• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH

TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI

SE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA

KOTA TASIKMALAYA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

UAH MARKUAH 1308052

(2)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH

TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI

SE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA

KOTA TASIKMALAYA

Oleh

Uah Markuah

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

SPs UPI

© Uah Markuah2015 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

UAH MARKUAH

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH NEGERI

SE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing

Dr. ENDANG HERAWAN, M.Pd. NIP. 19600810 198603 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(4)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

(5)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Mutu Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan

Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

Uah Markuah NIM. 1308052

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya mutu sekolah di sebagian besar Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. Permasalahan yang ingin diteliti adalah bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan mutu sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya, serta pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan mutu Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya, serta menganalisis seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasinya adalah seluruh guru di sekolah dasar negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. Jumlah sampel penelitian terdiri 100 orang guru di seluruh sekolah, dengan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis melalui korelasi dan regresi. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, ditemukan bahwa pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya berada pada katagori cukup kuat. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah, yakni sebesar 18,5%. Budaya sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadapmutu sekolah, yakni sebesar 13,9%, dan secara bersama-sama perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap mutu sekolah sebesar 22,5%. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah merupakan faktor penting bagi terciptanya mutu sekolah. Namun, di samping kedua variabel tersebut, masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi mutu sekolah. Oleh sebab itu bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap mutu sekolah.

Kata Kunci: perilaku kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, mutu sekolah

(6)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

Uah Markuah NIM. 1308052

ABSTRACT

This research is motivated by the low quality of schools in most of the public Elementary School in UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. Issues to be observed is how the image of The behavior of school leadership, school culture, and the quality of schools in the public Elementary School in UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya, and influence of The behavior of school leadership and school culture toward the school quality of public elementary School in UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. The aim is to describe the behavior of school leadership, school culture, and the quality of schools in the public elementary School in UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya, and to analyze how much the influence of the behavior of school leadership, school culture, and the quality of schools in the public Elementary School in UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya either partially or simultaneously. This study uses a quantitative approach with deskriptif method. The population is all teacher, in elementary schools at UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. Total sample were 100 teachers in the whole school, with a sampling technique in the form of purposive sampling. The Data collection using questionnaires and analyzed through correlation and regression. Based on the results of the processing and data analysis, it was found that the influence of the behavior of school leadership and school culture to quality throughout the in the public Elementary School in UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya are in the category strong enough. Principal leadership behavior in a positive and significant effect on the performance of principals, which amounted to 18.5%. School culture in a positive and significant effect on the quality of schools, which amounted to 13.9%, and jointly conduct school leadership and school culture in a positive and significant effect on the quality of schools by 22.5%. The behavior of school leadership and school culture is an important factor for the creation of school quality. However, in addition to these two variables, there are other factors that affect the quality of schools. Therefore for further research are advised to pay more attention to other factors that affect toward the quality of schools.

(7)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Hlm

PERNYATAAN……….………...

ABSTRAK ………

KATA PENGANTAR ……….……….

UCAPAN TERIMA KASIH …..……….

DAFTAR ISI ……….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ………..…….

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ………..……..

C. Tujuan Penelitian ………...…….

D. Manfaat Penelitian ………..……

E. Struktur Organisasi Tesis ………...…….

1

8

11

11

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Mutu Sekolah dalam Konteks Administrasi Pendidikan ...

1. Konsep Mutu Sekolah ………..………...…..………....

2. Indikator Mutu Sekolah ...

B. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah………...

1. Konsep Kepemimpinan ...

2. Konsep Perilaku Kepemimpinan ...

3. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah ...

C. Budaya Sekolah ………...

D. Kerangka Penelitian ………...

E. Hipotesis Penelitian ……….…………..

14

(8)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

A. Desain Penelitian ……….………

B. Populasi dan Sampel …...………

C. Instrumen Penelitian ………...………

1. Pemilihan Instrumen ………..

2. Skala Pengukuran ………...

3. Pengembangan Instrumen ………..

D. Prosedur Penelitian ………...………….

E. Analisis Data ………...………...

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian ………….………..

1. Analisis Deskriptif………...………..

a. Gambaran Mutu Sekolah ...

b. Gambaran Perilaku Kepemimpinan Kepala

Sekolah ………

c. Gambaran Budaya Sekolah ...

2. Pengujian Persyaratan Analisis ………...

a. Uji Normalitas …….………....

b. Uji Linieritas ………...

3. Hasil Pengujian Hipotesis ………

a. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Mutu Sekolah ……...……….

b. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Mutu Sekolah

………..

c. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Mutu Sekolah …….

4. Interpretasi Hasil Analisis Data ………..…..

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….….

1. Mutu Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

(9)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah

Utara Kota Tasikmalaya …..………...

3. Budaya Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

……...………...

4. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Mutu Sekolah ...

5. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Mutu Sekolah ...

6. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Mutu Sekolah ...

102

105

107

108

110

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ……….

B. Rekomendasi ………..

114

115

DAFTAR PUSTAKA ……….………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………..………

RIWAYAT HIDUP ………..

117

121

(10)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Data Hasil Ujian Sekolah (US) Tahun Ajaran 2013/2014…………

Nilai Hasil Akreditasi Sekolah Dasar Negeri ...……..

Jumlah Populasi Sekolah Daasa Negeri …...

Data Responden Penelitian ………...……… Skala Likert ………...…………...

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Y …………...

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel X1………... Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel X2…………... Hasil Uji Validitas Instrumen Y ……….………….

Hasil Uji Validitas Instrumen X1 ……….………... Hasil Uji Validitas Instrumen X2 ... Hasil Uji Reliabilitas variable X1 ……….………..

