PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA
PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 43
Bandung Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Konsentrasi Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi
Oleh :
Herfika Oktaviana Dewi
0800913
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Teknik
Make A Match
terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Ranah Psikomotor Pada Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Oleh
Herfika Oktaviana Dewi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Herfika Oktaviana Dewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
HERFIKA OKTAVIANA DEWI
0800913
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK MAKE A MATCH TERHADAP PENINGKATAN HASIL
BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Drs. H. Zainal Arifin, M.Pd. NIP. 19610501 198601 1003
Pembimbing II
Rusman, M.Pd. NIP. 19720505 199802 1001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Herfika Oktaviana Dewi. Penelitian ini berjudul Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Skripsi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. 2013.
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa ranah psikomotor pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ?” Permasalahan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek mekanisme (mechanism) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?
2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek respon terbimbing (guided response) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?
3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek kemahiran (complex overt respons) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan Posttest Only Control Design. Instrumen yang digunakan adalah jenis tes perbuatan (performance test). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung. Sampel yang digunakan adalah 41 siswa kelas eksperimen dan 41 siswa kelas kontrol. Kesimpulan umum yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa ranah psikomotor pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR GRAFIK ……….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C.Tujuan Penelitian ... 7
D.Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Operasional ... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran……… ... 11
1. Belajar dan Teori Belajar ……… 11
2. Pengertian Pembelajaran………... 16
B. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ……….. 17
ii
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Konsep Pembelajaran Kooperatif ………... 3. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
19 20
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ……… 22
5. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ……… 23
6. Macam-macam Model dan Teknik Pembelajaran Kooperatif ………… 24
C. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match ………. 27
1. Pengertian Make A Match ……….. 27
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Koopertif Teknik Make A Match …. 28 3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Koopertif Teknik Make A Match ………. 29 4. Penerapan Teknik Make A Match dalam mata pelajaran TIK ………… 30
D. Hasil Belajar. ... 31
1. Pengertian Hasil Belajar ………. 31
2. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor ……… 34
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………. 35 E. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ………
1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi ………. 2. Tujuan Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ……….…….. 3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
……….
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi ……….
37 37 38 38
5. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ………..
40
F. Penelitian Terdahulu ……… 40
G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ………
1. Asumsi ………
2. Hipotesis Penelitian ………
43 43 44
BAB III METODE PENELITIAN
A.Pendekatan dan Metode Penelitian ………......
1. Pendekatan Penelitian ………
2. Metode Penelitian ………... 47 47 47 B. Populasi dan Sampel ...
1. Populasi………...………...
2. Sampel ………...………..
51 51 52 C.Instrumen Penelitian...
1. Uji Validitas... 2. Uji Reliabilitas... 3. Pengolahan Data...
53 56 57 59 D. Langkah-langkah Penelitian ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 1. Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian………...
iv
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Reliabilitas.………... 2. Deskripsi Hasil Penelitian………...……….. 3. Pengolahan Data Penelitian………... a. Uji Normalitas... b. Uji Homogenitas... c. Uji Hipotesis...
68 70 83 83 86 89 B. Pembahasan Hasil Penelitian………
1. Pembahasan Hipotesis Umum………..
2. Pembahasan Hipotesis Pertama (Aspek Mekanisme)………... 3. Pembahasan Hipotesis Kedua (Aspek Respon Terbimbing)……… 4. Pembahasan Hipotesis Kegita (Aspek Kemahiran)………..
97 97 100 102 104
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan ... 107 B. Rekomendasi ... 108
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hubungan antar variabel ……… 49
Tabel 3.2 Desain Penelitian Posttest Only Control Design... 50
Tabel 3.3 Populasi Penelitian……….. 52
Tabel 3.4 Sampel Penelitian... 53
Tabel 3.5 Kriteria Validitas...……… 57
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas...……… 58
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Alat Ukur...………. 66
Tabel 4.2 Validitas Butir Soal...……… 67
Tabel 4.3 Reliability Statistic...……….. 69
Tabel 4.4 Reliabilitas Instrumen………. 70
Tabel 4.5 Skor Total Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 72
Tabel 4.6 Skor Aspek Mekanisme (Mechanism)... 74
Tabel 4.7 Skor Aspek Respon Terbimbing………. 77
Tabel 4.8 Skor Aspek Kemahiran... 79
Tabel 4.9 Uji Normalitas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83
vi
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.11 Uji Normalitas Eksperimen dan Kelas Kontrol Aspek Respon Terbimbing...……. 85 Tabel 4.12 Uji Normalitas Eksperimen dan Kelas Kontrol Aspek
Kemahiran...……… 86
Tabel 4.13 Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...………. 87 Tabel 4.14 Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Aspek
Mekanisme...……… 87
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Aspek
Respon Terbimbing………...……… 88
Tabel 4.16 Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Aspek
Kemahiran………... 88
Tabel 4.17 Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...………..…………... 90 Tabel 4.18 Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Aspek
Mekanisme...……….………... 92 Tabel 4.19
Tabel 4.20
Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Aspek
Respon Terbimbing …….………...
Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Aspek Kemahiran...
94
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Daerah Penolakan H0 Domain Psikomotor... 90
Gambar 4.2 Daerah Penolakan H0 Aspek Mekanisme (Mechanism)... 92
Gambar 4.3 Daerah Penolakan H0 Aspek Respon Terbimbing... 94
viii
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rata-Rata Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
………... 73
Grafik 4.2 Rata-Rata Posttest Aspek Mekanisme ………. 75
Grafik 4.3 Rata-Rata Posttest Aspek Respon Terbimbing……….… 78
Grafik 4.4 Rata-Rata Posttest Aspek Kemahirant………... 80
DAFTAR BAGAN
1
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang di dalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa. Pembelajaran dimaksudkan agar terjadi suatu interaksi, komunikasi dan hubungan timbal balik diantara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dengan siswa. Perilaku guru mengajar dan perilaku siswa belajar. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran tidak dapat terlepas dari peran guru sebagai fasilitator dan sumber belajar. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang didapat oleh peserta didik. Hasil belajar merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pendidikan dari hasil belajar dapat diketahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran.
Hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, “hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor” (Slametto, 2003:16). Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Banyak guru menilai hasil belajar siswa dapat dilihat ketika bahan pelajaran terselesaikan dan siswa dianggap mengerti.
2
malas belajar. Kesulitan ataupun kegagalan yang dialami siswa tidak hanya bersumber dari kemampuan siswa yang kurang, tetapi ada faktor yang turut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar yaitu faktor dari luar diri siswa salah satunya adalah metode pengajaran. Peran guru sebagai fasilitator dan sumber belajar harus dapat menganilisis dan memenuhi kebutuhan siswa dalam proses belajar dengan cara menentukan dan menggunakan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Sampai saat ini masih banyak guru di sekolah-sekolah tertentu yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu guru membacakan atau memberi bahan yang disiapkannya sedangkan siswa mendengarkan, mencatat dengan teliti dan mencoba menyelesaikan soal sebagaimana yang dicontohkan oleh guru. Guru kurang bisa mengeksplor kemampuan individu siswa karena banyak guru yang menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik sehingga hal tersebut menjadi pasif. Terdapat banyak strategi dan metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan utamanya agar pembelajaran lebih kondusif dan menyenangkan, antara lain pembelajaran Kooperatif.
3
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), guru harus banyak mendemontrasikan materi yang diajarkan karena dalam pelajaran TIK ini siswa harus dilibatkan langsung untuk melihat dan menggunakan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hasil belajar pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak hanya dilihat dari aspek kogtinif dan afektif saja tetapi aspek psikomotor sangat penting dalam mata pelajaran TIK.
Siswa diharapkan mampu untuk mengaplikasikannya agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan wirausaha. Pada pelaksanaanya masih banyak siswa yang tidak dapat menggunakan perangkat TIK.
Keterbatasan jumlah sarana belajar pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi kendala di beberapa sekolah. Sarana belajar pada mata pelajaran TIK ini didominasi oleh komputer sebagai sarana belajarnya. Masih banyak sekolah-sekolah yang sedikit sekali memiliki sarana belajar TIK bahkan ada beberapa sekolah yang tidak memiliki sarana belajar tersebut.
4
Ketersediaan sarana TIK menjadi suatu keharusan mengingat mata pelajaran TIK bukan hanya teori saja yang paling penting yaitu dengan mempraktekkannya. Kendala sarana dan prasarana belajar pada mata pelajaran TIK dapat diatasi salah satunya dengan penggunaan metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan dipelajari agar pelaksanaan proses belajar mengajar lebih menarik. Belajar TIK akan lebih menarik jika penyajiannya bersifat konkret dan melibatkan siswa secara aktif dari segi mental maupun fisik.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (2002: 152) bahwa “tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang digunakan guru”. Sementara Hamdat (2003: 33) mengemukakan “guru harus
mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar”. Variasi metode pembelajaran tersebut menjadikan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, dan kelas menjadi lebih hidup, metode penyajian yang selalu sama akan membosankan siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah melalui model Cooperative Learning Teknik Make A Match.
Model Cooperative Learning Teknik Make A Match dapat memupukan kerjasama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokan kartu yang ada ditangan mereka, proses pembelajaran ini tampak lebih menarik dan siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran. Dalam pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi
5
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa dengan guru, sehingga proses pembelajaran akan dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.
Merujuk pada hasil penelitian sebelumnya diantaranya adalah :
a. Siti Kurnia Indasah, “Pengaruh Model Pembelajaran Teknik Make a Match Terhadap Kecepatan Pemahaman Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 1 Kanor Bojonegoro”, menarik kesimpulan bahwa “Penerapan model pembelajaran Make a Match adalah baik serta kecepatan
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tergolong cukup.” (Skripsi Tarbiyah 2009, Pendidikan Agama Islam (PAI).
b. Romiyatun, “Pembelajaran Kooperatif Make a Match dan Snow Ball Throwing pada Kompetensi Dasar Gulma, Hama, dan Penyakit Tanaman
dengan Memperhatikan Kemampuan ESQ Siswa (Studi Kasus Pembelajaran BIologi Kelas VIII MTs Negeri tanon Sragen)”, menarik kesimpulan bahwa
“Prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif
Make a Match lebih baik dibandingkan model pembelajaran Snow Ball
Throwing”. (Tesis 2008, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran TIK. Penulis bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Pada Mata
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah secara umum yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa ranah psikomotor pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ?
Untuk lebih jelasnya, perumusan masalah dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek
mekanisme (mechanism) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?
2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek
respon terbimbing (guided response) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?
3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek
7
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Tujuan khusus dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek
mekanisme (mechanism) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek
respon terbimbing (guided respons) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek
kemahiran (complex overt response) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Penelitian secara teoritis
8
2. Manfaat penelitian secara praktis a. Pihak sekolah
Sebagai bahan rujukan untuk memperbaiki kualaitas siswa, sehingga hasil belajar siswa tersebut sesuai dengan harapan dan target yang telah di tentukan oleh sekolah.
b. Pihak guru
Dapat dijadikan sebagai rujukan untuk menggunakan model atau metode yang bervariasi seperti model pembelajaran Kooperatif yang dapat meningkatkan kualitas, motivasi dan hasil belajar siswa.
c. Bagi peneliti
Dapat dijadikan sebagai rujukan dan refensi untuk penelitian selanjutnya dan menjadi bahan untuk mempelajari Model Cooperative Learning Teknik Make A Match.
E. DefinisiOperasional
1. Model Cooperative Learning dalam penelitian ini merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan secara berkelompok yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
9
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing merupkan salah satu jenis pembelajaran kooperatif. Dalam penelitian ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok unuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertaspertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh .
4. Hasil belajar domain psikomotor dalam penelitian ini yaitu kemampuan siswa pada ranah psikomotor yang berupa keterampilan, khususnya aspek mekanisme (mechanism), aspek respon terbimbing (guided response), dan aspek kemahiran
(complex overt respons)) siswa dalam Mata Pelajaran TIK. Pada aspek mekanisme (mechanism) adalah mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat. Pada respon terbimbing (guided response) mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota tubuh menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan. Aspek kemahiran (complex overt respons) adalah mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu
10
47
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa. Data yang didapat dari hasil penelitian ini berupa angka-angka. Data tersebut didapat dari hasil perbandingan posttest antara siswa yang menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match dengan siswa yang menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing. Sesuai dengan masalah tersebut, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivistik/kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menghasilkan data penelitian berupa angka-angka dan analisis statistik. Menurut Zainal Arifin (2011: 16) “pendekatan kuantitatif lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka”.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian diperlukan agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh hasil yang baik, maka harus digunakan metode penelitian yang tepat. Menurut Nana Syaodih (2011: 52)
“metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
48
Sesuai dengan masalah penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen (eksperimen semu). Tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi variabel yang relevan.
Menurut Muhammad Ali (1993:140) “kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen murni, perbedaanya terletak pada penugasan subjek, yaitu kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada (intact group)”.
Metode ini memanfaatkan kelompok yang telah ada namun memiliki karakteristik yang homogen sehingga memudahkan pengontrolan variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model Cooperative Learning teknik Make A Match di kelas eksperimen dan penggunaan model Cooperative Learning
tipe Snowball Throwing di kelas kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa domain psikomotor aspek mekanisme (mechanism), aspek respon terbimbing (guided response), dan aspek kemahiran (complex overt respons). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sudjana dan Ibrahim (2006: 12)
49
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (independent variabel) sering disebut notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.
Untuk melihat variabel yang akan diteliti, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Hubungan Antar Variabel
Variabel Bebas Variabel Terikat
Model Cooperative Learning Teknik Make A Match
(X1) Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing (X2)
Hasil Belajar Mata Pelajaran TIK Aspek mekanisme (mechanism) (Y1) Aspek respon terbimbing (guided response) (Y2) (X1, Y1) (X1,Y2) (X2,Y1) (X2,Y2) Aspek kemahiran (complex overt response) (Y3)
(X1,Y3) (X2,Y3)
Keterangan :
XIYI : Hasil belajar siswa pada aspek mekanisme dengan menggunakan model Cooperative Learning teknik Make A Match.
XIY2 : Hasil belajar siswa pada aspek respon terbimbing dengan menggunakan model Cooperative Learning teknik Make A Match.
XIY3 : Hasil belajar siswa pada aspek kemahiran dengan menggunakan model Cooperative Learning teknik Make A Match.
50
X2Y2 : Hasil belajar siswa pada respon terbimbing dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing.
X2Y3 : Hasil belajar siswa pada aspek kemahiran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-Equivalent, Posttest Only Control Design. Pada penelitian ini melibatkan dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek penelitian dikelompokan menjadi dua kelompok penelitian yang masing-masing tidak dipilih secara random dan mendapatkan perlakuan yang berbeda. Setelah diberi perlakuan setiap kelompok langsung diberi post-test untuk mengetahui efek dari perlakuan tersebut.
Tabel 3.2
Posttest Only Control Design
Dimana:
= Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu pembelajaran TIK dengan menggunakan model Cooperative Learning teknik Make A Match.
= Perlakuan terhadap kelompok kontrol yaitu pembelajaran TIK dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing. O1 = Pengaruh perlakuan kelompok eksperimen
O2 = Pengaruh perlakuan kelompok kontrol
Kelompok Treatment Post-test
Eksperimen O1
51
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal pertama yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah menetapkan kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok yang menggunakan model Cooperative Learning teknik Make A Match ditetapkan sebagai kelas eksperimen sedangkan kelompok yang
menggunakan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing ditetapkan sebagai kelas kontrol.
Langkah kedua yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen yakni pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model Cooperative Learning teknik Make A Match dan kelompok kontrol yang menggunakan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing. Selanjutnya memberikan post-test pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasilnya kemudian dibandingkan antara skor post-test kelompok eksperimen dan skor post-test kelompok kontrol.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti memerlukan data dan informasi untuk menjawab keperluan masalah penelitian. Populasi digunakan untuk menguji hipotesis seluruh data yang memungkinkan memberikan informasi yang berbeda bagi pemecahan masalah penelitian.
52
siswa kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung semester 1 tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri atas 9 kelas yaitu VIII 1-VIII 9.
Tabel 3.3
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah
1 VIII 1 41 Siswa
2 VIII 2 40 Siswa
3 VIII 3 41 Siswa
4 VIII 4 41 Siswa
5 VIII 5 41 Siswa
6 VIII 6 41 Siswa
7 VIII7 41 Siswa
8 VIII 8 40 Siswa
9 VIII 9 41 Siswa
Jumlah 367 Siswa
(Tata Usaha SMP Negeri 43 Bandung)
2. Sampel Penelitian
Sugiyono (2010: 81) menyatakan “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat mewakili populasi tersebut. Salah satu syarat dalam penarikan sampel adalah bahwa sampel tersebut harus bersifat representatif, artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili populasi.
Cara penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah non probability sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang
53
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Zainal Arifin (2012: 221) “purposive sampling adalah suatu cara
pengambilan sampel berdasarkan pada pertimbangan dan tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri dan sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya”.
[image:30.595.111.513.313.565.2]Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih kelas yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian ini adalah kelas VIII 1 dan kelas VIII 6. Pertimbangannya adalah pada kedua kelas tersebut memiliki sifat dan karakteristik yang sama, seperti dalam hal kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan peneliti menggunakan nilai ulangan harian yang ada di sekolah. Kedua kelas tersebut memiliki rata-rata nilai yang sama yaitu, kelas VIII 1 = 60 dan kelas VIII 6 = 65. Kedua rata-rata nilai tersebut tidak jauh berbeda sehingga kemampuan awal siswa tersebut dianggap sama.
Tabel 3.4
Sampel Penelitian
C. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan komponen penting dalam suatu penelitian, karena instrumen diperlukan sebagai suatu alat pengumpul data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes perbuatan (performance test).
Menurut Zainal Arifin (2009: 149) “tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan”. Tes perbuatan (performance test) ini berupa lembar kerja instrumen
No Kelas Jumlah
1. VIII 1 41 Orang Siswa
54
untuk mengamati unjuk kerja peserta didik menggunakan format penilaian tes perbuatan daftar cek (check list).
Format penilaian tes perbuatan daftar cek (check list) berupa lembar pengamatan yang memiliki lima kriteria yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK). Menurut Zainal Arifin (2009: 186)
“penggunaan daftar cek (check list) dalam penialian tes tindakan lebih praktis jika
digunakan untuk menghadapi subjek dalam jumlah yang lebih besar, atau jika
perbuatan yang dinilai memiliki resiko tinggi”.
Penggunaan format penilaian tes perbuatan yang berupa daftar cek (check list) dalam penilaian aspek psikomotor didasarkan atas beberapa pertimbangan
peneliti yaitu:
1. Populasi yang akan diambil datanya cukup banyak 2. Mempermudah observer dalam proses penilaian dan 3. Keterbatasan waktu dalam proses penilaian.
Berdasarkan pendapat di atas dan beberapa pertimbangan peneliti maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format penilaian tes perbuatan atau kinerja yang berupa daftar cek (check list).
Berikut langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat instrumen tes: 1. Menetapkan materi pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
akan digunakan dalam penelitian
55
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang ditentukan
4. Menyusun kisi-kisi instrumen yang mengacu kepada tujuan dan sub pokok bahasan yang telah ditetapkan
5. Mengadakan uji coba instrumen kepada siswa di luar sampel
6. Memilih instrumen yang sudah dianggap valid dan reliabel, yang kemudian diujikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dalam melaksanakan proses pengumpulan data peneliti melakukan tes hasil belajar menggunkan tes perbuatan terhadap sampel penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membagi siswa sesuai dengan jumlah komputer yang ada, satu orang siswa satu komputer
2. Siswa diberi lembar kerja tes perbuatan dan diperintahkan untuk mengerjakan semua perintah yang tercantum dalam lembar kerja tes perbuatan.
3. Guru mata pelajaran dan beberapa orang penilai atau observer menilai sejumlah siswa yang sedang melaksanakan tes perbuatan menggunakan format penilaian tes perbuatan berupa daftar cek (check list) yang telah disediakan. 4. Nilai yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program pengolah angka
dan SPSS.
56
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat atau tidak mengukur tingkat ketepatan tes yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Sugiono (2010 : 121) “instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”.
Dalam penelitian ini digunakan validitas empiris. Menurut Zainal Arifin
(2012: 246) “validitas empiris biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu
analisis korelasi”. Untuk menguji kesahihan item-item soal dengan menggunakan
rumus korelasi product moment seperti yang dikemukakan oleh Pearson dalam Zainal Arifin (2009 : 254) yang dirumuskan sebagai berikut:
2 2
2
2
Y Y N X X N Y X XY N rxyKeterangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y X = Skor siswa tiap butir soal
Y = Skor total tiap siswa uji coba
N = Jumlah siswa
57
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
[image:34.595.205.465.114.264.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5 Kriteria Validitas Tes
Interval koefisien Kriteria
Antara 0,800 – 1,00 Sangat tinggi Antara 0,600 – 0,800 Tinggi Antara 0,400 – 0,600 Cukup Antara 0,200 – 0,400 Rendah Antara 0,00 – 0,200 Sangat rendah
Menurut Zainal Arifin (2009:161) “setelah diperoleh hasil validitas tersebut kemudian diuji juga tingkat signifikasinya” dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
t = nilai hitung
r = koefisien korelasi
n = jumlah banyaknya subjek
Dimana jika > pada taraf signifikasi 0,05 dengan dk = n-2, maka
soal tes tersebut valid.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Zainal Arifin (2009: 258) “suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada
waktu dan kesempatan yang berbeda”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 178)
58
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik”.
Uji reliabilitas instrumen ini dilakukan dengan menggunkan rumus Alpha pada SPSS 20. Menurut Arikunto (2006: 196) “rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 atau 0, misalnya angket atau
soal bentuk uraian”.
Adapun Rumus Alpha sebagai berikut :
=
(
1
-
)
Keterangan:
r
11
koefisien reliabilitasK = banyaknya butir soal
= jumlah varians soal
= varians total
(Zainal Arifin, 2012:249)
Tabel 3.6
Kriteria Reliabilitas Tes
Interval koefisien Kriteria
20
,
0
11
r
Sangat Rendah40
,
0
20
,
0
r
11
Rendah60
,
0
40
,
0
r
11
Sedang [image:35.595.113.488.280.699.2]59
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian berupa tes perbuatan yang menggunakan daftar cek (check list) terkumpul. Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji normalitas. Uji normalitas ditujukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berdistribusi normal atau tidak normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan program pengolahan data SPSS 20 dengan uji Kolomogorov Smirnov.
“kriteria pengujian adalah jika sig. (signifikansi) < 00.5 maka distribusi tidak
normal, sedangkan jika sig. (signifikansi) > 00.5 maka distribusi data normalitas”
(Santoso, 200:3 168).
Setelah dilakukan pengujian normalitas kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan. Pada penelitian ini uji homogenitas menggunakan program pengolah data SPSS 20 dengan uji Levene atau uji-t. Kriteria pengujiannya apabila nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.
60
kelompok kontrol, baik secara keseluruhan maupun setiap aspek yaitu aspek mekanisme (mechanism), aspek respon terbimbing (guided response), aspek kemahiran (complex overt respons).
