. Paulus menasehati orang-orang Kristen Korintus agar mereka dengan tulus ikhlas menyediakan bantuan kepada orang-orang Kristen Yahudi di Yerusalem, yang hidup dalam kekurangan. Persembahan Paulus berjalan menurut pola kasih yang berasal dari anugerah Allah, sifatnya sukarela dan sunguh-sungguh agar berhasil baik.29 Ayat 6 : Tou/to de,( o` spei,rwn feidome,nwj feidome,nwj kai. qeri,sei( kai. o` spei,rwn evpV euvlogi,aij

evpV euvlogi,aij kai. qeri,seiÅ Ayat ini Memakai pepatah petani untuk menjeleaskan relasi manusia

dengan sesamanya. Menabur dan menuai yang satu dengan yang lain dalam hal memberi. Paulus memakai peribahasa dari Apokaliptik Yahudi dengan menggunakan relasi antara menabur untuk mengajarkan pembalasan dalam hukuman eskatologis atas perbuatan manusia sesama hidupnya. Dalam teks Yunani kata feidome,nwj sedikit diperhadapkan dengan kata evpV euvlogi,aij yang memiliki penjelasan “dengan berkat” disamakan dengan menuai “penuh tangan”, yaitu penuh berkat. Jadi ketika barangsiapa memberi dengan persembahan dengan murah hati akan menikmatinya sebagai ucapan syukur kepada Allah, sebab kasih kepada sesama memantulkan kasih karunia Allah.30

Dalam 2 Korintus 9 ayat 7 menyatakan bahwa pengumpulan sumbangan itu boleh terjadi apabila pendermaan tersebut merupakan suatu pemberian sukarela yang didasarkan pada keputusan hati. Jadi sumbangan orang Korintus yang sempat diupayakan dengan sungguh-sungguh hendaknya berhasil baik, sesuai dengan niat hati yang sudah lama ada pada mereka.

28

Willian Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari; Surat 1&2 Korintus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 292.

29Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 61-62. 30Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 90-91.

(3)

Kata proh,|rhtai atau proaire,mai memiliki arti mengambil keputusan, kata proh,|rhtai hanya pada ayat ini digunakan dalam seluruh Perjanjian Baru dan berbentuk waktu lampau (perfek-pro

h,|rhtai), yang menandakan bahwa suatu proses berlangsung lama.31 Artinya, hendaklah

masing-masing anggota dalam kelompok jemaat memberi sebanyak yang telah ditentukan oleh hati mereka. Pemberian persembahan ini bukanlah dasar atau prasyarat untuk kasih Allah, tetapi merupakan jawaban manusia atas kasih Allah yang diterimanya melalui karya keselamatan Kristus. Memberi dengan sukacita dan sukarela, sebagai reaksi terhadap pemberian kasih Allah yang begitu besar adalah motivasi utama orang-orang Kristen Yahudi di Korintus yang ikut dalam pengumpulan persembahan.32 Dalam teks ini, agape menjadi konkret dan bahkan dapat dibuktikan. Bagi Paulus, kasih Allah dalam Yesus Kristus bukanlah sejenis perasaan, melainkan dapat dipengang atau dialami secara konkret dalam aksi pelayanan kasih terhadap sesama yang menderita yaitu jemaat Kristen di Yerusalem.33

3.2.2. Mewujudkan Keseimbangan

Paulus mengingatkan orang-orang kristen Korintus bahwa mereka sudah pernah sukarela berperan dalam karya pengumpulan sumbangan dan pelaksanaan sumbangan tersebut harus berpedoman pada pola keseimbangan yang menjembatani kesenjangan antara jemaat yang kaya dan yang miskin agar kelebihan turut mencukupkan yang berkekurangan. Penjelasan keseimbangan terdapat dalam ayat 7-12 merupakan sudut pandang dari si pemberi yang bersukacita kepada Allah dan dari beberapa ayat inilah maka ada dua hal yang sangat penting dalam Keseimbangan antara lain:

Pertama, keseimbangan antara kelebihan dan kekurangan jemaat Korintus

Dalam kehidupan jemaat Korintus terdapat kesenjangan sosial sangat nampak, dimana masyarakat Korintus terobsesi dengan tingkat sosial dan status seseorang yang ditandai oleh sistem hierarki yang tajam dan perbedaan status yang jelas antara kelompok minoritas yaitu kaum elite dan kelompok mayoritas yaitu orang banyak. Kelompok sosial elite selalu memastikan bahwa tingkat sosial yang tajam tetap dipelihara dan dilaksanakan. Hierarki sosial juga ditekankan dan dinyatakan dalam kehidupan politik dan keagamaan juga dalam kegiatan-kegiatan publik. Tingkat sosial diperlihatkan dengan berbagai cara dalam hidup sehari-hari,

31Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 92-93. 32Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 92-93. 33 Pfitzner, Kekuatan Dalam Kelemahan, 122.

