• Tidak ada hasil yang ditemukan

nama asal karakteristik dan proses bahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "nama asal karakteristik dan proses bahan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA, ASAL, KARAKTERISTK, DAN PROSES PENGOLAHAN BAHAN BAKU PAKAN TERNAK

Pada upaya pengembangan produk pertanian diperlukan informasi tentang nama, asal, karakteristik bahan baku, meliputi sifat fisik dan kimia. Berdasarkan karakteristik bahan baku dapat disusun kriteria mutu dari produk yang akan dihasilkan maupun teknik dan proses pembuatannya.

A. Sumber energi

Bahan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan pakan yang kandungan serat kasar kurang dari 18% dan mengandung protein 20% atau lebih.

1. Jagung

 Nama : Zea mays

 Asal bahan : pertanian (nabati)  Karakteristik

sifat fisik : biji jagung yang telah matang terdiri atas empat bagian utama, yaitu perikarp, lembaga, endosperm, dan tip kap. Perikarp merupakan lapisan pembungkus biji yang berubah cepat selama proses pembentukan biji. Lembaga merupakan bagian yang cukup besar. Pada biji jagung tipe gigi kuda, lembaga meliputi 11,5% dari bobot keseluruhan biji. Lembaga ini sendiri sebenarnya tersusun atas dua bagian yaitu skutelum dan poros embrio (embryonic axis). Endosperm merupakan bagian terbesar dari biji jagung, yaitu sekitar 85%, hampir seluruhnya terdiri atas karbohidrat dari bagian yang lunak (floury endosperm) dan bagian yang keras (horny endosperm). Lembaga terdiri atas plumula, radikel, dan skutelum, yaitu sekitar 10% dan perikarp 5%. Perikarp merupakan lapisan luar biji yang dilapisi oleh testa dan lapisan aleuron. Lapisan aleuron mengandung 10% protein. Setiap tip cap adalah bagian yang menghubungkan biji dengan janggel. Lapisan aleuron, perikarp, dan lembaga mengandung protein dengan kadar yang berbeda. Lembaga juga mengandung lemak dan mineral.

sifat kimia : biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada

endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah: kalori : 355 kalori, protein : 9,2 gr, lemak : 3,9 gr,

karbohidrat : 73,7 gr, kalsium : 10 mg, fosfor : 256 mg, ferrum : 2,4 mg, vitamin A : 510 SI, vitamin B1 : 0,38 mg, air : 12 gr.

 Proses Pengolahan

(2)

kering, awet, dan tahan disimpan lama, antara lain adalah beras jagung, tepung, dan pati. Jagung pipilan kering dapat diolah menjadi bahan setengah jadi (beras dan tepung). Pembuatan beras jagung dengan

menggunakan alat proses disajikan pada Gambar 1. Beras jagung dapat ditanak seperti

layaknya beras biasa. Tepung jagung dapat diolah menjadi berbagai makanan atau mensubstitusi terigu pada proporsi tertentu, sesuai dengan bentuk produk olahan yang

diinginkan. Kandungan nutrisi biji jagung mengalami penurunan setelah diolah menjadi bahan setengah jadi. Tepung jagung terbuat dari biji jagung yang sudah dihaluskan dengan tepung penghalus jagung. Tepung jagung ini mempunyai tekstur yang halus (bubuk) dan berwarna kuning cream. Bau dari tepung jagung ini manis. Tepung ini berfungsi sebagai penghasil energi dan mempunyai kandungan lisin dan protein yang lebih tinggi daripada gandum. Tepung jagung ini merupakan bahan baku untuk pembuatan pakan ternak. Pada proses pembuatan beras jagung terdapat hasil sampingan berupa bekatul yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

2. Dedak padi

 Nama : Oryza sativa, biasa disebut dedak (bran), PK 2, Sparator (bekatul)  Asal bahan : pertanian (nabati)

 Karakteristik

(3)

sifat kimia : berdasarkan mutu dedak padi, dapat dibagi dalam tiga kelas yaitu dedak kasar, dedak lunteh (halus) dan bekatul. Kandungan nutrisi dedak adalah PK 12%, lemak 13%, serat kasar 12%, abu 10,1%, 41,9% BETN. Dedak kasar ini sebenarnya terdiri atas pecahan-pecahan kulit gabah yang masih tercampur dengan sedikit bahan yang berasal dari berasnya sendiridan berwarna kuning cerah. Dedak kasar yang sungguh-sungguh kering mengandung rata-rata 10,6% air; 4,1% protein; 32,4% BETN; 35,3% serat kasar; 1,6% lemak; 16% abu, kadar protein dapat dicerna 2,8% dan

martabat patinya 19%.

 Proses Pengolahan: Padi harus segera dikeringkan untuk menghindari pertumbuhan kapang yang dapat menyebabkan warna kuning.

Pengeringan dapat dilakukan dengan memakai sinar matahari (penjemuran dengan menggunakan tikar, tampah, lamporan), pengering buatan dan pengering surya. Cara penggabahan antara lain diinjak-injak, dipukulkan, ditumbuk,

menggunakan pedal thresner dan mesin perontok. Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar kariopsis dari biji padi agar diperoleh beras yang dapat dikonsumsi. Terdapat berbagai jenis teknologi/alat yaitu penumbukan

(lesung/kincir air), penggilingan tipe Engelberg, Rice Milling Unit (RMU) dan penggilingan padi besar.

Perontokan padi : Alat yang digunakan adalah

rontogan; bahannya gabah, padi gedengan, “hencak”; sehingga dihasilkan gabah kotor (kotoran: potpngan merang, kerikil, bubuk jenteng, pasir, paku/logam, dan lain- lain).

Pembersihan gabah kotor : Alat yang digunakan adalah ayakan goyang (paddy cleaner/ hongkwl gabah), saringan kasar (batu, kerkil, paku, dan lain-lain), saringan halus (pasir) serta penarik logam;

bahannya gabah kotor; sehingga dihasilkan gabah bersih.

(4)

Pemisahan pesak : Alat yang digunakan adalah husk separator (hongkwl pesak), saringan pesak, dan saringan lolosan; bahannya beras pecah kulit, sekam, lolosan; sehingga dihasilkan beras pecah kulit bersih, dan gabah. Pemisahan gabah (paddy separation) : Alat yang digunakan adalah paddy separator atau disebut gedongan; prinsipnya adalah perbedaan bobot jenis antara beras pecah kulit dan gabah, serta kehalusan permukaan gabah dan beras pecah kulit. Pada permukaan miring, beras pecah kulit akan cepat turun, sementara gabah terdesak ke atas; dibuat kamar-kamar. Pada proses ini dihasilkn dedak yang akan dijadikan bahan baku pembuatan pakan unggas.

3. Onggok

 Nama : Manihot esculenta  Asal bahan : pertanian (nabati)  Karakteristik

sifat fisik : onggok berasal dari ubi kayu yang merupakan limbah dari air pati pembuatan tepung tapioka. Onggok mempunyai warna putih tulang, bertekstur seperti tepung dan tidak berbau.

sifat kimia : onggok berperan sebagai sumber energi bagi ternak karena mengandung karbohidrat yang tinggi. nilai gizi yang terkandung pada onggok adalah protein lemak 2,3%,air 20,31%,dan abu 4,4%. Onggok merupakan bahan baku untuk pembuatan pakan ternak terutama pakan unggas.

 Proses Pengolahan: Pemarutan ketela pohon merupakan suatu proses untuk memecahkan dinding sel pada umbi ketela pohon agar butir tepung/pati yang terdapat di dalam ketela pohon tersebut dapat diambil. Setelah proses pemarutan dilakukan, hasil parutan dicampur dengan air kemudian diperas dan disaring. Mekanisme Pemarutan yang umumnya dipakai untuk proses pemarutan ada dua macam. Pertama adalah menggunakan parut berputar. Pada proses pemarutan ini, ketela pohon yang telah dikupas diparut dengan menggunakan silinder

berparut, yang mendesak pada celah dengan jarak tertentu. Silinder berparut diputar dengan menggunakan motor pada kecepatan putar tertentu.

(5)

gigi parut berasal dari bahan itu sendiri yang disayat, sehingga lembaran yang disayat tersebut berbentuk seperti paku-paku tajam.

Setelah proses pemarutan dilakukan, hasil parutan dicampur dengan air kemudian diperas dan disaring. Mekanisme Pemerasan dan Penyaringan proses pengambilan tepung tapioka dari parutan ketela pohon yang sudah dicampur dengan air. Hasil dari proses pemerasan dan penyaringan ini berupa campuran antara air dan tepung tapioka. Campuran ini kemudian diendapkan. proses pemerasan dan penyaringan menggunakan system ayakan atau saringan.

Parutan ketela pohon yang sudah dicampur air diletakkan di atas saringan tersebut,kemudian diperas atau digilas perlahan sehingga campuran tepung tapioka dan air akan jatuh kebawah, terpisah dari ampasnya. Cara

penyaringan kedua menggunakan system screw, yang terdiri dari sebuah screw yang ada dalam silinder (dinding screw). Screw diputar sehingga mendorong parutan ketela pohon yang dicampur air, yang berada diantara screw dan silinder. Parutan ketela pohon yang dicampur air, masuk dari hopper yang ada di salah satu ujung screw,berpindah bersamaan dengan gerakan screw, dan keluar pada ujung lain dari screw (bagian keluaran). Ampas hasil penyaringan tersebut kemudian dijemur atau dikeringkan menggunkan oven hingga membentuk tepung onggok yang akan dikirimkan ke industri pengolahan pakan ternak

4. Molase (tetes tebu)

 Nama :Saccharum. L

 Asal bahan : pertanian (nabati)  Karakteristik

sifat fisik : mollase berasal dari limbah hasil ikutan dari proses penggilingan tebu untuk dijadikan gulaBertekstur solid, berwarna coklat kehitaman dan beraroma manis. Sebagai pengontrol debu pada bahan pakan kering. sifat kimia : kandungan gula dalam tetes mencapai 77%, serta mengandung protein

kasar sebesar 3,5%.

 Proses pengolahan : molase dari tebu dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Molase kelas 1 , kelas 2 dan black strap. Molase kelas 1 didapatkan saat pertama kali jus tebu dikristalisasi. Saat dikristalisasi terdapat sisa jus yang tidak mengristal dan berwarna bening. Maka sisa jus ini langsung diambil sebagai molase kelas 1. Kemudian molase kelas 2 atau biasa disebut dengan ”Dark” diperoleh saat proses kristalisasi kedua. Warnanya agak kecoklatan sehingga sering disebut juga dengan istilah ”Dark”. Dan molase kelas terakhir, Black Strap diperoleh dari kristalisasi terakhir. Warna black strap ini memang

(6)

berguna. Zat-zat tersebut antara lain kalsium, magnesium, potasium, dan besi. Black strap memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi, karena terdiri dari glukosa dan fruktosa. Berbagai vitamin terkandung pula di dalamnya dan digunakan untuk suplemen makanan ternak.

Pengglingan : tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah). Alat penggiling tebu yang digunakan di pabrik gula berupa suatu rangkaian alat yang terdiri dari alat pengerja pendahuluan (Voorbewer keras) yang dirangkaikan dengan alat giling dari logam. Alat pengerja pendahuluan terdiri dari Unigator Mark IV dan Cane knife yang berfungsi sebagai pemotong dan pencacah tebu. Setelah tebu mengalami pencacahan dilakukan pemerahan nira untuk memerah nira digunakan 5 buah gilingan, masing-masing terdiri dari 3 rol dengan ukuran 36”X64” Pemurniaan nira : Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu cara defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di indonesia memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi menghemat biaya produksi, bahkan pemurnian mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Sumber). Proses ini menggunakan tabung defekator, alat pengendap dan saringan Rotary Vacuum Filter dan bahan pemurniannya adalah kapur tohor dan gas sulfit dari hasil pembakaran. Mula-mula nira mentah ditimbang,

dipanaskan, direaksikan dengan susu kapur dalam defekator, kemudian diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi, dipanaskan dan diendapkan dalam alat pengendap. Nira kotor yang diendapkan kemudian disaring menggunakan Rotery Vaccum Filter. Dari proses ini dihasilkan nira jernih dan endapan padat berupa blotong. Nira jernih yang dihasilkan kemudian dikirim kestasiun penguapan. Nira jernih masih banyak mengandung uap air. Untuk menghilangkan kadar air dilakukan penguapan (evaporasi). Dipabrik gula penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator dengan sistem multiple effect yang disusun secara

(7)

Dalam bejana Nomor 1 nira diuapkan dengan menggunakan bahan pemanas uap bekas secara tidak langsung. Uap bekas ini terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa nira dari tombol uap. Dari sini, uap bekas yang mengembun dikeluarkan dengan kondespot. dalam bejana nomor 2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana penguapan nomor 1. Kemudian uap nira yang mengembun dikeluarkan dengan Michaelispot. Di dalam bejana nomor 3, nira yang berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian seterusnya, sampai pada bejana terakhir merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan sekitar 60 brik. Nira kental ini diberi gas SO2 sebagai belancing dan siap dikristalkan. Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke

kondensor sentral dengan perantara pompa vakum.

Kristalisasi : nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan vakum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai produk,dan gula D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali. Pada ketiga proses kristalisasi ini

terbentuklah limbah gula yang disebut molasses. B. Sumber protein

Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang memiliki kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan atau tanaman).

1. Tepung ikan (fish meal)

 Nama :Thunnini (jenis ikan yang biasa dijadikan tepung ikan)  Asal bahan : perikanan (hewani)

 Karakteristik

sifat fisik : tepung mempunyai tekstur yang lembut menggumpal, warna kuning kecoklatan, bau seperti bau pelet ikan.

sifat kimia : bahan kering 93%, air 7 %, abu 17,93%, lemak kasar 6,89%, protein kasar 59,58%, serat kasar 4,48%, ETN 4,12%. Tepung ikan yang

dimanfaatkan sebagai pakan ternak harus distabilkan dengan antioksidan seperti ethoxyquin untuk mencegah minyak menjadi tengik.

(8)

Pemanasan (Cooking) : Ketika ikan dipanaskan, sebagian besar air dan minyak akan hilang. Alat pemanas yang saat ini banyak digunakan berbentuk silinder uap air yang tertutup dimana ikan dipindahkan

menggunakan alat berbentuk sekrup. Beberapa alat pemanas juga dilengkapi dengan fasilitas steam. Alat pemanas dalam industri dapat menampung sekitar 16 sampai 1600 ton bahan baku ikan segar per 24 jam. Jika pemanasan kurang, maka hasil pressing nantinya tidak

memuaskan dan pemanasan yang terlalu

berlebihan dapat menyebabkan ikan terlalu halus untuk dipress. Bahan baku ikan segar tidak dilakukan pengeringan selama tahap proses pemanasan. Pemanasan biasanya dilakukan pada suhu 95oC sampai 100 oC dalam waktu 15 sampai 20 menit. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tepung ikan, menggunakan suhu 95 oC.

Pressing : Pada tahap ini terjadi pemindahan sebagian minyak dan air. Ikan berada dalam tabung yang berlubang, hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan tekanan dengan bantuan sekrup. Campuran air dan minyak yang diperoleh ditekan keluar melalui lubang dan bahan bentuk padat seperti dalam pembuatan kue sebagai hasil akhir dari proses pressing. Selama proses pressing, kadar air menurun dari 70% menjadi 50% dan minyak menurun sekitar 4 %.

(9)

Pengeringan : Meskipun pada prinsipnya caranya sederhana, akan tetapi membutuhkan keterampilan dalam melakukan proses pengeringan yang baik. Jika tepung tidak dikeringkan maka dapat menyebabkan tumbuhnya jamur atau bakteri. Dan jika pengeringan dilakukan secara berlebihan maka akan mengakibatkan nilai nutrisi yang dikandungnya dapat menurun. Ada dua jenis alat pengering, yaitu alat pengering langsung dan alat pengering tidak langsung. Pengeringan langsung menggunakan suhu yang sangat panas, yaitu sampai 500oC. Metode ini membutuhkan waktu yang singkat, tapi akan menyebabkan kerusakan yang lebih tinggi jika prosesnya tidak dilakukan secara hati-hati. Tepung sebaiknya tidak dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi, karena penguapan air yang cepat menyebabkan kondisi ikan mendingin, secara normal produk dipanaskan pada suhu 100oC. Pada umumnya alat pengering berbentuk seperti tabung uap air dengan steam untuk mengeringkan tepung.

Sebagian besar bau tidak sedap pada industri pengolahan berasal dari alat pengering.

Penggilingan dan Pengemasan : Langkah terakhir yang dilakukan dalam pembuatan tepung ikan adalah penggilingan untuk memecahkan gumpalan-gumpalan atau partikel dari tulang dan dilakukan pengemasan tepung ikan untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan di dalam silo. Dari tempat industri pengolahan tepung ikan, tepung ikan yang sudah siap jual kemudian ditransportasikan.

2. Bungkil kedelai (soybean meal)  Nama :Gycine (L) Merr.  Asal bahan : pertanian (nabati)  Karakteristik

sifat fisik : bungkil kedelai merupakan limbah dari pembuatan minyak kedelai berupa butiran kedelai yang sudah diambil minyaknya yang sudah dikeringkan. Bewarna coklat muda, mempunyai tekstur yang kasar dan berbau gurih agak sedikit manis. Bungkil kedelai berperan sebagai sumber protein nabati.

sifat kimia : bungkil kedelai memiliki kandungan zat nutrisi yaitu 4,9% abu, 16,6% lemak kasar, 60% serat kasar, 26,1% BETN dan 32,4% protein kasar.  Proses pengolahan :Mula-mula kedelai disortasi untuk memilih kedelai yang baik, membuang

(10)

Proses pengupasan secara tradisional memiliki beberapa permasalahan seperti kerugian terhadap waktu serta kualitas kupasan yang kurang

maksimal. Perancang mesin pengupas kulit ari biji kacang kedelai disertai mekanisme pemisah antara biji dan kulit arinya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pengupasan. Mesin ini menggunakan sistem gesek dalam proses

pengupasan, dimana pengupasan terjadi akibat adanya gesekan antara dua batu gerinda sebagai bidang gesek dengan biji kedelai. Proses pemisahan biji dengan kulitnya menggunakan media air yang mengalir. Kemudian dikeringkan dengan dijemur atau menggunakan oven dengan suhu 50 – 60OC. Pada umumnya pengeringan kedelai di Indoneseia dilakukan dengan cara menjemur dibawah sinar matahari. Cara ini mempunyai beberapa kelemahan salah satunya yaitu, sangat tergantung pada keadaan cuaca. Salah satu cara untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan menggunakan mesin pengering diantaranya mesin pengering tipe bak. Salah satu keuntungan penggunaan mesin pengering adalah dapat diaturnya kondisi pengeringan sesuai dengan yang dikehendaki. Hasil gilingan kedelai yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk

mendapatkan minyak kedelai dengan melakukan pengolahan lebih lanjut. Dari pembuatan minyak kedelai dihasilkan bungkil kedelai tanpa kulit dengan kadar protein 40 – 50 persen. Bungkil ini dapat dibuat tepung dan digunakan dalam industri sebagai bahan formulasi pakan ternak.

3. Bungkil kelapa sawit (coconut palm)  Nama :Gycine (L) Merr.  Asal bahan : pertanian (nabati)  Karakteristik

sifat fisik : Teksturnya menyerupai serbuk dan berbau apek serta mempunyai warna coklat tua.

sifat kimia : Bunkil kelapa sawit ini berperan sebagai sumber protein nabati.

(11)

enzim lipolitik buah sawit sehingga kadar asam lemak bebasnya lebih stabil. Buah sawit telah siap diperas minyaknya, tetapi terlebih dulu harus dipisahkan dari tandannya.

Buah sawit dan tandanny harus diayak dulu di mesin thresher yang cara kerjanya membanting tandan dari atas ke bawah sehingga buah sawitnya rontok. Kandungan minyak sawit terletak pada bagian buah dan bijinya, Di dalam mesin yang disebut dengan extraction machine buah kelapa sawit di tekan sedemikian rupa sehingga penyet dan memaksa keluar kandungan minyaknya.

4. Tepung bulu, tepung darah dan tepung tulang (feather meal, blood meal, bone meal)  Asal bahan : hewani

 Karakteristik

sifat fisik : tepung bulu memunyai tekstur menyerupai serbuk dan berbau apek serta mempunyai warna coklat tua. Tepung darah merupakan bahan baku pakan yang berasal dari limbah RPH atau tempat penjagalan berupa darah. Teksturnya halus seperti tepung karena melalui proses penggilingan, mempunyai warna merah kecoklat-coklatan dan berbau arus.

sifat kimia : tepung bulu dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani dan kaya akan protein hewani dan asam amino esensial.kandungan proteinya 85%, lemak 2,5% , Ca 0,5%, P 0,32% dan serat kasar 1%. Tepung darah dipakai karena kadar protein kasar yang tinggi dan kaya akan asam amino lisin, tapi tingkat palatable agak kurang, disamping tingkat tercerna yang rendah artinya sebagaian besar terbuang karena sulit dicerna, maka pengguaanya harus dikombinasikan dengan bahan lain dengan tingkat pemakaian 3-5% saja. Kandungan proteinya 85%. Fungsi utama tepung tulang dalam ransum pakan untuk memenuhi kebutuhaan akan Fosfor. Tapi senyawa yang terkandung masih banyak lagi seperti Ca, K, Na, Mg, Mn dst,dengan tingkat pemakaian dalam ransum 1 – 2 %. Tepung tulang Specal Steamed Ca : 29 % dan P : 14 %. Tepung tulang Steamed Ca : 24 % dan P : 12 %  Proses pengolahan: pada pembuatan tepung darah bahan di ambil dari RPH atau tempat

(12)

Tepung bulu merupkan bahan baku pakan berasal dari limbah

pemotongan unggas berupa bulu yang pembuatanya melalui

penyucian, penjemutan, pengovenan dan terakhir penggilingan sehingga menjadi tepung bulu. kondisi bulu ayam yang akan di proses dalam kondisi bersih dan kering kita dapat mulai merebus bulu ayam

menggunakan tekanan 1 - 1,5 atm (atmosfer) dengan durasi waktu 1 - 2 jam . Setelah selesai melakukan perebusan atau presto tiriskan sisa-sisa uap air, tunggu hingga dingin sambil di angin-anginkan. ketika bulu ayam sudah dingin lanjutkan dengan menggiling hingga halus menjadi tepung. Tahap berikutnya adalah menjemur atau mengeringkan tepung bulu dengan suhu 60°C untuk mengurangi kadar air. Cara mengolah bulu ayam dengan proses presto terlebih dahulu, dapat meningkatkan kadar kecernaan serta mempermudah proses penggilingan.

Cara membuat tepung tulang, bersihkan tulang dari darah, lemak dan sisa daging,tanah dan kotoran yang lain. Masukan dalam tabung Digester berupa tangki tertutup berdinding lapis dua, atau pakai alat presto. Setelah bersih tulang di keringkan atau oven selama 3 jam. Setelah kering

masukan dalam mesin Circular Mill atau Hammer Mill atau alat penumbuk lain. Jika masih kurang halus giling dengan mesin penepung lalu ayak agar partikel yang masih besar untuk di buang. Tinggal di kemas untuk di pakai sendiri atau di pasarkan.

5. Ampas kecap (dregs of ketchup)

 Nama : kedelai hitam (Glycine max (L) Merrit)

 Asal bahan : pertanian (nabati)  Karakteristik

sifat fisik : Teksturnya menyerupai serbuk dan berbau apek serta mempunyai warna coklat tua.

sifat kimia : Bunkil kelapa sawit ini berperan sebagai sumber protein nabati.

(13)

kedelai, pisahkan biji-biji kedelai menggunakan tangan. Jemur sampai agak kering. Rendam dalam larutan garam selama 3 sampai 4 minggu didalam suhu ruang. Maksimal proses penggaraman selama 2 bulan. Tuang air bersih, kemudian masak hingga terlihat mendidih. Lantas angkat dan saring. Tambahkan gula merah serta bumbu pada hasil saringan, kecuali daun jeruk dan daun salam. Giling sampai halus dan merata. Masak hasil gilingan tersebut sambil diaduk-aduk. Ketika sudah mendidih dan buihnya hilang lalu angkat dan dinginkan. Saring larutan menggunakan kain saring, sehingga ampas-ampasnya terangkat. Ampas tersebut dijemur dan menjadi tepung ampas kecap yang siap diolah menjadi bahan pakan ternak.

C. Sumber Vitamin

Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang memiliki kandungan vitamin yang tinggi (berasal dari hewan atau tanaman).

1. Premix vitamin

 Nama : premix A

 Asal bahan : kimiawi  Karakteristik

sifat fisik : memiliki bau yang khas obat karena berasal dari bahan-bahan kimia sehingga memiliki rasa pahit bila dimakan.

sifat kimia : komposisi zat-zat makanan pada premix A adalah sebagai berikut : vitamin A: 10.000.000 IU, vitamin B12 : 4.000 mg, vitamin D : 1.000.000 IU, DL-Metionin : 227.000 mg, vitamin E : 7.000 mg, antioxidant : 125.000 mg, vitamin K3 : 1.000 mg, Mg : 50.000 mg, vitamin B1 : 1.000 mg, Fe: 10.000 mg, vitamin B2 : 6.000 mg, Cu : 2.000 mg, vitamin B6 : 500 mg, Mn : 15.000 mg, Niacin : 10.000 mg, Zn : 10.000 mg,

Panthothenic acid : 500 mg, I : 100 mg, Choline cloriene : 10.000 mg. Penggunaan premix dalam ransum hanya sebesar 0,4%.

 Proses pengolahan : Siapkan wadah untuk menyimpan premix2. Timbang wadah dan premix (macam-macam vitamin dan mineral) yang jumlahnya sedikit

menggunakan timbangan duduk kemudian dikemas. D. Sumber Mineral

Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang memiliki kandungan mineral tinggi.

1. Tepung batu kapur (limestone flour)  Asal bahan : kimiawi

(14)

sifat fisik : memiliki ciri-ciri berwarna putih kapur,tidak berbau dan teksturnya berbentuk tepung. Batu kapur berperan sebagai sumber mineral dan termasuk bahan baku untuk pembuatan pakan ternak.

sifat kimia : Komposisi zat-zat makanan pada premix A adalah sebagai berikut : vitamin A: 10.000.000 IU, vitamin B12 : 4.000 mg, vitamin D : 1.000.000 IU, DL-Metionin : 227.000 mg, vitamin E : 7.000 mg, antioxidant : 125.000 mg, vitamin K3 : 1.000 mg, Mg : 50.000 mg, vitamin B1 : 1.000 mg, Fe: 10.000 mg, vitamin B2 : 6.000 mg, Cu : 2.000 mg, vitamin B6 : 500 mg, Mn : 15.000 mg, Niacin : 10.000 mg, Zn : 10.000 mg,

Panthothenic acid : 500 mg, I : 100 mg, Choline cloriene : 10.000 mg. Penggunaan premix dalam ransum hanya sebesar 0,4%.

 Proses pengolahan : deposit berupa batu gamping yang membentuk bukit biasa dipecah atau ditambang dalam bentuk bongkahan. Bongkahan ini kemudian diolah melalui proses pengecilan ukuran (crushing, grinding dan milling),

sehingga diperoleh produk dalam bentuk tepung dengan ukuran partikel di atas 60 mesh. Setelah dikemas dengan ukuran kemasan 50 kg, tepung ini dijual berupa kapur pertanian (Kaptan), kapur tohor (CaO), pupuk dolomit atau batu kapur (CaCO3).

2. Garam (salt)

 Asal bahan : kimiawi  Karakteristik

sifat fisik : bahan pakan ternak( berupa bahan additif) yang berasal dari air laut yang melalui proses evaporasi dan di keringkan di bawah sinar matahari.

Berwarna putih, berbau amis, dan teksturnya padat. Berperan sebagai sumber mineral bagi ternak

sifat kimia : kandungan mineral yang terdapat dalam garam yaitu yodium, phosphor, cobalt, kalsium, kalium, zinc atau seng, sulfur atau belerang, chlor, magnesium, mangaan, tembaga, natrium / Na, flour.

 Proses pengolahan : tong berisi pasir dan salah satu sudut dilubangi untuk air laut untuk tahap penyulingan. Masukkan air laut perlahan ke dalam tong berisi pasir laut. Kemudian, penyulingan air dari tong berisi pasir laut dikumpulkan ke dalam ember. menuangkan air ke penyulingan ini ke kotak berbentuk panjang dengan kedalaman dari 1 telunjuk agar cepat kering. Kemudian dijemur di bawah terik sinar matahari. Pada proses pengeringan ini, air akan menguap dan tingkat air menjadi rendah karena menguap,

meninggalkan ruang butir - butir garam murni siap panen. 3. Tepung kulit kerang (flour shells)

 Asal bahan : hewani  Karakteristik

(15)

sifat kimia : tepung kulit kerang digunakan sebagai sumber kalsium yang penting untuk unggas pedaging dan unggas yang sedang bertelur dengan kadar kalsium yang cukup besar yaitu 38% dan kandungan nutrien lainya yaitu 1,2% BETN, 46,7% PK, dan 86% BK.

 Proses pengolahan : Cara pembuatan grit tepung kerang pertama-tama kerang dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat, kemudian kerang dipisahkan antara isi dengan cangkangnya agar memudahkan proses selanjutnya Setelah dipisahkan kerang tersebut dikeringkan,

pengeringannya ada dua cara yaitu dikeringkan dengan sinar matahari atau dengan cara dioven. Setelah kering kemudian dihaluskan dengan

mengunakan penggiling dengan syarat sebelum digiling kerang minimal harus hancur atau tidak utuh untuk memudahkan proses selanjutnya atau dengan cara lain ditumbuk atau di mortar sampai halus sehingga menjadi tepung kerang yang halus

E. Zat aditif

Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang ditambahkan kedalam pakan ternak.

1. Temulawak (ginger)

 Nama : Curcuma xanthorrhiza  Asal bahan : nabati

 Karakteristik

sifat fisik : berwarna kuning (orange), bau khas temulawak dan rasa pahit sifat kimia : mengandung zat antinutrisi berupa mimosin

 Proses pengolahan : bersihkan temulawak, lalu kupas hingga kulitnya tak tersisa hancurkan

temulawak dengan dicincang, diulek, atau ditumbuk. Kemudian dijemur untuk dijadikan tepung.

2. Kunyit (turmeric)

 Nama : Zingiberaceae marga curcuma  Asal bahan : nabati

 Karakteristik

sifat fisik : berwarna kuning (orange), bau khas temulawak dan rasa pahit

sifat kimia : nilai nutrisi kunyit per 78 gr adalah kalsium 74 gr, fosfor 78 gr, besi 3,3 mg, kalori 63 Cal, protein 2 gr, karbohidrat 9,1 gr, air 84,9 g

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menurut Tilaar (2004 : 19) “Paradigma pendidikan nasional yang baru harus dapat mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan internal dan global. Paradigma tersebut

Model Student Facilitator and Explaining adalah rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan menjelaskannya dengan didemonstrasikan, kemudian diberikan kesempatan

Oleh karena itu, penelitian yang berjudul Program Nasional Agraria sebagai Bagian Pelayanan Publik dalam Pendaftaran Tanah bertujuan pertama untuk mengetahui dasar

gelar sarjana (S1) pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Wijaya

produk dalam suatu pasar, bagaimana konsumen memandang produk tersebut dan bagaimana mereka membandingkannya dengan produk pesaing. ..  dasar-dasar untuk menyusun

Landasan yuridis adalah persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang akan diatur, sehingga perlu dibentuk RUU BI yang baru. Mungkin peraturan yang

Pada penelitian sebelumnya telah dikembangkan sistem informasi perparkiran secara online dimana aplikasi dan datanya diatur oleh setiap lokasi, sehingga pengelola