• Tidak ada hasil yang ditemukan

pertanian (7) SDA Pertanian SDA Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pertanian (7) SDA Pertanian SDA Pertanian"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

makalah ekologi lahan basah

manfaat dan fungsi hutan mangrove

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan RahmatNya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul ”Manfaat Dan Fungsi Hutan Mangrove”

Pada kesempatan ini, penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tak luput dari kesalahan dan kekeliruan, untuk itu sudilah kiranya memberikan saran serta kritik yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih sempurna dan berguna bagi semua pihak.

Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini berguna untuk kita semua. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, penyusun hanyalah manusia biasa yang ingin memberikan yang terbaik untuk perubahan bangsa ini menjadi lebih baik.

Pontianak, Juni 2010

Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu bagian terpenting dari kondisi geografis Indonesia sebagai wilayah kepulauan adalah wilayah pantai dan pesisir dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti yang strategis karena merupakan wilayah interaksi/peralihan (interface) antara ekosistem darat dan laut yang memiliki sifat dan ciri yang unik, dan mengandung produksi biologi cukup besar serta jasa lingkungan lainnya. Kekayaan sumber daya yang dimiliki wilayah tersebut menimbulkan daya tarik bagi berbagai pihak untuk memanfaatkan secara langsung atau untuk meregulasi pemanfaatannya karena secara sektoral memberikan sumbangan yang besar dalam kegiatan ekonomi misalnya pertambangan, perikanan, kehutanan, industri, pariwisata dan lain-lain.

(2)

mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan penting di wilayah pesisir dan kelautan. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan (nursery ground) berbagai macam biota, penahan abrasi pantai, amukan angin taufan dan tsunami, penyerap limbah, pencegah interusi air laut, hutan mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis yang tinggi seperti sebagai penyedia kayu, obat-obatan, alat dan teknik penangkapan ikan.

hutan mangrove sebagai salah satu ekosistem wilayah pesisir dan lautan yang sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup, namun sudah semakin kritis ketersediaannya. di beberapa daerah wilayah pesisir di indonesia sudah terlihat adanya degradasi dari hutan mangrove akibat penebangan hutan mangrove yang melampaui batas kelestariannya. hutan mangrove telah dirubah menjadi berbagai kegiatan pembangunan seperti perluasan areal pertanian, pengembangan budidaya pertambakan, pembangunan dermaga dan lain sebagainya. hal seperti ini terutama terdapat di aceh, sumatera, riau, pantai utara jawa, sulawesi selatan, bali, dan kalimantan timur. kegiatan pembangunan tidak perlu merusak ekosistem pantai dan hutan mangrovenya, asalkan mengikuti penataan yang rasional, yaitu dengan memperhatikan segi-segi fungsi ekosistem pesisir dan lautan dengan menata sempadan pantai dan jalur hijau dan mengkonservasi jalur hijau hutan mangrove untuk perlindungan pantai, pelestarian siklus hidup biota perairan pantai (ikan dan udang, kerang, penyu), terumbu karang, rumput laut, serta mencegah intrusi air laut. salah satunya model pendekatan pengelolaan sumberdaya alam termasuk didalamnya adalah sumberdaya hutan mangrove adalah pendekatan pengelolaan yang berbasis masyarakat. selama ini, kebijakan pengelolaan sumberdaya alam dikontrol kuat oleh negara yang pengelolaannya selalu didelegasikan kepada pengusaha besar, jarang kepada rakyat kecil. pemerintah sepertinya kurangpercaya bahwa rakyat mampu mengelola sumberdaya alam yang ada di lingkungannya (sallatang dalam golar, 2002). berdasarkan hal di atas, maka makalah ini mencoba menguraikan bagaimana pemulihan mangrove berdasarkan pendekatan kepada masyarakat yang berada di kawasan ekosistem mengrove.

B. Rumusan Masalah

1.apa yang dimaksud dengan hutan mangrove?

2. bagaimana manfaat atau fungsi yang dihasilkan dari hutan mangrove? 3. apakah fektor yang menyebabkan rusaknya hutan mangrove dan bagaiman cara

penanggulanganya?

(3)

pembuatan makalah ini dimaksudkan Untuk mrngetahui apa manfaat atau fungsi yang dihasilkan oleh hutan mangrove.

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Mangrove

Mangrove berasal dari kata mangal yang menunjukkan komunitas suatu tumbuhan (Odum. 1983). Di Suriname, kata mangro pada mulanya merupakan kata yang umum dipakai untuk jenis Rhizophora mangle (Karsten 1890 dalam Chapman 1976). Di Portugal, kata mangue digunakan untuk menunjukkan suatu individu pohon dan kata mangal untuk komunitas pohon tersebut. Di Perancis, padanan yang digunakan untuk mangrove adalah kata menglier. MacNae (1968) menggunakan kata mangrove untuk individu tumbuhan dan mangal untuk komunitasnya. Di lain pihak, Tomlinson (1986) dalam Wightman (1989) menggunakan kata mangrove baik untuk tumbuhan maupun komunitasnya, dan Davis (1940) dalam Walsh (1974) menyebutkan bahwa kata mangrove merupakan istilah umum untuk pohon yang hidup di daerah yang berlumpur, basah dan terletak di perairan pasang surut daerah tropis. Meskipun terdapat perbedaan dalam penggunaan kata, Mepham dan Mepham (1985)dalam Wightman (1989) menyatakan bahwa pada umumnya tidak perlu dikacaukan dalam penggunaan kontekstual dari kata-kata tersebut.

(4)

Kusmana (2002), mengemukakan bahwa mangrove adalah suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu jenis tumbuhan yang membentuk komunitas tersebut di daerah pasang surut. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang secara alami dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tergenang pada saat pasang naik dan bebas dari genangan pada saat pasang rendah. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas lingkungan biotik dan abiotik yang saling berinteraksi di dalam suatu habitat mangrove.Menurut Steenis (1978), yang dimaksud dengan “mangrove” adalah vegetasi hutan yang tumbuh di antara garis pasang surut.

Nybakken (1988), menyatakan hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa species pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove disebut juga “Coastal Woodland” (hutan pantai) atau “Tidal Forest” (hutan surut)/hutan bakau, yang merupakan formasi tumbuhan litoral yang karakteristiknya terdapat di daerah tropika (Saenger,1983)

2. Fungsi Atau Manfaat Hutan Mangrove

(5)

Disamping itu, ekosistem mangrove juga merupakan penghasil detritus dan merupakan daerah asuhan (nursery ground), daerah untuk mencari makan (feeding ground), serta daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagai jenis ikan, udang, dan biota laut lainnya. Juga sebagai pemasok larva ikan, udang, dan sebagai tempat pariwisata. Menurut Hardjosento (1981) dalam Saenger (1983), hasil dari hutan mangrove dapat berupa kayu, bahan bangunan, chip, kayu bakar, arang kulit kayu yang menghasilkan tanin (zat penyamak) dan lain-lain. Selanjutnya Saenger, (1983) juga merinci hasil-hasil produk dari ekosistem hutan mangrove berupa :

a. Bahan bakar; kayu bakar, arang dan alkohol.

b. Bahan bangunan; balok perancah, bangunan, jembatan, balok rel kereta api,

pembuatan kapal, tonggak dan atap rumah. Tikar bahkan pagar pun menggunakan jenis yang berasal dari hutan mangrove.

c. Makanan; obat-obatan dan minuman, gula alkohol, asam cuka, obat- obatan.

d. Perikanan; tiang-tiang untuk perangkap ikan, pelampung jaring, pengeringan ikan, bahan penyamak jaring dan lantai.

e. Pertanian, makanan ternak, pupuk dsb. f. Produksi kertas; berbagai macam kertas

Hutan mangrove merupakan sumber daya alam daerah tropis yang mempunyai manfaat ganda baik dari aspek sosial ekonomi maupun ekologi. Besarnya peranan ekosistem hutan mangrove bagi kehidupan dapat diketahui dari banyaknya jenis hewan baik yang hidup di perairan, di atas lahan maupun di tajuk- tajuk pohon mangrove atau manusia yang bergantung pada hutan mangrove tersebut (Naamin, 1991). Manfaat ekonomis diantaranya terdiri atas hasil berupa kayu (kayu bakar, arang, kayu konstruksi) dan hasil bukan kayu (hasil hutan ikutan dan pariwisata). Manfaat ekologis, yang terdiri atas berbagai fungsi lindungan baik bagi lingkungan ekosistem daratan dan lautan maupun habitat berbagai jenis fauna, diantaranya :

• Sebagai proteksi dari abrasi/erosi, gelombang atau angin kencang • Pengendali intrusi air laut

• Habitat berbagai jenis fauna

• Sebagai tempat mencari makan, memijah dan berkembang biak berbagai jenis ikan dan udang

• Pembangun lahan melalui proses sedimentasi • Pengontrol penyakit malaria

(6)

• Penyerap CO2 dan penghasil O2 yang relatif tinggi disbanding tipe hutan lain.

Lebih lanjut Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur (1994), menyatakan bahwa ekosistem hutan mangrove mempunyai peranan dan fungsi penting yang dapat mendukung kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung, adalah sebagai berikut

1. Fungsi ekologis ekosistem hutan mangrove menjamin terpeliharanya:

a. Lingkungan fisik, yaitu perlindungan pantai terhadap pengikisan oleh ombak dan angin, pengendapan sedimen, pencegahan dan pengendalian intrusi air laut ke wilayah daratan serta pengendalian dampak pencemaran air laut.

b. Lingkungan biota, yaitu sebagai tempat berkembang biak dan berlindung biota perairan seperti ikan, udang, moluska dan berbagai jenis reptil serta jenis-jenis burung serta mamalia. c. Lingkungan hidup daerah di sekitar lokasi (khususnya iklim makro).

2. Fungsi Sosial dan ekonomis, yaitu sebagai:

a. Sumber mata pencaharian dan produksi berbagai jenis hasil hutan dan hasil hutan ikutannya.

b. Tempat rekreasi atau wisata alam.

c. Obyek pendidikan, latihan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Secara garis besar ekosistem hutan mangrove mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi ekologis dan fungsi sosial ekonomi Dahuri (2004).

Fungsi ekologis ekosistem hutan adalah sebagai berikut :

a. Dalam ekosistem hutan mangrove terjadi mekanisme hubungan antara ekosistem mangrove dengan jenis-jenis ekosistem lainnya seperti padang lamun dan terumbu karang.

b. Dengan sistem perakaran yang kokoh ekosistem hutan mangrove mempunyai kemampuan meredam gelombang, menahan lumpur dan melindungi pantai dari abrasi, gelombang pasang dan taufan.

c. Sebagai pengendalian banjir, hutan mangrove yang banyak tumbuh di daerah estuaria juga dapat berfungsi untuk mengurangi bencana banjir.

d. Hutan mangrove dapat berfungsi sebagai penyerap bahan pencemar (environmental service), khususnya bahan-bahan organic.

(7)

f. Merupakan daerah asuhan (nursery ground) hewan-hewan muda (juvenile stage) yang akan bertumbuh kembang menjadi hewan-hewan dewasa dan juga merupakan daerah pemijahan (spawning ground) beberapa perairan seperti udang, ikan dan kerang-kerangan.

g. Intrusi Air Laut

Intrusi atau peresapan air laut yang mencemari air tanah, ini dikarenakan proses penanaman vegetasi di pesisir, optimalisasi resapan air, dan pengurangan eksploitasi air tanah tidak berjalan. Pada daerah yang berdekatan dengan pantai atau dekat dengan laut, maka terjadi pertemuan antara air laut dengan air tawar yang kita kenal dengan sebutan interface. Interface ini bisa menjorok ke arah laut dan juga bisa juga menjorok ke arah darat tergantung besar kecilnya imbuhan air hujan. Apabila imbuhan air hujan lebih sangat besar, maka interface akan menjorok ke arah laut, sedangkan imbuhan air hujan sedikit atau tidak ada sama sekali, maka interface akan menjotok ke arah darat.

Perubahan di dalam tanah oleh imbuhan atau perubahan luar aliran dalam daerah air tawar, menyebabkan perubahan interface. Penurunan aliran air tawar yang masuk ke laut menyebabkan interface bergerak ke dalam tanah dan menghasilkan intrusi air asin ke dalam akuifer. Sebaliknya suatu peningkatan aliran air tawar mendorong interface ke arah laut. Laju gerakan interface dan respon tekanan akuifer tergantung kondisi batas dan sifat akuifer pada kedua sisi interface.

Sedangkan menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut :

1. Habitat satwa langka

Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus)

2. Pelindung terhadap bencana alam

Vegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.

3. Pengendapan lumpur

(8)

dari endapan lumpur erosi.

4. Penambah unsur hara

Sifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber,

termasuk pencucian dari areal pertanian.

5. Penambat racun

Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif

6. Transportasi

Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.

7. Sumber plasma nutfah

Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.

8. Rekreasi dan pariwisata

Hutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Kegiatan wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu

menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata.

9. Sarana pendidikan dan penelitian

Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.

10. Memelihara proses-proses dan sistem alami

Hutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya.

11. Penyerapan karbon

(9)

bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.

12. Memelihara iklim mikro

Evapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.

13. Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam

Keberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi alam.

3. Penyebab Rusaknya Ekosistem Mangrove

Seperti kita ketahui, hutan mangrove merupakan tipe ekosistem peralihan darat dan laut yang mempunyai multi fungsi, yaitu selain sebagai sumberdaya potensial bagi kesejahteraan masyarakat dari segi ekonomi, sosial juga merupakan pelindung pantai dari hempasan ombak. Oleh karena itu dalam usaha pengembangan ekonomi kawasan mangrove seperti pembangkit tenaga listrik, lokasi rekreasi, pemukiman dan sarana perhubungan serta pengembangan pertanian pangan, perkebunan, perikanan dan kehutanan harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya wilayah pesisir. Pertumbuhan penduduk yang pesat menyebabkan tuntutan untuk mendayagunakan sumberdaya mangrove terus meningkat. Secara garis besar ada dua faktor penyebab kerusakan hutan mangrove, yaitu :

1. Faktor manusia

yang merupakan faktor dominan penyebab kerusakan hutan mangrove dalam hal pemanfaatan lahan yang berlebihan.

2. Faktor alam, seperti : banjir, kekeringan dan hama penyakit, yang merupakan faktor penyebab yang relatif kecil (Tirtakusumah, 1994).

Faktor-faktor yang mendorong aktivitas manusia untuk memanfaatkan hutan mangrove dalam rangka mencukupi kebutuhannya sehingga berakibat rusaknya hutan (Perum Perhutani 1994), antara lain :

a. Keinginan untuk membuat pertambakan dengan lahan yang terbuka dengan harapan ekonomis dan menguntungkan, karena mudah dan murah.

(10)

c. Rendahnya pengetahuan masyarakat akan berbagai fungsi hutan mangrove.

d. Adanya kesenjangan sosial antara petani tambak tradisional dengan pengusaha tambak modern, sehingga terjadi proses jual beli lahan yang sudah tidak rasional.

Menurut Soesanto dan Sudomo (1994) Kerusakan ekosistem mangrove dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain :

1. Kurang dipahaminya kegunaan ekosistem mangrove.

2. Tekanan ekonomi masyarakat miskin yang bertempat tinggal dekat atau sebagai bagian dari ekosistem mangrove.

3. Karena pertimbangan ekonomi lebih dominan daripada pertimbangan lingkungan hidup.

4. Upaya Pelestarian Ekosistem Mangrove

(11)

direstorasi dengan cara penanaman. Oleh karena itu habitat bakau dapat diperbaiki tanpa penanaman, maka rencana restorasi harus terlebih dahulu melihat potensi aliran air laut yang terhalangi atau tekanan-tekanan lain yang mungkin menghambat perkembangan bakau (Kusmana, 2005). Dahuri dkk (1996) menyatakan, terdapat tiga parameter lingkungan yang menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan mangrove, yaitu: (1) suplai air tawar dan salinitas, dimana ketersediaan air tawar dan konsentrasi kadar garam (salinitas) mengendalikan efisiensi metabolik dari ekosistem hutan mangrove. Ketersediaan air tawar tergantung pada (a) frekuensi dan volume air dari system sungai dan irigasi dari darat, (b) frekuensi dan volume air pertukaran pasang surut, dan (c) tingkat evaporasi ke atmosfer. (2) Pasokan nutrien: pasokan nutrient bagi ekosistem mangrove ditentukan oleh berbagai proses yang saling terkait, meliputi input dari ion-ion mineral an-organik dan bahan organik serta pendaurulangan nutrien. Secara internal melalui jaringan-jaringan makanan berbasis detritus (detrital food web).

BAB IV PENUTUP

Begitu banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari keberadaan hutan mangrove. Namun sayang kondisi hutan mangrove yang ada pada saat ini banyak yang mengalami degradasi secara kualitas maupun kuantitas yang sebagian besar sebagai dampak dari kegiatan manusia antara lain:

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R, J. Rais, S.P. Ginting, M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta.

Dahuri, R. 2002. Integrasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengelolaan Ekosistem mangrove di Jakarta, 6-7 Agustus 2002

Kusmana, C. 2005. Rencana Rehabilitasi Hutan Mangrove dan Hutan Pantai Pasca Tsunami di NAD dan Nias. Makalah dalam Lokakarya Hutan mangrove Pasca sunami, Medan, April 2005 Paimin, E. Savitri, S. Hartati. Pedoman Survai Sumberdaya Lahan Untuk Perencanaan Konservasi

Tanah di Indonesia. Cet. Ke-3. Project Report No 2. Sci. Report No.11. MOF-DENGANRLR and DSIR. Hudson, N. 1971. Soil Conservation. BT Basford Ltd.

Anonim, 2009. Mangrove, http://uwityangyoyo.files.wordpress.com, tanggal akses 5 Desember 2010.

Anonim , 2009. hutan-mangrove, http://matoa.org. tanggal akses 5 Desember 2010.

(13)

Manfaat Lahan Basah

Manfaat langsung dari lahan basah bagi kehidupan dapat kita lihat di pesisir pantai. Mangrove dan terumbu karang dapat mencegah abrasi air laut

Jika wilayah pesisir pantai rusak maka resapan air laut akan masuk ke lahan pertanian sehingga dapat merusaknya. Jika air laut meresap ke wilayah pemukiman maka air sumur penduduk akan berubah menjadi asin. Terjadi proses fisika-kimia dan biologi di suatu ekosistem. Yaitu pergerakan air melalui lahan basah ke sungai atau laut;

pembusukan bahan organik; pelepasan unsur nitrogen, sulfur, dan karbon ke atmosfir; pengambilan unsur hara, sedimen dan bahan organik dari air ke dalam lahan basah.; dan pertumbuhan serta perkembangan seluruh organisme yang memerlukan lahan basah untuk kehidupannya.

Jika wilayah pesisir pantai rusak maka resapan air laut akan masuk ke lahan pertanian sehingga dapat merusaknya. Jika air laut meresap ke wilayah

pemukiman maka air sumur penduduk akan berubah menjadi asin. Terjadi proses fisika-kimia dan biologi di suatu

ekosistem. Yaitu pergerakan air melalui lahan basah ke sungai atau laut;

pembusukan bahan organik; pelepasan unsur nitrogen, sulfur, dan karbon ke atmosfir; pengambilan unsur hara, sedimen dan bahan organik dari air ke dalam lahan basah.; dan pertumbuhan serta perkembangan seluruh organisme yang memerlukan lahan basah untuk

kehidupannya. Sampah yang menumpuk di muara sungai Memelihara lahan basah pesisir akan mendukung fungsi ekologi. Karena lahan basah itu akan menahan sedimen darat yang dapat mencemari laut.

Daerah di pesisir pantai

(14)

LAHAN BASAH DAN PERANANNYA

BAGI MASYARAKAT

Dipublikasi pada April 26, 2011 oleh MugiKurniawan

Pengertian lahan basah

Lahan basah adalah suatu wilayah yang tergenang air, baik alami maupun buatan, tetap atau sementara, mengalir atau tergenang, tawar asin atau payau, termasuk di dalamnya wilayah laut yang kedalamannya kurang dari 6 m pada waktu air surut paling rendah. Taman Nasional Komodo merupakan kawasan konservasi yang memiliki keanekaragaman hayati sangat tinggi baik itu di wilayah terestrial maupun perairan. Di wilayah perairan, lahan basah memiliki peranan yang sangat vital bagi denyut nadi konservasi jangka panjang.

Jenis-jenis dan manfaat lahan basah di Taman Nasional Komodo.

Jenis-jenis lahan basah dapat berupa rawa, hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, danau, muara, sungai, sawah, tambak dan kolam garam. Lahan basah yang ada di Taman Nasional Komodo dapat ditemukan dalam bentuk hutan mangrove, terumbu karang, dan padang lamun.

Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Akar pohon dari jenis mangrove mempunyai bentuk adaptasi untuk keperluan respirasi. Bisa berupa akar lutut, akar tunjang, maupun bentuk yang lainnya. Beberapa jenis mangrove yang terkenal antara lain Bakau (Rhizopora spp.), Api-api (Avicennia spp.), Pedada (Sonneratia spp.)

dan Tancang (Bruguiera spp.)

(15)

Terumbu karang merupakan sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini selama ribuan tahun membentuk terumbu karang. Zooxanthellae merupakan suatu jenis algae yang bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang

Gambar 2. Peta penyebaran terumbu karang di Taman Nasional Komodo

Gambar 3. Terumbu karang dangkal (gosong) di depan Kampung Rinca.

Padang lamun merupakan ekosistem khas laut dangkal di perairan hangat dengan dasar pasir dan didominasi tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan anggota bangsa Alismatales yang beradaptasi di air asin. Padang lamun hanya dapat terbentuk pada perairan laut dangkal (kurang dari tiga meter) namun dasarnya tidak pernah terbuka dari perairan (selalu

tergenang). Terkadang, vegetasi lamun dijumpai setelah vegetasi mangrove dan fungsinya dapat berperan sebagai filter lumpur /tanah yang hanyut bersama air ke pantai setelah mampu lolos tertahan oleh perakaran vegetasi mangrove. Padang lamun juga dapat dilihat sebagai ekosistem antara ekosistem mangrove dan terumbu karang. Di Taman Nasional Komodo, lamun adalah sumber pakan utama duyung.

Pemanfaatan lahan basah di Taman Nasional Komodo oleh masyarakat

Ekosistem Mangrove yang sehat memberikan manfaat yang begitu penting bagi masyarakat. Mangrove merupakan pelindung alami yang kuat dan praktis untuk menahan erosi pantai dan juga penahan angin pantai yang berhembus kencang, selain itu sebagai tempat hidup dan berkembang biak ikan, udang, kepiting, dan burung. Pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat adalah sebagai tempat untuk mencari sumber daya perairan seperti ikan, udang, dan kepiting bakau. Persebaran mangrove di Taman Nasional Komodo dapat dilihat pada gambar 1 tersebut di atas.

Paparan terumbu karang di Taman Nasional Komodo dapat ditemui hampir di sekeliling pulau-pulau sampai kedalaman 40 meter. Persebaran terumbu karang di Taman Nasional Komodo dapat dilihat pada Gambar 2. Paparan terumbu karang yang sehat merupakan tempat bagi ikan untuk berpijah dan juga sebagai tempat hidupnya ikan-ikan yang banyak

dibutuhkan manusia untuk pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, dll, sebagai benteng ” pelindung pantai dari kerusakan yang disebabkan oleh gelombang atau ombak laut sehingga manusia dapat hidup di daerah dekat pantai dan juga sebagai tempat untuk wisata (dive spot). Sebagian besar terumbu karang di Taman Nasional Komodo masuk dalam zona bahari (Wilayah Larang Ambil) dikarenakan fungsinya yang sangat vital bagi keberlanjutan pemanfaatan sumber daya perikanan. Pantai-pantai yang dangkal di sekitar Taman Nasional Komodo baik itu di sekitar zona pemukiman maupun di zona pemanfaatan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai daerah untuk budidaya rumput laut.

(16)

oleh masyarakat selama ini, masih terbatas sebagai daerah untuk mencari sumber daya laut seperti teripang, kepiting, maupun ikan sancara.

Gambar

Gambar 1.  Peta penyebaran vegetasi rumput laut dan bakau di Taman Nasional Komodo

Referensi

Dokumen terkait

Pengambilan sampel dilakukan secara berjenjang ( multistages ), yakni setiap UPBJJ-UT dibagi berdasarkan kota dan kelompok belajar. Sampel secara acak ditentukan satu

Kedisiplinan kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu

Zeolit merupakan adsorbent yang unik, karena memiliki ukuran pori yang sangat kecil dan seragam jika dibandingkan dengan adsorbent yang lain seperti karbon aktif dan silika

Prevalensi siklus menstruasi yang abnormal berdasarkan evaluasi medis, terdapat 9-13% wanita usia reproduksi mengalami menstruasi yang tidak teratur (Caulter, 1991),

Pada gambar diatas terjadi anomali dimana konvergensi ant dalam memilih feature semakin berkurang dibandingkan dengan gambar sebelumnya, hal ini ditunjukkan dengan rentang

yang berorientasi kepada Mazhab Imam Syafi’i, hal itu terlihat dari kitab-kitab yang digunakan. Metode yang digunakan pun masih tradisional seperti halnya pesantren

E HOMO, E LUMO, dan Eg monomer dan dimer 3,4 tiadiazol dan 3,4 tiadiazol tersubstitusi –C≡N dan –C≡CH pada Tabel 3 jelas terlihat Eg dari 1,3,4 tiadiazol relatif sempit (4,35801

Varietas tanaman yang dibudidayakan petani sangat beraneka ragam dalam waktu yang lama varietas-varietas tersebut dapat berkem- bang menjadi spesies yang lain. Faktor yang