(4)

misalnya dalam pakaian yang dikenakan dan tempat duduk umum. Semua orang dari berbagai kelas sosial diharapkan untuk mengetahui tempatnya masing-masing dan berperilaku sesuai dengan kelas sosialnya. Kehidupan seperti inilah yang mereka jalani sehingga membuat mereka melupakan tugas dan tangung jawab mereka dalam menjalankan kehidupan mereka sebagai orang Kristen. Oleh karena itu, Pemberian persembahan yang diajarkan Paulus memberikan nasihat bagi kehidupan bangsa Kristen Yahudi Korintus untuk lebih memperhatikan sesama jemaat Korintus yang membutuhkan pertolongan.34 Kehidupan jemaat Korintus yang selalu mementingkan tingkat sosial, jabatan atau menguntungkan pribadi masing-masing tanpa melihat bahwa saudara-saudara seimannya di Korintus banyak membutuhkan pertolongan juga ditegur oleh Paulus melalui 2 Korintus 9:7 yang dalam terjemahan harafia dari bahasa Yunaninya ialah

e[kastoj kaqw.j proh,|rhtai th/| kardi,a|.35 Kalimat kardi,a yang artinya “hati” dianggap sebagai

pusat keinginan, tempat utama kegiatan-kegiatan pemikiran dan pilihan-pilihan atau pertimbangan-pertimbangan moral. Dalam terjemahan TB kalimat memberikan merupakan kalimat tambahan untuk menjelaskan apa yang telah diputuskan dalam hati. Maka itu, Jemaat Kristen Yahudi di Korintus diberikan nasihat oleh Paulus untuk memberikan uang dengan kerelaan hati dan sesuai dengan keputusan hati. Pemberian yang penuh kerelaan adalah pemberian yang tidak memandang berapa besar atau jumlah persembahan yang diberikan apalagi dengan tingkatan sosial yang menjadi ketentuan, melainkan tanggung jawab untuk memberi sehingga dapat menolong sesama jemaat Kristen Yahudi di Korintus. Selain itu ayat ini juga mengingatkan orang-orang Korintus bahwa kesediaan mereka untuk menyumbang secara sukarela adalah hakiki, bukan hanya tambahan.36

Ayat 12 merupakan ayat yang dimulai dengan defenisi persembahan yaitu istilah yang dalam bahasa Yunaninya: o[ti h` diakoni,a th/j leitourgi,aj. Istilah ini memiliki dua aspek yaitu

diakoni,a dan leitourgi,aj, yang menyatakan dua aspek pengumpulan sumbangan Paulus.

Diakonia, yaitu pelayanan yang menekankan aspek materi untuk menciptakan kekurangan orang-orang kudus. leitourgi,aj dalam masyarakat helenis berarti suatu sumbangan untuk kepentingan umum. Jadi, pemberian persembahan yang diberikan adalah pemberian persembahan yang melayani dan pemberian persembahan yang berkenan dihadapan Allah bukan menurut besar jumlahnya pemberian, melainkan menurut kerelaan hati penderma dan kesediaan yang

34 Malik, Kesatuan Dalam Keragaman, 18.

35 Omanson dan Ellington, Pedoman Penafsiran Alkitab, 199. 36Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru, 310-311.

(5)

bertanggung jawab. Paulus mengartikan pengumpulan sumbangan sebagai pengumpulan persembahan untuk Allah, sebagaimana disebutkan bahwa pemberian persembahaan terselenggara dalam kerelaaan hati dan bukan atas perintah, melainkan berdasarkan kesediaan yang bertangung jawab.

Kedua, keseimbangan antara jemaat Kristen Yahudi Korintus dan Yerusalem

Pemberian persembahan yang diberikan jemaat Korintus membawa keseimbangan dalam kehidupan jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem dalam ucapan syukur kepada Allah, maksudnya adalah dengan pemberian yang diberikan ada ucapan syukur yang dinaikan oleh jemaat Yerusalem begitu juga dengan jemaat Korintus yang telah membantu jemaat Yerusalem akan memperolah Kasih Karunia Allah. Jadi dapat dikatakan bahwa pemberian persembahan yang diberikan jemaat Korintus juga membawa keseimbangan bagi kedua jemaat. Paulus dengan sengaja memakai kata Ca,rij sebagai ganti euvlogi,aij untuk menekankan bahwa tindakan pemberian manusia mengalami kehadiran Allah yang membuatnya melakukan suatu karya yang baik.37

Pola hidup berkecukupan yang dalam bahasa Yunani Yaitu auvta,rkeian yang artinya mencukupi keperluan sendiri mendapat suatu tekanan yang khusus dalam ayat 8 merupakan ayat yang mejelaskan tentang hidup yang berkecukupan di dalam kedua jemaat tersebut. Istilah

auvta,rkeian sebagai suatu prinsip melakukan hidup, sangat terkenal pada masyarakat Yunani

kuno dan auvta,rkeian memiliki arti kemandirian.38 Orang-orang Kristen Korintus memahami bahwa hidup mereka diperkaya dengan berbagai karunia secara berkelebihan dan hidup dengan berkecukupan akan terus melibatkan diri secara sukarela dalam karya pengumpulan sumbangan yang hasilnya akan diberikan kepada jemaat Kristen Yerusalem, agar mereka hidup berkecukupan. Dengan berbuat demikian, terjadilah keseimbangan. Di sisi lain Paulus tidak mengehendaki orang-orang Kristen Korintus mendapat kesusahan akibat pemberian sumbangan, walaupun jemaat di Yerusalem mendapat keringanan beban ekonomi. Hal ini bukan ketimpangan melainkan keseimbangan antara pemberi dan penerima.39 Sehingga cukup adil untuk mempertahankan keseimbangan antara kelebihan jemaat Kristen Korintus dengan kekurangan di antara jemaat Kristen di Yerusalem. Keseimbangan bukanlah pertukaran antara benda dengan berkat rohani melainkan prinsip berbagi yang setara yang masuk akal, maksudnya adalah

37Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 64. 38Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 94-95. 39Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 68.

(6)

pemberian persembahan yang tidak merugikan atau memberatkan pemberi sehingga menjadi kesulitan finansial atau kekurangan pada diri mereka sendiri. Dipihak lain, kiranya cukup adil untuk mempertahankan keseimbangan antara kelebihan orang-orang Korintus dengan kekurangan di antara orang-orang percaya di Yerusalem. Pemberian tidak masuk akal apabila para pemberinya sendiri menjadi miskin.40 Konsep keseimbangan Paulus sangat kecil kemungkinan pada suatu saat akan mengajak orang-orang Kristen di Yerusalem untuk menyumbang orang-orang di Korintus. Sama halnya dengan berkat-berkat rohani yang hendak terus-menerus dibagikan dengan orang Kristen bukan Yahudi yang secara bergilir turut membantu Yerusalem dengan materi. Ayat 8 adalah suatu ungkapan formal menyangkut prinsip keseimbangan dan Paulus tidak berpikir entah dengan akan masa pelaksanaanya pada masa kini atau akan diteruskan pada masa yang akan datang.41

3.2.3. Memberikan Keadilan

Menciptakan keadilan merupakan salah satu tugas yang dijalankan oleh Paulus dengan mengumpulkan persembahan di jemaat Korintus. Pada 2 Korintus 9: 9 yang menyatakan: kaqw.j

ge,graptai\ evsko,rpisen( e;dwken toi/j pe,nhsin( h` dikaiosu,nh auvtou/ me,nei eivj to.n aivw/naÅ “seperti

ada tertulis: Ia membagi-bagikan kepada orang miskin, kebenaranya tetap selamanya”. Paulus memperlihatkan bahwa Allah sendiri yang akan menujukan keadilannya didalam kehidupan jemaat Korintus dan Yerusalem melalui pemberian persembahan.

Pertama, persembahan yang membawa keadilan dalam kehidupan Jemaat Korintus.

Pemberian persembahan jemaat Korintus bagi jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem juga memiliki dampak bagi jemaat Korintus, dimana sebagai masyarakat yang sangat keras dalam sistem hierarki dan struktur kelas sosial yang dibuat oleh koloni kekaisaran Romawi telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Korintus maupun dalam kehidupan jemaat Gereja Korintus. Ketidakadilan moral yang terlihat dalam kehidupan Korintus menujukan bahwa tidak ada perlakukan seimbang antara hak dan kewajiban maka itu surat 2 Korintus 9 yang berisikan tentang bantuan persembahan yang tulis oleh rasul Paulus secara langsung menasehati kehidupan jemaat Korintus yang juga harus peduli terhadap kehidupan sesama jemaat Korintus dan kehidupan sosial mereka, dengan memberlakukan kasih karunia yang telah Allah berikan melalui kehidupan yang berkelimpahan dalam segi materi.

40 Pfitzner, Kekuatan dalam Kelemahan, 126. 41Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 71.

(7)

Jemaat Korintus dimintai untuk memiliki kebajikan dalam memberikan persembahan kepada jemaat Yerusalem dan kebajikan yang dilakukan akan berkenan di hadapan Allah yang telah menganugerahkan kebenaran-Nya kepada umat-Nya. Memberikan keadilan merupakan suatu kepedulian bagi orang-orang miskin di jemaat Yerusalem agar hidup berkecukupan. Aksi pengumpulan persembahan yang diselengarakan oleh Paulus memiliki sistem keadilan di dalamnya dimana semua jemaat turut mengumpulkan persembahan sederajat, entah kaya atau miskin.42 Perintah Paulus untuk menyelesaikan pengumpulan persembahan dengan kerelaan hati berdasarkan apa yang ada. Setiap pemberian akan diterima, bukan karena ukurannya, melainkan karena semangat dan kebenaran. Memberi secara Kristen bukanlah masalah paksaan “karena Allah mengasihi orang memberi dengan sukacita. Kemurahan tidak berarti memberikan berdasarkan apa yang tidak ada atau membuat janji-janji yang tidak dalam dipenuhi. Namun pemberian seseorang yang dilihat melalui hatinya. Kemurahan mengalir bukan dari banyaknya uang, melainkan dari hati yang penuh. Itulah sebabnya Paulus menggaris bawahi kebutuhan akan “kerelaan” namun demikian masih ada prinsip praktis lainnya yang berlaku bagi pemberian secara Kristen, yakni keadilan yang masuk akal. Tentu sama sekali tidak adil untuk memberikan keringanan bagi orang-orang lain sementara menyebabkan kesulitan finansial atau kekurangan.43

Kedua, persembahan yang memberikan keadilan dalam kehidupan orang-orang Kudus di Yerusalem.

Pemberian persembahan yang diberikan jemaat Korintus kepada jemaat Yerusalem juga memiliki dampak bagi kehidupan mereka tersendiri yaitu adanya suatu tindakan keadilan yang harus jemaat Yerusalem lakukan dalam kehidupan mereka. Keadilan yang harus mendatangkan keuntungan bagi sesama, bukan untuk keuntungan bagi diri sendiri di dalam kehidupan jemaat Yerusalem. Jemaat Yerusalem juga belajar menjadi jemaat yang memberikan dengan menggunakan hati mereka agar segala sesuatu yang mereka lakukan dapat medatangkan keadilan dan kesejahteraan. Dengan Kelebihan jemaat Korintus yang berlimpah-limpah hendaknya mengimbangi dan melengkapi kekurangan: kedua istilah yang menyangkut kondisi ekonomi yang berbeda dalam kedua jemaat itu. Jemaat Korintus membantu orang-orang Kristen di Yerusalem yang menderita secara material sehingga menciptakan keadilan antara jemaat-jemaat pemberi dan penerima dan kelurusan hati merupakan salah satu ciri khasnya. Dengan ucapan

42Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 104.

