• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh PKM Pengabdian Masyarakat M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh PKM Pengabdian Masyarakat M"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS DIGESTER TERAPUNG) SKALA RUMAH TANGGA

DI DUSUN DUNGENDAK PAMEKASAN-MADURA

BIDANG KEGIATAN:

PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT (PKM-M) Diusulkan oleh:

Masadatul Jannah 20131113012 (2013) Fifi Tri Kurniasari 20131113009 (2013) Umi Latifah 20141112039 (2014)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

SURABAYA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Kotoran Sapi sebagai Energi Alternatif (Biogas Digester Terapung) Skala di Dusun Dungendak Pamekasan-Madura

2. Bidang Kegiatan : PKM-M

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Masadatul Jannah

b. NIM : 20131113012

c. Jurusan : S1 Pendidikan Biologi

d. Universitas : Universitas Muhammadiyah Surabaya a. Alamat Rumah : jln. Sutorejo no.115b Surabaya

e. No Tel./HP : 081913536163

f. Alamat email : jannahmasadatul321@gmail.com 5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 Orang

6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar :Dr. Wiwi Wikanta, M.Kes

b. NIDN : 0004026601

c. Alamat Rumah : Perum Sentra

Alam B-28 Sidoarjo

d. No Tlp./HP : 08179309394

7. Biaya Kegiatan Total

a. Dikti : Rp. 12.332.000, 00

b. Sumber Lain : Rp.

(3)

RINGKASAN

Kelangkaan bahan bakar minyak sudah menjadi permasalahan yang cukup serius, karena pada era yang semakin modern ini semua kebutuhan tidak terlepas dari bahan bakar minyak, mulai dari kebutuhan skala besar sampai pada skala kecil seperti memasak. Keadaan ini mengharuskan kita untuk beralih dan tidak bergantung pada bahan bakar minyak sebagai kebutuhan kita, salah satunya biogas yang merupakan salah satu sumber energi alternatif, gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, feses manusia dan feses hewan ternak yang dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion (Corneleuos:2014).

Pembuatan biogas dari limbah peternakan khususnya kotoran sapi merupakan salah satu alternatif pemanfaatan limbah organik untuk menggali potensi bio energi di negara Indonesia. Salah satu daerah yang berpotensi untuk biogas dalam skala rumah tangga adalah dusun Dungendak desa Tlontoraja kecamatan Pasean kabupaten Pamekasan-Madura. Hal ini juga didukung oleh data dari kantor kecamatan Pasean yang menunjukkan bahwa dusun Dungendak rata-rata penduduknya 50% berprofesi sebagai petani sekaligus peternak terutama hewan ternak sapi.

Pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas skala rumah tangga di dusun Dungendak dilaksanakan dengan penyuluhan terkait solusi kelangkaan bahan bakar minyak dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, dengan cara beralih menggunakan energi alternatif terbarukan yaitu biogas. Penyuluhan ini dilanjutkan dengan pelaksanaan pelatihan pembuatan biogas dari kotoran sapi sebagai media pelatihan, hal ini bertujuan untuk dapat lebih memahami teknis pembuatan biogas skala rumah tangga. Pembuatan biogas yang diterapkan dalam program ini menggunakan reaktor (digester) sistem terapung skala rumah tangga yang biaya operasionalnya lebih ekonomis (Apriyanti: 2009).

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR TABEL... v

RINGKASAN... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG... 1

... 1.2 RUMUSAN MASALAH... 2

1.3 TUJUAN PROGRAM... 2

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN... 3

1.5 KEGUNAAN PROGRAM... 3

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN 2.1 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN... 4

BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 TEKNIS PELAKSANAAN... 6

3.2 TAHAPAN PELAKSANAAN... 6

3.3 PENCAPAIAN TUJUAN... 8

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 RANCANGAN ANGGARAN... 9

... 4.2 JADWAL KEGIATAN... 9

(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Hal

Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Program 6

Gambar 2. Kondisi Akses Jalan 19

Gambar 2. Limbah Ternak Warga Dungendak 19

Gambar 3. Sapi Warga Dungendak 19

Gambar 4. Sketsa Rangkaian Komponen Alat Biogas 20

(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Hal

Tabel 1.Data penduduk Dungendak 4

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dari waktu ke waktu semakin meningkat dengan semakin majunya perkembangan teknologi serta pertumbuhan manusia. Sedangkan, ketersediaan bahan bakar minyak jika dikonsumsi terus menerus akan semakin menipis dan akibat dari kelangkaan ini banyak oknum-oknum tertentu yang bertindak curang dengan menguragi isi gas atau bahkan menjual diatas HET (harga eceran tertinggi) sebagaimana yang terjadi di kota Yogyakarta (Sindonews.com). Kondisi ini harus diatasi dengan mencari energi alternatif untuk beralih menggunakan sumber energi terbarukan yang sifatnya ramah lingkungan dan lebih ekonomis, salah satunya adalah biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi yang relatif kurang oksigen (anaerob). Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia dan kotoran hewan yang dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion. Pembuatan biogas dari kotoran hewan, khususnya sapi berpotensi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan, karena selain dapat memanfaatkan limbah dari ternak, sisa dari pembuatan biogas ini yaitu berupa slurry yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman.

Menurut Rika (2011), kotoran sapi tersusun atas 22,59% selulosa, 18,32% hemiselulosa, 10,20% lignin, 34,72% total karbon organik, dan 1,26% total nitrogen. Selain itu, kotoran sapi juga mengandung 0,37% fosfor dan 0,68% kalium. Dengan kandungan selulosa yang tinggi, kotoran sapi dapat menghasilkan biogas dalam jumlah yang banyak dan berpotensi untuk diolah dalm skal besar maupun kecil. Hal tersebut disebabkan jumlah produksi biogas per kg kotoran sapi relatif lebih besar dibandingkan kotoran ternak lainnya.

(8)

warga yang tetap menggunakan kayu bakar selain itu harga gas LPG yang juga semakin melonjak. Kebiasaan warga Dungendak mencari kayu atau bahkan menebang pohon, tentunya gaya hidup seperti itu kurang menunjang untuk mewujudkan kesejahteraan, mengingat terbatasnya ketersediaan kayu dan juga pentingnya memelihara tumbuhan untuk keseimbangan ekosistem. Serta pemanfaatan limbah ternak (kotoran hewan) yang kurang optimal karena hanya digunakan sebagai pupuk organik dengan menyebarkan secara langsung pada lahan pertanian. Hal ini pun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dijadikan pupuk karena warga menunggu sampai kering baru setelah itu dimobilisasi ke tempat sawah mereka. Kondisi ini membuat pedesaan warga Dungendak kurang asri karena kotoran sapi yang menumpuk bahkan sampai menggangu jalan setapak apalagi ketika saat musim penghujan, sehingga kebersihan kurang terjaga.

Menurut Sri (2008), kotoran sapi sebanyak 1 kg dapat menghasilkan 0,023-0,040 m3 biogas. Dengan jumlah produksi tersebut, kotoran sapi sangat potensial untuk memproduksi biogas dalam skala besar maupun skala rumah tangga untuk kalangan peternak yang hanya memiliki 2-3 ekor sapi. Kotoran hewan dianggap substrat paling cocok untuk pemanfaatan biogas terutama substrat dalam kotoran sapi, karena telah mengandung bakteri penghasil gas metana yang terdapat di dalam perut hewan ruminansia. Pemanfaatan Limbah ternak selama ini belum optimal, karena sebelum kotoran ternak itu hanya dijadikan pupuk organik namun terlebih dahulu dapat diproses untuk menghasilkan biogas dimana gas itu dapat digunakan untuk memasak menggantikan minyak tanah ataupun gas LPG. Banyaknya masyarakat Dungendak yang memelihara hewan ternak terutama sapi, memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadikan biogas sebagai sumber energi alternatif terbarukan skala rumah tangga.

Berdasarkan uraian diatas, kami mengusulkan kegiatan pengabdian ini di dusun Dungendak dengan penyuluhan dan pelatihan pembuatan biogas skala rumah tangga, melihat banyaknya petani sekaligus peternak memiliki potensi untuk pembuatan biogas skala rumah tangga.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka rumusan masalah program kegiatan ini adalah:

1. Bagaimana cara memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan bernilai ekonomis?

(9)

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari program kegiatan ini adalah:

1. Mampu memanfaatkan limbah hewan ternak sebagai energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan bernilai ekonomis;

2. Sebagai solusi dari kelangkaan BBM dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

1.4 Luaran Yang Diharapkan

Luaran program yang di harapkan adalah kemampuan masyarakat dalam mengolah dan memanfaatkan hasil limbah hewan ternak (kotoran sapi) menjadi energi alternatif berupa biogas skala rumah tangga dengan potensi yang ada untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga tanpa harus bergantung terhadap BBM yang semakin langka. Hasil akhir program ini dapat dipatenkan luarannya berupa artikel yang di muat dalam jurnal dan juga dalam bentuk poster sebagai media edukasi dalam pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas.

1.5 Kegunaan Program 1. Teoritis

Mengaplikasikan ilmu pengetahuan khususnya biologi lingkungan sebagai upaya menjaga kelestarian alam dengan memanfaatkan limbah hewan ternak.

2. Praktis a. Team

Memberikan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat dalam jenjang pendidikan dengan mengabdikan diri kepada masyarakat sebagai upaya perantara dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.

b. Masyarakat

(10)

tangga sebagai energi alternatif terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Selain itu hasil sampingan (sisa) dari pembuatan biogas dapat digunakan sebagai pupuk organik yang kualitasnya lebih baik daripada kotoran ternak yang langsung digunakan sebagai pupuk.

c. Lingkungan

(11)

BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Dungendak merupakan salah satu dusun dari desa Tlontoraja kecamatan Pasean kabupaten Pamekasan. Letak lokasinya berada di daerah pantura dari kota Pamekasan, dengan jarak dari pusat kota + 50 km serta akses transportasi yang masih minim, karena jarang ada angkutan umum bahkan salah satu daerah yang termasuk dusun Dungendak hanya bisa di akses oleh kendaraan bermotor karena tidak ada akses angkutan umum, dan juga pembangunan jalan yang masih belum diaspal sehingga akses jalan menuju desa tersebut masih terkendala sebagaimana pada gambar terlampir (gambar 2). Adapun mengenai data kependudukan warga Dungendak yang diambil oleh kantor Kecamatan Pasean setiap 1 Juni adalah sebagai berikut:

Tabel 1.Data penduduk Dungendak pada 15 Juni 2015 N

o

Jenis Pekerjaan penduduk Dunngendak Jumlah Kepala Rumah Tangga

Table 2. Data kepemilikan jumlah sapi ternak N

o

Jumlah Sapi yang dimiliki Petani Jumlah Petani Ternak (Kepala Rumah Tangga)

1 1 ekor sapi 36

2 2 ekor sapi 68

3 3 ekor sapi 20

Jumlah Total 124

Masyarakat Dungendak merupakan penduduk dengan perekonomian kelas menengah kebawah, dan mayoritas bekerja sebagai petani sekaligus peternak. Dari data diatas menunjukkan bahwa 41% petani warga Dungendak rata-rata memiliki sapi 2 ekor. Akan tetapi kondisi masyarakat Dungendak masih terkategori sebagai daerah tertinggal karena masih menggunakan bahan bakar kayu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, bagi mereka menggunakan gal LPG merupakan pemborosan karena semakin mahalnya harga BBM.

(12)
(13)

BAB III

METODE PELAKSANAAN 3.1 Teknis Pelaksanaan

Adapun langkah-langkah strategis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menyamakan persepsi antar tim penyusun program melalui kegiatan diskusi-diskusi

2) Konsultasi secara aktif dengan dosen pendamping

3) Melakukan koordinasi aktif dengan mitra, dalam hal ini adalah Kepala desa Tlontoraja-Pasean-Pamekasan.

4) Melakukan kerjasama dengan pihak lain terutama dalam hal ini adalah warga setempat dalam rangka mendukung pelaksanaan program dan keberlanjutan program

5) Melakukan pembuatan produk luaran berupa artikel yang dimuat dalam jurnal dan poster cara pembuatan Biogas dari kotoran sapi 6) Melakukan penyuluhan pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas 7) Menyusun beberapa agenda penunjang yang dapat mengoptimalkan

ketercapaian tujuan program.

