• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berjaga saat krisis dengan ‘Recovery Plan’

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Berjaga saat krisis dengan ‘Recovery Plan’"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INDEKS >>

Mencapai ‘Qualified CCP

dengan Kerjasama Internasional

1

Berjaga Saat Krisis Dengan ‘Recovery Plan’

5

Kegiatan KLIK di Triwulan I 2018

Statistik Kilas Peristiwa

7

8

6

3

T+2, Perlukah Diimplementasikan Tahun ini? Menjaga Tata Kelola Perusahaan Lewat Fungsi ‘Corporate Secretary’

4

A RT I K E L U TA M A

ebagai satu-satunya Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) atau Central Counterparty (CCP) di pasar modal Indonesia, KPEI harus mengadopsi standar dan prinsip dari lembaga sejenis di level internasional. Sudah menjadi kebutuhan bahwa prinsip dan standard tersebut menjadi

benchmarking KPEI dalam menjalankan operasio nal bisnis maupun pengembangan produk dan layanannya. “Itu sebab-nya KPEI tak pusebab-nya pilihan selain memanfaatkan kerjasama internasional dan hubungan kelembagaan internasional se-bagai salah satu inisiatif strategis

kita,” ujar Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi.

Pada prinsipnya, CCP di seluruh dunia punya sema ngat yang sama untuk comply terhadap standar umum yang berlaku. Agar bisa

comply, KPEI pun telah mempersi-apkan dan menermempersi-apkan seluruh ele men penting yang dibutuhkan, di antaranya menerapkan perang-kat peraturan, mekanisme bisnis dan operasional, mengembangkan

S

OJK mensyaratkan KPEI agar

comply

pada prinsip dan standard

internasional. Untuk menggapai

syarat itu, KPEI secara aktif menjalin

hubungan dan kerjasama dengan

kelembagaan internasional. Hal ini

juga merupakan bagian

Strategic

Business Plan

Perusahaan menuju

level

Qualified

CCP.

E d i s i 2

I

Tr i w u l a n I I

l

2 0 1 8

teknologi informasi, menerapkan kebijakan pengelo-laan risiko, memberlakukan kebijakan seputar collat-eralmanagement, dan sejumlah hal strategis lainnya. KPEI pun berupaya memanfaatkan kerjasama level in-ternasional maupun hubungan kelembagaan yang baik de ngan lembaga internasional terkait, sebagaimana su-dah dirintis selama ini.

Selain menjalin hubungan internasional, KPEI juga melakukan kerjasama internasional secara

kelem-Itu sebabnya KPEI

memanfaatkan

kerjasama

internasional

dan hubungan

kelembagaan

internasional

sebagai salah satu

inisiatif strategis

kita.

(2)

Fawzi-bagaan yang dituangkan dalam ben-tuk Memorandum of Understanding

(MoU) maupun perjanjian kerjasama. Sejauh ini, KPEI telah menandatangani kesepakatan kerjasama kelembagaan dengan 7 pihak. Tujuh pihak yang su-dah menjalin kerjasama dengan MoU meliputi Korea Securities Depository, Central Depository Company of Paki-stan, Central Securities Depository of Iran, Japan Securities Depository Cen-ter, Japan Securities Clearing Corpo-ration, Japan Securities Finance, serta China Central Depository and Clearing. Cakupan kerjasama kelembagaan ini cukup luas, bisa berupa pertukaran informasi, joint research and devel-opment, sampai kesepakat an untuk mendapatkan advisory atau technical assistance. “Tujuan

ker-jasama kelembagaan ini untuk bisa meng adopsi praktik-praktik positif di negara lain yang bisa diterapkan di KPEI atau sebaliknya,” ujar Hasan.

Untuk terus me-nyem purnakan layanan-nya, KPEI juga kerap menggunakan jasa kon-sultan atau penyedia

solusi dari lembaga internasional. Mi-salnya dengan perjanjian kerjasama dalam layanan advisory pengembang-an mekpengembang-anisme dpengembang-an konsep bisnis se-curities borrowing and lending (SBL) dengan Korea Securities Depository, penggunaan jasa konsultan Thom-as Murray untuk assessment atas pe-menuhan prinsip-prinsip PFMI-IOSCO. KPEI juga menggunakan jasa kon-sultan asing TATA Conkon-sultancy untuk membantu merumuskan konsep in-tegrated collateral management sys-tem atau sistem pengelolaan agunan secara terpadu serta konsep recovery plan development.

KPEI harus merintis kerjasama in-ternasional untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan comply dengan standard CCP global. Tujuannya untuk memastikan dari waktu ke waktu bah-wa semua jenis layanan KPEI sebagai CCP dapat dijalankan dengan standar kualitas yang tinggi, yang setara de-ngan standar internasional yang diteri-ma dan diakui dunia. “Apa yang kita berikan kualitasnya sama dengan yang mereka dapatkan di negara asal

mere-A R T I K E L U T mere-A M mere-A

ka. Itu sebabnya hal ini menjadi sangat strategis dan penting untuk terus disem-purnakan melalui pengembangan de-ngan benchmarking,” tutur Hasan.

Dalam konteks hubungan kerjasama internasional, KPEI mengikatkan diri dan aktif dalam kegiatan organisasi-organisa-si internaorganisasi-organisa-sional. Misalnya, KPEI tercatat sebagai anggota Asia Pacific Central Se-curities Depository Group (ACG) sejak tahun 2001. Forum ini melibatkan LKP dan Lembaga Penyimpanan dan Penyele-saian (LPP) yakni KSEI, yang jumlahnya lebih dari 30 lembaga yang mewakili negara-negara di Asia Pasifik. Dari waktu ke waktu, ACG telah menyepakati kon-sensus standar selain saling melakukan

sharing mengenai perkem-bangan dan informasi dari masing-masing negara ang-gota.

KPEI juga bergabung dengan keanggotaan Pan Asia Pacific Securities Lend-ing Association (PASLA) sejak tahun 2014. Keang-gotaan ini sangat berman-faat bagi KPEI dalam penye-diaan fasilitas SBL. Dengan menjadi anggota PASLA, KPEI bisa mem-peroleh banyak informasi penting seper-ti standar-standar baru atau perubahan mekanisme yang diterapkan di negara tetangga. Hal ini bermanfaat untuk tu-juan penyempurnaan mekanisme bisnis dari kegiatan SBL. Selain itu, sejak ta-hun 2014 KPEI juga berpartisipasi dalam keanggotaan The Global Association of Central Counterparties (CCP12) yang melibatkan seluruh CCP sedunia. Melalui keanggotaan ini, KPEI berkesempatan berbagi informasi atas perkembangan praktik dan kegiatan CCP.

Salah satu aspek penting yang harus dipastikan adalah bahwa KPEI sebagai CCP mampu memenuhi kualifikasi yang disyaratkan oleh regulator domestik (OJK) maupun regulator di negara-nega-ra lain. Muanegara-nega-ranya, dari seluruh kerjasama dan hubungan kelembagaan internasion-al tersebut, untuk mewujudkan tujuan strategis KPEI yang tertuang dalam Stra-tegic Business Plan yakni menjadi Quali-fied CCP. Hal ini sangat bermanfaat agar KPEI bisa dikenal dan diakui sebagai CCP yang memenuhi kualifikasi dan standar internasional.F [TIM REDAKSI]

Berbagai ide kreatif muncul dari pemikiran KPEI’ers untuk dituangkan dalam program ker ja Perusahaan termasuk mendu-kung kegiatan pengemban-gan infrastruktur pasar modal Indone sia. Dari hal inilah, kami selaku redaksi mencoba untuk menyampaikan beberapa pro-gram kerja KPEI kepada stake-holder melalui KPEI Newsletter.

Pada edisi kali ini, artikel utama mem ba has tentang Hubungan Internasional KPEI yang menjadi langkah strategis Perusahaan menuju Qualified

CCP. Ada pula artikel khusus mengenai rencana percepatan Penyelesaian T+2 di pasar mo-dal Indonesia dengan melihat perkembangannya di level glo-bal maupun regional. Edukasi mengenai Recovery Plan Deve-lopment juga disajikan dalam edisi ini, bersama dengan artikel lainnya yang tak kalah menarik.

Akhir kata, semoga edisi kali ini dapat memperkaya wawasan dan selalu bermanfaat bagi para pembaca setia kami.

Salam Semangat,

Redaksi E D I T O R I A L

Penerbit:

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

Penasihat:

Direksi

Penanggung Jawab:

Sekretaris Perusahaan

Dewan Redaksi:

Reynant Hadi, Diah Sugiretno, Lisda Sitohang, dan M Yaser Arafat

Alamat Redaksi & Sirkulasi:

Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara I Lt. 5,

Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190,

Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120

Toll Free 0800-100-KPEI (5734) email: customer.care@kpei.co.id website www.kpei.co.id

(3)

Rencana implementasi penyelesaian transaksi bursa

menjadi T+2 yang ditargetkan berlaku akhir tahun ini

akan dikaji kembali. Memberi waktu lebih panjang

agar pelaku pasar lebih siap dalam menyesuaikan

perangkat sistem dan mengkomunikasikan kepada

para nasabahnya.

A R T I K E L K H U S U S

PEI sebagai salah satu SRO (Self-Regulatory Organization) di pasar modal Indonesia, se-nantiasa mengikuti perkembangan

best practice yang terjadi di pasar mo dal dunia. Salah satunya dengan menyi apkan penyelesaian transaksi bursa dari T+3 menjadi T+2 sejak dua tahun lalu. Secara sistem, SRO siap mengimplementasikan penyelesaian T+2 pada akhir 2018 ini.

Namun, menarik untuk dicerma-ti, beberapa bursa negara lain ber-encana memundurkan penerapan waktu penyelesaian transaksi yang awalnya diagendakan tahun ini. Per-tanyaannya? Perlukah pasar modal In-donesia mengimplementasikan T+2 di tahun ini, seperti yang awalnya diren-canakan, atau perlu waktu tambahan untuk mempersiapkannya? Mari kita simak hal yang mendasari sebagian bursa dunia menuju T+2.

Dalam dua tahun terakhir, bebera-pa bursa dunia mengikuti jejak bursa di negara Eropa yang sudah lebih awal menerapkan penyelesaian T+2. Secara bersamaan, pada September 2017 bur-sa di Amerika Serikat (AS), Kanada, Meksiko, Peru dan Argentina mengim-plementasikan penyelesaian T+2. Bursa Saudi Arabia juga menerapkan T+2 di tahun 2017. Sementara di tahun 2018, Bursa Thailand dan Iran baru

mener-“Namun, melihat perkembangan penundaan percepatan penyelesaian transaksi di sejumlah bursa regional, OJK pun meminta SRO mengkaji kem-bali dan membentuk working group

dengan para pihak yang terlibat sebe-lum diimplementasikan di tahun ini”, kata Suryadi, Kepala Divisi Kli ring, Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek KPEI. “Sebagai tindak lanjut arah-an OJK, kami akarah-an membentuk work-ing group, dan menyebarkan kuesio ner yang lebih komprehensif kepada Bank Kustodian (BK) dan Anggota Kli ring (AK), terutama investor, meskipun di ta-hun 2016 SRO telah menyebarkan kue-sioner kepada AK dan BK.” ujar Suryadi. Menurut Imelda Sebayang, Country Head of Securities Services - Citibank In-donesia, diperlukan adanya persiapan yang komprehensif dari semua infras-truktur pasar dan para pelaku dalam memitigasi risiko penyelesaian seiring dengan settlement cycle yang lebih singkat. Disarankan adanya pengkaji-an keseluruhpengkaji-an aspek-aspek kritikal di pasar modal seperti tingkat otomati-sasi, proses funding, securities lending

dan lain-lain agar inisiatif ini efektif untuk pertumbuhan pasar. Ketika di-tanyakan butuh waktu berapa lama? Imelda menyatakan waktu yang diper-lukan sangatlah relatif mengingat beragamnya intermediaries di pasar modal. Intermediaries bukan hanya BK dan Perusahaan Efek di dalam negeri, tapi juga yang berada di manca negara dengan zona waktu waktu yang ber-beda. Menurutnya, sangat diperlukan dialog interaktif yang lebih mendalam dan kuesioner yang lebih detail untuk mendapatkan masukan pelaku pasar dalam dan luar negeri.

Atas masukan dari OJK, KPEI ber-sama SRO yang lain berencana mem-bentuk working group di bulan April ini, yang melibatkan SRO, AK dan BK. SRO juga akan memberikan waktu yang cukup kepada BK untuk menyam-paikan perubahan ini kepada nasabah mereka di berbagai negara, dan kepa-da global custodian di negara asal.F

[TIM REDAKSI]

K

apkan T+2. Sebaliknya, Bursa Jepang dan Singapura berencana memundur-kan penerapan T+2 menjadi kuartal II-2019 dan kuartal III-2018 dari waktu yang telah direncanakan. Kedua bursa tersebut saat ini masih melaksanakan penyelesaian T+3 dan akan memper-siapkan penyelesaian T+2 dengan lebih komprehensif.

Adanya percepatan penyelesai an T+2 akan mengurangi jumlah dan durasi hari atas outstanding positi on Anggo-ta Kliring. Hal ini akan me nu runkan

(4)

P R O F I L

Perusahaan telah memenuhi kewajiban pelaporan dan keterbukaan informa-si secara tepat waktu dan akurat, serta fungsi strategis lainnya. Kedua, tugas-nya yang sering bersinggungan dengan pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi bahkan untuk bersinergi dengan seluruh divisi KPEI serta berhubungan dengan masyarakat luas, maka diper-lukan keahlian komunikasi khusus. Dari kedua alasan itu, posisi CS sangat-lah strategis. CS bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

Untuk itu, posisi yang strategis ini harus diisi oleh sosok yang memahami proses bisnis, peraturan dan perun-dang-undangan yang berlaku, compli-ance serta bisa ‘luwes’ dalam berkomu-nikasi dengan pihak manapun. Reynant Hadi selaku Corporate Secretary KPEI memiliki kesesuaian latar belakang dan pengalaman yang cukup lama dalam bidang hukum dan komunikasi. Berkip-rah di KPEI sejak 2003 dengan ber-bagai posisi strategis, Reynant dibantu

P R O F I L

Agar bisa menjalankan fungsinya di pasar modal

Indonesia dengan baik, KPEI menerapkan prinsip tata

kelola perusahaan. KPEI melalui

Corporate Secretary

memastikan efektivitas dan implementasi tata kelola

perusahaan berjalan dengan baik.

ebagai regulator dan lembaga yang berperan penting di pasar modal Indonesia, KPEI menyadari akan pentingnya konsep Good Corpo-rate Governance (GCG) diimplementa-sikan. Penerapan praktik GCG sangat membantu KPEI untuk mencapai visi dan misinya, yakni menjadi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang andal, memberikan layanan terbaik serta menjadikan investasi di pasar modal Indonesia menjadi aman dan menarik. Selain itu, bisa membawa Perusahaan untuk mengarah yang lebih baik.

Untuk tujuan itu, KPEI harus me-mastikan pengelolaan organisasi ber-jalan sesuai aturan dan ketentuan. Komitmen tersebut dituangkan lewat tindakan nyata. Melalui fungsi Corpo-rate Secretary (CS), penerapan prin-sip-prinsip GCG dari setiap unit, divisi bahkan level manajemen terus dipan-tau dan dievaluasi secara konsisten dan berkesinambungan. Dengan demikian, diharapkan ada peningkatan kualitas tata kelola perusahaan di masa-ma-sa mendatang. Menjadi penghubung komunikasi Perusahaan dengan stake-holder, merupakan fungsi utama yang diemban oleh seorang CS. Tak terkecua-li bagi KPEI, CS diberi kewenangan oleh Direksi untuk mewakili Perusahaan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan terkait komunikasi kepada pemangku kepen-tingan, dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama antar pihak dan menjaga kepercayaan publik kepada Perusahaan.

CS erat kaitannya dengan keber-hasilan pelaksanaan GCG dalam suatu perusahaan. Mengapa demikian? Per-tama, karena fungsinya sebagai koor-dinator pelaksanaan Corporate Gover-nance (CG), yakni monitoring dokumen CG secara periodik, memastikan bahwa

S

de ngan 2 (dua) unit dibawahnya. Di-sampaikan oleh Reynant, Unit Kesek-retariatan dan Relasi Media bertugas terkait persiapan dan pelaksanaan RUPS dan RUPS-LB, persi apan Rapat De-wan Komisaris dan Direksi, admi nistrasi dokumen Perusahaan, menjaga rela-si hubungan dengan regulator (OJK), SRO lain dan dengan media massa serta penyelenggaraan event-event Perusa-haan. Sedangkan, Unit Komunikasi dan Informasi Publik bertanggung jawab atas pe nyampaian dan pendistribusian informasi kepada stakeholder dan ma-syarakat, seperti ketersediaan materi website, laporan tahunan, buletin, pelaksanaan sosiali sasi dan edukasi ter-kait fungsi dan layanan KPEI, program CSR bahkan sponsorship. Selain itu, CS juga berpe ran dalam mempertahankan dan meningkatkan citra positif Perusa-haan, misal tersedianya pemberitaan positif di berbagai media.

Implementasi praktik GCG sangat dirasakan manfaatnya oleh seluruh karyawan dan manajemen KPEI, kare-na ada kejelasan wewekare-nang dan tang-gung jawab dalam menjalankan tu-gas sekaligus adanya kepastian dalam melakukan operasional atau kegiatan lain dengan mengacu pada dokumen kebijakan atau prosedur yang telah ter-sedia.

Menurut Reynant, Perusahaan telah menerapkan praktik GCG dengan baik, terlihat saat dilakukan penilaian GCG di tahun 2017 oleh konsultan inde-penden, KPEI mendapat score 88,65%, yang berada di level Sangat Baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama ini Perusahaan telah berkomitmen da-lam menerapkan praktik GCG untuk memaksimalkan nilai perusahaan, dan memberikan kontribusi terbaik bagi perkembangan pasar modal Indonesia.

“Tak berhenti sampai disini, tugas CS berikutnya adalah memastikan bah-wa gap atas kondisi GCG KPEI dari hasil penilaian tersebut telah dipenuhi dan mempersiapkan perumusan roadmap

implementasi GCG bersama konsultan independen”, ujarnya. F

(5)

Dengan memiliki

recovery plan

,

KPEI berarti telah

menyiapkan

tools

untuk pemulihan

jika kondisi krisis

terjadi. Sebagai

bagian dari

recovery plan,

KPEI membentuk

recovery

governance t

em.

ber bagai ske nario yang mung kin terjadi dan prosedur atau perang-kat mitigasi nya,” ujar Iding. De ngan memiliki

Recove ry Plan, ditam-bahkan I ding, KPEI be-rarti telah menyiapkan perangkat-perangkat (tools) untuk pemulihan jika kondisi krisis terjadi.

Perangkat

terse-but disiapkan dan disesuaikan dengan kemung kinan ko n disi krisis yang diha-dapi KPEI. Perangkat pertama, yaitu menghadapi kemungkinan kerugian dari partisipan atau AK yang default

dan mengancam kecu kupan sumber keuang an KPEI. Dicontohkan Kepala Divisi Penjaminan dan Pengendalian Risiko KPEI Satya Bi rawa, saat ini KPEI telah memiliki perangkat jaringan kredit, yang sesuai dengan Peraturan OJK No 26/POJK.04/2014 tentang Pen-jaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. Kedua, liquidity shortfall atau menutup kondisi krisis likuiditas yang

mengan-KPEI harus memastikan bahwa Perusahaan dapat

bertahan dan segera pulih dalam hal terjadi sesuatu

yang mengancam kelangsungan fungsi KPEI. Untuk

tujuan itulah, KPEI menyiapkan

Recovery Plan.

asih ingat krisis finansial glo-bal yang terjadi pada 2008? Krisis yang bermula dari ke-jatuhan Lehman Brothers, perusahaan keuangan raksasa yang bermarkas di Amerika Serikat ini menyebabkan efek domino ke seluruh dunia, termasuk In-donesia. Dari krisis inilah, dirumuskan

Principle for Financial Market Infra-structure (PFMI) yang dikeluarkan oleh

International Organization of Securities Commissions (IOSCO) yang salah satun-ya terkait dengan recovery plan untuk FMI.

KPEI sebagai penyedia layanan kli-ring dan pejaminan, tentunya berpe-ran penting dalam pengelolaan risiko. Risiko ini harus dikelola agar layanan KPEI tetap berjalan meski ada kejadian

default dari Anggota Kliring (AK) atau kondisi luar biasa lainnya. KPEI sebagai

Central Counterparty (CCP), yang me-rupakan salah satu FMI di Indonesia harus memiliki ketahanan (resilience) dan rencana pemulihan (recovery plan) yang tepat.

Recovery plan adalah salah satu standar internasional yang harus dipenuhi oleh CCP sebagai infrastruktur keuangan. Recovery plan ini juga men-jadi acuan dan prosedur yang diperlu-kan agar KPEI dapat terus memberidiperlu-kan layanan utamanya ketika kelangsungan usahanya terancam. Sehingga Recovery Plan akan memberikan kepastian bagi pelaku pasar. Selanjutnya, Recovery Plan juga dapat dijadikan acuan oleh otoritas untuk menyiapkan resolution plan bagi KPEI.

Seperti dijelaskan Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bisnis KPEI Iding Pardi, perlunya Recovery Plan untuk me-mastikan KPEI sebagai CCP ketika dalam kondisi kritis bisa pulih (recover) secara finansial dan dapat menjalankan fung-sinya kembali. “Untuk itu, tentu nya per-lu disiapkan rencana atau kemungkinan

cam keuangan dan kelangsu ngan KPEI. Jika KPEI sebagai CCP tidak memiliki akses likuiditas dalam jangka pendek, maka dapat menyebabkan kegagalan. Ketiga, skenario lainnya yang tidak diakibatkan dari partisipan yang meng-ala mi default. Contohnya, kerugian dari investasi yang menimbulkan kerugian yang amat besar dan mengancam ke-langsungan bisnis KPEI. Risiko investasi ini muncul jika penempatan in vestasi KPEI tersebut terekspos oleh risiko pa-sar atau risiko kredit. Keempat, Reple-nish Financial Resources. Ini meng acu pada KPEI dalam mendapatkan sumber keuangan lainnya seperti surplus colla-teral dari partisipan, aset Per usahaan, likuidasi dari aset tetap Per usahaan bahkan upaya rekapi tali sasi.

Sebagai bagian dari Recovery Plan,

KPEI membentuk tim yang disebut re-covery governance team. Dengan ang-gota yang terdiri dari Direksi dan per-wakilan beberapa Divisi KPEI, seperti Divisi Penjaminan dan Pengendalian Risiko, Divisi Hukum dan

Keanggota-an, Divisi Keuangan dan Akuntansi, Divisi Kliring Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek, Unit En-terprise Risk Mana gement,

serta Sekretaris Perusa-haan.

Tim ini, menurut Iding, dalam kondisi aktif setiap saat, namun akan bekerja jika krisis tertentu terja di untuk memutuskan dan menjalankan tools yang akan digunakan. Tim ini juga yang akan menentukan suatu kondisi bisa terma-suk dalam kondisi krisis dan mematerma-suki tahap recovery atau hanya kondisi ke-gagalan biasa. Dan karena kemung-kinan krisis dan kondisi ekonomi terus berubah, tim ini juga akan terus me-nguji dan mengevaluasi recovery plan

dengan melakukan simu lasi secara pe-riodik. Pengujian dan evaluasi ini harus dilakukan setidak nya setahun sekali dengan mengikuti perubahan perenca-naan, peraturan, prosedur atau layanan yang secara ma terial akan mempe-ngaruhi recovery plan.F [TIM REDAKSI]

M

(6)

ret 2018 di depan karyawan KPEI.

Selain Thanks KLIK It’s Friday, ter-dapat beberapa program CoP yang secara rutin juga dilaksanakan, dian-taranya adalah Basic English for Office Support, kegiatan belajar mengajar yang ditujukan kepada Office Support

dengan menggunakan bahasa pen-gantar Bahasa Inggris, yang dikoor-dinir oleh CoP Hobby-Bahasa. Kegiatan kedua, yakni olahraga futsal, tenis, te-nis meja dan bulutangkis yang dikoor-dinir oleh CoP Hobby-Olahraga. Tak mau ketinggalan, CoP Art Station (CO-PAS) selain melakukan latihan zumba dance secara rutin, juga turut berpar-tisipasi dalam mengisi acara di Family Gathering KPEI 2018 di Bandung pada 10 Februari 2018.

Dengan sangat antusias, COPAS menyuguhkan permainan musik yang berkolaborasi dengan grup vokal “The Rempongz dan The Terongz”, yang be-ranggotakan internal karyawan KPEI. Selain musik, COPAS juga mempersem-bahkan pertunjukkan tari dengan judul Tari Bhineka, yang merupakan gabun-gan tarian tradisional dari beberapa daerah di Indonesia.F

[TIM REDAKSI]

eperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan KLIK diawali dengan fi-nalisasi program kerja milik KLIK

team, masing-masing CoP serta KLIK

Agent sebagai perwakilan dari divisi/ unit, dilanjutkan dengan pelaksanaan dan sesi evaluasi kegiatan sebagai ben-tuk pembelajaran bersama.

Dengan mengoptimalkan tema yang sama yaitu KM Kita yang merupa-kan rangkaian kata KLIK’ers, Innova-tion, Technology dan Awareness, KLIK

Team siap melaksanakan serangkaian kegiatan di tahun 2018 yaitu Thanks KLIK It’s Friday, Penyediaan berita KLIK untuk KPEI Newsletter, KLIK Campaign, KLIK Team Sharing, CoP sharing, penye-diaan flyer & banner kegiatan KLIK dan Program Reward & Recognition. Selain itu, untuk mendorong adanya peran

aktif KLIK’ers, KLIK akan memasukkan unsur knowledge management (Peer Assist, Action After Review dan Retro-spect) di setiap prosedur di KPEI dan dijadikan sebagai salah satu Key Per-formance Indicator untuk mengukur pelaksanaan kegiatan KLIK.

Penyelenggaraan kegiatan KLIK, se-lain bertujuan untuk lebih menambah pengetahuan dan keterampilan, juga bisa menjadi media refreshing bagi seluruh karyawan ditengah kesibukan mereka dalam kesehariannya.

S

Memasuki tahun 2018, program KLIK siap dimulai

dan dijalankan.

Sharing

pengetahuan dan berbagi

ketrampilan yang menjadi hobi masing-masing

karyawan menjadi kegiatan unik, seru dan menarik

untuk diikuti.

E D U K A S I

Di awal tahun 2018, Thanks KLIK It’s Friday kembali menghadirkan be-berapa topik sharing yang ringan, na-mun sangat menyita perhatian. Diawali dengan sharing pada 26 Januari 2018, terkait Program KPEI Berbakti oleh Unit Komunikasi dan Informasi Pub-lik. Sharing tersebut memaparkan ke-giatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan KPEI baik secara rutin maupun non rutin. CSR ini san-gat penting bagi Perusahaan, selain sebagai wujud pelaksanaan GCG juga merupakan bentuk kontribusi langsung dalam pengembangan ekonomi berke-lanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan masyarakat disekitarnya. Masih terkait sharing, da-lam triwulan I-2018 telah disampaikan salah satu program terbaru dari Thanks

KLIK It’s Friday, yakni “Business Series”. Business Series merupakan kegiatan berbagi pengalaman oleh narasumber internal KPEI dalam membangun usaha atau bisnis yang telah dirintisnya. Pro-gram ini diharapkan dapat menjadi in-sight bagi karyawan KPEI untuk mem-bangun bisnisnya sendiri sebagai bekal pensiun nanti.

“Mengejar Passion Lewat Thai Tea

(7)

Ma-Penggunaan (Rp) Biaya (Rp)

Total Penggunaan 66,393,798,728,300 1,473,210,510

Rata-Rata Bulanan 22,131,266,242,767 491,070,170

Rata-Rata Harian 1,070,867,721,424 23,761,460

FASILITAS

INTRADAY

Data sampai dengan 29 Maret 2018

Tipe Produk Frekuensi (kali)

Volume

(lembar) Nilai (Rp)

Index Futures - -

-Indonesia Government

Bond Futures - -

-TRANSAKSI DERIVATIF

Data sampai dengan 29 Maret 2018 Data sampai dengan 29 Maret 2018

S T A T I S T I K

ACS JUMLAH AK(ACS) Volume (Lembar) Nilai (Rp) SerahAK TerimaAK

Total 3,267,600 4,892,511,750 7 10

Tertinggi harian 2,227,900 4,344,405,000 1 3

Rata-rata harian 130,704 195,700,470 -

-Terendah harian - - -

-Ekuiti 2,615,675,450,010.00 64.34%

Derivatif-Kontrak Berjangka 597,593,576.00 0.01%

Surat Utang 1,087,103.00 0.00%

Hasil Pengelolaan Dana Jaminan

Ekuiti, KBIE dan Obligasi 1,449,185,560,109.53 35.65%

Total

Cadangan Jaminan 144,433,407,765

Data sampai dengan 29 Maret 2018 Data sampai dengan 29 Maret 2018

Jenis Instrumen Nilai Agunan (Rp) Persentase

Bank Garansi 4,100,124,000,000 58.00%

Deposito 2,367,556,380,609 33.49%

Dana Minimum Kas 590,792,873,247 8.36%

Saham Bursa 10,600,000,000 0.15%

Total 7,069,073,253,857 100.00%

Data sampai dengan 29 Maret 2018

Jenis Instrumen Nilai Agunan (Rp) Persentase

Uang 301,401,032,965 1.61%

Saham 18,245,903,851,496 97.48%

Obligasi 169,962,594,996 0.91%

Total 18,717,267,479,458 100.00%

Data sampai dengan 29 Maret 2018

Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Efisiensi

Frekuensi (kali) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (%) Nilai (%)

Total 2018 24,087,203 811,194,080,632 596,249,204,413,305 212,695,098,100 222,786,059,278,600 62.42 48.23

Tertinggi harian 559,769 23,672,713,221 38,849,679,547,622 5,116,417,300 5,968,894,339,100 71.55 54.31

Rata-rata harian 388,503 13,083,775,494 9,616,922,651,828 3,430,566,098 3,593,323,536,752 61.82 48.04

Terendah harian 268,264 8,602,001,212 5,791,311,871,689 2,076,802,800 2,473,159,556,000 50.40 43.09

Data sampai dengan 29 Maret 2018

Bulan Total Rata-Rata Harian Jumlah

Hari Nilai (Rp) Volume (lembar) Frekuensi (kali) Nilai (Rp) Volume (lembar)

Januari 7,843,572,500.00 5,897,200.00 11 253,018,467.74 190,232.26 31

Februari 7,434,246,600.00 1,577,800.00 20 265,508,807.14 56,350.00 28

Maret 1,551,170,100.00 1,239,300.00 11 50,037,745.16 39,977.42 31

(8)

K I L A S P E R I S T I W A

Pada 2 Januari 2018, Wakil Presiden RI Bapak Jusuf Kalla membuka perda-gangan bursa tahun 2018 di Main Hall BEI, Jakarta. Pembukaan perdaperda-gangan dihadiri oleh beberapa Menteri Kabinet Kerja, Gubernur BI, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pejabat OJK, Direksi dan Komisaris SRO serta undangan lainnya. Dalam sambutannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa in-dustri pasar modal Indonesia dapat menumbuhkan harapan untuk mening-katkan perekonomian Indonesia.

