• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIKA SISWA SMP MUHAMMADIYAH-24 AEKKANOPAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIKA SISWA SMP MUHAMMADIYAH-24 AEKKANOPAN."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIKA SISWA SMP MUHAMMADIYAH-24 AEKKANOPAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Megister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

ROHANI

NIM: 8116172017

PROGRAM PASCASARJANA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

ROHANI. Pengembangan Perangkat Pembelajaran menggunakan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematika Siswa SMP Muhammadiyah-24 Aekkanopan.Tesis.Medan. 2013. Program Studi Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Menemukan perangkat pembelajaran matematika Realistik yang efektif meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa (2) Mendiskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi metematika siswa dalam Pendekatan Matematika Realistik siswa. Jenis pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan model 4-D (Four D Model ) yang dikemukakan Thiagarajan ,Semmel dan Semmel. Keempat tahap tersebut adalah tahap pendefenisian ( define ), tahap rancangan ( design ), tahap pengembangan ( develop ) dan tahap penyebaran ( disseminate ). Perangkat pembelajaran matematika realistik berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar aktivitas siswa LAS. Perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar aktivitas siswa (LAS) dan instrumen pembelajaran di

validasi oleh para ahli sebelum di uji cobakan. Uji coba perangkat pembelajaran dua kali uji coba yaitu uji coba I dilakukan pada siswa kelas VIIIA dan setelah di peroleh hasilnya tidak tuntas, dan dilakukan perbaika maka dilakukan uji coba kedua pada kelas VIIIB SMP Muhammadiyah-24 Aekkanopan. Hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal berikut: (1)Efektivitas perangkat pembelajaran disimpulkan berdasarkan pada: (a) Ketuntasan klasikal pada uji coba I adalah 76,67 dan uji coba II adalah sebesar 86,67 (b) Ketercapaian indikatornya efektif (2) Hasil uji coba perangkat kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat terhadap perangkat yang telah di kembangkan pada uji coba I dengan gain 0,49 dan pada uji coba II dengan gain 0,59. Serta disposisi matematika siswa pada uji caba I gainnya adalah (0,26) dan pada uji coba II gainnya (0,39).

(7)

ii

ABSTRACT

ROHANI. Learning Software Development in Realistic Mathematics Approach

To Improve Problem Solving Ability and Disposition SMP Muhammadiyah Student Mathematics-24 Aekkanopan. Thesis. Medan 2013. Mathematics Education Program Graduate Program, State University of Medan (UNIMED)

The purpose of this study was to: (1) Describing the increase problem solving ability and disposition mathematics students in mathematics Realistic approach to student (2) Finding the Realistic Effective mathematics learning of the students' mathematical problem solving ability.

The kinds of development which is done using the development of Four D Model which found by Thiagarajan, Semmel and Semmel that modified become four levels. These four levels are define, design, develop, and disseminate. This PP based on problem solving on lesson plan, LAS. The overall validation of the results of the study showed that overall learning device can be used. Furthermore, the composing an instrumen of tets to know the ability of problem solving ability and disposition mathematics students against of learning. The result of validation of an instrument of tasts indicating that the whole intrument could be used. Adevice using realistic approach learning mathematics restricted to handbook teachers and students sheet activities (LAS). The tests conducted in VIIIth grede student of SMP Muhammadiya-24 Aekkanopan. The samples taken from VIIIA and VIII B class 30 students. The results showed that: (I) The effectively of learning device developed by using Mthematikal Realistic Approach (PMR) toward problem solving ability and disposition mathematics students ability conlude based on: (a) completeness of student lesson classically about 86,67% and (b) the reach of indicator is on the criteria of limitation effectiveness; (2) I

mprovement of ability of trouble-shooting and disposition of student mathematics to peripheral which have in developing at test-drive I by gain 0,49 and [at] test-drive of II denagn gain 0,59. And disposition of student Mathematics at test of caba I (0,26) and Gain at test-drive II (0,39).

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Melalui Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dan Disposisi Matematika Siswa Di SMP Muhammadiyah-24 Aekkanopan. Shalawat beriringkan salam penulis sanjungkan keharibaan Nabi besar Muhammad SAW sebagai risalah

umat. penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi sebagian dari

persyaratan untuk memperoleh gelar Master Pendidikan (M.Pd) di Program Studi

Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan

(UNIMED).

Tesis ini menelaah pengembangan perangkat pembelajaran dengan

mendekatan Matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika dan disposisi matematika. Dalam proses mulai dari penulisan

tesis ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, nasihat, dorongan,

saran, dan kritik yang sangat berharga dari berbagai pihak yang telah membantu

penulis dengan keikhlasan dan ketulusan baik langsung maupun tidak langsung

sampai terselesainya tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang

setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti

(9)

1. Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana

UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf Program Studi

Pendidikan Matematika.

2. Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan ibu Ida

Karnasih, M, Sc,Ed, Ph. D selaku Dosen Pembimbing II. Yang telah banyak

membimbing dan mengarahkan penulis. Sumbangan pikiran yang amat

berharga sejak awal pemunculan ide dan kritik demi kritik serta pertanyaan

kritis guna mempertajam gagasan telah membuka dan memperluas cakrawala

berpikir penulis dalam penyusunan tesis ini. Juga dorongan beliau agar

penulis segera menyelesaikan studi secepatnya.

3. Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd dan Ibu

Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku Narasumber yang telah banyak memberikan

saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Direktur, Asisten I, II dan III beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED

yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis

menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Edika Sahputra, S.Pd.I selaku kepala sekolah SMP Muhammadiyah-24

Aekkanopan dan seluruh pegawai tata usaha yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.

6. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada

Ayahanda tersayang Daud Pasaribu, Ibunda tercinta Saanah dan adikku

(10)

memberikan dorongan, motivasi dan nasehatnya yang menyejukkan hati

serta cinta kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Buat teman-teman terbaik penulis (Abangda Sertu Ari Pamungkas, Ade

Irwansah Putra, Rahmat Defri dan Tiar Hermanstah) yang telah memberikan

dukungan, bantuan dan motivasi yang sangat membangun dari awal samapai

selesainya tesis ini.

8. Serta rekan-rekan seperjuangan angkatan 2011 dari Program Studi

Pendidikan Matematika, serta yang telah banyak memberikan bantuan dan

dorongan dalam penyelesaian tesis ini.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga

tesis ini bermanfaat kepada penulis maupun rekan-rekan lain terutama bagi rekan

guru dalam meningkatkan wawasan dan kemampuan untuk melaksanakan

kegiatan pembelajaran matematika di depan kelas serta dapat menjadi seorang

guru yang berkompetensi dan professional.

Medan, Nopember 2013 Penulis

(11)

vi

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 13

1. Hakikat Pembelajaran Matematika ... 19

2. Perangkat Pembelajaran ... 22

3. Model Pengembangan Sistem Instruksional ... 34

4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 39

6. Disposisi matematika ... 43

7. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik ... 47

9. Teori yang terdekat Dengan PembelajaranMatematika Realistik ... 64

B. Penelitian yang Relevan ... 73

(12)

vii

BAB III METODE PENELITIAN ... 82

A. Jenis Penelitian ... 82

B. Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 82

C. Penelitian Para Ahli ... 87

D. Uji Coba Lapangan ... 88

E. Teknik Pengumpulan Data... 91

F. Teknik Analisis Data ... 91

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 101

A. Diskripsi Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 101

1. Deskripsi Tahap Pendefinisian (Define) ... 101

2. Deskripsi Tahap Perencanaan (Desingn) ...109

3. Hasil Tahap Pengembangan (Develop) ... 116

B. Uji Coba Perangkat Pembelajaran ... 114

C. Pembahasan ... 129

D. Kelemahan Penelitian ... 138

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 139

A. Simpulan ... 139

B. Saran ... 139

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Isi Halaman

2.1 Sintak Pendekatan Matematika Realistik ... 58

2.2 Implementasi PMR dalam kegiatan belajar mengajar ... 60

2.3 Fase-fase Model Pembelajaran Realistik ... 60

3.1. Skor Kategori Skala Likert... 86

1.1 Media dan Alat Peraga Pembelajaran Materi Kubus dan Balok Kelas VIII Penelitian ...109

4.2. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah... ... 114

4.3. Kemampuan Belajar Siswa pada Pree- Tes dan Post - Tes Dalam Bentuk Gain untuk uji coba I ... 118

4.4. Peningkatan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah, Persentase Pencapaian KKM dan Hasil Gain ...119

4.5. Hasil Skala Disposisi Matematika Siswa ... 122

4.6 Nilai KKM siswa pada uji coba I ... 123

3.7. Keter Capaian Indikator Pemecahan Masalah Pad Uji coba I ...124

4.8. Kemampuan Belajar Siswa pada Pree- Tes dan Post - Tes Dalam Bentuk Gain untuk uji coba II ...126

4.9. Peningkatan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dilihat Hasil Gain ...128

4.10. Nilai KKM siswa pada uji coba II ... 128

4.11. Hasil Skala Disposisi Matematika Siswa ... 130

4.12 Nilai KKM siswa pada uji coba II ... 131

4.13. Keter Capaian Indikator Pemecahan Masalah Pada Uji coba II ...132

4.16 Persentase Pencapaian KKM Pada Uji Coba I dan II ...135

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman

1.1. Alternatif Jawaban Soal Pemecahan Masalah... 8

2.1. Matematisasi konseptual Jan de Lange ... 8

3.1. Modifikasi Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dari Model 4-D ... 82

4.1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada hasil pada Uji Coba I ... 120

4.2. Peningkatan Disposisi Matematika Siswa ... 122

4.3. Ketercapaian KKM Pre tes dan Pos Tes pada uji coba I ... 124

4.4. Ketercapaian Indikator Pre tes dan Pos Tes pada uji coba I ... 125

4.5. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada hasil pada Uji Coba II ... 129

4.6. Peningkatan Disposisi Matematika Siswa pada Uji coba II... 130

4.7. Ketercapaian KKM Pre tes dan Pos Tes pada uji coba II ... 131

4.8. Ketercapaian Indikator Pre tes dan Pos Tes pada uji coba II ... 133

4.10. Hasil Persentase KKM kemampuan Pemecahan Masalah Pada Uji Coba I dan II ... 135

4.12. Diagram Peningkatan Kemampuan Pemecahan masalah matematika siswa 136 4.12. Skala Disposisi Matematiak Siswa pada Uji Coba I dan II ... 137

(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PMR ... 204

LAMPIRAN B (LAS) Lembar Aktivitas Siwa (LAS) PMR... ... ... 114

LAMPIRAN C (Buku Guru) Buku Guru ... 171

LAMPIRAN D (ISTRUMEN PENELITIAN) 1. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 242

2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 244

3. Angket Disposisi Matematika siswa ... 250

LAMPIRAN E (HASIL VALIDASI/HASIL INTUMEN) 1. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Tes ... 252

LAMPIRAN F (HASIL PENELITIAN PADA UJI COBA I 1. Nilai Pre Tes Kemampuan Pemecahan Msalah Matematika Siswa... 279

2. Nilai Pos Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ... 280

3. Nilai Angket Disposisi Matematika Siswa ... 383

LAMPIRAN G (HASIL PENELITIAN PADA UJI COBA II) 1. Nilai Pre Tes Kemampuan Pemecahan Msalah Matematika Siswa... 284

2. Nilai Pos Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ... 285

3. Nilai Angket Disposisi Matematika Siswa ... 288

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk

pembangunan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting.

Kualitas pendidikan suatu bangsa mempengaruhi kemajuan bangsa tersebut.

Tanpa pendidikan, suatu bangsa tidak dapat mengalami perubahan dan kemajuan.

Oleh karena itu, pendidikan harus dipersiapkan sebagai bekal kehidupan di masa

yang akan datang. Pendidikan erat kaitannya dengan pembelajaran yang

diselenggarakan di sekolah. Pembelajaran merupakan salah satu unsur yang

terpenting dalam pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu, kualitas pendidikan

erat hubungannya dengan kualitas pembelajaran. Salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan adalah melakukan suatu inovasi-inovasi atau

terobosan baru dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran

yang dapat menyentuh aspek-aspek tertentu pada diri seseorang sehingga ia

mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

Pembelajaran yang diberikan di sekolah terdiri dari berbagai ilmu yang

disampaikan melalui mata pelajaran. Setiap mata pelajaran memiliki peranan

masing-masing dalam mengembangkan potensi siswa. Salah satu mata pelajaran

yang penting untuk diajarkan di sekolah adalah mata pelajaran matematika.

Seperti yang dinyatakan dalam NCTM (Fatimah, 2007:2) bahwa belajar dan

(17)

2

mata pelajaran di sekolah. Selain itu matematika memiliki peranan penting dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru dapat memper hatika

beberapa hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus,

sebagaimana hasil diskusi dari beberapa rekan guru dalam forum Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP) mengungkapkan bahwa: (1) sangat sulit

menerapkan model ataupun pendekatan pada RPP , sehingga RPP yang dibuat

belum mencerminkan model atau pendekatan yang menarik perhatian siswa, (2)

RPP yang dibuat tidak dilengkapi LAS dan buku siswa tidak sesuai dengan

pendekatan/model yang mereka gunakank, (3) khususnya dalam penyajian materi

masih terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran yang dialami oleh siswa,

Beberapa masalah tersebut antara lain siswa mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang menjadi acuan

sekarang ini antara lain menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru

hendaknya menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik

pembelajaran yang mendidik secara kreatif, penataan materi pembelajaran secara

benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karaktristik siswa. Pengajaran

ini dimulai dari hal-hal konkret dilanjutkan ke hal yang abstrak. Pengajaran di

sekolah, terutama diarahkan agar siswa memiliki kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta memiliki sikap menghargai matematika

dan kegunaannya dalam kehidupan, harapan tersebut tidak sejalan dengan situasi

dan kondisi pembelajaran matematika di kelas selama ini dalam belajar adalah

(18)

3

disampaikan oleh guru, urutan penyajian bahan dimulai dari abstrak ke konkret,

yang bertentangan dengan perkembangan kognitif siswa dan kurang

memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sumber belajar (Soedjadi, 2001).

Dalam Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan beberapa tujuan pembelajaran

matematika di sekolah, antara lain: (1) Mengembangkan aktivitas kreatif yang

melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan. (2) Mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah. (3) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

Hal yang sama dikemukakan Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253)

bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan

dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan

matematika yang .sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat

dan jelas, (4) dapat .digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara,

(5) meningkatkan .kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran

keruangan,(6) .memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang

menantang.

Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan ada lima

alasan pentingnya belajar matematika, yaitu:

1. Matematika adalah sarana berpikir yang jelas

2. Matematika adalah sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari

3. Matematika adalah sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman

(19)

4

5. Matematika adalah sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Pada kenyataannya minat siswa dalam menerima pelajaran matematika

yang di ajarkan oleh guru mangakibatkan rendahnya hasil belajar matematika

siswa. Seringkali siswa menjadi korban dan dianggap sebagai sumber penyebab

kesulitan belajar. Padahal mungkin saja kesulitan itu bersumber dari luar diri

siswa. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah, sikap negatip siswa terhadap

pelajaran matematika.. Hal tersebut dapat mengakibatkan ada yang merasa takut,

ada yang merasa bosan bahkan ada yang alergi pada pelajaran matematika.

Akibatnya siswa tidak mampu mandiri dan tidak tahu apa yang harus

dilakukannya sehingga prestasi siswa dalam pelajaran matematika selalu tidak

memuaskan. Sejalan dengan Abdurrahman (2009:252) bahwa: “Dari berbagai

bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang

dianggap paling sulit oleh berbagai siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar

maupun bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Menurut Rachmania (2009), ketidak tepatan pengorganisasian dan

penyajian materi pelajaran sering menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar

matematika. Serta B uno Hamzah (2011:95) menyatakan strategi pembelajaran,

komponen umum suatu perangkat material pembelajaran dan mengembangkan

materi secara prosedural haruslah berdasarkan karakteristik siswa. Bahan ajar

merupakan sesuatu yang harus diperhatikan sebagai bagian pokok yang

berhubungan dengan materi pelajaran. Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi

kegiatan pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan

siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi buku siswa dan Rencana

(20)

5

memberikan materi secara instan, tetapi mampu menggiring siswa kepada

kemampuan untuk mengerti konsep yang dipelajari sehingga belajar siswa lebih

bermakna.

Bahan ajar yang diawali dengan menghadapkan siswa pada masalah

kontekstual dapat membuat siswa tertantang untuk menyelesaikan masalah

kontekstual tersebut. Selanjutnya pengetahuan yang berupa bangun datar

dikonstruksi oleh siswa berdasarkan pada pengetahuan yang sudah dimilikinya.

Hal ini berdasarkan prinsip pengajaran dan prinsip belajar matematika menurut

NCTM (Mulyana, 2008:1). Prinsip pengajaran menyatakan bahwa pengajaran

matematika yang efektif mengusahakan siswa supaya mengetahui dan menyadari

perlunya belajar matematika, kemudian mendukung mereka untuk belajar

matematika dengan baik. Sementara prinsip belajar menyatakan bahwa siswa

harus mempelajari matematika dengan pemahaman, membangun pengetahuan

baru dari pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.

Hasil penelitian menunjukkan (Portal Dunia Guru, November 2007),

terdapat beberapa fenomena yang dapat dilihat bagaimana tindakan guru di kelas

agar hasil Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tercapai dengan optimal. Namun

kenyataanya tidak demikian karena memang banyak guru matematika tidak

mampu melaksanakan KBM dengan baik, walaupun seluruh guru telah dibekali

sepuluh kompetensi guru. Karena itu kemampuan pemecahan masalah dalam

matematika perlu dilatih dan di kembangkan kepada siswa sedini mungkin.

Kemampuan ini diperlukan siswa sebagai bekal dalam memecahkan masalah

matematika dan masalah yang ditemukan oleh Ruseffendi (1991:4) bahwa:

(21)

6

dikemudian hari akan mendalami metematika, melainkan juga bagi mereka yang

akan menerapkannya baik dalam bidang studi lain maupun dalam kehidupan

sehari-hari.

Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

guru dituntut kreatif dalam mengembangkan bahan ajar yang menarik dan

beragam dan memilih suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi siswanya

untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Pengembangan bahan ajar

merupaka tanggung jawab guru sebagai pengajar bagi peserta didik di sekolah.

Dengan kreativitas guru dalam mengembangkan bahan ajar ini akan menghasilkan

kegiatan belajar mengajar yang bermakna.

Suryadi, dkk (dalam Suherman, Erman, dkk UPI, 2003:83) dalam

surveinya tentang current situation on mathematics and science education in

Bandung yang disponsori oleh JICA, menyatakan penemuan bahwa: “pemecahan

masalah matematika merupakan salah satu kegiatan matematika yang dianggap

penting baik oleh para guru maupun siswa di semua tingkatan mulai dari SD

sampai SMU”. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam

mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengajarkannya. Suatu masalah

biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk

menyelesaikannya, akan tetapi siswa tidak tahu secara langsung apa yang harus

dikerjakan untuk menyelesaikannya.

Berdasarkan penelitian yang saya peroleh, kenyataannya kemampuan

pemecahan masalah siswa masih rendah, hal ini dibuktikan pada saat peneliti

(22)

7

masalah kepada 35 orang siswa kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah-24 Aek

Kanopan menyatakan bahwa.

Rendahnya pemecahan masalah siswa pada pokok bahasan kubus dan balok, ini terjadi karena tingkat konsentrasi siswa yang tidak maksimal, yang mungkin disebabkan karena metode yang digunakan selama ini tidak cocok atau metode sebelumnya tidak membuat siswa termotivasi sehingga kebanyakan siswa kurang mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi tersebut. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

Sebuah kotak yang terbuat dari kardus berbentuk balok berukuran panjang

10 cm, lebar 4 cm dan tingginya 3 cm.

Jika ke dalam kardus tersebut dimasukkan kotak berbentuk kubus yang

mempunyai panjang rusuk 1 cm. Berapa banyak kotak yang dapat dimuat

dalam kotak kedus tersebut dan berapakah volume kotak kerdus tersebut ?

Hasil kerja siswa dapat dilihat dari jawaban salah seorang siswa seperti

(23)

8

Gambar 1.1 Jawaban Siswa Soal Pemecahan Masalah

Dari lembar jawaban diperoleh, rata-rata siswa yang mampu

menyelesaikan hanya 7 orang dari 35 siswa. Siswa kesulitan dalam pemecahan

masalah tersebut. Ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru hanya

menjelaskan langkah-langkah untuk sekedar menghitung tanpa membimbing

siswa untuk mengemukakan ide dalam bentuk lisan dan tulisan serta guru jarang

mempersiapkan perangkat pembelajaran yang baik (buku guru dan LAS) sehingga

menyebabkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa.

