• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar"

Copied!
277
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR 1.5 MENYELESAIKAN MASALAH YANG

BERKAITAN DENGAN OPERASI HITUNG, KPK DAN FPB

UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Nimas Karomah Dyahningrum

NIM: 131134192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR 1.5 MENYELESAIKAN MASALAH

YANG BERKAITAN DENGAN OPERASI HITUNG, KPK DAN FPB

UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Nimas Karomah Dyahningrum

NIM: 131134192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada-Nya, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan taufik serta hidayah-Nya kepada saya dalam segala hal.

2. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Samsudi dan Ibu Suprihatin, S.Pd yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, kasih sayang, dan semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini.

3. Kakakku tersayang (Hesty Fitria Diantari, S.Pd.) yang turut memotivasiku untuk tetap semangat.

4. Sahabat hidupku Mas Wahono Saputro yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman-teman seperjuangan Payung yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman PGSD angkatan 2013.

(6)

v

MOTTO

“Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik maka kau akan menjadi

orang yang terbaik”

“Selalu bersikaplah optimis, karena tidak ada yang tidak mungkin

selama kita optimis”.

(Anonim)

“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan

kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di

manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon”.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 06 Februari 2017 Peneliti

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLISIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Nimas Karomah Dyahningrum

Nomor Mahasiswa : 131134192

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR 1.5 MENYELESAIKAN MASALAH YANG

BERKAITAN DENGAN OPERASI HITUNG, KPK DAN FPB UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR”.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 06 Februari 2017 Yang menyatakan,

(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR 1.5 MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN OPERASI HITUNG, KPK DAN FPB UNTUK

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Nimas Karomah Dyahningrum Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilakukan karena adanya potensi dan masalah yang berkaitan dengan pembuatan tes hasil belajar. Masalah yang dihadapi guru kelas adalah adanya kebutuhan dalam membuat tes hasil belajar yang berkualitas baik. Penelitian ini merupakan penelitian (R&D) yang bertujuan (1) untuk mengembangkan tes hasil belajar (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD.

Prosedur pengembangan dan penelitian produk tes hasil belajar matematika ini berdasarkan modifikasi dari model Borg and Gall. Terdapat 10 langkah prosedur penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Penelitian dan pengembangan hanya dilakukan hingga langkah ke 7 dari 10 langkah prosedur pengembangan. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Patalan Baru dan SD N Piring yang berjumlah 60 siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah penelitian pengembangan yaitu (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 60 butir soal tes didapatkan hasil 43 butir soal kategori valid. Hasil analisis reliabilitas soal tipe A sebesar 0,942 termasuk ke dalam kriteria sangat tinggi, soal tipe B sebesar 0,920 termasuk ke dalam kriteria sangat tinggi. Analisis daya pembeda diperoleh hasil 43 butir soal berkategori baik dan baik sekali. Analisis tingkat kesukaran pada 43 butir soal tersebut meliputi 41 soal (95,34%) sedang dan 2 soal (4,66%) mudah. Analisis pengecoh diperoleh sebanyak 18 option tidak berfungsi dan dilakukan telah revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik kualitas butir soal yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam sebuah buku.

(10)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF BASIC COMPETENCE’S LEARNING 1.5 RESULT TEST RESOLVE PROBLEM RELATED TO ARITHMETIC OPERATIONS, LCM AND GCD TO THE F IF TH GRADE STUDENTS OF

ELEMENTARY SCHOOL

Nimas Karomah Dyahningrum Sanata Dharma University

2017

This research wa s conducted due to the potency and problems tha t related to the making of learning test result. Problem that faced by teachers was the necessities in making good quality of learning test result. This research was (R&D) research which were aimed (1) to develop study result test (2) to describe product quality of study result test for ba sic competency 1.5 resolve problem related to arithmetic operations Least Common Multiple (LCM) and Greatest Common Divisor (GCD) to the fifth grade students of Elementary School.

This developing and research procedures of mathematics study result test product was based on modification from Borg and Gall model. There were 10 steps of this procedure and the development that presented by Borg and Gall. The development and the research were simply conducted up to step 7 out of 10 steps of the development procedure. Subjects in this research were the 5th grade students of SD N Patalan Baru and SD N Piring to amount to 60 students.

This research results showed that (1) development research steps were (a) potency and problems, (b) data collection, (c) product design, (d) design validation, (e) design revision, (f) product experiment, (g) product revision, (2) result of question item analysis on 60 test items was obtained result of 43 items in solid category. Analysis result of question item reability type A was 0,942 that have been revised. Test item that have characteristic of good item then complied into one book.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah, nikmat serta hidayahnya sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 1.5 Menyelesaikan Masalah Ya ng Berkaitan Dengan Operasi Hitung, KPK Dan FPB Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT, yang selalu memberikan nikmat kesehatan serta kelancaran selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

(12)

xi

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Drs. I Nyoman Arcana, M.Si. selaku pakar matematika PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Ibu Aris Widyawati, S.Pd. SD, Bapak Sudarsana, S.Pd. SD, serta Bapak Basir S.Pd, selaku validator guru yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

9. Kepala SD N Patalan Baru dan SD N Piring yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

10. Siswa kelas V SD N Patalan Baru dan SD N Piring yang telah bersedia membantu selama proses penelitian.

(13)

xii

12. Teman-teman kelas VII D yang selalu mendukung, menyemangati, dan mendoakan.

13. Teman-teman payung yang membantu dan bekerjasama selama penyusunan sampai selesainya skripsi ini.

14. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

15. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa kendala. Kendala tersebut tidak menjadi hambatan dalam diri peneliti melainkan menjadikan semangat untuk terus maju dan menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca baik dalam isi maupun inspirasi untuk lebih baik. Peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ada beberapa kesalahan baik dalam penyajian ataupun isi. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.

Penulis

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

(15)

xiv

d. Definisi Tes Hasil Belajar ... 13

e. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar ... 14

f. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 16

g. Tes Pilihan Ganda ... 18

h. Kelebihan dan Kelemahan Tes Pilihan Ganda... 19

i. Kaidah Penulisan Tes Tipe Pilihan Ganda... 21

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 23

(16)
(17)

xvi

3) Daya Pembeda ... 74

4) Taraf Kesukaran ... 76

5) Pengecoh ... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian... 80

2. Hasil Produk Tes Hasil Belajar Matematika ... 85

a. Hasil Uji Validitas... 85

1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 98

(18)

xvii

c. Hasil Uji Daya Pembeda ... 107

d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 109

e. Hasil Analisis Pengecoh ... 111

f. Hasil Soal Berkualitas Baik ... 115

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 116

B.Keterbatasan Pengembangan ... 118

C.Saran ... 119

DAFTAR REFERENSI ... 120

LAMPIRAN ... 124

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Untuk Guru ... 64

Tabel 3.2 Kisi Tes Hasil Belajar ... 66

Tabel 3.3 Kualifikasi Skor Validator Ahli ... 71

Tabel 3.4 Kriteria Validitas ... 73

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas ... 74

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda ... 76

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 77

Tabel 4.1 Rekapitulasi Penilaian Validator ... 83

Tabel 4.2 Komentar Validator dan Revisi Desain ... 84

Tabel 4.21 Analisis Pengecoh Berfungsi dan Tidak Berfungsi Soal Tipe A 111

(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 125

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 127

Lampiran 3 Surat Ijin Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 129

Lampiran 4 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 131

Lampiran 5 Lembar Kuesioner ... 136

Lampiran 6 Validasi Para Ahli ... 138

Lampiran 7 Tabel Spesifikasi Produk ... 154

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Validator Ahli... 202

Lampiran 9 Soal Uji Coba Tipe A ... 206

Lampiran 10 Soal Uji Coba Tipe B... 220

Lampiran 11 Hasil Jawaban Siswa Tipe A ... 234

Lampiran 12 Hasil Jawaban Siswa Tipe B ... 236

Lampiran 13 Hasil Analisis Uji Coba Produk Tes Hasil Belajar Tipe A... 239

Lampiran 14 Hasil Analisis Uji Coba Produk Tes Hasil Belajar Tipe B .... 245

Lampiran 15 Tabel Nilai Nilai r Product Moment ... 254

Lampiran 16 Foto Hasil Uji Coba Produk Lapangan Terbatas ... 255

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan spesifikasi produk yang dibuat.

A. Latar Belakang

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk tercapainya tujuan pendidikan, maka perlu mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Salah satu pengembangan SDM dapat diwujudkan melalui kegiatan belajar mengajar yaitu melalui lembaga pendidikan formal khususnya pada jenjang Sekolah Dasar.

(23)

kualitas pembelajaran dan peningkatan kualitas penilaian. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya atau assessment siswa.

Suprananto (2012: 8), mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau obyek. Hasil penilaian didapat dari pengujian menggunakan alat ukur berupa tes maupun non-tes. Semakin baik alat ukur yang digunakan akan semakin baik pula data yang dihasilkan.

(24)

yang ada pada kelompok. Rakhmat dan Suherdi (2001: 190), menjelaskan bahwa tingkat kesukaran soal yaitu ukuran yang menunjukkan kesulitan soal untuk diselesaikan oleh siswa. Arikunto (2013: 233), menjelaskan bahwa pengecoh dapat berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik bagi peserta tes yang kurang memahami materi.

(25)

Berdasarkan dari hasil analisis kebutuhan di atas, peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan tes hasil belajar dengan melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tes hasil belajar yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan dimensi kognitif dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Penelitian yang dikembangkan berjudul : “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 1.5 Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar”.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan alat ukur berupa tes hasil belajar. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif, dan untuk mata pelajaran Matematika dengan ketentuan sebagai berikut

Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif.

1. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

(26)

3. Alat ukur hanya untuk mata pelajaran matematika siswa kelas V pada kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

4. Tes yang disusun berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar yang baik untuk kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB matematika untuk siswa kelas V SD?

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB matematika untuk siswa kelas V SD?

D. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan langkah-langkah tes hasil belajar yang baik untuk kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB matematika untuk siswa kelas V SD. 2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar

(27)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis:

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat sebagai bahan referensi dalam mengembangkan sebuah produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis:

a. Bagi peneliti

Manfaat yang diperoleh peneliti dengan adanya penelitian ini adalah menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menyusun tes hasil belajar tipe pilihan ganda sesuai dengan karakteristik pembuatan tes yang benar dan dapat menganalisis setiap butir soal sesuai dengan jawaban siswa untuk mengetahui kualitas setiap butir soal.

b. Bagi guru

(28)

c. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat mengukur kemampuan siswa khususnya dari ranah kognitif mengingat sampai mencipta pada kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

d. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah khususnya dalam hal mengembangkan tes hasil belajar yang baik.

F. Definisi Operasional

1. Tes adalah merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah.

2. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan atau kemajuan hasil belajar siswa yang telah dicapai oleh peserta didik.

(29)

4. Kompetensi dasar adalah suatu bentuk perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terangkum dalam sebuah indikator untuk mencapai kompetensi yang dicapai pada mata pelajaran tertentu.

5. Operasi Hitung adalah tindakan yang dilakukan dengan cara menjumlahkan, mengalikan, mengurangi, membagi, dan sebagainya. 6. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah bilangan yang memiliki

nilai terkecil yang habis dibagi bilangan tersebut.

7. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) adalah bilangan yang memiliki nilai terbesar yang habis membagi bilangan tersebut.

G. Spesifikasi Produk

Pengembangan produk tes hasil belajar Kompetensi Dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB pada mata pelajaran matematika kelas V Sekolah Dasar. Produk tes hasil belajar yang dihasilkan meliputi:

(30)

2. Produk tes hasil belajar matematika berupa pilihan ganda sudah diuji validitas telah memenuhi kriteria valid berdasarkan taraf signifikan 5%. 3. Produk tes hasil belajar matematika reliabel.

4. Daya pembeda yang digunakan dalam produk tes hasil belajar matematika adalah yang berkategori baik dengan skala 0,41 – 0,70 dan berkategori baik sekali dengan skala 0,71 – 1,00.

5. Produk tes hasil belajar matematika pada tingkat kesukaran 25% mudah, 50% sedang, dan 25% sukar.

6. Produk tes hasil belajar matematika pilihan ganda memiliki pengecoh yang berfungsi dengan baik.

(31)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

1. Tes Hasil Belajar

a. Definisi Tes

Tes merupakan salah satu alat pengukuran yang terdiri dari sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Mardapi (dalam Widoyoko, 2014: 50), mendefinisikan tes sebagai salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.

Mansyur, dkk (dalam Widoyoko, 2014: 2), mengartikan tes sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberi tanggapan atau respons dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari yang dikenai tes (testee).

(32)

pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah.

b. Definisi Belajar

Belajar menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (dalam Sulistyorini, 2009: 5), adalah suatu proses pertumbuhan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain.

Winkel (dalam Sulistyorini, 2009: 5), mengartikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

(33)

Berdasarkan ketiga pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebagai proses untuk merubah diri seseorang (siswa) agar memiliki pengetahuan, sikap, dan tingkah laku melalui latihan baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui berbagai pengalaman yang telah terjadi.

c. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan terbentuknya konsep pengetahuan. Sudjana (2010: 3), mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan-perubahan tingkah laku dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Juliah (dalam Jihad dan Haris, 2012: 15), menjelaskan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya.

Kunandar (2013: 62) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.

(34)

d. Definisi Tes Hasil Belajar

Purwanto (2009: 66), mengemukakan bahwa tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes hasil belajar siswa dilakukan untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh para siswa.

Rakhmat dan Suherdi (2001: 56), mendefinisikan tes hasil belajar sebagai alat atau prosedur sistematik untuk mengukur hasil belajar siswa. Yusuf (2015: 182), mengemukakan bahwa tes hasil belajar merupakan salah satu tipe instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemajuan dan/atau memberi nilai peserta didik dalam tes.

(35)

e. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar

Arikunto (dalam Widoyoko, 2014: 139-142) mengemukakan beberapa ciri-ciri tes hasil belajar yang baik, antara lain : 1) Validitas, 2) Reliabilitas, 3) Objektivitas, 4) Praktikabilitas, dan 5) Ekonomis. 1) Tes hasil belajar bersifat valid, apabila alat ukur itu dapat dengan

tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur.

2) Tes hasil belajar bersifat reliabel, tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg apabila diteskan berkali-kali kepada subjek yang sama serta pada waktu yang berlainan.

3) Tes hasil belajar bersifat objektif, apabila dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama dalam sistem skoringnya.

4) Tes hasil belajar bersifat praktis, apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya.

5) Tes hasil belajar bersifat ekonomis, apabila dalam pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

(36)

apa yang seharusnya diukur. Sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap subyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil.

Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan sebagai tes hasil belajar yang obyektif apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan menurut apa adanya. Ditinjau dari segi isi materi tesnya, maka materi tes tersebut bersumber dari materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan. Tes hasil belajar bersifat praktis bahwa tes hasil belajar tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah apabila disusun dengan sederhana dan lengkap. Tes hasil belajar dikatakan ekonomis bahwa tes hasil belajar tersebut tidak memakan waktu yang panjang dan tidak memerlukan tenaga serta biaya yang banyak.

(37)

f. Bentuk Tes Hasil Belajar

Menurut Arikunto (2013: 177-190), bentuk-bentuk tes dibedakan menjadi dua, antara lain :

1. Tes Subjektif

Tes subyektif pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes berbentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Soal bentuk esai ini menuntut siswa kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki, dapat dikatakan bahwa tes esai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.

2. Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Adapun macam-macam tes objektif menurut Arikunto, antara lain:

1) Tes Benar-Salah (True-False)

(38)

pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.

2) Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

Soal tes pilihan ganda (multiple choice test) terdiri atas suatu keterangan yang belum lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Soal tes pilihan ganda terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).

3) Menjodohkan (Matching Test)

Soal tes menjodohkan (matching test) terdiri atas suatu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawabannya yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas siswa ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya.

4) Tes Isian (Completion Test)

(39)

yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini merupakan pengertian yang kita minta dari murid.

g. Tes Pilihan Ganda

Menurut Sudijono (2006: 118), tes pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu jawaban (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.

Suwarto (2012: 37), menjelaskan bahwa tes pilihan ganda merupakan suatu butir yang terdiri dari suatu statemen yang belum lengkap, untuk melengkapi statemen tersebut disediakan beberapa statemen sambungan diantaranya sambungan yang benar sedangkan yang lain adalah sambungan yang tidak benar. Arikunto (2013: 183), tes pilihan ganda merupakan suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap, untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

(40)

melengkapinya harus disediakan beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

h. Kelebihan dan Kelemahan dari Tes Pilihan Ganda

Sukardi (2008: 125-126), memaparkan kelebihan dan kelemahan tes pilihan ganda sebagai berikut:

1) Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa. Karakter yang baik tersebut yaitu lebih fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar.

2) Item tes pilihan ganda yang dikonstruksi dengan intensif dapat mencakup hampir seluruh badan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas.

3) Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi.

4) Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

5) Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah disiapkan secara terpisah, jawaban siswa dapat dikoreksi dengan lebih mudah. 6) Hasil jawaban siswa yang diperoleh dari tes pilihan ganda dapat

(41)

7) Item tes pilihan ganda yang sudah dibuat terpisah antara lembar soal dan lembar jawaban, dapat dipakai secara berulang-ulang.

Adapun kelemahan dari tes pilihan ganda adalah sebagai berikut: 1) Konstruksi item tes pilihan ganda lebih sulit serta membutuhkan

waktu yang lebih lama dibandingkan dengan penyusunan item tes bentuk objektif lainnya.

2) Tidak semua guru senang menggunakan tes pilihan ganda untuk mengukur hasil pembelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu, misalnya satu semester atau satu kuartal.

3) Item tes pilihan ganda kurang dapat mengukur kecakapan siswa dalam mengorganisasi materi hasil pembelajaran.

4) Item tes pilihan ganda memberi peluang pada siswa untuk menerka jawaban.

(42)

Berdasarkan penjelasan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk tes soal pilihan ganda mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan tes pilihan ganda antara lain adalah butir soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur segala tingkatan tujuan pembelajaran, penskoran dapat dilakukan secara objektif, serta bahan yang diajarkan oleh guru dapat terwakilkan pada soal. Sedangkan kelemahan dari tes pilihan ganda adalah penyusunan soal lebih sulit karena membutuhkan waktu yang lama dan memberi peluang kepada siswa untuk menerka jawaban.

i. Kaidah Penulisan Tes Tipe Pilihan Ganda

Zulaiha (2008: 1-3) memaparkan bahwa kaidah penulisan soal dapat dilihat dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Berikut ini adalah kaidah penulisan soal pilihan ganda, antara lain sebagai berikut:

1) Materi

Pada kaidah penulisan soal pilihan ganda dari segi materi antara

lain, sebagai berikut:

a) Soal harus sesuai dengan indikator.

(43)

c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

2) Konstruksi

Pada kaidah penulisan soal pilihan ganda dari segi konstruksi

antara lain, sebagai berikut:

a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

c) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.

d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

e) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

f) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua

pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di

atas benar”.

g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau

kronologisnya.

h) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat

pada soal harus jelas dan berfungsi.

(44)

3) Bahasa

Pada kaidah penulisan soal pilihan ganda dari segi bahasa antara

lain, sebagai berikut:

a) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

b) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lainatau nasional.

c) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.

d) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kaidah penulisan tes pilihan ganda dapat dilihat dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Hasil tersebut dilakukan untuk menyakinkan bahwa soal berkualitas baik. Sehingga, hal tersebut dapat dijadikan pedoman peneliti dalam menyusun tes hasil belajar kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK, dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar

(45)

a. Validitas

Widoyoko (2014: 139), menjelaskan bahwa validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Suatu tes atau instrumen

dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur hasil belajar yang hendak diukur. Surapranata (2004: 50), mengemukakan bahwa validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang harus diukur.

Sulistyorini (2009: 162), menjelaskan bahwa validitas berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-benar menyasar kepada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar-benar-benar dapat memberikan keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat melakukan fungsi ukurnya sesuai dengan apa yang seharusnya diukur.

Widoyoko (2014: 172), memaparkan bahwa instrumen validitas dibedakan menjadi lima yaitu 1) Validitas Isi, 2) Validitas Konstruk, 3) Validitas Butir, 4) Validitas Kesejajaran, dan 5) Validitas Prediksi. 1) Validitas Isi (Content Validity)

(46)

hasil belajar. Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur kompetensi yang dikembangkan beserta indikator dan materi pembelajarannya. Untuk menguji validitas isi instrumen tes dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan kompetensi yang dikembangkan dan materi pelajaran yang telah dipelajari. Validitas isi ini berkaitan dengan pertanyaan “sejauh mana butir soal mencakup keseluruhan indikator

kompetensi yang dikembangkan dan materi atau bahan yang ingin diukur”.

2) Validitas Konstruk (Construct Validity)

(47)

3) Validitas Butir (Item Validity)

Setelah pengujian konstruk dari ahli kemudian dilanjutkan dengan uji coba lapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui validitas butir instrumen. Ada kemungkinan secara konstruk teoritis instrumen tersebut sudah valid karena sudah disusun berdasarkan teori konsep variabel yang akan diukur, dilanjutkan dengan perumusan definisi operasional, indikator, dan penyusunan butir-butir soal, namun setelah diuji cobakan ada yang tidak valid sehingga mengurangi validitas instrumen secara keseluruhan.

4) Validitas Kesejajaran (Concurrent Validity)

Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas kesejajaran (concurrent validity) apabila hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada. Kriteria yang sudah ada dapat berupa instrumen lain yang mengukur hal sama tetapi sudah diakui validitasnya misalnya dengan tes terstandar yang telah teruji validitasnya digunakan sebagai kriteria uji validitas instrumen tes sejenis.

5) Validitas Prediksi (Predictive Validity)

(48)

apabila pengambilan skor kriteria tidak bersamaan dengan pengambilan skor tes. Setelah subjek dikenai tes yang akan dicari validitas prediktifnya, lalu diberikan tenggang waktu tertentu sebelum skor kriteria diambil dari subjek yang sama. Validitas prediktif ini biasanya digunakan untuk menguji validitas instrumen bentuk tes.

b. Reliabilitas

Sudjana (1990: 16), mengemukakan bahwa reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat penilaian dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.

Masidjo (1995: 208) memaparkan bahwa reliabilitas adalah taraf kemampuan tes dalam menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Azwar (2009: 4) mengatakan bahwa reliabilitas merupakan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan pada suatu alat ukur dalam menilai.

(49)

1. Reliabilitas eksternal (external reliability)

Reliabilitas eksternal diperoleh jika ukuran atau kriteria tingkat reliabilitas berada diluar instrumen yang bersangkutan. Untuk menguji reliabilitas eksternal instrumen terdapat dua cara yaitu dengan metode bentuk paralel (equivalent method) dan metode tes terulang (test- retest method).

a. Metode Bentuk Paralel (equivalent Method)

Instrumen paralel atau ekuivalen adalah dua buah instrumen yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesulitan dan susunan, tetapi butir-butir pertanyaan/pernyataan berbeda. Metode paralel dilakukan dengan cara menyusun dua instrumen yang hampir sama (equivalent), kemudian diujicobakan pada sekelompok siswa yang sama (siswa mengerjakan dua kali) kemudian dari hasil uji coba tersebut dikorelasikan dengan teknik korelasi product moment. Metode ini pada umumnya untuk menguji reliabilitas instrumen bentuk tes. Data dari hasil dua kali uji coba, yang satu dianggap sebagai nilai X, sedangkan yang lainnya dianggap sebagai nilai Y.

b. Metode Tes Berulang (Test- retest method)

(50)

diujicobakan pada sekelompok siswa, hasilnya dicatat. Pada kesempatan yang lain instrumen tersebut diberikan pada sekelompok siswa yang sama untuk dikerjakan lagi, dan hasil yang kedua juga dicatat. Kemudian kedua hasil tersebut dikorelasikan.

2. Reliabilitas Internal (Internal Reliability)

Reliabilitas ini diperoleh jika kriteria maupun perhitungan didasarkan pada data dari instrumen itu sendiri, akan menghasilkan reliabilitas internal. Reliabilitas internal dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Instrumen Skor Diskrit

Instrumen skor diskrit adalah instrumen yang skor jawaban/respondennya hanya dua, yaitu 1 (satu) dan 0 (nol). Dengan kata lain hanya dua jawaban yaitu benar dan salah. Jawaban benar diberi skor 1 (satu) sedangkan jawaban salah diberi skor (0). Untuk instrumen yang skornya diskrit (1 dan 0) tingkat reliabilitasnya dapat dicari dengan menggunakan (1) metode belah dua (split-half metods), (2) rumus Flanagan, (3) rumus Rulon, (4) rumus K-R. 20, (5) rumus K-R, (6) rumus Hoyt. b. Instrumen Skor Non Diskrit

(51)

bersifat gradual, yaitu ada penjenjangan skor, mulai dari skor tertinggi sampai skor terendah.

c. Karakteristik Butir Soal

1) Daya Pembeda

Suwarto (2013: 108), mengemukakan bahwa daya pembeda merupakan suatu butir tes yang berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok. Zainul dan Nasution (dalam Widoyoko, 2014: 136) menjelaskan bahwa daya beda butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan antara peserta tes yang pandai (kelompok atas) dengan peserta tes yang kurang pandai (kelompok bawah) diantara peserta tes.

Purwanto (2009: 102) mengemukakan bahwa daya beda adalah kemampuan butir soal tes hasil belajar membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. Daya beda ini berhubungan dengan derajat kemampuan butir membedakan dengan baik perilaku pengambil tes dalam tes yang dikembangkan.

(52)

2) Tingkat Kesukaran

Widoyoko (2014: 132), mengemukakan bahwa tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi peserta tes menjawab dengan benar terhadap suatu butir soal. Purwanto (2009: 99) mengemukakan bahwa tingkat kesukaran (difficulty index) dapat didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar.

Sudjana (2009: 135) mengungkapkan bahwa tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kategori soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Perbandingan proporsi jumlah soal untuk tiga kategori tersebut didasarkan atas kurva normal. Sebagian besar soal berada pada kategori sedang, sebagian lagi berada pada kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. Perbandingan dapat dibuat 25-50-25, 25% soal dengan kategori “mudah”, 50% soal dengan kategori “sedang”, dan 25% soal dengan kategori “sukar”. Proporsi soal dengan kategori sedang lebih banyak dari soal kategori mudah dan soal kategori sukar.

(53)

semua soal dikatakan sukar jika sebagian besar testi gagal menyelesaikan, sebaliknya soal dikatakan mudah jika sebagian besar testi mampu menyelesaikannya.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran soal adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal yang terdiri dari kategori rendah, sedang, dan tinggi yang dapat diketahui dari banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar. 3) Pengecoh

Purwanto (2009: 75), mendefinisikan pengecoh adalah pilihan yang bukan merupakan kunci jawaban. Arikunto (2013: 233), menjelaskan bahwa pengecoh dapat berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik bagi peserta tes yang kurang memahami materi.

Surapranata (2004: 43), mengemukakan bahwa pengecoh berfungsi sebagai pengidentifikasi peserta tes yang berkemampuan tinggi. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila banyak dipilih oleh peserta didik yang berasal dari kelompok bawah.

(54)

pengecoh dipilih secara merata oleh peserta didik paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Mardapi (dalam Suwarto, 2013: 127-133), menyatakan bahwa untuk menyusun tes, terdapat beberapa langkah-langkah dalam pengembangan tes hasil belajar matematika adalah sebagai berikut : a) Menyusun Spesifikasi Tes

Spesifikasi tes berisi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam menulis soal, siapa saja yang menulis soal akan menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif sama mencakup (1) menentukan tujuan tes, (2) menyusun kisi-kisi tes, (3) memilih bentuk tes, dan (4) menentukan panjang tes.

b) Menulis Soal Tes

(55)

c) Menelaah Soal Tes

Setelah butir-butir soal dibuat, kemudian dilakukan telaah pada butir-butir soal tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatan masih ditemukan kekurangan atau kesalahan. Validasi ahli yang profesional diperlukan untuk kesempurnaan tes yang dibuat. Validasi bisa dari guru senior dan pakar dibidangnya.

d) Melakukan Uji coba Tes

Untuk keperluan standarisasi tes diagnostik yang disusun, diadakan pengumpulan data secara empiris melalui uji coba dalam lingkungan terbatas. Maksud uji coba adalah untuk meneliti apakah tes diagnostik itu sudah dapat berfungsi dengan baik seperti yang diharapkan. Tujuan uji coba adalah mengidentifikasi taraf kesukaran butir soal, daya pembeda butir tes, menentukan alokasi waktu yang layak dan reliabilitas tes.

e) Menganalisis Butir Soal

Analisis butir soal dilakukan untuk masing-masing butir sehingga dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda butir soal. Selain itu dapat diketahui reliabilitas, dan validitas tes yang tersusun. f) Memperbaiki Tes

(56)

bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan atas butir soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih belum baik. Ada kemungkinan beberapa soal sudah baik sehingga tidak perlu direvisi, beberapa butir mungkin perlu direvisi, dan beberapa yang lain mungkin harus dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

g) Merakit Tes

Setelah semua butir soal dianalisis dan diperbaiki, langkah berikutnya adalah merakit butir-butir soal tersebut menjadi kesatuan tes. Dalam merakit soal, diperlukan pengelompokan-pengelompokan butir soal yang mengungkap konsep-konsep yang sama. Butir soal perlu diurutkan pada materi atau konsep yang sama.

h) Melaksanakan Tes

Tes yang telah disusun diberikan kepada testee untuk diuraikan. Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang tepat, karena bila waktu tidak tepat maka miskonsepsi yang ada pada siswa mengalami kesulitan belajar akan tetap ada dikarenakan proses perbaikan pembelajaran berikutnya tidak dapat berlangsung.

i) Menafsirkan Hasil Tes

(57)

peserta tes tentang kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Untuk keperluan penafsiran tersebut diperlukan acuan penilaian kriteria, karena tujuan diadakan tes adalah untuk mengetahui konsep-konsep mana yang lemah dan apa penyebabnya.

4. Matematika

Ruseffendi (dalam Heruman, 2007:1), mengemukakan bahwa matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak terdefinisikan, ke unsur yang didefinisikan. Jhonsson dan Myklebust (dalam Mulyono, 1999: 252), menyatakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah memudahkan berfikir.

Lerner (dalam Mulyono, 1999: 252), mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Kline (dalam Mulyono, 1999: 252), menyatakan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis dari ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.

(58)

sehari-hari, yang merupakan bahasa simbolis dan universal yang memungkinkan manusia berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas dengan menggunakan cara bernalar deduktif dan induktif.

5. Kompetensi Dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

Operasi Hitung, KPK dan FPB

a. Kompetensi Dasar

(59)

b. Operasi Hitung

Wahyuni dan Sudrajat (2003: 35), mengemukakan bahwa operasi

hitung dalam matematika dapat dibedakan menjadi empat operasi hitung dasar yaitu: (1) Penjumlahan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh dua bilangan bulat atau lebih; (2) Pengurangan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih; (3) Perkalian, yaitu penjumlahan berulang dengan penjumlahan tetap; dan (4) Pembagian, yaitu pengurangan berulang dengan pengurangan tetap. Salim (2002: 532) menjelaskan bahwa hitung merupakan membilang (menjumlahkan, mengalikan, mengurangi, membagi, dan sebagainya).

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa operasi hitung adalah tindakan yang dilakukan dengan cara menjumlahkan, mengalikan, mengurangi, membagi, dan sebagainya.

c. KPK dan FPB

Pujiati (2011: 51), menjelaskan bahwa kelipatan persekutuan

(60)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kelipatan persekutuan terkecil adalah bilangan yang memiliki nilai terkecil yang habis dibagi bilangan tersebut.

Pujiati (2011: 26), menjelaskan bahwa faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan adalah faktor persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar. Aksin (2008: 15), mengemukakan bahwa faktor persekutuan terbesar yang habis membagi kedua bilangan tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor persekutuan terbesar adalah bilangan yang memiliki nilai terbesar yang habis membagi bilangan tersebut.

6. Taksonomi Bloom

(61)

a. Mengingat

Mengingat merupakan terjadinya aktivitas menarik kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang seorang siswa. Proses kognitif yang berkaitan dengan proses mengingat adalah menyadari dan mengingat kembali misalnya adalah menyebutkan, mengidentifikasi, dan menunjukkan.

b. Memahami

Seorang siswa dikatakan mampu memahami jika siswa tersebut dapat menarik makna dari suatu pesan-pesan atau petunjuk-petunjuk dalam soal yang dihadapinya. Para siswa dapat memahami sesuatu hal jika mereka menghubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari dengan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklarifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

c. Menerapkan

(62)

proses mengimplementasikan, apabila tugas yang diberikan dalam bentuk suatu persoalan. Proses-proses kognitif dalam kategori menerapkan meliputi menentukan, menerapkan, dan mengaitkan. d. Menganalisis

Dalam tahap menganalisis adalah usaha mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi secara keseluruhan. Tahap menganalisis mencakup proses-proses membedakan, proses mengorganisasi, dan proses menghubungkan.

e. Mengevaluasi

(63)

sementara proses mengkritik merupakan proses membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria-kriteria eksternal.

f. Mencipta

Dalam tahapan mencipta adalah proses mengumpulkan sejumlah elemen tertentu menjadi satu kesatuan yang koheren dan fungsional. Tujuan-tujuan pengajaran pelajaran yang termasuk ke dalam kategori menciptakan adalah mengajarkan pada para siswa agar mampu menemukan sintesis yang baru dari materi yang tersedia sehingga menghasilkan keseluruhan yang baru entah dalam mengarang, menggambar, membuat patung. Mencipta berisi tiga ranah kognitif yaitu: merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

B. Penelitian Relevan

Berikut ini adalah beberapa penelitian relevan yang mendukung penelitian ini. Ketiga penelitian tersebut adalah:

(64)

matematika bentuk objektif pilihan ganda berjumlah 40 butir soal. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis validitas tes, reliabilitas tes, analisis tingkat kesukaran, efektifitas daya beda dan efektifitas pengecoh. Hasil penelitiannya menemukan: 1) kisi-kisi (blue print) tes prestasi belajar matematika kelas VI dengan koefisien relevensi sebesar 0.95 dan termasuk soal sangat baik; 2) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari vadilitas butir terdapat 3 butir soal yakni butir soal no 20, 22, 30 termasuk butir soal tidak valid salah satu penyebabnya adalah bahwa butir soal tersebut kedua pakar menilai butir soal tidak relevan; 3) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari reliabilitas sebesar 0,68 termasuk soal derajat reliabilitas tinggi sepantasnya untuk disimpan di bank soal; 4) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari tingkat kesukaran, butir-butir soal ulangan bersama semester genap yang ditemukan 35% butir soal termasuk kategori sedang dan 65% soal mudah; 5) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari tingkat daya pembedanya, 3 butir soal atau 1% butir soal daya beda sangat baik, 37 butir soal atau 99% memiliki daya beda cukup perlu diperbaiki; 6) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dariefektifitas pengecoh dengan 23 butir atau 57,5% termasuk soal memiliki efektifitas pengecoh sangat baik dan 17 butir atau 43% soal dengan efektifitas pengecohnya kurang baik.

Kedua, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan

(65)
(66)

cukup, dan 1 pertanyaan dengan interpretasi baik. Berdasarkan hasil validasi dan analisis uji coba, secara umum paket tes yang dikembangkan telah sesuai dengan level berpikir tingkat tinggi dan memenuhi kriteria tes yang baik yaitu valid dan reliabel.

Ketiga, penelitian pengembangan yang berjudul Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menggunakan Faktor Prima untuk Menentukan KPK dan FPB untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”

(67)

soal valid sebanyak 36%, (b) hasil analisis reliabilitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa soal reliabel, (c) analisis daya pembeda diperoleh hasil 88,8% dengan kategori baik, 11,2% kategori baik sekali, (d) analisis tingkat kesukaran diperoleh hasil 16,66% dengan kategori mudah, 83,33% dengan kategori sedang, 20% kategori sulit, (e) analisis pengecoh diperoleh 7 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

(68)

Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK, dan

Gambar 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan Pengembangan Tes

“Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar 1.5

(69)

C. Kerangka Berpikir

Tes merupakan salah satu alat pengukuran yang terdiri dari sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Tujuan tes yang terpenting adalah digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan atau kemajuan hasil belajar siswa yang telah dicapai oleh peserta didik. Hasil tes juga dapat digunakan untuk memantau perkembangan mutu pendidikan. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, guru masih kesulitan dalam membuat soal yang berkualitas baik sesuai dengan langkah-langkah pembuatan tes hasil belajar yang benar. Salah satunya guru kesulitan dalam mengkontruksi butir soal pilihan ganda, dan saat menyusun jawaban alternatif dengan memperhitungkan beberapa jawaban pengecoh (distractor) yang mungkin dipilih oleh siswa. Saat ini, masih banyak guru yang belum memahami dan memperhatikan tentang prosedur pembuatan tes yang baik. Guru pun terkadang hanya mengambil soal dari buku untuk diteskan kepada siswa yang belum tentu teruji untuk digunakan sebagai pengukur kemampuan siswanya.

(70)

bersifat obyektif. Sedangkan kelemahannya antara lain adalah dalam mengkontruksi tes pilihan ganda membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding menyusun tes obyektif lainnya, tes pilihan ganda memberikan kepada siswa untuk menerka jawaban. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD, saat ini masih banyak guru yang tidak memperhatikan prosedur pembuatan tes yang baik dan benar ketika menyusun tes hasil belajar. Guru juga mengatakan bahwa sebelumnya tidak melakukan uji reliabilitas dan validitas untuk mengetahui apakah soal yang dibuatnya tersebut valid atau tidak karena guru tidak mengetahui sama sekali mengenai cara menguji validitas dan reliablitias untuk setiap soalnya.

(71)

menjadi alat ukur yang efektif untuk mengukur kemampuan tes hasil belajar siswa.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar KD 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD?

2. Bagaimana validitas isi dan kontruk, tes hasil belajar KD 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD berdasar hasil penilaian ahli?

3. Bagaimana validitas tes hasil belajar KD 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD berdasar hasil ujicoba empiris?

4. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar KD 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD berdasar hasil ujicoba empiris?

(72)

6. Bagaimana daya beda tes hasil belajar KD 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD berdasar hasil ujicoba empiris?

(73)

52 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau dikenal dengan penelitian R&D (Research and Development). Sugiyono (2012: 297) menyatakan bahwa R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian R&D akan menghasilkan sebuah desain produk untuk diujicobakan. Penelitian ini mengembangkan produk berupa tes hasil belajar untuk mata pelajaran matematika kelas V SD. Soal tersebut mencakup materi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK, dan FPB.

(74)

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Borg and Gall.

Berikut adalah penjelasan mengenai sepuluh langkah-langkah penelitian menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298)

1. Potensi dan Masalah

(75)

2. Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up date, maka selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk. Informasi tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah yang ditemukan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tergantung pada permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar dan bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan adalah berupa desain produk baru yang sesuai dengan kebutuhan lapangan. Dalam penelitian ini akan menghasilkan desain produk berupa tes hasil belajar siswa yaitutes pilihan ganda yang terstandar.

4. Validasi Desain

(76)

untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat serta mengetahui kelemahan dan kelebihan pada produk yang dihasilkan.

5. Revisi Desain

Setelah melakukan desain produk, langkah selanjutnya yaitu memperbaiki desain produk dari kelemahan yang telah diketahui. Kelemahan yang ditemukan pada desain produk saat divalidasi oleh para ahli, selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Desain tersebut diperbaiki oleh peneliti sesuai dengan kritik dan saran dari para ahli.

6. Ujicoba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui kualitas desain produk yang dibuat. Uji coba produk dilakukan di lapangan pada subjek penelitian. 7. Revisi Produk

(77)

8. Ujicoba Pemakaian

Setelah dilakukan revisi produk, maka tahap selanjutnya adalah uji coba pemakaian produk yang sudah direvisi. Produk kembali diujicobakan kembali pada subjek yang lebih luas.

9. Revisi Produk

Revisi produk pada tahap ini merupakan tahap akhir dari revisi desain produk. Kelemahan yang masih ditemukan kemudian diperbaiki untuk terakhir kalinya. Dalam uji pemakaian, sebaiknya peneliti selalu melakukan evaluasi bagaimana kinerja produk.

10. Produk Masal

Hasil revisi terakhir adalah berupa produk jadi yang telah disempurnakan. Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian ini membahas tentang tempat penelitian, waktu penelitian, subyek penelitian, dan objek penelitian.

1. Tempat Penelitian

(78)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan, dimulai dari bulan Juni 2016 sampai bulan Januari 2017.

3. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Patalan Baru tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari dua kelas paralel yaitu kelas kelas A dan B. Kelas A terdiri dari 18 siswa dan kelas B terdiri dari 22 siswa dan siswa kelas V SD Negeri Piring yang berjumlah 20 siswa, sehingga, sampel yang digunakan peneliti sebanyak 60 siswa.

4. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar matematika materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

C. Prosedur Pengembangan

(79)

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4 Potensi dan Masalah

Analisis

Kebutuhan Wawancara

Pengumpulan Data

Hasil Wawancara

Desain Produk

SK-KD

Indikator

Kisi-kisi soal

Soal Validasi Desain

Ahli Guru

Revisi Desain Langkah 5

Uji Coba Produk Langkah 6

Revisi Produk Langkah 7

(4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk. Bagan pengembangan tes hasil belajar dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini:

(80)

Berikut ini adalah penjabaran dari tujuh langkah penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan peneliti:

1. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah merupakan tahapan awal dari penelitian menggunakan metode Research and Development. Dalam penelitian ini, masalah ditemukan peneliti dengan melakukan analisis kebutuhan kepada guru matematika kelas V di SD Negeri Piring. Analisis kebutuhan tersebut berupa wawancara yang dilakukan kepada guru. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas V, masalah dalam penelitian ini adalah guru membutuhkan contoh soal yang berkualitas baik yang meliputi validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, serta analisis pengecoh yang berfungsi baik yang sudah diuji dan diketahui kualitasnya. 2. Pengumpulan Data

(81)

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah perangkat soal tes hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini diawali dengan menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau SK-KD pada mata pelajaran matematika kelas V SD semester ganjil. Selanjutnya peneliti membuat indikator berdasarkan SK-KD tersebut kemudian membuat kisi-kisi soal yang sesuai indikator yang telah dibuat. Soal dibuat sebanyak 60 butir dengan menggunakan dimensi proses kognitif (mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta). Dalam pembuatan soal peneliti juga memperhatikan karakteristik butir soal antara lain (tingkat kesulitan, daya beda, dan analisis pengecoh). Tes hasil belajar dibuat oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan.

4. Validasi Desain

(82)

5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah desain produk tes hasil belajar divalidasi oleh ahli. Selanjutnya desain produk direvisi sesuai dengan kritik dan saran dari para ahli. Revisi dilakukan dengan tujuan memperbaiki kekurangan sehingga dapat menghasilkan alat ukur tes yang lebih baik dari sebelumnya.

6. Ujicoba Produk

Gambar

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian Relevan .....................................
Gambar 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan
Gambar 3.2 Bagan Pengembangan digunakan peneliti
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

kembali karya Emilio Pujol dan juga karya besar gurunya Frasisco Tarrega. Tahun 1946-1969 ia mengajar di Konservatorium Musik Lisbon dan. menjadi contoh sebuah lembaga

Dengan melihat kondisi Orang Rimba saat ini dalam menjalani kehidupan sosial budaya, program BTH merupakan program yang diberikan LSM KKI-WARSI untuk memberikan

Permasalahan yang timbul adalah pemberian Bank Garansi terbatas hanya pada nasabah yang mempunyai rekening dengan dana yang cukup saja, sedangkan bagi pengusaha yang

Telah dilakukan identifikasi bakteri penyebab infeksi nosokomial dari sampel urin pasien pengguna kateter yang di rawat inap pada bangsal saraf RSUP DR M.. Isolasi bakteri

Faktor penghambat yang ditemukan dilapangan adalah (1) faktor internal yaitu BPBD masih belum memiliki Standard Operation Procedure (SOP), Belum optimalnya Penggunaan

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya-Nya sehingga penyusunan laporan Pengalaman Praktik Lapangan (PPL)

belum pernah diadakan tes passing atas menggunakan metode latihan sentuhan ganda pada siswa putri peserta ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 1 Mandiraja. Dengan

rrlr or