vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The need of medicine is increasing lately and it signed by competitions in pharmaceutical industry that become more increase. PT Kimia Farma Plant Bandung is one of state-owned enterprises which produce medicines like the supplement or more familiar as the vitamin. Kimia Farma still using conventional costing to calculate cost of productions therefore to calculate cost of production more accurate needed other method like activity based costing.
In this research, the writer analyse about cost of productions for vitamin. the method of this research using descriptive analysis. The research aims are to determine and analyse cost of productions in Kimia Farma Plant Bandung that using conventional costing and than compare it with activity based costing.
The result of this research shows that conventional costing gives lower cost of productions than activity based costing because activity based costing gives more accurate calculation in determining cost of productions.
vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Kebutuhan terhadap obat-obatan semakin meningkat ditandai dengan semakin meningkatnya perusahaan yang bersaing dalam industri farmasi. PT Kimia Farma, Plant Bandung merupakan salah satu badan usaha milik negara yang memproduksi berbagai macam obat diantaranya adalah suplemen atau yang lebih dikenal dengan vitamin. Dalam penentuan harga pokok produk Kimia Farma Plant Bandung masih menggunakan Metode Konvensional sehingga dibutuhkan metode lain yang lebih akurat yaitu metode Activity Based Costing.
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis harga pokok produksi untuk produk vitamin. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perhitungan harga pokok produksi Kimia Farma Plant Bandung yang menggunakan metode konvensional dan kemudian membandingkannya dengan metode perhitungan harga pokok produk yang penulis analisis yaitu activity based costing.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode konvensional menghasilkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan metode activity based costing, karena metode activity
based costing menggambarkan harga pokok produksi yang lebih akurat dibandingkan
metode konvensional.
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii
KATA PENGANTAR... iv
ABSTRACT... vi
ABSTRAK... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 5
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian... 6
ix Universitas Kristen Maranatha
2.1.1.1 Tujuan Akuntansi Biaya... 8
2.1.1.2 Peranan Akuntansi Biaya... 8
2.1.2 Pengertian dan Klasifikasi Biaya
2.1.2.1 Pengertian Biaya... 9
2.1.2.2 Klasifikasi Biaya... 10
2.1.3 Harga Pokok Produksi
2.1.3.1 Pengertian Harga Pokok Produksi... 11
2.1.3.2 Tujuan Penetapan Harga Pokok Produksi... 12
2.1.3.3 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi... 12
2.1.4 Sistem Akuntansi Biaya Konvensional
2.1.4.1 Konsep Dasar Sistem Akuntansi Biaya
Konvensional... 15
2.1.4.2 Kelemahan Sistem Biaya Konvensional... 16
2.1.5 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activiy
Based Costing)
2.1.5.1 Pengertian Activity Based Costing... 16
2.1.5.2 Tujuan Penetapan Activity Based Costing... 18
2.1.5.3 Penggologan Biaya dalam Sistem Activity Based
Costing (ABC)... 19
x Universitas Kristen Maranatha
2.1.5.5 Keunggulan dan Kelemahan Sistem Activity Based
Costing
2.1.5.5.1 Keunggulan Sistem Activity Based
Costing... 22
2.1.5.5.2 Kelemahan Sistem Activity Based Costing... 23
2.1.5.6 Keterbatasan Sistem Activity Based Costing... 24
2.1.5.7 Perbedaan antara Sistem Activity Based Costing dengan Sistem Akuntansi Biaya Konvensional... 24
2.1.5.8 Ilustrasi Perhitungan Harga Pokok Produksi antara Metode Konvensional dan Metode Activity Based Costing (ABC)... 26
2.2 Kajian Penelitian Sejenis... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 31
3.2 Obyek Penelitian... 31
3.3 Metode Penelitian... 31
3.4 Jenis Penelitian... 32
3.5 Defenisi Operasionalisasi Variabel... 33
3.6 Teknik Pengumpulan Data... 33
xi Universitas Kristen Maranatha
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 35
4.1.1 Jenis Produk Perusahaan... 38
4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Konvensional 4.2.1 Komponen Harga Pokok Produksi... 39
4.2.1.1 Biaya Bahan Baku (BBB)... 39
4.2.1.2 Biaya Tenaga Kerja (BTK)... 40
4.2.1.3 Biaya Overhead Pabrik (BOP)... 42
4.2.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Kimia Farma Plant Bandung (Metode Konvensional)... 48
4.3 Rancangan Perhitungan Harga Pokok Produksi metode Activity Based Costing (ABC)... 49
4.3.1 Langkah-Langkah Desain Metode Activity Based Costing... 49
4.3.2 Mengidentifikasi Aktivitas pada Produksi Vitamin Metode ABC………. 50
4.3.3 Pengelompokkan Aktivitas Homogen Metode ABC... 51
4.3.4 Penetapan Aktivitas ke Dalam Cost Driver... 52
4.3.5 Jumlah Cost Driver... 53
4.3.6 4.3.7 Tarif Cost Driver (Tarif Aktivitas)... 53
55 Pembebanan Biaya Overhead dengan Metode Activity Based
costing (ABC)...
xii Universitas Kristen Maranatha
Based Costing (ABC)... 62
4.4 Analisis Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Metode Konvensional dan Metode Activtiy Based Costing (ABC)….. 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 65
5.2 Saran... 66
DAFTAR PUSTAKA... 67
LAMPIRAN... 69
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Hal
2.1 Full Cost dengan Pendekatan Full Costing………. 13
2.2 Pendekatan Variable Costing……….. 14
2.3 Prosedur Dua Tahap Berdasarkan Aktivitas……… 15
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
No Nama Tabel Hal
2.1 Contoh Data yang Berkaitan dengan Harga Pokok Produksi…………
26
2.2
Ilustrasi Pembebanan BOP ke produk………27
2.3
Ilustrasi Penghitungan Harga Pokok Produksi (HPP) per Unit denganMetode Kovensional………..
27
2.4
Ilustrasi Tarif Aktivitas yang Dipakai Tiap Produk………28
2.5
Ilustrasi Pembebanan Biaya Overhead Berdasarkan Aktivitas……...…28
2.6
Ilustrasi Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dengan MetodeActivity Based Costing (ABC)……….
29
2.7
Ilustrasi Perbandingan HPP metode Konvensional dan metode ActivityBased Costing………..
29
4.1
Jumlah Produksi Vitamin Tahun 2011………39
4.2
Biaya Bahan Baku Untuk Produk Vitamin Tahun 2011………….……40
4.3
Jam Kerja yang Digunakan Produk Vitamin Tahun 2011………..41
4.4
Alokasi Pembebanan Biaya Tenaga Kerja (Biaya Langsung) ProdukVitamin Tahun 2011………
41
xv Universitas Kristen Maranatha
4.6
Alokasi Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (Indirect Cost) keProduk Vitamin Tahun 2011………...
47
4.7
Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Kimia Farma PlantBandung (Metode Konvensional) untuk Produk Vitamin Tahun 2011..
48
4.8
Pengelompokkan aktivitas berdasarkan tingkat kegiatan PT KimiaFarma Tbk, Plant Bandung dengan menggunakan metode ABC…...
51
4.9
Penentuan Cost Driver………52
4.10
Jumlah Cost Driver……….53
4.11
Penentuan Tarif Cost Driver Produk Vitamin Tahun 2011……….54
4.12
Alokasi Biaya Overhead Pabrik ke Vitamin B12 50 mcg ABC………..56
4.13
Alokasi Biaya Overhead Pabrik ke Vitamin B1 100 mg- ABC………..57
4.14
Alokasi Biaya Overhead Pabrik ke Vitamin C 50 mg- ABC…………..58
4.15
Alokasi Biaya Overhead Pabrik ke Vitamin C 100 mg- ABC…………59
4.16
Alokasi Biaya Overhead Pabrik ke Vitamin C 250 mg- ABC…………60
4.17
Tarif Biaya Overhead Pabrik Activity Based Costing……….61
4.18
Perhitungan Harga Pokok Produk Per Unit Metode Activity BasedCosting...
62
4.19
Perbandingan Harga Pokok Produk Per Unit Metode Konvensionaldan Metode Activity Based Costing (ABC)……….
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Hal
A Struktur Organisasi Kimia Farma Plant Bandung……… 70
B Rincian Biaya Bahan Vitamin B12 50 mcg……….. 71
C Rincian Biaya Bahan Vitamin B100 mg………... 72
D Rincian Biaya Bahan Vitamin C 50 mg……… 73
71
Lampiran B
Rincian Biaya Bahan Vitamin B12 50 MCG
Kode produk : 1051103
Nama produk : VITAMIN B12 50 MCG
Unit kemas : BTL 1000 TABL
2,995 BTL 1000 TABL
KBR NBR ST NBM QTY-R HARGA NILAI NVB/unit
3312002 A CYANOCOBALAMINUM MG B110829 176,692.00 24.30 4,293,615.60
A N-BAHAN AKTIF 4,293,615.60 1,433.59 3012014 B AMYLUM MAYDIS KG B11 0498 159.39 5,969.19 951,429.19
3012078 B LACTOSUM KG B11 0513 150.00 20,762.40 3,114,360.00
3012107 B METHYLIS PARABENUM G B110574 300.00 64.88 19,464.00 3012083 B MAGNESII STEARAS KG B110533 0.90 22,925.15 20,632.64 3012008 B ACIDUM SILICICUM, KOLOIDAL 200 KG B110419 3.75 49,824.50 186,841.88
N-BAHAN PEMBANTU 4,292,727.70 1,433.30
N-BAHAN BAKU 8,586,343.30 2,866.89
2010001 K BOTOL PLASTIK PUTIH 225 ML UN K111246 3,010.00 770.00 2,317,700.00
2060005 K KTG PLT 14/7 ,6X20X005 LB K111227 3,025.00 80.50 243,512.50
2550000 K MOUTH SEAL 53 MM BH K111267 3,025.00 89.00 269,225.00
2610000 K TALI RAMI RL K111073 8.00 4,200.00 33,600.00
2620000 K SILICAGEL 1 GRAM KG K111210 3.50 27,000.00 94,500.00
2200014 K BOX KARTON NO . 21 BH K111282 64.00 2,930.00 187,520.00
2200014 K BOX KARTON NO . 21 BH K111284 1.00 2,930.00 2,930.00
2300147 K ET. TAB VIT B12 LB K111275 3,025.00 44.00 133,100.00
2320009 K TANDA PENGEPAKAN BHS.INGGRIS LB K111516 70.00 35.00 2,450.00
2401040 K LEAF VIT B12 LB K110930 665.00 25.00 16,625.00
2600000 K PLAK BAND PLASTIK KF RL K110995 0.50 12,000.00 6,000.00
N-BAHAN KEMAS 3,307,162.50 1,104.23
TOTAL BIAYA BAHAN ( MATERIAL COST ) 11,893,505.80 3,971.12
72
Lampiran C
Rincian Biaya Bahan Vitamin B1 100 MG
Nama produk : VITAMIN B1 100 MG
Unit kemas : BTL 1000 TABL
1,300 BTL 1000 TABL
KBR NBR ST NBM QTY-R HARGA NILAI NVB/unit
3312025 A THIAMINI HYDROCHLORIDUM KG B110531 33.25 150,527.40 5,005,036.05 3312025 A THIAMINI HYDROCHLORIDUM KG B110573 100.00 150,527.40 15,052,740.00
A N-BAHAN AKTIF 20,057,776.05 15,429.06
3012078 B LACTOSUM KG B11 0716 26.10 23,886.80 823,376.21
3012078 B LACTOSUM KG B11 0748 29.87 23,886.80 713,567.99
3012014 B AMYLUM MAYDIS KG B110759 100.18 5,934.00 594,468.12
3012107 B METHYLIS PARABENUM G B110576 292.50 68.31 19,980.68
3012108 B PROPHYLIS PARABENUM G B110770 32.50 76.78 2,495.35
3012008 B ACIDUM SILICICUM, KOLOIDAL 200 KG B110751 1.46 48,445.60 70,730.58
3012083 B MAGNESII STEARAS KG B110533 3.51 22,925.15 80,467.28
3012151 B TALCUM KG B110522 5.85 4,075.00 23,838.75
N-BAHAN PEMBANTU 2,128,924.94 1,637.63
N-BAHAN BAKU 22,186,700.99 17,066.69
2010002 K BOX KARTON NO. 2 BH K111360 56.00 2,345.00 131,320.00
2300146 K ET. TAB VIT B1 100 LB K110962 868.00 44.00 38,192.00
2300146 K ET. TAB VIT B1 100 LB K110656 452.00 44.00 19,888.00
2320009 K TANDA PENGEPAKAN BHS.INGGRIS LB K111516 62.00 35.00 2,170.00
2401039 K LEAF THIAMIN/ VIT. B1 LB K110537 300.00 35.00 10,500.00
2600000 K PLAK BAND PLASTIK KF RL K110995 1.00 12,000.00 12,000.00
2010003 K BOTOL PLASTIK 8X8 (500 ML) UN K111250 706.00 1,390.00 981,340.00
2010003 K BOTOL PLASTIK 8X8 (500 ML) UN K111499 604.00 1,390.00 839,560.00
2060005 K KTG PLT 14/7, 6X20X005 LB K111619 1,300.00 80.50 104,650.00
2550001 K MOUTH SEAL 68 MM BH K111495 1,300.00 160.00 208,000.00
2610000 K TALI RAMI RL K111518 3.00 4,200.00 12,600.00
2620000 K SILICAGEL 1 GRAM KG K111252 2.75 27,000.00 74,250.00
N-BAHAN KEMAS 2,434,470.00 1,872.67
TOTAL BIAYA BAHAN ( MATERIAL COST ) 24,621,170.99 18,939.36
73
Lampiran D
Rincian Biaya Bahan Vitamin C 50 MG
Kode produk : 1021033
Nama produk : VITAMIN C 50 MG
Unit kemas : BTL 1000 TABL
3,038 BTL 1000 TABL
KBR NBR ST NBM QTY-R HARGA NILAI NVB/unit
3312030 A ACIDUM ASCORBICUM DC, C-97 KG B110944 161.72 97,470.00 15,762,848.40
A N-BAHAN AKTIF 15,762,848.40 5,118.56
3012014 B AMYLUM MAYDIS KG B110759 49.47 5,934.00 293,554.98
3012078 B LACTOSUM KG B11 0748 93.08 23,886.80 2,223,383.34
3012075 B POVIDONUM K 30 KG B110859 1.47 89,898.60 131,773.37 3012075 B POVIDONUM K 30 KG B110967 1.45 94,901.00 138,005.03 3011016 B ACIDUM STEARICUM, PULVIS KG B110525 4.62 55,961.20 258,540.74
3012008 B ACIDUM SILICICUM, KOLOIDAL 200 KG B110751 0.77 48,445.60 37,303.11
N-BAHAN PEMBANTU 3,082,560.58 1,014.67 N-BAHAN BAKU 18,845,408.98 6,203.23
2010001 K BOTOL PLASTIK PUTIH 225 ML UN K111323 3,057.00 750.00 2,292,750.00
2060005 K KTG PLT 14/7, 6X20X005 LB K111619 3,075.00 80.50 247,537.50
2550000 K MOUTH SEAL 53 MM BH K111267 3,075.00 89.00 273,675.00
2610000 K TALI RAMI RL K111518 8.00 4,200.00 33,600.00
2620000 K SILICAGEL 1 GRAM KG K110534 6.00 27,000.00 162,000.00
2200014 K BOX KARTON NO. 21 BH K111292 64.00 2,930.00 187,520.00
2303178 K ET. TAB VIT C 50 MG LB K111109 2,095.00 44.00 92,180.00
2303178 K ET. TAB VIT C 50 MG LB K111553 1,000.00 44.00 44,000.00
2320009 K TANDA PENGEPAKAN BHS.INGGRIS LB K111516 72.00 35.00 22,575.00
2401049 K LEAF VIT. C LB K111108 645.00 35.00 22,575.00
2600000 K PLAK BAND PLASTIK KF RL K110995 1.00 12,000.00 12,000.00
N-BAHAN KEMAS 3,370,357.50 1,109.40
TOTAL BIAYA BAHAN ( MATERIAL COST ) 22,215,766.48 7,312.63
74
Lampiran E
Rincian Biaya Bahan Vitamin C 100 MG
Kode produk : 1051040
Nama produk : VITAMIN C 100 MG
Unit kemas : BTL 500 TABL
3,977 BTL 500 TABL
KBR NBR ST NBM QTY-R HARGA NILAI NVB/unit
3312030 A ACIDUM ASCORBICUM DC, C-97 KG B110376 207.36 98,131.00 20,348,444.16
A N-BAHAN AKTIF 20,348,444.16 5,116.53
3012078 B LACTOSUM KG B11 0395 41.68 13,471.09 561,475.03
3012014 B AMYLUM MAYDIS KG B110245 27.80 6,020.47 167,369.07
3011016 B ACIDUM STEARICUM, PULVIS KG B110247 0.84 56,165.80 47,280.37
3011016 B ACIDUM STEARICUM, PULVIS KG B110260 4.29 56,165.80 240,850.18
3012008 B ACIDUM SILICICUM, KOLOIDAL 200 KG B110276 1.41 49,824.50 70,252.55
3012015 B AMYLUM SOLANI KG B100641 1.78 13,387.50 23,829.75
3012107 B METHYLIS PARABENUM G B110321 69.96 70.04 4,900.00
3012108 B PROPHYLIS PARABENUM G B110381 6.36 81.23 516.62
N-BAHAN PEMBANTU 1,116,473.57 280.73 N-BAHAN BAKU 21,464,917.73 5,397.26
2010001 K BOTOL PLASTIK PUTIH 225 ML UN K110389 4,007.00 740.00 2,965,180.00
2060005 K KTG PLT 14/7, 6X20X005 LB K110946 4,025.00 80.50 324,012.50
2550000 K MOUTH SEAL 53 MM BH K110405 4,025.00 89.00 358,225.00
2610000 K TALI RAMI RL K110921 10.00 4,200.00 42,000.00
2620000 K SILICAGEL 1 GRAM KG K110534 9.00 27,000.00 243,000.00
2200014 K BOX KARTON NO. 21 BH K110714 86.00 2,930.00 251,980.00
2300148 K ET. TAB VIT C 100 LB K110603 4,050.00 44.00 178,200.00
2320009 K TANDA PENGEPAKAN BHS.INGGRIS LB K110492 85.00 25.00 2,125.00
2401049 K LEAF VIT. C LB K110994 850.00 35.00 29,750.00
2600000 K PLAK BAND PLASTIK KF RL K110668 1.50 12,000.00 18,000.00
N-BAHAN KEMAS 4,412,472.50 1,109.50
TOTAL BIAYA BAHAN ( MATERIAL COST ) 25,877,390.23 6,506.76
75
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Henni Anggraini Manalu
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir :Lima Puluh, 03 Oktober 1990
Agama : Islam
Alamat : Jl Babakan Jeruk I no 100
Email : anggraini.henni@yahoo.com
Latar Belakang Pendidikan
1996 – 2002 : SD Negeri 010185, Lima Puluh, Batu Bara, Sumatera Utara.
2002 – 2005 : SMP Negeri 1, Lima Puluh, Batu Bara, Sumatera Utara.
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan persaingan bisnis yang ketat dalam dunia industri usaha,
perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap
dapat bertahan dan dapat bersaing dalam hal efisiensi. Perusahaan di haruskan
menyusun strategi untuk menghadapi persaingan bahkan untuk meningkatkan
posisinya di dalam pasar. Faktor biaya merupakan hal yang sangat dipertimbangkan
karena biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk
menghasilkan suatu produk. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam
jangka panjang penentuan harga pokok produksi dapat mempengaruhi keakuratan
penentuan harga jual perusahaan.
Harga pokok produksi di peroleh dengan cara memperhitungkan biaya-biaya
yang dikorbankan untuk memproduksi barang atau jasa yang merupakan operasi
utama perusahaan dalam periode tertentu. Dalam pembuatan produk terdapat dua
kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah
biaya yang di keluarkan perusahaan untuk mengolah bahan baku hingga
menghasilkan produk jadi. Biaya non produksi merupakan biaya yang tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas produksi yaitu biaya pemasaran dan
2
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
tiga elemen biaya yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik.
1. Biaya bahan langsung, timbul karena pemakaian bahan yang digunakan untuk
menghasilkan suatu produk.
2. Biaya tenaga kerja, timbul karena pemakaian tenaga kerja manusia yang
membantu mengolah bahan baku hingga menghasilkan barang jadi.
3. Biaya overhead, merupakan biaya yang bukan bahan baku langsung dan bukan
tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan proses produksi. Biaya overhead pabrik
timbul karena pemakaian fasilitas yang digunakan untuk mengelola bahan baku
berupa pemakaian mesin, alat-alat, tempat kerja dan lainnya. Biaya overhead terdiri
atas dua kelompok yaitu biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik
tetap.
Biaya produksi tersebut akan membentuk harga pokok produksi. Dalam
penentuan harga pokok produksi terdapat dua metode yaitu perhitungan harga pokok
produksi konvensional dan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan aktivitas
(activity based costing) atau yang sering di singkat ABC. Perhitungan harga pokok
produk metode konvensional membebankan biaya pada produk sebesar biaya
produksinya saja. Sedangkan metode activity based costing dalam memperhitungan
harga pokok menelusuri biaya berdasarkan aktivitas.
Metode activity based costing mengharapkan adanya efisiensi dan akurasi
dalam pembebanan biaya dengan menelusuri biaya per aktivitas dan melacak sumber
3
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
dapat dihindari. Dalam jurnal ilmiah yang ditulis oleh Riki Martusa tahun 2010
halaman 20, yang berjudul Peranan Metode Activity Based Costing dalam
Menentukan Cost of Goods Manufactured menyatakan:
Hasil perhitungan Cost of Good Manufactured dengan metode ABC memilki keunggulan dibandingkan metode tradisional, meskipun metode tradisional lebih mudah diaplikasikan karena hanya menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik, tetapi perhitungan tersebut kurang tepat untuk menghitung Cost of Good Manufactured karena tidak mencerminkan konsumsi sumber daya secara lengkap dan akurat dalam proses produksinya.
Activity based costing mencerminkan penerapan penelusuran biaya yang lebih
menyeluruh, dan mengakui banyak biaya lain yang dapat ditelusuri tidak hanya ke
unit yang di produksi. Activity based costing juga memerlukan aktivitas yang lain
yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Sedangkan perhitungan harga
pokok produk konvensional hanya menelusuri biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung ke setiap unit output. Sistem konvensional juga menghasilkan
biaya per unit yang lebih tinggi untuk produk dengan volume tinggi, dan
menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah untuk produk dengan volume rendah.
Hal ini disebabkan karena alokasi dari seluruh overhead dalam sistem konvensional
didasarkan pada volume.
Untuk melihat adanya perbedaan antara metode konvensional dan metode
activity based costing dalam perhitungan harga pokok produk, peneliti melakukan
penelitian yang dilakukan di PT Kimia Farma Tbk Plant Bandung. Perusahaan
memproduksi bahan baku kina dan turunannya berupa rifamipcin, obat asli indonesia
dan alat kontrasepsi rahim, PT Kimia Farma Tbk Plant Bandung juga menghasilkan
berbagai jenis obat yang berbentuk tablet, sirup, serbuk. Dari berbagai jenis
4
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
yang berbentuk tablet yang diproduksi selama tahun 2011. Penulis memilih vitamin
sebagai obyek penelitian karena vitamin dikenal hampir di seluruh kalangan
masyarakat dibandingkan obat-obat yang lain yang tidak terlalu dipahami oleh
masyarakat awam. Vitamin B terdiri dari 2 jenis yaitu B1 100 mg dan B12 50 mcg,
sedangkan vitamin C terdiri dari vitamin C 100 mg, vitamin C 250 mg, dan vitamin
C 50 mg. Untuk masing-masing vitamin memiliki komposisi yang berbeda, sehingga
untuk menghasilkan masing-masing vitamin membutuhkan biaya yang berbeda pula.
Vitamin-vitamin ini diproduksi berdasarkan pesanan apotek Kimia Farma sesuai
dengan permintaan konsumen.
Dalam proses produksinya, PT Kimia Farma Tbk Plant Bandung lebih
banyak menggunakan tenaga mesin dibandingkan tenaga kerja manusia untuk
menghasilkan semua jenis obat namun dalam perhitungan harga pokok produksinya,
PT Kimia Farma Tbk Plant Bandung masih menggunakan metode konvensional dan
membebankan biaya produksi pada jumlah batch dan jam kerja manusia. Biaya
bahan diukur berdasarkan jumlah batch sedangkan biaya tenaga kerja kerja dan biaya
overhead dibebankan berdasarkan jam kerja manusia.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan
menunagkannya dalam skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Harga
Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Konvensional dan Metode
Activity Based Costing (ABC), Studi Kasus pada PT Kimia Farma Tbk, Plant
5
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka penulis
mengidentifikasikan pokok permasalahan di PT Kimia Farma Tbk Plant Bandung
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang digunakan di perusahaan
2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode
Activity Based Costing (ABC) dalam perusahaan.
3. Bagaimana hasil perbandingan perhitungan harga pokok produksi perusahaan
(metode konvensional) dengan metode Activity Based Costing (ABC).
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah di identifikasi, tujuan penelitian ini adalah
untuk :
1. Mengetahui dan menganalisis perhitungan harga pokok produksi PT Kimia
Farma Tbk Plant Bandung dengan menggunakan activity based costing.
2. Mengetahui dan menganalisis perbandingan harga pokok produksi PT Kimia
Farma Tbk Plant Bandung (metode konvensional) dengan metode activity
6
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
1.4Kegunaan Hasil Penelitian
Manfaat Akademis :
1. Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh
gelar sarjana di Universitas Kristen Maranatha.
2. Untuk menambah wawasan bagi penulis mengenai manfaat akuntansi biaya
bagi suatu perusahaan dalam mengalokasikan biaya, khususnya biaya
overhead.
Manfaat bagi praktisi bisnis dan pihak lain :
1. Praktisi bisnis
Penulis mengharapkan penulisan ini bermanfaat bagi pihak perusahaan untuk
mengambil keputusan mengenai cara perhitungan harga pokok produksi
dengan perhitungan biaya konvensional atau dengan perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas.
2. Bagi pihak lain
Diharapkan penulisan ini dapat dijadikan acuan bagi penulis lain yang akan
melakukan penelitian sejenis maupun bagi pihak lain yang membutuhkan
65 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian untuk perbandingan harga pokok
produksi antara metode konvensional dan metode activity based costing untuk
produk vitamin pada PT Kimia Farma Tbk Plant Bandung tahun 2011, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Harga pokok produksi yang diterapkan di menggunakan metode konvensional.
Dalam perhitungan biaya produksi di PT Kimia Farma Tbk Plant Bandung yaitu
metode perhitungan konvensional, biaya berubah berdasarkan jumlah batch untuk
biaya bahan dan berubah berdasarkan jam kerja per unit produk untuk biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
2. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode konvensional dan metode
activity based costing sama, yaitu dilakukan dengan menjumlahkan biaya bahan,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
3. Dalam mencari harga pokok produk per unit dengan menggunakan metode
activity based costing, biaya bahan dan biaya tenaga kerja tidak mengalami
perubahan, namun berbeda signifikan dalam perhitungan biaya overhead yaitu
dengan mencari tarif untuk masing komponen biaya overhead kemudian dikalikan
dengan masing-masing cost driver. Selanjutnya seluruh biaya overhead untuk
produk vitamin dijumlahkan kemudian dibagi dengan total jam kerja seluruh
produk yang dihasilkan di PT Kimia Farma Tbk, Plant Bandung dan hasilnya
66
Simpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
4. Perhitungan harga pokok produk untuk produk vitamin metode konvensional
menghasilkan harga pokok produk yang lebih kecil dibandingkan metode activity
based costing.
5. Meskipun harga pokok produksi dengan metode activity based costing lebih tinggi
dibandingkan metode konvensional, tetapi perhitungan metode activity based
costing lebih mencerminkan konsumsi sumberdaya yang sesuai dengan
aktivitasnya dan mendapatkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang penulis tarik, maka penulis
memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan acuan atau bahan pertimbangan
bagi pihak-pihak terkait :
1. Walaupun perbedaan perhitungan harga pokok produk metode konvensional dan
metode activity based costing tidak terlalu signifikan, namun penulis
menyarankan PT Kimia Farma Tbk Plant Bandung menggunakan metode activity
based costing dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi karena
menyediakan perhitungan yang lebih akurat.
2. Sebelum memutuskan untuk menerapkan metode activity based costing dalam
perhitungan harga pokok produksinya, maka sebaiknya implementasi ini
dilakukan secara bertahap dengan melakukan penelitian-penelitan yang mendalam
mengenai aktivitas-aktivitas yang terjadi di perusahaan dan kegiatan keseluruhan
67 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, B., dan Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Edisi Kesatu, Grah Ilmu, Yogyakarta.
Carter, W.K. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Keempat Belas, Salembat Empat, Jakarta.
Daljono. (2011). Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. Edisi ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hansen, D.R., dan Mowen, M.M. (2009). Akuntansi Manajerial. Edisi Kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Horngren, C.H., Patar, S.T., Foster, G.(2008). Akuntansi Biaya dengan Pendekatan
Manajerial. Edisi kedua belas, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hicks, D.T.(1999). Activity Based Costing Making it Work for Small and Mid Sized
Companies. Second edition, United State of America.
Garrison, R.H., Norren, E.W., Brewer.P.C. (2006). Akuntansi Manajerial. Edisi kesebelas, Salemba Empat, Jakarta.
Islahuzzaman. (2011). Activity Based Costing Teori dan Aplikasi. Alfabeta, Bandung.
Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-pengalaman. BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta.
Maher,M.W., dan Deakin, E.D. (1996). Akuntansi Biaya. Edisi keempat, Erlangga, Jakarta.
Mardiasmo. (1994). Akuntansi biaya penentuan harga pokok produksi. Andi offset, Yogyakarta.
Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Kelima, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Rayburn, L.G. (1996). Cost Accounting Using a Management Approach. Edisi keenam, Erlangga, Jakarta.
Simamora, H. (1999). Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.
68
Universitas Kristen Maranatha
http://zulfikarnashrullah.wordpress.com/2008/05/28/hello-world/
http://repository.upi.edu/skripsilist.php?z_author=LIKE&x_author=&z_judul=LIKE &x_judul=&z_no_panggil=LIKE&x_no_panggil=&z_fakultas=LIKE&x_fak ultas=&z_jurusan=LIKE&x_jurusan=&z_pembimbing_satu=LIKE&x_pembi mbing_satu=&z_pembimbing_dua=LIKE&x_pembimbing_dua=&psearch=a ctivity+based+costing&Submit=Search+%28*%29&psearchtype=