8) Melakukan program lanjutan dan evaluasi secara berkala melalui LPPM UMSurabaya

3.2 Tahapan Pelaksanan

Berikut ini bagan dari tahapan pelaksanaan program:

Gambar 1. Tahapan pelaksanaan program

Adapun tahapan dari pelaksanaan program kegiatan ini jika dijabarkan adalah sebagai berikut:

1. Koordinasi pelaksanaan kegiatan pada pemerintah setempat (kepala desa) Pada tahap pertama ini, dilakukan koordinasi dengan pemerintah setempat (kepala desa) supaya jalannya kegiatan terarah dan terorganisir dengan

Pelatihan

evaluasi Koordinasi dengan

Kepala Desa Sosialisasi (penyuluhan)

(14)

baik untuk mengoptimalisasikan tujuan dari pelaksanaan kegiatan program ini.

2. Sosialisasi pemanfaatan biogas limbah hasil ternak (feses)

Penyuluhan dilaksanakan dengan menggunakan beberapa media seperti penampilan video mengenai kelangkaan BBM dan Pemanfaatan limbah hewan ternak menjadi biogas serta ditampilkan juga simulasi terkait cara-cara pembuatan biogas skala rumah tangga dengan menggunakan alat-alat sederhana untuk lebih memotivasi masyarakat.

3. Pelatihan pembuatan biogas (skala rumah tangga) dengan digester terapung

Pada tahap ini, masyarakat dusun Dungendak akan bekerja sama untuk membuat biogas skala rumah tangga menggunakan metode digester terapung. Dalam tahap ini, warga juga akan diajak bagaimana penggunaan/ pemanfaatan biogas dalam jangka panjang karena selain dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar minyak, hasil samping (sisa) dari biogas ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kualitasnya lebih bagus daripada kotoran ternak yang langsung dari kandang dan digunakan sebagai pupuk tanaman. Dalam tahap ketiga ini ada 4 proses yang harus dilalui dalam pembuatan biogas skala rumah tangga, antara lain:

 Tahap pembuatan rangkaian alat biogas skala rumah tangga

(gambar 4)

 Tahap penampungan, pengenceran, pengadukan dan pemasukkan bahan baku

 Tahap Pemrosesan, pengambilan dan pemanfaatan biogas

 Tahap pengambilan sisa limbah setelah diambil gasnya serta pemeliharaan dalam jangka panjang

4. Evaluasi

Pada tahap evaluasi ini dilakukan pemantauan secara berkala untuk mengukur tingkat keberhasilan dan keberlanjutan dari pelaksanaan program pengabdian ini. Tahap evaluasi yang dilakukan antara lain:

 Memonitoring dan mengevaluasi pada saat persiapan pelaksanaan program kegiatan pemanfaatan biogas seperti alat, bahan dan segala keperluan baik itu terkait keperluan untuk sosialisasi (media dan bahan yang akan disampaikan) maupun keperluan untuk pelaksanaan pada saat pembuatan biogas.

 Memonitoring dan mengevaluasi pada saat pelaksanaan pelatihan pembuatan biogas dengan mengabsen kehadiran warga dan memotivasi warga agar turut serta untuk pelaksanaan pembuatan biogas dan mengikuti proses pelatihan dengan baik.

(15)

dan prosentase keberhasilan dari tujuan program kegiatan pemanfaatan biogas.

3.3 Pencapaian Tujuan

(16)

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya

Table 3. Anggaran Biaya Pelaksanaan Program Kegiatan No

.

Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Peralatan Penunjang 4.420.000

2. Bahan Habis Pakai 5.012.000

3. Perjalanan 1.500.000

4. Lain-lain (Publikasi, Laporan,penggandaan produk)

1.400.000

Sub Total 12.332.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Program

No Kegiatan Bulan / Minggu

I II III IV V

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi Awal dan Perizinan

Mitra

(17)

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen pembimbing Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Masadatul Jannah 2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi S1 Pendidikan Biologi

4 NIM 20131113012

5 Tempat, Tanggal Lahir Pamekasan, 02 Juni 1995

6 E-mail jannahmasadatul321@gmail.com 7 No Telepon/HP 081913536163

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA PERGURUAN

TINGGI

Jurusan - - IPA Pendidikan

Biologi Tahun

Masuk-Lulus

2001-2007 2007-2010 2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmial (Oral Persentation)

