commit to user
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT DENGAN VARIABEL INTERVENING
KOMITMEN ORGANISASI
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
YUYUN FAUZIA ATMAJATI NIM. F1310100
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
ivHALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
© Allah SWT
© Kedua orang tua
© Adikku
© Someone special
© Sahabatku “ALL IS WELL” (Ria, Tina)
© Teman-teman S1 Non reguler Akuntansi
commit to user
v MOTTOü “Man Jadda Wajada”: barang siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan
mendapatkan (mahfudzoh)
ü “Man Shobaro Dzofiro”: siapa yang bersabar, dia pasti akan sukses
(mahfudzoh)
ü “Man Yazra’ Yahsud”: siapa yang menanam, dia akan menuai (mahfudzoh)
ü Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S Ar-Ra’d: 11) ü Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia (laskar pelangi)
ü Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi jika kita tidak berani mencoba,
commit to user
vi KATA PENGANTARAssalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Perilaku Disfungsional Audit
dengan Variabel Intervening Komitmen Organisasi (Studi Empiris pada Kantor
Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi
ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, motivasi dan saran dari
berbagai pihak. Oleh karena itulah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Sarjana (S1)
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing skripsi atas
bimbingan, koreksi, dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
4. Drs. M. Agung Prabowo, M.Si., Ph.D., Ak. selaku dosen pembimbing
akademik.
5. Seluruh dosen dan segenap karyawan yang telah membantu dan memfasilitasi
commit to user
vii6. Bapak dan ibuku, “Ponirin, S.Pd. dan Sumiyati, S.Pd.” yang tak pernah berhenti
mendoakan, memberikan kasih sayang dan menjadi sumber motivasi bagi
penulis untuk melakukan segalanya yang terbaik.
7. Adikku tersayang Sutrisno Raharjo Hadi Atmaja terima kasih atas doa yang
selalu diberikan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
8. Reza S K yang selalu memberi doa dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.
9. Fatimah Achmad dan Herdiana Pravitasari Indramika teman seperjuangan
“scriptsweet”. Terimakasih atas semua bantuan yang diberikan, baik saat kuliah
sampai saat suka duka penyusunan “script” yang berakhir “so sweet”.
10. Ria dan Tina selaku sahabat sejak kuliah D3 yang sampai sekarang selalu
memberikan doa dan semangat untuk segala kesuksesan kita.
11. Semua kawan-kawanku Hapsari, Intan, Lia (Chil), Nisya, Arsi, Vita (Itha),
Putri, Gitta, Greaty, Mas Adit, Herman, Prihanto, Dion, Tohadi, Febri yang
pernah menjadi satu kelompok selama masa kuliah S1 ini dan Mas Bobby yg
sudah membantu memfasilitasi permasalahan kuliah.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi keutuhan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Mei 2012
commit to user
viii DAFTAR ISIHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN... Error! Bookmark not defined.
commit to user
ixB. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan SampelError! Bookmark not defined.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... Error! Bookmark not defined.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.
commit to user
xid. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja .... Error! Bookmark not defined.
3. Diskripsi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. a. Perilaku Disfungsional Audit Error! Bookmark not defined. b. Komitmen Profesional... Error! Bookmark not defined. c. Komitmen Organisasi ... Error! Bookmark not defined. B. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. a. Uji Validitas Variabel Perilaku Disfungsional Audit ... Error! Bookmark not defined.
b. Uji Validitas Variabel Komitmen Profesional ... Error! Bookmark not defined.
c. Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi ... Error! Bookmark not defined.
commit to user
xiii1. Implikasi Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 2. Implikasi Praktis ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xiv DAFTAR TABELTabel 4.1 Daftar Kantor Akuntan Publik di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2012 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Daftar Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta pada Tahun 2012 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Rincian Penyebaran Kuesioner pada Kantor Akuntan Publik Wilayah DIY dan Surakarta... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Rincian Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Pendidikan Responden ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Jabatan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Statistik deskriptif variabel penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Distribusi frekuensi variabel perilaku disfungsional audit ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.11 Distribusi frekuensi variabel komitmen profesional Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.12 Distribusi frekuensi variabel komitmen organisasi.. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.13 Uji Validitas Variabel Perilaku Disfungsional Audit ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.14 Uji Validitas Variabel Komitmen Profesional ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.15 Uji Validitas Variabel Komitmen Profesional ... Error! Bookmark not defined.
commit to user
Tabel 4.17 Uji Validitas Variabel Perilaku Disfungsional Audi Error! Bookmark not defined.
commit to user
xvicommit to user
xvii DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Model Diagram Jalur... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas – Persamaan Regresi KP dan KO ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas – Persamaan Regresi KP, KO dan PDA ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Persamaan Regresi KP dan KO ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Persamaan Regresi KP, KO dan PDA .. Error! Bookmark not defined.
commit to user
xvDAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Ijin Penulisan Skripsi
2. Surat Permohonan Ijin Memperoleh Data dan Informasi untuk Penyusunan
Skripsi dari Fakultas
3. Surat Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian
4. Kuesioner Penelitian
5. Daftar Jawaban Responden
6. Hasil Olah Data SPSS
a. Analisis Deskriptif Statistik Responden
b. Analisis Deskriptif Statistik Variabel
c. Uji Kualitas Data
d. Uji Asumsi Klasik
ABSTRAK
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT DENGAN VARIABEL INTERVENING
KOMITMEN ORGANISASI
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)
YUYUN FAUZIA ATMAJATI F1310100
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh komitmen profesional terhadap perilaku disfungsional audit dengan komitmen organisasi sebagai variabel
intervening.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik judgment sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di wilayah DIY dan Surakarta. Berdasarkan pada beberapa penelitian-penelitian terdahulu maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah terdapat pengaruh positif antara komitmen profesional terhadap komitmen organisasi, (2) Apakah terdapat pengaruh negatif antara komitmen organisasi terhadap perilaku disfungsional audit, (3) Apakah terdapat pengaruh negatif antara komitmen profesional terhadap perilaku disfungsional audit, (4) Apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara komitmen profesional terhadap perilaku disfungsional audit melalui komitmen organisasi. Teknik analisis dilakukan dengan regresi dan path analysis setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas dan uji asumsi klasik.
Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil pengujian instrumen menunjukkan semua item valid dan reliabel setelah dua item pertanyaan dihapus karena tidak valid, (2) Hasil uji asumsi klasik bebas dari penyakit sehingga hasil analisis regresi bebas dari bias, (3) komitmen profesional berpengaruh positif secara langsung terhadap komitmen organisasi, (4) komitmen organisasi berpengaruh positif secara langsung terhadap perilaku disfungsional audit, (5) komitmen profesional tidak berpengaruh secara langsung terhadap perilaku disfungsional audit. (7) komitmen profesional tidak berpengaruh secara langsung terhadap perilaku disfungsional audit tetapi memiliki pengaruh tidak langsung terhadap perilaku disfungsional audit melalui komitmen organisasi sebagai variabel pemediasi.
commit to user
ABSTRACTTHE EFFECT PROFESSIONAL COMMITMENT TO DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR WITH ORGANIZATIONAL COMMITMENT AS
INTERVENING VARIABLE
(Empirical Study on Public Accountant in Surakarta and Yogyakarta)
YUYUN FAUZIA ATMAJATI F1310100
The purpose of this study is to examine the influences of professional commitment to dysfunctional audit behavior with organizational commitment as intervening variable.
The sampling technique is done by judgment sampling technique. The sample in this study is the auditors who work on the public accounting firms in the Yogyakarta and Surakarta area. Based on several previous studies, the problems are stated as follows: (1) Is there any positive influence between professional commitment to organizational commitment? (2) Is there any negative effects between the organization commitment to dysfunctional audit behavior? (3) Is there any negative effects between professional commitment to dysfunctional audit behavior? (4) Is there any indirect influence between professional commitment to dysfunctional audit behavior through organizational commitment? The technique analysis is done by regression analysis and path analysis after doing the test of validity, reliability and classic assumption test.
The results of the analysis can be concluded that: (1) The test instrument shows all items valid and reliable after two items are removed as not valid question, (2) the classical assumption test result free from the disturbance so that the result of the regression analysis is free from bias, (3) professional commitment direct positive effect on organizational commitment, (4) organizational commitment directly positive effect to the dysfunctional audit behavior, (5) professional commitment does not have directly affect to the behavior of dysfunctional audit. (7) professional commitment does not have directly affect to the behavior of dysfunctional audit but has indirect effect on the behavior of dysfunctional audit through organizational commitment as a intervening variable.
commit to user
1 BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Perkembangan ini salah satunya berdampak pada peningkatan
permintaan akan audit laporan keuangan secara efektif dan efisien. Setiap perusahaan
go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang
terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Badan Pengawas Pasar
Modal mewajibkan laporan keuangan harus diaudit karena laporan keuangan sebagai
bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham dan juga pengambilan
keputusan.
Kepercayaan para pemakai laporan keuangan auditan terhadap profesi
akuntan publik sangat bergantung pada kualitas audit yang dihasilkan KAP. Auditor
mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
dengan laporan keuangan suatu perusahaan termasuk masyarakat. Auditor juga
merupakan pihak yang mempunyai kualifikasi untuk memeriksa dan menguji apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU). Kualitas audit adalah probabilitas seorang auditor untuk
menemukan dan melaporkan pelanggaran yang terjadi dalam laporan keuangan yang
commit to user
program audit merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas audit
yang dihasilkan kantor akuntan publik (Kelley dan Margheim, 1990; Malone dan
Robert, 1996; Donelly, Quirin dan O’Bryan, 2003; Silaban, 2009).
Standar umum audit mewajibkan akuntan publik untuk memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang memadai serta kualitas pribadi yang memadai sebagai
seorang auditor. Kualitas pribadi tersebut akan tercermin dari perilaku
profesionalnya. Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam
bentuk menghindari perilaku disfungsional audit. Perilaku disfungsional yang
dimaksud disini adalah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang auditor
dalam bentuk manipulasi, kecurangan ataupun penyimpangan terhadap standar audit.
Perilaku disfungsional audit merupakan perilaku menyimpang auditor yang dapat
secara langsung maupun tidak langsung mereduksi atau mengurangi kualitas audit
(Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996; Sujana dan Sawarjuwono,
2006).
Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian audit dengan memeriksa
faktor-faktor spesifik yang berkontribusi terhadap perilaku disfungsional audit (PDA)
sehubungan dengan komitmen organisasi (KO) dan komitmen profesional (KP).
Tingkat komitmen organisasi dan profesional auditor dapat memberikan beberapa
wawasan pada cara kerja dan kontrol perusahaan yang muncul untuk
mempengaruhinya. Komitmen organisasi dan komitmen profesional mewakili dari
Pada penelitian yang dilakukan Paino, Azlan dan Syed (2011), menemukan
bahwa komitmen organisasi merupakan salah satu faktor yang secara signifikan
berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit tertentu. Penelitian tersebut
menghasilkan bukti yang konsisten dengan Kalbers dan Fogarty (1995),
Restuningdiah (2009) bahwa terdapat pengaruh positif antara komitmen profesional
dan komitmen organisasi. Selain itu, hasil penelitiannya juga konsisten dengan hasil
sebelumnya oleh Aranya, Lachman dan Armenic (1982), Otley dan Pierce (1996)
serta Restuningdiah (2009) bahwa komitmen organisasi merupakan fungsi dari
komitmen profesional dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
kerja.
Berkenaan dengan perilaku disfungsional audit tertentu yang dipelajari,
komitmen profesional ditemukan berpengaruh positif untuk meninjau dokumen yang
dangkal, penerimaan penjelasan klien yang lemah dan berkurangnya untuk bekerja.
Penelitian tersebut mengidentifikasi komitmen organisasi berpengaruh penting
terhadap perilaku disfungsional audit serta memperluas penelitian sebelumnya
dengan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen
organisasi dan perilaku disfungsional audit baik secara langsung maupun tidak
langsung. Komitmen profesional telah dianggap sebagai variabel penting untuk
mempelajari efek dari komitmen organisasi terhadap perilaku disfungsional audit.
Efek intervensi komitmen organisasi pada hubungan antara komitmen
profesional dan perilaku disfungsional audit didukung dalam penelitian Paino et al.
commit to user
hubungan antara komitmen profesional dan perilaku disfungsional audit. Terlepas
dari efek tidak langsung, komitmen organisasi juga memiliki pengaruh langsung
positif yang dignifikan pada perilaku disfungsional audit.
Hasil penelitian yang dilakukan Paino et al. (2011) memperluas penelitian
sebelumnya yang menunjukkan bahwa hubungan antara komitmen organisasi dan
perilaku disfungsional audit yang signifikan baik efek secara langsung maupun tidak
langsung. Komitmen profesional telah dianggap sebagai variabel penting untuk
mempelajari efek dari komitmen organisasi terhadap perilaku disfungsional audit
sebagaimana dipelajari oleh Aranya et al. (1982) dan Restuningdiah (2009).
Pada penelitian ini, peneliti mencoba melakukan replikasi penelitian yang
dilakukan Paino et al. (2011) yaitu dengan menguji kembali variabel komitmen
organisasi dan komitmen profesional yang akan dikaitkan dengan tingkat perilaku
disfungsional audit di Indonesia, khususnya di KAP wilayah Surakarta dan
Yogyakarta. Penelitian ini menjadi penting dengan alasan kultur yang berbeda antara
Malaysia dengan Indonesia membawa perilaku yang berbeda pula. Pengetahuan
tentang faktor-faktor penyebab perilaku disfungsional audit sangat membantu dalam
meningkatkan kualitas opini audit, sehingga respon yang kurang positif dari para
pemakai laporan keuangan dapat diminimalisir.
B. Perumusan Masalah
Untuk menemukan jawaban yang tepat atas suatu masalah, masalah yang
pernyataan yang jelas, tepat dan ringkas atau persoalan yang diinvestigasi untuk
menemukan jawaban, atau solusi (Sekaran, 2006:92).
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini merupakan pengembangan dari
beberapa penelitian terdahulu, dimana penelitian ini bermaksud menguji pengaruh
variabel komitmen profesional terhadap perilaku disfungsional audit dengan variabel
komitmen organisasi sebagai variabel intervening. Masalah yang diteliti selanjutnya
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh positif komitmen profesional
terhadap komitmen organisasi.
2. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh negatif komitmen organisasi
terhadap perilaku disfungsional audit.
3. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh negatif komitmen profesional
terhadap perilaku disfungsional audit.
4. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh tidak langsung komitmen
profesional terhadap perilaku disfungsional audit melalui komitmen
organisasi.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Menguji adanya pengaruh positif komitmen profesional terhadap
commit to user
2. Menguji adanya pengaruh negatif komitmen organisasi terhadap perilaku
disfungsional audit.
3. Menguji adanya pengaruh negatif komitmen profesional terhadap perilaku
disfungsional audit.
4. Menguji adanya pengaruh tidak langsung komitmen profesional terhadap
perilaku disfungsional audit melalui komitmen organisasi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak:
1. Bagi Praktisi
Untuk meningkatkan kesadaran oleh badan-badan profesional di
negara berkembang khususnya di Indonesia tentang isu penurunan
kualitas audit dan perilaku disfungsional audit. Selain itu, membantu
mengaudit perusahaan-perusahaan di negara berkembang untuk lebih
memahami bahaya dari dampak perilaku mereka dan untuk
mengidentifikasi kemungkinan cara yang lebih baik mengelola masalah
perilaku disfungsional audit. 2. Bagi Akademisi
Memberikan kontribusi untuk literatur audit dan literatur perilaku
sehubungan dengan aspek organisasi. Berkaitan dengan studi yang ada
studi sebelumnya dengan memeriksa faktor-faktor khusus yang
commit to user
8 BAB IITELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perilaku Disfungsional Audit
Seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya harus mengikuti standar
audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan serta kode etik akuntan. Namun pada kenyataannya dilapangan,
auditor banyak melakukan penyimpangan terhadap standar audit dan kode etik.
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bukti bahwa terdapat ancaman
terhadap penurunan kualitas audit sebagai akibat dari perilaku disfungsional
audit yang kadang-kadang dilakukan auditor dalam praktik audit (misalnya;
Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996; Silaban, 2009). Persoalan
perilaku disfungsional audit telah menyebar luas terutama setelah terjadinya
kasus Enron, dan penelitian sebelumnya masih gagal menjelaskan
penyebab-penyebab yang menimbulkan perilaku disfungsional audit tersebut dengan
bukti-bukti yang kuat dan cukup (Otley dan Pierce, 1995) dalam Sitanggang
(2007). Perilaku disfungsional audit adalah perilaku yang dimiliki auditor
dalam melakukan setiap tindakan selama proses pelaksanaan program audit
yang dapat mereduksi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak
2003). Implikasi dari adanya perilaku disfungsional audit adalah auditor akan
cenderung menghasilkan audit yang kurang berkualitas dan dapat menyesatkan
para pengguna laporan tersebut.
Perilaku disfungsional audit dapat berpengaruh langsung dan tidak
langsung terhadap kualitas audit secara bersama-sama (Otley dan Pierce, 1995;
Donelly et al., 2003). Perilaku-perilaku yang mereduksi kualitas audit secara
langsung dilakukan melalui tindakan-tindakan seperti; penghentian prematur
atas prosedur audit, mengurangi pekerjaan audit dari program audit, tidak
meneliti kesesuaian perlakuan akuntansi yang diterapkan klien, review yang
dangkal terhadap dokumen klien, menerima penjelasan klien yang kurang
memadai (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996; Pierce dan
Sweeney, 2004). Tindakan-tindakan seperti yang disebutkan diatas dapat
mereduksi kualitas audit secara langsung karena auditor memilih untuk tidak
melaksanakan seluruh tahapan program audit secara cermat dan seksama.
Dalam literatur auditing, tindakan-tindakan yang disebutkan diatas
dikelompokkan sebagai perilaku reduksi audit (Kelley dan Margheim, 1990;
Malone dan Robert, 1996; Otley dan Pierce, 1996) dalam Silaban (2009).
2. Komitmen Profesional
Komitmen profesional merupakan kekuatan relatif dari identifikasi serta
keterlibatan seorang individu terhadap profesinya (Aranya dan Ferris, 1984)
commit to user
persepsi yang berintikan loyalitas, tekad dan harapan seseorang dengan dituntun
oleh sistem nilai atau norma yang akan mengarahkan orang tersebut untuk
bertindak atau bekerja sesuai prosedur-prosedur tertentu dalam upaya
menjalankan tugasnya dengan tingkat keberhasilan yang tinggi (Larkin, 1990
dalam Trisnaningsih, 2003). Komitmen profesional seseorang dapat
diwujudkan dalam tiga karakteristik berikut; (1) suatu kepercayaan dan
penerimaan atas tujuan-tujuan serta nilai-nilai profesi, (2) suatu kemauan untuk
melakukan usaha yang sungguh-sungguh demi kepentingan profesinya, (3)
suatu keinginan untuk memelihara dan mempertahankan keanggotaan dalam
profesi (Aranya, Pollock dan Amernic, 1981) dalam Ujianto dan Alwi (2005).
3. Komitmen Organisasi
Komitmen yang tidak kalah penting harus dimiliki oleh seorang auditor,
selain komitmen profesional adalah komitmen organisasi. Komitmen anggota
organisasi menjadi hal yang penting bagi sebuah organisasi dalam menciptakan
kelangsungan usaha organisasi tersebut. Komitmen menunjukkan keinginan
karyawan sebuah perusahaan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan
diri bagi perusahaan.
Konsep komitmen organisasi telah didefinisikan dan diukur dengan
berbagai cara yang berbeda. Menurut Khikmah (2005) komitmen organisasi
adalah hubungan antar karyawan dengan organisasi yang ditunjukkan adanya
dan tujuan organisasi serta bersedia untuk berusaha keras demi tercapainya
tujuan dan kelangsungan organisasi. Menurut Hatmoko (2006), komitmen
organisasi adalah loyalitas karyawan terhadap organisasi yang dilakukan
dengan cara menerima sasaran-sasaran, nilai-nilai organisasi, bersedia atau
memiliki kemampuan untuk berusaha menjadi bagian dari organisasi dan
bertahan di dalam organisasi tempat bekerja.
Komitmen organisasi memiliki tiga komponen berikut; (1) Komitmen
afektif, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena
adanya ikatan emosional atau merasa mempunyai nilai dengan organisasi, (2)
Komitmen kontinu, yaitu kemauan individu untuk tetap bertahan dalam
organisasi karena tidak menemukan pekerjaan lain atau karena rewards
ekonomi tertentu, (3) Komitmen normatif, timbul dari nilai-nilai diri karyawan.
B. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh komitmen profesional (KP) terhadap komitmen organisasi (KO)
Keterkaitan antara komitmen profesional dan komitmen organisasi dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab perilaku
disfungsional audit. Komitmen profesional dan komitmen organisasi tidak
mungkin independen satu sama lain (Otley dan Pierce, 1996) dalam Paino et al.
(2011). Hubungan antara komitmen profesional dan komitmen organisasi
memiliki sifat yang kompleks, seperti beberapa hasil penelitian yang
commit to user
sementara ada juga beberapa hasil penelitian yang memberikan bukti adanya
korelasi positif antara kedua komitmen (Kalbers dan Forgaty, 1995;
Restuningdiah, 2009).
Hasil penelitian dari Paino et al. (2011) didukung oleh penelitian Kalbers
dan Forgaty (1995) serta Restuningdiah (2009) yang menunjukkan bahwa
terdapat korelasi positif antara komitmen profesional dan komitmen organisasi.
Komitmen organisasi secara positif berkorelasi dengan dengan semua perilaku
disfungsional audit tertentu dan merupakan salah satu faktor yang berkorelasi
secara signifikan dengan semua perilaku disfungsional audit tertentu. Hasil
temuan tersebut juga konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dibuat oleh
Aranya et al. (1982), Otley dan Pierce (1996) serta Restuningdiah (2009) yang
menyatakan bahwa komitmen organisasi mungkin merupakan fungsi dari
komitmen profesional dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja. Oleh karena itu, hipotesis berikut diuji:
H1: Terdapat pengaruh positif komitmen profesional (KP) terhadap komitmen organisasi (KO)
2. Pengaruh komitmen organisasi (KO) terhadap perilaku disfungsional audit (PDA)
Komitmen organisasi didefinisikan sebagai dukungan terhadap tujuan
organisasi dan keinginan untuk mengerahkan segala usaha untuk organisasinya
bekerja (Porter et al. 1974) dalam Maryanti (2005). Hal tersebut dihubungkan
dengan perilaku disfungsional audit seperti resistensi untuk berubah dan rasa
enggan untuk meninggalkan organisasi karena merasa tidak mampu (Aranya
dan Ferris, 1984; Maryanti 2005; Paino et al. 2011).
Hasil penelitian Lincoln dan Kalleberg (1990) dalam Paino et al. (2011)
menegaskan, karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi akan
menggunakan segala usaha atas nama organisasinya bahkan saat usaha tersebut
tidak langsung berkontribusi pada kompensasi yang diterima atau peluang karir.
Menurut Donnely et al. (2003), jika setiap individu tersebut menganggap
perilaku tertentu sebagai disfungsional, mereka kemungkinan kurang dapat
menerima perilaku tersebut. Individu yang memiliki tingkat komitmen
organisasi yang rendah kemungkinan lebih memilih untuk mengejar
kepentingan pribadinya daripada kepentingan organisasi. Dengan demikian,
individu yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang lebih rendah
memiliki kecenderungan menerima perilaku disfungsional untuk tujuan
promosi diri.
Komitmen individu untuk kantor akuntan publiknya tercermin oleh
kekuatan identifikasi seseorang terhadap organisasi. Hal ini didukung dengan
penelitian Otley dan Pierce (1996) dalam Paino et al. (2011) yang menyatakan
bahwa komitmen profesional tercermin oleh kekuatan identifikasi dengan
profesi. Walaupun komitmen organisasi sering dikaitkan dengan perilaku
commit to user
perilaku disfungsional seperti resistensi untuk berubah dan keengganan untuk
meninggalkan karena kurangnya kemampuan juga telah dikaitkan dengan
komitmen organisasi. Temuan Malone dan Robert (1996) dan Donnelly et al.
(2003) menyatakan bahwa auditor yang memiliki komitmen organisasi yang
lebih rendah akan cenderung melakukan perilaku disfungsional audit
dibandingkan dengan auditor yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi.
Maka dari itu, hipotesis berikut ini diuji:
H2: Terdapat pengaruh negatif komitmen organisasi (KO) terhadap perilaku disfungsional audit (PDA).
3. Pengaruh komitmen profesional (KP) terhadap perilaku disfungsional audit (PDA)
Komitmen profesional adalah loyalitas individu pada profesinya seperti
yang dipersepsikan oleh individu tersebut (Trisnaningsih, 2003). Menurut
penelitian Jeffrey dan Weatherholt dalam Sasongko (2004) komitmen
profesional dapat diartikan sebagai intensitas identifikasi dan keterlibatan
individu dengan profesi tertentu. Identifikasi yang dilakukan memerlukan
beberapa kesepakatan antara individu dengan tujuan dan nilai profesi termasuk
nilai moral dan etika. Komitmen profesional dapat digambarkan sebagai fokus
karir terhadap komitmen pekerjaan yang menekankan pada pentingnya profesi
Temuan penelitian yang dilakukan Silaban (2009) mengemukakan bahwa
terdapat hubungan negatif yang signifikan antara komitmen profesional dengan
perilaku disfungsional audit yang mereduksi kualitas audit. Risiko melakukan
perilaku reduksi kualitas audit yang tinggi harus diimbangi dengan komitmen
profesional yang kuat sehingga perilaku tersebut dapat dihindari dalam
pelaksanaan program audit.
Hasil penelitian Indarto (2011) menunjukkan bahwa semakin tinggi
komitmen profesional yang dimiliki auditor, maka semakin kecil
kecenderungan auditor dalam melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit. Hasil deskripsi variabel menjelaskan bahwa komitmen profesional yang
dimiliki auditor berada pada posisi tinggi yang berarti auditor mempunyai
komitmen yang tinggi terhadap profesinya, sehingga auditor tidak akan
melakukan penghentian prematur atas prosedur audit yang merupakan salah
satu perilaku disfungsional audit yang mereduksi kualitas audit. Hasil penelitian
tersebut mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Herningsih (2001).
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Nugroho (2008) dan Wahyudi
Lucyanda dan Suhud (2011) menunjukkan hasil bahwa komitmen profesional
tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
dikarenakan masa kerja auditor belum terlalu lama.
Sementara itu, penelitian Paino et al. (2011) menunjukkan bahwa
tingginya tingkat komitmen profesional dikaitkan dengan rendahnya tingkat
commit to user
penelitian ini didukung oleh penelitian Wahyudi et al. (2011). Berdasarkan
adanya perbedaan hasil penelitian diatas, maka untuk menguji kembali
pengaruh komitmen profesional terhadap perilaku disfungsional audit
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Terdapat pengaruh negatif komitmen profesional (KP) terhadap perilaku disfungsional audit (PDA).
4. Pengaruh komitmen profesional (KP) terhadap perilaku disfungsional audit (PDA) melalui komitmen organisasi (KO)
Efek dari komitmen profesional terhadap perilaku disfungsional audit
kemudian diukur dengan variabel intevening komitmen organisasi. Hasil
umumnya mendukung hipotesis yang dikembangkan dan memberikan bukti
tambahan untuk membantu dalam menjelaskan hubungan antara komitmen
profesional dan perilaku disfungsional audit. Komitmen profesional telah
dianggap sebagai variabel penting untuk mempelajari efek dari komitmen
organisasi terhadap perilaku disfungsional audit sebagaimana yang dipelajari
oleh Aranya et al. (1982) dan Paino et al. (2011).
Hasil penelitian Paino et al. (2011), menunjukkan bahwa terdapat efek
mediasi parsial komitmen profesional pada hubungan antara komitmen
organisasi dan perilaku disfungsional audit. Hal ini berarti bahwa, terlepas dari
efek tidak langsung, komitmen organisasi juga memiliki efek langsung positif
mengkonfirmasi saran dari penelitian sebelumnya bahwa komitmen organisasi
merupakan fungsi dari komitmen profesional. Untuk memasukkan efek tidak
langsung dari komitmen profesional pada hubungannya antara komitmen
organisasi dan perilaku disfungsional audit, hipotesis berikut diuji:
H4: Terdapat pengaruh tidak langsung komitmen profesional (KP) terhadap perilaku disfungsional audit (PDA) melalui komitmen organisasi (KO).
C. Review Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan komitmen organisasi, komitmen
profesional dan perilaku disfungsional audit dilakukan oleh Paino et al. (2011)
yang memberikan hasil bahwa komitmen organisasi merupakan prediktor yang
lebih baik untuk faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku
disfungsional audit serta terdapat hubungan positif antara komitmen profesional
dan komitmen organisasi. Sedangkan hubungan terbalik antara komitmen
profesional dan perilaku disfungsional audit yaitu tingginya tingkat komitmen
profesional dihubungkan dengan rendahnya tingkat perilaku audit tidak
didukung. Selain itu, hasil penelitian lain menjelaskan bahwa terdapat efek
intervensi komitmen organisasi terhadap hubungan antara komitmen
profesional dan perilaku disfungsional audit serta memberikan bukti tambahan
untuk membantu dan menjelaskan hubungan antara komitmen profesional dan
commit to user
organisasi juga memiliki efek langsung positif yang signifikan terhadap
perilaku disfungsional audit. Temuan tersebut mengkonfirmasi saran dari
penelitian sebelumnya bahwa komitmen organisasi merupakan fungsi dari
komitmen profesional.
Hasil penelitian Paino et al. (2011) juga didukung oleh penelitian yang
juga memberikan bukti konsisten dengan Kalbers dan Fogarty (1995),
Restuningdiah (2009) bahwa terdapat korelasi positif antara komitmen
profesional dan komitmen organisasi. Komitmen organisasi dikatakan sebagai
salah satu faktor yang secara signifikan berkorelasi dengan semua perilaku
disfungsional audit tertentu. Temuan tersebut juga konsisten dengan temuan
sebelumnya oleh Aranya et al. (1982), Otley dan Pierce (1996) serta
Restuningdiah (2009) bahwa komitmen organisasi merupakan fungsi dari
komitmen profesional dan dalam pengembangan komitmen profesional
mendahului pengembangan komitmen untuk setiap organisasi tertentu, dan
dengan temuan yang dilaporkan oleh peneliti yang sama bahwa komitmen
organisasi auditor memiliki pengaruh yang signifikan atas kepuasan kerja.
Komitmen profesional telah dianggap sebagai variabel penting untuk
mempelajari efek dari komitmen organisasi terhadap perilaku disfungsional
audit sebagaimana telah dipelajari oleh Aranya et al. (1982) dan Paino et al.
(2011).
Penelitian sebelumnya juga telah meneliti hubungan antara komitmen
H3 (-)
H2 (-)
PDA KP
KO
H1 (+)
individu menjadi berkomitmen untuk organisasi sebagai hasil dari akumulasi
investasi yang telah mereka buat dalam organisasinya (Farrell dan Rusbult,
1981) dalam Paino et al. (2011). Seiring berjalannya waktu, akumulasi investasi
individu yang lebih besar menjadi lebih berkomitmen pada organisasi.
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah mengenai analisis
hubungan antara komitmen organisasi dan komitmen profesional terhadap
perilaku disfungsional audit. Gambar 1 menggambarkan model struktural
hipotesis (H1, H2, H3 dan H4) dan arah yang diusulkan. Hal ini menggambarkan
bagaimana hubungan antara komitmen profesional dan komitmen organisasi
(H1), bagaimana komitmen profesional (H2) dan komitmen organisasi (H3)
menyebabkan perilaku disfungsional audit, serta pengaruh komitmen
profesional terhadap perilaku disfungsional audit melalui komitmen organisasi
(H4).
commit to user
20 BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian merupakan proses menemukan solusi masalah setelah melakukan
studi yang mendalam dan menganalisis faktor situasi (Sekaran, 2006:4). Tingkat
keketatan ilmiah dalam sebuah studi penelitian bergantung pada bagaimana ketelitian
peneliti memilih alternatif desain yang tepat dan mempertimbangkan desain
khususnya. Desain penelitian dari studi ini adalah: 1. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini merupakan pengujian hipotesis, yaitu
untuk menguji pengaruh komitmen profesional terhadap perilaku
disfungsional audit melalui komitmen organisasi.
2. Jenis investigasi
Jenis investigasi penelitian ini merupakan studi korelasional karena
penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan permasalahan berupa
hubungan antarvariabel.
3. Tingkat intervensi peneliti
Tingkat intervensi penelitian ini berada pada tingkat intervensi
minimum pada arus kerja yang normal. Tingkat intervensi minimum ini
menyebarkan kuesioner tanpa ada intervensi oleh peneliti dalam aktivitas
kantor akuntan publik.
4. Konteks studi
Berdasarkan jenis investigasi dan tingkat intervensi peneliti, maka
konteks studi dalam penelitian ini termasuk dalam eksperimen lapangan
dengan situasi tidak diatur dengan intervensi minimal peneliti.
5. Unit analisis
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel secara
individu, dimana sampel yang digunakan adalah individu dari
masing-masing kelompok responden, yaitu kelompok akuntan publik di Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Surakarta. 6. Horizon waktu studi
Horizon waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cross-sectional study atau one-shot study, dimana data dikumpulkan hanya
sekali dalam satu periode dalam rangka menjawab pertanyaan peneliti.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal
minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121). Pada penelitian ini
kerangka sampelyang digunakan Populasi dan sampel untuk kelompok responden
tersebut adalah akuntan publik yang bekerja di KAP Daerah Istimewa Yogyakarta
commit to user
Kerangka sampel (frame sampling) merupakan suatu daftar unit-unit yang
ada pada populasi yang akan diambil sampelnya (daftar anggota populasinya).
Kerangka sampel pada penelitian ini berupa daftar KAP di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Surakarta yang masih aktif pada tahun 2012. Teknik pengambilan
sampel menggunakan metode pertimbangan tertentu (judgment sampling), yaitu
melibatkan pemilihan subjek yang berada di tempat yang paling menguntungkan atau
dalam posisi terbaik untukmemberikan informasi yang diperlukan (Sekaran,
2006:137).
Jumlah sampel minimum yang akan diteliti adalah 30 auditor, hal ini sesuai
dengan rules of thumb yang dikemukakan oleh Roscoe (1975) dalam Sekaran
(2006:160). Dari masing-masing responden, mereka yang mengembalikan kuesioner
dan diisi lengkap akan dijadikan sampel penelitian.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku disfungsional
audit. Perilaku disfungsional audit adalah setiap tindakan yang dilakukan
auditor selama pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi kualitas audit
baik secara langsung maupun tidak langsung (Kelley dan Margheim, 1990;
Otley dan Pierce, 1996) dalam Silaban (2009). Perilaku disfungsional audit
diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari lima perilaku
dan Pierce (1996) serta Kelley dan Margheim (1990) dalam Paino et al. (2011).
Instrumen ini terdiri dari 5 (lima) item pertanyaan dengan skala interval dari
angka 1 sampai dengan 5. Lima perilaku disfungsional audit tersebut diwakili
oleh PDA 1 yang mewakili “review yang dangkal terhadap dokumen klien”;
PDA 2 mewakili “menerima penjelasan klien yang kurang memadai”; PDA 3
mewakili “mengurangi pekerjaan audit dari program audit”; PDA 4 mewakili
“tidak meneliti kesesuaian perlakuan akuntansi yang diterapkan klien”; PDA 5
mewakili “penghentian prematur atas prosedur audit”. Tindakan-tindakan
seperti yang disebutkan di atas secara langsung mereduksi kualitas audit karena
auditor memilih untuk tidak melaksanakan seluruh tahapan program audit
secara cermat dan seksama.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah komitmen profesional.
Komitmen profesional didefinisikan sebagai tingkat loyalitas individu pada
profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut. Variabel
komitmen profesional diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Hall (1968) dalam Trisnaningsih (2003). Instrumen ini
terdiri dari 18 (delapan belas) item pertanyaan dengan skala interval dari angka
commit to user
3. Variabel InterveningVariabel intervening dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi.
Komitmen organisasi didefinisikan sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari
individu dalam mengidentifikasi keterlibatan dirinya ke dalam organisasi
(Trisnaningsih, 2007). Variabel komitmen organisasi diukur dengan
menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Meyer dan Allen (1984),
telah direplikasi oleh Trisnaningsih (2003). Instrumen terdiri dari 12 (dua belas)
pertanyaan dengan skala interval dari angka 1 sampai dengan 5.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan media dalam pengumpulan data. Seperti
yang diuraikan sebelumnya, variabel-variabel yang diuji pada penelitian ini diukur
dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diadopsi dari instrumen-instrumen
yang digunakan pada penelitian-penelitian terdahulu. Pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner dibuat dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk mendapatkan
rentang jawaban sangat setuju sampai jawaban sangat tidak setuju dengan memberi
tanda cek (Ö) atau tanda silang (´) pada kolom yang dipilih. Kuesioner dengan bentuk
ini lebih menarik responden karena kemudahannya dalam memberi jawaban dan juga
waktu yang digunakan untuk menjawab akan lebih singkat.
Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban responden konsisten saat diajukan
pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda. Untuk menguji kualitas data yang
E. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang
berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran,
2006:60). Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner dan telah terstruktur dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja pada KAP sebagai
responden dalam penelitian ini.
b. Data sekunder yaitu data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan
dari sumber yang telah ada (Sekaran, 2006:61). Data sekunder dalam
penelitian ini mengacu pada telaah literatur yang menunjukkan landasan
teoritis. Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan data yang
berhubungan dengan pokok bahasan penelitian dengan cara membaca dan
mempelajari buku-buku dan bahan tertulis lainnya.
F. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner. Kuesioner
adalah daftar pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden
jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006:82).
Kuesioner diantar secara langsung ke KAP dengan jangka waktu pengembalian 2
minggu terhitung sejak kuesioner diterima oleh responden. Pengiriman kuesioner
commit to user
kuesioner bisa lebih tinggi, sedangkan untuk pengambilan kuesioner peneliti juga
mengambil sendiri secara langsung.
G. Metode Analisis Data
Data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan analisis yang meliputi
statistik deskriptif, uji kualitas data, uji aumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai demografis responden yang meliputi rata-rata (mean), median,
modus dan standar deviasi jawaban responden terkait skenario yang
diberikan.
2. Uji Kualitas Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner,
sehingga kualitas kuesioner, kesungguhan responden dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan dan faktor situasional merupakan hal yang sangat
penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu hasil penelitian sangat
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner dalam mengukur suatu konstruk dan apakah
dimensi-dimensi yang diukur secara sungguh-sungguh mampu
menjadi item-item dalam pengukuran (Ghozali, 2009:49; Sekaran,
2006:42). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan
dengan total skor pertanyaan. Jika koefisien korelasi (r) bernilai
positif dan lebih besar dari r tabel, maka dinyatakan bahwa butir
pertanyaan tersebut valid atau sah. Jika sebaliknya, bernilai negatif,
atau positif namun lebih kecil dari r tabel, maka butir pertanyaan
dinyatakan invalid dan harus dihapus.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi
kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama (Sekaran,
2006:40). Reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai
koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa
instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Ghozali,
commit to user
3. Uji Asumsi KlasikSebelum melakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian
untuk mendeteksi ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik atas
persamaan regresi yang digunakan. Dalam penelitian ini asumsi klasik
yang dianggap penting adalah:
1) Tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen
2) Tidak terjadi heterokedastisitas atau varian variabel pengganggu
yang konstan
3) Memiliki distribusi normal
Sedangkan untuk uji autokorelasi tidak perlu dilakukan karena data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data silang waktu
(crossection), bukan merupakan data yang berasal dari beberapa periode
yang berurutan (time series). Masalah autokorelasi relatif jarang terjadi
pada data silang waktu karena gangguan pada observasi yang berbeda
berasal dari individu atau kelompok yang berbeda (Ghozali, 2009:100).
Oleh karena itu pengujian-pengujian yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Uji Multikolonieritas
Adanya multikolonieritas merupakan pelanggaran dalam
asumsi klasik. Multikolonieritas maksudnya tidak boleh terjadi
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji
multikolonieritas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai toleransi. Jika
VIF < 10 dan nilai toleransi > 0.10 maka tidak terjadi gejala
multikolonieritas (Ghozali, 2009:95).
b. Uji Heterokedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
dependen dengan residualnya. Dasar analisis grafik plot jika ada
pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
commit to user
yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
dibawah sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2009:126).
Untuk melengkapi hasil analisis grafik plot digunakan uji
glejser. Jika variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:129).
c. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan
variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak
dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis
grafik merupakan cara yang mudah untuk mendeteksi normalitas
yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik normal probability plot. Pengambilan keputusana dalam
uji normalitas menggunakan analisis grafik, jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model
diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009:149).
Untuk melengkapi hasil analisis grafik normal probability
plot digunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Pada uji statistik one-sample Kolmogorov-Smirnov dapat
dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. Jika probabilitas
signifikan diatas 0.05, maka variabel tersebut terdistribusi secara
normal (Ghozali, 2009:152).
4. Uji Hipotesis
a. Uji Regresi Linear
Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam tiga
variabel, yaitu variabel independen, variabel dependen dan variabel
intervening. Variabel intervening memiliki dua fungsi, yaitu sebagai
variabel independen dan variabel dependen. Variabel intervening
berfungsi sebagai variabel independen untuk melihat pengaruh
variabel independen dengan variabel dependen melalui variabel
intervening, dan berfungsi sebagai variabel dependen untuk melihat
kelayakan variabel tersebut sebagai pemediasi.
Teknik pengujian hipotesi di dalam penelitian ini dilakukan
dengan program SPSS for Windows 17.0. Pengujian ini dilakukan
commit to user
yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Adapun model
untuk mengetahui peran komitmen organisasi dalam hubungan
komitmen profesional pada perilaku disfungsional audit
menggunakan analisis persamaan regresi yaitu:
Hipotesis satu (H1)
KO = a + b1KP + e1 ... (persamaan 1)
Hipotesis dua (H2) dan tiga (H3)
PDA = a + b1KP + b2KO + e2 ... (persamaan 2)
Keterangan:
PDA = perilaku disfungsional audit
a = konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
KP = komitmen profesional
KO = komitmen organisasi
e1, e2 = eror
Langkah-langkah untuk menguji hipotesis adalah dengan uji
signifikansi parameter individual (uji t statistik). Uji t digunakan
untuk menguji pengaruh tingkat signifikansi koefisien variabel
independen terhadap variabel dependen. Untuk pengujian dilakukan
1. Perumusan hipotesis
Hipotesis satu
H0 : Tidak terdapat pengaruh positif komitmen
profesional (KP) terhadap komitmen organisasi (KO)
H1 : Terdapat pengaruh positif komitmen profesional
(KP) terhadap komitmen organisasi (KO)
Hipotesis dua
H0 : Tidak terdapat pengaruh negatif komitmen organisasi
(KO) terhadap perilaku disfungsional audit (PDA)
H1 : Terdapat pengaruh negatif komitmen organisasi (KO)
terhadap perilaku disfungsional audit (PDA)
Hipotesis tiga
H0 : Tidak terdapat pengaruh negatif komitmen
profesional (KP) terhadap perilaku disfungsional
audit (PDA)
H1 : Terdapat pengaruh negatif komitmen profesional
(KP) terhadap perilaku disfungsional audit (PDA 2. Menentukan level of significance (α) sebesar 0.05 atau 5%.
3. Kesimpulan jawaban hipotesis didasarkan pada kriteria
sebagai berikut:
H0 : apabila p-value > 0.05, maka H0 diterima
commit to user
Pengujian hipotesis selanjutnya yaitu dengan uji nilai F.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang diamati berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji ANOVA pada tingkat
keyakinan 95%. Model dikatakan fit jika p-value nilai F < 0.05.
b. Uji Path Analysis
Variabel intervening merupakan variabel antara yang
berfungsi memediasi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Untuk menguji pengaruh variabel intervening
digunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Menurut Riduwan
dan Kuncoro (2008:2), model analisis jalur digunakan untuk
menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung beberapa
variabel eksogen (bebas) terhadap variabel endogen (terikat).
Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan
kausalitas antar variabel berdasarkan pada teori. Anak panah
menunjukkan hubungan antar variabel. Di dalam menggambarkan
diagram jalur, yang perlu diperhatikan adalah anak panah berkepala
satu yang merupakan hubungan regresi. Hubungan langsung terjadi
jika satu variabel mempengaruhi variabel lain tanpa ada variabel
variabel independen akan ada anak panah yang menuju ke variabel
mediasi dan berfungsi menjelaskan jumlah varian yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel lain (Ghozali, 2009: 211).
Langkah-langkah untuk menguji analisis jalur (path analysis)
menurut Riduwan dan Kuncoro (2008:116) adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
Hipotesis empat
H0 : Tidak terdapat pengaruh tidak langsung komitmen
profesional (KP) terhadap perilaku disfungsional
audit (PDA) melalui komitmen organisasi (KO)
H1 : Terdapat pengaruh tidak langsung komitmen
profesional (KP) terhadap perilaku disfungsional
audit (PDA) melalui komitmen organisasi (KO)
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien
regresi
Sesuai dengan pembahasan rumusan masalah dan tujuan
masalah pada penelitian ini, hipotesis dari penelitian antara
variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku
disfungsional audit (PDA), variabel independen yaitu
komitmen profesional (KP) dan variabel intervening yaitu
komitmen organisasi (KO). Untuk menguji hipotesis ini
commit to user
komitmen profesional (KP) dapat berpengaruh langsung
terhadap PDA, tetapi dapat juga pengaruhnya tidak langsung
yaitu melalui KO lebih dahulu baru kemudian ke PDA. Jadi
semakin tinggi komitmen profesional akan membawa
pengaruh KO dan dengan pengaruh tersebut akan membawa
pengaruh pula terhadap PDA, sehingga:
- Pengaruh langsung KP ke PDA = p1
- Pengaruh tidak langsung KP ke KO ke
PDA = p2 x p3
- Total pengaruh (korelasi KP ke PDA) = p1 + (p2 x p3)
Dari persamaan diatas, maka dapat digambarkan diagram
jalur sebagai berikut:
Koefisien jalur adalah standarizdized koefisien regresi.
Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan
struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan Gambar 3.1 Model Diagram Jalur
p1
p3 p2
PDA KP
hubungan yang dihipotesiskan. Berdasarkan model penelitian
diatas, maka persamaannya adalah sebagai berikut:
Hipotesis empat (H4)
KO = a + b1KP + e1 ... (persamaan 1) PDA = a + b1KP + b2KO + e2 ... (persamaan 2)
Standardized koefisien untuk komitmen profesional
pada persamaan (1) akan memberikan nilai p2. Sedangkan
koefisien untuk komitmen profesional dan komitmen
organisasi pada persamaan (2) akan memberikan nilai p1 dan
p3.
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
5. Meringkas dan menyimpulkan
a. Jika nilai probabilitas signifikansi lebih kecil atau sama
dengan 0.05 (sig ≤ 0.05) maka H0 ditolak, dan H1
diterima, artinya signifikan.
b. Jika nilai probabilitas signifikansi lebih besar atau sama
dengan 0.05 (sig ≥ 0.05) maka H0 diterima, dan H1
commit to user
38 BAB 4PEMBAHASAN
A. Analisis Pendahuluan
1. Deskripsi Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah responden yang merupakan auditor di
KAP wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta yang diperoleh
dengan teknik judgement sampling. Data diperoleh melalui penyebaran
kuesioner secara langsung kepada responden pada setiap KAP. Kuesioner yang
disampaikan pada responden disertai surat permohonan untuk menjadi
responden dan penjelasan mengenai tujuan penelitian.
Kuesioner penelitian diserahkan langsung ke setiap kantor akuntan publik
yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta kemudian diambil
langsung setelah kuesioner selesai diisi. Jangka waktu lamanya pengembalian
kuesioner setelah diisi adalah 2 minggu dihitung mulai dari kuesioner
diserahkan. Kerangka sampel yang berupa daftar KAP di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Surakarta yang masih aktif tahun 2012 dalam tabel 4.1 dan
Tabel 4.1
Daftar Kantor Akuntan Publik di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2012
No Nama KAP Alamat
1 KAP Bismar, Muntalib & Yunus
Jl. Soka No. 12
2 KAP Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang (CAB)
Gedung Pusat “UTY” Lt. 1 Ringroad Utara, Jombor
3 KAP Drs. Henry Susanto Jl. Gadjah Mada No. 22
4 KAP Drs. Kumalahadi Jl. Kranji No. 90 Serang Baru, Ngaglik, Sleman
5 KAP Dra. Suhartati dan Rekan (CAB)
Perum Nogotirto No. 11 Gamping, Sleman
Jl. Ringin Putih No.7 Panggan Kota Gede
10 KAP Indarto Waluyo Jl. Ring Road Timur No.33 Wonocatur
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.2
Daftar Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta pada Tahun 2012
No Nama KAP Alamat
1 KAP Payamta (CAB) Jl. Ir. Sutarmi No. 25 2 KAP Wartono Jl. Budi Santoso No. 158 3 KAP Drs. Hanung
Triatmoko, Ak
Jl. Ki Mangung Sarkoro No. 55
4 KAP Rachmat Wahyudi Jl. Cipto Mangunkusumo No. 3A
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Kuesioner yang telah diisi oleh responden, selanjutnya diteliti
kelengkapannya dan data yang tidak lengkap disisihkan. Dari responden
tersebut, jumlah kuesioner yang disebarkan 67 dan yang kembali sebanyak 52,
commit to user
adalah sebanyak 48 responden. Tabel 4.3 dan tabel 4.4 berikut merupakan
rincian dan ringkasan pengiriman dan pengambilan kuesioner.
Tabel 4.3
Rincian Penyebaran Kuesioner pada Kantor Akuntan Publik Wilayah DIY dan Surakarta 1 KAP Bismar, Muntalib
& Yunus
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.4
Rincian Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner
Kuesioner Jumlah
Kuesioner yang disebar 67
Kuesioner yang kembali 52
Kuesioner tidak diisi 4
Kuesioner yang dapat digunakan 48
2. Deskripsi Responden
Berdasarkan hasil tanggapan responden, maka dibawah ini akan
dijelaskan terlebih dahulu mengenai identitas responden. Deskripsi responden
auditor diidentifikasikan dengan jenis kelamin, pendidikan, jabatan dan lama
bekerja.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tanggapan responden yang terkumpul, maka hasil
identifikasi responden dapat disajikan dalam tabel ini. Pada tabel 4.5
dapat diketahui proporsi karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Pria 28 58.3%
2 Wanita 20 41.7%
Jumlah 48 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden adalah
auditor yang bekerja di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Surakarta yang terdiri dari 28 responden (58.3%) berjenis kelamin pria
dan 20 responden (41.7%) berjenis kelamin wanita. Berdasarkan
informasi tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam