• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Oleh Indri Yati

1103068

Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan siswa dalam keaktifan belajarnya. Penelitian ini didasarkan pada observasi awal yang menunjukkan keaktifan belajar siswa masih rendah dilihat dari perhatian terhadap penjelasan guru, kerja sama dengan teman, mengemukakan gagasan, dan dalam pemecahan masalah. Salah satu penyebabnya adalah guru kurang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa untuk aktif, sehingga hanya didominasi oleh beberapa siswa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan model Time Token pada pembelajaran IPS dan mendeskripsikan perkembangan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model Time Token. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi keaktifan belajar, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan setelah diterapkan model Time Token. Pada siklus I keaktifan belajar siswa masih belum optimal karena dilihat dari indikator keaktifan belajar siswa masih belum terlihat keaktifannya, masih ada beberapa siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak berani untuk mengungkapkan pendapatnya. Sedangkan pada siklus II keaktifan siswa sudah meningkat dengan baik. Semua siswa ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Time Token dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS, baik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, atau rendah. Tetapi, untuk yang memiliki kemampuan rendah harus diberikan motivasi yang lebih oleh guru. Penelitian ini memberikan gambaran bagi guru SD bahwa model ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran IPS.

(2)

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF TOKEN TIME MODEL TO INCREASE PRIMARY SCHOOL STUDENTS' LEARNING ACTIVENESS IN

LEARNING SOCIAL SCIENCES

This research is motivated by some students’ problems in their learning activeness. The study was based on preliminary observations showing that students' learning activeness was still low seen from the attention to the teachers, explanations, cooperation with friends, stating idea, and in problem solving. One of the causes is because teachers provide less equal opportunity to each student to be active, so it is dominated only by a few students. This study aims to obtain a picture of the implementation of Time Token model in social science learning and describe the development of students' learning activeness in social science learning by implementing Time Token model. This study was Classroom Action Research (CAR) using Kemmis and Taggart model conducted in two cycles consisting of planning, acting, observing, and reflecting. This study used research instruments in the form of observation sheet of learning implementation, observation sheet of learning activeness, field notes, interview, and documentation. Students' learning activeness is increased after implementing Time Token model. In the first cycle, the students' learning activeness was still not optimal because if it was seen from students' learning activeness indicators, their activeness was still not visible, there were still some students who did not participate in learning activities and did not dare to express their opinion. While in the second cycle activity, the students’ activeness has increased well. All students actively participate in learning activities. Based on the research results, it can concluded that the implementation of Time Token model can increase students' learning activeness in social science learning, whether the students have high, medium, or low abilities. For those with the low ability, they should be given more motivation by teachers. This study provides an overview for primary school teachers that this model can be implemented in social science learning.

(3)

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II Kajian Pustaka A. Hakikat Model Pembelajaran Time Token... 7

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 7

2. Pengertian Model Pembelajaran Time Token ... 9

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Time Token ... 10

4. Kelebihan Model Pembelajaran Time Token ... 10

B. Hakikat Keaktifan Belajar ... 11

1. Pengertian Keaktifan Belajar ... 11

2. Jenis Aktivitas Belajar ... 13

3. Indikator Keaktifan Belajar ... 13

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar ... 15

C. Hakikat Pembelajaran IPS ... 16

1. Pengertian Pembelajaran IPS ... 16

(4)

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Fungsi Pembelajaran IPS ... 18

4. Tujuan Pembelajaran IPS ... 19

5. Prinsip Pembelajaran IPS ... 20

D. Temuan Relevan ... 21

E. Kerangka Berpikir ... 22

F. Definisi Operasional ... 24

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 25

C. Lokasi Penelitian ... 28

D. Subjek Penelitian ... 28

E. Waktu Penelitian... 29

F. Instrumen Penelitian ... 29

G. Prosedur Penelitian ... 31

H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Pra Penelitian ... 38

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 42

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 72

D. Perkembangan Proses Pembelajaran ... 88

E. Peningkatan Keaktifan Belajar ... 92

F. Keterbatasan Penelitian ... 98

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 99

B. Rekomendasi ... 100 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

(5)

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang menjadi peran utamanya adalah pendidik dan peserta didik. Berbagai model dan metode telah dicoba dan diuji untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik, baik dalam aspek keterampilan ataupun aspek pengetahuan. Dengan berbagai arahan dan bimbingan yang diberikan oleh guru, serta ditunjang oleh pemilihan model yang tepat, maka proses belajar mengajar akan berjalan lebih baik dan hasilnya juga akan sesuai dengan yang diharapkan.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang terjadi secara sadar, bersifat kontinu, positif dan aktif, permanen, bertujuan dan terarah, serta mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2010, hlm. 2).

Ciri pengajaran yang berhasil salah satunya dilhat dari kadar kegiatan belajar siswa. Semakin tinggi kegiatan belajar siswa, semakin tinggi peluang berhasilnya pengajaran (Nana Sudjana, 2005, hlm. 72). Keberhasilan pembelajaran itu dapat dilihat dari kegiatan siswa yang berupa keaktifan belajar siswa. Semakin tinggi keaktifan belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khazanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis lainnya. (Rusman, dkk. 2012, hlm. 24).

(6)

2

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang lebih banyak diwarnai dengan ceramah, sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Suasana belajar seperti ini semakin menjauhkan peran IPS dalam upaya mempersiapkan warga negara yang baik dan mampu bermasyarakat. Pembelajaran IPS khususnya pada jenjang sekolah dasar, menunjukkan indikasi bahwa pola pembelajaran yang dikembangkan oleh guru cenderung bersifat guru sentris sehingga siswa hanya menjadi objek pembelajaran.

Dilihat dari pelaksanaan proses pembelajaran yang terjadi di salah satu SD yang terletak di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, penulis yang juga sebagai peserta PLP (Program Latihan Profesi) di sekolah dasar tersebut menemukan beberapa masalah yang muncul di dalam pembelajaran IPS di kelas IV, yaitu: 1. Kurangnya perhatian siswa dalam belajar. Ketika guru menjelaskan di depan

kelas ada beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya, menggambar di buku tulis, mengerjakan tugas lain di luar materi pelajaran, tidak mencatat materi yang diajarkan oleh guru, banyak siswa yang kelihatannya mengantuk, dan ketika diberikan pertanyaan biasanya hanya siswa itu-itu lagi yang menjawabnya.

2. Gaduh saat proses pembelajaran berlangsung. Ada beberapa siswa yang tidak bisa diam saat pembelajaran, terkadang nyeletuk menyebutkan apa sehingga memicu siswa lain untuk menanggapinya. Ada juga seorang siswa laki-laki yang hobbinya memukul-mukul meja, sehingga siswa yang lain mengikutinya. Hal ini menyebabkan siswa yang memperhatikan menjadi terganggu.

3. Kurangnya kerja sama dengan teman saat belajar kelompok. Ketika diberi tugas kelompok hanya didominasi oleh satu orang siswa yang mengerjakannya dalam setiap kelompok. Siswa tersebut mendominasi diskusi dalam kelompok, sehingga siswa yang lain tidak diberi kesempatan untuk berpikir mengerjakan tugas tersebut. Ketika guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil kelompoknya hanya siswa tersebut yang mampu menjelaskannya, siswa yang lain hanya diam.

(7)

3

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diajarkan, tidak ada siswa yang mau bertanya. Ketika diminta untuk memberikan pendapat, hanya ada beberapa siswa yang mau berpendapat, dan orangnya juga masih sama, siswa itu lagi.

Dari beberapa masalah yang disebutkan di atas, ada beberapa faktor yang menyebabkannya, bisa karena faktor guru atau siswanya sendiri. Setelah dilakukan refleksi dan diskusi, diketahui beberapa penyebabnya yaitu:

1. Guru hanya berceramah dan tidak menggunakan media atau metode pembelajaran yang menarik, sehingga perhatian dan semangat siswa terhadap pembelajaran rendah.