(8)

syukur kepada Tuhan, jemaat induk mengakui bahwa sumbangan dana yang disumbangkan dalam rasa persaudaran merupakan suatu bantuan yang sangat berarti. Selain dari itu, kegiatan pengumpulan sumbangan turut menggambarkan kesatuan gereja yang terdiri dari atas jemaat Kristen Yahudi dan bukan Yahudi, sekaligus mensyahkan karya pemberitaan Paulus yang menghasilkan banyak orang kafir percaya kepada Yesus Kristus sebagai penyelamat mereka.44

Ucapan syukur yang dipanjatkan merupakan suatu bukti bahwa keadilan terjadi atas kedua belah pihak, dimana para penerima persembahan menganggap para dermawan selaku penerima-penerima juga, yaitu penerima kasih karunia yang akan dilimpahkan kepada mereka. Demikianlah orang Kristen Yerusalem yang telah menerima persembahan dari kalangan Kristen Yahudi ingin membuktikan kenyataan kasih karunia Allah dalam kehidupan mereka melalui ucapan syukur. Jadi, kedua belah jemaat Kristen mengalami dirinya sudah bertaut satu dengan yang lain. Dengan demikian anggota jemaat induk Yerusalem tertarik kepada orang-orang Kristen di Korintus untuk mengalami persekutuan yang mendatangkan keadilan.45 Keadilan ini juga terlihat pada kemurahan hati dan ucapan syukur yang merupakan suatu tujuan yang di kejar oleh Paulus melalui karya pelayanan kasih itu. Paulus tidak mau “usaha yang telah dilakukannya” dalam hal keadilan bagi sesama untuk mempersatukan orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi menjadi percuma. Oleh karenanya, Paulus menyatakan keadilan melalui kedua jemaat Kristen itu untuk menciptakan keadilan dalam persekutuan mereka. Pasal 9:8-9 menyifatkan aksi pengumpulan persembahan sebagai tindakan kasih Allah yang mendatangkan keadilan, baik orang Kristen Yahudi Yerusalem dan orang-orang sebagai penerima, maupun orang Kristen Korintus sebagai pemberi.46

3.2.4. Menjalin Persekutuan

Kemurahan orang Kristen dalam memberi sumbangan kepada orang-orang miskin di Yerusalem telah menyebabkan orang-orang Yahudi merindukan mereka. Ayat 14: Di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu dalam bahasa Yunani: kai. auvtw/n deh,seiu`pe.r u`mw/n

evpipoqou,ntwn u`ma/j dia menjelaskan bahwa orang-orang Kristen di Yerusalem berdoa untuk

orang-orang Korintus dan kalimat evpipoqou,ntwn berarti “memiliki rasa kasih sayang atau cinta

44Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 105-106 45Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 104. 46Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 107.

(9)

yang besar.47 Jika pengertian ini terdapat dalam kata evpipoqou,ntwn, ini berarti bahwa orang-orang Kristen Yerusalem ingin bertemu dengan orang-orang-orang-orang Korintus yang telah memberikan sumbangan kepada mereka. Pemberian persembahan membuat orang Kristen yang tinggal di Yerusalem mendoakan orang Kristen di Korintus sehingga terjadilah persekutuan antara orang Yahudi yang dahulu tidak mau bergaul dengan orang Yunani. Paulus menyadari bahwa sumbangan ini mendatangkan persekutuan yang indah antara kedua belah pihak. Orang Kristen di Yerusalem juga menyadari bahwa kasih karunia Allah sudah dilimpahkan ke atas orang Kristen di Korintus. 48

Orang-orang kudus Yerusalem akan tahu bahwa kasih karunia pemberian Tuhan telah datang dari penerimaan terhadap kasih karunia Allah, itu adalah karunia yang tak terkatakan yang kini Paulus mengucap syukur kepada Allah. Ayat 14 dan 15 dihubungkan dengan sebuah kata yang dipergunakan dalam dua pengertian: “kasih karunia yang melimpah” (charis) menghasilkan syukur (charis) yang melimpah pula. Dengan demikian cakupan dari pengumpulan persembahan Paulus sebagai pelayanan materi dan ibadah/persembahan yang kudus sangat luas sekali. Di bidang kerja sama antar manusia, berlangsung suatu pelayanan jemaat-jemaat Kristen Yahudi dan Kristen Yahudi campuran kepada jemaat induk; sedangkan dalam hubungan antar-manusia dengan Allah, persembahan itu berbentuk suatu Ibadah. Pengumpulan persembahan yang dilakakukan oleh Paulus mempunyai aspek yang luas. Bersamaan dengan itu, harus pula diperluas menjadi suatu “Ibadah sejagat”, yang dilakukan oleh Allah dan dipanjatkan bagi Allah dalam kemuliaan-Nya.49

3.3. Rangkuman Surat 2 Korintus 9:6-15.

Surat pengumpulan sumbangan Paulus yang kedua ini mengandung perancangan organisasi pengumpulan dan pemberian berkat dari Allah yang berlimpah ruah, yang sepantasnya dijawab oleh jemaat-jemaat misi maupun jemaat induk dengan pujian dan ucapan syukur. Paulus memuji kesungguhan jemaat Korintus untuk ikut serta dengan sukacita dalam kegiatan mengumpulkan dana bagi jemaat Yerusalem. Dengan demikian, jemaat Korintus yang sudah lama rela dan siap mendukung aksi tersebut, diajak untuk menyelesaikan pendermaan yang cukup lama terganggu oleh keadaan yang kurang baik. Untuk merealisasikan tekad Paulus ini,

47Omanson dan Ellington, Pedoman Penafsiran Alkitab, 206. 48 Brill, Tafsiran, 134.

(10)

suatu delegasi yang hendak mempersiapkan pengantaran persembahan bagi umat induk di Yerusalem.

Berkat yang diberikan Allah kepada jemaat-jemaat Paulus menyanggupkan para penerima untuk membantu di Yerusalem tidak boleh disimpan, tetapi diteruskan kepada orang yang membutuhkannya. Penganugerahan Tuhan yang memberdayakan jemaat-jemaat ini untuk berbagi dengan sesama Kristen hendaknya langsung menyebabkan suatu tindakan pertolongan agar mereka yang berkekurangan boleh hidup berkecukupan: apa yang diterima itu berfungsi bagaikan benih untuk ditaburkan. Pemberian persembahan memotivasi berbagai aspek penting terjadi untuk mempermuliakan Allah atas kasih karunia-Nya yaitu keseimbangan, persekutuan dan keadilan. Paulus mengingatkan orang-orang Korintus bahwa memberi dengan sukarela merupakan bagian dari Kasih Karunia Yesus dan pelaksanaan harus berpedoman pada pola keseimbangan yang dapat menjembatani keseimbangan antara jemaat-jemaat yang kaya dan yang miskin agar kelebihan turut mencukupkan yang berkekurangan. Pemberian persembahan ini juga dapat mempersatukan jalin kerja sama antar gereja-gereja Korintus dan gereja-gereja di luar Korintus dengan tetap melanjutkan bantuan pengumpulan sumbangan terhadap yang membutuhkan. Bukan hanya menjalin kerja sama antar gereja-gereja, tetapi juga antar jemaat-jemaat pemberi dan penerima sumbangan. Jemaat Kristen Yahudi Korintus juga menyadari bahwa dana yang disumbangkan merupakan rasa persaudaraan yang sangat berarti dan menggambarkan kesatuan gereja yang terdiri dari jemaat Kristen Yahudi dan non-Yahudi. Dengan pemberian persembahan ini juga dapat membawa dimensi keadilan dalam kehidupan berjemaat Yahudi Kristen dan non-Yahudi di Korintus dalam aspek status sosial atau kedudukan.

Referensi

Dokumen terkait

RPP dibuat untuk satu kali pertemuan (dua jam pelajaran) atau disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai

Follet membuka jalan bagi teori manajemen untuk mengikutsertakan hubungan yang lebih luas, baik dari dalam organisasi maupun dari luar batas organisasi. Mengidentifikasi organisasi

Dari kerangka berpikir yang telah dikemukakan dapat dirumuskan hipotesis awal sebagai berikut : Dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dan

Semakin besar nilai Carrier Frequency ( ) maka semakin kecil nilai Azimuth Resolution. Hal ini dibuktikan pada garis yang menunjukkan semakin ke kanan semakin

dalam penelitian ini dalam melihat hubungan antara pengaruh aktivitas transportasi di jalan raya terhadap dampak meluas berupa intrusi polusi udara dari luar ke

Harus disadari pembangunan di perbatasan menjadi amat penting karena perbatasan memiliki beberapa nilai strategis, yang antara lain mliputi: (a) Mempunyai poteni

Kiriago & Bwisa (2013) mengatakan bahwa tekanan yang muncul dari aspek lingkungan seperti tekanan yang berkaitan dengan pekerjaan, rendahnya tingkat keselamatan

adalah nilai-nilai budaya tradisional sebagai warisan nenek moyang orang Bali dan bisa dimanfaatkan oleh siapapun dan tidak boleh dimiliki atau diklaim sebagaimilik