Selain itu salah satu faktor yang mempengaruhi siswa dalam pembelajaran

matematika adalah disposisi mereka terhadap matematika yang belum tumbuh

pada diri siswa. Sebagaimana digunakan disini, disposisi matematik berarti

“kecenderungan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang positif” (National

Council of Treachers of mathematics, 1989:233). Kecenderungan ini belum

tercermin dapat dilihat ketertarikan siswa dan kepercayaan diri dalam

mengerjakan matematika. Kemauan siswa dalam mengeksplorasi dan ketekunan

dalam memecahkan masalah matematika. Menurut National Council of Teachers

of Mathematics (dalam kusumawati, 2010), disposisi matematik memuat tujuh

(24)

9

menggunakan matematik, fleksibel dalam melakukan kerja matematika

(bermatematika), gigih dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugas matematika,

memikiki rasa ingin tahu dalam bermatematika, melakukan refleksi atas cara

berpikir, Menghargai aplikasi matematika dan mengapresiasi peranan matematika

Komponen-komponen disposisi matematika di atas termuat dalam

kompetensi matematika dalam ranah apektif yang menjadi tujuan pendidikan

matematika di sekolah menurut kurikulum 2006 adalah sebagai berikut, memiliki

sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa

ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet

dan percaya diri dalam pemecahan masalah. (Depertemen Pendidikan Nasional,

2006:346). Disposisi matematik siswa yang rendah mengakibatkan rendahnya

kemampuan pemecahan masalah siswa.

Berdasarkan pada kebutuhan pengembangan kemampuan pemecahan

masalah matematika disetiap jenjang pendidikan dan disposisi siswa masih

rendah. Hendaknya dapat menggunakan alat peraga dalam pengajaran matematika

dan pengajaran matematika haruslah menarik, menyenangkan dan tidak

membosankan bagi siswa. Hal ini agar siswa lebih mudah untuk memahami

fakta, sifat, aturan, konsep, definisi, prinsip, atau teorema dari matematika. Untuk

mencapai hal itu maka seorang pendidik (guru) dituntut untuk propesional dalam

melakukan pembelajaran. Pembelajaran yang bervariasi merupakan salah satu dari

kemungkinan yang dapat diterapkan untuk menggapai tujuan pendidikan.

Tercapainya tujuan pendidikan diperoleh dengan metode pembelajaran

matematika yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

(25)

10

mengatasi permasalahan dalam pembelajaran perlu dilakukan perubahan

pendekatan dalam pembelajaran matematika, yaitu pendekatan yang memberikan

kesempatan pada siswa untuk aktip dalam belajar matematika. salah satunya

dengan Pendekatan Metematika Realistik (PMR). Pendekatan matematika

realistik merupakan pendekatan dalam pembelajaran matematika yang

memandang matematika sebagai suatu aktifitas manusia. Pendekatan tersebut

memiliki lima karekteristik; yaitu 1) The use of contexts, 2) the use of models 3)

the use of studens’own production and constryctions, 4) the intractive character of

teaching process, 5) the intertwinement of various learning stands”( dalam

Gravemeijer,1994).

Selanjudnya maya sari (2009) mengemukakan bahwa matematika realistik

adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realita dan

pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. masalah-masalah realistik

digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau

pengetahuan matematika. Upanya ini di laksanakan melalui penjelajahan sebagai

situasi dan persoalan-persoalan realistik. Realistik dalam hal ini dimaksudkan

tidak hanya mengacu pada realita tetapi pada sesuatu yang dapat dibayangkan

oleh siswa (Mulyo, 2009).

Dalam Pendekatan Matematika Realistik (PMR) siswa dituntut lebih aktif

dalam mengembangkan sikap pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan

kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang

lebih bermakna pada diri siswa. Dengan demikian Pendekatan Matematika

Realistik (PMR) merupakan pendekatan yang sangat berguna dalam pembelajaran

(26)

11

Matematika Realistik (PMR) selain siswa belajar matematikanya juga mereka

mendapat pengertian yang lebih bermakna tentang penggunaan matematika

tersebut di berbagai bidang”. Pendekatan Matematika Realistik (PMR)

mendorong siswa untuk dapat mengembangkan pembelajaranya serta lebih aktif

dan lebih bermakna artinya siswa dituntut selalu berpikir tentang suatu persoalan

dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya, dengan demikian mereka akan

lebih terlatih untuk selalu mengembangkan keterampilan pengetahuannya,

sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk

jangka waktu yang cukup lama.

Untuk menumbuh kembangkan disposisi peserta didik, disajikan materi

dengan memuat beragam strategi, soal non rutin atau latihan pemecahan masalah.

Soal non rutin adalah soal yang tipenya berbeda dengan contoh atau soal latihan

yang lebih menantang lagi. Pemecahan masalah (problem solving) meliputi

memahami masalah, merancang model, memecahkan model, memeriksa hasil

(mencari solusi yang layak) dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Sejalan itu

Depdiknas (2006) memberikan pedoman mengenai beberapa kompetensi yang

perlu diperhatikan guru dalam melakukan penilaian, yaitu: 1) Pemahaman konsep:

siswa mampu mendefenisikan konsep, mengidentifikasi, dan memberi contoh atau

bukan contoh dari konsep tersebut; 2) Prosedur: Siswa mampu mengenali

prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar; 3) Komunikasi:

Siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan,

tertulis atau mendemonstrasikan; 4) Penalaran: Siswa mampu memberikan alasan

induktif dan deduktif sederhana; 5) Pemecahan masalah: Siswa mampu

(27)

12

Dalam proses pembelajaran dengan PMR, guru harus memanfaatkan

pengetahuan siswa sebagai jembatan untuk memahami konsep-konsep

matematika melalui pemberian suatu masalah kontekstual. Pembelajaran

matematika realistik memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

kembali dan merekonstruksi konsep-konsep matematika, sehingga siswa

mempunyai pengertian kuat tentang konsep-konsep matematika. Salah satu

karakteristik PMR adalah menggunakan konteks dunia nyata siswa dalam

pembelajaran.

Pembelajaran yang dapat memberikan peluang dan mendorong siswa

untuk melatih kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siwa.

Guru dapat mempercepat peningkatan pemecahan masalah siswa dengan cara

memberikan tugas matematika dalam berbagai pariasi. Dan untuk mendukung

proses pembelajaran yang mengaktipkan siswa diperlukan suatu pengembangan

LAS yang berfokus pada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari siswa (masalah

kontekstual) dan disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa. Penerapan

Matematika Realistik memberikan pendekatan yang menyatakan bahwa

matematika merupakan kegiatan manusia yang lebih menekankan aktivitas siswa

untuk mencari, menemukan, dan membangun sendiri pengetahuan yang

diperlukan sehingga pembelajaran menjadi berpusat pada siswa. Beberapa

penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan

menggunakan PMR lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan

metode konvensional (Alhaddad, 2002; Fauzi, 2002; Hasratuddin, 2002; Herawati, 2003;

dan Herlina, 2003).

Meskipun pada mulanya PMR ditujukan untuk sekolah dasar, tetapi PMR

(28)

13

(2004) telah memberikan contoh penerapan PMR pada topik kalkulus untuk

sekolah menengah. Mereka mengatakan, “We try to show that the framework that

has been developed for primary school can also be used for such an advanced

topic as calculus.

Berdasarkan uraian di atas, diharapkan PMR dapat menjadi alternatif

pembelajaran yang baik. Selanjutnya, hal ini membuat penulis tertarik untuk

menerapkan PMR di SMP. Pada penelitian ini dipilih topik “Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematika Siswa

SMP Muhammadiyah-24 Aekkanopan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah,

dapat dilakukan identifikasi masalah :

1. Hasil belajar matematika siswa rendah.

2. Dalam belajar matematika siswa terkesan belajar menghapal (mengingat

rumus-rumus), kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama

pengetahuan.

3. Dalam proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan pengetahuan

siswa sebagai jembatan untuk memahami pemberian suatu masalah

kontekstual.

(29)

14

5. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dan sikap negative

siswa terhadap matematika.

6. Dalam proses pembelajaran guru kurang maksimal memberikan soal-soal

matematika kontekstual yang dapat mengembangkan disposisi siswa

terhadap matematika.

7. Rendahnya disposisi matematika siswa terhadap soal-soal kontekstual

menyebabkan mereka tidak mampu menemukan ide-ide baru dalam

penyelesaian masalahan.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat keluasan ruang lingkup permasalahan dalam pembelajaran

matematika seperti yang telah diidentifikasi di atas, maka penelitian ini perlu

dibatasi sehingga lebih terfokus pada permasalahan yang mendasar dan

memberikan dampak yang luas terhadap permasalahan yang dihadapi. Penelitian

ini dibatasi pada pemecahan masalah dan disposisi matematika siswa. Adapun

alternatif pembelajaran yang diteliti adalah pengembangan perangkat

pembelajaran melalui Pendekatan Matematika Realistik.

Masalah yang teridentifikasi di atas merupakan masalah yang cukup luas dan

kompleks, agar penelitian ini lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis

membatasi masalah pada:

1. Pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan Matematika

Realistik dibatasi pada buku guru dan LAS.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematika siswa dengan

(30)

15

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, maka permasalahan yang dikaji pada rumusan masalah ini

adalah “Bagaimanan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika

realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi siswa

di SMP Muhammadiyah-24 Aekkanopan” dari permasalahan tersebut dapat

dirincikan beberapa pertanyaan penelitian yaitu:

1. Bagaimana efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan

pendekatan matematika realistik terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi

matematika siswa dalam pendekatan matematika realistik dengan

menggunakan perangkat yang telah di kembangkan?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengembangkan perangkat

pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan dan disposisi masalah siswa di SMP Muhammadiyah-24

Aekkanopan. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menemukan perangkat pembelajaran dengan pendekatan matematika

Realistik yang efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa.

2. Mendiskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan

(31)

16

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menghasilkan temuan-temuan yang

merupakan masukan berarti bagi pembaharuan kegiatan pembelajaran yang

dapat memberikan suasana baru dalam memperbaiki cara guru mengajar di

kelas, khususnya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Manfaat yang mungkin diperoleh antara lain:

1. Bagi siswa akan memperoleh pengalaman nyata dalam belajar matematika

pada pokok bahasan kubus dan balok dengan menggunakan pendekatan

Matematika Realistik yang di fokuskan pada peningkatan kemampuan

pemecahan masalah dan disposisi siswa .

2. Sebagai masukan bagi guru matematika mengenai pendekatan

pembelajaran matematika dalam membantu siswa meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematika siswa.

3. Bagi Kepala sekolah, dapat menjadi bahan pertimbangan kepada tenaga

pendidik untuk menerapkan perangkat pembelajaran matematika realistik

dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

4. Bagi peneliti, dapat menjadikan sebagai bahan acuan dalam

pengembangan perangkat pembelajaran matematika realistik lebih lanjut.

5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk pembelajaran

(32)

17

1.7 Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap penafsiran istilah-istilah yang

digunakan, akan dijelaskan beberapa istilah yang didefinisikan secara

operasional dengan tujuan penelitian ini menjadi lebih terarah. Adapun

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah suatu pendekatan

pembelajaran matematika dengan menempatkan realita dan pengalaman

siswa sebagai titik awal pembelajaran, yang memiliki karakteristik

menggunakan masalah kontekstual, menggunakan model, menggunakan

produksi dan konstruksi siswa, interaktif dan saling terkait dan terintegrasi

dengan topik pembelajaran lainnya.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan siswa

dalam menyelesaikan masalah matematika dengan memperhatikan proses

menemukan jawaban berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah,

yaitu:

1. Memahami masalah

2. Merencanakan Pemecahan Masalah

3. Menyelesaikan Masalah sesuai Rencana

4. Memeriksa kembali Prosedur dan Hasil Penyelesaian

3. Disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran dan dedikasi yang kuat

pada diri siswa untuk belajar dan melaksanakan berbagai kegiatan dalam

kegiatan pembelajaran matematika.

4. Perangkat Pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang

(33)

18

perangkat pembelajaran berupa: Buku Guru (BG), Lembar Aktivitas

siswa (LAS).

5. Pengembangan perangkat pembelajaran adalah suatu proses untuk

memperoleh perangkat pembelajaran yang baik. Perangkat pembelajaran

yang dikembangkan berdasarkan prosedur pengembangan perangkat dan

telah divalidasi dan dilakukan uji coba.

6. Efektivitas pembelajaran adalah seberapa besar apa yang telah

direncanakan dapat tercapai setelah selesai pembelajaran. Keefektipan

pembelajaran ditentukan ketercapaian ketuntasan klasikal dan ketercapaian

(34)

141

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal

berikut:

1. Efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan

matematika realistik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa disimpulkan berdasarkan pada: (1) ketuntasan klasikal sebesar 86,67 (2)

Ketercapaian indikator:efektif

2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematika siswa

terhadap perangkat yang telah di kembangkan pada uji coba I dengan gain 0,49

dan pada uji coba II denagn gain 0,59. Disposisi matematika siswa pada uji

caba I (0,26) dan Gain pada uji coba II (0,39).

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dalam pelaksanaan penelitian, pembelajaran

matematika realistik yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran, memberikan

beberapa hal yang penting untuk diperhatikan. Untuk itu peneliti menyarankan

beberapa hal berikut:

1. Kepada Guru

Pengembangan perangkat pembelajaran PMR pada kemampuan

pemecahan masalah dan disposisi matematika siswa dapat diterapkan pada

semua pokok bahasan. Oleh karena itu hendaknya pengembangan

(35)

142

membuat siswa terlatih dalam memecahkan masalah melalui proses

memahami masalah, merencanakan pemecahan, menyelesaikan masalah,

memeriksa kembali. Peran guru sebagai fasilitator perlu didukung oleh sejumlah

kemampuan antara lain kemampuan memandu diskusi di kelas, serta kemampuan

dalam menyimpulkan. Di samping itu kemampuan menguasai bahan ajar sebagai

syarat mutlak yang harus dimiliki guru. Untuk menunjang keberhasilan

implementasi pendekatan matematika realistik diperlukan bahan ajar yang lebih

menarik dirancang berdasarkan permasalahan kontektual.

Pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR),

masih sangat asing bagi guru dan siswa terutama di daerah, oleh karena itu

perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan dapat meningkatkan

kemampuan belajar siswa.

2. Kepada Peneliti

Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian dengan

pengembangan perangkat pembelajaran matematika realistik dalam

peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi metematika

siswa secara maksimal untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal.

Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan mengembangkan perangkat

pembelajaran matematika realistik dalam peningkatan kemampuan

matematika lain dengan mengembangkan perangakat yang lebih baik agar

(36)

141

DAPTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Depdikbub Rineka Cipta

Adi. (2010). Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia http://adikasimbar.wordpress.com/2010/08/31/pedoman-umum pengembangan-bahan-ajar/ [18 Januari 2013]

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran, Rosda: Bandung.

Armanto,D. (2001). Aspek Perubahan Pendidikan Dasar matematika melalui Pendidikan

Matematika Realistik (PMR). Makalah disampaikan pada seminar nasional sehari

Penerapan Pendidikan Matematika Realistik pada Sekolah Dasar dan Madrasah, tanggal 5 Nopember 2001, Medan. Tidak diterbitkan.

A.Cholik & Sugijono. (2003). Matematika untuk SLTP Kelas 2. Jakarta: Erlangga.

Ansari, Bansu I. (2009), Komunikasi Metematikasi Matematika Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: Yayasan PeNa.

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ali, D.S. (2007). Pembelajaran Matematika Realistik melalui Kelompok Kecil untuk

Mengembangkan Kemampuan Siswa SMP dalam Pemecahan Masalah Matematik.

Tesis. Bandung: SPS UPI.

B. Uno, Hamzah (2011). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif danEfektif. Jakarta Bumi Aksara.

Baist, A. (2005). Pengembangan Model Bahan Ajar Matematika Interaktif Berbasiskan

Komputer untuk Meningkatkan Keterampilan Bepikir Rasional Siswa SMP. Skripsi pada

Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Budy, S. (2011). file:///D:/geometri-dan-teori-van-hiele.html. diakses 9 maret 2013 Crawford, L.M. (2001). Teaching Contextually, Research, Rationale, and Techniques for

improving Students Motivation and Achivement in Mathematics and Science. Waco, Texas

CCI Publishibg, Inc

Depdikbud. (1994). Kurikulum Sekolah Mengengah Pertama. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. (2008). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)SMP Kelas VIII. Jakarta.

(37)

142

Depdiknas. (2003). Kurikurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata pelajaran Matematika

Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta.

Depdiknas. (2002a), Manajemen Pendidikan Mutu Berbasis Sekolah, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Gagne, and Briggs. (1997). The Conditioning of Learning. New York: Holt Rinchard and Winston

Gagne, Margaret.E.B. (1984). Belajar dan membelajarkan (Penerjemah Munadir). Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Gravemeijer,K. (1994). Developing. Realistic Mathematics.Utrecht : Freudenthal Institute.

Herman, T (2008). Asesmen Dalam Pembelajaran Matematika Realistik. www.pmri+matematika.com didownload 10 Januari 2009.

Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Pt Bumi Aksara.

Junaidi,S dan Siswono, E.(2006). Matematika SMP untuk Kelas VIII. Surabaya:Gelora Aksara Pratama.

Marsigit. (2007). Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta:Yudhistira Quadra.

Mulyana, T. (2008). Pembelajaran Analitik Sintetik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi pada Sekolah

Program Pasca Sarjana UPI. Bandung : Tidak diterbitkan.

Nainggolan, Peri (2008). Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Dan Motivasi belajar

Terhadap Kemampuan Pemodelan Matematika Siswa SMP di Lubuk Pakam Tahun Pelajaran. Medan. Tesis.

Panjaitan Binsar. (2006). Karakteristik Pebelajar dan Kontribusinya terhadap hasil belajar. Medan: Penerbit Poda.

Suprapto. (2008). PMRI Cocok Menjawab Tantangan Zaman . www.pmri+matematika.com didownload 2 Desember 2008.

Sanjaya, Wina. (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Shafrilda (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa

(38)

143

Styosari, Punaji. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:Guru besar

Tehnologi Pembelajaran.

Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Busana Pustaka.

Surapranata, Sumarna . (2004). Analisis, Validitas, Relibialitas dan Interpretasi Hasil Tes

Implementasi Kurikulum 2004. Jakarta : Rosda.

Suryasubrata,S. (1993). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setiawan, (2004). Buletin PMRI: Edisi ke lima bulan Oktober 2004.

Sumarmo, U. (2002). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum

Berbasis Kompetensi , Makalah pada Pelatihan Guru MTs Bandung.

Suprapto. (2008). PMRI Cocok Menjawab Tantangan Zaman . www.pmri+matematika.com didownload 2 Desember 2008.

Surapranata, Sumarna . (2004). Analisis, Validitas, Relibialitas dan Interpretasi Hasil Tes

Implementasi Kurikulum 2004. Jakarta : Rosda.

Sudjana, N. (2001). Metode Statistik, Bandung : Penerbit Tarsito

Suherman, E., dkk., (2001), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, JICA, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.

Rahayu. (2005). Pembeljaran Matematika dengan Pendekatan PMRI Memang Beda: Buletin PMRI/VI/Peb/2005. http://www.pmri.or.id/main.php didownload 20 Pebruari 2009

Rachmania, Y. I. (2009). Pengembangan Bahan Ajar dengan Pendekatan Realistik Pokok

Bahasan Segiempat untuk Siswa SMP Kelas VII. Skripsi, Program Studi Pendidikan

Matematika, FMIPA Universitas Negeri Malang. [Online]. Tersedia: http://karyailmiah. um.ac.id/index.php/matematika/article/view/5038 [14 April 2010]

Rochmat, N. (2009). Pengembangan Lembar Kerja Siswa sebagai Bentuk Penyajian Penuntun

Praktikum untuk Topik Hidrolisis. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E.T. (1988). Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran

Matematika. Bandung: Tarsito

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Guru: Membantu Mengembangkan Potensinya

(39)

144

Radikum. (1990). Pengembangan Sistem Instruksional: Beberapa Pengembangan Sumber

Belajar. Jakarta: Madyatama Sarana Perkasa.

Trianto (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan pendidikan(KTSP), Surabaya: kencana.

Ubudiyah, Sakinah. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk

Membelajarkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas V MIN Pada Pokok Bahasan Pecahan. Medan. Tesis.

Van den Akker (1999). Social Work Research and Evaluation. Third Edition.Illionis: F.E. Peacock Publishers, Inc.

Wijaya, A riyadi. (2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan

Matematika,Graha Ilmu: Yogyakarta.

Wahyuni. (2011). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah

Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistuk. Medan: Pendidikan

Gambar

Gambar 1.1 Jawaban Siswa Soal Pemecahan Masalah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya

他们的世界是怎么样呢?首先 们必须了解幼儿的心理发展才 能知道他们的美好世界 因 为了写好 个论文, 读各种各样的 书 因特网 的一些学术论文 觉得,游

LAKIP Tahun 2012 yang merupakan bagian dari informasi pengukuran kinerja dalam melaksanakan Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 adalah dokumen

dengan garam dan konsentrasi gula terhadap mutu manisan basah pare. ( Momordica charantia

Seorang guru yang mempunyai sikap yang baik atau cara mengajar yang baik dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Minat belajar adalah kecenderungan hati dari individu

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor kecerdasan emosional

Latar belakang : pemberian imunisasi dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap,Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga sedangkan sikap

Data morfologi yang diukur yaitu bobot badan dilakukan dengan menimbang individu burung dengan timbangan digital; Panjang paruh diukur dari pangkal sampai ujung paruh; Panjang