commit to user
HUBUNGAN KADAR LDL KOLESTEROL DENGAN MORTALITAS
PASIEN STROKE ISKEMIK FASE AKUT DI RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
SHAUMY SARIBANON
G 0008021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Hubungan Kadar LDL Kolesterol dengan Mortalitas
Pasien Stroke Iskemik Fase Akut di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Shaumy Saribanon, NIM : G0008021, Tahun : 2011
Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada hari , Tanggal 2011
Riza Novierta Pesik, dr., M.Kes
NIP. 19651117 199702 2 001 (...)
Surakarta,...2011
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 21 November 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Shaumy Saribanon, G0008021, 2011. Hubungan Kadar LDL Kolesterol dengan Mortalitas Pasien Stroke Iskemik Fase Akut di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara kadar LDL kolesterol dengan mortalitas pasien stroke iskemik fase akut di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Metode Penelitian: Rancangan penelitian cross sectional. Sampel 30 pasien stroke iskemik fase akut yang dirawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta bulan April-Agustus 2011. Sampel dipilih dengan teknik “simple eandom sampling”. Variabel terikat adalah mortalitas pasien stroke iskemik. Variabel bebas adalah kadar LDL kolesterol. Data dianalisis dengan model analisis regresi logistik ganda.
Hasil Penelitian: Setelah variabel luar dikontrol, hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan pasien stroke iskemik fase akut dengan kadar LDL ≥ 130 mg/dl memiliki risiko kematian 7.5 kali lebih besar dibandingkan dengan kadar LDL <130 mg/dl (OR 7.48, CI 95% 0.78 hingga 72.20) dengan p=0,082.
Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan kuat antara kadar LDL kolesterol dengan mortalitas pasien stroke iskemik fase akut, meskipun hubungan tersebut dalam penelitian secara statistik tidak bermakna.
commit to user
v
ABSTRACT
Shaumy Saribanon, G0008021, 2011. The Relation of LDL Cholesterol Level with Acute Ischemic Stroke Mortality of RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Objectives: This research is aims to know the relation between LDL cholesterol level with acute ischemic stroke mortality at RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Methods: Cross sectional study. Samples were 30 ischemic stroke patients treated in RSUD Dr. Moewardi Surakarta since April to August. The sample was choosen by simple random technique. The dependent variable was mortality of stroke. The independent variable was LDL cholesterol level. Result were analyzed by binary
logistic regression analysis. ……….
Results : After adjusted by sample characteristic and confounding factors, acute ischemic stroke patient with LDL level ≥ 130 mg/dl has 7.5 times greater to have risk of mortality than LDL level <130 mg/dl (OR 7.48, CI 95% 0.78 - 72.20) with p=0,082.
Conclusion: There was strong relation between LDL cholesterol level with acute ischemic stroke mortality, although statistically not significant.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan taufik, hidayah, dan kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Hubungan Kadal LDL Kolesterol dengan Mortalitas Pasien Stroke Iskemik Fase Akut di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Zaenal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi beserta tim skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Diah Kurnia M., dr., Sp. S, selaku Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat.
4. FX. Soetedjo, dr., Sp. S (K), selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat. 5. Risono, dr., Sp. S (K), selaku Penguji Utama yang telah memberikan penulis atas cinta kasihnya yang telah memberikan doa, memfasilitasi dan memotivasi saat penulisan skripsi ini.
8. Titisari Qodriani K. yang telah memberikan banyak kontribusi dalam proses pembuatan skripsi ini.
9. Nursanti Setianadewi, Ramadhan Tiara Timur, Amora Fadila, Siti Zahra Ni’mah, Ayu Winarsih, Kelompok A4 dan teman-teman FK UNS angkatan 2008 yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
10.Tim Skripsi, Perpustakaan FK UNS yang banyak membantu dalam penyelesaian skripsi dan sebagai salah satu tempat mencari referensi 11.Semua pihak lainnya yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.
Surakarta, 21 November 2011
commit to user
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ... 5
A. Tinjauan Pustaka ... 5
1. Stroke ... 5
2. Stroke Iskemik ... 7
3. LDL (Low Density Liporotein)... 11
4. Kadar LDL dan Mortalitas Pasien Stroke Iskemik Fase Akut ... 12
B. Kerangka Pemikiran ... 13
C. Hipotesis ... 13
BAB III. METODE PENELITIAN ... 14
A. Jenis Penelitian... 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
C. Subjek Penelitian ... 14
D. Teknik Sampling ... 15
E. Identifikasi Variabel Penelitian... 16
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 16
G. Alur Penelitian ... 19
H. Instrumen Penelitian ... 19
I. Teknik Analisis Data... 20
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 21
A. Deskripsi Data Sampel ... 21
B. Analisis Data Sampel ... 25
BAB V. PEMBAHASAN ... 28
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 32
A. Simpulan ... 32
B. Saran ... 32
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perbandingan Umur, Kadar LDL, dan Kadar HDL antara
Pasien Tidak Meninggal dan Meninggal ... 21
Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda Pengaruh Kadar LDL
terhadap Mortalitas Pasien Stroke Iskemik Fase Akut ... 26
Tabel 4.3 Besar OR dan Interpretasi tentang Kekuatan Hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 13
Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 19
Gambar 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 22
Gambar 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ... 23
Gambar 4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Kadat HDL ... 24
Gambar 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar LDL ... 25
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari FKUNS
Lampiran 2. Bukti Penelitian
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering
dijumpai dan merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung
iskemik di seluruh dunia (van der Worp dan van Gijn, 2007). Diperkirakan 5,5
juta orang meninggal oleh karena stroke setiap tahun. Dua pertiga dari
kematian ini terjadi di negara-negara dengan sumber daya yang rendah
(WHO, 2004). Di Indonesia, stroke menempati urutan pertama sebagai
penyebab kematian utama pada semua umur dengan prevalensi stroke
mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk (Hasnawati et al., 2009).
Dari Survei ASNA Stroke Collaborative Study di 28 RS seluruh
Indonesia, diperoleh angka kematian sebesar 24,5 % (Misbach dan Ali, 2000).
Sepertiga penderita stroke meninggal saat serangan stroke (fase akut),
sepertiga lagi mengalami stroke berulang dan dari 50 persen yang selamat
akan mengalami kecacatan (Rudiyono, 2004). Beberapa penelitian juga
menyebutkan bahwa risiko kematian tertinggi yang disebabkan oleh stroke
terjadi pada fase akut dan kemudian menurun secara bertahap (Hankey et al.,
commit to user
Berbagai penelitian menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan
kematian dan ketahanan pasien stroke. Pada 30 hari setelah serangan stroke
pertama kali, 83 % kematian disebabkan langsung oleh efek gangguan fungsi
neurologi dan 6,5 % karena penyebab lainnya sedangkan 2,6 % terjadi karena
stroke berulang. Faktor prognosis yang secara signifikan menyebabkan
kematian pasien stroke adalah usia, Indeks Masa Tubuh (IMT) dan tipe stroke.
Hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterolemia, merokok, dan tingkat
keparahan stroke juga merupakan faktor lain yang ikut berperan
mempengaruhi ketahanan hidup pasien stroke (Kiyohara et al., 2003).
Melalui proses aterosklerosis, hiperkolesterolemia merupakan salah satu
faktor risiko mayor stroke yang penting (Junaidi, 2002). Hal ini juga
disebutkan dalam sebuah penelitian bahwa didapatkan hubungan positif antara
jumlah kolesterol dan stroke iskemik (Imamura et al., 2009). Lebih lanjut lagi,
Horenstein et al. (2002) menyebutkan bahwa kolesterol merupakan faktor
risiko terhadap kematian akibat stroke iskemik. Akan tetapi kadar total
kolesterol itu sendiri bukan prediktor yang paling sensitif terhadap mortalitas
stroke karena masih memiliki gabungan sifat antiaterogenik High-density
Lipoprotein (HDL) dan sifat aterogenik Low-density Lipoprotein (LDL). Oleh
karena itu, kedua subfraksi lipoprotein tersebut dianggap sebagai salah satu
faktor risiko yang dapat diperhitungkan.
Penelitian tentang HDL sebelumnya menyebutkan bahwa kadar HDL
yang rendah setelah serangan stroke akan mengakibatkan hambatan pemulihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dengan peran HDL yang memberi efek stabilisasi dan regresi plak, serta
proteksi terhadap oksidasi LDL (Sacco et al., 2001). Sedangkan untuk LDL,
dalam suatu penelitian disebutkan bahwa penurunan Low-Density Lipoprotein
Cholesterol (LDL-C) sebanyak 1 mmol, akan menurunkan angka terjadinya
stroke fatal sebanyak 17 % (Amarenco et al., 2007). Selain itu Thaib (2008)
juga mengemukakan bahwa LDL berpengaruh pada outcome pasien stroke
iskemik akut.
Sejauh ini peneliti belum menemukan data yang pasti mengenai
hubungan kadar LDL kolesterol dengan mortalitas stroke iskemik fase akut.
Oleh karena itu, hal ini menjadi dasar bagi peneliti untuk mengevaluasi
hubungan antara tingkat kolesterol LDL dengan mortalitas pasien stroke
iskemik fase akut di RSUD Dr. Moewardi.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara kadar LDL kolesterol dengan mortalitas
pasien stroke iskemik fase akut di RSUD Dr. Moewardi Surakarta?
C. Tujuan
Menentukan hubungan antara kadar LDL kolesterol dengan mortalitas
commit to user D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
Memberikan informasi mengenai hubungan antara LDL kolesterol
dengan mortalitas pasien stroke iskemik fase akut dan memacu peneliti
lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai mortalitas pasien
stroke.
2. Aspek Aplikatif
Apabila terbukti bahwa terdapat hubungan antara kadar LDL
kolesterol dengan mortalitas stroke, maka dapat dilakukan upaya
pengendalian kadar LDL melalui terapi medikamentosa maupun
modifikasi diet. Dengan demikian, mortalitas akibat stroke dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Stroke
a. Definisi
Definisi stroke menurut WHO Monica Project adalah manifestasi
klinik dari gangguan fungsi cerebral baik fokal maupun menyeluruh
(global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam,
atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab selain
daripada gangguan vaskuler (Harsono, 2005).
b. Faktor Risiko
Faktor risiko untuk terjadinya stroke yang pertama dapat
diklasifikasikan berdasarkan pada kemungkinannya untuk dimodifikasi
(nonmodifiable, modifiable, or potentially modifiable) dan bukti yang
kuat (well documented or less well documented) (Goldstein, 2006).
1) Non modifiable risk factors:
a) Umur
b) Jenis kelamin
c) Berat Badan Lahir Rendah
d) Ras/etnik
commit to user
2) Modifiable risk factors:
a) Well-documented and modifiable risk factors:
(1) Hipertensi
(2) Diabetes Mellitus
(3) Dislipidemia
(4) Terpapar asap rokok
(5) Atrial fibrilation and certain other cardian condition
(6) Stenosis arteri karotis
(7) Sickle cell disease
(8) Terapi hormon post menopause
(9) Poor diet
(10) Physical inactivity
b) Less well-documented and modifiable risk factor
(1) Sindroma metabolik
(2) Alcohol abuse
(3) Penggunaan kontrasepsi oral
(4) Sleep disordered-breathing
(5) Nyeri kepala migren
(6) Hiperhomosisteinemia
(7) Peningkatan lipoprotein (a)
(8) Elevated lipoprotein-associated phospholipase
(9) Hypercoagulability
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Klasifikasi
Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya (Rachma, 2000):
1) Stroke iskemik
a) Transient Ischemic Attack (TIA)
b) Trombosis serebri
c) Emboli serebri
2) Stroke hemoragik
a) Perdarahan intraserebral
b) Perdarahan subarachnoid
2. Stroke Iskemik
a. Definisi
Stroke iskemik didefinisikan secara patofisiologis sebagai
kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat.
Sedangkan secara klinis stroke iskemik didefinisikan sebagai defisit
neurologis fokal yang timbul akut dan berlangsung lebih dari 24 jam
dan tidak disebabkan oleh perdarahan (Lumbantobing, 2001).
Berdasarkan etiologinya stroke iskemik dapat dibedakan
menjadi stroke embolik dan stroke trombotik. Pada stroke trombotik
terdapat oklusi di bagian arteri serebral yang mengalami trombosis.
Pada stroke embolik penyumbatan disebabkan oleh suatu embolus
commit to user
basiler, arcus aorta ascenden, ataupun katup serta endokardium
jantung yang mengalami trombosis (Sidharta, 2000).
b. Klasifikasi
Menurut Rachma (2000) stroke iskemik dapat dijumpai dalam
empat bentuk klinis yaitu :
1) Transient Ischemic Attack(TIA)
Gejala neurologis yang timbul akibat gangguan peredaran darah
otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
2) Reversible Ischemic Neurological Deficit(RIND)
Gejala neurologis yang timbul dalam waktu lebih dari 24 jam tapi
tidak lebih dari satu minggu.
3) Stroke Progresif (Progressif Stroke/Stroke in evaluation)
Gejala neurologis yang makin lama makin memburuk.
4) Stroke Komplit (Completed Stroke & Permanent Stroke)
Gejala neurologis dalam waktu lama dan sudah menetap.
Sedangkan klasifikasi dari subtipe stroke iskemik oleh Adams, et
al. (1993) adalah sebagai berikut:
1) Aterosklerosis arteri besar (emboli/trombosis)
2) Kardioemboli (risiko tinggi/risiko sedang)
3) Oklusi pembuluh darah kecil (lakunar)
4) Stroke akibat dari penyebab lain yang menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a) Ada dua atau lebih penyebab teridentifikasi
b)Tidak ada evaluasi
c) Evaluasi tidak komplit
c. Diagnosis
Diagnosis stroke ditegakkan berdasarkan temuan klinis yang
meliputi pemeriksaan klinis umum dan pemeriksaan klinis khusus
(neurologis). CT Scan tanpa kontras dilakukan untuk melihat lesi
iskemik yang mana tergantung pada ukuran, letak lesi dan onset. Lesi
hipoden yang terlihat pada pemeriksaan CT Scan merupakan gambaran
stroke iskemik, sedangkan lesi hiperden sebagai penanda stroke
perdarahan. Pada sepertiga penderita stroke iskemik CT Scan terlihat
negatif, akan tetapi keadaan negatif tersebut tidak mengurangi makna
CT Scan sebagai alat diagnostik baku emas penderita stroke (Sjahrir,
2003).
d. Prognosis
Seluruh kasus fatal pasien dengan stroke iskemik pertama kali
adalah sekitar 10 % pada 30 hari, 20 % pada 6 bulan dan 25 % pada 1
tahun. Kelompok usia dewasa muda kurang dari 45 tahun memiliki
prognosis yang lebih baik dibanding dengan seluruh kasus fatal, yaitu
2 % pada 30 hari. Seluruh risiko stroke ulang pada dua tahun pertama
setelah menderita stroke iskemik pertama kali, bervariasi pada studi
commit to user
Kematian yang diakibatkan langsung oleh stroke biasanya terjadi
pada minggu-minggu pertama pasca awitan. 35 % kematian terjadi
pada 10 hari pertama masuk rumah sakit (Gusev dan Skvortsova,
2003). Penyebab kematian pada hari pertama dari stroke adalah
disebabkan efek langsung pada kerusakan jaringan otak. Stroke yang
terjadi pada batang otak bisa langsung mendepresi sistem respirasi
yang bisa juga menyebabkan kematian. Pada jenis stroke yang
mengenai bagian supratentorial disfungsi dari batang otak disebabkan
oleh supratentorial herniasi dan oedem serebri menyebabkan kematian.
Penyebab kematian yang lain pada pasien stroke adalah disebabkan
komplikasi seperti pneumonia, emboli paru, ulcer, dehidrasi, gagal
ginjal, dan infeksi traktus urinarius (Al Rasyid, 2007).
Kebanyakan pasien mengalami perbaikan fungsi neurologis
setelah stroke iskemik akut, tetapi pemahaman dalam perjalanan waktu
dan tingkat perjalanannya masih terbatas. Dari berbagai penelitian
didapatkan bahwa perbaikan status fungsional tampak nyata pada 3
bulan pertama dan mencapai tingkat maksimal dalam 6 bulan pasca
stroke akut dan hanya sedikit perubahan yang terjadi setelah interval
waktu ini. Dikatakan pada penelitian terdahulu bahwa reorganisasi
fungsi neurologis terjadi dalam 3 - 6 bulan pasca stroke dan perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3. Low Density Lipoprotein (LDL)
Triasilgliserol merupakan unsur lipid utama dalam kilomikron dan
VLDL, sedangkan kolesterol merupakan unsur lipid utama dalam LDL
dan HDL. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung
kolesterol. Sebagian kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan
steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang
mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. LDL jika bertemu dengan
radikal bebas dapat mengalami oksidasi menjadi LDL teroksidasi (Adam,
2005).
LDL berukuran kecil sehingga mudah masuk ke dinding pembuluh
darah, terutama jika dinding tersebut rusak karena ada beberapa faktor
risiko seperti usia, merokok, hipertensi, atau faktor keturunan. LDL yang
menumpuk akan membentuk suatu plak lemak di sepanjang pembuluh
darah bagian dalam, plak ini akan menyumbat pembuluh darah sehingga
membuat lumennya semakin sempit, keadaaan seperti ini sering disebut
aterosklerosis, karena darah akan sulit mengalir melalui pembuluh darah
sempit dan akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Pembuluh darah
yang tidak rata akan menyebabkan pembentukan gumpalan darah di dalam
pembuluh, dan akan membentuk sebuah plakat yang akan menghalangi
aliran darah ke jantung atau otak yang akan menyebabkan penyakit
commit to user
4. Kadar LDL dan Mortalitas Pasien Stroke Iskemik Fase Akut
Setelah serangan stroke dapat terjadi disfungsi mekanisme
vasoregulasi yang diakibatkan oleh karena setelah serangan stroke iskemik
didapatkan tingginya kadar LDL darah, menurunnya Fractional Catabolic
Rate (FCR) LDL, dan meningkatnya FCR HDL (Alam et al., 1992).
