• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa Volu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa Volu"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama : Devie Maudy Safitri (08031181520023)

Rany Astuti (08031181520020)

Rizky Anugrah (08031181520003)

Kelompok : IV (Empat)

PERCOBAAN IV

TITRASI ASAM BASA : VOLUMETRI

LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

I. NOMOR PERCOBAAN :IV

II. NAMA PERCOBAAN :Titrasi Asam Basa : Volumetri III. TUJUAN PERCOBAAN :

3.1. Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang mengandung asam.

3.2. Menstandarisasi larutan penitrasi. IV. DASAR TEORI

(3)

lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis (belum diketahui konsentrasinya). Prosedur analisis yang melibatkan titrasi dengan larutan - larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri.

Titrasi dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi yaitu:1) Ttitrasi asam-basa prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah reaksi penetralan H+ + OH- H2O Yang terdiri dari H+ (asam), OH- (basa) dan menjadi H2O (netral). 2) Titrasi redoks (Oksidimetri) prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah reaksi reduksi dan oksidasi. O + R hasil yang terdiri dari O (Oksidator) dan R (Reduktor). 3) Titrasi pengendapan prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah proses pengendapan. L+(aq) + X

-(aq) LX(s) yang terdiri dari kation dan ion sehingga membentuk endapan. 4) Titrasi pengompleksan prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah reaksi akseptor - donor pasangan elektron. Mn+ + :L [M : L]n+ yang terdiri dari ion logam dan ligan sehingga membentuk ion kompleks.

Prinsip dari titrasi asam basa ini adalah melibatkan asam maupun basa sebagai penitran/titer ataupun titran. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa begitu juga sebaliknya kadar larutan basa ditentukan dengan menggunakan larutan asam.

(4)

senyawa – senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan larutan baku asam. Sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan larutan baku basa. Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion Hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton dengan akseptor proton (Affandi, 2012).

Titrasi asam - basa memerlukan indikator untuk menunjukkan perubahan warna pada setiap interval derajat keasaman (pH). Indikator sintetis yang digunakan selama ini mempunyai beberapa kelemahan seperti polusi kimia, ketersediaan dan biaya produksi mahal. Upaya penelitian sudah dilakukan untuk menggantikan indikator sintetis dengan indikator dari ekstrak mahkota bunga sepatu. Indikator herbal tersebut dibuat dengan cara mengekstrak mahkota bunga Hibiscus.

Rosa sinensis L dengan mengunakan pelarut methanol - asam asetat. Kemudian dievaluasi dengan indikator pembanding fenolftalein dan metil oranye (produksi E merck) untuk titrasi asam-basa yaitu asam kuat - basa kuat, basa lemah – asam kuat dan asam lemah - basa kuat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa indikator dari mahkota bunga sepatu untuk menunjukkan titik ekivalen dalam titrasi tersebut memberikan hasil yang setara dengan indikator pembandingnya. Hasil penelitian menunjukkan, indikator dari mahkota bunga sepatu dapat sebagai pengganti indikator sintetis (metiloranye dan fenolftalein) yang selama ini digunakan. Tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L), mudah dibudidayakan di daerah beriklim tropis dengan stek batang, mulai berbunga umur 3-4 bulan (Nuryanti, 2012).

(5)

yang disebut dengan kalium hidrogen flatat (KHP), yang memiliki rumus molekul KHC8H4O4. KHP adalah zat padat berwarna putih yang dapat larut yang secara komersial tersedia dalam keadaan sangat murni (Chang, 2004).

