• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN MUSIK BLUES DI KOTA MEDAN TINJAUAN TERHADAP KOMUNITAS MEDAN BLUES SOCIETY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN MUSIK BLUES DI KOTA MEDAN TINJAUAN TERHADAP KOMUNITAS MEDAN BLUES SOCIETY."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN MUSIK BLUES DI KOTA MEDAN TINJAUAN TERHADAP KOMUNITAS MEDAN BLUES SOCIETY

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

GIFFARY MUBARAK CHAIR OWNIE

NIM 071222510147

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Giffary Mubarak Chair Ownie, NIM 071222510147, Perkembangan Musik Blues Di kota medan tinjauan terhadap komunitas Medan Blues Society Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Medan 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perkembangan dan Keberadaan Musik

Blues di kota Medan.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif yang dimana data tersebut di teliti melalui wawancara, pengumpulan data, dalam bentuk buku, karya tulis ilmiah maupun elektronik yang bahan materinya berdasarkan topik dari penelitian. Penelitian ini memilih lokasi di Pitu Cafe jalan pinang baris kompleks Imperial No 30 D Medan. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pelaku musik dan penikmat dalam Komunitas Medan Blues

Society serta informan yang berhubungan untuk menjadi kajian dalam penelitian

ini.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala berkat,

rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul ”Perkembangan Musik Blues Di kota Medan Tinjauan terhadap

komunitas Medan Blues Society”.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai kesulitan.

Namun, berkat Doa, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ni. Di sini penulis dengan segala kerendahan hati

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni.

3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas

Bahasa Dan Seni.

4. Ibu Uyuni Widiastuti, S.Pd., M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS

Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik Jurusan

Sendratasik Universitas Negeri Medan, serta Pembimbing Skripsi I dan

selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan arahan dan

bimbingan dengan rendah hati.

6. Bapak Mukhlis Hasbullah, M.Sn selaku Pembimbing II yang selalu sabar dan

rendah hati dalam membimbing penulis serta memberikan arahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS Unimed yang

(8)

8. Komunitas Medan Blues Society yang telah memberikan informasi dan waktu

untuk penelitian yang dibutuhkan penulis.

9. Teristimewa kepada kedua Orang Tua saya tercinta Chairil Ownie S.H dan

Ilda Juliani Hrp,Saudara - saudara tersayang (Ahmad Perdana Chair Ownie

dan Muhammad Kharisma Chair Ownie) terima kasih untuk Doa, kesabaran,

kesetiaan, perhatian, kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan baik moral

maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga

sampai kepada skripsi.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan Seni Musik ‘07, yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu namanya yang senantiasa memberikan semangat dan

motivasi penulis untuk mengembangkan kemampuan.

11. Teman-teman yang tak bisa disebutkan satu persatu untuk kesetiaan waktu,

tempat dan semangat, terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar proposal

ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan skripsi ini

dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada

umumnya dan pada penulis pada khususnya.

Medan, Agustus 2013 Penyusun

(9)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian... 9

F. Manfaat Penelitian... 10

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL 11 A. Landasan Teoritis ... 11

1. Pengertian Keberadaan ... 12

2. Pengertian Perkembangan... 12

3. Pengertian Komunitas... 13

4. Pengertian Musik Blues ... 14

B. Kerangka Konseptual ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 19

1. Populasi... 19

2. Sampel... 19

C. Teknik Pengumpulan Data ... 20

D. Teknik Analisa Data ... 23

(10)

Society Di Kota Medan... 36

C.Kendala yang di hadapi komunitas Medan Blues Society Di kota Medan ... 43

BAB V PENUTUP... 45

A. Kesimpulan... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Selebaran komunitas Blues Brother Community... 25

Gambar 4.2 Rapat 2 juni 2011... 27

Gambar 4.3 Blues on the streets di sumber USU ... 28

Gambar 4.4 Flyer Launching Medan Blues Society ... 28

Gambar 4.5 Suasana Launching Medan Blues Society... 29

Gambar 4.6 Sunset BluesBite Acara Blues Nite... 30

Gambar 4.7Jo’s band AcaraBlues Nite... 31

Gambar 4.8 Giffarie ownie band Acara Blues Nite... 31

Gambar 4.9 Shy Core Blues band Acara Blues Nite... 32

Gambar 4.10 Jam sessions Komunitas Youth Jazz Community... 33

Gambar 4.11 Medan blues society Pocari sweat jamming dan membuka stand bazaar penjualan baju,sticker di pendopo usu... 34