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunkan rumus uji-t dua rata-rata (t-test). Dalam penelitian ini ingin menguji perbedaan dua rata-rata dari dua sampel tentang suatu variabel, yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dibandingkan dengan penggunaan model kooperatif tipe snowball
throwing terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah psikomotor. Tujuan dari
uji-t ini adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau beda. Gunanya uji-t adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel). Adapun rumus uji-t sebagai berikut :
Keterangan :
t = nilai t-test yang dicari
= nilai rata-rata kelompok sampel 1 = nilai rata-rata kelompok sampel 2 s = simpangan baku gabungan
= simpangan baku sampel 1 yang dikuadratkan (varians 1)
61
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
(Zainal Arifin, 2012:281) Setelah mendapatkan nilai t-test, kemudian membandingkan nilai t hitung
dengan nilai t table (harga kritik) dengan derajat kebebasan (dk) = – dengan kriteria jika – t (1- 1
/2 ) < t < t (1- 1
/2 ) maka Ho diterima.
D. Langkah-Langkah Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Memilih masalah penelitian dengan melakukan studi pustaka yang berasal dari beberapa literatur seperti buku, internet, skripsi, tesis, dan sebagainya. b. Studi pendahuluan, dilakukan dengan tiga objek, yaitu paper (skripsi,
buku, dan internet), person (konsultasi dengan dosen pembimbing akademik dan guru yang mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi/TIK, mengobservasi kegiatan belajar mengajar), place (berkunjung ke sekolah terkait, melihat kondisi kelas, fasilitas belajar, dan kapasitas laboratorium).
62
d. Melakukan kajian teori dan mencari hail penelitian terdahulu yang relevan. e. Merumuskan asumsi dasar dan hipotesis, setelah menemukan masalah peneliti kemudian merumuskan asumsi dasar penelitian yang ditindak lanjuti oleh perumusan hipotesis.
f. Memilih pendekatan, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan eksperimental dengan metode kuasi eksperimen.
g. Menentukan variabel dan sumber data. Terdapat dua variabel penelitian yaitu Model Cooperative Learning Teknik Make A Match dan hasil belajar. Sumber data berasal dari tes hasil belajar yaitu posttest.
h. Menyusun proposal penelitian melalui proses bimbingan dengan dosen pembimbing akademik.
i. Membuat SK Pembimbing No. 594/UN.40.1./PL/2012 Tanggal 4 Oktober 2012.
j. Menghubungi dosen pembimbing skripsi I dan dosen pembimbing skripsi II untuk proses bimbingan skripsi.
k. Membuat surat perizinan kepada pihak fakultas dan universitas No. 594/UN.40.1/PL./2012 Tanggal 9 Oktober 2012
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Memberikan surat izin penelitian kepada SMP Negeri 43 Bandung No. 1022/UN.40.10/PL./2012 Tanggal 28 Nopember 2012.
b. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
63
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sedangkan kelas kontrol Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing.
d. Memberikan posttest kepada kedua kelas.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Mengumpulkan data hasil penelitian berupa hasil posttest.
b. Mengolah dan menganalisis data penelitian secara manual dan dengan menggunakan SPSS versi 17.
c. Menarik kesimpulan dengan melakukan pengolahan data berdasarkan hasil posttest dan menyimpulkan hasilnya sesuai hipotesis.
4. Tahap Penyusuanan Laporan
64
Prosedur dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut :
Memilih Masalah
Studi Pendahuluan
Merumuskan hipotesis
Merumuskan Masalah
Menyusun Laporan
Merumuskan Variabel
Menentukan sumber Data
Mengumpulakan Data
Menarik Kesimpulan
Merumuskan Asumsi
Memilih Pendekatan
Menganalisis Data
107
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
1. Simpulan Umum
Berdasarkan perolehan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik make a match terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah psikomotor pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada domain psikomotor antara kelas eksperimen yaitu siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dengan kelas kontrol yaitu siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP Negeri 43 Bandung.
2. Simpulan Khusus
Secara Khusus, kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek
mekanisme (mechanism) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
108
terbimbing (guided response) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
c. Terdapat pengaruh penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek
kemahiran (complex overt respons) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Sesuai dengan simpulan diatas, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Teknik Make A Match berpengaruh terhadap hasil belajar siswa hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada ranah psikomotor aspek mekanisme (mechanism), aspek respon terbimbing (guided respons), aspek kemahiran (complex overt respons) pada Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teknik Make A Match dapat membantu guru dalam menyampaikan informasi atau materi yang akan dipelajari.
Berdasarkan hasil penelitian, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada ranah psikomotor aspek mekanisme (mechanism), aspek respon terbimbing (guided respons), aspek kemahiran
(complex overt respons) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
B. Rekomendasi
109
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP, adapun rekomendasi yang diajukan peneliti, antara lain:
1. Bagi Pihak Sekolah
a. Guru
Para guru khususnya guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) disarankan untuk mengembangkan kreatifitas dalam menggunakan model pembelajaran sehingga proses belajar tidak monoton. Penggunaan model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match dapat dijadikan sebagai model pembelajaran dalam proses pembelajaran baik dikelas maupun di laboratorium komputer. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match ini tidak hanya dirancang untuk pembelajaran yang bersifat teori, namun bisa dimanfaatkan dalam proses pembeajaran yang bersifat praktek sehingga mempermudah guru dalam menjelaskan materi secara mendetail tapi tetap mudah dimengerti oleh siswa.
b. Siswa
Siswa diharapkan dapat mengikuti Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match khususnya dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dengan jumlah computer terbatas. Sehingga tujuan pembelajaran tercapai tanpa terkendala dengan jumlah computer yang terbatas dan aktiitas belajar siswa tidak monoton atau menjenuhkan.
2. Bagi Pihak Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
110
Komunikasi (TIK) dalam pengembangan model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match yang dapat dijadikan alternative dalam proses pembelajaran
disekolah-sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dan serta diharapkan dapat memunculkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. (1988). Evaluasi Instruksional Prinsip – Teknik – Prosedur. Bandung : Remadja Karya.
Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Buzan, Tony dan Barry. (2008). Memahami Peta Pikiran. Bandung : Interaksara. Creswell, John, W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and. Evaluating Quantitative and Qualitative Research. USA: Pearson.
DePorter, Bobby. (2002). Quantum Learning. Bandung : Kaifa.
Readon,Mark,dkk.(2004). Teaching, "Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas".
Daniyati, Ana. (2011). Laporan Tahunan SMP Negeri 4 Kuningan Tahun Ajaran 2011/2012. Tidak Diterbitkan.
Depag RI. (1996). Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Madrasah Tsanawiyah tahun 1995/1996.. Jakarta: Departemen Agama RI.
Depag RI. (2000).Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Madrasah Tsanawiyah tahun 1999/2000.. Jakarta: Departemen Agama RI.
Hamalik, Oemar. (2002). Proses Belajar Mangajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hattarina, Shofiah. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Mind Map UntukMeningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sejarah Kelas XI IPS SMAN I Talun. Skripsi Pada Jurusan TeknologiPendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UM : Tidak Diterbitkan.
Kartiwi, Ati. (2006). Pengaruh Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar SiswaPada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi. Skripsi Pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI : Tidak Diterbitkan.
Lawson, A. E. (1991). "Hypothetico-Deductive Reasoning Skill and Concept. Acquisition:Testing a Contructivist Hypothesis" Journal of Research In
Lie, A. (2002). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.
Mustika, Kiki Dina. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Problem PosingUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Smp Dalam Mata Pelajaran TIK. Skripsi jurusan pendidikan ilmu komputer FPMIPA UPI Bandung:
Mudyahardjo, Redja. (2001). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grafindo.
Ningsih, Khoiriyah. (2009). Penerapan Metode Mind mapping Secara KreatifDalam Pendekatan Pembelajaran Cooperative Learning Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Secara Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 20 Malang. Skripsi Pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UM : Tidak
Purwanto, Ngalim. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Putra, Yovan. (2008). Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Riduwan. (2005). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rooijackers. (1993). Mengajar dengan Sukses : Petunjuk untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta : Grasindo.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Slavin, R. (2008). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sugiyono, (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Pendidikan Ilmiah Dasar, Metode Teknik. Bandung : Tarsito.
Herfika Oktaviana Dewi, 2013
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tulus, Tu’u. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.