BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A.Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Dengan demikian kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan dengan akal (Koentjaraningrat, 1969: 76).
Kebudayaan mencakup pengertian sangat luas. Kebudayaan merupakan keseluruhan hasil kreativitas manusia yang sangat kompleks, didalamnya berisi struktur-struktur yang saling berhubungan, sehingga merupakan kesatuan yang berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan. Kebudayaan adalah sebagai sistem, artinya kebudayaan merupakan satuan organis, dan rangkaian gejala, wujud dan unsur-unsur yang berkaitan satu dengan yang lain (Widiarto, 2009: 10).
kebendaan yang masing-masing biasanya disebut sistem budaya atau adat istiadat, sistem sosial dan kebudayaan kebendaan. Koentjaraningrat juga mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Woro Aryandini, 2000: 8).
Dalam buku Soekmono yang berjudul Sejarah Kebudayaan Indonesia, dijelaskan bahwa manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat, tidak mungkin kedua-duanya dipisahkan. Ada manusia ada kebudayaan, tidak akan ada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya yaitu manusia. Kebudayaan ini tidak dapat seseorang memilikinya semata-mata oleh karena ia menjadi anak dari manusia tetapi ia harus belajar, ia harus berusaha untuk menjadikan kebudayaan itu miliknya. Karunia yang dilimpahkan kepada manusia untuk dapat mengajar, diajari dan belajar itu yang memungkinkan kebudayaan itu dapat berlangsung turun temurun (Soekmono, 1973: 9-10).
2. Tradisi
Tradisi merupakan warisan atau norma adat istiadat, kaidah-kaidah, harta-harta. Tetapi tradisi bukan suatu yang tidak dapat diubah. Tradisi justru diperpadukan dengan aneka ragam perbuatan manusia dan diangkat dalam keseluruhnnya. Manusia yang membuatkan ia yang menerima, ia pula yang menolaknya atau mengubahnya. Itulah sebabnya mengapa kebudayaan merupakan cerita perubahan-perubahan manusia yang selalu memberi wujud baru kepada pola-pola kebudayaan yang sudah ada (Van Reusen, 1992: 115).
Bagian yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adaya ini, suatu tradisi dapat punah. Selain itu tradisi juga dapat diartikan sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakat yang secara otomatis akan mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari para anggota masyarakat (Coomans, 1987: 73).
1. Upacara Tradisional
Salah satu tradisi masyarakat Jawa adalah upacara-upacara adat yang dikemas secara tradisional yang disebut upacara tradisional.
Salah satu bentuk kebudayaan yang dimiliki dan dikembangkan oleh masyarakat adalah upacara tradisional. Konsep upacara tradisional berkaitan erat dengan keberadaan lingkungan dimana masyarakat berdiam. Menurut koentjaraningrat, bahwa seluruh alam diliputi kekuatan gaib tertentu yang rupanya berada dalam segala hal. Kekuatan itu dianggap berada di luar kemampuan manusia. Sistem upacara merupakan suatu perwujudan dari religi yang memerlukan suatu pengamatan secara ilmiah dan khusus (Koentjaraningrat, 1981: 241).
Menurut Supanto upacara tradisional yaitu kegiatan sosial yang melibatkan para warga dalam mencapai tujuan keselamatan bersama. Upacara tradisional merupakan bagian yang integral dari kebudayaan masyarakat. Hal ini terwujud karena fungsi upacara tradisional bagi kebudayaan masyarakat. Penyelenggaraan upacara sangat penting artinya bagi masyarakat pendukungnya (Sunyata, 1996: 2).
Upacara tradisional yang berhubungan dengan leluhur. Upacara tradisi berhubungan erat dengan adanya harapan keselamatan dalam hidupnya, serta dijauhkan dari gangguan-gangguan makhluk halus dan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri
B.Peneltian Relevan
Berikut ini dikemukakan beberapa penelitian yang relevan dengan bahasan penelitan ini:
1. Sri Lestriningsih dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Upacara Malem Selikuran Terhadap Kebersamaan Masyarakat di Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Kesimpulan dari
penelitian tersebut antara lain bahwa kegiatan upacara malem selikuran tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat desa setempat karena sebagai warisan budaya nenek moyangnya yang selalu dijaga kelestariannya. Kegiatan upacara tersebut dapat meningkatkan perkonomian masyarakat, meningkatkan kebersamaan diantara mereka.
2. F. Hastutik dalam penelitian yang berjudul Pelaksanaan Tradisi "Selikuran" tahun 2011 di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten