• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosiologi EKonomi Globalisasi ekonomi teknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sosiologi EKonomi Globalisasi ekonomi teknologi "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Globalisasi

Artikel Sosiologi Ekonomi Badrotuz Z., Diana K.P., Rizky A.F., Putri R.

Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai pengaruh dalam

mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan

berlangsung. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan

rintangan yang menjadikan dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lain.

Bisa dibilang bahwa globalisasi membawa perspektif baru tentang konsep "Dunia Tanpa

Batas" yang saat ini menjadi realita dan sangat mempengaruhi perkembangan budaya

dan membawa perubahan baru.

Faktor Penyebab Ternyadinya Globalisasi :

Globalisasi muncul karena adanya bangsa-bangsa. Masalah Globalisasi merupakan

suatu ketergantungan dalam masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya antarbangsa

di dunia.Globalisasi terbentuk karena beberapa faktor, yaitu :

1. Kebijakan negara untuk berhubungan dan menjalin kerja sama dengan negara lain.

2. Sistem ekonomi internasional

3. Adanya migrasi penduduk ke berbagai negara

4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Berkembang pesatnya perusahaan-perusahaan transnasional

Ciri – Ciri Globalisasi :

1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu yang diakibatkan oleh

perkembangan telepon genggam, televisi satelit dan internet.

2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung satu negara dengan negara lain.

(2)

4. Munculnya masalah global yang menuntut dunia mengatasi masalah tersebut secara bersama.

Dampak Globalisasi

a. Politik

Dampak positif di bidang politik dengan adanya globalisasi yaitu diantaranya

pemerintah yang ada dilaksanakan secara transparan, demokratis dan penuh

kebebebasan. Dengan adanya keterbukaan akan dapat dicegahnya praktek KKN untuk

menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dengan adanya pemerintahan yang

demokratis akan meningkatkan partisiasi rakyat dalam pemerintahan. Rakyat akan

percaya terhadap penguasa yang menjalankan pemerintahannya. Pemerintah akan

memperoleh legitimasi dari rakyatnya. Masyarakat yang demokratis pun akan kritis

terhadap jalannya pemerintahan. Dengan begitu akan ada check and balance, sehingga

dapat dihindari adanya penyalahgunaan kekuasaan, maupun praktek pemerintahan

yang menyeleweng dari konstitusi.

Disamping dampak positif, ada pula dampak negatif dari globalisasi. Dampak

negatif dengan adanya globalisasi yaitu mampu membuka cakrawala berpikir

masyarakat secara global.Sesuatu yang diterapkan di luar negeri, dapat mempengaruhi

kita untuk mengikutinya. Padahal apa yang ada di luar negeri belum tentu sesuai dengan

kehidupan dan tradisi bangsa kita. Sementara bila tidak mengikuti akan diaggap tidak

aspirstif sehingga dapat megganggu kestabilan nasional., pertahanan dan ketahanan

bahkan npersatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

b. Sosial Budaya

Di dalam aspek social budaya, globalisasi memberikan dampak positif dengan

(3)

cara hidup yang baik maupun teknologi, komunikasi serta ilmu pengetahuan yang lebih

maju dari negara lain. Misalnya saja etos kerja yang tinggi, disiplin, tanggungjawab,

mandiri, suka membaca, meneliti dan menulis, sportif, jujur, rasional, bahkan semua

terprogram. Globalisasi di bidang ini mempunyai pengaruh negatif, antara lain:

1. Liberalisme akan tumbuh, yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

2. Munculnya hedonisme, paham mengenai suatu kenikmatan hidup sebagai nilai tertinggi (Hal trersebut memaksa manusia untuk memenuhi keinginan dan kenikmatan pribadi).

3. Rasa kekaluargaan yang akan berkurang dengan adanya jiwa individualis. 4. kesenjangan social semakin tajam.

5. Budaya-budaya tradisional kita akan tergeger oleh budaya negra lain.

c. Pertahanan & Keamanan

Dampak positif globalisasi dalam aspek pertahanan dan keamanan dapat dilihat

dengan adanya hubungan kerjasama antar bangsa, khususnya bidang pertahanan dan

keamanan baik kerjasama bilateral, regional. maupun internasional. Kerjasama

memperkuat keamanan dan pertahanan wilayah regional, misalnya kerjasamam dengan

negra-negara ASEAN dalam bidang kemiliteran, latihan perang bersama, pemberantasan

jaringan narkoba, perjanjian ekstradisi, jaringan teroris dan semua kegiatan yang

dianggap membahayakan negara. Misalnya saja dengan cara saling tukar informasi

mengenai adanya ancaman dan gangguan keamanan akan lebih cepat diketahui

sehinnga dapat diantisipasi lebih dini secara bersama-sama sebelum meluas dan

mempunyai kekauatan yang besar.

Mengenai dampak negatifnya di bidang ini, globalisasi menjadikan kemajuan

teknologi juga juga digunakan oleh jaringan penjahat internasional untuk beroperasi di

berbagai negara. Penjahat-penjahat dari dalam negeri yaitu warga Negara Indonesia

(4)

negara, membunuh dan sebagainya, mudah melarikan diri ke Negara lain dan menetap

di sana bahkan para penjahat politik dapat memperoleh suaka politik. Hal ini sangat

merugikan bagi bangsa Indonesia.

d. Ekonomi

Globalisasi dalam bidang ekonomi mempunyai dampak positif antara lain:

1. Makin terbukanya pasar Internasional bagi hasil produksi dalam negeri. 2. Dapat meningkatkan kesempatan kerja dan devisa Negara

3. Mendorong kita untuk meningkatkan kualitas produk yang tinggi. 4. Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan

menghilangkan biaya tinggi.

Namun keberadaan globalisasi juga mempunyai dampak negatif bagi perekonomian

bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan dengan keterbukaan perdagangan maka kita akan

dibanjiri barang-barang dari luar. Bahkan apabila kita tidak bisa memproduksi barang

lebih bagus dari barang-barang luar negeri, barang luar negeri bisa mengalahkan

produksi dalam negeri, karena kualitas barang luar negeri lebih bagus dan lebih murah

dibanding produksi bangsa sendiri. Mengakibatkan neraca perdagangan kita akan minus.

Dengan kebebasan masuknya investasi luar negeri dalam Negara kita, bisa jadi

suatu saat mereka bisa mengendalikan dan menguasai perekonomian Indonesia. Tidak

berhenti dari itu, bahkan mereka dapat mendikte pemerintah atau bangsa kita.

Persaingan bebas mengakibatkan adanya kesenjangan antar pelaku ekonomi. Akan ada

yang menang dan akan ada yang kalah. Yang tidak sesuai kepribadian bangsa kita. Yang

menang akan mampu memonopoli dan yang kalah hanya akan tersisih dan menjadi

penonton kegiatan perekonomian. Antara kaya dan miskin kesenjangannya akan tajam,

(5)

Hedonisme

Hedonisme adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari

kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak

bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang

disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian. Hedonisme adalah derivasi

(turunan) dari liberalisme. Sebuah pandangan hidup bahwa kesenangan adalah

segalanya, bahkan kehidupan itu sendiri. Bagi kaum hedonis, hidup adalah meraih

kesenangan materi: sesuatu yang bersifat semu, sesaat, dan artifisial. Pandangan ini

lahir di Barat, yang memuja kebebasan berperilaku.

HUBUNGAN HEDONISME DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGI EKONOMI

(KETERLEKATAN)

1. Hubungan hedonisme dengan tindakan ekonomi menurut Granovetter

Granovetter 1985 menemukan dalam literatur sosiologi ekonomi , adanya perdebatan

antara oversocialized dan undersocialized dalam menentukan apa yang menuntun orang

(6)

 kubu oversocialized: tindakan ekonomi kultural dituntun oleh aturan berupa

nilai dan norma yang di internalisasi

 Kubu undersocialized: tindakan ekonomi yang rasional dan berorientasi pada

pencapaian keutungan individual .

2. Hubungan hedonisme dengan bentuk keterlekatan menurut Granovetter

Granovetter 1990 dala The Old a d the New E o o i “o iology e edaka

bentuk keterlekatan, yaitu :

 Keterlekatan Relasional

Merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam

jaringan sosial personal yang sedang berlangsung di antara para aktor.

 Keterlekatan Struktural

Keterlekatan yang terjadi dalam suatu jaringan hubungan yang lebih luas. Jaringan

hubungan yang lebih luas, bisa merupakan institusi atau struktur sosial.

Gaya Hidup Hedonisme di Kalangan Mahasiswa

Di era reformasi, masyarakat berharap munculnya pemimpin dari kaum muda,

baik di level kabupaten/kota, provinsi, maupun pusat. Beberapa pemimpin muda

memang telah lahir di daerah, tetapi belum untuk level nasional. Regenarasi

kepemimpinan nasional berjalan lambat. Kaum muda yang ditunggu-tunggu belum

menunjukkan tanda-tanda positif menjadi calon pemimpin bangsa.

Kondisi ini tergambar jelas di kampus-kampus. Masih pantaskah mahasiswa

diberi label agen perubahan atau intelektual muda? Alih-alih menjalankan peran

maksimal sebagai agen perubahan, yang terjadi justru berkembangnya budaya

hedonisme di kampus-kampus. Mahasiswa sekarang cenderung mendewakan

(7)

sekitar terlupakan oleh kilau kenikmatan sesaat. Sisi kehidupan mahasiswa saat ini telah

dihadapkan pada berbagai godaan yang menarik dan menggiurkan sehingga bisa

menyimpang dari idealisme hakiki manusia. Gaya hidup mahasiswa saat ini adalah gaya

hidup kelas menengah ke atas yang dicirikan dengan kemampuan mengonsumsi produk

dan gaya hidup yang serba modern. Mahasiswa sering kali digambarkan sibuk mengejar

urusan cinta dengan gaya hidup yang menonjolkan tampilan fisik. Fenomena hura-hura

oriented kerap ditemui di kampus. Semakin jarang terdengar percakapan akademis di

lingkungan mahasiswa. Percakapan mereka lebih didominasi masalah fashion, sinetron

dan film terbaru, serta aneka bentuk hedonisme lainnya.

Dampak Hedonisme di Mahasiswa: Jika perilaku hedonisme dibiarkan saja, ini

akan menjadi racun bagi dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Membiarkan

racun bersarang dalam tubuh kampus sama artinya menyediakan pembunuh karakter

intelektual atas mahasiswa dan sivitas aka-demika. Budaya negatif ini telah

mengikis sense of crisis generasi muda terhadap berbagai permasalahan bangsa.

Jangankan peduli negara, kebijakan di tingkat kampus dan rektorat pun jarang direspon.

Apatis, itulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan sikap para mahasiswa

masa kini. Tak percaya? Perhatikanlah lingkungan kampus: sebuah padepokan yang

dihuni orang-orang muda berpendidikan. Sebagian besar dari mereka, entah mahasiswa

atau mahasiswi, menghabiskan waktu dan uangnya untuk berburu kesenangan di

tempat-tempat hiburan.

Lihat pula kematian kelompok-kelompok diskusi. Mahasiswa lebih suka

memberikan apresiasi pada kegiatan hiburan ketimbang aksi seminar dan penelitian.

Jika ada pertunjukan musik di kampus, misalnya di auditorium, kawasan itu sesak oleh

(8)

seminar dan diskusi publik lainnya. Setiap malam, kawasan kampus ramai bukan karena

kegiatan akademik, namun oleh gerombolan mahasiswa yang begadang hingga dinihari

untuk kegiatan yang tidak jelas.

Belum lagi perilaku dugemania dan seks bebas yang sekarang kian menjadi-jadi

da dia ggap se agai kewajara agi ahasiswa. Fenomena ini menunjukkan

rapuhnya mental generasi muda. Sangat disayangkan mengapa budaya itu begitu

mudahnya merasuk ke mental generasi muda saat ini.

Kenyataan ini sungguh ironis mengingat mahasiswa merupakan generasi

penerus bangsa dan di pundak mahasiswalah harapan semua orang bertumpu.

Mahasiswa yang terpengaruh budaya konsumtif dan sulit melepaskan diri dari pengaruh

teman-temannya yang sama-sama berperilaku konsumerisme perlahan-lahan akan

kehilangan daya pikir, logika, nalar, dan analisisnya. Akibatnya adalah kita terancam

kehilangan generasi penerus yang pandai, idealis, kritis, dan dapat memberi solusi atas

permasalahan yang timbul. Dalam lingkup yang lebih luas negara kita terancam

kehilangan pemimpin yang dapat diandalkan untuk memimpin bangsa yang pada

akhirnya dapat mengakibatkan negara kita akan mudah dikuasai oleh negara lain.

Tujuan pendidikan Negara kita adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

(pembukaan UUD 1945, alinea 4). Tujuannya tentu bukan untuk menciptakan bangsa

yang hedonisme, tetapi bangsa yang punya spiritual, punya emosional quotient- peduli

pada sesama dan tidak selfish atau mengutamakan diri sendiri.

Faktor yang Mempengaruhi Hedonisme

Gaya hidup hedonisme tentu ada penyebabnya. Ada banyak faktor ekstrinsik

(faktor yang datang dari luar) yang memicu emosi mereka menjadi hamba hedonism,

(9)

1. Orang tua & Kaum Kerabat

Orang tua dan kerabat adalah penyebab utama generasi mereka menjadi

hedonisme. Orang tua lalai untuk mewarisi anak dengan norma dan gaya hidup timur

yang punya spiritual. Orang tua tidak banyak mencampurtangankan anak tentang hal

spiritual. Sebagian orang tua jarang yang ambil pusing apakah anak sudah melakukan

sholat atau belum, apakah lidahnya masih terbata- bata membaca alif –ba-ta, dan tidak

sedih melihat remaja mereka kalau tidak mengerti dengan nilai puasa.

2. Faktor Bacaan

Faktor bacaan memang dapat mencuci otak mahasiswa untuk menjadi orang yang

memegang prinsip hedonisme. Adalah kebiasaan mahasiswa kalau pulang kampus pergi

dulu ke tempat keramaian, pasar, paling kurang mampir di kios penjualan majalah dan

tabloid. Mereka senang dengan bacaan mengenai trend atau gaya hidup terbaru dan

entertainment sehingga timbul keinginan untuk mengikuti atau menirunya.

3. Pengaruh Tontonan

Pengaruh tontonan, tayangan televisi (profil sinetron, liputan tokoh selebriti dan

iklan) juga mengundang mahasiswa untuk mengejar hedonisme. Majalah remaja

popular dan kebanyakan tema televisi sama saja. Isinya banyak mengupas tema tema

berpacaran, ciuman, pelukan, perceraian, pernikahan. hamil di luar nikah dan

bermesraan di muka publik sudah nggak apa-apa lagi, cobalah dan lakukanlah!

seolah-olah beginilah ajakan misi televisi dan majalah yang tidak banyak mendidik, kecuali

hanya banyak menghibur.

Rancangan majalah popular dan tema televisi komersil di negara kita memang

sedang menggiring mahasiswa menjadi generasi konsumerisme bukan memotivasi

(10)

Andaikata semua mahasiswa dan mahasiswa melakukan hal yang demikian, memuja

kulit. Pastilah sawah dan ladang, serta lahan-lahan subur makin banyak yang tidak

terurus. Karena mereka semua takut jadi hitam. Pada hal untuk manusia yang patut

dimuliakan adalah kualitas intelektual, kualitas spiritual dan kualitas hubungan dengan

manusia (kualitas fikiran dan keimanan).

Cara Mengatasi Budaya Hedonisme

Untuk mengantisipasi pengaruh negatif budaya hedonisme bagi mahasiswa perlu

diadakan sosialisasi, yaitu :

1. Perlunya kearifan dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam

konsumerisme.

2. Menanamkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

3. Dalam memilih barang mahasiswa perlu membuat skala prioritas dalam berbelanja sehingga dapat membedakan barang apa yang benar-benar

diperlukan dan barang-barang yang diinginkan namun tidak diperlukan.

4. Penerapan pola hidup sederhana dalam kegiatan sehari-hari diperlukan untuk mengatur keuangan mahasiswa agar pendapatan yang biasanya berasal dari orang tua tidaklah lebih kecil daripada pengeluaran.

5. Adanya kedewasaan dalam berpikir sehingga mahasiswa dapat membentengi

diri dari pola hidup konsumerisme.

Memilih gaya hidup hedonime, terus terang tidak akan pernah memberikan

kepuasan dan kebahagiaan. Ibarat minum air garam, makin diminum makin haus. Bagi

yang belum terlanjur menjadi pengidola hedonisme maka segeralah balik kiri, berubah

seratus delapan puluh derajat. Bahwa kebahagian hidup ada pada hati yang bening,

saatnya bagi kita kembali untuk menyuburkan akar-akar spiritual- kembali ke jalan Ilahi,

tumbuhkan jiwa peduli pada sesama- buang jauh-jauh karakter selfish (mementingkan

diri sendiri), dan miliki multi kekuatan – kuat otak, kuat otot, kuat kemampuan

(11)

Kesimpulan dan Saran

Hedonisme adalah derivasi (turunan) dari liberalisme. Sebuah pandangan hidup

bahwa kesenangan adalah segalanya, bahkan kehidupan itu sendiri. Bagi kaum hedonis,

hidup adalah meraih kesenangan materi: sesuatu yang bersifat semu, sesaat, dan

artifisial.

Faktor yang mempengaruhi hedonisme adalah orang tua dan kaum kerabat, faktor

Bacaan, dan pengaruh tontonan. Untuk mengantisipasi pengaruh negatif budaya

hedonisme bagi mahasiswa perlu diadakan sosialisasi, yaitu :

1. Perlunya kearifan dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam

konsumerisme.

2. Menanamkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

3. Dalam memilih barang mahasiswa perlu membuat skala prioritas dalam berbelanja sehingga dapat membedakan barang apa yang benar-benar

diperlukan dan barang-barang yang diinginkan namun tidak diperlukan.

4. Penerapan pola hidup sederhana dalam kegiatan sehari-hari diperlukan untuk mengatur keuangan mahasiswa agar pendapatan yang biasanya berasal dari orang tua tidaklah lebih kecil daripada pengeluaran.

5. Adanya kedewasaan dalam berpikir sehingga mahasiswa dapat membentengi

diri dari pola hidup konsumerisme.

Perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan

mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal dan

memberikan kepuasaan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola

hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi

hasrat kesenangan semata-mata.

Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif terpengaruh penampilan produk

atau kemasan produk dan iklan, terhegemoni akan hypermarket maupun supermarket

(12)

tanggapan orang tua terhadap perilaku konsumtif. Untuk mengantisipasi pengaruh

negatif budaya hedonisme bagi mahasiswa perlu :

1. Membuat daftar belanja yang diinginkan dan dibutuhkan. Diutamakan barang yang dibutuhkan, untuk menghindari terbuangnya uang untuk barang yang sia-sia.

2. Tanyakan diskon khusus.

3. Selalu update jadwal diskon. 4. Gunakan kupon belanja.

5. Jangan terlalu fanatik pada satu nama perancang.

6. Tunggulah diskon perancang. Bersabar sampai barang- ara g ya g ahal harus pu ya sa pai turu harga.

7. Kunjungi pameran. Selain menawarkan harga untuk model terbaru, juga tersedia berbagai hadiah saat pameran.

Kita sebagai mahasiswa yang kebanyakan tinggal jauh dengan orang tua seharusnya

sedikit menimalisir pola hidup hedonisme dan konsumtif dengan tidak terlalu mengikuti

gaya hidup yang terus mengalir, belajar mengatur pengeluaran sesuai dengan uang yang

diberikan oleh orang tua dan memanfaatkannya untuk kebutuhan yang pokok. Serta

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka menerapkan pola hidup sehat dalam sehari hari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa KKN Universitas Islam Batik Surakarta ini

Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan terkait pengelolaan potensi alam melalui program PUGAR di Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto sudah terlihat bahwa

Sebagian IPCLN dibeberapa ruang rawat inap yang adalah surveilans aktif dengan sasaran khusus (target sudah pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yaitu siswa telah mengalami peningkatan lebih baik dalam hasil belajarnya, dibandingkan pada waktu

Pada penelitian ini peneliti tidak mengkaji seluruh faktor yang berhubungan dengan Kinerja Karyawan, yakni hanya sebatas Sistem Reward, Job Relevant Information (JRI), dan

%ala satu de$inisi klasik tentang perencaan mengatakan baa  perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang al!al yang akan dikerjakan

Bab III skripsi ini menjelaskan rumusan masalah yang kedua yaitu mengenai Upaya Hukum yang Dapat Dilakukan KPPU dalam Perkara Merger, Akuisisi dan Konsolidasi

16 tahun 2015, aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau