• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN AKTIVATOR EM4 DAN ANALISIS N P K PADA PUPUK CAIR ORGANIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN AKTIVATOR EM4 DAN ANALISIS N P K PADA PUPUK CAIR ORGANIK."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan kuasa kasih-Nya yang senantiasa menyertai, memelihara dan mencukupkan serta menolong penulis selama memulai perkuliahan sampai melakukan penelitian dan penyusunan skripsi, sehingga semuanya berjalan dengan baik. Judul penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 adalah Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah Organik Dengan Aktivator EM4 Dan Analisis N P K Pada Pupuk Cair Organik.

(3)

vi

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2012 Penulis

(4)

Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah Organik Dengan Aktivator EM4 Dan Analisis N P K Pada Pupuk Cair Organik

Damaris Manurung (408231017)

ABSTRAK

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Batasan Masalah 3

1.3. Rumusan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pupuk 5

2.2. Klasifikasi Pupuk 5

2.3. Pengertian Pupuk Organik 6

2.4. Klasifikasi Pupuk Organik Cair 9

2.5. Pemanfaatan Pupuk 14

2.5.1. Keunggulan Pupuk Organik Dan Standart Kualitas 14

Pupuk Organik 14

2.6. Efektive Mikroorganisme 4 (EM4) 16

2.7. Unsur Hara Makro 19

2.8. Unsur Hara Mikro 22

(6)

vii

2.10. Metode Kjehdahl 24

2.11. Metode Spektofotometri 25

2.11.1. Warna Komplementer 25

2.12. Spektroskopi Serapan Atom (Atomic Absorption

Spectroscopy/ AAS) 26

2.12.1. Pengertian Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) 26 2.12.2. Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom 27

2.12.3. Atomisasi 28

2.12.4. Metode Analisis 29

2.13. Spektrofotometri UV-Vis 29

2.13.1. Prinsip Dasar Spektrofotometer UV-Vis 31

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 32

3.2. Populasi dan Sampel 32

3.3. Alat dan Bahan 32

3.4. Rancangan Penelitian 33

3.5. Prosedur Penelitian 33

3.5.1. Pembuatan Pupuk Organik Cair 33

3.5.2. Pembuatan Larutan 33

3.5.2.1. Pembuatan Larutan untuk Penentuan

Nitrogen Total 33

3.5.2.2. Pembuatan Larutan untuk Penetuan Kalium 34 3.5.4.3. Penentuan Larutan untuk Penetuan Posfor 34. 3.5.3. Penentuan Kadar Nitrogen Total Metode Kjehdahl 35

3.5.3.1. Perhitungan 35

3.5.4. Penentuan Kadar Kalium sebagai K2O secara

Spektrofotometri Serapan Atom 36

3.5.4.1. Preparasi Larutan Sampel 36

3.5.4.2. Penentuan Kalium sebagai K2O 36

(7)

viii

3.5.5. Penentuan Kadar Posfor sebagai P2O5 secara

Spektrofotometri UV/Vis 37

3.5.5.1. Persiapan Larutan Sampel 37

3.5.5.2. Penentuan Posfor sebagai P2O5 37

3.5.5.3. Perhitungan 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penyediaan Sampel 42

4.2. Pembuatan Pupuk Cair 42

4.2.1. Penentuan Kadar Nitrogen 42

4.2.2. Penentuan Kadar Posfor P2O5 43

4.2.3. Penentuan Kadar Kalium K2O 45

4.3. Pembahasan 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 51

5.2. Saran 51

(8)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Standart Kualitas Pupuk Organik menurut Kementrian Pertanian 15

Tabel 2.2. Komposisi Aktivator EM4 18

Tabel 2.3. Kandungan hara makro kotoran padat dan cair beberapa jenis 19 Tabel 2.4. Daftar Panjang Gelombang Dan Warna Komplementer 26

Table 3.1. Rancangan Penelitian 33

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.2. Pembuatan Pupuk Cair 38

Gambar 3.4. Penentuan Kadar Nitrogen Total Metode Kjedahl 39 Gambar 3.5. Penentuan Kadar Posfor sebagai P2O5 secara

Spektrofotometri UV/Vis 40

Gambar 3.5. Penentuan Kadar Kalium sebagai K2O secara

Spektrofotometri Serapan Atom 41

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembuatan Larutan 55

Lampiran 2. Penentuan % Nitrogen 63

Lampiran 3. Penentuan % P dalam bentuk P2O5 64

Lampiran 4. Penentuan Kadar K2O (%) 66

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara bertahap dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman. Feses kambing mengandung sedikit air sehingga mudah terurai. Pupuk organik cair ini dapat dibuat dari kotoran kambing (feses) disebut biokultur ataupun biourine (urine kambing). Pada biokultur dan biourine diberikan aktivator yang sama yaitu EM4. Karena EM4 mengandung Azotobacter sp, Lactobacillus sp, ragi, bakteri fotosintetik, dan jamur pengurai sellulosa. Yang mana keunggulan dari EM4 ini adalah akan mempercepat fermentasi bahan organik sehingga unsur hara yang terkandung akan cepat terserap dan tersedia bagi tanaman (Hadisuwito,2012), dalam (Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian,2008) didapat bahwa kadar N, P, K, dan C-organik pada biokultur lebih tinggi dibandingkan urine atau feses yang belum difermentasi. Pupuk cair dari Kotoran kambing (feses) memiliki kandungan unsur hara relatif lebih seimbang dibandingkan pupuk alam lainnya karena kotoran kambing bercampur dengan air seninya (mengandung unsur hara), hal tersebut biasanya tidak terjadi pada jenis pupuk kandang lain seperti kotoran sapi (Parnata, 2010).

Kesuburan tanah secara alami bergantung pada unsur-unsur kimia yang tersedia dialam. Unsur-unsur kimia alami yang terangkai menjadi bahan organik merupakan bahan penting dalam membantu menciptakan kesuburan tanah. Bahan organik yang ditransformasikan menjadi pupuk sangat berperan untuk perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Pengaruhnya bagi sifat fisik tanah ditunjukkan dengan kemampuannya dalam merangsang granulasi, menurunkan plastisitas dan kohesi serta meningkatkan kemampuan menahan air. Pada sifat kimia tanah, peran bahan organik adalah membantu menyediakan hara seperti nitrogen, fosfor, belerang dan kation. Walaupun bisa membantu, pupuk organik ini bersifat bulky dengan

(12)

2

kandungan hara makro dan mikronya relatif lebih rendah dalam aplikasinya diperlukan dalam jumlah banyak. (Hadisuwito, 2012)

Tanaman seperti halnya makhluk hidup memerlukan makanan/ hara untuk hidup dan berkembang biak. Tanaman memperoleh makanan terutama dari cadangan mineral yang ada didalam tanah yang terkandung dalam bahan organik, limbah organik, bakteri penambat nitrogen, endapan melalui udara, dan lain- lain. Unsur hara diperoleh tanaman dari tanah diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesa tumbuhan/ tanaman. (Indrakusuma, 2000).

Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tanaman sudah sangat membudaya dan para petani telah menganggap bahwa pupuk dan cara pemupukan sebagai salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha taninya. Dampak dari penggunaan pupuk anorganik menghasilkan peningkatan produkstivitas tanaman yang cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka yang relatif lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air dan cepat menjadi asam yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas tanaman (Indrakusuma, 2000).

Pupuk organik umumnya merupakan pupuk lengkap karena mengandung unsur makro dan mikro meskipun dalam jumlah sedikit (Prihmantoro, 1996). Penggunaan pupuk organik alam yang dapat dipergunakan untuk membantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu Pupuk Organik Cair. Pupuk organik cair ini adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang (Indrakusuma, 2000).

(13)

3

berbagai konsentrasi EM4. Menurut (Handajani, 2005), limbah cair tersebut dapat dijadikan alternative baru yang digunakan sebagai pupuk sebab didalam limbah cair tahu tersebut memiliki ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Menurut Mackentum (1969) berdasarkan uji pendahuluan pada limbah cair tahu mengandung Nitrat sebesar 14,628 ppm dan kandungan Orthophosfat sebesar 13,5 ppm. Berdasarakan penelitian (Triawati, 2010) terhadap tiga sampel limbah tahu mengandung Nitrogen berturut-turut 16,59%, 16,74%, dan 17,04%. Menurut (Suriadikata., dkk, 2006), syarat komposisi N dan P yang diperlukan untuk pupuk cair yakni sebesar kurang dari 5%. Komposisi limbah tahu dapat memenuhi persyaratan pupuk cair tersebut.

1.2. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan masalah yang hanya membatasi:

1. Pengaruh pemberian Aktivator EM4 pada pupuk cair yang berasal dari kotoran ternak

2. Kadar Nitrogen, Posfor dan Kalium Pada Pupuk Organik Cair yang berasal dari kotoran ternak.

1.3.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Organik? 2. Berapa kandungan unsur Nitrogen pada pupuk cair dengan menggunakan

Aktivator EM4 pada variasi waktu 1 dan 2 bulan?

3. Berapa kandungan unsur Posfor pada pupuk cair dengan menggunakan Aktivator EM4 pada variasi waktu 1 dan 2 bulan?

(14)

4

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui bagaimana Proses Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Organik. 2. Mengetahui berapa kandungan unsur Nitrogen dalam bentuk NH3 pada pupuk

organik cair dengan menggunakan Aktivator EM4.

3. Mengetahui berapa kandungan unsur Pospor dalam bentuk (P2O5) pada pupuk organik cair dengan menggunakan Aktivator EM4.

4. Mengetahui berapa kandungan unsur Kalium dalam bentuk (K2O) pada pupuk organik cair dengan menggunakan Aktivator EM4.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat digunakan sebagai dasar rujukan tentang kualitas pupuk cair terhadap implementasi tanaman dengan menggunakan aktivator EM4.

2. Pupuk cair yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk pengembangan pertanian organik.

(15)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

1. Pembuatan pupuk organik cair sederhana dari feses kambing memberikan hasil yang cukup baik menurut Standart mutu Departemen Pertanian Tahun 2010kadar Nitrogen, Posfor dan Kalium masing-masing adalah < 2%.

2. Kadar Nitrogen Pupuk Organik Cair dengan aktivator EM4 pada fermentasi 1 dan 2 bulan adalah 0, 80 dan 1, 44 %.

3. Kadar Posfor Pupuk Organik Cair dengan aktivator EM4 pada fermentasi 1 dan 2 bulan adalah 0,03 dan 1, 22 %

4. Kadar Kalium Pupuk Organik Cair dengan aktivator EM4 pada fermentasi 1 dan 2 bulan adalah 0,44 dan 048 %.

1.2. Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan pengukuran pH karena mempengaruhi penggunaan pupuk cair ketanaman.

2. Kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan perbandingan aktivator yang lain agar dihasilkan pupuk cair yang lebih berkualitas.

3. Kepada Peneliti selanjutnya perlu dilakukan kelanjutan penelitian untuk aplikasi pupuk cair dari feses kambing ke tanaman sayuran dan buah-buahan.

(16)

52

DAFTAR PUSTAKA

Admin.2010.Pupuk Organik Dan Urin Sapi.http://www.dewanagribisnis. org/2011/09/26/pupuk-organik-dari-urine-sapi/

Affandi.2008. Pupuk Organik Cair dari Kotor

Ternak.http://affandi21.xanga.com/644038359/pemanfaatan-urine-sapi-yang-difermentasi-sebagai-nutrisi tanaman/

Agustina, L. 1990. Nutrisi Tanaman. Jakarta : Rineka Cipta.

Alaerts G dan Santiko S,S. 1997. Removal of N from swine manure waste waters

by ammonia stripping. Bioresource Technology. Elsevier Sciene Limited.

54:17-20.

Foth, H.D. 1994. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Edisi Keenam : Erlangga

Hadisuwito, Sukamto. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta : AgroMedia Pustaka

Handajani, Hany. 2006. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Sebagai Pupuk Alternatif Kultur Mikroalga Spirullina sp. Jurnal Protein Vol. B, No.2, 188-193. Haswell, S.J. 1991. Atomic Absorption Spectrometry Theory Design and

Aplication. VolumeNew York : Elselver

Indrakusuma, 2000.Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari.PT Surya Pratama Alam.Yogyakarta.

Mackentum, KM. 1969. The Practice of Water Pollution Biology United State Departemen of The Interior Federal Water Pollution Control Administration. Devision of The Technikal support.

Marsono.Sigit. 2001. Pupuk Akar. Jakarta : Penebar Swadaya

Maspary.2011. Cara Mudah Fermentasi Urine Sapi Untuk Pupuk Organik

Cair. http://www.gerbangpertanian.com/2010/04/cara-mudah-fermentasi-urine-sapi-untuk.html.

(17)

53

Panggabean, Henny. 2008. Pengaruh Bokashi Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Aktivator EM4 Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Merah.FMIPA.Unimed.Skripsi.FMIPA.Unimed. Medan.

Parnata, Ayub. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik.Jakarta : AgroMedia Pustaka

Prihmantoro, H. 1996. Memupuk Tanaman Buah. Cetakan I. Jakarta : Penebar Swadaya.

Pustaka Indonesia.2011. Membuat Pupuk Dari Urine Sapi.http://hasilindonesia. blogspot.com/2011/01/membuat-pupuk-dari-urine-sapi.html.

R.A. Day JR/ A. L. Underwood. 1994. Analisa Kimia Kualitatif.Erlangga : Jakarta

Ricobain.2011. Pupuk Dari Urine Kelinci Dan

Sapi.http://www.ricostrada.com/agribisnis/pupuk-dari-urin-kelinci-dan sapi.

Rizki, Herlina. 2006. Pengaruh Waktu Penyimpanan Air Cucian Beras Terhadap

kadar N, P, K Untuk Pemanfaatan sebagai Pupuk. Medan : Fakultas

FMIPA USU.

Rosmarkam, A., Yuwono. 2002. Ilmu Keuburan Tanah. Yogyakarta : Kanisius Sastrohamidjojo, H. 1991. Spektroskopi.Yogyakarta : Liberty

Simamora, S. 2004. Meningkatkan Kualitas Kompos. Jakarta : Agromedia Pustaka Srihati & T. Salim. 2002. Pembuatan kompos limbah nenas dengan menggunakan

berbagai bahan aktivator. Balai Besar Pengembangan Tekhnologi

TepatGuna. LIPI, Jakarta.

Sriharti dan Salim, T., (2008), Pemanfaatan Limbah Pisang Untuk Pembuatan

Kompos Menggunakan Komposter Rotary Drum, Prosiding Seminar

Nasional Teknoin 2008, Bidang Teknik Kimia dan Tekstil Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI.

Suharta, 2007.Analisis Kimia Material, FMIPA-UNIMED, Medan

(18)

54

Triawati, A. 2010.Kualitas Lingkungan Sekitar Pabrik Tahu dan Pemanfaatan Limbah Tahu Sebagai Pupuk Organik Cair Dengan Penambahan EM4.Surabaya : Tugas Akhir Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNAIR. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008.Membuat Pupuk Cair

(19)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Pakam, Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, pada tanggal 05 Mei 1991. Ayah bernama Joni Tua Manurung dan Ibu bernama Rostiana Silitonga, dan merupakan anak ke enam dari enam bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri NO. 013869 Indrapura dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah SMP Negeri 1 Sipare -pare Indrapura dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMA Katolik Tri Sakti Medan, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, dan lulus ujian pada tanggal Agustus 2012.

Gambar

Tabel 2.1. Standart Kualitas Pupuk Organik menurut Kementrian Pertanian
Gambar 3.2. Pembuatan Pupuk Cair

Referensi

Dokumen terkait

Pada fasa kedua, setiap router meminta tetangganya untuk mengirimkan record-record basis data yang berbeda, yaitu bila router tidak memiliki record tersebut, atau nomor urut

58 Dapat disimpulkan bahwa sumber data sekunder merupakan sumber data penunjang yang dapat diperoleh dari buku panduan yang dikeluarkan oleh BMT Harapan Ummat

Bab ini memaparkan hal-hal yang meliputi: latar belakang penelitian yang diawali dengan fenomena perubahan dari Telkom Learning Center menjadi Telkom Corporate

Pasien refrakter (±25%-30% pada ITP) didefinisikan sebagai kegagalan terapikortikosteroid dosis standar dan splenektomi serta membutuhkan terapi lebih lanjut karena ATyang rendah

Untuk masa yang akan datang sebaiknya perusahaan kacang shanghai “Gangsar” menerapkan metode MRP dalam merencanakan kebutuhan bahan baku sehingga perusahaan

Sediaan tersebut telah dilengkapi dengan etiket, kemasan dan brosur cara penyiapan atau cara penandaan dengan teknesium-99m yang akan dilakukan di kedokteran nuklir

Pembangunan menjadi gelombang baru dalam mencapai kesejahteraan suatu negara. Istilah pembangunan dimaknai sebagai proses perencanaan untuk mengembangkan pertumbuhan

(preservative deradicalization) Islam moderat. Dengan model ini, deradikalisasi bersifat proaktif dan tidak menunggu sampai terjadi, misalnya aksi terorisme. Selain