2. Guru kurang mampu dalam mengelola kelas, sehingga siswa menjadi gaduh dan pembelajaran terganggu.

3. Guru kurang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa untuk aktif dalam pembelajaran, baik dalam diskusi kelompok maupun pembelajaran biasa, sehingga pembelajaran hanya didominasi oleh siswa tertentu.

Apabila masalah-masalah ini dibiarkan, maka akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Pendominasian hanya akan membuat sebagian kecil siswa saja yang aktif dalam pembelajaran, sedangkan sebagian besar siswa yang lainnya menjadi pasif. Itulah sebabnya diperlukan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan sebuah model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Salah satu solusi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS adalah dengan menggunakan model Time Token, yaitu salah satu pendekatan struktural dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik.

(8)

4

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Time Token pada dasarnya merupakan sebuah varian diskusi kelompok dimana

ciri khasnya adalah setiap siswa diberi kupon bicara ±15 atau 30 detik waktu berbicara. Apabila siswa telah menghabiskan kuponnya, siswa itu tidak dapat berbicara lagi. Hal ini menghendaki agar siswa yang masih memegang kupon untuk ikut berbicara dalam diskusi itu. Cara ini menjamin keterlibatan semua siswa. Cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

Tujuan dalam model Time Token adalah menumbuhkan keterampilan berpartisipasi. Sementara sebagian siswa mendominasi kelompok, sebagian lainnya mungkin justru tidak mau atau tidak mampu berpartisipasi. Kadang-kadang siswa menghindari kerja kelompok karena pemalu. Sering kali siswa-siswa pemalu sangat cerdas, dan mereka mungkin bekerja dengan baik sendirian atau dengan seorang teman. Akan tetapi, mereka sangat sulit untuk berpartisipasi dalam kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, dan terkait masih kurangnya keaktifan siswa pada pembelajaran IPS di salah satu SD Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, maka penulis termotivasi untuk melaksanakan sebuah penelitian dengan judul "PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah Umum :

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, secara umum rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana penerapan model Time Token untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS?”

Kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara khusus dibuat beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran dengan menerapkan model Time Token untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS?

(9)

5

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang penerapan model Time Token untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran dengan menerapkan model Time Token untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

2. Memperoleh gambaran tentang peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang menerapkan model Time Token pada proses pembelajarannya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara khusus manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan secara teoritis terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS pada pokok bahasan masalah sosial dengan menggunakan model Time Token dengan tujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) Meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS khususnya terhadap pokok bahasan masalah sosial melalui penggunaan model Time Token.

2) Meningkatkan penguasaan materi tentang masalah-masalah sosial dengan menggunakan model Time Token dalam proses pembelajarannya.

3) Meningkatkan partisipasi belajar siswa sehingga informasi atau pengetahuan yang diperolehnya jadi lebih bermakna;

(10)

6

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat mereka bekerja dalam kelompok;

5) Membiasakan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Aktif dalam bertanya, menjawab, maupun berpendapat melalui penggunaan kartu bicara yang diberikan kepada setiap siswa dalam model pembelajaran Time Token.

b. Bagi guru

1) Menambah pengetahuan baru tentang penerapan model Time Token yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2) Bahan perbaikan untuk meningkatkan program kegiatan belajar mengajar di kelas.

c. Bagi sekolah

1) Meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, khususnya dalam pembelajaran IPS melalui penerapan model Time Token.

2) Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan model pembelajaran IPS dan peningkatan kualitas tenaga pendidik maupun peserta didik. d. Bagi LPTK

(11)

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

99 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan model Time Token untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS,

maka dapat dikemukakan simpulan dan rekomendasi yang terkait dengan penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model Time Token dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS, baik bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, sedang, maupun rendah. Tetapi, bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah harus diberi motivasi yang lebih dibandingkan dengan siswa yang lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran mengalami perkembangan dari pelaksanaan tindakan siklus I ke siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran khususnya pada tahap penjelasan materi, pengelompokkan dan pembagian kupon bicara mengalami perubahan yaitu penjelasan materi dilakukan melalui penayangan power point, pengelompokkan disesuaikan dengan tempat duduk siswa dan

(12)

100

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan setelah menerapkan model Time Token dalam proses pembelajarannya. Hal ini terlihat dari indikator-indikator keaktifan belajar yaitu perhatian, kerja sama dan hubungan sosial, mengemukakan gagasan, dan pemecahan masalah mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya perubahan proses pembelajaran yang lebih baik dari siklus I ke siklus II, yaitu pada langkah penjelasan materi, pengelompokkan siswa dan pembagian kupon bicara. Dengan adanya penjelasan materi melalui power point siswa menjadi lebih fokus dan memperhatikan penjelasan guru. Dengan adanya perubahan pembagian kelompok sesuai dengan tempat duduk siswa, kerja sama antar siswa dapat terjalin dan saling menghargai satu sama lain, karena siswa merasa nyaman dalam melakukan diskusi kelompok. Dengan adanya pembagian satu kupon bicara kepada setiap siswa, semua siswa dapat berbicara (mengemukakan gagasannya) tanpa ada pendominasian oleh siswa tertentu. Dengan adanya kupon yang berisi kata kunci materi, siswa dapat memecahkan masalah secara bersama-sama melalui bertanya kepada guru atau kepada teman sekelompok.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Model Pembelajaran Time Token dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dengan melibatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru apabila akan menerapkan model Time Token pada pembelajaran IPS diantaranya:

(13)

101

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Model Time Token akan lebih efektif untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam bekerja sama dan mengemukakan gagasannya melalui pengelompokkan sesuai tempat duduk siswa dengan jumlah kelompok 2-3 orang.

c. Siswa yang masih belum berani untuk berbicara sebaiknya guru memberikan metode lain agar siswa dapat berani untuk berbicara mengungkapkan pendapatnya.

d. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi harus diarahkan oleh guru agar mau membimbing temannya yang mempunyai kemampuan kurang. e. Penggunaan kupon bicara harus disesuaikan dengan pertimbangan jumlah

siswa dan alokasi waktu pembelajaran.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(14)

Indri Yati, 2015

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. (2007). Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.

Aqib, Zainal. (2013). Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Aqib, Z. et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, SD, SLB dan TK. Bandung: Yrama Widya.

Hamalik, Oemar. ( 2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative-Learning di Ruang-Ruang Kelas. Yogyakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Martinis, Yamin. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta. Gaung Persada Press dan Center for Learning Innovation (CLI).

Rusman, dkk. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Rusyan, Tabrani, A. (1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya.

Sadirman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: Yasindo Multi Aspek.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

(15)

Sudjana, Nana. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2011). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suryabrata, Sumadi. (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Susanto, Ahmad. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia.

Trianto. (2010). Mendesain Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Usman, M.U. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Winataputra, Udin. S. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

 Koordinasi dengan demikian merupakan Koordinasi dengan demikian merupakan g g p p upaya untuk menghasilkan pembangunan upaya untuk menghasilkan pembangunan yang efisien

Rekening yang disertakan / Account to be included Rekening yang tidak disertakan / Account to be excluded Berikut adalah perubahan rekening perusahaan (termasuk rekening

[r]

Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai “Bagaimana Pengetahuan Higiene dan Sanitasi pada Mahasiswa Manajemen Tata Boga Sekolah Tinggi

[r]

Kasus Hak Cipta yang ditangani Polri .... Faktor dan Kendala Penegakan Hukum

[r]

Perlindungan HKI memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa karena tidak saja memberikan keuntungan ekonomi maupun moral kepada pemegang hak namun juga dapat