MANFAAT PENYULUHAN BINA KELUARGA LANSIA BAGI PESERTA POSBINDU PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Oleh: Cacah Cahyani
1005961
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR HAK CIPTA
MANFAAT PENYULUHAN BINA KELUARGA LANSIA BAGI PESERTA POSBINDU PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Oleh Cacah Cahyani
Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Tehnik dan Kejuruan
© Cacah Cahyani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
CACAH CAHYANI
MANFAAT PENYULUHAN BINA KELUARGA LANSIA BAGI PESERTA POSBINDU PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dra. Hj. Sunarsih, M.Pd. NIP. 19490729 197702 2 001
Pembimbing II
Dr. Hj. Yani Achdiani, M.Si. NIP. 19611120 198603 2 001
Mengetahui
Ketua Departemen PKK FPTK UPI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “MANFAAT PENYULUHAN BINA KELUARGA LANSIA BAGI PESERTA POSBINDU PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, November 2014 Yang membuat pernyataan,
Ku persembahkan karya tulis ini....
Dengan tulus sebagai baktiku pada yang tercinta
Ayah, Ibu dan Adikku....
yang telah berjasa dan memberi motivasi....
Karena berkat merekalah aku kuat dalam menjalani
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
MANFAAT PENYULUHAN BINA KELUARGA LANSIA BAGI PESERTA POSBINDU PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Cacah Cahyani 1005961
Penelitian ini ingin mengungkap Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia (BKL) sebagai upaya meningkatkan kualitas dan kesejahteraan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai manfaat penyuluhan BKL berkenaan dengan 1) pemenuhan gizi seimbang. 2) kegiatan olahraga. 3) pemeliharaan kebersihan diri. 4) kebersihan lingkungan. 5) pemeriksaan kesehatan berkala. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh lanjut usia peserta Posbindu dengan jumlah 120 orang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan sampel Purposive yaitu sebanyak 40 orang lanjut usia berusia 60-70 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Penyuluhan BKL bagi peserta Posbindu pada kehidupan sehari-hari sangat bermanfaat; secara umum lanjut usia dapat berprilaku sehat dan kuat, mandiri, produktif, serta bermanfaat bagi lingkungan. Saran bagi lanjut usia hendaknya kesadaran berprilaku sehat dari hasil Penyuluhan BKL dapat terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE BENEFIT OF COUNSELING TOWARDS ELDERLY POSBINDU PARTICIPANTS IN DAILY LIFE
Created by: Cacah Cahyani
1005961
This research aims to reveal the benefit of counseling toward elderly family, in further will be mentioned as Bina Keluarga Lansia (BKL), in order to increase the quality of life and prosperity in elderly life, so they could build healthiness, independent, productive and environmentally beneficial. The objective from this research is to gather data about 1) balanced nutrition fulfillment, 2) sport activities, 3) maintenance of personal hygiene, 4) environmental cleanliness, and 5) periodic examination. Population in this research is the entire of elderly Posbindu participants in number 120 participants. This research also used purposive sample towards 40 elderly participants between 60-70 aged. Research method that used in this research is descriptive method with quantitative approach. The result indicated that BKL counseling is very useful for Posbindu participants towards their life. As suggestion any knowledge and
experiences which they got from the counseling program could be applied in their life.
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Konsep Posbindu ... 7
B. Penyuluhan Bina Keluarga Lansia (BKL) ... 8
C. Materi Penyuluhan ... 11
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 28
B. Metode Penelitian ... 29
C. Definisi Oprasional ... 29
D. Instrumen penelitian ... 30
E. Proses Pengembangan Instrumen ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ... 33
G. Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 36
B.Pembahasan ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 53
B.Saran ... 54
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Pola Susunan Makanan Lanjut Usia dalam 1 Hari ... 14
2.2 Contoh Menu untuk Lanjut Usia dalam 1 Hari ... 15
3.1 Data Jumlah Lanjut Usia Terdaftar di Posbindu Melati ... 28
4.1 Identitas Responden ... 36
4.2 Status Responden ... 37
4.3 Manfaat yang Diperoleh Setelah Mengikuti Penyuluhan BKL Mengenai Mengkonsumsi Makanan Sehat Seimbang ... 38
4.4 Manfaat yang Diperoleh Setelah Mengikuti Penyuluhan BKL Mengenai Kegiatan Olahraga ... 40
4.5 Manfaat yang Diperoleh Setelah Mengikuti Penyuluhan BKL Mengenai Pemeliharaan Kebersihan Diri ... 41
4.6 Manfaat yang Diperoleh Setelah Mengikuti Penyuluhan BKL Mengenai Kebersihan Lingkungan ... 42
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, yang menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk menurut Sensus Penduduk (SP) tahun 2010 di Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa. Jumlah yang besar ini terdiri dari lapisan penduduk balita, anak, dewasa, dan lanjut usia (BKKBN, 2013, hlm. I).
Pendataan Keluarga tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) khusus lanjut usia, di Indonesia berjumlah 15,5 juta jiwa (BKKBN, 2013, hlm. I). Jumlah ini bertambah tahun akan semakin membesar, dikarenakan adanya pembangunan kesehatan dan kondisi sosial ekonomi yang semakin baik di Indonesia. Oleh karena itu, permasalahan lanjut usia menjadi perhatian semua pihak, baik pemerintah, lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Lanjut usia perlu di berdayakan, Pada Undang-undang no 13 tahun 1998 tentang pemberdayaan lanjut usia Sebagai “upaya meningkatkan kemampuan fisik, mental spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan para lanjut usia siap didaya gunakan sesuai dengan kemampuan masing-masing”.
2
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hidupnya, membentuk strategi, mengelola sumber daya, bertindak dan berbuat (Ginanjar, 2012, hlm.4).
Stimulasi pendidikan yang diberikan kepada lanjut usia sangat berbeda dengan stimulasi pendidikan untuk usia lainnya, Pendidikan pada lanjut usia dilakukan melalui jalur non formal. Proses belajar dalam pendidikan nonformal dilaksanakan melalui informasi, latihan, bimbingan, dan penyuluhan sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Tujuan dari pendidikan non formal yaitu untuk mengembangkan tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menjadi individu yang lebih baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan negara (Isdhiyanti, 2013, hlm.1).
BKKBN merupakan salah satu lembaga yang memberikan suatu wadah bagi lanjut usia dalam bentuk pembinaan dan penyuluhan yang berintegrasi dengan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU). Salah satu program yang saat ini dikembangkan BKKBN yaitu kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL), BKL menurut BKKBN Seri 9 (2013, i) adalah:
wadah kegiatan bagi keluarga yang memiliki lanjut usia yang berusaha meningkatkan kegiatan dan keterampilan keluarga dalam memberikan pelayanan, perawatan dan pengakuan yang layak sebagai orang tua bagi lanjut usia tidak potensial dan meningkatkan kesejahteraan keluarga lanjut usia melalui kegiatan pemberdayaan, pembinaan, serta pengembangan potensi bagi lanjut usia.
Pelaksanaan BKL di lapangan berintegrasi dengan Posbindu yang ada di kelurahan maupun desa khususnya di tingkat RW. Ismawati (2010)
mengemukakan bahwa Posbindu adalah “pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan”.
3
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempunyai pengetahuan, sikap dan perilaku dalam meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dalam upaya meningkatkan kualitas hidup lanjut usia.
Pelaksanaan penyuluhan BKL di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Bandung Barat masih belum optimal, terlihat dari belum semua Desa atau Kelurahan yang melaksanakan kegiatan dan program penyuluhan BKL. Salah satu Posbindu yang ada di Kecamatan Ngamprah yaitu Posbindu Melati berdasarakan profil Kecamatan Ngamprah bahwa Posbindu Melati merupakan salah satu Posbindu yang memiliki prestasi dibandingkan dengan Posbindu yang ada di Kecamatan tersebut. Prestasi yang diraih Pobindu Melati yaitu lomba Posbindu KESRAK (Hari Kesatuan Gerak PKK) mewakili Kabupaten di tingkat Provinsi, lomba pengetahuan kader lansia tingkat Kabupaten, lomba jalan sehat/ grak jalan. Berdasarkan prestasi tersebut ketua Posbindu sering diundang sebagai pembicara dari tingkat kecamatan sampai dengan tingkat provinsi serta turut diundang dalam berbagai seminar.
Kegiatan penyuluhan meliputi pembinaan kesehatan fisik bagi lanjut usia. Pembinaan kesehatan fisik merupakan penyuluhan pembinaan bagi keluarga yang memiliki lanjut usia dan bagi lanjut usia itu sendiri, materi penyuluhan meliputi pemenuhan gizi seimbang, olahraga, pemeliharaan kebersihan diri, kebersihan lingkungan, dan pemeriksaan kesehatan berkala (BKKBN, 2013). Kegiatan penyuluhan di Posbindu Melati diselenggarakan setiap satu bulan satu kali yang dihadiri oleh seluruh peserta Posbindu, dengan penyuluh yaitu anggota dari kader Posbindu itu sendiri yang telah mendapatkan pelatihan dari BKKBN.
4
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara sosial tampak lebih memiliki semangat hidup yang tinggi, kompak, aktif dan bersikap ceria serta bersemangat dalam mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan di Posbindu. Kader di Posbindu terlihat aktif dalam melakukan penyuluhan, akan tetapi materi penyuluhan yang ada dirasa kurang luas dibandingkan dengan kondisi yang ada pada lingkungan dan lanjut usia itu sendiri.
Penerapan dan pelaksanaan penyuluhan BKL di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Bandung Barat masih belum optimal. Oleh karena itu uraian permasalahan di atas, penulis sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Melati Pada Kehidupan Sehari-hari” karena Posbindu Melati RW 02 sebagai salah satu Posbindu di Kabupaten Bandung Barat yang melaksanakan dan menerapkan kegiatan penyuluhan BKL dengan baik dan berprestasi. Permasalahan dalam penelitian ini erat kaitannya dengan perkuliahan di bidang keahlian pekerjaan sosial tentang lanjut usia yang ditempuh penulis di program studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Masalah Penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Penyuluhan BKL perlu dioptimalkan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.
2. Penyuluhan BKL perlu ditingkatkan agar tujuan dari BKL itu sendiri dapat tercapai.
5
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rumusan Masalah Penelitian
Penelitian yang dilakukan agar jelas dan terarah penulis merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : “Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Melati Pada Kehidupan Sehari-hari?”
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang manfaat penyuluhan BKL bagi peserta Posbindu.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai manfaat penyuluhan BKL bagi peserta Posbindu meliputi:
1. Pemenuhan gizi seimbang bagi lanjut usia. 2. Kegiatan olahraga senam bagi lanjut usia. 3. Pemeliharaan kebersihan diri.
4. lingkungan bagi lanjut usia.
5. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi lanjut usia.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis
a. Hasi penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya dan memperluas pengetahuan dalam pengelolaan program pemberdayaan masyarakat, terutama dalam memberdayakan kualitas hidup lanjut usia.
6
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kader Posbindu
Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan rujukan pentingnya penyelenggaraan kegiatan penyuluhan BKL di Posbindu untuk memberikan pelayanan nyata tentang pemberdayaan masyarakat khususnya kualitas hidup lansia.
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar bagi penulis dalam melakukan penulisan karya ilmiah dalam mengembangkan wawasannya tentang Bina Keluarga Lansia dan Posbindu.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.
Bab II Kajian Pustaka. Berisi kajian teori konsep Posbindu, penyuluhan BKL, materi penyuluhan dan kerangka pemikiran.
Bab III Metode Penelitian. Berisi gambaran umum tentang lokasi, populasi, dan sampel, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument penelitian, serta analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi hasil pengolahan data kuantitatif dan hasil pengolahan data kualitatif serta pembahasannya.
28
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dam Sampel 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Posbindu Melati Desa Sukatani Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Lokasi ini dipilih karena Posbindu Melati merupakan Posbindu terbaik dan berprestasi sekecamatan menurut profil Kecamatan.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian baik manusia, lingkungan, benda-benda maupun gejala suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia peserta Posbidu yang berjumlah 120 orang di posbindu Melati RW 02.
Tabel 3.1
Data Jumlah Lanjut Usia Terdaftar di Posbindu Melati RW 02
RT Jumlah Lanjut Total Jumlah lanjut Usia yang Aktif 60 Orang
29
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan purposive sampling. Sampel purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan sampel purposive dalam penelitian ini yaitu lanjut usia peserta posbindu yang aktif mengikuti kegiatan di Posbindu usia 60-70 tahun, yaitu sebanyak 40 orang peserta Posbindu berdasarkan data dari posbindu Melati RW 02.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah salah suatu bentuk penelitian yang paling dasar ditunjukan untuk menggambarkan fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat ilmiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktifitas, karakteristik, perubahan hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena ini. Metode penelitian deskriptif dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai manfaat penyuluhan bina keluarga lansia bagi peserta Posbindu Melati RW 02.
C. Definisi Operasional
Penulis akan menjelaskan definisi operasional tentang “Manfaat Penyuluhan Bina keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu di Posbindu Melati RW 02 Sukatani Ngamprah”, maka penulis terlebih dahulu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul yaitu:
1. Manfaat
Manfaat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) yaitu “guna atau faedah.”
30
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penyuluhan menurut Rochman Ketut Sukardi Dewa; 1993 (Muhammad. B; 2013, hml.7 ) adalah:
Penyuluhan merupakan saat jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (yaitu penyuluh) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
3. Bina Keluarga Lansia
Bina Keluarga Lansia (BKL) menurut BKKBN Seri2 (2013, hlm. 3) adalah:
Wadah kegiatan bagi keluarga yang mempunyai lansia yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lansia dan lansia itu sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui kegiatan pemberdayaan, pembinaan, dan kemandirian anggota kelompok kegiatan.
4. Posbindu
“Posbindu adalah pos pembinaan terpadu untuk masyarakat, usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan” (Ismawati, 2010, hlm.45)
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu yang penulis maksud dalam penelitian ini yaitu faedah yang dirasakan oleh peserta Posbindu yang telah mengikuti kegiatan program BKL untuk meningkatkan kualitas hidup lanjut usia dalam rangka kesertaan, pembinaan, dan kemandirian bagi anggota kelompok kegiatan di POSBINDU.
D. Instrumen Penelitian
31
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan angket tertutup Skala Guttman. Sugiyono (2011:139) mengungkapkan bahwa “Skala Guttman digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.” Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua jawaban yaitu Ya dan Tidak yang bernilai positif dan negatif.
Jawaban yang dipilih adalah jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda check list (√). Dalam penyusunan instrumen penelitian diperlukan adanya langkah-langkah menyusun instrumen seperti yang dikemukakan oleh Iskandar (2008:79) yaitu:
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti. 2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi. 3. Mencari indikator dari setiap dimensi.
1. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen.
2. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen. 3. Petunjuk pengisian instrumen.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen penelitian pada dasarnya merupakan proses untuk mengembangkan instrumen yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang teruji sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang diharapkan data tersebut valid.
Proses pengembangan instrumen penelitian ini dilakukan dengan uji kualitas instrumen berupa uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. 1. Uji Validitas
32
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil uji coba instrumen kepada 15 lanjut usia peserta Posbindu yang telah mengikuti penyuluhan BKL, menunjukkan adanya dua butir pernyataan yang tidak valid. Kedua butir pernyataan yang tidak valid tersebut penulis revisi ulang.
2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilitas pada penelitian ini adalah suatu alat ukur yang digunakan secara konstan memberikan hasil yang sama, sehingga datanya dapat digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. Pengujian reliabilitas tes dapat dihitung menggunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson), dengan langkah perhitungan sebagai berikut
Sumber: Sugiono, 2010 Keterangan:
= Reliabilitas instrumen = Banyaknya soal = Varian total soal
= Proporsi subyek yang menjawab benar pada item tersebut = 1-p
Harga bvarian total dihitung menggunakan rumus berikut ini:
Sumber: Arikunto, 2010 Keterangan:
33
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai ( ) dalam hal ini diartikan sebagai koefisien kolerasi dengan kriteria sebagai berikut:
<0,199 : Reliabilitas sangat rendah 0,20-0,399 : Reliabilitas rendah
0,40-0,599 : Reliabilitas sedang 0,60-0,799 : Reliabilitas tinggi 0,80-1,00 : Reliabilitas sangat tinggi
Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika > dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk= n-2, maka tes tersebut dikatakan reliabel dan apabila < tes tersebut dikatakan tidak reliabel.
3. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian yang telah diuji cobakan kepada lima belas lanjut usia. Hasil uji coba instrumen dianalisis menggunakan program Microsoft Excel 2010, Untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas tentang Manfaat Penyuluhan BKL bagi Peserta Posbindu pada Kehidupan Sehari-hari
Kategori Validitas Jumlah
Soal Nomor Soal
Valid 33 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,16,17,18,19,20, 21,22,23,2425,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35
Tidak Valid 2 1, 15
34
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tingkat reliabilitas instrumen tentang manfaat penyuluhan BKL menurut lanjut usia peserta Posbindu diperoleh dengan menggunakan rumus
, dengan hasil koefisien reabilitas 0,99.
F. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Tehnik pengumpulan data yang digunakan pada penilitian ini adalah angket, angket digunakan untuk mengumpulkan data dari lanjut usia peserta Posbindu itu sendiri yang pada pengisiannya akan di bimbing oleh penulis dan kader Posbindu.
G. Analisis Data
Strategi analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Ketentuan, ketelitian, kesabaran dan kreatifitas peneliti dibutuhkan untuk mampu memberikan makna pada setiap data yang ada. Proses analisis data yang digunakan peneliti adalah:
1. Verifikasi Data
Angket yang terkumpul kemudian diperiksa kelengkapan jawaban responden pada setiap item sesuai dengan pedoman atau kriteria angket. 2. Tabulasi Data
Tabulasi data bertujuan untuk memprediksi jawaban mengenai frekuensi dalam tiap item, responden hanya dapat memilih salah satu alternatif jawaban sehingga jumlah frekuensi dan jumlah jawaban sama dengan jumlah responden (n).
3. Persentase Data
35
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan rumus dari Ali, M (1995:184) untuk memperoleh persentase dari suatu nilai.
Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh Ali, M (1995:184), yaitu sebagai berikut:
100% = Seluruhnya 76% - 99% = Sebagian besar
51% - 75% = Lebih dari setengahnya 50% = Setengahnya
26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil
0% = Tidak seorangpun
Data yang telah dianalisis berdasarkan masalah di atas selanjutnya ditafsirkan dengan berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh Riduwan (2008: 15) yang penulis sarikan yaitu:
81% - 100% = Sangat bermanfaat 61% - 80% = Bermanfaat
41% - 60% = Cukup bermanfaat 21% - 40% = Kurang bermanfaat 0% - 20% = Sangat kurang bermanfaat
= Persentase (jawaban responden yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden
53
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang
disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang “Manfaat penyuluhan
Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-hari”. A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dikemukakan sebagai berikut:
1. Penyuluhan Bina Keluarga Lansia secara umum sangat bermanfaat yang ditunjukan dengan merasakan badan menjadi lebih sehat dan kuat, mandiri, produktif serta bermanfaat bagi lingkungan.
2. Manfaat penyuluhan BKL berkenaan dengan pemenuhan gizi seimbang bagi lanjut usia yakni menyadari untuk membatasi mengkonsumsi makanan mengandung asam, pedas dan garam berlebih, serta dapat mengkonsumsi makanan berkalsium dan berserat, mengkonsumsi air putih dan membiasakan waktu makan yang tepat.
3. Manfaat penyuluhan BKL berkenaan dengan kegiatan olahraga yang dirasakan oleh lanjut usia yakni kesadaran untuk melakukan senam lanjut usia di Posbindu maupun di rumah, serta melakukan jalan kaki dan grak jalan disekitar lingkungan rumah.
4. Manfaat penyuluhan BKL berkenaan dengan pemeliharaan kebersihan diri yang dirasakan lanjut usia yakni perlu memperhatikan kebersihan mandi, pemeliharaan kepala dan rambut, pemeliharaan mulut dan gigi, serta pemeliharaan membersihkan telinga.
54
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meliputi menjaga kamar mandi atau WC tetap bersih dan wangi, menjaga kondisi tempat tidur, menjaga kondisi rumah cukup sirkulasi dan menjaga kebersihan halaman rumah.
6. Manfaat penyuluhan BKL berkenaan dengan pemeriksaan kesehatan berkala yaitu kesadaran mengikuti pemeriksaan kesehatan berkala di Posbindu, mengontrol tekanan darah dan gula darah serta kesadaran dalam memperhatikan kondisi kesehatan badan.
A. Saran
Saran yang penulis ajukan sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu:
1. Lanjut Usia Peserta Posbindu
Lanjut usia dapat menerapkan hasil penyuluhan BKL terus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kader Posbindu
Kader Posbindu selaku penyuluh sebaiknya terus menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya kualitas dan kesejahteraan lanjut usia agar dapat membentuk lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi lingkungan.
3. Peneliti Selanjutnya
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anggaway. (2010). Lansia dan Olahraga. [Online]. Tersedia di:
http://anggaway89.wordpress.com/2010/05/24/lansia-dan-olahraga/. Diakses 7 Juli 2014.
Ali, Muhammad. (1995). Penelitian Pendidikan; Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
BKKBN Provinsi Jawa Barat. (2013a). Media Pembelajaran BKL Seri 9 Teknik Dinamika Kelompok. Bandung:BKKBN.
BKKBN Provinsi Jawa Barat. (2013b). Media Pembelajaran BKL Seri 2 Pembinaan Kesehatan Fisik Bagi Lansia. Bandung:BKKBN.
Christiana. (2014). Praktik Perawatan Rambut Pada Lansia. [Online]. Tersedia di: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/130/jtptunimus-gdl-christiana-6493-3-babii.pdf. Diakses 18 Juni 2014.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: DepDikBud.
Dewa, Sk. (1993). Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat. (2012). Buku Pemantauan
Kesehatan Pribadi Lanjut Usia. Kabupaten Bandung Barat: Dinas Kesehatan
Djafar, R. (2013). Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Berkala. [Online]. Tersedia di:
http://health.okezone.com/read/2013/11/06/482/892701/pentingnya-pemeriksaan-kesehatan-berkala. Diakses 29 September 2014.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama.
Ginanjar. (2012). Pengelolaan Program Bina Keluarga Lansia di Posbindu. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Haryanto. (2011). Interaksi Sosial. [Online]. Tersedia di:
http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/. Diakses 29
September 2014.
Hidayatul, F. (2014). Personal Hygiene. [Online]. Tersedia di:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-hidayatulf-6572-3-babiis-h.pdf. Diakses 18 Juni 2014.
Cacah Cahyani, 2014
Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari-Hari
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Innes. (2012). Tanda Tubuh. [Online]. Tersedia di:
https://id.she.yahoo.com/4-tanda-tubuh-kelebihan-konsumsi-garam-110750605.html. Diakses 29
September 2014.
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
Ismawati, s. (2010). Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika. Jenson, Ay.(2011). Usia Panjang Ala Orang Jepang. :Seven Books
Maritsa, AS. (2013). Manfaat Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Bagi Kader Posyandu Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung. (Skripsi). Pendidikan Kesejahteraan keluarga, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nawawi, U. (2009). Sehat dan Bahagia di Usia Senja. Yogyakarta: Dianloka. Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Salim, A. dkk. (2013). Gerakan Senam Lansia di Wisma Nasution. (Laporan Workshope) Pendidikan Kesejahteraan keluarga, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Setiawati, R. (2012). Gizi Pada Lansia. [Online]. Tersedia di:
www.ResnySetiawati.Wordpress.com. Diakses April 2014.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung. Wahyudi, A. (2012). Senam Lansia. [Online]. Tersedia di:
http://andiwahyudi999.blogspot.com/2012/06/senam-lansia.html. Diakses
April 2014.