• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KONVENSIONAL DALAM MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SD NEGERI 125540 PEMATANG SIANTAR TAHUN AJARAN 2009/2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KONVENSIONAL DALAM MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SD NEGERI 125540 PEMATANG SIANTAR TAHUN AJARAN 2009/2010."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

LISBET NOVIANTI SIHOMBING. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Kontekstual Dan Konvensional Dalam Mata Pelajaran IPS Di Kelas IV SD Negeri 125540 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2010/2011. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang mereka miliki dengan penerapannya dalam kehidupan sebari-hari.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan: (1) hasil bel~ar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual, (2) basil belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan konvensional, (3) perbedaan basil belajar IPS siswa yang di~ar dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan konvensional.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 125540 Pematangsiantar pada semester dua tahun pelajaran 20ll.Subjek penelitian beijumlah 80 orang siswa yang terdiri dari 2 kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain faktorial 1 x2. Pengambilan sam pel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar adalah tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan reliabilitas 0,73. Sebelum data dianalisis terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas menggunakan uji Liliofers sedangkan uji homogenitas digunakan uji Bartlet. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANA VA satujalur dengan a= 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) skor rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual adalah 18,85; (2) skor rata-rata basil belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan konvensional adalah 13,025; (3) skor rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata basil belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan konvensional (18,85 > 13,025).

(2)

Contextual learning is a learning concept that help teacher approach the learnt material with the student's real situation and stimulate student to make relationship their knowledge with the implementation in daily life.

The objectives of the research were to find out: (1) the students' achievement in social studies by using contextual approach, (2) the students' achievement in social studies by using conventional approach, (3) the difference of students' achievement in social studies by using contextual and conventional approach.

The research was held in class IV SO Negeri 125540 Pematangsiantar on the second semester in 2011 . The subject of research is 80 students with 2 classes. The method of the research was quasy-experimental with factorial design lx2. The sample was taken with cluster random sampling. The instrument in collecting achievement learning data was a multifle choice test that consisted of 30 items with reliability tes 0,73. Before analyzing data at first to analyze normality and homogeneity data. Normality test used Liliofes test, and then homogenity test used Bartlet test. The data was analyzed by ANA VA one way with a= 0,05 .

The result showed: (1) the average score of students' achievement in social studies by using contectual approach is 18,85; (2) the average score of students' achievement in social studies by using conventional approach is 13,025; (3) he average score of students' achievement in social studies by using contectual approach is higher than the average score of students' achievement in social studies by using conventional approach (18,85 > 13,025).

From the description above, we can conclude that the average score of students' achievement in social studies by using contectual approach is better than the average score of students' achievement in social studies by using conventional approach

(3)

A. SIMPULAN

BABV

SIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian hasil penelitian dapat diambil beberapa simpulan, yaitu: 61

I. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kontekstual memiliki skor rata-rata 18,85 (tinggi). Terdapat 14 orang siswa (35%) berada di bawah skor rata-rata dan 16 orang siswa (40%) berada di atas skor rata-rata hasil belajar siswa.

2. Hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional memiliki skor rata-rata 13,025 (cukup). Terdapat 22 orang siswa (55%) berada di bawah skor rata-rata dan 12 orang siswa (30%) berada di atas skor rata-rata hasil belajar IPS siswa. 3. Hasil BELAJAR IPS siswa yang diajarkan dengan menggunakan

(4)

B. SARAN

Berdasarkan simpulan penelitian di atas, dapat disarankan bahwa:

1. Hendaknya guru memberikan perhatikan dalam meningkatkan hasil

belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kontekstual sehingga

proses belajar mengajar dapat lebih efektif

Pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan kegiatan ekonomi

memberikan pencapaian hasil belajar IPS yang lebih tinggi dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional. Oleh sebab itu, guru IPS dapat

menggunakan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

Untuk peneliti lanjjutan disarankan agar melihat efektifitas penempan

pembelajaran kontekstual dapat lebih memperhatikan hal-hal penting yang

secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pembelajaran

(5)

63

DAFfAR PUSTAKA

Ahmadi Abu, Supriono Widodo. (2003), Psikologi Be/ajar, PT.Rineka Cipta. Jakarta

Ausubel (1963). The Physyco/ogy of Meaningful Verbal Learning. New York Grune and Station

Arikunto, Suharsimi (2002), Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara. Jakarta

Ahmadi, A dan Supriono, W. (1991). Psilwlogi Be/ajar. Rineka Cipta. Jakarta Ary, Jacobs and Rezavieh. (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan.

Peneljemah Furchan, A. Usaha Nasional. Surabaya.

Bloom, B.S (1982). All Our Children Learning. McGrew Hill Book. New York Dick and Carey. L. (1996). The Systematic Design of Instruction. Fifth edition.

Addision-Wesley Educational Publisher Inc.

Depdiknas Diljen Dikti (Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Dasar dan Menengah), Lanjutan Pertama. (2003).

Djarnarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. (2002). Strategi Be/ajar Mengajar, Rineka Cipta. Jakarta

Gagne. (1970). The Conditioning of Leranin Holt Rinehart and Wiston. New York

Gagne, Robert.M and Briggs, Leslie. (1979). Principles of Instructional Design. Holt Rinehart & Winston. New York.

Nasution, S. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Be/ajar dan Mengajar. Bina Aksara. Jakarta

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. PT. Grarnedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Purwanto Ngalim. (1995). Psilwlogi Pendidikan Remaja, Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Rosyidah. (2005). Pengembangan KBK Melalui Strategi Pembelajaran Kontekstual.

(6)

Suriasumantri, Yuyun. (2005). Fi/safat I/mu Sebagai Pengantar Popuier.Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Simbolon, H. (2002). Statistik Dasar. FKIP UHN. Pematangsiantar.

Slameto, (2003). Be/ajar dan Faktor Yang Mempengaruhin. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana, (2002). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo. Bandung

--- (1992). Metode Statistika Edisi Ke-lima. Tarsito. Bandung

Suryosubroto, (2002). Proses Be/ajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Nilai koefisien korelasi (r) termasuk kategori 0 > r > -0,50 dan menunjukkan kekuatan korelasi yang lemah negatif, sehingga variabel paremeter tinggi, diameter, jumlah

sendiri), Ialu (3) sesuai dengan salah satu kaedah bahasa Arab.37 Di sini, yang dimaksud dengan syarat "sesuai dengan salah satu masahif rasm 'Uthmani" adalah "sesuai

1.) Require Data, beberapa atribut harus selalu mengandung nilai yang valid, dengan kata lain tidak boleh mengandung nilai null. 2.) Atribut Domain Constraint, setiap atribut

Jika Puskesmas menggunakan dana BOK sebesar 30%, sisanya 70% dibagi ke Posyandu dibawah koordinasi Puskesmas tersebut yang rata-rata jumlahnya 100 Posyandu maka setiap Posyandu

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten- Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan

KEDAI UBAT & BARANG RUNCIT HOCK HENG TONG CHENG. SIN XIN TRADING

$GDSXQ KDVLO SHQJXMLDQ KLSRWHVLV YDULDEHO .HSXDVDQ .RPXQLNDVL WHUKDGDS YD ULDEHO N RP LWPH Q SD GD R UJDQLV DV L PHQXQMXNNDQ EDKZD WHUKLWXQJ OHELK EHVDU GDUL W WDEHO $UWLQ\D

Menurut Wiknjosastro (2006) Riwayat paritas memiliki hubungan bermakna dengan pelaksanaan meneran litotomi , hal ini disebabkan karena ibu yang pernah melahirkan