Selaku anggota Pan Asia Securities Lending Associa-tion/ Risk Management Association (PASLA/RMA), KPEI turut menghadiri konferensi (PASLA/RMA) ke-15 pada 6-8 Maret 2018 di Hong Kong. Perwakilan KPEI yang menghadiri kegiatan tersebut adalah Hasan Fawzi (Direktur Utama), Suryadi (Kepala Divisi Kli ring Penyelesaian & Pinjam Meminjam Efek), M. Nofri Rolla (Staf Unit Pinjam Meminjam Efek & REPO) dan Agung Bayumurti (Staf Unit Hukum).

Pada 20 Februari 2018, KPEI mengadakan “Workshop Anggota Kliring: Klir-ing Penyelesaian Ekuiti dan Pinjam Meminjam Efek” di Ruang Seminar 3, Ge-dung BEI, Jakarta. Workshop tersebut dibuka oleh Direktur KPEI Sunandar, dan dihadiri oleh Anggota Kliring, Bank Kustodian dan Bank Umum. Dalam

workshop tersebut, Hanifah selaku Kepala Unit Ekuiti menjadi pembicara ter-kait tema Kliring Penyelesaian Ekuiti dan Rachmadewi Sjahesti selaku Kepala Unit Pinjam Meminjam Efek dan REPO terkait Pinjam Meminjam Efek. Pada 8 Maret 2018, Sunandar selaku Direktur KPEI menghadiri penghargaan Galeri Investasi Idol 2017 yang diselenggarakan oleh MNC Sekuritas di Main Hall Gedung BEI, Jakarta. Pada acara tersebut, Sunandar berkesempatan un-tuk memberikan penghargaan kepada salah satu pemenang lomba penghar-gaan tersebut.

Pada 10 Januari 2018, Direktur Utama KPEI Hasan Fawzi menghadiri IDX Corporate Sharing Session:

Kick Off 2018 dengan tema “Journey to the Top: In It to Win It!” di Main Hall BEI, Jakarta. Kegiatan ini menghadirkan Batara Sianturi selaku CEO Citi Indone-sia sebagai narasumber. Acara tersebut juga dihadiri oleh Direksi BEI, seluruh karyawan BEI dan perwakilan karyawan KPEI serta KSEI.

Pada 7 Maret 2018, KPEI menerima kunjungan dari tim Treasuri Bank Rakyat Indonesia (BRI) terkait ke-giatan sharing sessionTreasury’s Product & Services” di Ruang Rapat Utama KPEI, Jakarta. Pada acara terse-but, Treasuri BRI menjelaskan tentang produk deriva-tif dan lindung nilai yang dimiliki serta operasional pelaksanaan lindung nilai tersebut. Sharing session

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun dalam jangka panjang pulau ini sebaiknya mengupayakan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah guna membatasi ketergantungannya pada transfer dari pemerintah pusat,

Dari daftar di bawah ini, Anda diminta untuk memilih 4 sumber informasi apa yang paling efektif membantu Anda dalam mencari informasi dan membuat keputusan pemilihan supplier.. 41%

1) Aset barang rampasan negara hanya dapat dihibahkan untuk kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan, bencana alam atau penyelenggaraan pemerintahan daerah, atas

Wilayah yang memiliki curah hujan dasarian di atas 75 mm berada di antara 11 o LU hingga 12 o LS meliputi Sri Lanka bagian selatan, Samudra Hindia bagian timur,

langsung yang diselenggarakan kerjasama HMI dengan STAIN Cirebon tahun 2004, sebagai nara sumber :. Triyuni

media pakan dedak padi, jagung halus dan pakan komplit yang ditambahkan ampas tahu, konsumsi, panjang badan, dan pertambahan bobot badan yang berbeda sangat

Dari skema pembagian SHU ini jelas terlihat bahwa personel yang telah berbuat banyak untuk koperasi (pengawas, pengurus, dan pengelola) mandapatkan reward (penghargaan) yang

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa remaja yang sedang aktif berkuliah di FK UKWMS memiliki asupan gizi yang tidak baik sehingga mayoritas