Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PEMAKNAAN KOMPENSASI PADA KARYAWAN KONTRAK
BAGIAN SALES
(Studi Fenomenologi Pada Perusahaan Yang Bergerak Dalam Bidang
Penjualan Di Kota Bandung, Bogor Dan Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari
syarat memperoleh gelar sarjana jurusan psikologi
Disusun oleh :
Khoiru Ummah Laily Ahmadani
0901789
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pemaknaan Kompensasi pada Karyawan Kontrak
Bagian Sales
(Studi Fenomenologi pada Perusahaan yang Bergerak
Dalam Bidang Penjualan di Kota Bandung, Bogor dan
Jakarta)
Oleh :
Khoiru Ummah Laily Ahmadani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Khoiru Ummah Laily Ahmadani
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
i
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi. Penelitian kualitatif fenomenologi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pemaknaan kompensasi pada karyawan kontrak khususnya bagian sales pada perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan. Penelitian ini mendeskripsikan pemaknaan kompensasi secara langsung dari sudut pandang karyawan kontrak khususnya bagian sales. Dengan memahami pemaknaan kompensasi pada karyawan kontrak tersebut maka dapat diketahui dampaknya terhadap kinerja karyawan kontrak dan alasan untuk tetap atau tidak bekerja di suatu perusahaan.
Dalam penelitian ini pengumpulan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam pada tiga orang karyawan kontrak bagian sales di perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan di kota Bandung, Bogor, dan Jakarta. Ketiganya merupakan karyawan kontrak yang sudah lama bekerja sebagai sales di suatu perusahaan. Wawancara dilakukan sebanyak 4 kali, subjek pertama 2 kali, subjek kedua dan ketiga 1 kali. Wawancara dilakukan di tempat kerja dan di tempat tinggal subjek.
ii
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
This research was conducted using qualitative phenomenological approach. This phenomenological qualitative study aims to provide an overview of the meaning of compensation to employees especially the sales contract to a company engaged in the sale. This study sought to describe the meaning of compensation directly from the point of view of employees especially the sales contract. By understanding the meaning of employee compensation in the contract it will be known impact on employee performance contract and the reason to keep working in a company.
In this study the collection of research subjects conducted by purposive sampling technique. This study uses in-depth interview technique on three employees in the sales contract that the company engaged in the sale in the city of Bandung, Bogor and Jakarta. All three are contract employees who had been working as a sales in a company.An interview conducted four times, subject first twice, subject second and third once. The interview was conducted in the workplace and at home.
v Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Fokus Penelitian ... 6
1.3Pertanyaan Penelitian ... 6
1.4Tujuan Penelitian... 6
1.5Manfaat Penelitian... 7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1Pemaknaan ... 8
2.1.1 Pengertian Makna ... 8
2.1.2Asal Makna ... 8
2.1.3 Premis Utama Makna ... 9
2.1.4 Metode Pemaknaan ... 11
2.2Kompensasi ... 12
2.2.1 Pengertian Kompensasi ... 12
2.2.2Tujuan Kompensasi ... 14
2.2.3 Fungsi Kompensasi ... 15
2.2.4 Asas Kompensasi ... 16
2.2.5 Komponen-Komponen Kompensasi ... 17
vi
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.2.7 Faktor-Faktor Kompensasi Finansial dan Non Finansial ... 27
2.2.8 Sistem Kompensasi ... 32
2.3Karyawan Kontrak (Outsourcing) ... 34
2.3.1Pengertian Karyawan Kontrak ... 34
2.4Pengertian dan Tugas Sales ... 39
2.5Pemaknaan Kompensasi pada Karyawan atau Pegawai Kontrak ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
3.1Desain Penelitian ... 41
3.2Lokasi dan Sampel Penelitian ... 42
3.3Instrumen Penelitian ... 42
3.4Teknik Pengambilan Data ... 43
3.5Teknik Analisis Data ... 43
3.6Teknik Keabsahan Data ... 44
3.7Proses Penelitian ... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1Karakteristik Pemilihan Tempat Pelaksanaan Penelitian ... 46
4.2Latar Belakang dan Kondisi Subjek ... 47
4.2.1Latar Belakang dan Kondisi Subjek 1 (AT) ... 47
4.2.2Latar Belakang dan Kondisi Subjek 2 (RA) ... 48
4.2.3 Latar Belakang dan Kondisi Subjek 3 (FF) ... 48
4.3Deskripsi Esensi Pemaknaan Kompensasi ... 49
4.3.1 Deskripsi Esensi Pemaknaan Kompensasi Subjek 1 (AT) ... 49
4.3.2 Deskripsi Esensi Pemaknaan Kompensasi Subjek 2 (RA) ... 71
4.3.3 Deskripsi Esensi Pemaknaan Kompensasi Subjek 3 (FF) ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104
4.1Kesimpulan ... 104
4.2Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 108
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1 Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang begitu
cepat membawa dampak timbulnya persaingan usaha yang begitu ketat
(Tambusai, 2005). Persaingan di dunia usaha yang berlangsung ketat tersebut
menuntut perusahaan untuk memberikan tanggapan secara cepat dan tepat
agar mampu bersaing dan berkembang. Salah satu cara yang dapat digunakan
sebagai alternatif oleh perusahaan dalam meningkatkan daya saing adalah
dengan melakukan outsourcing. Outsourcing pada dasarnya merupakan usaha
untuk mengontrakkan suatu kegiatan pada pihak luar untuk memperoleh
layanan yang dibutuhkan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Outsourcing
adalah praktek umum di antara kedua organisasi swasta dan umum yang
merupakan unsur utama dalam strategi bisnis (Kremic dan Oya, 2006).
Dalam beberapa tahun terakhir ini, pelaksanaan outsourcing banyak
dilakukan untuk menekan biaya pekerja atau buruh (labour cost) dengan
perlindungan dan syarat kerja yang diberikan jauh dibawah yang seharusnya
diberikan sehingga sangat merugikan pekerja atau buruh (Tambusai, 2005).
Dengan menekan biaya pekerja (labour cost) maka pengeluaran perusahaan
dapat lebih diminimalkan (Nuringdiyah, 2007). Selain itu, dengan status
karyawan kontrak atau outsourcing yang merupakan non karyawan, maka
perusahaan tidak harus membayar upah konsisten atau menawarkan imbalan
kerja tambahan (http://www.id.takenew.info).Jika perusahaan memutuskan
untuk mempekerjakan karyawan kontrak dan karyawan outsourcing, maka
ada risiko yang melekat terkait dengan kesepakatan outsourcing yaitu hasil
yang tak terduga dan tingkat layanan yang bisa saja berkurang (Dhar dan
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selama ini praktek outsourcing diakui lebih banyak merugikan
pekerja, karena pada praktiknya hubungan kerja outsourcing cenderung
menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) yang berbeda dengan
pekerja tetap yang sudah menggunakan perjanjian kerja waktu tak tentu
(PKWTT). Dengan menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)
untuk pekerja outsourcing maka perusahaan juga tidak perlu memikirkan
berbagai kesulitan tentang kenaikan Upah Minimun Kota/Kabupaten (UMK),
tidak menanggung biaya kesehatan, biaya pemutusan hubungan kerja, dan
lain-lain sehingga jaminan sosial belum sepenuhnya dirasakan oleh pekerja
outsourcing (Widya, 2012). Akibat dari pemberlakuan perjanjian kerja waktu
tertentu (PKWT) untuk sistem outsourcing adalah ketidakjelasan hak-hak
karyawan, termasuk mengenai pengupahan, hak berserikat, hak atas jaminan
pekerjaan, hak atas juminan sosial, dan sebagainya (Agusmidah,
2011).Outsourcing juga bisa mengakibatkan penurunan semangat kerja
karyawan dan pembangunan sistem yang rancangannya tidak sesuai dengan
realitas organisasi (Waheed dan Alemayehu, 2004).
Tidak hanya itu saja, outsourcing yang semula diberlakukan hanya
untuk melakukan pekerjaan yang tidak masuk dalam kategori kegiatan inti
perusahaan (core activity) saat ini justru pekerja/buruh outsourcing
dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan inti (Agusmidah, 2011). Pada
umumnya perusahaan mempekerjakan tenaga outsourcing pada
kegiatan-kegiatan inti perusahaan yang seharusnya dilakukan oleh pekerja atau
karyawan tetap seperti kegiatan pokok dalam proses produksi (Zamani,
2008). Hal ini kurang sesuai dengan pasal 65 ayat (2) dan pasal 66 ayat (1)
UU No. 13 tahun 2003 yang intinya berisikan bahwa outsourcing atau
karyawan kontrak hanya diperbolehkan untuk kegiatan jasa penunjang saja
bukan kegiatan inti dari perusahaan. Dalam hal ini terdapat terdapat beberapa
perbedaan antara pekerja tetap dengan pekerja kontrak, yaitu:
Kondisi kerja Pekerja Tetap Pekerja kontrak
Masa kerja Tidak ada batasan Sesuai kebutuhan
3
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
percobaan
Masa kerja Sejak karyawan diterima oleh perusahaan pelanggaran atau pengunduran
diri maka akan mendapat
pesangon, uang penghargaan masa kerja (minimal kerja 3 tahun)
Bila terjadi bukan karena
pelanggaran atau pengunduran diri, karyawan tidak mendapat pesangon (kecuali bila ada kebijakan sendiri dari perusahaan)
Tabel 1.1 Perbedaan Pekerja Tetap dan Pekerja Kontrak (Sumber: Wijanarti, 2008).
Dari tahun ke tahun, permasalahan klasik yang muncul dari pekerja
kontrak sendiri adalah keinginan untuk kenaikan upah mereka. Hal ini
dikarenakan upah yang pekerja terima dimaknai tidak sebanding untuk
mencukupi kebutuhan riil mereka (Hendrastomo, 2010). Upah atau gaji
merupakan bagian dari komponen kompensasi yang harus diberikan
perusahaan sebagai balas jasa terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh
karyawan. Upah sebagai bentuk pemberian kompensasi menjadi alasan dan
motivasi utama seorang karyawan untuk bekerja(Suwatno, 2011).
Kompensasi sendiri merupakan imbalan jasa yang layak dan adil kepada
karyawan karena telah memberi sumbangan kepada pencapaian organisasi
(Flippo, dalam Suwatno, 2011).
Kompensasi merupakan imbalan yang paling penting yang digunakan
untuk memotivasi pekerja (Churchill, Ford, dan Walker, dalam John &
Barton, 1989 : 1). Kompensasi terdiri dari kompensasi finansial dan non
finansial, kompensasi finansial terdiri dari kompensasi finansial langsung dan
tidak langsung. Kompensasi finansial langsung terdiri dari bayaran yang
diperoleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus, dan komisi, sedangkan
kompensasi tidak langsung berbentuk tunjangan dan imbalan lain yang tidak
tercakup dalam kompensasi langsung (Simamora, 1997).
Pemberian kompensasi secara keseluruhan menunjukkan beragam
hasil (meliputi pembayaran secara finansial, tunjangan dan pelayanan) yang
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilakukan sebagai bagian dari hubungan ketenagakerjaan (Milkovich dan
Newman, 1987).Pemberian kompensasi yang diberikan pada karyawan
haruslah adil dan layak, namunpada kenyataannya karyawan kontrak yang
mempunyai beban kerja yang sama dengan karyawan tetap dan sama-sama
memberikan kontribusi yang lebih untuk perusahaanjustru mendapatkan
kompensasi yang masih lebih rendah (wahyuni, 2008).
Beberapa hal tersebut didasarkan pada penelitian Wahyuni (2008)
tentang Outsourcing yang didapatkan hasil bahwa semua karyawan kontrak
dan outsourcing merasakan bahwa kompensasi yang diterimanya lebih rendah
daripada karyawan tetap. Sementara itu, menurut Herawati (2010) semua
perusahaan pengguna outsourcing menyatakan bahwa buruh kontrak dan
outsourcing mengerjakan pekerjaan yang sama, di tempat yang sama dengan
buruh tetap, tetapi upahnya lebih rendah daripada buruh tetap. Rata-rata upah
pokok buruh kontrak atau outsourcing lebih rendah sekitar 14-17% dari buruh
tetap sedangkan rata-rata upah totalnya lebih rendah sekitar 16-26% dari
buruh tetap.
Selain kompensasi yang dirasa masih minimun, terdapat beberapa hal
yang juga tidak didapatkan oleh pekerja outsourcing seperti tidak
mendapatkan jaminan kesehatan dan jaminan kerja lainnya. Hal ini juga
diungkapkan oleh seorang sales di salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang Penjualan, sales tersebut mengungkapkan bahwa sebagai pekerja
kontrak ia tidak mendapatkan jaminan kesehatan meskipun sudah bekerja
selama ±4 tahun.
Kalau kontrak tuh jaminan kesehatan gak dapet..., (Preliminary, 20 April 2013)
Dalam penelitian ini subjek yang dipilih adalah karyawan outsourcing
yang bekerja sebagai sales di perusahaan yang bergerak di bidang penjualan.
Sales dipilih karena profesi ini merupakan bagian yang memberi kontribusi
amat besar dalam kemajuan perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak
5
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
produk suatu perusahaan dan dengan seperti itu maka pekerja akan
mendapatkan penghasilan, baik penghasilan dari basic salary maupun
penghasilan dari sales commission (Munadi, 2010). Dengan kontribusi yang
besar pada perusahaan, maka seharusnya sales di suatu perusahaan
mendapatkan kompensasi yang sesuai meskipun dengan status pekerja
kontrak. Pekerjaan sebagai sales juga terkadang menuntut pekerja untuk
memasarkan langsung produknya pada costumer dan hal ini membutuhkan
adanya pemberian jaminan dari perusahaan karena pekerjaan tersebut
beresiko.
Namun pada kenyataannya jaminan tidak didapatkan oleh karyawan
outsourcing atau kontrak pada bagian sales. Berdasarkan preliminary yang
dilakukan pada salah satu sales yang bekerja di perusahaan yang bergerak di
bidang penjualan mengungkapkan bahwa sebagai pekerja outsourcing ia tidak
mendapatkan jaminan dan masa kerjanya selalu diperpanjang setiap tahunnya
tanpa ada kejelasan dijadikan karyawan tetap. Tetapi meskipun demikian,
pekerja kontrak tersebut tetap bertahan karena terdapat beberapa hal yang
menjadi pertimbangan salah satunya adalah kebutuhan akan pekerjaan.
Berdasarkan hasil preliminary karyawan outsourcing atau kontrak
bagian sales tersebut masih menyangkut tentang kesejahteraan mereka yang
tidak mendapatkan jaminan dari perusahaan. Hal ini merupakan kondisi nyata
yang dirasakan oleh pekerja sebagai buruh kontrak khususnya bagian sales.
Kondisi sebagai pekerja kontrak atau outsourcing seperti yang digambarkan
di atas konsekuensinya memang kurang menguntungkan bagi mereka. Tetapi
meskipun demikian, sampai saat ini masih banyak pekerja ousourcing yang
tetap bertahan di perusahaan dimana mereka bekerja. Hal ini menarik peneliti
untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana sales sebagai pekerja kontrak
memaknai kompensasi yang didapatnya untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya khususnya untuk pekerja yang sudah mempunyai keluarga dan
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pekerja atau karyawan kontrak, sehingga pada akhirnya mereka memilih
untuk tetap bertahan di perusahaan di mana mereka bekerja.
1.2Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pemaknaan kompensasi karyawan kontrak
terutama bagian sales. Hal ini bisa dilihat berdasarkan bentuk-bentuk
kompensasi menurut Rivai (2010),yaitu :
a. Kompensasi Finansial
1) Langsung
2) Tidak Langsung
b. Kompensasi Non Finansial
1) Karena Karier (pekerjaan itu sendiri)
2) Lingkungan Kerja
1.3Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pemaknaan kompensasi pada karyawan kontrak bagian
sales?
2. Bagaimana dampak dari pemberian kompensasi yang didapatkan
terhadap kinerja karyawan kontrak bagian sales?
3. Apa yang membuat karyawan kontrak bagian sales bertahan atau tidak
bertahan bekerja di suatu perusahaan dengan status kontrak?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pemaknaan kompensasi pada karyawan kontrak
bagian sales.
2. Untuk mengetahui dampak pemberian kompensasi yang didapatkan
7
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat karyawan kontrak
bagian sales bertahan atau tidak bertahan di suatu perusahaan dengan
status kontrak.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap ilmu
pengetahuan, khususnya bidang Manajemen Sumber Daya Manusia
dalam kaitannya dengan kompensasi.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perusahaan terutama
berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut pemberian kompensasi pada
41 Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam menjawab masalah pada
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan desain studi
fenomenologi. Metode penelitian kualitatif menurut Moleong (2012) adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Adapun pendekatan fenomenologi menurut Creswell (dalam Rahmat,
2009) adalah menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai
ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu).
Konsep epoche ini membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi
peneliti. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap
makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari atau kesadaran yang
terjadi pada beberapa individu.
Metode penelitian fenomenologi dapat juga digunakan untuk
memahami fenomena berdasarkan interaksi sosial (Laksmi, 2012). Kajian
tersebut bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam dari individu mengenai
pengalaman atau peristiwa yang dialaminya (conscious experience) dan cara
individu dalam memaknai pengalaman tersebut (Smith, 2001). Berdasarkan
pemikiran fenomenologi, sebuah peristiwa tidak dapat memiliki makna
sendiri, kecuali manusia membuatnya menjadi bermakna (Jones, dalam
Laksmi, 2012). Fenomenologi bertujuan untuk menganalisis cara manusia
menginterpretasikan tindakan sosialnya dan orang lain dan memberikan
42
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2 Lokasi dan Sampel Penelitian
Subjek penelitian adalah karyawan kontrakbagian sales di perusahaan
yang bergerak dalam bidang penjualan yang dipilih secara Purposive
Sampling. Teknik Purposive Sampling(Sontani dan Sambas, 2011)
merupakan teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteritik
yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan
tujuan dan masalah penelitian.
3.3Instrumen Penelitian
Adapun instrumen dalam penelitian kualitatif menurut Moleong (2012)
adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat perekam dan catatan
lapangan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data. Selain itu instrumen
penelitian juga dibantu oleh kisi-kisi wawancara sebagai pedoman untuk
melakukan wawancara berdasarkan bentuk-bentuk kompensasi menurut Rivai
(2010), yaitu :
1. Kompensasi Finansial
a. Langsung
1) Pembayaran Pokok (gaji atau upah)
2) Pembayaran Prestasi
3) Pembayaran Insentif (komisi, bonus, bagian keuntungan, opsi
saham, dan lain-lain)
4) Pembayaran tertangguh (tabungan hari tua, saham kumulatif)
b. Tidak Langsung
1) Proteksi (asuransi, pesangon, sekolah anak)
2) Kompensasi luar jam kerja (lembur, hari besar, cuti atau sakit,
cuti hamil)
3) Fasilitas (rumah atau biaya pindah, kendaraan)
2. Kompensasi Non Finansial
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1) Aman pada jabatan
2) Peluang promosi
3) Pengakuan karya
4) Temuan baru
5) Prestasi istimewa
b. Lingkungan Kerja
1) Mendapat pujian (reward)
2) Bersahabat
3) Nyaman bertugas
4) Menyenangkan
5) Kondusif
3.4Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara mendalam (in depth interview). Jenis
wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka yaitu subjek
mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa
maksud dan tujuan dari wawancara tersebut (Moleong, 2012). Selain itu
wawancara dilakukan dengan tidak terstruktur, pertanyaan akan disesuaikan
dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden (Moleong, 2012).
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian fenomenologi menurut Creswell
(dalam Kuswarno, 2009) adalah sebagai berikut :
1. Peneliti memulai dengan mendeskripsikan secara menyeluruh
pengalamannya.
2. Peneliti kemudian menemukan pernyataan (dalam wawancara) tentang
bagaimana orang-orang memahami topik, rinci pernyataan-pernyataan
44
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memiliki nilai yang setara, serta kembangkan rincian tersebut dengan
tidak melaukan pengulangan atau tumpang tindih.
3. Pengelompokan data ke dalam unit-unit bermakna (meaning unit),
peneliti merinci unit-unit tersebut dan menuliskan sebuah penjelasan
teksi (textural description) tentang pengalamannya, termasuk
contoh-contoh secara seksama.
4. Merefleksikan pemikirannya dan menggunakan variasi imajinatif
(imaginative variation) atau deskripsi struktural (structural
description), mencari keseluruhan makna yang memungkinkan dan
melalui perspektif yang divergen (divergent perspectives),
mempertimbangkan kerangka rujukan (phenomenon), dan
mengkonstruksikan bagaimana gejala tersebut dialami.
5. Mengkonstruksikan seluruh penjelesannya tentang makna dan esensi
(essence) pengalamannya.
6. Proses tersebut merupakan langkah awal peneliti mengungkapkan
pengalamannya, dan kemudian diikuti pengalaman seluruh partisipan.
Setelah semua itu dilakukan, kemudian tulislah deskripsi gabungannya
(composite description).
3.6 Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menguji keabsahan data dilakukan dengan cara :
1. Teknik Trianggulasi,
Dengan teknik keabsahan ini peneliti me-recheck temuannya dengan
jalan membandingkandengan berbagai teori.
2. Pengecekan Anggota,
Dengan teknik ini, peneliti mengumpulkan para peserta yang telah ikut
menjadi subjekpenelitian dan mengecek kembali kebenaran data serta
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.7 Proses Penelitian
Berikut adalah prosedur yang dilakukan di dalam penelitian ini :
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi :
Pencarian informasi terkait dengan sales mulai dari studi literature Melakukan studi pendahuluan berupa wawancara dengan salah satu
sales di perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan.
Membuat proposal penelitian, mencari subjek yang sesuai dengan penelitian dan membuat kerangka wawancara
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti memulai dengan bertemu subjek, terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari diadakannya
penelitian ini.
Peneliti membuat kesepakatan mengenai waktu hingga kerahasiaan data yang diperoleh.
Peneliti melakukan wawancara sesuai dengan kerangka yang telah dipersiapkan dan ditetapkan sebelumnya.
3) Pengolahan Data
Peneliti melakukan analisis data dengan membuat transkrip rekaman hasil wawancara ke dalam tulisan.
Peneliti mengintervensi pernyataan-pernyataan penting yang relevan dengan topik.
Peneliti merinci pernyataan ke dalam makna dan dikelompokkan ke dalam tema-tema tertentu.
104 Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan kompensasi pada
karyawan kontrak bagian sales di perusahaan yang bergerak dalam bidang
penjualan. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang
pemaknaan kompensasi pada karyawan kontrak bagian sales, maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka didapatkan gambaran
pemaknaan kompensasi pada subjek 1 yang bekerja sebagai karyawan
kontrak bagian sales counter di perusahaan penjualan makanan jepang.
Selama bekerja ±4 tahun di perusahaan penjualan makanan jepang sebagai
karyawan kontrak, subjek 1 sudah mendapatkan beberapa kompensasi baik
finansial maupun non finansial. Namun jika dirinici secara jelas, subjek 1
hanya mendapatkan gaji pokok yang masih di bawah standar UMR kota
Bandung dan masih jauh dari keinginannya. Oleh karena itu, untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari maka subjek 1
memanfaatkan pembayaran insentif yang diberikan oleh perusahaan atas
penjualan yang melebihi target. Selain gaji pokok yang masih rendah,
subjek 1 juga tidak mendapatkan pembayaran prestasi atas pekerjaannya,
tidak mendapatkan pembayaran tertangguh seperti halnya dana pensiun,
dan juga tidak adanya pemberian proteksi dari perusahaan seperti
tunjangan kesehatan. Selama bekerja sebagai sales, subjek 1 mendapatkan
waktu cuti sebanyak 12 kali dalam satu tahun kerja dan mendapatkan uang
lembur jika melebihi waktu kerja yang telah ditentukan namun hanya
dalam bentuk uang makan saja. Untuk fasilitas yang diberikan oleh
perusahaan hanya rekreasi saja, sedangkan untuk fasilitas lainnya seperti
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kerja, subjek 1 juga kurang merasakan keamanan dalam pekerjaannya, hal
ini didasari oleh gaji yang dirasa masih rendah. Meskipun dalam
pekerjaannya subjek 1 diberikan kesempatan untuk naik jabatan, namun
hal ini tidak membuat subjek 1 memanfaatkan peluang tersebut, sebab
dengan naik jabatan gaji yang didapatkannya tidak akan bertambah.
Selama bekerja sebagai sales, subjek 1 pernah membuat inovasi-inovasi
dalam pembuatan menu makanan baru dan hal ini tidak dihargai oleh
perusahaan karena perusahaan penjualan makanan jepang ini tidak
memberlakukan sistem penghargaan dan pemberian pujian bagi
karyawannya yang berprestasi. Selain itu, lingkungan kerja subjek 1 juga
kurang membuat nyaman karyawan, adanya sistem senioritas pada
karyawan juga membuat subjek 1 merasa kurang nyaman dalam bekerja.
Tetapi meskipun demikian, subjek 1 tetap bertahan bekerja sebagai
karyawan kontrak bagian sales counter dengan pertimbangan kebutuhan
untuk keluarganya.
2. Selain subjek 1, subjek 2 juga bekerja sebagai karyawan kontrak bagian
sales counter di perusahaan penjualan elektronik. Selama bekerja ±2
tahun, subjek 2 sudah mendapatkan beberapa bentuk kompensasi yang
dibayarkan oleh perusahaan. Setiap bulannya subjek 2 mendapatkan tiga
kali pembayaran gaji. Pembayaran gaji pokok setiap tanggal 27 dan
pembayaran insentif setiap tanggal 5 dan tanggal 20. Pembayaran insentif
diterima subjek jika target penjualan melebihi target yang telah ditetapkan,
pembayaran tersebut diterima dalam bentuk uang, barang-barang
elektronik, maupun rekreasi. Dengan adanya pembayaran insentif maka
subjek 2 dapat memenuhi kebutuhan keluarganya karena pada umumnya
gaji yang didapat hanya pengganti uang makan saja. Namun sama halnya
dengan subjek 1, subjek 2 juga tidak mendapatkan uang pensiun, proteksi,
uang lembur, maupun fasilitas pendukung kerja tetapi subjek 2 sudah
mendapatkan waktu cuti terutama untuk cuti hamil. Meskipun beberapa
bentuk kompensasi belum didapatkan oleh subjek 2, namun subjek 2
106
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berhubungan dengan karir dan lingkungan kerjanya. Selama bekerja,
subjek 2 sudah merasa aman dalam pekerjaannya dan hal ini yang dapat
membuat subjek 2 bertahan untuk tetap kerja sebagai sales. Selain itu,
subjek 2 juga mendapatkan peluang promosi dan pengakuan karya atas
inovasi yang dibuat untuk menunjang penjualannya sebagai sales. Selain
berbentuk uang, subjek 2 juga mendapatkan pujian dan motivasi dari
perusahaan yang diberikan lewat penghargaan karyawan terbaik.
Lingkungan kerja yang kondusif juga membuat subjek 2 merasa senang
dan nyaman dalam bekerja. Dengan didapatkannya beberapa kompensasi
tersebut, maka subjek 2 tetap bertahan dengan pekerjaannya sebagai
karyawan kontrak bagian sales counter di perusahaan penjualan
barang-barang elektronik.
3. Sama halnya dengan subjek yang lain, subjek 3 juga bekerja sebagai sales
di perusahaan penjualan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi.
Selama subjek 3 bekerja ±4 tahun, subjek 3 sudah mendapatkan hampir
semua bentuk kompensasi baik finansial maupun non finansial. Subjek 3
sudah menerima gaji pokok setiap bulannya namun dengan nominal yang
masih di bawah standar UMR. Dengan gaji yang masih rendah tersebut
maka subjek 3 hanya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari selama dua
minggu. Kekurangan tersebut disiasati subjek 3 dengan cara menjual
produk perusahaan melebihi target penjualan yang telah ditentukan.
Dengan cara tersebut maka subjek mendapatkan pembayaran insentif dari
perusahaan dan dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sama halnya
dengan subjek yang lain, subjek 3 juga tidak mendapatkan pembayaran
tertangguh seperti uang pensiun dengan alasan masih berstatus karyawan
kontrak. Selain itu, subjek 3 juga tidak mendapatkan uang pembayaran
lembur meskipun bekerja di hari libur. Berbeda dengan karyawan
kontrakpada umumnya, subjek 3 sudah mendapatkan tunjangan kesehatan
dan fasilitas dari perusahaan, namun fasilitas yang didapatkan hanya
berbentuk uang transport yang jumlahnya masih belum sesuai dengan
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mendapatkan kompensasi non finansial yang berhubungan dengan karir
dan lingkungan kerja. Selama bekerja sebagai sales, subjek 3 merasakan
keamanan dalam pekerjaannya karena subjek 3 tidak pernah menerima
keluhan-keluhan atas pekerjaannya. Selain itu dengan adanya jenjang karir
yang diberikan oleh perusahaan, maka subjek 3 pernah menjadi
koordinator dan supervisor. Selama menjadi sales, subjek 3 juga sering
membuat inovasi-inovasi penjualan dan hal tersebut diakui oleh
perusahaan dengan menggunakannya pada wilayah-wilayah penjualan
lainnya. Selain mendapat pengakuan dari atasan, subjek 3 juga
mendapatkan penghargaan sebagai sales yang dapat membujuk pelanggan
dengan cepat. Bukan hanya mengenai karir yang diberikan oleh
perusahaan, lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif juga sudah
dirasakan oleh subjek 3. Dengan terpenuhinya kompensasi yang diberikan
oleh perusahaan maka subjek 3 tetap bertahan bekerja sebagai karyawan
kontrak khususnya bagian sales.
5.2 Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan subjek sebagai karyawan kontrak khususnya bagian sales dapat memanfaatkan kompensasi
yang didapatkan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
sehari-hari.
Diharapkan subjek dapat memaknai lebih baik lagi kompensasi yang didapatkan sehingga dapat tetap bertahan bekerja di perusahaan
tersebut.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pemaknaan kompensasi pada karyawan kontrak selain sales, agar dapat membandingkan
108
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
108
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adisu, Edytus. (2008). Hak karyawan atas gaji dan pedomen menghitung : gaji
pokok, uang lembur, gaji sundulan, insetif-bonus-THR, pajak atas gaji, iuran
pensiun-pesangon, iuran jamsostek/dana kesehatan. Jakarta : Niaga Swadaya.
Agusmidah. (2011). Outsourcing dan PKWT Dalam Sistem Hubungan Kerja
Merupakan Gejala Kebijakan Fleksibilitas Ketenagakerjaan. Jurnal
Outsourcing dan PKWT.
Analisa, Lucky Wulan. (2011). Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Dinas
Perindustrian Dan Perdagangan Kota Semarang). Skripsi. Universitas
Diponegoro Semarang.
Assauri, Sofjan. (2002). Manajemen Pemasaran Dasar-Dasar, Konsep dan
Strategi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Cahyaningrum, Agustina dan Moch Bachtiar. (2003). Perbedaan Motivasi Kerja
pada Karyawan Kontrak Ditinjau Masa Kerja. Penelitian.
Chatab, Nevizond. (2007). Diagnostic Management. Jakarta : PT. Serambi Ilmu
Semesta.
Dhar, Subhankar & Bindu Balakrishnan. (2006). Risks, Benefits, and Challenges
in Global IT Outsourcing: Perspectives and Practices. Journal of Global
Information Management. 4,3.
Ellis, Idemobi, Onyeizugbe Chinedu & Akpunonu Evans. (2011). Compensation
management as tool for improving organizational performance in the public
sectors: a study of the civil service of anambra state of Nigeria.Sacha Journal
of Policy and Strategic Studies. 1, 1. 109-120.
Firmansyah, Azmy. (2013). Pentingnya Sebuah Perencanaan dalam Menghadapi
Tantangan Manajemen di Era Globalisasi [Online].
109
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pentingnya%20Sebuah%20Perencanaan%20dalam%20Menghadapi%20Tant
angan%20Manajemen%20di%20Era%20Globalisasi.html,diakses tanggal 14
Juni 2013).
Hansen dan Mowen. (2004). Management accounting, Salemba Empat, Jakarta.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. (2002).Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Grasindo.
Hasibuan, Malayu S. P.(2010).Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi
Bumi Aksara, Jakarta: Grasindo.
Hasibuan, Malayu S. P. (2001). Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah,
Edisi Kedua. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung.
Hendrastomo, Grendi. (2010). Menakar Kesejahteraan Buruh : Memperjuangkan
Kesejahteraan Buruh diantara Kepentingan Negara dan Korporasi. Jurnal
Informasi. 16, 2.
Herawati, Rina. (2010). Kontrak dan Outsourching Harus Makin Diwaspadai.
Bandung : AKATIGA.
Hidayat, Mien. (2008). Makna dan Pemaknaan Aplikasi dalam Penelitian.
Seminar. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung.
Hurley,Robert. F and Hult, G, Tomas. M. (1998). Inovation, Market Orientation,
and Organizational Learning: An Intergration and Empirical Examination.
Journal of Marketing. July.
Indrajit, Richardus Eko dan Djokopranoto. (2003). Konsep Manajemen Supply
Chain : Strategi Mengelola Manajemen Rantai Pasokan Bagi Perusahaan
Modern di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
John, George & Barton Weitz. (1989). Salesforce Compensation: An Empirical
Investigation of Factors Related to Use of Salary Versus Incentive
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kremic, Tibor dan Oya Icmeli Tukel and Walter O. Rom. (2006). Outsourcing
decision support: a survey of benefits, risks, and decision factors.
International Journal. 11/6, 467–482.
Kuswarno, Engkus. (2009). Fenomenologi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Laksmi. (2010). Interaksi, Interpretasi dan Makna. Bandung : Karya Putra
Darwati.
Mathis, Robert L.. & John H. Jackson. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia
(Buku Kedua). Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat.
Milkovich, George. T, Newman, J. M. (2002). Compensation. International
edition.7thEdition. New York. The Mc Graw-Hill Companies, inc.
Moleong, Lexy. (2012). Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Muhadjir. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Yake Sarasin.
Nawawi, Hadari. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Nitisemito, Alex. S. (2002).Manajemen Personalia. Edisi Revisi, Penerbit Ghalia
Indonesia.
Nuringdyah, E. (2007). Gambaran Buruh Outsourcing[Online].
(http://www.vanillamist.com, diakses tanggal 29 April 2013).
Nursasongko, Ginanjar Sigit. (2012). Analisis Pengaruh Kepemimpinan,
Lingkungan Kerja Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Pemalang). Skripsi. Fakultas
Ekonomika Dan BisnisUniversitas Diponegoro Semarang.
Panggabean, Mutiara S. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Ghalia Indonesia.
Pora, Antonio De. (2011). Remunerasi Kompensasi & Benerfit. Jakarta : Rana
111
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rahman, Arif and Career & Entrepreneurship Management. (2011). Complete
Career Guide : Baca, tentukan pilihan & segera raih suksemu. Jakarta : Visi
Media.
Rahmat, Pupu Saeful. (2009). Penelitian Kualitatif. Equilibrium No. 9. 5, 1-8.
Ramadani, Nur. (2011). Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Kontrak Yang Di Phk Dalam Masa Kontrak. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur Fakultas Hukum Surabaya.
Redaksi RAS. (2010). Hak dan Kewajiban Karyawan. Jakarta : Raih Asa Sukses.
Retnowati, Nova dan Muslichah Erma Widia. (2012). Manajemen Kompensasi.
Bandung : Karya Putra Darwati
Rivai, Veithzal & Ella Jauvani Sagala. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Royan, Frans M. 2007. Smart Launching New Product strategi jitu memasarkan
produk baru agar meledak di pasar. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Saydam, Gouzali. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource) Suatu
Pendekatan Mikro, Jakarta : Djanbatan.
Simamora, Henry. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE
YKPN.
Smith, Philip. (2001). Cultural Theory : an Introduction. Malden Massachusetss :
Blackwell.
Soedarmayanti. (2003). Dasar-dasar pengetahuan tentang manajemen
perkantoran. Bandung : Mandar Maju
Sontani, Uep Tatang & Sambas Ali Muhidin. (2011). Desain Penelitian Kualitatif.
Bandung : Karya Andhika Utama.
Sunarto, Kamanto. (1993). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Penerbit Fakultas
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Suwatno & Donni Juni Priansa. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi
Publik dan Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Tambusai, Muzni. (2005). Seri Pembinaan Hubungan Industrial Seri 3
Outsourcing Bahasa Indonesia. Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan
Hubungan Industrial Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor
Perburuhan Internasional.
Waheed, Usman dan Alemayehu Molla. (2004). Information Systems
Outsourcing Success: A Clientservice Provider Gap Analysis In Pakistan.
Journal of Information Technology Management. XV, 1-2.
Wahyuni, Salamah dkk. (2008). Outsourcing Sumberdaya Manusia: Tinjauan
dari Perspektif Vendor dan Karyawan. Disertasi. Universitas Sebelas Maret
& Universitas Brawijaya.
West, Richard & Lynn H. Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta :
Salemba Humanika.
Widodo, Rohadi. (2010). Analisis Pengaruh Keamanan Kerja Dan Komitmen
Organisasional Terhadap Turnover Intention Serta Dampaknya Pada
Kinerja Karyawan Outsourcing(Studi Pada PT. PLN Persero APJ
Yogyakarta). Tesis. Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Widya, Winny. (2012). Penerapan Sistem Outsourcing di PT. Amerta Indah
Otsuka dihubungkan dengan Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Jo Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No 220 Tahun 2004 tentang Syarat-Syarat Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan kepada Perusahaan Lain. Skripsi. Fakultas Hukum
Univeristas Padjajaran Bandung.
Wijanarti, W. (2008). Hubungan Karyawan[Online]. (www.portalhr.com, diakses
tanggal 9 Juni 2013)
113
Khoiru Ummah Laily Ahmadani, 2013
Pemaknaan Kompensasi Pada Karyawan Kontrak Bagian Sales Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
_______. (2013). Diwacanakan BUMN Bentuk Anak Usaha Khusus Mengurusi Tenaga “Outsourcing” [Online]. (http://ptpn6.com, diakses tanggal 14 juni 2013).
_______. (2013). Outsourcing: Keuntungan Dan Kerugian Dari outsourcing
[Online].
(http://www.id.takenew.info/outsourcing-keuntungan-dan-kerugian-dari-outsourcing, diakses tanggal 12 Mei 2013).
_______. (2013). Kriteria Bos yang dibenci Bawahan [Online].
(http://ikhtisar.com/kriteria-bos-yang-dibenci-bawahan/,diakses tanggal 14
Juni 2013).
_______. (2013). Pengaruh Sistem Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Bagian Pemasaran PT. Multi Auto Intrawahana Pekanbaru
[Online].(http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2584/1/Jurnal%20