Titrasi adalah suatu cara untuk menentukan konsentrasi asam atau basa dengan menggunakan larutan standar. Larutan standar dapat berupa asam atau basa yang telah diketahui konsentrasinya dengan teliti. Larutan standar asam diperlukan untuk menetapkan, konsentrasi basa dan larutan standar basa diperlukan untuk menetapkan konsentrasi asam. Keadaan dengan jumlah ekivalen asam sama dengan basa disebut titik ekivalen, pH larutan mengalami perubahan selama titrasi dan titrasi diakhiri pada saat pH titik ekivalen telah tercapai. Metode titik akhir potensiometri sering kali digunakan, meski pun pada umumnya perilaku elektroda dalam pelarut tanpa air tidak dipahami dengan baik. Metode yang baik digunakan adalah dengan mengacu metode yang telah dilakukan oleh peneliti lain dalam situasi yang serupa. Penentuan titrimetri kebanyakan didasarkan pada reaksi – reaksi asam - basa, pengendapan, pembentukan kompleks, oksidasi - reduksi yang dianggap berlangsung sempurna. Persamaan reaksi kimia dari reaksi – reaksi tersebut memberikan hubungan antara jumlah mol spesi esreaktan dan jumlah mol spesi esproduk yang terjadi. Konsentrasi larutan standar yang digunakan dalam titrimetri biasanya dinyatakan dalam molaritas. Molalitas dan persen berat lebih jarang digunakan dalam analisis kimia. Titrasi asam – basa memanfaatkan perubahan besar pH, untuk menetapkan kapan titik kesetaraan itu dicapai. Terdapat banyak asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak – terdisosiasinya menunjukkan warna yang berlainan. Bentuk ion dan bentuk tak – terdisosiasinya tersebut dapat digunakan untuk menetapkan kapan telah ditambahkan cukup titran dan disebutin dikator tampak (visual indicator). Bentuk takter disosiasinya tak berwarna, namun anionnya, yang mempunyai sistem ikatan rangkap – tunggal selang - seling (sistem konjugasi), berwarna kuning. Molekul atau ion yang memiliki sistem konjugasi semacam itu menyerap cahaya yang lebih panjang, panjang gelombangnya dari pada molekul yang tidak memiliki sistem konjugasi (Yosi, 2013).

(6)

5.1. Alat

1. Gelas Ukur 2. Gelas Beker

3. Tabung Erlenmeyer 4. Statif

5. Pipet Tetes 6. Biuret 7. Corong

5.2. Bahan

1. Larutan NaOH 2. Asam Asetat 3. Air Suling

4. Indikator fenolftalein 5. HCl

(7)

A. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M

2 mL HCl + 10 mL akuades

ditambahkan 3 tetes Fenoftalein

dititrasi NaOH

Hitung konsentrasi, lihat perubahan warna B. Menentukan Presentase Asam Asetat dalam Cuka

1 mL Asam Cuka + 10 mL akuades

ditambahkan

3 tetes Fenoftalein

dititrasi

NaOH

Hitung konsentrasi, lihat perubahan warna

(8)

A. Asam B. Basa C. Titik ekivalen D. Indikator Jawab: A. Asam adalah zat atau senyawa yang ketika larut dalam

airmenghasilkan ion H+.

B. Basa adalah zat atau senyawa yang ketika larut dalam airmenghasilkan ion hidroksida OH-.

C. Titik ekivalen adalah titik dimana asam telah bereaksi

sempurnaatau telah tenetralkan oleh basa yang ditandai dengan perubahanwarna indikator yang tajam, dan yamg

telahditambahkansebelumnyakedalam larutan asam. D. Indikator adalah zat yang memiliki percobaan warna yang

mencolok dalam medium asam dan basa.

2. Jelaskan perbedaan titik akhir titrasi dengan titik ekivalen?

Jawab: Titik akhir titrasi merupakan titik pada saat indikator berubah warna, sedangkan titik ekivalen merupakan titik dimana asam telah bereaksi sempurna atau telah di tetrakan oleh basa yang ditandai dengan peru- bahan warna indikator yang tajam dan yang telah ditambahkan sebel-umnya kedalam larutan asam.

3. Sebanyak 0,7742 g kalium hidrogen sitrat dimasukan kedalam elenmeyer dandilarutkan dengan air suling, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH, berupa molaritas larutan tersebut?

Jawab: Diketahui : massa Kalium Hidrogen Sitrat = 0,7742 g Volume NaOH = 33,6 mL

Ditanya: molaritas NaOH ?

Penyelesaian: MNaOH= Mr xg 1000v

= 0,774240 gx33,61000mL

MNaOH = 0,576 M

(9)

Hasil Pengamatan No Nama Warna sebelum

titrasi

Warna sesudah titrasi

V NaOH (mL) 1. Percobaan 1 Bening Ungu Pekat 2 2. Percobaan 2 Bening Merah Muda 1,6

3. Percobaan 3 Bening Ungu 1,7

B. Menentukan Presentase Asam Asetat dalam Cuka

Hasil Pengamatan No Nama Warna sebelum

titrasi

Warna sesudah titrasi

V NaOH (mL) 1. Percobaan 1 Bening Tidak Berubah 13,3 2. Percobaan 2 Bening Merah Muda 13,4 3. Percobaan 3 Bening Tidak Berubah 13,5

IX. REAKSI DAN PERHITUNGAN 9.1. Reaksi

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O HCl + NaOH NaCl +H2O

(10)

- HCl

(11)

perubahan warna pada indikator. Saat terjadi perubahan warna pada indikator maka titrasi harus dihentikan. Hal ini dinamakan dengan titik akhir titrasi, karena terjadi perubahan warna yang konstan pada indikator. Namun apabila terjadi perubahan warna pada indikator tetapi perubahan warna yang terjadi itu tidak konstan maka titrasi tetap dilanjutkan. Perubahan warna pada indikator yang tidak konstan tersebut dinamakan titik ekivalen.

Dari penggunaan asam asetat dan asam klorida pada percobaan ini, didapatkan hasil titrasi yang berbeda. Asam asetat yang tergolong kedalam asam lemah menyebabkan asam asetat mendapatkan hasil yang kurang baik dan membutuhkan waktu lama dalam proses titrasi serta membutuhkan volume yang banyak dari natrium hidroksida. Sedangkan asam klorida yang tergolong kedalam asam kuat sehingga mendapatkan hasil yang baik dalam titrasi dan waktu yang dibutuhkan juga lebih cepat. Dalam titrasi asam basa terdapat proses kalibrasi yang bertujuan untuk menstandarisasi alat yang akan digunakan atau untuk mensterilisasi alat.

Ada dua analisa yang digunakan dalam percobaan titrasi asam basa, analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif dapat diketahui dengan perubahan warna saat titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Sedangkan analisa kuantitatif dapat diketahui dengan adanya perhitungan dalam mencari nilai konsentrasi. Ada juga dua larutan standar dalam percobaan titrasi asam basa yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan, larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer yang diartikan sebagai larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan pasti dengan menstandarkan suatu larutan sedangkan larutan standar sekunder konsentrasinya belum diketahui dengan pasti konsentrasi dari larutan tersebut.

XI. KESIMPULAN

1. Titrasi dikenal sebagai cara untuk menentukan konsentrasi sutau larutan yang belum diketahui konsentrasinya dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya.

(12)

3. Proses titrasi harus dihentikan apabila warna larutan telah berubah warna menjadi merah muda atau mencapai titik akhir .

4. Dalam percobaan titrasi asam basa ini menggunakan dua analisa, analisa kualitatif dan analisa kuantitatif.

5. Dalam percobaaan ini juga menggunakan dua larutan standar yang berfungsi untuk menentukan konsentrasi larutan, dua larutan standar itu larutan standar primer dan larutan standar sekunder.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, A., 2012. Titrasi Asam Basa. (https://www.academia.edu/10135224/ti-trasiasambasa). Diakses pada tanggal 15 November 2015 Pukul 20:15 WIB. Chang, R., 2004. Kimia dasar 1. Erlangga : Jakarta.

(13)

Petrucci, 2008. Kimia dasar 1. Erlangga : Jakarta.

Yosi, P., 2013. Pemanfaatan ekstrak daun jati sebagai indikator titrasi asam basa.

Referensi

Dokumen terkait

Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang mempuyai trayek perubahan warna pada pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat telah tepat

Titik akhir titrasi adalah suatu kondisi dimana warna pada indikator berubah.20 Analisis titrimetri yang sering disebut titrasi volumetrik adalah metode penentuan kadar suatu zat

Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda.Pada titrasi asam dengan basa maka indikator

Dalam titrasi ada pula yang tidak memerlukan indikator sebagai penunjuk titik akhir titrasi, hal ini memungkinkan karena zat asalnya yang berwarna dan memiliki perbedaan warna pada

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator

Larutan baku yang digunakan pada titrasi netralisasi adalah asam kuat atau basa kuat, karena zat-zat tersebut bereaksi lebih sempurna dengan analit dibandingkan dengan jika

Proses penentuan konsentrasi larutan dengan cara ini disebut titrasi. Dan jika pasangan larutan yang digunakan dalam proses ini adalah larutan asam dan basa,

Pada percobaan kali ini kita akan menentukan kadar atau konsentarsi asam asetat melalui proses titrasi yaitu dengan menitrasi asam asetat yang telah