Gambar 4.12 Ekpresi masyarakat kota medan saat datang ke acara Blues nite 37 Gambar 4.13 Antusias masyarakat kota medan saat datang ke acara Blues nite 38 Gambar 4.14 Suasana acara Blues nite di pitu cafe ... 39

Gambar 4.15 Ulasan tentang Keberadaan Komunitas Musik Blues pada Koran Tribun Medan ... 40

(12)

LAMPIRAN

Halaman

Foto 1 : Jam sessions Di Pitu Cafe... 49

Foto 2 : Blues Sessions di Hermes...49

Foto 3 : Blues Sessions di Griya Dome...50

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Whannel (dalam Komalasari, 2003 : 21) menjelaskan bahwa salah satu

media yang dapat digunakan untuk membentuk identitas seseorang adalah musik.

Musik merupakan salah satu media komunikasi yang memiliki peran, serta makna

di dalamnya dan telah menjadi sebuah gaya hidup, bahkan ideologi.

Musik sebagai bagian dari kesenian juga bernilai universal, setidaknya hal

itu dapat dilihat setidaknya dari tiga segi, yaitu sebagai berikut:

1. Subjek atau manusia sebagai pencipta musik itu sendiri

Dalam segi ini nilai universalitas disebabkan beberapa faktor diantaranya:

pertama, karena manusia menerima ide musikal secara murni dan tiba-tiba, ibarat

wangsit yang datang kapanpun, dalam kondisi apapun. Oleh karena itu, semua

orang bisa menciptakan musik berdasarkan inspirasi yang datang kepadanya.

Kedua, karena pangkal keberadaan musik itu adalah proses imitasi alam

semesta. Semua gejala alam dan hukumnya menunjukan adanya keselarasan

dengan nada-nada nyaring yang menyatu sebagai melodi. Semua orang pasti dapat

merasakan dan mengindera tingkat keindahan alam ini.

Ketiga, karena musik dan manusia tidak terpisahkan. Musik telah menjadi

alat komunikasi pertama bagi manusia, jauh sebelum lahirnya bahasa. Manusia

menciptakan musik karena didorong oleh keinginan dirinya sendiri untuk

mengekspresikan pikiran, perasaan, ide, gagasan, khayalan, imajinasi,

(14)

2

Keempat, karena proses penciptaan musik dapat didorong oleh kondisi

sosial, politik dan ekonomi masyarakat. Semua orang pasti mengalami hal ini

karena ia adalah makhluk sosial, oleh karena itu, ia bermasyarakat.

2. Lirik atau Tema

Lirik lagu dapat bersifat universal karena tema yang diangkat adalah juga

tema yang bersifat universal seperti rasa kesatuan dan persatuan, rasa kebanggaan,

rasa gembira, tema kemanusiaan, perdamaian, cinta dan alam, serta tema lain yang

menyentuh di segala lini kehidupan umat manusia tanpa mengenal tapa batas

negara.

3. Irama Lagu

Musik bisa begitu menyentuh adalah disebabkan adanya prinsip-prinsip

yang harus dipenuhi oleh sebuah karya musik, yaitu prinsip keindahan, prinsip

ukuran dan proporsi, serta prinsip harmoni. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa musik sangat berperan dalam pembentukan identitas seseorang.

Dikarenakan musik memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam membentuk

perilaku atau dengan kata lain musik berperan sebagai pondasi dalam

pembentukan gaya hidup seseorang.

Dalam Pernyataan yang di berikan oleh whannel ada kaitannya dengan

sisi psikologi musik Blues, dalam artikel wikkipedia yang saya baca, di situ

(15)

Afrika-3

dari komunitas mantan budak-budak Afrika di AS. Penggunaan nada blue dan

penerapan pola call-and-response (di mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan

oleh dua orang secara berurutan dan kalimat keduanya bisa dianggap sebagai

"jawaban" bagi kalimat pertama) dalam musik dan lirik lagu-lagu Blues adalah

bukti asal usulnya yang berpangkal di Afrika Barat. Di era kini banyak Blues

lovers lahir. Mereka menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan membuat

album.(http://id.wikipedia.org/wiki/Blues).

Tidak hanya di amerika,Afrika ataupun di eropa, di Asia juga banyak

Blues lovers dan tidak sedikit juga yang memainkan bahkan membuat album

musik Blues. Contohnya di Asia tenggara, Indonesia merupakan salah satu negara

asia yang menjadi tolak ukur perkembangan Musik Blues di asia tenggara, Hal itu

dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak menelurkan

musisi – musisi handal. Sebut saja nama nama seperti Benyamin S, Koes Plus,

sampai Blues Trio seperti Gugun Blues Shelter , Rama Satria & The Electric

Mojo’s atauDuo seperti Endah & Ressa maupun solois seperti Adrian Adioetomo

telah mengisi hingar bingar perkembangan Musik Blues di indonesia yang bertaraf

Internasional. Hal ini membuktikan bahwa indonesia jelas lebih unggul di

kawasan Asia tenggara dalam perkembangan musiknya, kita bisa lihat dari

penjualan album – album musisi indonesia lebih banyak beredar di dunia

dibandingkan negara negara lain yang berada di kawasan Asia tenggara. Sebagai

contoh, Gugun Blues Shelter mampu bersaing menjadi band opening act salah

satu musisi dunia Bon Jovi dan Rod Steward dalam acara ulang tahun majalah

Rolling Stones Dunia. Di satu sisi penulis pernah wawancara dengan Guitarist

(16)

4

yang kebetulan sedang tour bersama musisi dunia sekelas Lenny Kravitz dan juga

musisi musisi dunia lainnya.

Musik Blues tidak masuk ke dalam jajaran Musik komersil.

Keberadaannya membuat Musik Blues menjadi Musik independent. Di tengah

gempuran Musik - Musik Mainstream sepertinya Blues menjadi teredam.

Namun seperti sejarahnya, di Indonesia Musik Blues bergerak di bawah tanah,

tidak terdeteksi oleh mata - mata pakem atau telinga-telinga yang lebih familiar

dengan Pop. Musik Blues tetap mempunyai penikmat tersendiri di setiap kotanya.

Musik Blues terus bergerak dan berjalan, Mereka mempunya jaringan tersendiri

dan mempunyai cara tersendiri untuk menikmatinya. Hal ini mungkin

dikarenakan Musik Blues sudah berkembang dan berjalan dari abad ke 19 dan

musik Blues merupakan akar (roots) dari beberapa jenis musik yang ada di dunia.

Perkembangan Musik Blues tidak terlepas dari komunitas-komunitas yang

ada di Indonesia, jika Jakarta Punya Indonesia Blues Association (InaBlues),

Bandung dengan Bandung Blues Society (BBS), Yogyakarta punya Jogja Blues

Forum (JBF),Semarang dengan Semarang Blues Community (SBC) dan masih

banyak komunitas komunitas Blues lainnya yang ada di kota – kota jawa kecil

lainnya. Medan juga punya komunitas serupa. Mereka adalah Medan Blues

Society (MBS). Keberadaan Medan Blues Society (MBS) sendiri tidak terlalu

(17)

5

perkembangan Musik Blues Di Kota Medan yang dilakukan oleh komunitas

Medan Blues Society, di mulai dengan rapat pembentukan kepengurusan,

mengadakan acara – acara yang berkaitan dengan musik Blues itu sendiri sampai

dengan melakukan sosialisasi terhadap maysarakat kota Medan sendiri .

Animo masyarakat Medan dengan adanya komunitas ini juga mulai

berubah ketika munculnya komunitas Blues yang mungkin selama ini belum

pernah muncul di masyarakat Kota Medan. Komunitas ini seakan-akan

memberikan angin segar bagi penikmat, Blues Lovers dan tentunya bagi para

musisi Blues atau lebih tepatnnya Blueser, Bluesman (sebutan bagi para musisi

Blues) yang ada di Kota Medan. Kita tidak bakalan tahu apa yang terjadi sebelum

menelaah permasalahan seputar sejarah keberadaan Musik Blues tanpa melihat

perkembangan yang ada pada Komunitas Medan Blues Society Di Kota Medan.

Kita juga masi melihat dari sisi luarnya bagaimana perkembangan Blues terjadi di

kota Medan, mungkin masih banyak hal –hal atau permasalahan yang ada dalam

komunitas ini , termasuk kendala – kendala apa saja yang di hadapi oleh

komunitas ini tanpa menelusuri lebih dalam dari perkembangan musik Blues yang

di lakukan oleh Medan Blues Society di kota Medan.

Untuk Itu maka lebih dalam penulis akan bahas tentang bagaimana

sebenarnya perkembangan Musik Blues di kota Medan Yang kemudian akan

(18)

6

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Tujuan dari pada identifikasi masalah adalah agar penelitian yang

dilakukan menjadi terarah serta masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Hal ini

sejalan dengan pendapat Ali (1984:49) bahwa:

“untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasikan analisis yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup dipersempit maka dapat diharapkan analisis secara luas”.

