PERBEDAAN KETERAMPILAN BERBICARA ATAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI
SKRIPSI
Diajukan sebagai Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Dian Siwi Lestari
111134204
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PERBEDAAN KETERAMPILAN BERBICARA ATAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI
SKRIPSI
Diajukan sebagai Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Dian Siwi Lestari
111134204
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur Alhamdulillah, peneliti persembahkan karya sederhana ini
kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan segala kenikmatan yang
tak terhingga dalam setiap langkah yang telah peneliti tempuh.
2. Bapak dan ibu tercinta atas kasih sayang, semangat, dan dukungannya.
3. Teman-teman PGSD 2011.
4. Sahabat-sahabat dan teman-temanku semua yang selalu memberikan semangat
dan kasih sayangnya.
v
MOTTO
“Jika kamu tidak mengejar apa yang kamu inginkan, maka kamu tidak akan
mendapatkannya. Jika kamu tidak bertanya maka jawabannya adalah tidak. Jika
kamu tidak melangkah maju, kamu akan tetap berada di tempat yang sama”
(Nora Robert)
“Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia
menyelesaikannya dengan baik”
(HR. Thabrani)
viii
ABSTRAK
PERBEDAAN KETERAMPILAN BERBICARA ATAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI
Dian Siwi Lestari Nim: 111134204
Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya penggunaan media dan rendahnya penggunaan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berbicara siswa atas penggunaan media gambar seri. Media gambar seri berupa gambar yang isinya berurutan untuk materi bercerita pengalaman kelas 3 SD.
Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental dengan desain non equivalent control group design. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Nogotirto dimana kelas IIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas IIIB sebagai kelas kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan posttest yang dilakukan dengan menggunakan kegiatan berbicara dengan materi menceritakan pengalaman yang telah diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang dilakukan terdiri dari penentuan hipotesis, mengorganisasi data, uji prasyarat analisis, uji selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen, uji paired t-test. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis adalah independent t-test yang dibantu dengan menggunakan Microsoft Excell dan Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Hasil analisis data menunjukkan mean selisih skor kelompok eksperimen lebih tinggi (Mean = 13,37: Standart of Error Mean: 2,283) dibandingkan dengan selisih skor kelompok kontrol(Mean = 10,04, S Standart of Error Mean: 2,307). Dari hasil uji independent t-test selisih skor diperoleh t(51) = -1,027, p value > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan keterampilan berbicara atas penggunaan media gambar seri.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan signifikan atas penggunaan media gambar seri terhadap keterampilan berbicara siswa.
ix
ABSTRACT
THE DIFFERENCE OF SPOKEN SKILL USE MEDIA OF SERIAL PICTURES
Dian Siwi Lestari NIM: 111134204
This research had background by the lack of the used media usage and low level use of Indonesian language to communicate. This research had aim to know the difference spoken skill of students used media of serial pictures. The media of serial pictures were pictures which contain pictures in a certain order for story material of experience in the third grade of elementary school.
This research was quasi experimental research with design of non equivalent control group design. The population and sample in this research was the third grade students of Nogotirto elementary school where the III A class as experiment class and the IIIB class as control class. The data of this research was obtained by pretest and posttest result which done used spoken activity with material of telling about experience which had been tested by validity, reliability, and its difficulty level. The techniques of collection data used documentation and interview procedural. Data analysis technique used consists of the determination of the hypothesis, organize data, test the prerequisite analysis, test score difference between the control class and the experimental test, and paired t-test. The technique of data analysis to test the hypothesis was independent t-test which was helped using Microsoft Excell and spss. The data analysis result showed that score difference of experiment class was high (Mean = 13,37: Standart of Error Mean: 2,283) compared by posttest score of control class (Mean = 10,04, S Standart of Error Mean: 2,307). the result from an independent t-test the difference in score obtained t(51) = -1,027, p value > 0,05 so that it could be said that there was no significant difference in spoken skills for the use of media serial pictures.
The conclusion of this research there was no significant difference used
media of serial picture in the students’ spoken skill.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia dan
hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Perbedaan Keterampilan Berbicara Atas Penggunaan
Media Gambar Seri” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Skripsi ini selesai tidak lepas
dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segenap hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., Ketua Porgram Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan semangat, ilmu dan inspirasi dalam proses pembuatan karya
ilmiah ini.
5. Th. Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum., Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan banyak bantuan, semangat dan saran yang membangun dalam
karya ilmiah ini.
6. Suprayana, S.Pd., Kepala Sekolah SD Negeri Nogotirto yang telah memberikan
dukungan serta ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SD Negeri
Nogotirto.
7. Sugiyatmini, S.Pd., guru kelas IIIA SD Negeri Nogotirto yang telah bekerja
sama serta memberikan waktu dan tenaga sebagi guru mitra dalam penelitian
kolaboratif.
8. Mulyani, S.Pd., guru kelas IIIB SD Negeri Nogotirto yang telah bekerja sama
serta memberikan waktu dan tenaga sebagai guru mitra dalam penelitian
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO...……….. ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Definisi Operasional ... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 8
a. Keterampilan Berbahasa ... 8
b. Keterampilan Berbicara ... 9
c. Media Pembelajaran ... 13
d. Media Gambar Seri ... 17
B. Penelitian yang Relevan ... 18
C. Kerangka Berpikir ... 24
D. Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Desain Penelitian ... 25
C. Setting Penelitian ... 26
D. Variabel Penelitian ... 28
E. Populasi dan Sampel ... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ... 30
G. Instrumen Pengumpulan Data ... 32
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 36
I. Teknik Analisis Data ... 49
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian... 63
B. Hasil Penelitian ... 66
C. Pembahasan ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 91
B. Keterbatasan Penelitian ... 91
C. Saran…. ... 92
DAFTAR REFERENSI ... 93
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Nama Halaman
3.1 Waktu penelitian 27
3.2 Kisi-kisi instrument pretest dan posttest sebelum validasi 33 3.3 Deskripsi masing-masing aspek penilaian 33 3.4 Daftar pertanyaan wawancara 35 3.5 Kriteria kelayakan instrumen 38 3.6 Rekap penilaian silabus 42 3.7 Rekap penilaian RPP kelas kontrol dan eksperimen 43 3.8 Rekap penilaian soal pretest dan posttest 43 3.9 Rekap penilaian untuk rubrik 44 3.10 Hasil validasi instrumen 46 3.11 Kriteria koefisien reliabilitas 47 3.12 Hasil perhitungan reliabilitas 48 3.13 Hasil uji indeks kesukaran 48 3.14 Kisi-kisi instrumen pretest dan posttest setelah validasi 49 3.15 Kriteria pengujian effect size 60 3.16 Jadwal penelitian 61 4.1 Kegiatan saat penelitian 64 4.2 Statistik deskriptif data penelitian 66 4.3 Skor pretest dan posttest 67 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pretest Kelompok
Kontrol
69
4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Eksperimen
70
4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pretest 73 4.7 Hasil Perhitungan Uji Independentt-test Skor Pretest 75 4.8 Statistik deskriptif selisih skor krlompok kontrol dan
eksperimen
76
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Nama Halaman
2.1 Media gambar seri 17 2.2 Bagan literatur map penelitian 22 3.1 Desain Penelitian 26 3.2 Rumus Korelasi Product Moment 46
3.3 Rumus Lavene’s test 53
3.4 Rumus Independent t-test 58 3.5 Rumus Effect Size 59 3.6 Rumus Koefisien Determinasi 60 4.1 Diagram peningkatan skor pretest dan posttest kelompok
kontrol dan eksperimen
67
4.2 P-P Plot (kiri) dan Histogram (kanan) Skor Pretest kelompok Kontrol
71
4.3 P-P Plot (kiri) dan Histogram (kanan) Skor Pretest kelompok Eksperimen
72
4.4 P-P Plot (kiri) dan Histogram (kanan) data selisih kelompok kontrol
78
4.5 P-P Plot (kiri) dan Histogram (kanan) data selisih skor kelompok eksperimen
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Nama Halaman
1 Surat Penelitian 97
2 Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol Sebelum Validasi 100 3 Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen
Sebelum Validasi 133
4 Contoh Instrument Pretest dan Posttest Sebelum Validasi 177 5 Contoh Komentar Validasi 179 6 Contoh Instrumen Sesudah Validasi 198 7 Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol Sesudah Validasi 200 8 Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen Sesudah
Validasi 233
9 Hasil Validasi Muka 267 10 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Validitas Konstruk 270 11 Contoh Hasil Pekerjaan Pretest Siswa Kontrol 274 12 Contoh Hasil Pekerjaan Posttest Siswa Kontrol 279 13 Contoh Hasil Pekerjaan Pretest Siswa Eksperimen 284 14 Contoh Hasil Pekerjaan Posttest Siswa Eksperimen 289 15 Tabulasi Analisis Validitas Konstruk 294 16 Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest Kontrol 298 17 Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest Eksperimen 301 18 Analisis Skor Pretest dan Posttest Kontrol dan Eksperimen 304
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan penelitian
ini. Bab I membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
definisi operasional.
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
sudah ada sejak menginjak bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Mata
pelajaran bahasa Indonesia dianggap penting karena bahasa memiliki peran
penting dalam perkembangan intelektual, perkembangan sosial dan emosional
siswa serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
studi yang ada di sekolah (BNSP, 2006: 119). Bahasa Indonesia dijadikan sebagai
mata pelajaran dan alat untuk berkomunikasi.
Bahasa Indonesia selain menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah juga
memiliki dua tugas yang lain. Dua tugas dari bahasa Indonesia yakni sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara atau bahasa resmi sehingga memberikan
dampak bagi siswa yang masih dalam awal penguasaan kaidah bahasa Indonesia
(Suyatno, 2010: 7). Suyatno (2010: 7) juga menjelaskan bahwa siswa harus
menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah, siswa juga harus
menghadapi masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia secara bebas dalam
masyarakat menjadi tempat sehari-hari siswa untuk hidup sehingga lebih banyak
terpengaruh lingkungannya. Permasalahan penggunaan bahasa di Indonesia yang
baik dan benar semakin mengalami degradasi dilihat pada rendahnya siswa dan
guru dalam melakukan interaksi di kelas serta rendahnya hasil ujian nasional
bahasa Indonesia untuk siswa dan ujian kemahiran untuk guru (Kompas, 2009).
Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat memberikan pencerahan
bagi siswa agar ia mampu mengenali dirinya, budayanya bahkan budaya orang
lain (BNSP, 2006: 119). Budaya dan lingkungan dapat berpengaruh terhadap
pemerolehan bahasa itu sendiri karena pemerolehan bahasa pertama didapatkan
dari lingkungan (Sunendar, 2008: 77). Bahasa yang diperoleh dari lingkungan
itulah yang dapat membantu siswa mengenali lingkungannya. Seseorang yang
telah memperoleh bahasa pertama maka selanjutnya akan mengalami
pemerolehan bahasa kedua melalui pembelajaran bahasa di sekolah. Pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah mengarahkan siswa agar dapat berkomunikasi dengan
baik dan dapat memberikan apresiasi pada karya sastra (BNSP, 2006: 119).
Mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah, memiliki beberapa aspek
keterampilan. Aspek-aspek tersebut meliputi keterampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain
(Nurjamal,2011: 2). Salah satu aspek yang memiliki peranan penting adalah aspek
keterampilan berbicara karena dengan berbicara seseorang dapat menyampaikan
informasi ataupun gagasannya. Keterampilan berbicara membutuhkan
3
gagasannya atau pendapatnya, sehingga orang lain mau mendengarkan dan
memahami tentang apa yang disampaikan (Sunendar, 2008: 241).
Berbicara merupakan bentuk komunikasi sehingga terampil berkomunikasi
tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi juga dapat menggunakan bahasa secara
tepat dalam berbagai situasi. Pembicara hendaknya menguasai lafal, struktur dan
kosakata yang bersangkutan sehingga berbicara dapat dilakukan dengan baik dan
benar (Nurgiantoro, 2001: 276). Pembicara juga harus menguasai apa yang akan
disampaikan dan memahami seseorang yang menjadi lawan bicaranya
(Nurgiantoro, 2001: 276). Siswa hendaknya mampu menggunakan keterampilan
berbicaranya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik sehingga dapat
berkomunikasi dengan lancar.
Bentuk-bentuk tes kemampuan berbicara di sekolah antara lain pembicaraan
berdasarkan gambar, wawancara, bercerita, pidato dan diskusi (Nurgiantoro,
2001: 278- 291). Tes kemampuan berbicara dapat dilakukan dengan memberikan
rangsangan kepada siswa. Perkembangan teknologi yang semakin berkembang,
mendorong guru agar dapat memanfaatkan teknologi yang ada untuk merangsang
siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah (Arsyad, 2007: 2). Salah satu
pemberian rangsangan kepada siswa dalam kegiatan berbicara adalah
menggunakan media gambar susun (Nurgiantoro, 2011: 289). Media dikenal
sebagai salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajraan.
Penggunaan media juga disesuaikan dengan kondisi dan materi yang akan
Media pembelajaran menurut Briggs (1975) adalah alat yang dapat digunakan
untuk menyampaikan isi pembelajaran yang dapat berupa buku, tape recorder,
kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar,
grafik, televisi dan komputer (dalam Arsyad, 2010: 4). Media gambar dapat
digunakan untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang
bersifat abstrak menjadi konkret. Media gambar dapat membantu siswa dalam
memahami isi materi pembelajaran.
Guru dituntut untuk menciptakan situasi belajar yang menarik dan
menyenangkan sehingga ketertarikan siswa dalam belajar menjadi bertambah.
Guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran atau
hanya berpedoman pada buku pelajaran . Kecenderungan guru yang menggunakan
metode ceramah, membuat siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
Suadnyana (2014: 2) menjelaskan bahwa salah satu masalah dunia pendidikan
adalah lemahnya kegiatan pembelajaran yang mengarahkan pembelajaran
bersumber pada guru sehingga membuat siswa menjadi malas dan kurang
berkomunikasi dan kemampuan untuk berkomunikasi di lingkungan menjadi
kurang optimal (dalam Jurnal PG-PAUD, 2014: 2). Kurangnya penggunaan media
dan lemahnya guru dalam mengembangkan media pembelajaran yang dapat
menarik perhatian siswa juga diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya
mutu belajar (Danim, 2010: 1).
Penggunaan media dapat dijadikan sebagai perantara atau alat bantu dalam
kegiatan berbicara bagi siswa misalnya siswa diminta untuk menceritakan
bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu tahun atau seribu mil dalam” (Anitah,
2012: 8). Siswa dapat berlatih berbicara dengan menggunakan alat bantu media
gambar sehingga apa yang ia sampaikan dapat melihat dari gambar. Siswa juga
dapat berbicara secara luas karean dapat berimajinasi. Anitah (2012: 8) juga
menjelaskan bahwa gambar dapat menunjukkan kepada pembaca tentang suatu
tempat, orang, dan segala sesuatu. Gambar dapat membantu seseorang dalam
menyampaikan sesuatu dalam bentuk lisan. Kelebihan dari media gambar sendiri
menurut Anitah (2012: 9) antara lain (1) dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke
dalam bentuk yang lebih konkret, (2) banyak tersedia di buku, (3) mudah dipakai
dan tidak membutuhkan banyak peralatan, (4) relatif tidak mahal, (5) dapat
dipakai di berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi. Penelitian ini ingin melihat
perbedaan keterampilan berbicara atas penggunaan media gambar seri pada siswa
kelas III di Sekolah Dasar.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini mengungkapkan beberapa masalah yang menjadi dasar
munculnya penelitian ini antara lain:
1. Rendahnya penggunaan bahasa Indonesia untuk berinteraksi.
2. Kurangnya penggunaan alat peraga atau media dalam kegiatan pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Dari masalah tersebut, peneliti membatasi masalah agar permasalahan yang
dianalisa dapat terarah sesuai dengan sasaran dan tujuan yang diharapkan.
Penelitian ini hanya terbatas meneiliti seberapa perbedaan keterampilan berbicara
Negeri Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Subjek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2014/ 2015.
Objek penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri
Nogotrtirto tahun ajaran 2014/ 2015.
D. Rumusan Masalah
Dilandasi atas latar belakang masalah tersebut, masalah pada penelitian ini
dirumuskan “Apakah ada perbedaan keterampilan berbicara atas penggunaan
media gambar seri?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keterampilan berbicara atas
penggunaan media gambar seri.
F. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa
a) Meningkatkan keterampilan berbicara siswa, b) Meningkatkan minat siswa
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri.
2. Guru
a) Meningkatkan kratifitas guru dalam kegiatan pembelajaran, b) Memudahkan
3. Sekolah
Mempunyai tambahan koleksi buku atau referensi bermanfaat bagi sekolah
tentang media pembelajaran.
4. Peneliti
Memperoleh pengetahuan baru mengenai penggunaan media gambar seri
dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional dilakukan agar tidak menimbulkan pertanyaan atau
perbedaan penafsiran istilah yang dikemukakan dalam penelitian ini. Adapun
definisi operasional yang diambil oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
dilakukan secara lisan.
2. Media gambar adalah media pembelajaran yang berbentuk gambar yang dapat
membantu siswa memahami materi.
3. Media gambar seri adalah sebuah media gambar yang berurutan yang memiliki
8
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II merupakan berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini,
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, serta hipotesis penelitian. Kajian
pustaka membahas tentang topik-topik yang berhubungan dengan penelitian ini.
Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
dan berhubungan dengan penelitian ini. Kerangka berpikir merupakan rumusan
dari konsep yang didapat dari berbagai tinjauan teori. Hipotesis penelitian
merupakan dugaan sementara yang terjadi pada penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka membahas tentang teori-teori yang mendukung penelitian ini
serta penelitian-penelitian relevan yang pernah dilakukan.
1. Teori yang Mendukung
Teori yang mendukung dalam penelitian ini meliputi teori keterampilan
berbahasa, keterampilan berbicara, media gambar dan media gambar seri.
a. Keterampilan berbahasa
Pembelajaran bahasa Indonesia diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan sesama baik secara lisan maupun
tertulis (BNSP, 2006: 119). Siswa diharapkan dapat menghargai sastra dan
mengapresiasikannya. Ruang lingkup pelajaran bahasa Indonesia mencakup
beberapa kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek
Komponen kemampuan berbahasa menuntut siswa agar dapat berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia yang memanfaatkan keempat aspek kemampuan
berbahasa (Sufanti, 2010: 14).
b. Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara membahas mengenai pengertian keterampilan
berbicara, bentuk tes keterampilan berbicara, tujuan berbicara dan
kesulitan-kesulitan dalam berbicara.
1) Pengertian Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa secara
lisan. Berbicara berkaitan dengan memberi dan menerima informasi atau
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Berbicara merupakan kegiatan
berbahasa yang dilakukan oleh manusia setelah kegiatan (Nurgiantoro, 2001:
276). Daeng Nurjamal (2011: 4) juga menjelaskan bahwa berbicara itu merupakan
kemampuan seseorang dalam mengungkapkan gagasan atau pikirannya dalam
bentuk lisan kepada orang lain. Sunendar (2008: 241) mengatakan bahwa
keterampilan berbicara merupakan keterampilan seseorang dalam menghasilkan
bunyi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pendapat atau gagasannya
kepada orang lain.Seseorang dapat berbicara menyampaikan gagasannya kepada
orang lain. Ngalimun dan Alfulaila (2014: 10) menyatakan bahwa berbicara
merupakan suatu kegiatan seseorang dalam berbahasa lisan secara prosuktif
dengan mengekspresikan gagasan dan pemikiran untuk diungkapkan kepada
keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
berkaitan dengan bahasa lisan dalam mengungkapkan sesuatu kepada orang lain.
Berbicara memerlukan penguasaan lambang bunyi sehingga dalam
pengucapannya benar (Nurgiantoro, 2001:276). Kebelum matangan dalam
perkembangan bahasa akan berpengaruh terhadap lambatnya kegiatan berbahasa
ada seseorang. Tarigan (2013: 3) menjelaskan bahwa kebelummatangan dalam
perkembangan bahasa merupakan keterlambatan kegiatan seseorang dalam
berbahasa. Keterampilan berbicara sangat dibutuhkan khususnya untuk
berkomunikasi secara efektif.
2) Bentuk-bentuk tes keterampilan berbicara
Adapun beberapa macam tes yang dapat digunakan dalam kegiatan
keterampilan berbicara sebagai berikut:
a) Pembicaraan berdasarkan gambar
Gambar dapat dijadikan sebagai media atau perantara bagi siswa dalam
mengungkapkan kemampuan berbahasanyadengan melihat gambar. Rangsang
gambar dapat digunakan pada siswa yang memiliki kemampuan berbahasa lebih
tinggi dengan menyesuaikan kualitas gambar (Nurgiantoro, 2001: 278).
Keterampilan berbicara siswa dapat dilihat dengan meminta siswa untuk
menceritakan gambar. Pemberian tugas yang bersifat pragmatik atau tes yang
mengedepankan keterampilan berbahasa juga dapat dilakukan seperti dalam
memilih gambar menggunakan gambar yang berisi sebuah aktivitas atau
dapat berupa satu gambar atau rangkaian gambar yang berurutan sehingga siswa
mudah dalam memahami isi gambar.
Nurgiantoro (2001: 280) menjelaskan bahwa dalam pemberian tugas-tugas
pragmatik untuk keterampilan berbicara siswa berdasarkan gambar dapat
dilakukan dengan cara pemberian pertanyaan dan bercerita. Siswa dapat diberikan
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar. Pertanyaan dibuat sebagaimana
mestinya sehingga siswa dapat mengungkapkan pemahamannya berdasarkan
gambar. Keterampilan berbicara dengan bercerita ataupun bercerita menggunakan
gambar dapat memberikan kebebasan kepada siswa sehingga siswa dapat
berimajinasi dan mengembangkan gagasannya. Siswa juga dapat mengungkapkan
apa saja yang ia lihat maupun rasakan.
b) Wawancara
Sunendar (2008: 281) menjelaskan bahwa wawancara merupakan teknik yang
paling banyak digunakan untuk menilai keterampilan berbicara seseorang dalam
suatu bahasa, khususnya bahasa asing yang dipelajarinya. Kegiatan wawancara
dilakukan dengan bertanya jawab antara dua pihak sehingga terjadilan
percakapan. Percakapan itulah salah satu bentuk keterampilan berbicara.
3) Tujuan berbicara
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi (Tarigan, 2013 :16).
Sunendar (2008: 242-243) menjelaskan tujuan keterampilan berbicara akan
mencakup pencapaian hal-hal antara lain (1) memudahkan dalam berbicara
karena siswa akan mendapatkan banyak kesempatan untuk berlatih berbicara, (2)
menerus, maka saat berbicara siswa dapat melakukan dengan tepat dan jelas, (3)
kegiatan berbicara menekankan seseorang agar bertanggung jawab atas apa yang
sudah diucapkan, (4) berbicara dapat membentuk pendengaran yang kritis karena
seseorang akan menyimak orang yang sedang berbicara agar dapat mengevaluasi
isi dari pembicara, (5) berbicara dapat membentuk kebiasaan karena dengan
melakukan kegiatan berbicara berarti seseorang melakukan interaksi dan
dilakukan setiap hari. Tujuan-tujuan berbicara tersebut dapat tercapai apabila
progarn pengajaran yang dilaksanakan juga mengaktifkan siswa dalam kegiatan
berbicara. Siswa diajak untuk aktif dalam kegiatan berbicara sehingga
kemampuan berbicaranya dapat berkembang.
4) Kesulitan-kesulitan berbicara
Sunendar (2008: 263) menjelaskan beberapa hal yang dapat dapat menjadi
kesulitan-kesulitan berbicara yang dialami oleh guru maupun siswa antara lain
(1) Distorsi fonem atau permasalahan dalam mengucapkan artikulasi, (2) Masalah
gagap yang dialami oleh seseorang, (3) Kecepatan dalam berbicara, (4) Kesulitan
pendengaran dan (5) Masalah lain yang menyimpang sebagai contoh siswa yang
berbicara sendiri dengan suara keras atau lirih.
5) Penilaian dalam keterampilan berbicara
Tarigan (2013: 28) memberikan penjelasan bahwa evaluasi pembelajaran
keterampilan berbicara memiliki beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara
lain bunyi-bunyi atau artikulasi diucapkan dengan tepat, pola intonasi, ketepatan
ucapan yang mencerminkan pemahaman, urutan kata-kata yang diucapkan,
penilaian dalam keterampilan berbicara yakni intonasi, pilihan kata, kelancaran,
dan pemahaman. Penilaian keterampilan berbicara dibuat dengan memperhatikan
beberapa aspek penilaian yang telah dijabarkan menyesuaikan indikator dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu kelancaran berbicara, kejelasan
artikulasi, intonasi, ketepatan pemahaman, kelogisan alur cerita, dan ekspresi
wajah. Kelancaran berbicara terlihat apabila siswa lancar dalam berbicara dan
mampu menyampaikan kalimat. Kejelasan artikulasi dilihat saat siswa mampu
mengucapkan bunyi atau suku kata dengan jelas. Intonasi yang semakin jelas dan
keras menunjukkan jika siswa percaya diri dengan yang diceritakan. Ketepatan
pemahaman dilihat pada saat siswa memahami tema atau gambar yang diberikan
oleh guru. Kelogisan alur cerita terlihat saat siswa mampu menceritakan gambar
seri sesuai dengan urutannya sehingga cerita yang disampaikan berurutan.
Penelitian ini menambah satu indikator penilaian yakni ekspresi wajah. Ekspresi
wajah ditambahkan ke dalam penilaian karena ekspresi merupakan salah satu
indikator penilaian untuk menilai aspek psikomotorik sesuai dengan indikator
yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Media Pembalajaran
1) Pengertian Media
Media merupakan alat atau bahan yang dapat menciptakan kondisi belajar
yang memungkinkan siswa dalam mendapatkan pengetahuan, informasi,
keterampilan dan sikap (Anitah, 2012: 6). Association for Educational
Communication and Technology (AECT) mengatakan bahwa media merupakan
Sutjipto, 2011: 8). Istilah media dapat dikatakan sebagai perantara atau alat yang
digunakan untuk menyampaian atau menyalurkan informasi dalam kegiatan
belajar mengajar (Sutjipto 2011: 7). Media dapat dikatakan sebagai alat bantu
dalam menyalurkan informasi dan pengetahuan. Media dijadikan sebagai salah
satu peralatan yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media juga
dapat membantu guru untuk menjelaskan materi-materi yang akan disampaikan
agar siswa dapat lebih paham.
2) Fungsi dan kegunaan media
Levie & Lentz (1982) mengemukakan bahwa media pendidikan memiliki
empat fungsi yaitu: fungsi atensi, afektif, kognitif dan kompensatoris (dalam
Arsyad, 2011: 16). Levie & Lentz (1982) dalam (Arsyad, 2010: 16) menjelaskan
bahwa (a) fungsi atensi berarti menarik perhatian siswa untuk lebih mengarah dan
konsentrasi pada pelajaran, (b) fungsi afektif dapat dilihat dari minat siswa dalam
menikmati media yang digunakan, (c) fungsi kognitif terlihat dari tercapainya
sebuah tujuan pembelajaran seperti kegiatan memahami dan mengingat informasi
yang didapatkan dari pelajaran yang diterima dan (d) fungsi kompensatoris dapat
terlihat dari penggunaan media sendiri dalam memberikan konteks pemahaman
kepada siswa dan membantu siswa dalam mengorganisasikan informasi dan teks
untuk diingat kembali.
Kemp & Dayton (1985), menerangkan bahwa media pembelajaran dapat
memenuhi tiga fungsi utama apabila media digunakan untuk perorangan,
kelompok, atau kelompok pendengar yang jumlahnya besar (dalam Arsyad, 2010:
mengenai fungsi media antara lain (a) memotivasi minat atau tindakan siswa
dalam belajar, memberikan informasi kepada siswa, dan memberikan intruksi atau
perintah dapat dilakukan oleh guru dengan dapat menyajikan dalam bentuk
drama atau hiburan. Kegiatan tersebut diharapkan siswa menjadi lebih minat dan
tertarik untuk mengikuti pelajaran. (b) Fungsi memberikan informasi berarti
media dijadikan sebagai alat untuk menyajikan informasi untuk peserta didik.
Penyajian informasi sendiri dapat berbentuk hiburan, drama atau motivasi yang
lain. Siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam mengikuti pelajaran. (c)
Fungsi memberikan instruksi berarti dalam penyajian media maka memerlukan
keterlibatan dari siswa itu sendiri. Siswa terlibat dalam aktivitas agar guru dalam
menyiapkan instruksi atau perintah menjadi lebih mudah dan efektif. Keterlibatan
siswa akan membawa siswa dalam mendapatkan pengalaman dari aktivitas yang
dilakukan.
3) Media Gambar
Media pembelajaran ada bermacam-macam salah satunya adalah media
gambar. Gambar dapat menunjukkan kepada siswa tentang suatu tempat, orang,
dan segala sesuatu dari daerah yang jauh dari jangkaun pengalaman siswa sendiri
(Anitah, 2012: 8). Gambar dapat memberikan gambaran tentang sesuatu hal yang
bersifat abstrak sehingga dapat konkretkan ataupun gambar yang kurang dapat
dijangkau oleh mata. Alwi, dkk (2002: 239) mengatakan bahwa gambar adalah
suatu coretan di kertas yang menirukan suatu barang (dalam Sufanti, 2010: 70).
Smaldino, dkk (2008) mengatakan bahwa gambar atau fotografi dapat
mengatakan bahwa gambar dapat digunakan untuk mengalihkan pengalaman
belajar siswa ke dalem bentuk konkret (dalam Anitah 2012: 8).
Hal yang sulit dijelaskan menggunakan kata-kata dapat dibantu
menggunakan gambar. Sebagai contoh guru yang akan menjelasakan tentang
bencana banjir menggunakan gambar sehingga siswa akan lebih mudah
menangkap gambar daripada uraian guru dengan kata-kata. Berbagai pengertian
para ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa gambar adalah sesuatu yang diwujudkan
dalam bentuk visual yang menggambarkan sesuatu hal dan dapat membantu
menkonkretkan hal yang abstrak. Gambar juga mudah diperoleh dari buku,
majalah, koran, buletin, dan lain-lain (Anitah, 2012: 9). Gambar juga mudah
dijumpai pada buku pelajaran di sekolah.
4) Ciri-ciri gambar yang baik
Anitah (2012: 10) menjelaskan mengenai ciri-ciri gambar yang baik adalah
(1) cocok dengan tingkatan umur dan kemampuan siswa, (2) bersahaja dalam arti
tidak terlalu kompleks, karena dengan gambar siswa akan mendapatkan gambaran
yang pokok. Jika gambar terlalu kompleks, perhatian siswa akan terbagi dan
bagian terpenting terkadang tidak tertangkap, (3) realistis, maksudnya gambar itu
seperti benda yang sebenarnya, (4) gambar dapat dipergunakan dengan tangan
karena gambar dapat dipegang oleh siswa.
5) Manfaat media gambar
Anitah (2012: 9-10) menjelaskan beberapa manfaat (a) gambar dapat
menimbulkan ketertarikan siswa karena gambar yang berwarna akan menarik
gambar dapat membantu mengkonkretkan hal yang abstrak, (c) gambar dapat
menjelaskan hal-hal yang penting karena melalui gambar hal-hal yang penting dan
kecil dapat dijelaskan dengan gambar, (d) gambar menyingkat uraian yang
panjang karena dapat ditunjukkan dengan gambar.
6) Kelebihan media gambar
Anitah (2012: 9) menjelaskan kelebihan media gambar antara lain (a) bersifat
konkret yaitu dapat menjelaskan hal yang abstrak menjadi konkret, (b) banyak
tersedia di buku atau majalah, (c) mudah digunakan karena praktis untuk dibawa,
(d) murah dan mudah didapatkan, (e) dapat digunakan untuk berbagai mata
pelajaran.
7) Kelemahan media gambar
Anitah (2012: 9) juga menjelaskan mengenai beberapa kelemahan media
gambar antara lain (a) terdapat gambar yang terlalu kecil untuk ditunjukkan di
kelas sehingga tidak semua siswa dapat melihat gambar dengan jelas, (b) gambar
mati atau dua dimensi membutuhkan dimensi ketiga untuk dapat ditunjukkan sisi
lain yang berbeda, (c) gambar tidak dapat menunjukkan gerak karena gambar
merupakan benda mati, dan (d) tidak semua siswa dapat menginterpretasikan dan
membaca gambar.
d. Media Gambar Seri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 1049) media gambar seri
adalah gambar dengan cerita yang memiliki keterkaitan atau berurutan.
Suadnyana (2014) mengemukakan bahwa gambar seri yaitu berupa gambar yang
PG-PAUD, 2014: 3). Nurgiantoro (2001: 405-406) juga menjelaskan bahwa gambar
yang potensial untuk tes pragmatik yaitu gambar yang berisi aktivitas atau
memiliki maksud dan tujuan tertentu.
Gambar 2.1 Media gambar seri
Gambar 2.1 merupakan salah satu contoh gambar seri yang berisikan sebuah
kegiatan menanam tanaman. Media gambar seri tersebut dapat digunakan dalam
kegiatan belajar tema menceritakan pengalaman. Guru dapat menjelaskan materi
tersebut untuk menjelaskan cara bercerita pengalaman dalam kegiatan menanam
tanaman. Media ini terdapat dalam selembar kertas dan sudah tersusun urut.
B. Penelitian yang Relevan
Suadnyana (2014) melakukan sebuah penelitian dengan judul “Penerapan
Metode Bercerita Berbantuan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B TK Putra Sesana Antiga
Karangasem”. Penelitian tesebut bertujuan untuk mengetahui peningkatan
keterampilan berbicara anak melalui penerapan metode bercerita berbantuan
media gambar seri pada kelompok B Semester 2 TK Satu Atap Putra Sesana
Antiga Karangasem tahun ajaran 2013/ 2014. Penelitian ini termasuk penelitian
Sesana Antiga Karangasem tahun ajaran 2013/ 2014. Teknik pengumpulan yang
digunakan adalah observasi dan instrument lembar observasi. Analisis data
dilakukan dengan statistic deskriptif dan deskiptif kuantitatif. Analisis data
dilakukan dengan membandingkan hasil dari siklus I dan siklus II. Siklus I
menunjukkan bahwa pencapaian keterampilan berbicara sebesar 42% atau dalam
kategori sangat rendah. Siklus II menunjukkan pencapaian keterampilan berbicara
sebesar 87,78% dengan kategori tinggi. Kesimpulan dari penelitian tersebut
adalah menerapkan metode bercerita berbantuan media gambar seri dapat
meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok B Semester 2 TK Satu Atap
Putra Sesana Antiga Karangasem tahun ajaran 2013/ 2014. Penelitian yang
dilakukan oleh Suadnyana (2014) relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti karena dalam penelitian tersebut menggunakan media gambar seri
sebagai dasar untuk berpijak dan membahas tentang keterampilan berbicara yang
juga akan menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini.
Prasetyarini (2010) juga melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan
Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita Siswa Kelas III
Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) penggunaan
media gambar seri, (2) mendeskripsikan hambatan yang dihadapi guru dalam
melaksanakan pembelajaran bercerita, (3) mendeskripsikan hasil belajar siswa
tentang kemampuan bercerita di kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, angket atau kuesioner, dan teknik pengujian. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
siklus, (2) kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan kegiatan bercerita
adalah ukuran gambar uang digunakan kurang maksimal, dan (3) dengan
menggunakan serangkaian gambar, hasil belajar siswa meningkat secara
signifikan. Peneliti mengambil penelitian ini sebagai salah satu penelitian yang
relevan karena penelitian ini juga menggunakan media gambar seri sebagai dasar
untuk berpijak dan membahas tentang keterampilan berbicara di kelas III yang
juga akan menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini.
Sudarminah (2008) melakukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan
Pembelajaran Berbicara Dengan Model Pembelajaran Gambar Seri Untuk Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 6 Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
peningkatan keterampilan berbicara siswa setelah diberikan proses belajar
mengajar dengan menggunakan gambar seri, mendeskripsikan perubahan perilaku
siswa setelag mencapai proses belajar mengajar dengan menggunakan media
gambar seri. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan dua siklus dengan empat tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi. Objek dari penelitian ini adalah keterampilan
berbicara siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Semarang. Alat pengumpulan data
berupa tes lisan dan non tes berupa observasi, wawancara dan jurnal. Hasil
penelitian diperoleh nilai secara klasikal pada siklus I mencapai 63,49 dan siklus
II mencapai 73,45 dengan keduanya dikategorikan cukup. Keterampilan berbicara
pada siklus II mengalami peningkatan dengan perubahan perilaku siswa antusias,
tidak malu, lancar berbicara, tidak takut, penampilan meyakinkan dan konsentrasi
dengan menggunakan media gambar seri dan terjadinya perubahan perilaku.
Peneliti mengambil penelitian tersebut sebagai penelitian yang relevan karena
pada penelitian tersebut juga menggunakan media gambar seri dalam kegiatan
berbicara siswa.
Salimah (2011) melakukan penelitian dengan judul “Dampak Penerapan
Bermain Dengan Media Gambar Seri Dalam Mengembangkan Keterampilan
Berbicara Dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini”. Penelitian rersebut
bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan bermain dengan media gambar
seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata
anak. Penelitian dilakukan di TK Kartika Siliwangu Kabupaten Majalengka
dengan populasi 20 anak. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi
eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi kemudian
dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
bermain dengan media gambar seri merupakan cara efektif dalam
mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini.
Peneliti mengambil penelitian tersebut sebagai penelitian yang relevan karena
penelitian tersebut juga menggunakan media gambar seri dalam penguasaan kosa
kata. Penguasaan kosa kata termasuk dalam keterampilan berbicara sehingga
penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk berpijak dalam melakukan
penelitian.
Rosmawaty (2013) melakukan penelitian yang serupa dengan judul
“Enhancing the L1 Primary Student’s Achievment in Writing Paragraph by Using
siswa dalam menulis paragraf dengan menggunakan gambar. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan pada
siswa SD kelas I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa
meningkat tajam dari evaluasi pertama dan kedua yakni sebesar 65,25 menjadi
85,50. Dari data kualitatif menunjukkan bahwa guru dan siswa mengatakan jika
gambar merupakan media yang tepat untuk mengajar dan belajar menulis
paragraf. Peneliti mengambil penelitian tersebut sebagai penelitian yang releban
karen pada penelitian tersebut menggunakan media gambar sedangkan penelitian
yang akan dilakukan oleh penelitia menggunakan media gambar seri.
Kelima penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diatas, maka peneliti
membuat sebuah penelitian yang lebih mengembangkan dari lima penelitian yang
telah dilakukan tersebut. Literatur Map mengenai lima penelitian yang akan
Gambar 2.2 Bagan Literatur Map Penelitian
Gambar 2.2 merupakan bagan Literatur Map dari penelitian-penelitian
relevan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya kemudian
dikembangkan kembali oleh peneliti untuk membuat suatu penelitian yang baru.
Penelitian yang dilakukan oleh Suadnyana (2014) merupakan penelitian dengan
menggunakan metode bercerita berbantuan media gambar seri untuk
meningkatkan keterampilan berbicara, namun dalam penelitian tersebut yang
diteliti adalah anak kelompok TK. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh
Prasetyarini (2010) mengenai penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan
kemampuan bercerita siswa kelas III SD.
Penelitian yang dilakukan oleh Rosmawaty (2013) yaitu dengan
menggunakan media gambar tetapi dalam kegiatan menulis paragraph . Siswa Perbedaan Keterampilan Anak Kelompok B TK Putra Sesana Antiga
Salimah (2011)
Penelitian Sudarminah (2008) Upaya Peningkatan Pembelajaran Berbicara Dengan Model
Pembelajaran Gambar Seri Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Semarang
yang diteliti merupakan siswa kelas 1. Salimah (2011) melakukan penelitian
menggunakan media gambar seri tetapi dilakukan pada anak usia dini. Penelitian
yang terakhir dilakukan oleh Sudarminah (2008) yang menggunakan media
gambar seri tetapi dilakukan pada siswa kelas VIII SMP. Kelima penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti lebih mengembangkan
penelitian-penelitian tersebut dengan membuat sebuah penelitian yang berjudul
“Perbedaan Keterampilan Berbicara Atas Penggunaan Media Gambar Seri”.l “
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa secara
lisan. Untuk meningkatkan keterampilan tersebut maka penggunaan media
gambar seri dapat dijadikan sebagai salah satu alat bantu atau perantara kegiatan
pembelajaran. Media gambar memiliki kelebihan yaitu dapat menerjemahkan hal
abstrak menjadi lebih nyata. Media gambar seri khususnya lebih membantu siswa
dalam berbicara karena gambar seri menyajikan gambar yang berurutan sehingga
dalam berbicara siswa dapat runtut sesuai gambar. Kegiatan berbicara
menggunakan media gambar seri diawali dengan mengamati gambar kemudian
mengungkapkan sesuatu berdasarkan gambar yang sudah diamati. Kemudian
siswa bercerita berdasarkan gamba-gambar tersebut secara berurutan. Dalam hal
ini, media gambar seri membantu siswa dalam menuangkan gagasannya secara
lisan sesuai dengan isi gambar.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan keterampilan berbicara
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III membahas mengenai jenis penelitian, desain penelitian, setting
penelitian, variabel penelitan, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,
instrumen pengumpulan data, teknik pengujian instrument, teknik analisa data dan
jadwal penelitian.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan jenis
penelitian quasi experimental. Penelitian eksperimen adalah penelitian dengan
mengadakan manipulasi pada objek serta adanya kontrol (Moh. Nazir, 2005: 63).
Subjek penelitian ini adalah siswa dan tidak dipilih secara random. Siswa sebagai
subjek penelitian sudah secara alamiah menjadi kelompok kelas tertentu.
Penelitian ini membandingkan dua kelas yaitu antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kedua kelompok sama-sama diberikan prestest dan posttest. Hanya
kelompok eksperimen yang akan diberikan treatment.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan salah satu penelitian non equivalen control group
design. Penelitian ini membagi dua kelompok yakni kelompok kontrol
dan kelompok eksprerimen. Penelitian dimulai dengan pemberian pretest
kepada dua kelompok tersebut untuk mengetahui kondisi awal kelompok
tersebut. Kelompok eksperimen diberikan treatment berupa penggunaan
tersebut. Kedua kelompok akan diberikan posttest pada akhir pembelajaran untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
Gambar 3.1
`Desain Penelitian (Creswell, 2012: 242) Keterangan :
O1 : Hasil pretest kelompok eksperimen
O2 : Hasil posttest kelompok eksperimen
O3 : Hasil pretest kelompok kontrol
O4 : Hasil posttest kelompok kontrol
x : Perlakuan yang dilakukan
C. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama empat bulan dari bulan Agustus sampai
Januari 2014. Proses pengambilan data disesuaikan dengan materi keterampilan
berbicara tentang menceritakan pengalaman yang mengesankan yaitu di
pertengahan bulan September 2014. Penelitian mengambil jam mata pelajaran
bahasa Indonesia sesuai dengan yang sudah dijadwalkan di sekolah seperti terlihat
pada tabel 3.1.
O1 X O2
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Kelompok Hari, Tanggal Pert- Kegiatan Waktu
Jadwal penelitian dibuat berdasarkan jadwal mata pelajaran bahasa Indonesia
di kelas III yang sudah ditentukan oleh sekolah. Pengambilan data hampir
dilakukan pada hari yang sama melainkan pada jam pelajaran yang berbeda.