Hasil Uji Reliabilitas variable X2……….………... Hasil Uji Reliabilitas variable Y...

Hasil Uji Reliabilitas variable X1, X2, dan Y ……… Kriteria Penilaian Korelasi ……….. Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ……….

(11)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.3

Kriteria Skor Rata-rata Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala

Sekolah ………...

Kriteria Skor Rata-rata Variabel Budaya Sekolah ………..

Skor Rata-rata Perhitungan WMS variable Penelitian

Hasil Uji Normalitas Daaata X1 ………….. ... Hasil Uji Normalitas Data X2 …...

Hasil Uji Normalitas Data Y …...

Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ...

Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y...

Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y ...

Tolak Ukur Koefisien Korelasi ...

Koefisien Korelasi Variabel X1 terhadap Y ... Signifikansi Korelasi X1 terhadap Y ... Koefisien Determinasi Variabel X1 terhadap Y ... Analisis Regresi Variabel X1 terhadap Y ... Koefisien Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... Signifikansi Korelasi X2 terhadap Y ... Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Y ... Analisis Regresi Variabel X2 terhadap Y ... Koefisien Korelasi Ganda ...

Signifikansi Korelasi Ganda ...

Analisis Koefisien Determinasi ...

Analisis Regresi Ganda ...

Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ...

(12)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Hlm

1.1

2.1

2.2

2.3

4.1

4.2

4.3

4.4

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah …………...

Indikator Mutu Sekolah ……...

Tifologi Perilaku Kepemimpinan ………..

Kerangka Berpikir ...

Gambaran Mutu Sekolah ...

Gambaran Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah ...

Gambaran Budaya Sekolah ...

Struktur Kontribusi X1 dan X2 terhadap Y ……….

9

23

44

49

74

76

78

(13)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik Hlm

4.1

4.2

Plot Linieritas Data X1 terhadap ……….. Plot Linieritas Data X1 terhadap ………..

83

(14)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

(15)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan saat ini dihadapkan terhadap berbagai tantangan, baik

nasional maupun internasional. Tantangan nasional muncul dari dunia

ekonomi, social, budaya, politik, dan keamanan. Sedangkan tantangan

internasional pendidikan dihadapkan pada persaingan global, baik di bidang

ekonomi, maupun perkembangan teknologi informasi. Tantangan-tantangan

tersebut menuntut dunia pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang mampu

memecahkan dan membawa Negara Indonesia pada bangsa yang maju dan

beradab. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Di samping itu, jika merujuk pada

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP), sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu

mencapai mutu minimal sekolah sesuai dengan standar-standar yang

ditetapkan. Lulusan yang demikian hanya bisa diperoleh dari sekolah yang

memiliki mutu baik.

Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan bangsa, bukan hanya

sekedar penyelengaraan pendidikan, tetapi pendidikan yang bermutu, baik

dari segi input, proses, output, maupun outcome. Menurut Koswara & Triatna

dalam Tim Dosen Adpen UPI (2010, hlm. 288), input pendidikan yang

bermutu adalah guru-guru yang bermutu, peserta didik yang bermutu,

kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu, dan berbagai aspek

penyelenggaraan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu adalah

(16)

2

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

lulusan yang memiliki kompetensi yang diharapkan, dan outcome yang

bermutu adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi atau terserap pada dunia usaha atau dunia industri.

Hal serupa diungkapkan oleh Komariah dan Triatna (2010, hlm.1),

yang menyatakan bahwa sekolah sebagai sebuah sistem merupakan organisasi

yang terdiri dari input, proses, dan output. Sebagai sebuah sistem, sekolah

memiliki komponen inti yang terdiri dari input, proses, dan output.

Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena

merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi,

membutuhkan, dan menentukan. Sekolah sebagai sistem sosial mengambil

sumber daya berupa input yang mencakup karyawan (kepala sekolah, guru,

dan tenaga kependidikan), siswa, dan uang (dana) dari lingkungan dan input

subjek ini selanjutnya akan mengalami proses transformasi pendidikan untuk

menghasilkan siswa dan lulusan yang terpelajar dan berpendidikan. Dengan

kata lain, sekolah yang mampu mengelola input, proses, dan output secara

optimal adalah sekolah dengan mutu baik.

Mutu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk

atau jasa (services) yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan, kepuasan

(satisfaction) pelanggan (customer) baik yang bersifat internal maupun

eksternal (Fatah, 2012 hlm. 2). Sedangkan mutu sekolah adalah hasil dari

pengkoordinasian sumber daya yang ada di sekolah melalui proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam

meningkatkan mutu yang diharapkan dari sekolah baik dari proses yang

diinginkan sekolah maupun dari ukuran atau karakteristik lulusan yang ingin

dicapai oleh sekolah (Karwati & Priansa, 2013 hlm. 53). Apa bila dilihat dari

sudut pandang hasil (output) sekolah, mutu sekolah dapat diketahui dari :

1. output pencapaian akademik (academic achievement); dan

2. output pencapaian non akademik (non academic achievement).

Mutu sekolah dalam konteks hasil pembelajaran mengacu pada prestasi

yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir

(17)

3

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dapat berupa hasil tes kemampuan akademis. Sedangkan pencapaian non

akademik bisa berupa prestasi di bidang olahraga, seni, atau keterampilan

tambahan tertentu seperti computer atau teknologi, jasa, dan sebagainya.

Meskipun antara proses dan hasil pembelajaran yang bermutu akan saling

berhubungan, akan tetapi agar proses yang baik itu tidak salah arah, maka

mutu dalam artian hasil (output) harus dirumuskan terlebih dahulu oleh

sekolah, dan harus jelas target yang akan dicapainya.