Sesuai pendapat tersebut dan dari uraian yang terdapat pada latar

belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan

sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan Komunitas Medan Blues Society di Kota Medan?

2. Bagaimana respon atau persepsi masyarakat di luar Komunitas Medan

Blues Society terhadap musik Blues sendiri di kota Medan?

3. Bagaimana perkembangan musik Blues yang terjadi di kota Medan?

4. Dapatkah keberadaan musik Blues diterima oleh seluruh lapisan

masyarakat di Kota Medan?

5. Apa kendala yang di hadapi dalam Komunitas Medan Blues Society di

(19)

7

C. PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan masalah dari

penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk

mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup

masalah penelitian dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup

penelitian.

Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah dan untuk mempersingkat

cakupan, keterbatasan waktu, dana, kemampuan penulis, maka penulis

mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan memecahkan masalah yang

dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan

pendapat sukardi (2003:30) yang mengatakan bahwa:

“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas”.

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan Komunitas Medan Blues Society di Kota

Medan?

2. Bagaimana perkembangan musik Blues dalam Komunitas Medan

Blues Society di Kota Medan?

3. Bagaimana respon masyarakat terhadap Komunitas Medan Blues di

(20)

8

D. PERUMUSAN MASALAH

Dari identifikasi masalah seperti yang telah diungkapkan sebelumnya,

maka akan dijelaskan rumusan masalah penulisan ini. Perumusan masalah

merupakan pertanyaan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup

permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan

masalah. Dalam perumusan masalah kita akan mampu untuk lebih memperkecil

batasan-batasan masalah yang sekaligus lebih mempertajam arah penulisan.

Rumusan masalah merupakan suatu titik focus dari sebuah penelitian yang

hendak dilakukan, sebuah penelitian berupaya untuk menemukan jawaban

pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik sehingga dapat

mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan

Berdasarkan pendapat di atas, hal tersebut sangat selaras dengan pendapat

Maryeani (2005:14), yang mengatakan bahwa :

Rumusan masalah merupakan jabaran detail focus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaiman terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan.

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan,

(21)

9

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam

penelitian. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang dilakukan

tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut. Hal

ini diperkuat pendapat Ali (1987:9) yang mengatakan bahwa :

”Kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dari titik tuju yang akan dicapai seseorang kegiatan penelitian yang dilakukan.” Itu sebabnya tujuan penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas, dan oprasional berdasarkan berdasarkan pendapat tersebut.”

Berdasarkan Pendapat diatas, yang penulis lakukan merupakan salah satu

bagian dari kajian dalam bidang Seni Musik dan berhubungan dengan

perkembangan musik Blues di kota Medan. Adapun tujuan yang ingin dicapai

penulis dalam tulisan ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan keberadaan Komunitas Medan Blues Society di

Kota Medan.

2. Untuk mengetahui perkembangan musik Blues dalam Komunitas Medan

Blues Society di Kota Medan .

3. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap Komunitas Medan Blues

(22)

10

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang ingin dicapai dari tulisan ini adalah :

1. Sebagai bahan dokumentasi untuk menambah referensi di jurusan Seni

Musik, tentang salah satu musik popular yang berkembang di kota

Medan.

2. Dapat dijadikan data untuk bahan penulisan selanjutnya tentang musik

Blues.

3. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat pada umumnya, UNIMED

khususnya.

4. Memperkenalkan Pelaku - Pelaku Musik Blues

5. Sebagai mahan masukan bagi penulis dalam menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai musik Blues.

6. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya, yang relevan

(23)

1

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan mengenai Perkembangan Musik Blues di kota

medan yang di tinjau melalui Komunitas Medan Blues Society dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Keberadaan musik Blues dalam komunitas Medan Blues Society di kota

Medan benar-benar ada dan masih aktif sampai saat ini, walaupun sudah

berganti nama dan kepengurusannya.

2. Perkembangan musik Blues di kota Medan di mulai dari tahun 2000an

dikarenakan musik yang sangat mendominasi di kota Medan adalah musik

rock.

3. Pendengar ataupun pelaku musik Blues semakin bertambah dari pertama

kali di bentuk komunitas musik Blues pada tahun 2003 sampai tahun 2013

4. Musik Blues semakin di terima dan di kenal di masyarakat kota Medan,

tidak lagi dari kalangan orang tua, yang muda pun sudah banyak yang

mengerti dan mendengarkannya .

5. Musik Blues tetap berjalan di kota Medan walaupun ada kendala dan tidak

berjalan sesuai harapan.