Setiap pertemuan dilakukan selama 1 jam pelajaran atau 2 x 35 menit.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Nogotirto, Gamping,
Sleman, Yogyakarta. Sekolah ini beralamatkan di Karang Tengah, Nogotirto,
Gamping, Sleman, Yogyakarta. Sekolah ini berada di tengah-tengah pemukiman
penduduk dan di tepi jalan raya yang tidak begitu ramai sehingga dapat dikatakan
strategis untuk sekolah di lingkungan pinggiran kota.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah variabel independent, variabel dependent dan
variabel moderator.
1. Variabel independent
Variabel independent atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau penyebab perubahan (Sugiyono, 2010: 61). Variabel
independent pada penelitian ini adalah media gambar seri pada materi
menceritakan pengalaman.
2. Variabel dependent
Variabel dependent meruapakan variabel yang dipengaruhi atau yang akan
menjadi akibat karena adanya variabel independent atau variabel bebas
(Sugiyono, 2010: 61). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
3. Variabel Moderator
Variabel moderator merupakan variabel yang dapat memberikan pengaruh
antara variabel independent dan dependent (Sugiyono, 2010: 62). Variabel
moderator pada penelitian ini adalah rata-rata skor pretest.
4. Variabel kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan sehingga hubungan
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar
yang tidak diteliti (Sugiyono, 2010: 64). Variabel kontrol pada penelitian ini
adalah guru, banyaknya jam pelajaran, dan materi pembelajaran.
E. Populasi dan Sampel
Penelitian kuasi eksperimen ini dilakukuan bertujuan untuk mengetahui
perbedaan keterampilan berbicara siswa pada materi bercerita pengalaman atas
penggunaan media gambar seri. Karakteristik populasi pada penelitian ini adalah
siswa SD Negeri Nogotirto yang sedang belajar materi bercerita pengalaman.
Materi mengenai bercerita pengalaman berada di kelas III, maka peneliti
mengambil populasi pada siswa kelas III SD Negeri Nogotirto.
Hadari Nawawi (1983: 141) menjelaskan bahwa “populasi merupakan
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai
(dalam Margono, 2010: 118). Populasi pada penelitian ini adalah populasi terbatas
yakni siswa kelas III yang berjumlah 56 yang terbagi ke dalam dua kelas.
Sampel merupakan sebagian dari populasi (Margono, 2010: 121) Peneliti
mengambil sampel siswa kelas III SD Negeri Nogotirto. Peneliti memilih kelas III
dengan jumlah siswa kelas IIIA sebanyak 27 siswa, kelas IIIB sebanyak 26 siswa.
Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelompok yang terdiri dari kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Sampel untuk kelompok kontrol adalah kelas
IIIB dan sampel untuk kelompok eksperimen adalah kelas IIIA. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik convenience random sampling.
Convenience random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
didasarkan pada kemudahan dan ketersedianya peneliti. Sampel yang dipilih
peneliti adalah siswa SD Negeri Nogotirto karena peneliti sedang melaksanakan
program pengalaman lapangan. Kemudahan ini yang menjadi dasar peneliti
melakukan pengambilan sampel dengan teknik convenience random sampling.
Simple random sampling adalah pengambilan sampel dengan cara diacak
karena kedua kelas memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sebagai
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen (Creswell, 2012: 220).
Pemilihan sampel dilakukan dengan undian dan mengambilnya secara acak
sehingga didapatkan kelas IIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas IIIB sebagai
kelas kontrol.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik-teknik pengumpulan data ada beberapa macam diantaranya observasi,
2010:158-181). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua diantaranya yakni
dokumentasi dan komunikasi (wawancara).
1. Dokumenter (dokumentasi)
Teknik dokumenter (dokumentasi) merupakan salah satu cara dalam
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis. Dokumentasi dapat dilakukan
melalui pengambilan data dari arsip-arsip, buku, pendapat, teori, dalil, atau
hukum-hukum (Arikunto, 2010: 274). Pada penelitian ini, teknik dokumentasi
dilakukan dengan cara mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dalam pretest dan
posttest. Skor yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest diolah terlebih
dahulu karena hasil dari pretest dan posttest akan berpengaruh pada hasil
penelitian.
2. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan salah satu cara dalam mendapatkan
informasi dari responden yang dilakukan dengan tanya jawab (Nurgiantoro, 2001:
55). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan
peneliti untuk studi pendahuluan dalam menemukan permasalahan yang harus
diteliti dan mengetahui hal-hal dari responden (Sugiyono, 2010: 194). Wawancara
dengan responden dilakukan dalam situasi yang santai diawali dengan perkenalan
kemudian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Dalam proses wawancara yang
dilakukan, pewawancara mencatat jawaban yang diberikan oleh responden supaya
tidak memutuskan kegiatan wawancara tersebut.
Wawancara dapat dilakukan dengan cara terstruktur dan tidak terstruktur
mengetahui tentang informasi-informasi yang akan didapatkan. Wawancara ini
dilakukan dengan menyediakan alternatif jawaban yang disiapkan oleh
pewawancara. Wawancara tidak terstruktur yakni wawancara yang bebas sehingga
pewawancara tidak perlu menyediakan pedoman wawancara yang disusun
sistematis. Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi setelah
penelitian.
G. Instrumen Pengumpulan Data
1. Tes
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua
macam yaitu tes dan non tes. Penelitian ini menggunakan instrumen atau tes untuk
mengetahui keterampilan berbicara siswa. Arikunto (2012: 67) menjelaskan
bahwa “tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukursesuatu dalam suasana, dengan cara aturan-aturan yang sudah
ditentukan”. Peneliti menggunakan dua kali tes yang dilakukan di awal dan akhir
pembelajaran. Tes di awal pembelajaran disebut pretest sedangkan tes yang
dilakukan di akhir pembelajaran disebut posttest.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang sama.
Instrumen tes berupa tes lisan yakni meminta siswa untuk bercerita di depan kelas.
“Soal berbentuk tes pragmatik yaitu suatu pendekatan dalam tes keterampilan
(skill) berbahasa untuk mengukur seberapa baik siswa menggunakan
elemen-elemen bahasa sesuai dengan konteks komunikasi yang nyata” (Oller, 1979: 227)
mengukur kemampuan siswa dalam memahami dan menghasilkan bahasa dalam
komunikasi. Oller (1979:306) menjelaskan bahwa “Tes keterampilan bebicara
mencerminkan kemampuan berbahasa seseorang” dalam Nurgiantoro (2001: 181).
Oller (1979: 305, 311, 315) menjelaskan bahwa tes keterampilan berbicara
(ekspresi lisan) bersifat pragmatik dengan menceritakan gambar susun atau
serangkaian gambar yang dapat membetuk sebuah cerita (dalam Nurgiantoro,
2001: 181). Adapun kisi-kisi dalam soal instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen pretest dan posttest sebelum validasi
No Indikator soal Aspek Penilaian
1 - Menyebutkan berbagai macam pengalaman yang pernah dialami
- Kelancaran Berbicara - Kejelasan artikulasi - Intonasi
- Ketepatan Pemahaman - Kelogisan alur cerita - Ekspresi wajah 2 - Menyebutkan berbagai
macam pengalaman yang pernah dialami
3 - Mengekspresikan diri saat bercerita
Penilaian pada tes keterampilan berbicara berskala 1 sampai 3 yang berarti 3
adalah baik dan 1 adalah perlu bimbingan. Deskripsi dari masing-masing aspek
penilaian pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Deskripsi masing-masing aspek penilaian
No Aspek Nilai
diharapkan dapat bercerita di depan kelas sesuai dengan kriteria penilaian yang
diberikan oleh guru. Soal instrumen yang telah dibuat akan diuji validitas dan
relaibilitasnya sebelum digunakan untuk penelitian.
2. Non tes
Instrumen non tes yang digunakan oleh peneliti berupa perangkat
pembelajaran dan pedoman wawancara. Perangkat pembelajaran ini terdiri dari
silabus dan RPP, lembar kerja siswa dan bahan ajar. Perangkat pembelajaran kelas
eksperimen terdapat penggunaan media gambar seri sedangkan pada perangkat
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui bagaimana
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar pada kedua kelompok. Tabel 3.4
merupakan lembar pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti dengan
guru kelas kontrol dan eksperimen. Pedoman wawancara ini digunakan untuk
mendapatkan informasi tambahan sehingga membantu dalam pembahasan hasil
penelitian ini.
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara
1. Apakah ibu selalu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk mata pelajaran bahasa Indonesia?
2. Apakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut ibu buat sendiri? 3. Apakah ibu sering menggunakan alat peraga atau media dalam
pembelajaran keterampilan berbicara?
4. Bagaimana ketika siswa belajar dengan menggunakan media? 5. Apakah ada perbedaan ketika siswa belajara menggunakan media? 6. Apa saja materi dalam keterampilan berbicara di kelas III?
7. Selain menggunakan media, metode apa saja yang ibu gunakan dalam mengajar keterampilan berbicara?
8. Apakah siswa selalu maju ke depan kelas untuk pembelajaran keterampilan berbicara?
9. Kesulitan apa saja yang biasanya dialami siswa saat pembelajaran keterampilan berbicara?
10.Apakah siswa masih mengalami kesulitan saat belajar menggunakan media?
Hasil wawancara memberikan jawaban bahwa guru kelas selalu membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) setiap hari. Guru juga membuat RPP
sendiri. Guru jarang menggunakan media pembelajaran atau alat peraga ketika
pembelajaran keterampilan berbicara. Siswa lebih senang jika belajar
menggunakan media. Hasil nilai siswa saat belajar menggunakan media ada yang
meningkat dan ada yang sama dengan sebelumnya. Materi yang guru berikan
dalam keterampilan berbicara antara lain wawancara, membaca puisi, dan
pemberian contoh. Materi yang dipilih oleh guru hanya dari buku pelajaran yang
digunakan setiap harinya. Siswa biasanya melakukan unjuk kerja di depan kelas.
Siswa masih mengalami kesulitan berbicara, intonasi kurang jelas dan kurang
berekspresi. Setelah menggunakan media, ada beberapa siswa yang masih
mengalami kesulitan misalnya dalam mengekspresikan diri, tetapi untuk cara
bercerita siswa sudah lumayan baik meskipun ada beberapa yang belum lancar.
Hasil wawancara berupa deskrpsi atau tulisan sehingga tidak menggunakan skala
atau penialaian tertentu.
H. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui tahap pengujian
validitas, reliabilitas, dan indeks kesukaran. Uji validitas yang dilakukan melalui
tahap uji validitas isi dan validitas muka. Validitas isi dan muka dikenakan pada
instrumen perangkat pembelajaran dan instrumen tes, validitas konstruk,
reliabilitas, dan indeks kesukaran dilakukan pada instrumen tes.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian
sehingga instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur.
Validitas merupakan hal penting untuk mengetaui instrumen sudah layak
digunakan atau tidak. Wawancara tidak dilakukan validitas karena hasil
wawancara berupa deskriptif. Uji validitas dilakukan dengan cara validitas ini,
a) Validitas Isi
Validitas isi adalah validitas yang menunjuk pada pengertian apakah alat tes
itu mempunyai kesejajaran (sesuai) dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran
yang diajarkan (Nurgiantoro, 2001: 103). Kesahihan ini merupakan jenis
kesahihan yang harus dipenuhi dalam instrumen, khususnya yang sudah disusun
oleh guru untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. Pemenuhan kasahihan isi
dilihat dari tesedianya kisi-kisi yang baik dalam menyusun instrumen. Validitas isi
dilakukan dengan cara expert judgement. Validitas isi diberikan kepada beberapa
ahli yang memiliki bidang keahlian yang berhubungan dengan penelitian ini. Ahli
yang dipilih untuk memberikan validitas berupa 4 dosen, 2 kepala sekolah, dan 2
orang guru. Expert judgment digunakan untuk mengukur kelayakan perangkat
pembelajaran dalam penelitian ini adalah (1) Silabus kelas III semester 1, (2) RPP
tematik, (3) Materi ajar, (4) Media gambar seri, (5) LKS dan (6) Soal pretest dan
posttest.
Para ahli memberikan penilaian pada lembar penilaian yang telah
disediakan oleh peneliti. Skala skor yang digunakan pada lembar penilaian adalah
skala Likert. Skala Likert yang dipilih adalah skala 5 yang terdiri dari 1,2,3,4,5.
Nilai 1 berarti sangat kurang, nilai 2 berarti kurang, nilai 3 berarti cukup, nilai 4
berarti baik dan nilai 5 berarti sangat baik. Lembar penilaian dibuat berdasarkan
indiator-indikator dan hasilnya akan diakumulasikan kemudian dikategorikan
menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria yang dibuat oleh peneliti
tentang hasil validasi isi berdasarkan kelayakan instrumen dan rata-rata skor pada
Tabel 3.5 Kriteria kelayakan instrumen
Ahli pertama merupakan dosen. Alasan peneliti memilih dosen pertama
karena dosen yang dipilih sebagai validator merupakan dosen ahli bidang
kurikulum dan pembelajaran. Dosen pertama memberikan validasi isi terhadap
perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, rubrik penilaian, soal pretest dan
posttest. Dosen pertama memberikan masukan untuk silabus agar memperbaiki
kesesuaian SK, KD dan Indikator. Masukan untuk RPP antara lain mengenai
perumusan indikator agar lebih jelas lagi, penyusunan materi agar lebih rinci
karena ditujukan untuk siswa SD, model dan metode pembelajaran yang
digunakan belum terlihat jelas, kecukupan sumber belajar juga masih kurang,
penyusunan rubrik penilaian agar diperinci kembali. Perumusan petunjuk LKS
masih perlu diperjelas sehingga untuk ketercapaian tujuan pembelajaran juga
belum terlihat. Bahan ajar yang digunakan belum memuaat fakta dan konsep
untuk siswa. Tampilan pretest dan posttest agar dibuat lebih menarik.
RPP untuk kelas kontrol juga diberikan masukan agar lebih memperinci pada
bagian model pembelajaran yang digunakan. Bagian kutipan juga perlu untuk
dirumuskan kembali. Tampilan LKS dan bahan ajar juga perlu diperbaiki agar
dapat menarik perhatian siswa. Secara keseluruhan perangkat pembelajaran masih Rerata
Kuantitatif Kualitatif Kelayakan istrumen Keputusan
≥ 3 Positif Layak digunakan tanpa perbaikan
Tidak Revisi (TR)
≤ 3 Negatif Layak digunakan dengan
perbaikan Revisi (R)
> 3 Positif Kurang layak digunakan Revisi (R)