• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Penggunaan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Pengajaran Bahasa Mandarin Di SMAN 1 Karanganyar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Penggunaan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Pengajaran Bahasa Mandarin Di SMAN 1 Karanganyar."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

vi

Dampak Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dalam Pengajaran Bahasa Mandarin di SMAN 1 Karanganyar

ABSTRAK

Nama : Nurina Sitaresmi Program Studi : Sastra China

Judul :

Skripsi ini membahas tentang penggunaan bahasa oleh guru dalam mengajar Bahasa Mandarin yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di kelas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan bahasa pengantar Indonesia dalam pengajaran Bahasa Mandarin. Hasil penelitian menyarankan bahwa guru perlu memperhatikan porsi penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar ketika mengajar Bahasa Mandarin, karena meskipun berpengaruh baik pada interaksi antara siswa dan guru di kelas, tetapi kurang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk dapat mengembangkan kemampuan berbahasa Mandarin siswa, diperlukan latihan secara continue berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Mandarin di kelas.

(2)

vii ABSTRACT

This study discussed about the language that used by teacher in teaching Chinese language that affect the learning process in the classroom. This study aimed to describe the positive and negative impacts using Indonesian language as introduction language in teaching chinese language. This study showed that teachers need to consider the portion of usage Indonesian language in teaching Chinese language, although it contributes to the interaction between students and teachers in the classroom but less improve student learning outcomes. In order to develop students' proficiency in Chinese Language, needed to increase exercise communicating using Mandarin language in class.

(3)
(4)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pengamatan Kelas ………...………. 7

Tabel 3.2 Kegiatan Pembelajaran Kelas ………...……… 9

Tabel 3.3` Perbandingan Persentase Hasil Kuisioner Siswa …...……….. 11

Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Tes Lisan pada Siswa ………...………….. 23

(5)

x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Hasil Kuisioner 1 ………...…….. 10 Diagram 3.2 Hasil Kuisioner 2 ………...…….. 11 Diagram 3.3 Perbandingan Rata- rata Nilai Tes Lisan 1 (TL 1) dan Tes Lisan 2

(TL 2) ………..………… 24

Diagram 3.4 Perbandingan Rata- rata Nilai Tes Tertulis 1 (TT 1) dan Tes Tertulis 2

(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SURAT REKOMENDASI RESEARCH/ PENELITIAN DARI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB. KARANGANYAR

Lampiran 2 : SURAT REKOMENDASI DARI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAB. KARANGANYAR

Lampiran 3 : SURAT REKOMENDASI DARI BADAN KESATUAN BANGSA POLITIK

Lampiran 4 : FORMULIR PERSETUJUAN MAGANG DI SMAN 1 KARANGANYAR

Lampiran 5 : Kuisioner 1 Lampiran 6 : Kuisioner 2

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sekarang ini banyak sekolah yang mengajarkan Bahasa Mandarin sebagai

salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, baik sebagai mata pelajaran

umum ( wajib ) maupun sebagai ekstrakurikuler. Guru – guru yang mengajar Bahasa Mandarin memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, juga kemampuan

berbahasa Mandarin yang berbeda. Ada guru yang kemampuan mengajarnya kurang

tetapi lancar berbahasa Mandarin, dan sebaliknya ada juga yang memiliki

kemampuan mengajar bagus tetapi kurang menguasai bahasa Mandarin. Hal ini akan

berpengaruh pada cara penyampaian materi di kelas, apakah saat mengajar guru lebih

banyak menggunakan Bahasa Mandarin, atau sebagian besar menggunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa pengantar. Beberapa guru, dikarenakan penggunaan bahasa

yang tidak tepat saat mengajar di kelas, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa1. Latar belakang siswa juga berpengaruh terhadap cara penyampaian materi oleh guru Bahasa Mandarin. Siswa yang belum pernah belajar Bahasa Mandarin

tentu saja akan kesulitan memahami materi yang disampaikan dalam bahasa yang

asing bagi mereka. Untuk mempermudah siswa dalam memahami materi, guru

menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar saat menyampaikan

materi. Hal ini membuat saya tertarik untuk meneliti tentang dampak penggunaan

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pengajaran Bahasa Mandarin di

kelas 1 SMAN 1 Karanganyar. Pengambilan data telah dilakukan pada bulan Januari

2012.

Komponen utama belajar Bahasa Mandarin adalah membaca, menulis,

mendengar dan berbicara. Setelah menguasai keempat komponen tersebut, yaitu,

siswa dapat membaca dan menulis karakter Han serta dapat mengerti kalimat yang

diucapkan dalam Bahasa Mandarin juga dapat merespon kalimat tersebut, baru bisa

dikatakan siswa tersebut memahami materi dan dapat menerapkannya langsung.

Untuk menguasai keempat komponen tersebut, diperlukan suasana atau keadaan

1

(8)

2

kelas yang mendukung dalam belajar Bahasa Mandarin. Dalam mempelajari bahasa

asing, guru Bahasa Mandarin memiliki peran yang penting untuk mengenalkan

bahasa tersebut dengan membiasakan siswa untuk mendengar dan mengucapkan

kalimat dalam Bahasa Mandarin, karena lingkungan di luar kelas yang sering tidak

mendukung siswa dalam berbahasa Mandarin. Guru perlu menyadari pentingnya

mengontrol penggunaan Bahasa Indonesia saat mengajar Bahasa Mandarin di kelas,

guna terciptanya lingkungan kelas Bahasa Mandarin yang efektif, yang pada

akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa2.

Bahasa Mandarin sejak tahun 2007 sudah menjadi salah satu mata pelajaran

wajib untuk siswa kelas X SMAN 1 Karanganyar. Tahun ajaran 2011/ 2012, kelas X

terdapat 9 kelas dengan jumlah keseluruhan siswa 309 orang, jumlah rata- rata siswa

tiap kelas adalah 34 orang. Mulai tiga tahun yang lalu SMAN 1 Karanganyar

menjadi salah satu sekolah dengan program RSBI yang menggunakan Bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dalam mengajar semua mata pelajaran kecuali mata

pelajaran Agama, Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan di atas, permasalahan ini akan diteliti

untuk menjawab pertanyaan berikut :

 Apa dampak dari penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar

oleh guru dalam mengajar Bahasa Mandarin?

I.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

menjabarkan dampak dari penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar

oleh guru dalam mengajar Bahasa Mandarin.

2

(9)

3 I.4. Metode Penelitian

Data dikumpulkan dengan menggunakan 4 instrumen penelitian, yaitu : 1)

observasi lapangan berupa pengamatan kelas, 2) kuisioner yang diisi oleh para siswa,

(10)

34 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Bahasa pengantar dalam mengajar berfungsi sebagai jembatan hubungan

yang mempermudah interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa di kelas.

Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar oleh guru sangat penting

untuk mengajar siswa yang baru pada tahap awal belajar Bahasa Mandarin,

dikarenakan kosakata yang diketahui oleh siswa masih sangat terbatas. Hal ini dapat

mempermudah siswa dalam belajar Bahasa Mandarin.

Dalam penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, penulis

mengamati bahwa Bahasa Indonesia berpengaruh positif pada interaksi antara guru

dan siswa di kelas. Bahasa Indonesia dapat berperan untuk mempererat hubungan

antara guru dan siswa. Siswa tidak segan untuk membina komunikasi dengan guru,

sehingga guru dapat mengetahui kesulitan siswa dalam belajar Bahasa Mandarin dan

membantu siswa mengatasi kesulitan tersebut. Selain itu penggunaan Bahasa

Indonesia dapat mencegah siswa merasa bosan dan kehilangan minat untuk belajar

Bahasa Mandarin dikarenakan siswa kesulitan dalam memahami ucapan guru dalam

Bahasa Mandarin. Pada hasil belajar siswa, penggunaan Bahasa Indonesia secara

terus menerus ternyata kurang dapat memaksimalkan hasil belajar siswa, terutama

pada kemampuan mendengar dan berbicara. Siswa mengalami kesulitan untuk

mengingat materi yang telah dipelajari, karena kosakata maupun kalimat yang telah

dipelajari jarang didengar dan digunakan untuk berbicara di kelas. Hal ini tentunya

menghambat kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Mandarin.

Sebenarnya, bila porsi penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

pengantar pengajaran itu tepat, dapat mendukung dalam proses pembelajaran Bahasa

Mandarin di kelas. Guru dapat menggunakan Bahasa Indonesia ketika menjelaskan

bagian yang sulit pada materi, misal saat menjelaskan tata bahasa dalam kalimat

Bahasa Mandarin, sehingga siswa akan lebih mudah memahaminya.

Penggunaan metode yang tepat sangat efektif dalam menunjang penguasaan

materi. Oleh karena itu penting bagi guru Bahasa Mandarin untuk memperhatikan

penggunaan bahasa di dalam kelas, guna meningkatkan efektivitas dan hasil belajar

(11)

35

DAFTAR REFERENSI

Buku Bahasa Inggris

Brown, H. D. (2001). Teaching by Principles : An Interactive Approach to Language

Pedagogi. New York : Addison Wesley Longman, Inc.

Harmer, J. (2002). The Practice of English Language Teaching. Malaysia : Longman.

Buku Bahasa Mandarin

Jiang Liping. (2006). Jiaoshi Hanyu Ketang Yongyu Jiaocheng. Beijing : Beijing

Yuyan Daxue.

Jiang Liping. (2008). Duiwai Hanyu Jiaoxue Lun. Beijing : Beijing Yuyan Daxue.

Liu Xun. (2000). Duiwai Hanyu Jiaoyu Xue Yinlun. Beijing : Beijing Yuyan Daxue.

Li Quan. (2006). Dui Wai Hanyu Jiaoxue Lilun Yanjiu. Beijing : Shangwu

Yinshuguan.

Wu Yongyi. (2003). Duiwai Hanyu Jiaoxue Lilun yu Yuyan Xue Kemu Kaoshi

Zhinan. Beijing : Sinolingua.

Sumber Internet/ Website

Abudira. (2010). Metode Pengajaran Bahasa Inggris.

http: //abudira.wordpress.com/

Maruli (2009). Politik Bahasa Nasional. Cafestudi061’s Weblog. Par.13.

Referensi

Dokumen terkait

The mechanical properties like flexural strength and the fracture toughness have been studied on a sintered silicon carbide, which is prepared by the pressureless sintering route

(4) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mengadakan musyawarah untuk menentukan calon anggota BPD paling sedikit 2 (dua) kali dan paling banyak 3 (tiga) kali dari kuota

[r]

JAKIM memainkan beberapa fungsi: (1) bertanggungjawab sebagai perancang yang menentukan pembangunan dan kemajuan Islam di Malaysia; (2) merumuskan kebijakan untuk pembangunan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan tenik Inside-Outside Circle pada materi pokok Persebaran Flora dan Fauna berdasarkan Karakteristik Ekosistem dan

Penyebab dari overconfidence yaitu kepercayaan diri yang berlebihan bahwa informasi yang diperoleh mampu dimanfaatkan dengan baik karena memiliki kemampuan analisis

Kedua, Uji F, digunakan untuk menguji pengaruh secara bersama-sama variabel kualitas produk dan religiusitas terhadap keputusan nasabah memilih asuransi syariah, dari hasil

Kemajuan dunia modern yang ditandai dengan lahirnya globalisasi dan perdagangan bebas (MEA) telah menghadirkan sejumlah tantangan dan masalah. Hakikat tantangan tersebut