Sagala (2010, hlm. 171-172), menyatakan bahwa indikator yang

menentukan kualitas sekolah yaitu (1) Efektivitas proses pembelajaran yang

lebih menekankan pada internalisasi mengembangkan aspek kognitif, afektif,

psikomotor, dan kemandirian, (2) Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat,

(3) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, (4) Sekolah memiliki

budaya mutu, (5) Sekolah memiliki team work yang kompak, (6) Sekolah

memiliki kemandirian, (7) Partisipasi warga sekolah dan masyarakat, (8)

Sekolah memiliki transparansi, (9) Sekolah memiliki kemauan perubahan,

(10) Sekolah melakukan perbaikan yang berkelanjutan, (11) Sekolah

memiliki akuntabilitas dan sustainabilitas, dan (12) Output sekolah yang

berkualitas.

Sementara itu, Suharsaputra (2013, hlm 279), menyatakan bahwa

kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepemimpinan,

iklim organisasi, kualifikasi guru, anggaran, kecukupan fasilitas belajar, dan

sebagainya. Edward Salis (2012, hlm. 30-31) menyatakan, ”ada banyak

sumber mutu dalam pendidikan, misalnya gedung yang bagus, guru yang

terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi

atau kejuruan, dukungan orang tua, bisnis dan komunikasi lokal, sumber daya

yang melimpah, aplikasi teknologi yang mutakhir, kepemimpinan yang baik

dan efektif, perhatian terhadap pelajaran anak didik, kurikulum yang

memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut”.

Menurut Fattah (2012, hlm. 3), secara kelembagaan, Sistem Penjamin

Mutu Pendidikan (SPMP) diposisikan sebagai bagian dari keseluruhan fungsi

(18)

4

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dalam mengefektifkan implementasi kebijakan untuk mencapai akuntabilitas

satuan pendidikan terhadap masyarakat atau public. Oleh karena itu di

berbagai negara akreditasi (accreditation) dijadikan salah satu cara atau

metode yang digunakan dalam sistem penjaminan mutu pendidikan. Sekolah

yang bermutu senantiasa akan memperoleh nilai atau hasil akreditasi yang

baik.

Bertolak dari indikator pencapaian prestasi mutu sekolah terutama

dilihat dari aspek output, sebagian besar Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas

Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya masih dalam kategori rendah.

Sebagian besar SD Negeri belum meperoleh prestasi akademik yang

memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi siswa ketika mengikuti

kompetisi atau perlombaan yang bersifat akademik, seperti olimpiade

matematika dan science. Sangat jarang sekolah yang mampu mengirimkan

siswanya ke tingkat kota apa lagi ke tingkat provinsi. Selain itu, menurut

Kepala SMK Perwari Kota Tasik Hj Yayu Rahayu SPd, yang termuat dalam

koran Radar Tasikmalaya edisi 9 Februari 2015, ditemukan masalah-masalah

yang berkaitan dengan siswa di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah

dasar sampai dengan sekolah menengah, diantaranya adalah adanya sikap

kurang hormat peserta didik terhadap guru, peserta didik ada yang kesiangan,

dalam berpakaian peserta didik masih ada yang tidak berpakaian rapi, bahasa

pergaulan peserta didik masih kasar, dan dalam kegiatan pembelajaran kurang

tertib.

Sementara itu, hasil observasi awal tentang hasil Ujian Sekolah (US)

untuk 3 mata pelajaran di Sekolah Dasar se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah

Utara Kota Tasikmalaya menemukan fakta sebagai berikut.

Tabel 1.1

Data Hasil Ujian Sekolah (US) Tahun Ajaran 2013/2014

Nilai Ujian B. Indo

nesia Matematika IPA

Jumlah Nilai

Klasifikasi A A A A

Rata-rata 7,74 8,25 7,88 23,88

(19)

5

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tertinggi 9,60 10,00 9,50 29,10

Standar Deviasi 0,58 0,62 0,57 1,77

Sumber: UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa mutu prestasi

akademik siswa di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya,

jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan yakni nilai minimal yang

harus dicapai oleh siswa dalam US pada tahun ajaran 2013/2014 adalah 7,50.

Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik yang dicapai siswa belum

tercapai, hal tersebut ditandai oleh masih ada siswa yang memperoleh nilai di

bawah standar yang ditentukan.

Di samping itu, prestasi non akademik pun masih belum memuaskan.

Berdasarkan studi pendahuluan melalui observasi langsung dan interview

dengan dua orang pengawas dan beberapa orang guru, bahwa kepemimpinan

kepala sekolah dalam mengembangkan mutu sekolah saat ini masih kurang.

Kebanyakan kepala sekolah tidak memiliki visi dan misi yang jelas, kepala

sekolah belum mampu memberikan contoh teladan terutama dari segi

kedispilinan. Personil sekolah kebanyakan belum mampu membangun

budaya sekolah yang baik, yang memungkinkan tercapainya mutu sekolah

yang optimal.

Apa bila dilihat dari perolehan nilai akreditasi, Sekolah Dasar Negeri

yang ada di wilayah UPT Dinas Pendidikan bagian Utara Kota Tasikmalaya

masih belum memenuhi kriteria mutu sekolah yang baik. Berikut data hasil

akreditasi SD Negeri di wilayah UPT Dinas Pendidikan bagian Utara Kota

Tasikmalaya.

Tabel 1.2

Nilai Hasil Akreditasi Sekolah Dasar Negeri

Di Wilayah UPT Dinas Pendidikan bagian Utara Kota Tasikmalaya

No. Nilai Akreditasi Jumlah SDN Presentase (%)

1. A 5 11,91

2. B 37 88,09

3. C - -

(20)

6

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Sumber : UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

Banyak faktor yang mempengaruhi mutu sekolah, diantaranya adalah

dukungan orang tua, kinerja pendidik, komitmen peserta didik,

kepemimpinan sekolah, mutu pembelajaran, dan kenyamanan sekolah

(Matthew J. Taylor et.al dalam Karwati & Priansa, 2013 hlm. 57).

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian PISA (Programme for International

Student Assessment) tentang School factor related to quality and equity

(OECD, 2005), faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sekolah

diantaranya adalah faktor organisasi sekolah yang terdiri dari productive

climate culture, achievement pressure for basic subjects, educational

leadership, monitoring/evaluation, co-operation/consensus, parental

involvement, staff development.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sekolah di atas,

faktor perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah

merupakan faktor penting dalam menciptakan mutu sekolah. Kedua faktor

tersebut dirasakan sebagai faktor yang dominan dalam menentukan mutu

sekolah terutama di Sekolah Dasar Negeri yang ada di UPT Dinas

Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.

Menurut Hoy & Miskel yang diterjemahkan oleh Daryanto &

Rianayati K. Pancasari (214 hlm. 633), “Kepemimpinan adalah proses

pengaruh social yang terdiri atas elemen-elemen rasional dan emosional”.

Dalam konteks sekolah, pemimpin yang dimaksud adalah kepala sekolah.

Perilaku kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap mutu

atau kualitas sekolah yang dipimpinnya. Perilaku pemimpin yang efektif

akan lebih mendorong meningkatnya mutu sekolah. Menurut Yukl (2002)

kerangka konseptual perilaku pemimpin terdiri dari tiga kategori, yaitu

sebagai berikut.

1. Perilaku berorientasi tugas meliputi perincian peran, perencanaan, pengorganisasian operasional, dan pemantauan fungsi-sungsi organisasional.

2. Perilaku berorientasi hubungan meliputi pemberian dukungan, pengenalan, konsultasi, dan penanganan konflik.

(21)

7

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

program-program inovatif, penghimbauan akan perubahan, dan penciptaan koalisi untuk mendukung dan mengimplementasikan perubahan.

Berdasarkan ketiga kategori perilaku kepemimpinan di atas, terdapat

nsur-unsur spesifik yang menentukan baik buruknya mutu sebuah sekolah.

Perilaku spesifik yang dimaksud diantaranya adalah pemimpin mampu

merencanakan program jangka pendek, mengatur aktivitas kerja secara

efisien, mampu menjelaskan harapan, peran, dan sasaran tugas dengan jelas,

memberi contoh dengan perilaku yang baik, serta memberikan dorongan

untuk belajar baik oleh individu maupun tim (Yukl, 2009, hlm. 79-80).

Kouzes & Posner dalam (Kurnia & Qomaruzzaman, 2013 hlm. 111)

mendefinisikan kepemimpinan dalam lima karakter, yakni : 1)

mencontohkan caranya; 2) menginspirasikan visi bersama; 3) menantang

proses; 4) memungkinkan orang lain bertindak; dan 5) menyemangati jiwa.

Berdasarkan kedua pendapat tentang kepemimpinan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa perilaku kepala sekolah sebagai pemimpin sangat

berpengaruh terhadap baik buruknya sebuah sekolah. Dengan kata lain

tercapainya mutu sekolah dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan kepala

sekolah.

Di samping perilaku kepala sekolah, mutu sekolah juga dipengaruhi

oleh budaya sekolah (school culture). Budaya merupakan cara khas yang

digunakan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mewarisi

pengetahuan dan keterampilan kepada generasi berikutnya (Barnawi &

Arifin, 2013 hlm. 108). Sedangkan budaya sekolah merupakan basis

interaksi antara semua anggota masyarakat sekolah yang meliputi (1)

nilai-nilai; (2) norma-norma; (3) kebiasaan yang memberikan keunikan atau

kekhususan (Marhawati dalam Barnawi & Arifin, 2013 hlm. 109).

Hoy & Miskel (2013 hlm. 267 terjemahan Daryanto & Rianawati R.

Pancasari), menginterpretasikan budaya sekolah dengan menganalisis

symbol, artefak, mantera, upacara, ikon, pahlawan, mitos, ritual, dan

legenda. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwasanya budaya

(22)

8

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dilihat langsung oleh siapapun. Good (Barnawi & Qomaruzzaman, 2013

hlm. 24) mendefinisikan budaya sekolah sebagai jaringan kompleks dari

berbagai interaksi aktor dalam sekolah yang dimanifestasikan dalam tradisi

dan ritual yang dibangun di antara guru, murid, orang tua, administrator

untuk menghadapi berbagai tantangan dan mencapai tujuan.

Bertolak dari beberapa pendapat tentang budaya sekolah di atas,

dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya budaya sekolah merupakan cirri

khas sebuah sekolah yang bersifat positif, yang dibentuk dan

diaktualisasikan oleh seluruh aspek sekolah, baik kepala sekolah, guru, staf,

maupun siswanya. Budaya sebuah sekolah dapat menjadi karakter dari

sekolah itu sendiri yang bias membedakan sekolah dengan sekolah lainnya.

Budaya sekolah yang positif mencakup kegiatan-kegiatan yang

menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Dengan demikian, budaya

sekolah secara langsung dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas

sebuah sekolah.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

dan Budaya Sekolah terhadap Mutu Sekolah di Sekolah Dasar Negeri

Se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas, maka

yang menjadi fokus perhatian dan sekaligus menjadi masalah adalah sejauh

mana pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah

terhadap mutu sekolah di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

Tasikmalaya. Identifikasi masalah pada penelitian ini dapat digambarkan

(23)

9

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Gambar 1.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah (Mathew J. Taylor, dkk. 2006, PISA 2000, 2005)

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sekolah di atas,

penulis mengambil focus kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah.

Kedua faktor tersebut penulis anggap paling menarik untuk diteliti sehingga

dapat diketahui pengaruhnya terhadap mutu sekolah di Sekolah Dasar Negeri

se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. Pertama, kepala

sekolah merupakan kunci utama bagi keberhasilan sekolah, sehingga pola

perilaku kepemimpinannya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian

mutu sekolah. Kedua, budaya sekolah selain memberikan pengaruh terhadap Mutu Sekolah

Dukungan Orang Tua

Mutu Pembelajaran

Budaya Sekolah Kenyamanan

Sekolah Kinerja Pendidik

Dukungan Staf Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kerjasama Monitoring/

(24)

10

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mutu sekolah, juga berpengaruh pada kinerja guru, dan mutu proses

pembelajaran yang terjadi di kelas. Selain itu, peneliti ingin merintis

penelitian tentang mutu sekolah dengan variabel perilaku kepemimpinan

kepala sekolah dan budaya sekolah sekolah, karena sebelumnya belum pernah

dilakukan penelitian dengan variabel tersebut di wilayah Utara Dinas

Pendidikan Kota Tasikmalaya. Terutama variabel budaya sekolah, secara

umum masih jarang ditemukan penelitian yang meneliti pengaruh budaya

sekolah terhadap mutu sekolah dibandingkan dengan variabel-variabel

lainnya. Penulis menemukan beberapa kontribusi kinerja pendidik terhadap

mutu sekolah, diantaranya hasil penelitian Andriyani tahun 2014, yang

menunjukan besarnya pengaruh kinerja guru terhadap kualitas sekolah yakni

sebesar 41,7%. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh

perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu

Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

Tasikmalaya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh

perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu

sekolah dasar negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

Tasikmalaya.

Pertanyaan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana mutu sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-UPT Dinas

Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

2. Bagaimana perilaku kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri

Se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

3. Bagaimana budaya sekolah Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas

(25)

11

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Berapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap

mutu sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan

Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

5. Berapa besar pengaruh budaya sekolah terhadap mutu sekolah di Sekolah

Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

Tasikmalaya?

6. Berapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan

budaya sekolah secara bersama-sama terhadap mutu sekolah di Sekolah

Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

Tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah

terhadap mutu sekolah dasar negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara

Kota Tasikmalaya.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah berikut ini.

1. Memperoleh gambaran mengenai mutu sekolah di Sekolah Dasar Negeri

se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.

2. Memperoleh gambaran mengenai perilaku kepemimpinan kepala sekolah

Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

Tasikmalaya.

3. Memperoleh gambaran mengenai budaya sekolah Sekolah Dasar Negeri

se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.

4. Mengetahui besarnya pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah

terhadap mutu sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan

Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.

5. Mengetahui besarnya pengaruh budaya sekolah terhadap mutu sekolah di

Sekolah Dasar Negeri Se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

(26)

12

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

6. Mengetahui besarnya pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah

dan budaya sekolah secara bersama-sama terhadap mutu sekolah di

Sekolah Dasar Negeri se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada ilmu

pengetahuan atau mengembangkan sikap atau perilaku dalam beberapa

kegiatan. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis maupun

manfaat teoritis seperti yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk

dijadikan :

a. Informasi bagi para pengelola pendidikan dalam upaya memperbaiki,

meningkatkan, dan mengembangkan mutu sekolah.

b. Bahan masukan bagi Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

Tasikmalaya dalam upaya merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi

mutu sekolah sehingga dapat memperbaiki dan menyempurnakan mutu

pendidikan sesuai dengan tujuan program yang sudah ditetapkan.

c. Manfaat untuk peneliti selanjutnya adalah agar dapat dijadikan bahan

rujukan atau bahan kajian lebih lanjut.

2. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

kepentingan teoritis dan praktis. Secara teoretis penelitian ini dapat

bermanfaat antara lain :

a. Memberikan kontribusi yang berdaya guna secara teoritis, metodelogis,

dan empiris bagi kepentingan akademis dalam bidang ilmu pendidikan

khususnya administrasi pendidikan terutama tentang pengaruh perilaku

kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu

sekolah di Wilayah Utara Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

(27)

13

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

di tingkat satuan pendidikan khususnya di Sekolah Negeri se- Wilayah

Utara Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

c. Sebagai referensi keilmuan dalam bidang ilmu pendidikan khususnya

administrasi pendidikan.

E. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi penulisan tesis ini dapat diuraikan sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari : Latar Belakang Masalah,

Identifikasi dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,

dan Struktur Organisasi Tesis.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Penelitian, dan Hipotesis Penelitian.

Bab ini terdiri dari Konsep Mutu Sekolah, Konsep tentang Perilaku

Kepemimpinan Kepala Sekolah, Konsep Budaya Sekolah, Kerangka

Pemikiran dan Hipotesis Penelitian.

Bab III Metode Penelitian. Bab ini memaparkan tentang Desain

Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian,

dan Analisis Data.

Bab IV Temuan dan Pembahasan. Pada bab ini dijelaskan tentang data

hasil temuan penelitian dan pembahasannya.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini menjelaskan tentang

(28)

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

deskriptif. Sementara itu, desain yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah survey. Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono, 2013, hlm.7) mengemukakan bahwa “Penelitian Survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari dari data sampel

yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian

relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun

psikologis”. Sedangkan Margono (2005, hlm. 11) mendefenisikan metode

penelitian survey adalah pengamatan/penyeledikan yang kritis untuk

mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan

tertentu dan di dalam suatu daerah tertentu. Penelitian ini pada umumnya

bertujuan untuk mencapai generalisasi dan sebagian lain juga untuk membuat

prediksi.

Bertolak dari pendapat di atas, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Pemilihan metode ini karena

metode survey dianggap paling relevan untuk penelitian yang menggunakan

populasi yang cukup besar sehingga dapat ditemukan distribusi dan hubungan

antar variabel sosiologis dan psikologis. Jenis penelitian survey ini lebih

memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Budaya Sekolah (X2) dan Mutu Sekolah (Y).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

(29)

52

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

Tasikmalaya, yaitu berjumlah 516 orang. Berikut ditampilkan tabel jumlah

populasi Sekolah Dasar di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

Tasikmalaya.

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Sekolah Dasar Negeri

Se-UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

No. Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SDN Indihiang 32

2 SDN 1 Parakannyasag 15

3 SDN 2 Parakannyasag 13

4 SDN 3 Parakannyasag 8

5 SDN 4 Parakannyasag 10

6 SDN Paozan 10

7 SDN 1 Sirnagalih 11

8 SDN 2 Sirnagalih 11

9 SDN 1 Sukamaju 13

10 SDN 2 Sukamaju 12

11 SDN 3 Sukamaju 8

12 SDN Cibungkul 10

13 SDN 1 Sindangpalay 6

14 SDN 2 Sindangpalay 13

15 SDN 4 Sindangpalay 20

16 SDN Panyingkiran 11

17 SDN 1 Sukamanah 12

18 SDN 2 Sukamanah 8

19 SDN 3 Sukamanah 8

20 SDN 4 Sukamanah 10

21 SDN 1 Kalangsari 13

22 SDN 2 Kalangsari 10

(30)

53

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

24 SDN 2 Leuwianyar 12

25 SDN 1 Nagarasari 9

26 SDN 3 Nagarasari 20

No. Nama Sekolah Jumlah Guru

27 SDN 8 Nagarasari 21

28 SDN 1 Perumnas 10

29 SDN 2 Perumnas 12

30 SDN 1 Benda 10

31 SDN 2 Benda 9

32 SDN Mancogeh 18

33 SDN 1 Bojong 10

34 SDN 2 Bojong 8

35 SDN 3 Bojong 8

36 SDN Kudanguyah 26

37 SDN Gunungbatu 12

38 SDN 1 Gununglipung 10

39 SDN 2 Gununglipung 9

40 SDN 3 Gununglipung 18

41 SDN Cikiara 10

42 SDN Panglayungan 11

Jumlah 516

*Sumber : UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya, Tahun 2015

2. Sampel

Menurut Sugiono (2013, hlm.81) sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Peneliti dapat mengambil

sampel dari populasi apabila populasinya dalam jumlah besar dan peneliti

tidak memungkinkan untuk meneliti keseluruhan populasi. Namun sampel

haruslah representatif atau mewakili keseluruhan populasi.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang guru di seluruh

Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota

(31)

guru-54

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

guru yang memiliki masa kerja dan pangkat golongan paling tinggi di sekolah

yang bersangkutan. Di samping itu, responden merupakan guru-guru yang

pernah memiliki pengamalan memimpin organisasi sekolah. Oleh karena itu,

teknik yang digunakan dalam menentukan jumlah responden adalah

Purposive Sampling. Teknik ini digunakan dengan pertimbangan bahwa

responden dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih

dalam dan luas tentang perilaku kepemimpinan kepala sekolah, budaya

sekolah dan mutu sekolah di sekolah mereka masing-masing, sehingga dapat

memberikan jawaban yang lebih akurat dan otentik (obyektif) terhadap tiga

variabel yang diteliti.

Untuk menentukan banyaknya responden, maka digunakan rumus dari

Taro Yamane yang dikutip oleh Rahmat (Riduwan, 2010, hlm. 65) sebagai

berikut:

n =

Keterangan : n = jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan (10% atau 0,1)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n), maka

diperoleh jumlah responden untuk penelitian ini adalah:

n =

n =

n =

n = 99,81 ~ 100 orang

Sebaran banyaknya responden untuk tiap sekolah dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Data Responden Penelitian

No Nama SD Jumlah

Guru

(32)

55

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(33)

56

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

37 SDN Gunungbatu 12 2

38 SDN 1 Gununglipung 10 2

39 SDN 2 Gununglipung 18 4

40 SDN 3 Gununglipung 9 2

41 SDN Cikiara 10 2

42 SDN Panglayungan 11 2

Jumlah 516 100

C. Instrumen Penelitian

1. Pemilihan Instrumen

Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data dan teknik

pengumpulan data sebagai alat dan cara yang digunakan untuk memperoleh

informasi atau keterangan mengenai subjek penelitian. Sugiyono (2013, hlm.

137) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

wawancara, kuesioner (angket), observasi (pengamatan) atau gabungan

ketiganya. Pada penelitian ini menggunakan kuesioner/ angket terstruktur

yang berisikan kemungkinan jawaban yang tersedia sebagai instrumennya.

Alasan pemilihan angket sebagai instrumen pada penelitian ini adalah :

a. Responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan.

b. Responden memiliki kebebasan memberikan jawaban.

c. Setiap responden dihadapkan pada susunan dan cara pengisian yang sama

atas pertanyaan yang diajukan.

d. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi dari banyak

responden dalam waktu yang cepat.

Penyusunan angket sebagai instrumen penelitian, digunakan skala

untuk mengukurnya. Menurut Sugiono (2013, hlm.93) skala digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena tertentu.

2. Skala Pengukuran

Skala yang dugunakan dalam pengukuran angket ini adalah Skala

(34)

57

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial.

(Sugiono, 2013, hlm.107). Jawaban setiap item pada angket dengan Skala

Likert mempunyai gradasi dari yang sangat positif sampai yang sangat

negatif. Alternatif jawaban yang dipakai bisa beragam sesuai dengan

kebutuhan penelitian dan item pernyataan yang dibuat. Adapun skala yang

dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana tercantum

dalam tabel berikut, dengan alasan bahwa pernyataan yang dibuat ingin

mengukur keadaan sebenarnya dari sampel penelitian yang sumber datanya

hanya satu yaitu Kepala Sekolah sebagai pimpinan instansi.

Tabel 3.3

Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot/Skor

Seluruhnya (SL) 5

Sering (SR) 4

Kdang-kadang (KD) 3

Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Penyusunan instrumen penelitian didasarkan pada teori dan variabel yang

akan diteliti. Penyusunan instrumen dalam penelitian ini berdasarkan tahapan

berikut :

a. Membuat kisi-kisi berdasarkan dimensi masing-masing variabel

b. Menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel

c. Melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian pernyataan dengan

indikator.

3. Pengembangan Instrumen

Adapun untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang masing-masing

variabel yang akan diteliti, maka disusun pengembangan instrumen sesuai

dengan kajian teori yang telah dikemukakan yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.4

(35)

58

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Definisi

a. Profesionalisme guru dan kepala sekolah b. Sarana dan prasarana yang memadai c. Dukungan orang tua

2. Proses

a. Mengembangkan pembelajaran yang aktif b. Mengembangkan pembelajaran yang

kreatif

c. Mengembangkan pembelajaran yang efektif

d. Mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan

e. Mengembangkan pembelajaran yang bermakna

3. Output

a. Hasil belajar akademik tinggi b. Hasil belajar non akademik tinggi c. Tingkat kehadiran

d. Tingkat drop out

4. Outcome

a. Lulusannya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

b. Lulusannya memiliki perilaku yang baik

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen X1 (Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah)

Definisi

b. Merencanakan program sekolah c. Menjelaskan harapan peran dan

sasaran tugas

d. Mengarahkan dan

mengkoordinasikan aktivitas personil

e. Menyelesaikan masalah mendesak yang akan mengganggu pekerjaan

f. Menekankan pentingnya efisiensi, produktivitas dan kualitas

g. Menetapkan standar tinggi untuk kinerja seluruh personil

(36)

59

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

menggerakkan

b. Memperlihatkan kepercayaan bahwa orang dapat mencapai tujuan yang menantang

c. Bersosialisasi dengan orang untuk membangun hubungan

d. Memberikan latihan dan bantuan e. Berkonsultasi dengan orang

tentang keputusan yang mempengaruhi mereka

f. Memberikan contoh dengan model perilaku yang patut dicontoh

3. Perilaku yang berorientasi perubahan

a. Memikirkan kemungkinan baru yang menarik bagi organisasi b. Mengembangkan strategi baru

yang inovatif yang berhubungan dengan kompetensi penting

c. Mendorong dan memudahkan belajar oleh individu dan tim d. Memberikan wewenang kepada

personil untuk menerapkan strategi baru

e. Mengumumkan dan merayakan kemajuan dalam menerapkan perubahan

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen X2 (Budaya Sekolah)

Definisi

2) belief (Kepercayaan); keyakinan

berdasarkan kesadaran kognitif dalam melihat kebenaran.

3) Norms (Norma-norma); aturan tak

tertulis yang menjadi harapan komunitas, misal berperilaku, berpakaian, berdandan.

b. Ritual and Ceremony (Ritual

dan Perayaan)

1) Ritual (Kegiatan Keagaaman);

kegiatan yang bersifat keagamaan

(37)

60

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kebiasaan-kebiasaan turun temurun yng bersifat positif

3) Ceremony (Perayaan); peringatan

hari-hari besar nasional c. History and Stories

(Sejarah dan

1) Architecture and Environment (Keadaan Bangunana dan Lingkungan sekolah)

2) Symbols (Lambang-lambang yang mencerminkan visi sekolah)

Selanjutnya, angket ini kemudian diujicoba terlebih dahulu kepada

sejumlah responden (bukan sampel asli). Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item

pernyataan angket, baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban, maupun

pernyataan dan jawaban tersebut.

4. Pengujian Instrumen

Uji instrument yang dilakukan yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan/kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010, hlm.

211). Jika objek yang diteliti berwarna merah (misal) kemudian data yang

terkumpul berwarna putih, maka instrumen tidak valid. Alat ukur yang

absah akan memiliki tingkat kevalidan yang tinggi, begitupula sebaliknya.

Untuk menguji instrumen penelitian, terlebih dahulu dicari nilai (harga)

korelasi dengan menggunakan formula koefisien korelasi Product

Moments Pearson sebagai berikut :

(38)

61

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

r = koefisien korelasi n = jumlah responden

Y = jumlah skor total seluruh item X = jumlah skor tiap item

Setelah nilai korelasi (rs), kemudian dihitung nilai t hitung untuk menguji tingkat validitas alat ukur penelitian dengan rumus sebagai

berikut :

t = √

√ Keterangan :

r = koefisien korelasi n = jumlah responden

Setelah nilai t hitung diperoleh, langkah selanjutnya yaitu membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi sebesar α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2. Adapun kaidah keputusannya adalah:

 Jika t hitung> t tabel, maka instrumen penelitian yang digunakan valid.

 Jika t hitung≤ t tabel, maka instrumen penelitian yang digunakan tidak valid.

Dari hasil t hitung yang diperoleh tadi, kita dapat menafsirkan tingkat validitasnya dengan berpedoman pada dalil sebagai berikut :

 Sangat tinggi, dengan kriteria : 0,81 < r ≤ 1,00

 Tinggi, dengan kriteria : 0,61 < r ≤ 0,80

 Sedang, dengan kriteria : 0,41 < r ≤ 0,60

 Rendah, dengan kriteria : 0,21 < r ≤ 0,40

 Sangat rendah, dengan kriteria : 0,00 < r ≤ 0,20

Rumus yang dikemukakan di atas, baik pengolahan, pengujian

maupun analisis data untuk membuktikan tingkat validitas, dilakukan

dengan alat bantu Software SPSS versi 18, dengan menggunakan kriteria valid dalam tingkat signifikansi 5% atau α = 0,05.

Uji validitas instrumen dilakukan terhadap 10 orang responden

(39)

62

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Kota Tasikmalaya. Untuk melihat valid tidaknya instrumen,

maka koefisien korelasi product moment (rxy) dari semua item atau butir soal kemudian dibandingkan dengan harga rtabel untuk mengetahui validitas masing-masing item. Jika rxy rtabel maka item bersangkutan dinyatakan valid, sebaliknya jika rxy≤ rtabel maka item bersangkutan dinyatakan tidak valid. Dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) yaitu (n-2)

= (10-2) = 28, maka diketahui rtabel sebesar 0,632. Dengan demikian, jika rxy 0,632, maka item tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010, hlm.221) reliabilitas menunjuk pada satu

pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Jadi

instrumen yang reliabel adalah instrumen yang menghasilkan data yang

dapat dipercaya karena data yang diperoleh sesuai dengan kenyataannya.

Salah satu indikator sebuah instrumen itu reliabel yaitu apabila satu

instrumen digunakan dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang

sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka

instrumen tersebut reliabel/ dapat dipercaya. Jika kemarin data penelitian

menyatakan objek berwarna merah (misal), besok, lusa tetap diperoleh

data berwarna merah, berarti instrumen yang digunakan reliabel/

terpercaya. Selain itu, instrumen yang baik tidak akan tendensius

mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu.

Adapun uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

alpha dari Cronbach (Arikunto, 2010, hlm.239) sebagai berikut :

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

(40)

63

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

St = varian total

Adapun keputusannya yaitu dengan cara membandingkan r11 dengan r tabel menggunakan ketentuan berikut:

 Jika r11 > r tabel, maka reliabel.

 Jika r11 < r tabel, maka tidak reliabel.

Setelah mengetahui nilai r11 dari masing-masing variabel instrumen, kemudian kita dapat menafsirkannya dengan kriteria berikut :

 Sangat tinggi, dengan kriteria : 0,81 < rtot ≤ 1,00

 Tinggi, dengan kriteria : 0,61 < rtot ≤ 0,80

 Sedang, dengan kriteria : 0,41 < rtot ≤ 0,60

 Rendah, dengan kriteria : 0,21 < rtot ≤ 0,40

 Sangat rendah, dengan kriteria : 0,00 < rtot ≤ 0,20

Dari rumus yang dikemukakan di atas, baik pengolahan, pengujian

maupun analisis data untuk membuktikan tingkat reliabilitas instrumen

dilakukan dengan bantuan Software SPSS versi 18.

Instrumen penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel dengan

penjelasan sebagai berikut : 1) variabel mutu sekolah terdiri dari 30 item

pernyataan, 2) variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah terdiri dari

41 item pernyataan, dan 3) variabel budaya sekolah terdiri dari 26 item

pernyataan.

c. Hasil Uji Validitas

1) Variabel Y

Hasil uji validitas pada instrumen diperoleh kesimpulan bahwa

variabel Y seluruh item yakni 30 item dinyatakan valid. Berikut data uji

validitas selengkapnya.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Y

No

Butir r hitung Syarat (rtabel) Keterangan Keputusan

1 0,804 0,632 Valid Digunakan

(41)

64

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu No

Butir r hitung Syarat (rtabel) Keterangan Keputusan

3 0,843 0,632 Valid Digunakan

Hasil uji validitas pada instrumen Perilaku Kepemimpinana Kepala

Sekolah (X1) diperoleh kesimpulan bahwa variabel X1 sebanyak 2 (dua)

item tidak valid dan 39 item sisanya dinyatakan valid. Kemudian item

yang tidak valid tersebut direvisi dan diikutsertakan dalam tahapan

selanjutnya.

(42)

65

Uah Markuah, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Hasil Uji Validitas Instrumen X1

No

Butir r hitung Syarat (rtabel) Keterangan Keputusan

Gambar

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ……………………….
Tabel 1.1 Data Hasil Ujian Sekolah (US)
Tabel 1.2 Nilai Hasil Akreditasi Sekolah Dasar Negeri
Gambar 1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kontribusi dalam penelitian ini merupakan kekuatan yang bermanfaat atau daya dukung dari variabel X yaitu Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai variabel independen

Kepala sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membangun serta melestarikan budaya mutu di sekolah, untuk membentuk karakter lembaga sebagai identitas yang dapat

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA.. Universitas

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA.. Universitas

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA.. Universitas

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA.. Universitas

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERISE-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH UTARA KOTA TASIKMALAYA.. Universitas

Kepala sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membangun serta melestarikan budaya mutu di sekolah, untuk membentuk karakter lembaga sebagai identitas yang dapat