Katabolisme HDL mengalami peningkatan sehingga kadar HDL relatif
menjadi lebih rendah. Dengan disertai penurunan kecepatan katabolisme
LDL dan peningkatan kadar LDL darah karena terjadi turn over yang
negatif dari LDL, maka pada akhirnya akan semakin tinggi kadar LDL
darah. LDL ini sendiri bersifat aterogenik, maka akan mengakibatkan
semakin terbentuknya plak aterosklerosis atau paling tidak plak tersebut
tidak akan berkurang, dikarenakan efek dari penurunan kadar HDL di
mana sebagai stabilisasi plak dan proteksi terhadap oksidasi LDL dan juga
mustahil dalam waktu yang singkat plak aterosklerosis akan menghilang
karena plak aterosklerosis yang sudah terbentuk cenderung menjadi keras
dan akan sulit mengalami regresi. Menetap atau bertambahnya oklusi pada
lumen arteri, progresivitas stenosis arteri, meluasnya plak aterosklerosis,
dan terbentuknya emboli plak baru karena menurunnya stabilitas plak akan
menyebabkan disfungsi mekanisme vasoregulasi yang pada akhirnya akan
berhubungan dengan peningkatan mortalitas setelah serangan stroke (Ois
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Terdapat hubungan antara kadar LDL kolesterol dengan mortalitas
commit to user BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Rawat Inap bagian Saraf RSUD Dr.
Moewardi Surakarta pada bulan April-Agustus 2011.
C. Subjek Penelitian
Penderita stroke iskemik fase akut yang dirawat di Unit Rawat Inap
Bagian Saraf RSUD Dr. Moewardi dengan kriteria :
1. Pasien stroke iskemik fase akut
2. Usia >50 tahun
3. Pasien yang tidak pernah mengalami stroke sebelumnya
4. Tidak memiliki riwayat penyakit jantung dan diabetes mellitus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan secara Simple
Random Sampling. Pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat
tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi. Perhitungan besar
sampel pada penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut
(Taufiqurahman, 2004):
펐
Keterangan:
n : besar sampel
p : perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti (prevalensi stroke di
Indonesia 8,3 per 1000 penduduk (Hasnawati et al., 2009))
q : 1-p (0,17)
Zα : nilai statistik Zα pada kurva normal standar pada tingkat
kemaknaan (1,96)
d : presisi absolut yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi
populasi (0,05)
Dengan menggunakan rumus di atas, maka sampel yang digunakan
adalah sebesar:
commit to user
Namun, dikarenakan terdapatnya keterbatasan waktu pada penelitian ini
maka perhitungan besar sampel menggunakan rumus untuk analisis bivariat,
yaitu analisis yang melibatkan sebuah variabel dependen dan sebuah variabel
independen dengan menggunakan patokan umum Rule of Thumb, yaitu
digunakan ukuran sampel sebanyak minimal 30 pasien setelah dilakukan
restriksi dengan kriteria yang telah ditentukan (Murti, 2006).
E. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas : Kadar LDL kolesterol
2. Variabel Terikat : Mortalitas stroke
3. Variabel Luar:
a. Terkendali : usia, kadar HDL, penyakit jantung dan diabetes
mellitus.
b. Tak terkendali : hipertensi, merokok, alkohol, letak dan luas lesi.
F. Definisi Operasional Variabel
1. Kadar LDL Kolesterol
Untuk menilai tinggi rendahnya kadar LDL kolesterol dalam darah,
umumnya dibandingkan dengan angka standar yang dibuat oleh National
Institute of Health (NIH) USA, yaitu:
Tingkat Kadar LDL – Kolesterol rendah (R) : ≤ 130 mg/dl
Tingkat Kadar LDL – Kolesterol tinggi (T) : ≥ 131 mg/dl
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Kadar LDL kolesterol diukur melalui pemeriksaan profil lipid darah
pasien dengan jangka waktu maksimal 72 jam dari awal serangan stroke
sampai pengukuran yang dilakukan oleh tenaga ahli laboratorium klinik
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Skala pengukuran untuk variabel kadar LDL kolesterol adalah
ordinal sehingga sampel dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu
kadar LDL kolesterol rendah dan kadar LDL kolesterol tinggi.
2. Mortalitas Stroke
Sampel yang didapat dari populasi pasien stroke iskemik fase akut
dikelompokkan berdasarkan status pasien Meninggal atau Tidak
Meninggal.
Penentuan diagnosis kematian pasien stroke iskemik akut dilakukan
oleh dokter spesialis saraf yang merawat.
Skala pengukuran untuk variabel mortalitas stroke adalah nominal.
3. Stroke
Diagnosis stroke ditegakkan berdasarkan temuan klinis yang
meliputi pemeriksaan klinis umum dan pemeriksaan klinis khusus
(neurologis). CT Scan tanpa kontras dilakukan untuk melihat lesi iskemik
tergantung pada ukuran, letak lesi dan onset. Lesi hipoden yang terlihat
pada pemeriksaan CT Scan merupakan gambaran stroke iskemik,
sedangkan lesi hiperden sebagai penanda stroke perdarahan. Pada
commit to user
keadaan negatif tersebut tidak mengurangi makna CT Scan sebagai alat
diagnostik baku emas penderita stroke (Sjahrir, 2003).
4. Kadar HDL Kolesterol
Untuk menilai tinggi rendahnya kadar LDL kolesterol dalam darah,
umumnya dibandingkan dengan angka standar yang dibuat oleh National
Institute of Health (NIH) USA, yaitu:
Tingkat Kadar LDL – Kolesterol rendah (R) : < 40 mg/dl
Tingkat Kadar LDL – Kolesterol tinggi (T) : ≥ 40 mg/dl
5. Penyakit Jantung
Penyakit jantung yang dimaksud dalam penelitian ini berupa fibrilasi
atrial, gagal jantung dan penyakit jantung koroner.
6. Diabetes Melitus
Diagnosis DM berdasarkan konsensus pengelolaan diabetes melitus
Indonesia tahun 2002 meliputi keluhan khas DM yaitu: poliuri, polidipsi,
polifagi, disertai pemeriksaan gula darah puasa > 200 mg % atau gula
darah puasa > 126 mg %. Untuk penderita tanpa keluhan khas hasil
pemeriksaan gula darah abnormal lebih dari satu kali pemeriksaan baik
gula darah puasa > 126 mg % atau gula darah sewaktu > 200 mg % atau
kadar glukosa plasma > 200 mg % pada 2 jam setelah beban glukosa 75 gr
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
G. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
H. Instrumen Penelitian
Catatan rekam medik (Medical Record) pasien stroke iskemik fase
akut yang dirawat di Unit Rawat Inap Bagian Saraf RSUD Dr. Moewardi dari
bulan April-Agustus 2011.
Pasien Stroke Iskemik fase akut
Sampel
Pasien meninggal Pasien tidak meninggal
commit to user 1. Teknik Analisis Data
Data diolah dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS)
versi 17.0 for Windows. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan
besarnya pengaruh kadar LDL tinggi dalam meningkatkan risiko mortalitas
pasien stroke iskemik fase akut setelah beberapa variabel luar terkontrol
dilakukan analisis multivariate dengan analisis regresi logistik ganda pada
tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Pada regresi logistik ganda, rumus
umum yang digunakan adalah:
p = 1/(1+e-y) Keterangan:
p = probabilitas untuk terjadinya suatu kejadian
e = bilangan natural = 2,7
y = konstanta + a1x1 + a2x2+……. anxn
x = nilai variabel bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penelitian ini menggunakan catatan rekam medik dan hasil pemeriksaan
Laboratorium Pasien Bangsal Penyakit Saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta
pada bulan April sampai dengan Agustus 2011. Pada penelitian ini didapatkan
30 pasien stroke iskemik fase akut yang memenuhi kriteria sebagai sampel
penelitian. Data yang diperoleh meliputi usia, jenis kelamin, kadar HDL dan
kadar LDL.
Perbandingan sampel pasien stroke iskemik berdasarkan karakteristik
sampel dan variabel luar penelitian secara keseluruhan dapat diketahui pada
commit to user
Distribusi sampel berdasarkan masing-masing variabel disajikan dalam
bentuk diagram distribusi frekuensi sebagai berikut:
1. Jenis Kelamin
Distribusi sampel pasien stroke iskemik berdasarkan jenis kelamin
disajikan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa sampel pasien stroke
iskemik yang tidak meninggal lebih banyak berjenis kelamin perempuan,
yaitu sebanyak 14 orang (70 %). Sedangkan sampel pasien stroke iskemik
yang meninggal lebih banyak berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Usia Sampel
Distribusi sampel pasien stroke iskemik berdasarkan jenis kelamin
disajikan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sampel pasien stroke
iskemik yang tidak meninggal paling banyak terdapat pada rentang usia 51
- 60 tahun yaitu sebanyak 10 orang (50 %) dan paling sedikit pada rentang
usia 71 - 80 tahun yaitu sebanyak 4 orang (20 %). Sedangkan pada sampel
pasien stroke iskemik yang meninggal paling banyak terdapat pada
rentang usia 51 - 60 tahun yaitu sebanyak 5 orang (50 %) dan paling
commit to user
3. Kadar HDL Kolesterol
Distribusi sampel pasien stroke iskemik berdasarkan kadar HDL
kolesterol disajikan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar HDL
Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa sampel pasien stroke
iskemik yang tidak meninggal sebagian besar memiliki kadar HDL
kolesterol ≥ 40 yaitu sebanyak 12 orang (60 %). Sedangkan sampel pasien
stroke iskemik yang meninggal sebagian besar memiliki kadar HDL
kolesterol < 40 yaitu sebanyak 8 orang (80 %).
4. Kadar LDL Kolesterol
Distribusi sampel pasien stroke iskemik berdasarkan kadar LDL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar LDL
Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar
sampel pasien stroke iskemik yang tidak meninggal memiliki kadar LDL
kolesterol ≤ 130 mg/dl yaitu sebanyak 16 orang (80 %). Sedangkan pada
sampel pasien stroke iskemik yang meninggal memiliki proporsi yang
sama antara kadar LDL kolesterol < 130 mg/dl maupun kadar LDL
kolesterol ≥ 130 mg/dl yaitu masing-masing sebanyak 5 orang (50 %).
B. Analisis Data Sampel
Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan SPSS 17.0
menggunakan analisis regresi logistik ganda untuk mengetahui hubungan
antara kadar LDL kolesterol dengan mortalitas pasien stroke iskemik.
commit to user
Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda Pengaruh Kadar LDL terhadap Mortalitas Stroke Iskemik Fase Akut
Variabel
Adjusted Analysis Crude Analysis
95% CI 95% CI
kelamin tersebut mampu menjelaskan sebesar 52% terjadinya kematian pada
pasien stroke iskemik.
Berdasarkan hasil regresi logistik pada tabel 4.3 diketahui bahwa setelah
mengontrol pengaruh dari kadar HDL, usia dan jenis kelamin, pasien stroke
iskemik dengan kadar LDL ≥130 mg/dl memiliki risiko kematian 7.5 kali
lebih besar dibandingkan dengan kadar LDL <130 mg/dl (OR 7.48, CI 95%
0.78 hingga 72.20). Interpretasi kekuatan hubungan berdasarkan nilai OR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1.0 1.0 Tidak terdapat hubungan
> 1.0 - < 1.5 > 0.67 - < 1.0 Hubungan lemah
≥ 1.5 - < 3.0 >0.33 - ≤ 0.67 Hubungan sedang
≥ 3.0 - < 10.0 >0.10 - ≤ 0.33 Hubungan kuat
≥ 10.0 ≤ 0.10 Hubungan sangat kuat
Dengan demikian, nilai OR = 7.48 pada kadar LDL ≥ 130 mg/dl
menunjukkan hubungan kuat dengan mortalitas pasien stroke iskemik fase
akut.
Nilai p untuk hubungan kadar LDL dengan mortalitas stroke adalah p =
0.082. Artinya, bahwa probabilitas untuk membuat simpulan yang salah
bahwa pasien stroke iskemik dengan kadar LDL ≥130 mg/dl memiliki risiko
kematian 7.5 kali lebih besar dibandingkan dengan kadar LDL <130 mg/dl,
ketika sesungguhnya pengaruh tersebut tidak ada, adalah 8 dari 100 kali
kesempatan. Jadi, probabilitas membuat simpulan salah tersebut cukup besar,
dengan kata lain hubungan kadar LDL dengan mortalitas pasien stroke
commit to user BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Sampel dan Variabel Luar Penelitian
1. Jenis Kelamin
Pada penelitian ini kejadian mortalitas pada pasien stroke iskemik
lebih banyak terjadi pada laki-laki (60%) dan sebagaimana tercantum pada
tabel 4.3 bahwa pasien stroke iskemik laki-laki memiliki risiko kematian
5,3 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien perempuan, meskipun
hubungan tersebut secara statistik tidak bermakna. Hal ini sejalan dengan
penelitian Aliah dan Widjaja (2006) yang menunjukkan bahwa usia
harapan hidup rata-rata pada perempuan umumnya lebih panjang. Akan
tetapi pada penelitian Kiyohara et al. (2003) dan Appelros et al. (2003)
mendapatkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki jumlah
perbandingan yang sama terhadap risiko kematian pada tahun pertama.
2. Usia
Pada penelitian ini terdapat hubungan sangat kuat antara usia
pasien stroke iskemik dengan kejadian mortalitas. Pasien stroke iskemik
yang berusia ≥ 60 tahun memiliki risiko kematian 19,6 lebih besar
dibandingkan dengan pasien stroke iskemik yang berumur < 60 dengan
nilai p paling mendekati signifikan (marginal signifikan), yakni p = 0.051.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
diketahui bahwa distribusi secara keseluruhan pasien stroke iskemik
berada pada rentang usia 51 - 60 tahun. Hal ini dapat dihubungkan dengan
tingkat morbiditas dan mortalitasnya bahwa semakin tua seseorang terkena
stroke maka outcome fungsional dan survivalnya semakin buruk
(Qodriani, 2010). Penelitian Appelros et al. (2003) juga menunjukkan
bahwa usia merupakan faktor risiko terhadap mortalitas dan
ketergantungan pada tahun pertama setelah serangan stroke pertama kali.
3. Kadar HDL
Pada penelitian ini terdapat hubungan kuat antara kadar HDL
dengan kejadian mortalitas. Pasien stroke iskemik dengan kadar HDL < 40
mg/dl memiliki risiko kematian 4,6 kali lebih besar dibandingkan dengan
kadar HDL ≥ 40mg/dl, meskipun dalam penelitian secara statistik tidak
bermakna. Pada penelitian sebelumnya didapatkan bahwa kadar HDL
merupakan faktor risiko penting terjadinya stroke (Curb et al., 2004;
Soyama et a.l, 2003). Lebih lanjut menurut Newman et al. (2007) bahwa
kadar HDL yang rendah setelah serangan stroke akan mengakibatkan
hambatan pemulihan dan peningkatan mortalitas. Hal ini dihubungkan
dengan sifat anti-aterosklerosis dan anti-inflamasi yang dimiliki oleh HDL
sehingga dapat berperan dalam memberikan efek stabilisasi dan regresi
plak, serta proteksi terhadap oksidasi LDL (Sacco et al., 2001; Sanossian
commit to user
B. Hubungan Kadar LDL Kolesterol dengan Mortalitas Pasien Stroke
Iskemik Fase Akut
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda dengan
memperhitungkan pengaruh variabel luar seperti jenis kelamin, usia, dan
kadar HDL menunjukkan bahwa pasien stroke iskemik dengan kadar LDL ≥
130 mg/dl memiliki risiko kematian 7,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
pasien stroke iskemik dengan kadar LDL < 130 mg/dl.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai faktor risiko terhadap
kematian stroke menyebutkan bahwa dua subfraksi lipoprotein yaitu HDL dan
LDL dapat dianggap sebagai salah satu faktor risiko yang dapat
diperhitungkan. Pada penelitian retrospektif yang dilakukan oleh Thaib (2008)
menunjukkan bahwa pasien stroke iskemik yang meninggal pada minggu
pertama terbanyak memiliki kadar LDL dalam rentang 130 mg/dl – 159 mg/dl
dan menurut penelitian Zeljkovic et al. (2010) mendapatkan bahwa kematian
jangka pendek setelah stroke iskemik akut berhubungan dengan peningkatan
partikel sdLDL. Selain itu juga hasil studi klinis disebutkan bahwa penurunan
low-density lipoprotein kolesterol (LDL-C) sebanyak 1 mmol, akan
menurunkan angka terjadinya stroke fatal sebanyak 17% (Amarenco et al.,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Pada penelitian ini kadar LDL memiliki hubungan kuat dengan
mortalitas pasien stroke iskemik fase akut, meskipun hubungan tersebut dalam
penelitian secara statistik tidak bermakna. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh karena populasi yang diambil selektif, jumlah sampel yang terbatas, dan
mengabaikan faktor lain yang mempengaruhi ketahanan hidup pasien seperti
hipertensi, merokok, dan tingkat keparahan stroke itu sendiri.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu penelitian ini
menggunakan desain penelitian cross sectional yang tidak dapat menganalisis
hubungan kausal dengan kuat antara paparan dengan penyakit (masalah
kesehatan), data yang diambil merupakan data sekunder sehingga peneliti
tidak bisa mengontrol kualitas dan kuantitas pengukuran LDL, serta adanya
commit to user BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian mengenai hubungan antara kadar LDL kolesterol
dengan mortalitas pasien stroke iskemik fase akut ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
i. Berdasarkan hasil OR 7.48 maka didapatkan hubungan kuat antara kadar
LDL kolesterol dengan mortalitas pasien stroke iskemik fase akut,
meskipun hubungan tersebut dalam penelitian secara statistik tidak
bermakna (p < 0.05).
ii. Setelah mengontrol beberapa karakteristik sampel dan variabel luar
seperti jenis kelamin, usia, dan kadar HDL, didapatkan bahwa pasien
stroke iskemik dengan kadar LDL ≥130 mg/dl memiliki risiko kematian
7.5 kali lebih besar dibandingkan dengan kadar LDL <130 mg/dl.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data
primer, metode yang lebih baik seperti studi prospektif, jumlah sampel yang
lebih banyak, serta mengontrol variabel luar lain seperti hipertensi, merokok,
alkohol, letak dan luas lesi. Dengan demikian dapat diperoleh data yang lebih
valid mengenai hubungan antara kadar LDL kolesterol dengan mortalitas