NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
PENGGUNAAN ALAT PERAGA TORSO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN RANGKA MANUSIA
DAN FUNGSINYA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JATIPURO, TRUCUK, KLATEN
TAHUN 2012/2013
Diajukan Oleh :
RETNO WULANDARI
NIM. A54B090074
Kepada:
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
PENGGUNAAN ALAT PERAGA TORSO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN RANGKA MANUSIA DAN FUNGSINYA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JATIPURO,
TRUCUK, KLATEN TAHUN 2012/2013 Oleh :
Retno Wulandari. A54B090074. Jurusan PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 68 halaman
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penggunaan alat peraga torso dapat meningkatkan pemahaman rangka manusia dan fungsinya pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro Tahun 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro, semester I tahun 2012/2013. Adapun jumlah siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro adalah 23 siswa. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru kelas pendamping. Data dikumpulkan melalui tes dan observasi. Keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif model alur. Dari hasil penelitian diketahui kondisi awal nilai rata -rata siswa adalah 63,91. jumlah siswa yang tuntas 14 siswa dan siswa yang tidak tuntas ada 9 siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 69,35 dan jumlah siswa yang tuntas ada 16 siswa sedangkan yang tidak tuntas ada 7 siswa. Pada siklus II nilai rata -rata siswa 75,65, jumlah siswa yang tuntas ada 21 siswa dan siswa yang tidak tuntas ada 2 siswa. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga torso dapat meningkatkan pemahaman konsep rangka manusia dan fungsinya pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro.
A. Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan kita, proses belajar mengajar merupakan
kegiatan mentransfer ilmu dari seorang yang memiliki ilmu dan pengetahuan
lebih luas dalam hal ini di sebut guru, kepada seseorang yang membutuhkan
atau ingin mengetahui lebih tentang ilmu pengetahuan dalam hal ini murid.
Tujuan dari proses belajar mengajar itu sendiri adalah ilmu pengetahuan yang
di transfer seorang guru dapat di pahami oleh seluruh muridnya serta dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari- hari. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu adanya proses yang dapat dilaksanakan oleh guru dan di
mengerti oleh seluruh muridnya serta didukung oleh sarana belajar yang
memadai.
Sarana belajar itu sendiri berupa media yang dapat membantu guru
dalam menerangkan bahan pelajaran. Dr. Oemar Hamalik (1986)
mengemukakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Kenyataannya proses belajar mengajar berlangsung siswa kurang
termotivasi terhadap penjelasan guru, karena guru mengajar tidak
menggunakan metode yang tepat dan alat peraga yang tidak sesuai. Dimana
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran hanya bersifat abstrak de ngan
metode ceramah, sehingga menimbulkan kebosanan pada diri anak. Hal ini
menyebabkan rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
yang disampaikan oleh guru, siswa kurang berminat dan menganggap mata
pelajaran IPA/Sains merupakan mata pelajaran yang membosankan karena
harus menghafal materi dan membaca begitu banyak, apabila diberi tugas
siswa tidak bisa mengerjakan hanya bermain sendiri.
Dengan kondisi seperti itu, perlu adanya perbaikan metode
pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara optimal.
Untuk proses perbaikan pembelajaran IPA guru mengambil langkah
Torso adalah alat peraga yang berupa tiruan kerangka manusia atau
hewan meliputi, organisasi isi, bentuk bagian-bagian, serta bentuk jadi utuh
beserta nama-nama sesuai nomor yang ada.
Pembelajaran pemahaman torso di SD merupakan bagian dari mata
pelajaran IPA yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan ketrampilan
siswa dalam mengungkapkan ide dan perasaannya melalui media peraga
secara efektif sehingga mudah dipahami.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah dengan penggunaan alat peraga
torso dapat meningkatkan pemahaman rangka manusia dan fungsinya pada
siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro Tahun 2012/2013 ? ”.
Adapun penelitian pembelajaran di kelas ini bertujuan :
1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pemahaman rangka manusia
dan fungsinya melalui metode penggunaan alat peraga torso.
2. Untuk meningkatkan hasil pemahaman rangka manusia dan fungsinya
melalui alat peraga torso.
B. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro, semester I tahun
2012/2013. Adapun jumlah siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro adalah 23
siswa. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru kelas
pendamping. Data dikumpulkan melalui tes, observasi dan dokumentasi.
Keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Data dianalisis secara deskriptif
kualitatif model alur.
C. Hasil Penelitian
Kondisi awal perolehan nilai siswa tentang pemahaman rangka manusia
siswa yang tidak tuntas lebih banyak dari pada siswa yang tuntas. Sebelum
penelitian siklus I peneliti melakukan penelitian pra siklus, hasil pra siklus
yang berhubungan dengan hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pembelajaran Pra Siklus Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro
Tabel 2. Presentase Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas
Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa nilai hasil belajar IPA
materi rangka manusia dan fungsinya pada siswa kelas IV SD Negeri 2
Jatipuro dikategorikan masih rendah, yaitu nilai rata-rata 63,91 sedangkan
kriteria ketuntasan minimal 65. Berarti da ri 23 siswa yang tuntas belajar hanya
14 siswa, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik hasil pembelajaran kondisi awal atau pra siklus sebagai
Gambar 1 Hasil Pembelajaran Pra Siklus
Hasil tindakan pada siklus I dapat diketahui bahwa nilai hasil nilai
IPA (Konsep pemahaman rangka manusia dan fungsinya) sebagai berikut :
Tabel 3. Nilai Hasil Belajar pada Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro
N o Nama Nilai Keterangan
Anak yang Tunt as Belajar Anak yang Belum Tunt as Belajar 1 4
9
No Nama Nilai Keterangan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh
nilai 50 ada 3 siswa, yang memperoleh nilai 55 ada 1 siswa, yang
memperoleh nilai 60 ada 3 siswa, yang memperoleh nilai 65 ada 3 siswa,
yang memperoleh nilai 70 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 75 ada 3
siswa, yang memperoleh nilai 80 ada 2 siswa, yang memperoleh nilai 85
ada 2 siswa dan yang memperoleh nilai 90 ada 2 siswa. Adapun rata-rata
nilai adalah 69,35.
Gambar 2. Hasil Pembelajaran Siklus I
Hasil tindakan pada siklus II dapat diketahui bahwa nilai hasil nilai
IPA (Konsep pemahaman rangka manusia dan fungsinya) sebagai berikut :
Tabel 5. Nilai Hasil Belajar pada Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro
N o Nama Nilai Keterangan
No Nama Nilai Keterangan
Keterangan :
No Kondisi Sudah Tuntas Anak yang Anak yang Belum Tuntas Jumlah
1 Awal 14 9 23
2 Siklus I 16 7 23
3 Siklus II 21 2 24
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai IPA (Konsep
pemahaman rangka manusia dan fungsinya) pada siklus II diantarnya
adalah siswa yang memperoleh nilai 55 ada 1 siswa, yang memperoleh nilai
60 ada 1 siswa, yang memperoleh nilai 65 ada 4 siswa, yang memperoleh
nilai 70 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 75 ada 2 siswa, yang
memperoleh nilai 80 ada 5 siswa, yang memperoleh nilai 85 ada 2 siswa,
yang memperoleh nilai 90 ada 3 siswa dan yang memperoleh nilai 95 ada 1
siswa. Adapun rata -rata nilai adalah 75,65. Lebih jelasnya dapat dilihat
gambar grafik di bawah ini.
Berdasarkan hasil pengamatan dari analisis data, dapat dilihat adanya
peningkatan hasil pemahaman rangka manusia dan fungsinya pada siswa kelas
IV SD Negeri 2 Jatipuro. Peningkatan hasil kegiatan pembelajaran IPA adalah 0
Awal Siklus I Siklus II
14
siswa dapat dengan mudah dan tepat dalam menyelesaikan soal IPA karena
telah mengikuti setiap langkah pembelajaran. Hal ini dapat dit unjukkan dalam
deskripsi berikut ini :
1. Dreskripsi Pemahaman Rangka Manusia dan Fungsinya Siswa Kelas IV
Sebelum Tindakan
Berdasarkan daftar nilai yang terlampir, dapat diketahui bahwa nilai
IPA (Konsep pemahaman rangka manusia dan fungsinya) sebelum
dilakukan tindakan diantarnya adalah siswa yang memperoleh nilai 40 ada
2 siswa, yang memperoleh nilai 45 ada 2 siswa, yang memperoleh nilai 50
ada 1 siswa, yang memperoleh nilai 55 ada 1 siswa, yang memperoleh
nilai 60 ada3 siswa, yang memperoleh nilai 65 ada 4 siswa, yang
memperoleh nilai 70 ada 5 siswa, yang memperoleh nilai 75 ada 1 siswa,
yang memperoleh nilai 80 ada 2 siswa dan yang memperoleh nilai 85 ada
2 siswa. Adapun rata-rata nilai adalah 63,91.
2. Data Pemahaman Rangka Manusia dan Fungsinya Siswa Kelas IV Siklus I
Berdasarkan daftar nilai yang terlampir, dapat diketahui bahwa nilai
IPA (Konsep pemahaman rangka manusia dan fungsinya) pada siklus I
diantarnya adalah siswa yang memperoleh nilai 50 ada 3 siswa, yang
memperoleh nilai 55 ada 1 siswa, yang memperoleh nilai 60 ada 3 siswa,
yang memperoleh nilai 65 ada 3 siswa, yang memperoleh nilai 70 ada 4
siswa, yang memperoleh nilai 75 ada 3 siswa, yang memperoleh nilai 80
ada 2 siswa, yang memperoleh nila i 85 ada 2 siswa dan yang memperoleh
3. Data Pemahaman Rangka Manusia dan Fungsinya Siswa Kelas IV Siklus
II
Berdasarkan daftar nilai yang terlampir, dapat diketahui bahwa nilai
IPA (Konsep pemahaman rangka manusia dan fungsinya) pada siklus II
diantarnya adalah siswa yang memperoleh nilai 55 ada 1 siswa, yang
memperoleh nilai 60 ada 1 siswa, yang memperoleh nilai 65 ada 4 siswa,
yang memperoleh nilai 70 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 75 ada 2
siswa, yang memperoleh nilai 80 ada 5 siswa, yang memperoleh nilai 85
ada 2 siswa, yang memperoleh nilai 90 ada 3 siswa dan yang memperoleh
nilai 95 ada 1 siswa. Adapun rata-rata nilai adalah 75,65.
Di bawah ini tabel data dan grafik perbandingan hasil prestasi siswa
sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan sesudah
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tabel 7 Nilai Rata-rata IPA Peningkatan Pemahaman Rangka Manusia dan Fungsinya di atas KKM pada Kondisi Sebelum Dilaksanakan
Tindakan, Siklus I dan Siklus II
Nilai Rata-rata
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
63,91 69,35 75,65
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
memperoleh nilai lebih dari 65 (KKM) mengalami peningkatan. Hal ini
menandakan bahwa kegiatan pembelajaran IPA yang dilaksanakan oleh guru
dapat dikatakan berhasil. Peningkatan rata-rata nilai IPA melalui perencanaan
Gambar 4 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata IPA (Rangka Manusia dan Fungsinya Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jatipuro Sebelum Tindakan,
Siklus I dan Siklus II
Dengan pendekatan tradisional tanpa menerapkan tindakan dengan
menggunakan alat peraga torso terdapat 9 siswa yang masih mengalami
kesulitan untuk memperoleh nilai di atas batas ketuntasan belajar, batas nilai
Ketuntasan Minimum Belajar yaitu nilai 65. Berarti ada 39,13% siswa belum
tuntas dalam proses pembelajaran dan nilai rata-rata kelas hanya 63,91.
Berdasarkan hal tersebut guru perlu melakukan refleksi diri dan
mengadakan penelitian di kelas untuk perbaikan pembelajaran. Pada siklus I
perbaikan pembelajaran dengan memberikan tambahan alat pembelajaran
yaitu penggunaan alat peraga torso. Perbaikan pembelajaran ini cukup
membawa perubahan hasil prestasi belajar siswa dengan menurunnya
prosentase siswa yang tidak tuntas belajar dari 39,13% menjadi 30,43% dan
sebagian siswa bahkan mengalami kenaikan nilai ke peringkat diatasnya
dengan rata-rata kelas 69,65. Sebelum mengadakan perbaikan pembelajaran
siswa yang memperoleh nilai pada rentang 40 – 45 sebanyak 4 siswa, namun 5 5
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
63.91
69.35
75.65
pada siklus I sudah tidak ada dan Perolehan nilai tertinggi dari rentang 85 – 90
yang semula hanya 2 orang menjadi 4 orang.
Pada siklus I pada perbaikan pembelajaran terjadi peningkatan hasil
prestasi belajar siswa, tetapi belum optimal sehingga tujuan perbaikan
pembelajaran belum tercapai maka perbaikan pembelajaran dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
Masih mengacu pada refleksi siklus I penulis berusaha meningkatkan
perolehan nilai dengan memperbaikai kekurangan dan kelemahan pada siklus.
I. Pada siklus II perbaikan pembelajaran ternyata membawa dampak
perubahan yang sangat memuaskan dengan menurunnya prosentase siswa
yang tidak tuntas belajar dari 7 siswa (30,43%) menjadi 2 siswa (8,70%) dan
dari siswa tersebut nilainya sudah mendekati nilai ketuntasan belajar dan
sebagian siswa bahkan mengalami kenaikan nilai ke peringkat di atasnya
dengan rata-rata kelas 75,65 Perolehan nilai tertinggi juga bergeser dari
rentang 85 – 90 ke rentang 90 – 95 Pada siklus II perbaikan pembelajaran
terjadi peningkatan hasil prestasi belajar secara optimal sehingga tujuan
perbaikan pembelajaran telah tercapai.
E. Simpulan
Hasil penelitian diketahui kondisi awal nilai rata-rata siswa adalah
63,91. jumlah siswa yang tuntas 14 siswa dan siswa yang tidak tuntas ada 9
siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 69,35 dan jumlah siswa yang
tuntas ada 16 siswa sedangkan yang tidak tuntas ada 7 siswa. Pada siklus II
nilai rata -rata siswa 75,65, jumlah siswa yang tuntas ada 21 siswa dan siswa
pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga torso dapat meningkatkan
pemahaman konsep rangka manusia dan fungsinya pada siswa kelas IV SD
DAFTAR PUSTAKA
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2002. ______, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, PT. Bumi