Universitas Kristen Maranatha
PERBANDINGAN ANALISA BIAYA PENGGUNAAN
PELAT LANTAI BERONGGA DENGAN
PELAT LANTAI KONVENSIONAL
Bismel Qader Ansha Nrp : 9821066
Pembimbing : Maksum Tanubrata,Ir., MT
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
ABSTRAK
Perkembangan pesat penggunaan pelat lantai berongga dan pelat lantai
konvensional di Indonesia menunjukkan semakin beragamnya pilihan masyarakat dalam memilih jenis pelat lantai yang ingin digunakan sesuai selera dan kebutuhannya. Ditandai dewasa ini dengan banyaknya proyek berskala sangat besar (raksasa) yang dibangun oleh pemerintah, swasta, ataupun gabungan dari keduanya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proyek konstruksi, khususnya dalam hal pilihan dalam penggunaan jenis pelat lantai, yaitu dari segi biaya, waktu, peralatan, sumber daya manusia, bahan/material. Tetapi dipandang dari segi ekonomi faktor biaya sangat dominan dan mempunyai pengaruh yang besar pada pelaksanaan proyek konstruksi.Pekerjaan Estimasi didahului dengan mempelajari gambar kerja dan spesifikasi sehingga jumlah material yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan teliti dan kemudian ditentukan pilihan penggunaannya. Oleh karena itu dilakukan evaluasi terhadap kebutuhan dan harga satuan pekerjaan.
Data diperoleh dari proyek swasta yakni proyek pembangunan Gedung Pertemuan Komplek Grahapuspa di Jl. Sersan Bajuri Bandung
Setelah diperoleh data-data, kemudian dilakukan evaluasi kebutuhan dan harga satuan pekerjaan yang mengacu kepada peraturan yang dikeluarkan Dinas Bangunan Kota Bandung.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ……….i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ………..ii
ABSTRAK ………iii
PRAKATA ………....iv
DAFTAR ISI ……… vi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ………... ix
DAFTAR GAMBAR ………...x
DAFTAR TABEL ………...xii
DAFTAR LAMPIRAN ………..xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……. ………...1
1.2Maksud dan Tujuan Penelitian …...………...2
1.3Ruang Lingkup Pembahasan ……….3
1.4Sistematika Pembahasan ………...3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Pelat Lantai………...…...5
2.1.1 Pelat Lantai Berongga………...………...5
2.1.2 Pelat Lantai Konvensional...………...16
2.2 Material Pembentuk Pelat Lantai Berongga dan Pelat Lantai Konvensional……..……….21
Universitas Kristen Maranatha
2.2.2 Baja...………...……….24
2.3 Jenis – jenis Estimasi...…...………...27
2.4 Resiko dalam Estimasi………..…...………...30
2.5 Sumber Informasi untuk Estimasi...………...33
2.6 Etika dalam Proses Estimasi...……...…...……...34
2.7 Komponen Biaya Proyek...………….………34
2.7.1 Biaya Bahan atau Material ……..……….... 35
2.7.2 Biaya Upah Buruh ……….… ……...………..36
2.7.3 Biaya Peralatan ……….…...………...37
2.7.4 Biaya Lain – Lain ……….………..38
2.8 Estimasi Biaya Proyek Konstruksi…....………..…...42
2.8.1 Estimasi Pendahuluan atau Konseptual...………...………43
2.8.2 Estimasi Detail……... ...…...44
2.9 Rencana Anggaran Biaya.……... ...45
2.10 Analisis Biaya...…... ...46
2.11 Harga Satuan...…...47
BAB 3 STUDI KASUS 3.1 Data Umum Proyek...…...49
3.2 Data Teknis Proyek …..………...50
3.3 Penjelasan Persyaratan Teknis dan Bahan..…...54
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan...…... ...…66
4.1.1 Pelat Lantai Konvensional………...67
4.1.2 Pelat Lantai Berongga……….76
Universitas Kristen Maranatha
4.3 Penyusunan dan Evaluasi Rencana Anggaran Biaya...….83
4.5 Hasil dan Pembahasan ...….84
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...…88
5.2 Saran ...…89
DAFTAR PUSTAKA ...…90
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
h = tinggi l = lebar L = luas
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pencampuran adukan beton...8
Gambar 2.2 Proses penegangan (prestress)...8
Gambar 2.3 Batching Plan...9
Gambar 2.4 Mesin pemotong beton berongga...9
Gambar 2.5 Pemindahan pelat beton berongga ke lokasi proyek...10
Gambar 2.6 Struktur Open Frame...10
Gambar 2.7 Pelat beton yang telah terpasang...11
Gambar 2.8 Ukuran dan Tipe Pelat Beton Berongga...12
Gambar 2.9 Pelat Beton Berongga selesai dipotong...12
Gambar 2.10 Perletakan pada ring balok beton...13
Gambar 2.11 Perletakan pada ring balok profil baja...14
Gambar 2.12 Jenis Estimasi...30
Gambar 2.13 Pengumpulan Informasi...34
Gambar 2.14 Tahap penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)...46
Gambar 2.15 Diagram alir perhitungan estimasi biaya pelaksanaan proyek...47
Gambar 3.1 Denah Bangunan yang ditinjau...51
Gambar 3.2 Denah Pembalokan Lantai 2...52
Gambar 3.3 Denah Balok Dak Beton...53
Gambar 3.4 Suport tradisional.………..61
Gambar 3.5 Suport gelegar…… ………61
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Load Capacity of HCS Without Topping...15 Tabel 2.2 Load Capacity of HCS With Topping = 50 mm………...15 Tabel 2.3 Contoh Harga Satuan Pekerjaan Beton 1 : 2 : 3...48 Tabel 4.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Tertinggi Tahun 2006
Pembangunan Gedung Pertemuan Komp. Grahapuspa Bandung ...………...…79 Tabel 4.2 Perbandingan harga satuan pekerjaan Pelat Lantai
Konvensional (ready mix) dan Pelat Lantai Berongga……..83 Tabel 4.3 Perbandingan Rekapitulasi RAB pembangunan Gedung
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Denah Ekivalensi Beban Lantai 2………..…... ...…91 Lampiran 2 Denah Ekivalensi Beban Dak Beton……….………92
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemakaian beton sebagai material konstruksi terus mengalami peningkatan
dari waktu ke waktu. Untuk memenuhi kebutuhan beton tersebut dalam suatu
proyek konstruksi dapat dilakukan dengan pencampuran beton langsung di
lapangan, pemakaian beton ready mix atau pemakaian beton pracetak. Dari
alternatif di atas beton pracetak mempunyai kualitas yang paling baik, karena
proses produksi berlangsung di pabrik sehingga kualitasnya dapat dikontrol
Universitas Kristen Maranatha
2
Disamping kualitasnya, penggunaan beton pracetak mempunyai
keunggulan – keunggulan dibandingkan penggunaan beton secara konvensional,
antara lain :
- Waktu pelaksanaan konstruksi di lapangan dapat lebih cepat
- Tidak memerlukan sistem perancah
- Setelah dipasang langsung dapat dibebani
Dengan semakin majunya teknologi, beton pracetak dibuat secara
prategang dan dikenal dengan nama beton prategang pracetak. Beton prategang
pracetak ini digunakan antara lain untuk pelat lantai, dinding, pondasi tiang, dll.
Beton prategang pracetak mempunyai keunggulan – keunggulan tambahan
disamping keunggulannya sebagai beton pracetak antara lain :
- Lendutan dapat diperkecil hal ini dikarenakan adanya lawan lendut
akibat gaya prategang.
- Terhindarnya retak terbuka didaerah tarik, sehingga beton menjadi
lebih tahan korosi.
- Dimensi elemen struktur dapat diperkecil dengan adanya tambahan
gaya prategang.
Karena keunggulan – keunggulan tersebut pemakaian beton pracetak prategang
dalam dunia konstruksi semakin meningkat.
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian
Universitas Kristen Maranatha
3
1. Mengetahui tata cara dan proses pemasangan pelat beton berongga dan
pelat beton konvensional.
2. Membandingkan harga satuan pekerjaan antara pelat beton berongga
dengan pelat beton konvensional.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam Penulisan Tugas Akhir ini masalah yang akan dibahas dibatasi pada :
1. Proyek pembangunan Gedung Pertemuan Komp. Grahapuspa Bandung.
2. Proses pemasangan pelat lantai berongga dan pelat lantai konvensional.
3. Mengevaluasi harga satuan pekerjaan pelat beton berongga dengan pelat
beton konvensional (ready mix).
4. Pelat beton konvensional (ready mix) diganti dengan pelat beton berongga
tanpa mengubah konstruksi baloknya.
5. Desain konstruksi perletakan balok untuk pelat lantai berongga dan pelat
lantai konvensional tidak ditinjau.
1.4 Sistematika Pembahasan
Penulisan Tugas Akhir ini akan dibagi dalam 5 bab sebagai hasil dari
penelitian yang akan dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan : pada bab pendahuluan dirumuskan latar belakang masalah, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan serta sistematika
pembahasan.
Universitas Kristen Maranatha
4
Bab 3 Studi Kasus : menguraikan tentang pelaksanaan studi di lapangan yang mencantumkan data-data umum dan teknis proyek serta mengetahui tata
cara dan proses pemasangan untuk pengerjaan pelat lantai.
Bab 4 Analisis dan Pembahasan : setelah diperoleh data-data dari hasil studi di lapangan yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dilakukan analisis
data lengkap yang mengacu pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Tertinggi Tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Dinas Bangunan Kota
Bandung.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran : membahas kesimpulan yang didasarkan pada hasil analisis data dan saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil yang
diperoleh.
Universitas Kristen Maranatha 88
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan evaluasi volume dan harga satuan pada pembangunan
Gedung Pertemuan Komp. Grahapuspa Bandung, dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil perhitungan volume pada pekerjaan pelat lantai konvensional (ready
Universitas Kristen Maranatha
89 2. Jumlah Harga Total Pekerjaan pada penggunaan pelat lantai konvensional
(ready mix) untuk proyek pembangunan Gedung Pertemuan Komp.
Grahapuspa Bandung adalah sebesar Rp. 220.672.855,1. Sedang Jumlah
Harga Total Pekerjaan pada penggunaan pelat lantai berongga sebesar Rp.
149.809.430,3.
3. Untuk penggunaan pelat lantai berongga ada penambahan tulangan pada balok
yang memikul beban pada arah bentang panjang dan ada pengurangan
tulangan pada balok yang tidak memikul beban pada arah x. Hal ini
berdasarkan momen yang didapat lebih besar dari momen pelat lantai
konvensional.
5.2 Saran
1. Untuk pemasangan pelat lantai berongga pada suatu bangunan hendaknya
direncanakan dari awal proyek.
2. Untuk perhitungan lebih lanjut, biaya penambahan tulangan pada balok turut
DAFTAR PUSTAKA
1. Ervianto Wulfram I., (2002), Manajemen Proyek Konstruksi, ANDI, Yogyakarta.
2. PPU Cipta Karya., (2006), Analisa Harga Satuan Pekerjaan Tertinggi, Dinas Bangunan Provinsi Jawa Barat, Bandung.
3. Soeharto, Iman, (1995), Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta
4. Tanubrata, Maksum, (2002), Diktat Kuliah Analisa Biaya Proyek, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
5. Wangsadinata, Wiratman, (1971), Peraturan Beton Bertulang Indonesiat, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Jakarta