6. Acara Blues rutin diadakan sebulan sekali oleh komunitas Medan Blues

(24)

2

B. SARAN

Dari hasil penulisan penulis, ada beberapa saran yang dapat penulis

berikan kepada pembaca, penulis, pemusik, dan masyarakat pada umumnya.

Medan Blues Society harus tetap eksis, jangan berhenti, lebih terkoordinir dan

lebih kompak dalam menjalankan sebuah acara, karena menurut penulis seiring

dengan waktu musik dengan sendirinya akan berkembang, tinggal adanya

interaksi antara pelaku dan pendengar musik itu sendiri . tentunya penulis

berharap agar tulisan ini bisa membuka wawasan berfikir bagi para pembaca dan

masyarakat umum mengenai keberadaan dan perkembangan Musik Blues.

Selain itu, penulis mengharapkan agar kiranya memasyarakatkan musik

Blues (indie label) yang ada di Medan khususnya dengan memberikan pengertian

yang sebenar-benarnya baik dari pendekatan teori maupun praktek, hal ini dapat

dilakukan dalam bentuk seminar, demo klinik, work shop dari tokoh musik Blues

(25)
(26)

1

DAFTAR PUSTAKA

Aswita, Effi & Thamrin. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Medan: Diktat Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Azari, Azril. (2001). Bentuk dan Gaya Penuluisan Karya Tulis Ilmiah. Cetakan Ke-4, Jakarta : Universitas Trisakti

Ammer, Christine 2004. The Facts On File Dictionary of Music New York : Trust. 2004

Anggraini, Adisty Dwi. 2008. “Pembentukan Identitas Slankers Melalui

Pemaknaan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Musik Slank. Skripsi

Sarjana Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Bogor.

Arjuna. 2011. Metode Penelitian. Dalam kutipan dari Andri Prasetyo berupa bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif : dalam perpektif Rancangan

Penelitian.Yogyakarta : Arruzz Media.

Echols, M John 2005 kamus inggris Indonesia, jakarta: PT. Gramedia, 2005

Merriam, Alan P 1964 The Antropology Of Music.Evaston III: Northwestern University Press, 1964

Mega, Nancy Sihombing. 2010. perkembangan musik ballet di kota Medan

studi kasus cinderella karya sergei prokoviev produksi aurora ballet centre. Skripsi sarjana fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Medan .

Nanda, faisal. 2010. Perkembangan Musik funky Di Kota Medan tinjauan

terhadap band costello. Skripsi Sarjana Fakultas bahasa dan seni

Universitas Negeri Medan .

Putra, Syaif. 2007. Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan. Skripsi Sarjana Fakultas Sastra Departemen Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara Medan.

(27)

2

Ridhali, Raja Mandadwika. 2008 Perkembangan Musik Indie Di Kota

Medan. Skripsi sarjana fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Medan .

Shuker, Roy 2001 Understanding Popular Music. New York : Taylor & Francis, 2001.

Srisumantri, S. Jujun. 2001. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 2001

Suyatno dan Sutinah. Metode Penulisan Kualitatif. Jogjakarta : Arrauzz Media. 2006

Waluyo, Adrian. Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Surabaya : Dara Publika. 2010

Referensi

Dokumen terkait

SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP PENANGANAN POSTPARTUM BLUES DI KECAMATAN MEDAN MARELAN..

muda terutama di perkotaan. Saat ini, graffiti semakin berkembang di kota Medan. Seiring dengan perkembangan seni Graffii di Kota Medan, banyak bermunculan berbagai

Setelah dilakukan penelitian tentang efektifitas terapi musik klasik Mozart terhadap gejala post partum blues di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir dengan

objek penelitian adalah sebuah komunitas musik indie “KIRANA” di kota Medan, dan subjek penelitian yang penulis pilih adalah peran dari fungsi fungsi komunikasi.

Perkembangan yang terjadi pada musik dol setelah dilakukan penelitian yakni pertama : musik dol yang sebelumnya sebagai media pendukung dalam suatu upacara, beralih

Data dan media informasi yang akan dirancang mengenenai perkembangan musik psychedelic di Kota Bandung terfokus pada pengenalan band-band yang ber-genre Progresif

Sistem notasi konvensional Barat notasi balok tersebut digunankan dengan pertimbangan bahwa 1 pada budaya tradisi musik Batak tidak ditemukan system penulisan musik, 2 pada

Pada penulisan skripsi ini sesuai judul di atas penulis mengkhususkan gitar elektrik sebagai penerapan pengkolaborasian tangga nada pelog dengan musik blues, dikarenakan