Pancasila Sebagai
Sistem Nilai Di
Desinta Ramadani
(1615146192)
Fietro
(161514)
Joshua Yuwono
(1615146193)
Manusia dalam kehidupan selalu berkaitan dengan nilai.
Manusia senantiasa dinilai dan menilai. Cabang flsaaat
yang membicarakan nilai disebut dengan aksiologi (flsaaat
nilai). Istilah nilai dipakai untuk menunjukan kata benda
abstrak yang artinya, “keberhargaan”(worth) atau kebaikan
(goodness). Sedangkan, pancasila merupakan ideologi
dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sansekerta :
pañca
berarti lima dan
śīla
berarti prinsip
atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraa ke-4 Preambule
Pancasila sebagai suatu sistem flsaaat pada hakikatnya
merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber
dari segala penjabaran norma baik norma hukum,
norma moral maupun norma kenegaraan lainya. Dalam
flasaaat pancasila terkandung di dalamnya suatu
pemikiran-pemikiran yang bersiaat kritis, mendasar,
rasional sistematis dan komprehensia (menyeluruh) dan
sistem pemikirann ini merupakan suatu nilai. Oleh
karena itu suatu pemikiran flsaaat tidak secara
langsung menyajikan norma-norma yang merupakan
pedoman dalam tindakan atau suatu aspek praksisi
melainkan suatu nilai-nilai yang bersiaat mendasar.
Sebagai suatu nilai pancasila merupakan
dasar-dasar yang bersiaat aundamental dan universal
bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Adapun manakala
nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan
yang bersiaat praksis, makna nilai-nilai tersebut
kemudian dijabarkan dalam suatu norma-norma
yang jelas. Norma-norma yang bersumber dari
sumber moralitas utama yang mengatur
kehidupan bangsa dan bernegara. Termasuk
bagaimana etika yang benar dalam berpolitik.
Nilai berkaitan dengan normatia bukan kognitia atau
berada dalam dunia edeal bukan yang real. Meskipun
demikian keduanya berhubungan atau berkaitan erat.
Artinya bahwa “das” Sollen” itu menjelma menjadi das
“sein”, yang ideal harus menjadi real yang normatia
harus direalisasikan dalam perbuatan sehari-hari yang
merupakan aakta. Nilai bagi manusia dipakai dan
diperlukan untuk menjadi landasan alasan, motivasi
dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatanya.
Hal itu terlepas dari kenyataan bahwa orang ada
orang yang dengan sengaja dan sadar melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan kesadaran akan nilai
yang diketahuinya dan diyakini.
❶
Nilai Dasar
Defnisi dari nilai dasar adalah nilai-nilai dasar
yang mempunyai siaat tetap (tidak berubah),
nilai-nilai ini terdapat dalam Pembukaan UUD
194. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan Sosial) kemudian dijabarkan menjadi
nilai-nilai instrumental dan nilai praxis yang
lebih bersiaat feksibel dalam bentuk aturan atau
norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bemasyarakat, berbangsa dan bernegara.
❷
Nilai Instrumental
Defnisi dari nilai instrumental adalah
penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara
lebih kreatia dan dinamis dalam bentuk UUD
1945 dan peraturan Perundang-undangan
lainnya, dalam Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan Negara menurut UU No.
10 Tahun 2004. Nilai instrumental ini dapat
berubah atau diubah. Nilai instrumental ini,
❸
Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih
lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan
yang lebih nyata. Dengan demikian nilai
praksis merupakan pelaksanaan secara nyata
dari nilai-nilai dasar dan instrumental dalam
kehidupan nyata sehari-hari baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Nilai praktis juga dapat
berubah/diubah.
Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai
suatu rangkaian yang saling berkaitan antara nilai
yang satu dengan yang lain. Sistem nilai adalah
konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai
apa yang hidup dalam pikiran seseorang atau
sebagian besar anggota masyarakat tentang apa
yang dipandang baik, berharga, dan penting dalam
hidup. Sistem nilai beraungsi sebagai pedoman
yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan
masyarakat tersebut. Pancasila sebagai nilai
mengandung serangkaian nilai, yaitu: ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan.
Sistem Nilai dalam Pancasila
Objektia
Rumusan dari sila-sila pancasila itu
sebenarnya hakikat dan maknanya yang terdalam menunjukan adanya siaat-siaat yang umum universal dan abstrak, karena pada hakikatnya Pancasila adalah nilai.
Inti nilai-nilai Pancasila berlaku tidak
terikat oleh ruang, artinya
keberlakuannya sejak jaman dahulu, masa kini, dan juga untuk masa yang akan datang untuk bangsa Indonesia dan boleh jadi untuk negara lain yang secara eksplisit tampak dalam adat-istiadat, kebudayaan, tata hidup
kenegaraan dan tata hidup beragama.
Pancasila yang terkandung dalam
pumbukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang
aundamental, sehingga merupakan suatu sumber hukum positia di Indonesia.
Subjektia
Nilai Pancasila timbul dari bangsa
Indonesia sendiri , sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai tersebut sebagai hasil pemikiran, penilaian, dan refeksi flosofs bangsa Indonesia.
Nilai Pancasila merupakan flsaaat
(pandangan hidup) bangsa Indonesia, sehingga menjadi jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan, dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai Pancasila sesungguhnya
merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa.