• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan 2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan - Analisis Pengaruh Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning Power Of Total Investment Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Laba Pada Per

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan 2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan - Analisis Pengaruh Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning Power Of Total Investment Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Laba Pada Per"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan

2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah

bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan diperoleh dari

proses berjalannya sistem akuntansi. Akuntansi merupakan bahasa bisnis

yang dapat memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usaha

pada suatu waktu atau periode tertentu. Laporan keuangan yang dihasilkan

dari sistem atau proses akuntansi tidak dapat dibuat secara mudah, tetapi

harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku.

Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan

dimengerti. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan

digunakan sebagai alat penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk

selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi

juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan

perusahaan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu

keputusan. Dalam hal laporan keuangan, kewajiban setiap perusahaan adalah

(2)

tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis untuk dapat diketahui

kondisi dan posisi perusahaan terkini.

Laporan keuangan juga menentukan langkah apa yang dilakukan

perusahaan sekarang dan ke depan dengan melihat berbagai persoalan yang

ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimiliki perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:03:07) mendefinisikan

laporan keuangan sebagai berikut:

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.”

Menurut Harahap (2006:105), “laporan keuangan menggambarkan

kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau

jangka waktu tertentu.”

Menurut Kasmir (2009:07), “laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu

periode tertentu.”

Menurut Munawir (2004:02) mendefinisikan laporan keuangan

sebagai berikut: “Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses

akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data

keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

(3)

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berupa

data keuangan dan aktivitas dari suatu perusahaan yang bertujuan untuk

memberi gambaran mengenai kondisi keuangan, hasil usaha, serta kinerja

perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

2.1.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Secara umum, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan

informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada

periode tertentu. Laporan keuangan mampu memberikan informasi

keuangan kepada pihak dalam maupun luar perusahaan yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan.

Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

yang dikutip oleh Sawir (2005:2) adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan pada suatu perusahaan sehingga memberi

manfaat bagi sejumlah besar pemakai (stakeholders) dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh

sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan

pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang akan dilakukan

manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

(4)

Dalam rangka mancapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:

a. Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan,

baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.

b. Kewajiban merupakan utang kepada pihak lain yang timbul karena

memperoleh pinjaman (kredit) atau karena pembelian suatu barang atau

jasa yang pembayarannya dilakukan secara angsuran.

c. Ekuitas merupakan hak yang dimiliki oleh perusahaan.

d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian.

Pendapatan merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa yang

dibebankan kepada langganan atau yang menerima jasa.

Beban merupakan semua biaya yang telah dikenakan dan dapat

dikurangkan pada penghasilan.

Keuntungan dan kerugian adalah naik dan turunnya nilai ekuitas dari

transaksi yang sifatnya insidental dan bukan kegiatan utama entitas dan

dari transaksi kegiatan lainnya yang mempengaruhi entitas selama satu

periode tertentu.

e. Arus kas merupakan aliran penerimaan dan pengeluaran kas atau setara

kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

Dengan memperoleh laporan keuangan, suatu perusahaan akan

dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Laporan

keuangan tidak hanya untuk dibaca tetapi juga untuk dimengerti dan

(5)

2.1.1.3. Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan

utamanya adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan

serta memberikan informasi kepada berbagai pihak yang sangat

berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini berarti, pembuatan dan

penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan

berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern perusahaan. Pihak yang

paling berkepentingan adalah pemilik usaha dan manajemen. Yang

dimaksud dengan pihak luar adalah pihak yang mempunyai hubungan baik

langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Masing-masing

pihak memiliki kepentingan tersendiri tergantung dari sudut pandang.

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan terdiri

dari (Kasmir, 2009:18) :

a. Pemilik atau Pemegang Saham

Pemilik adalah pihak yang memiliki usaha. Hal ini tercermin dari

kepemilikian saham yang dimilikinya. Pemilik atau pemegang saham

berkepentingan untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan, untuk

mengetahui perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu

periode serta menilai kinerja manajemen atas target yang telah

ditetapkan.

b. Manajemen

Bagi pihak manajemen, laporan keuangan yang dibuat merupakan

(6)

keuangan bagi manajemen adalah alat untuk menilai dan mengevaluasi

kinerja dalam pencapaian target dan tujuan yang telah ditetapkan dalam

suatu periode serta untuk melihat kemampuan manajemen

mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

c. Kreditor

Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan, seperti

bank atau lembaga keuangan lainnya. Bagi perusahaan yang telah

mendapat pinjaman, laporan keuangan dapat menyajikan informasi

tentang penggunaan dana yang diberikan serta kondisi keuangan seperti

likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan. Bagi perusahaan

calon debitur, laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi untuk

menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan

diberikan.

d. Pemerintah

Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah untuk

menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan

perusahaan yang sesungguhnya dan untuk mengetahui kewajiban

perusahaan terhadap negara termasuk jumlah pajak yang harus dibayar

kepada negara.

e. Investor

Investor adalah pihak yang akan menanamkan dana di suatu

perusahaan. Dengan laporan keuangan, investor dapat melihat prospek

(7)

nilai saham ke depan. Dengan begitu, investor dapat mengambil

keputusan untuk membeli saham atau tidak.

2.1.1.4. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa

jenis tergantung dari maksud dan tujuan pembuataan laporan keuangan.

Dalam prakteknya, perusahaan diharuskan untuk menyusun beberapa jenis

laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan,

terutama untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak

lain. Laporan keuangan utama menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(2007:07:13) terdiri dari:

a. Neraca

Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi

keuangan (harta, utang, dan modal) perusahaan dalam suatu tanggal

tertentu.

b. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba-rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk

mendapatkan hasil dan laba (rugi) perusahaan selama satu periode

tertentu.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi jumlah

dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini akan dibuat

(8)

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan

digunakan oleh perusahaan melalui tiga tipe aktivitas yaitu operasi,

investasi, dan pendanaan.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan

informasi apabila terdapat laporan keuangan yang memerlukan

penjelasan tertentu.

2.1.2. Pengertian Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba

merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

di laporan keuangan, tepatnya laba rugi. Wild, Subramanyam, dan Halsey

(2005:25) mendefénisikan laba sebagai berikut:

“Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat.”

Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue),

beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defénisi dari

elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial

Accounting Standard Board dalam Stice, Stice, dan Skousen (2004:230).

1. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari

aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi

(9)

pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar

atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

2. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari

aktiva atau timbulnya kewajiban atau kombinasi keduanya dari

penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau

pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau

usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

3. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas yaitu aktiva

bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali

dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi

lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal

dari pendapatan atau investasi pemilik.

4. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas atau aktiva bersih

dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari

suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya

yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari

pendapatan atau investasi pemilik.

2.1.2.1. Istilah Laba yang Digunakan

1. Laba kotor

Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:120) laba

kotor merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”.

Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapatmenutupi beban

(10)

penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan.

2. Laba operasi

Menurut Stice, dan Skousen (2004:243) “laba operasi mengukur

kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah

perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba

operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan

melakukan aktivitas operasinya.

3. Laba sebelum pajak

Laba sebelum pajak menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey

(2005:25) merupakan “laba dari operasi berjalan sebelum cadangan

untuk pajak penghasilan”.

4. Laba bersih

Laba bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25)

merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah

bunga dan pajak”.

2.1.2.2. Perubahan Laba

Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal.

Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya

peningkatan laba yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan

penurunan laba dapat dilihat dari perubahan laba. Perubahan laba adalah

peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan

(11)

Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor didasarkan

oleh kinerja keuangan perusahaan, dapat dilihat dari tingkat perubahan laba

dari tahun ke tahun. Para investor dalam menilai perusahaan tidak hanya

melihat laba dalam satu periode melainkan terus memantau perubahan laba

dari tahun ketahun. Indikator perubahan laba yang digunakan dalam

penelitian ini adalah laba sebelum pajak. Penggunaan laba sebelum pajak

sebagai indikator perubahan laba dimaksudkan untuk menghindari

pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis.

Perubahan laba dapat diterjemahkan dengan rumus:

𝛥𝑌

𝑖𝑡

=

𝑌𝑖𝑡−𝑌𝑖𝑡−1 𝑌𝑖𝑡−1

𝛥𝑌𝑖𝑡 = Perubahaan laba

𝒀𝒊𝒕 = Laba perusahaan tertentu pada periode tertentu

𝒀𝒊𝒕−𝟏= Laba perusahaan tertentu pada periode sebelumnya

2.1.3. Rasio Keuangan

2.1.3.1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering digunakan

dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan

berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi

keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan.

Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis

(12)

prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Rasio dapat

memberikan indikasi apakah perusahaan masih memiliki kas yang cukup

untuk memenuhi kewajiban financialnya, besarnya piutang yang cukup

rasional, efisiensi manajemen, persediaan, perencanaan pengeluaran

investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan

memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai.

Menurut Kasmir:2009:104, mendefinisikan rasio keuangan adalah

sebagai berikut :

“Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya dalam satu periode maupun beberapa periode.”

Menurut Harahap (2006:297), rasio keuangan adalah angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos

lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

Menurut Brigham dan Houston (2006:94), rasio keungan dirancang

untuk membantu dalam mengevaluasi suatu laporan keungan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

rasio keuangan adalah indeks yang mempunyai hubungan relevan dan

signifikan antara dua angka dalam pos-pos laporan kuangan dengan

membandingkan angka-angka tersebut dalam satu periode atau beberapa

(13)

2.1.3.2. Jenis Rasio Keuangan

Rasio-rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan

analisis keuangan sangat banyak jenisnya. Menurut sumber datanya Van

Horne (2005:234) : Angka rasio dapat dibedakan atas:

1. Rasio – rasio neraca (Balance Sheet Rat), yaitu rasio – rasio yang

disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid

test ratio, current asset to total asset ratio, current liabilities to total

asset ratio dan lain sebagainya.

2. Rasio – rasio Laporan Laba Rugi (Income Statement Ratio), adalah data

yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya

gross profit, net margin, operating margin, operating ratio dan

sebagainya.

3. Rasio – rasio antar Laporan Keuangan (Intern Statement Ratio), adalah

rasio – rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data

lainya berasal dari income statement, misalnya asset turnover, Inventory

turnover, receivable turnover, dan lain sebagainya.

Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang

sering dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas (Leverage),

dan Rasio Rentabilitas.

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa

(14)

”Sistem Pembelanjaan yang baik Current Ratio harus berada pada batas

200% dan Quick Ratio berada pada 100%”. Adapun yang tergabung dalam

rasio ini adalah :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar atau current ratio (CR) merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan. Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk untuk

mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat

digunakan sebagai berikut:

Current Ratio = AktivaLancar HutangLancar

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat

dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.

Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, kondisi perusahaan

belum dapat dikatakan baik, hal ini dapat terjadi karena tidak adanya

penggunaan kas dengan sebaik mungkin.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

(15)

Rumus untuk mencari rasio lancar atau Quick Ratio dapat

digunakan sebagai berikut:

Quick Ratio = AktivaLancar−Persediaan HutangLancar

c. Rasio Lambat (Cash Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas

yang tersedia dan yang disimpan di Bank.

Rumus untuk mencari rasio lancar atau Cash Ratio dapat

digunakan sebagai berikut:

Cash Ratio = 𝐶𝑎𝑠ℎ+SuratBerharga HutangLancar

d. Perputaran Piutang (Turn Over Receivable)

Rasio perputaran piutang memberikan analisa mengenai beberapa

kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari

bentuk piutang ke bentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk

piutang lagi.

Rumus untuk mencari perputaran piutang atau Turn Over

Receivable dapat digunakan sebagai berikut:

(16)

e. Lama Penagihan Rata-rata (Average Collection Period)

Rasio ini biasanya dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai

tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk piutang jangka pendek.

Rumus untuk mencari lama penagihan rata-rata atau Average

Collection Period dapat digunakan sebagai berikut:

PiutangUsaha

PenjualanKredit

x365 hari

= average collection period

atau

365hari

PerputaranPiutang = average collection period

f. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Turnover ini menunjukkan beberapa kali jumlah persediaan barang

dagangan diganti atau dijual dalam satu tahun. Perputaran yang tinggi

menunjukkan tingkat persediaan yang ada cukup baik.

Rumus untuk mencari lama perputaran persediaan atau Inventory

Turnover dapat digunakan sebagai berikut:

Inventory Turnover = HargaPokokPenjualan

PersediaanBarangDaganganRata−rata

2. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan

dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari

kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur

(17)

menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank).

Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah:

a. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Merupakan perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam

pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri,

perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.

Rumus untuk mencari rasio hutang terhadap ekuitas atau Total

Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Total Debt to Equity Ratio = TotalHutang EkuitasPemegangSaham

b. Rasio Hutang terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Asset Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang

jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini

menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai

oleh hutang.

Rumus untuk mencari rasio hutang terhadap total aktiva atau Total

Debt to Total Asset Ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Total Debt to Total Asset Ratio = TotalHutang TotalAktiva

c. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (Ratio of Owner’s Equity to

Total Assets)

Rasio ini menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan

tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor.Rasio ini disebut juga

(18)

dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir sesuai dengan

yang dilaporkan dalam neraca.

Rumus untuk mencari rasio modal sendiri terhadap total aktiva atau

Ratio of Owner’s Equity to Total Assets dapat digunakan sebagai

berikut:

𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑜𝑓𝑂𝑤𝑛𝑒𝑟𝑠𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑡𝑜𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =Modal Sendiri Total Aktiva

d. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Ratio of Owner’s Equity to

Fixed Assets)

Jika rasio ini lebih dari 100 % berarti modal sendiri melebihi total

aktiva tetap dan menunjukan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh

pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh

pemilik perusahaan. Sebaliknya jika rasio dibawah 100% berarti

sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka

pendek/jangka panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya dibiayai

dengan modal pinjaman.

Rumus untuk mencari rasio modal sendiri dengan aktiva tetap atau

Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets dapat digunakan sebagai

berikut:

𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑜𝑓𝑂𝑤𝑛𝑒𝑟’𝑠𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑡𝑜𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = Modal Sendiri Aktiva Tetap

e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang

Rasio ini mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor

jangka panjang. Disamping itu juga menunjukkan kemampuan

(19)

tetap. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor

jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar

kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman.

Rumus untuk mencari rasio aktiva tetap dengan hutang jangka

panjang dapat digunakan sebagai berikut:

Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang = TotalAktivaTetap

TotalHutangJangkaPanjang

f. Nilai Buku Saham

Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang

akan dibayarkan kepada setiap lembar saham apabila perusahaan pada

saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat

direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya.

Dalam penghitungannya nilai buku saham jika ada saham yang sudah

dipesan (subscribed) walaupun saham tersebut belum diserahkan

kepada pemesan, maka jumlah tersebut harus ditambahkan pada jumlah

modal yang sudah beredar. Sebaliknya bila ada saham yang dibeli

kembali oleh perusahaan (treasury stock) maka harus dikurangkan

terhadap jumlah modal saham yang beredar.

Rumus untuk mencari nilai buku per lebar saham dapat digunakan

sebagai berikut:

Nilai buku per lembar saham = ModalSaham

JumlahLembarSaham

3. Rasio Rentabilitas

Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang

(20)

laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan

perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba

tersebut.

Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Rentabilitas adalah:

a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan

Harga Pokok Penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini

menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

Rumus untuk mencari margin laba kotor atau Gross Profit Margin

dapat digunakan sebagai berikut:

Gross Profit Margin = LabaKotor PenjualanBersih

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.

Rumus untuk mencari margin laba bersih atau Net Profit Margin

dapat digunakan sebagai berikut:

Net Profit Margin = LabaSetelahPajak PenjualanBersih

c. Earning Power of Total Investment

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari

modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk

(21)

Rumus untuk mencari Earning Power of Total Investment dapat

digunakan sebagai berikut:

Earning Power of Total Investment = LabaSebelumPajak TotalAktiva

d. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari

modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang

saham, baik saham biasa maupun saham preferen.

Rumus untuk mencari Return on Equity atau pengembalian atas

ekuitasdapat digunakan sebagai berikut:

Return on Equity = LabaSetelahPajak EkuitasPemegangSaham

e. Ratio Operating Income with Operating Assets (Rasio Laba Usaha

dengan Aktiva Usaha)

Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan

menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari

kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang

digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets).

Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali

investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan

dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau

(22)

Rumus untuk mencari Ratio Operating Income with Operating

Assets atau rasio laba usaha dengan aktiva usaha dapat digunakan

sebagai berikut:

𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒𝑤𝑖𝑡ℎ𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡= Laba Usaha Aktiva Usaha

Rasio ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa

mengingat dari mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi

perusahaan dalam melaksanakan operasi sehari-hari.

Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan adalah memperoleh

laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang

maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat mensejahterakan

pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan

investasi baru. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan,

digunakan rasio profitabilitas.

Menurut Kasmir (2009:196), mengartikan rasio profitabilitas

sebagai berikut:

“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini dapat juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Inti dari penggunaan rasio ini adalah untuk menunjukkan efisiensi perusahaan”.

2.1.4. Pengaruh Rasio Rentabilitas terhadap Perubahan Laba

2.1.4.1. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Perubahan Laba

Gross Profit Margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan

(23)

operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok

penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula

sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik

operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

Temuan ini berbeda dengan temuan Juliana dan Sulardi (2003) yang

menyatakan Gross Profit Margin mempunyai pengaruh positif terhadap

perubahan laba, dan temuan dalam penelitian Hanafi (2004) yang

menyebutkan bahwa gross profit margin yang tinggi menunjukkan

kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi.

2.1.4.2. Pengaruh Net Profit Marginterhadap Perubahan Laba

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

bersih. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah

perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting

bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga

penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk

mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998),

semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut

dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.

Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin

produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk

menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan

(24)

Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba

bersih dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam

menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin

tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah

menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Para investor pasar modal perlu

mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan

mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu

profitable atau tidak (Sulistyanto).

2.1.4.3. Pengaruh Earning Power of Total Investment terhadap Perubahan Laba

Earning Power of Total Investment merupakan perbandingan laba

sebelum pajak terhadap total asset. Jadi Earning Power of Total Investment

mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk

menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain

Earning Power of Total Investment juga menunjukkan kemampuan total

asset dalam menghasilkan laba.

Earning Power of Total Investment mengukur efektifitas perusahaan

dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas

ekonomi perusahaan. Earning Power of Total Investment dapat ditentukan

dengan mengalikan operating profit margin dengan asset turnover.

Rendahnya Earning Power of Total Investment tergantung dari (Sawir,

(25)

Asset Turnover

Operating Profit Margin

2.1.4.4. Pengaruh Return on Equity terhadap Perubahan Laba

Return on Equity adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh

perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan.

Dalam pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil

tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke perusahaan

tersebut.

Return On Equity signifikan dan bertanda negatif, berarti kenaikan

Return On Equity akan mempengaruhi penurunan laba. Hasil penelitian ini

sejalan dengan temuan Herawati (2004). Hal ini disebabkan karena

tambahan modal dibiayai dengan modal asing, namun karena rate of return

tambahan modal lebih kecil dari biaya modal maka mengakibatkan

penurunan laba. Hal ini sesuai dengan teori (Riyanto, 2001) yang

menyebutkan bahwa penggunaan modal asing dibenarkan apabila rate of

return modal asing lebih besar daripada biaya modalnya atau bunganya

(Suprihatmi:2006).

1.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai rasio keuangan telah banyak dilakukan di Indonesia.

Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini

(26)

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun)

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Raden bahwa secara parsial variabel yang mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap perubahan laba adalah ROA, ROE, NPM, OPM, dan GPM. Sedangkan yang mempunyai pengaruh tidak signifikan positif terhadap perubahan laba adalah TATO, dan yang mempunyai pengaruh tidak signifikan negatif terhadap perubahan laba adalah DER dan DR. bahwa secara serempak variabel independen tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Sementara secara parsial hanya variabel BOPO (Biaya

Operasi/Pendapatan Operasi)yang berpengaruh signifikan dan negatif terhadap perubahan laba.

3 Eka Khairunnisa Zul (2009)

Variabel Independen:

CR, QATA, TDTCA, DER, CGSI, CGSNS, NSQA, PBTSE, WCNS, WCTA, GPNS, INS, OPPBT, IWC, dan ROA.

Variabel Dependen: Perubahan Laba

Hasil penelitian menunjukkan secara parsial hanya rasio keuanganCurrent Ratio, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Profit Before Taxes to Shareholdersí Equity, Working Capital to Net Sales, Working Capital to Total Assets, Gross Profit to Net Sales, Inventories to Working Capital dan Return On Assets yang berpengaruh terhadap perubahan

Perubahan NPM, LDR, NPL, BOPO

Variabel Dependen: Perubahan Laba

Hasil penelitian menunjukkan secara parsial variabel NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba

(27)

5 Eko Bastian bahwa secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara CR, DR, TATO, dan GPM terhadap perubahan laba.

Secara parsial hanya variabel DR yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan laba sedangkan variabel lainnya CR, TATO dan ROE tidak

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rasio keuangan CR, DER, TATO , ITO dan GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba baik secara parsial maupun secara simultan.

Raden Supriyanto (2012) melakukan penelitian tentang evaluasi pengaruh

rasio-rasio keuangan terhadap perubahan laba pada bank umum konvensional di

Indonesia. Variabel bebas (independent) yang digunakan berjumlah 8 rasio

keuangan. Sampel dari penelitian ini adalah 50 perusahaan bank umum

konvensioal, yang terdiri dari 4 bank perusahaan bank persero, dan 46 Bank

Umum Swasta Nasional (BUSN) yang terdaftar di BEJ selama periode

2002-2010. Tehnik analisis data yang digunakan adalah Granger Causality Test untuk

melihat adanya hubungan sebab akibat (kausalitas) dan arah kausalitas diantara

variabel-variabel yang digunakan dalam analisis. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa secara parsial variabel yang mempunyai pengaruh signifikan positif

terhadap perubahan laba adalah ROA, ROE, NPM, OPM, dan GPM. Sedangkan

yang mempunyai pengaruh tidak signifikan positif terhadap perubahan laba

adalah TATO, dan yang mempunyai pengaruh tidak signifikan negatif terhadap

(28)

Muhamad Sarifudin (2005) melakukan penelitian tentang analisis

pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap perubahan laba. Sampel diambil dari

industri perbankan yang terdaftar di BEJ. Variabel bebas (independent) yang

digunakan berjumlah 7 rasio keuangan. Sampel dari penelitian ini adalah 24

perusahaan perbankan selama kurun waktu 2000-2002. Teknik analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda dan uji statistik menggunakan t-statistik

untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian

pengaruh secara bersama-sama dengan level of significance 5%. Hasil dari

penelitian ini adalah CAR, OPM, NPM, BOPO, NIM, Debt Ratio dan LDR secara

simultan tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Sementara secara parsial

hanya variabel BOPO (Biaya Operasi/Pendapatan Operasi) yang berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap perubahan laba.

Eka Khairunnisa Zul (2009) yang meneliti mengenai pengaruh rasio

keuangan terhadap perubahan laba. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam

penelitian ini ditemukan bahwa sembilan rasio keuangan yang terbukti signifikan

memiliki pengaruh terhadap perubahan laba di masa yang akan datang. Total Debt

to Total Capital Assets Ratio, Working Capital to Net Sales, Current Ratio,

Return on Assets, Gross Profit to Net Sales, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh

terhadap perubahan laba di masa satu tahun yang akan datang. Working Capital to

Total Assets, Return On Assets, Total Debt to Total Capital Assets Ratio,

Inventories to Working Capital, Profit Before Taxes to Shareholders Equity dan

Current Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di masa dua tahun yang akan

(29)

BEI yang menerbitkan laporan keuangan untuk tahun 2005-2007. Sampel yang

digunakan sebanyak 86 perusahaan manufaktur. Penelitian menggunakan analisis

regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis). Variabel independen yang

diuji dalam penelitian ini berjumlah 15.

Hestina Wahyu Dewanti (2009) melakukan penelitian tentang analisis

pengaruh perubahan NPM, LDR, NPL DAN BOPO terhadap perubahan laba pada

bank devisa dan bank non devisa. Sampel yang terdiri dari 24 bank devisa dan 31

bank non devisa pada tahun 2004-2007. Hasil penelitian menunjukkan secara

parsial variabel perubahan NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap

perubahan laba sedangkan variabel lainnya perubahan LDR dan NPL tidak

berpengaruh terhadap perubahan laba.

Eko Bastian Damanik (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh rasio

keuangan terhadap perubahan laba. Sampel diambil dari perusahaan manufaktur

sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.Variabel independen yang

digunakan berjumlah 5 rasio keuangan. Sampel dari penelitian ini adalah 33

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi selama kurun waktu

2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, hasil penelitian

ini menunjukkan adanya pengaruh antara CR, DR, TATO, dan GPM terhadap

perubahan laba. Secara parsial hanya variabel DR yang mempunyai pengaruh

signifikan terhadap perubahan laba sedangkan variabel lainnya CR, TATO dan

ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba.

Roselina Pakpahan (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh rasio

(30)

H1

H2

H3

H4

di BEI. Jumlah perusahaan yang digunakan sebanyak 13 perusahaan dalam kurun

waktu 2006-2009.Variabel independen yang digunakan berjumlah 5 rasio

keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan CR, DER, TATO,

ITO dan GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba baik secara

parsial maupun secara simultan.

1.3. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio

keuanganyang terdiri dari Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning

Power of Total Investment, dan Return on Equity. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah perubahan laba. Berdasarkan latar belakang masalah,

landasan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka

konseptual penelitian pada Gambar 2.1.

(31)

1.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah

diuraikan pada bagian terdahulu maka hipotesis yang dikemukakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Adanya hubungan kausalitas antara Gross Profit Margin dengan perubahan

laba dan Gross Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap

perubahan laba.

H2: Adanya hubungan kausalitas antara Net Profit Margin dengan perubahan

laba dan Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap

perubahan laba.

H3: Adanya hubungan kausalitas antara Earning Power of Total Investment

dengan perubahan laba dan Earning Power of Total Investment berpengaruh

positif dan signifikan terhadap perubahan laba.

H4: Adanya hubungan kausalitas antara Return on Equity dengan perubahan

laba dan Return on Equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap

perubahan laba.

H5: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning Power of Total Investment,

dan Return on Equity secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap

Gambar

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Pada jaringan perpipaan pengukuran pengukuran debit biasa dilakukan dengan mengukur kecepatan aliran ditinjau dari elevasi yang ada, jika jenis aliran karena slope atau

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati terhadap kepuasan nasabah KSP KOPDIT Marsudi Mulyo

Apabila sesuatu idea projek multimedia di perolehi, pengurus produksi sepatutnya sudah dapat menyampaikan konsep idea tersebut kepada pelanggan dalam bentuk yang boleh

Di Perkotaan, variabel, yang berhubungan bermakna dengan status gizi akut pada anak balita adalah status ekonomi, pendidikan, tinggi badan orang tua, pemanfaatan pelayanan

› Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada perkiraan beban tanggung jawab , dari yang paling besar ke yang paling kecil. › Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada

Para Pemegang Saham atau Kuasanya yang sah pada saat Registrasi telah diberikan Kartu Suara sesuai dengan jumlah Agenda Rapat untuk dipergunakan dalam Pemungutan

serta tidak membebani anak. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan hafalan anak-anak usia 16-18 tahun jurusan ilmu-ilmu keagamaan dan

Penelitian ini akan menghasilkan blueprint arsitektur bisnis dan blueprint arsitektur aplikasi yang digunakan sebagai usulan untuk perancangan dan pengembangan arsitektur