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau instansi lainnya)

(18)

Biodata Anggota 1 A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Fifi Tri Kurniasai 2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi S1 Pendidikan Biologi

4 NIM 20131113009

5 Tempat, Tanggal Lahir Sampang, 20 Januari 1995 6 E-mail fifitrikurniasari95@gmail.com 7 No Telepon/HP 087750009119

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA PERGURUAN

TINGGI

Jurusan - - IPA Pendidikan

Biologi Tahun

Masuk-Lulus

2001-2007 2007-2010 2010-2013 2013 – Sekarang

C. Pemakalah Seminar Ilmial (Oral Persentation)

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau instansi lainnya)

(19)

Biodata Anggota 2 A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Umi Latifah

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi S1 Pendidikan Biologi

4 NIM 20141113039

5 Tempat, Tanggal Lahir Trenggalek, 04 Juni 1995 6 E-mail umi-latifah@gmail.com 7 No Telepon/HP 082257474797

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA PERGURUAN

TINGGI

Jurusan - - IPA Pendidikan

Biologi Tahun

Masuk-Lulus

2002-2008 2008-2011 2011-2014 2014 – Sekarang

C. Pemakalah Seminar Ilmial (Oral Persentation)

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau instansi lainnya)

(20)

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Dosen Pembimbing

1 Nama Lengkap Drs. Wiwi Wikanta, M.Kes 2 Jenis Kelamin Laki-Laki

3 NIDN 0004026601

4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

5 Jurusan S1 Pendidikan Bioologi

5 Tempat, Tanggal Lahir Sumedang, 04 Februari 1966 6 E-mail wi2umsby@yahoo.co.id 7 No Telepon/HP 08179309394

B. Riwayat Pendidikan

SARJANA

(S1) MAGISTERKESEHATAN DOKTOR Nama Institusi IKIP Bandung UNAIR UNIVERSITAS

NEGERI MALANG Tahun

Masuk-Lulus 1991 1999 2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Persentation)

-D. Karya Ilmiah Tahu

n Judul Penyelenggara

2006 Urgensi Pelaksanaan Pembelajaran Pengembangan Pembiasaan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Dalam Membangun Karakter Bangsa (Makalah Pada Jurnal)

Jurnal Pendidikan Didaktis, FKIP VII (3): 48-58, Februari 2006

2008 Kontribusi Biologi terhadap Pendidikan Kesehatan. Makalah Pertemuan Ilmiah Rutin Program Studi (Makalah DIskusi)

Program Studi

Pendidikan Biologi FKIP UMSurabaya Oktober 2008

2008 Pengajaran Sains Berbasis Proyek

(Project Based Science, PBS-Instraction) sebagai Model Pembelajaran Inovatif Biologi Berorientasi Life Skills (Makalah pada Jurnal)

Jurnal Pendidikan Didaktis, FKIP VII (3): 48-58, Oktober 2008

(21)

Penggunaan Formalin dalm Bahan Makanan dan Pelaksanaan Pendidikan Gizi dan Keamanan Pangan di Kab. Sidoarjo

Pendidikan Biologi FKIP UMSurabaya Desember 2009

2010 Ujian Nasional dalam Persepektif Kendali Mutu (Makalah diskusi)

Makalah dalam Diskusi Internal di Program Studi Pendidikan Biologi UMSurabaya

2011 Soft Skill dalam Pembelajaran IPA dan Kontribusinya dalam Membangun Karakter Bangsa (Makalah Semnas)

Seminar Nasional Pendidikan Karakter di UMSurabaya

2012 Urgensi Pendidikan Karakter dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Korupsi

Makalah pada ORDIK

Mahasiswa Baru

2012/2013 di Kampus UMSurabaya

2015 Edukasi Kelompok Tani Ternak Dalam Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi Menjadi Biogas dan Pupuk Organik Pada Kelompok Tani Ternak Mandiri Jaya Di Desa Moropelang Kec. Babat Kab. Lamongan

Jurnal Pedago-Biologi Vol. 3 Nomor 1, April 2015

(22)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya

Tabel 4. Justifikasi Anggaran Biaya 1. Peralatan Penunjang

1 Paket 4.500.000 4.500.000

Sub Total 4.420.000

2. Bahan Habis Pakai

(23)

Konsumsi Penyuluhan

Konsumsi Peserta dan undangan

150 1x 10.000 1.500.000

Konsumsi

100 2x 8.000 3.000.000

Sub Total 5.012.000

Perjalanan ke tempat

Publikasi dan dokumentasi

Pelaporan 10 20.000 200.000

Penggandaan Penunjang Proses pelatihan

12 75.000 900.000

Sub Total 1.400.000

Total keseluruhan 12.332.000

1. Sususnan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Tabel 5. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No

Biologi Biologi 14 Koordinator

(24)

Revisi Akhir

2. Fifi Tri

Kurniasari

Biologi Biologi 8 Pencari

referensi + Bab 2 + Bab 4

3. Umi Latifah Biologi Biologi 8 Administrasi

+

(25)

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Team

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Alamat:Jalan Sutorejo No. 59 Telp (031)3811966

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Masadatul Jannah

NIM :20131113012

Program Studi : S1 Pendidikan Biologi

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Dengan ini menyatakan bahwa proposal gagasan tertulis saya dengan judul:

Optimalisasi Pemanfaatan Kotoran Sapi sebagai Energi Alternatif (Biogas) Terbarukan di Dusun Dungendak Desa Tlontoraja Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan.

Yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari di temukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku ke kas Negara.

(26)

Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesediaan Mitra

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA DARI MITRA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Didik Darmadi, ST

Jabatan : Kepala Desa Tlontoraja - Pasean – Pamekasan -

Madura

Alamat : Dusun Lebak Barat Desa Tlontoraja

Dengan ini menyatakan Bersedia untuk Bekerjasama dengan Pelaksana

Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat “ Optimalisasi Pemanfaatan Kotoran Sapi sebagai Energi Alternatif (Biogas) Terbarukan di Dusun Dungendak Desa Tlontoraja Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan”.

Nama Ketua Tim Pengusul : Masadatul Jannah

Nama Dosen Pembimbing : Dr. Wiwi Wikanta, M.Kes

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surabaya

guna menerapkan dan/atau mengembangkan IPTEKS pada Desa/Dusun kami.

Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya bahwa di antara pihak Mitra dan Pelaksana Kegiatan Program tidak terdapat ikatan kekeluargaan dan ikatan usaha dalam wujud apapun juga.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa ada

(27)

Lampiran 5. Gambar

Gambar 2. Kondisi Akses Jalan

Gambar 3. Limbah Ternak Warga Dungendak

(28)

Gambar 5. Sketsa Rangkaian Komponen Alat Biogas

(sumber: Apriyanti:2009) Gambar 6. Denah Lokasi

Gambar

Tabel 1.Data penduduk Dungendak pada 15 Juni 2015
Gambar 1. Tahapan pelaksanaan program
Table 3. Anggaran Biaya Pelaksanaan Program Kegiatan
Tabel 4. Justifikasi Anggaran Biaya Peralatan Penunjang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada bukti yang signifikan mengenai keunggulan masing- masing jenis kotoran hewan, tetapi secara umum kotoran sapi banyak digunakan sebagai pupuk kandang karena

Contoh : dari tanaman : jerami, sekam, sayuran yang telah busuk, sisa tanaman jagung; dari hewan : kotoran ternak, urin; dari jenis alga : azola...

Grafik pertumbuhan tinggi tanaman buncis dengan perlakuan berbagai pupuk organik cair (POC) kotoran hewan ternak dan Giberelin (GA3) Berdasarkan grafik diatas memperlihatkan

Untuk meningkatkan produksi tanaman padi diperlukan media tanam yang cocok, terutama bahan organik yang berasal dari pupuk kandang (kotoran sapi), pemberian pupuk kandang

Melihat dari kondisi yang ada di Desa Panji Lor ini tentunya bisa menjadi potensi untuk pengolahan limbah ampas tebu dan juga kotoran sapi menjadi pupuk

Teknologi pada usahatani padi sawah yang memanfaatkan olahan kotoran sapi dari usaha penggemukan sapi potong sebagai pupuk organik serta pemanfaatan jerami dan

Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan

Pada model integrasi padi sawah dengan sapi potong, aspek teknologi yang dintegrasikan pada lahan sawah yaitu pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak dapat